Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu:
Oleh:
NIM: 18/437090/PEK/24614
2019
1 Faiha Ulfa Hapsari – 18/437090/PEK/24614
PENDAHULUAN
Ouda (2003) mengatakan dalam dua abad terakhir, perubahan radikal terjadi dalam alat
manajemen, teknologi informasi, cara pengambilan keputusan, pengukuran kinerja,
prosedur dari sistem akuntansi. Perubahan ini lebih transparan di sektor swasta
dibandingkan dengan sektor publik. Di banyak bagian sektor public, khususnya
pemerintah pusat, mereka masih menggunakan alat manajemen, sistem akuntansi,
prosedur akuntansi, standar akuntansi dan pengukuran kinerja yang digunakan selama
lebih dari satu abad yang lalu.
Singkatnya, pemerintah diminta untuk efisien dan efektif. Ini berarti bahwa harus
ada penekanan pada pengendalian strategis dari pengeluaran agregat dan pengaturan
2 Faiha Ulfa Hapsari – 18/437090/PEK/24614
a. Perubahan manajemen;
b. Perubahan akuntansi; dan
c. Perubahan anggaran
Terdapat beberapa konsep teknik akuntansi dalam akuntansi yang dapat diadopsi
oleh sektor publik yaitu (1) akuntansi anggaran, (2) akuntansi komitmen, (3) akuntansi
dana, (4) akuntansi kas, dan (5) akuntansi akrual (Mardiasmo, 2009). Menurut Mardiasmo
(2009) kelima teknik yang ada bersifat tidak mutually exclusive sehingga suatu organisasi
dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda-beda, bahkan dapat menggunakan
kelima teknik tersebut secara bersama-sama. Dalam perjalanannya, hanya terdapat dua
jenis teknik akuntansi yang sering dibicarakan di antara para akademisi khususnya di
akuntansi sektor publik yaitu akuntansi kas dan akuntansi akrual.
Teknik akuntansi berbasis kas mulai ditinggalkan dan beralih menuju akuntansi
berbasis akrual. Basis akrual tidak hanya diterapkan dalam akuntansi perusahaan
komersial, namun sekarang akuntansi sektor pemerintahan diharapkan menerapkan basis
akrual, meskipun pada kenyataannya masih banyak satuan kerja pemerintahan yang
menyelenggaran akuntansi mereka dengan basis kas atau masih pada taraf penerapan
basis kas menuju akrual (cash toward accrual basis) (Yafie dan Venusita, 2013).
Menurut Mardiasmo (2009), Teknik akuntansi berbasis kas memiliki kekurangan yaitu
tingkat efisiensi dan efektivitas untuk suatu kegiatan, program, atau aktivitas tidak
dapat diukur dengan baik. Halim dan Kusufi (2016) menyatakan bahwa penggunaan
basis akrual pada sektor publik pada dasarnya adalah untuk menentukan cost of service
dan charging for service, untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pelayanan publik. Berikut ini merupakan definisi sistem akuntansi akrual:
berbasis pengetahuan) memberikan potensi untuk membuka era baru untuk pembangunan
manusia.
Alasan lain adalah tekanan yang diberikan oleh Lembaga keuangan internasional,
seperti International Monetary Funds (IMF) dan World Bank (WB), di kebanyakan
negara untuk mendorong perlunya reformasi ekonomi, termasuk reformasi sektor public.
Tekanan ini dapat diamati dalam negara yang perekonomiannya sedang berkembang dan
pada posisi transisi, dimana organisasi internasional tersebut mendorong dilakukannya
inovasi akuntansi tertentu dengan menyediakan sejumlah bantuan (Godfrey dkk., 1999).
Salah satu reformasi yang dipilih oleh banyak negara dalam akuntansi pemerintahan
adalah penetapan dasar akrual. Reformasi ini merupakan langkah pertama menuju adopsi
dasar akrual dalam penganggaran. Reformasi ini juga telah dilakukan di berbagai negara
dengan kedalaman dan ruang lingkup aplikasi yang berbeda-beda.
Salah satu konsep yang ditekankan dalam NPM adalah mengenai akuntabilitas
dan transparansi dalam pengungkapan informasi keuangan sehingga informasi yang
diungkapkan memiliki information content yang berguna dalam pengambilan
keputusan. NPM mulai diterapkan pada tahun 1979 di United Kingdom (Inggris) yang
bertujuan untuk memperbaiki konsep administrasi sebelumnya, yaitu konsep
administrasi tradisional. Model administrasi tradisional dianggap inefisiensi,
5 Faiha Ulfa Hapsari – 18/437090/PEK/24614
Menurut Halim dan Kusufi (2016) pendekatan NPM dalam sektor publik
memiliki karakteristik umum yaitu (1) komprehensif/komparatif, (2) terintegrasi dan
lintas departemen, (3) proses pengambilan keputusan yang rasional. (4) bersifat jangka
panjang, (5) spesifikasi tujuan dan pemeringkatan prioritas, (6) analisis total cost dan
benefit (termasuk opportunity cost), (7) berorientasi pada input, output, dn outcome,
bukan hanya sekedar input, dan (8) adanya pengawasan kinerja.
