Anda di halaman 1dari 16

PRESENTASI SEJARAH PEMIKIRAN AKUNTANSI SYARIAH

Mbak Nurita
1. Perkembangan Awal Akuntansi
Penelitian akan sejarah akuntansi semakin menarik dan berkembang. Banyak para
peneliti mempublikasikan temuan-temuan mereka tentang sejarah perkembangan akuntansi
selama beberapa periode yang kemudian dimuat di dalam jurnal-jurnal diantaranya The
Accounting Historian Journal khususnya jurnal publikasi ilmiah dari The Academy of
Accounting Historian. Mengenal sejarah akuntansi berarti menuntun kita untuk mengetahui
apa yang terjadi di masa lalu dan dengan pengetahuan ini diharapkan kita akan mampu
memprediksi apa yang akan terjadi dimasa depan. Akuntansi telah mengalami metamorfosa
yang panjang untuk menjadi bentuknya yang modern seperti sekarang ini. Bagaimanapun
juga, tidak ada catatan yang dapat digunakan untuk menunjuk langsung kapan akuntansi
mulai dipraktikkan. Namun bisa diperkirakan bahwa akuntansi telah dipergunakan sejak
jaman pra masehi.
Akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu bagian dari ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang bersifat memiliki
kebenaran absolut. Sebagian besar dari ilmu pasti yang perkembangannya bersifat