Seperti yang telah dijelaskan di muka, bahwa NPM dan akuntansi berbasis akrual
memiliki hubungan yang kuat. Akuntansi berbasis akrual merupakan International Best
Practice dalam pengelolaan keuangan modern yang sesuai dengan prinsip NPM yang
mengedepankan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan (Kementerian
Keuangan Republik Indonesia, 2014). Dengan gencarnya penerapan NPM maka
akuntansi berbasis akrual menjadi tidak bisa terelakkan untuk tidak diterapkan di
organisasi sektor publik. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa terdapat dorongan
yang kuat untuk setiap negara menerapkan NPM dan juga menjadikan akuntansi
berbasis akrual untuk harus di diterapkan di negara yang akan mendapatkan suntikan
dana dari lembaga keuangan internasional (misal Bank Dunia dan IMF).
Dari perspektif anggaran, saat ini sebagian besar negara masih menerapkan dasar
kas. Negara-negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development) yang merupakan organisasi negara-negara yang telah mendapatkan
pengakuan secara internasional dan menjadi panutan dalam pengelolaan keuangan
negara yang baik telah menerapkan kebijakan akuntansi berbasis akrual. Dengan
implementasi kebijakan akuntansi berbasis akrual, Indonesia diharapkan akan sejajar
dengan negara-negara maju yang telah mengimplementasikan kebijakan tersebut dalam
pengelolaan keuangan negara. OECD menyatakan bahwa praktik akuntansi terbaik
yaitu akuntansi berbasi akrual dengan anggaran berbasis kas. Beradasarkan data yang
diperoleh dari ADB dan International Federation of Accountants (IFAC), 12 dari 31
6 Faiha Ulfa Hapsari – 18/437090/PEK/24614
negara OECD yang telah sepenuhnya menerapkan akuntansi berbasis akrual pada
laporan keuangannya yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, Amerika Serikat,
Perancis, Yunani, Swiss, Swedia, Finlandia, Islandia dan Italia. Namun khusus untuk
Islandia dan Italia, untuk beberapa elemen menggunakan basis kas. Selain itu, terdapat
beberapa negara yang sedang mengembangkan penerapan akuntansi akrual antara lain:
Brasil, Argentina, Belanda, dan Vietnam (Rasyid, 2015). Berikut rangkuman daftar
negara dengan basis akuntasi pada masing-masing negara:
1 Australia Y
2 Austria Y
3 Belgium Y
4 Cambodia Y
5 Canada Y
6 Colombia y
7 Czech Republic Y
8 Finland Y
9 France Y
10 Germany Y
11 Greece Y
12 Hungary Y
13 Iceland Y
14 Indonesia Y
15 Ireland Y
16 Israel Y
17 Jordan Y
18 Kenya Y
19 Mexico Y
20 Marocco Y
21 Neterlands Y
22 New Zealand Y
23 Norway Y
24 Slovak Republic Y
25 Slovenia Y
26 Suriname Y
7 Faiha Ulfa Hapsari – 18/437090/PEK/24614
27 Sweden Y
28 Turkey Y
29 United Kingdom Y
30 United States Y
Sumber: Khan dan Myes (2009)
Tudor dan Mutiu (2007) dalam Halim dan Kusufi (2016) menyebutkan bahwa
reformasi akuntansi akrual akan terjadi terlebih dahulu, kemudian akan diikuti oleh
reformasi anggaran akrual kemudian kadar reformasi pada setiap negara akan memiliki
tingkat yang berbeda-beda bergantung pada kebijakan setiap negara. Waktu yang
dibutuhkan setiap negara untuk mengimplementasikan secara penuh akuntansi akrual
juga berbeda satu dengan yang lainnya, The Public Sector Committee (2003)
menyebutkan bahwa proses yang ada cukup panjang dalam rangka implemetasi akuntansi
akrual, proses yang dimaksud meliputi rencana implementasi, pengembangan kebijakan
akuntansi, penyediaan sistem baru, dan adanya pelatihan atau pendidikan bagi pegawai
pemerintah.
Laporan keuangan merupakan output yang dihasilkan atas sistem akuntansi (Halim dan
Kusufi, 2014). Pelaporan keuangan merupakan konsep laporan yang lebih luas.
Pelaporan keuangan tidak hanya dibatasi pada laporan keuangan saja tetapi juga
termasuk non-keuangan dan informasi pelengkap (Barry dan Jamie, 2011).
Pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara ditinjau dari sisi keilmuan
ekonomi dan manajemen disebut sebagai manajemen keuangan public (Public finance or
public financial management). Berdasarkan literature tentang public financial
management, masalah utama dalam pengelolaan keuangan Negara mencakup masalah,
antara lain :
1. Akuntansi (accounting)
2. Anggaran (budgeting)
3. Pengendalian / pengadaan (controlling/purchasing)
4. Audit/pemeriksaan/pengawasan (auditing)
Keempat masalah utama tersebut bila dikelola dengan baik maka akan dicapai suatu
system pengelolaan keuangan yang lebih popular dengan istilah system pengelolaan
keuangan public atau Negara atau pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
Sistempengelolaan keuangan public tersebut, selanjutnya ditinjau dari keilmuan dapat
disimpulkan sekurang-kurangnya memerlukan tiga bidang ilmu yakni akuntansi public,
ilmu anggaran/penganggaran public, dan ilmu audit atau auditing atau pemeriksaan
public. Ketiga bidang ilmu itu pada beberapa literature menjadi sebuah keilmuan yang
dikenal sebagai Akuntansi Sektor Publik (Halim, 2009).
Menurut Freeman (2003) dalam Nordiawam (2006), anggaran adalah sebuah proses yang
dilakukan oleh organisasi sector public untuk mengalokasikan sumber daya yang
9 Faiha Ulfa Hapsari – 18/437090/PEK/24614
Dalam pengertian lain, anggaran dapat dikatakan sebagai sebuah rencana financial
yang menyatakan:
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial, sedangkan penganggaran
adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam
organisasi sector public merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa
politik yang tinggi.
Penganggaran sector public terkait dalam proses penentuan jumlah alokasi dana
untuk tiap-tiap program dan aktifitas dalam satuan moneter. Proses penganggaran
organisasi sector public (pemerintahan) dimulai ketikan perumusan strategi dan
perencanaan strategi telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan artikulasi dari hasil
perumusan strategi dan perencanaan strategis yang telah dibuat. Tahap penganggaran
menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada
kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Anggaran merupakan
managerial plan for action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.
1. Aspek perencanaan
2. Aspek pengendalian
3. Aspek akuntabilitas public
perlu diatur dalam standar akuntasi pemerintahan. System akuntansi yang melaksanakan
dan melaporkan anggaran tersebut dengan akuntansi anggaran.
KESIMPULAN
Salah satu reformasi dalam sektor pemerintahan yaitu perubahan implementasi akuntansi
kas ke arah akuntansi akrual yang merupakan langkah penting dalam pengembangan
akuntansi pemerintah di tahap anggaran. Selain itu, pemerintah harus positif dan terbuka
kepada masyarakat dengan tidak membatasi jumlah informasi yang mengungkapkan
tentang kinerja pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan perhatian
lebih besar terhadap pengembangan usaha seperti system pelaporan dalam sektor public.
Hal ini pada gilirannya dapat memberikan kontribusi menuju lebih transparan dan
informatifnya penggunaan dana public dan efisiensi yang lebih besar dalam pengelolaan
13 Faiha Ulfa Hapsari – 18/437090/PEK/24614
sumber daya public. Beberapa negara maju yang bergabung dalam OECD telah
menerapkan anggaran berbasis akrual secara penuh.
REFERENSI:
Barry Elliott dan Jamie Elliott. 2011. Financial Accounting and Reporting Fourteenth
Cortes, Josep L, 2006. “The International Situation Vis-à-vis the Adoption of Accrual
Budgeting” Journal of Public Budgeting, Accounting and Financial Management,
18 (1), hlm 1-26
Firdaus., Reny Oktavia, dan Sutiono, 2006. “Saldo dan Jurnal Korolari, Mungkinkah?”.
Dalam FDASP, Telaah Kritis Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan (PP
Nomor 24 Tahun 2005). Yogyakarta: BPFE
Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2014. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi
Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2016. Akuntansi Sektor Publik: dari
Anggaran Hingga Laporan Keuangan dari Pemerintah hingga Tempat Ibadah
edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Janet, V. D., Robert, B D. 2007. The new public service: serving, not steering. New York:
M.E. Sharpe
15 Faiha Ulfa Hapsari – 18/437090/PEK/24614
Khan, Abdul dan Stephen Myes. 2009. Transition to Accrual Accounting. Washington:
IMF Fiscal Affairs
Lynn, Laurence E. 2006. Public Management Old and New. New York: Routledge
Ouda, Hassan A.G.2003. Public Sector Accounting and Budgetary Reform: the Main
Issue Involved under the Aupices of the United Nations- Economic and Social
Commision for Western Asia (ESCWA), 1-3 Juli 2003
The Public Sector Committee. (2003). Transition to the Accrual Basis of Accounting:
Guidance for Governments and Government Entities (Second Edition).
http://www.ifac.org/system/files/publications/files/study-14-transition-to-th.pdf
diakses pada tanggal 18 Juni 2019 pukul 20.30.
Yafie, M. Dhairolly dan Lintang Venusita. 2013. Penerapan Basis Akrual Pada Standar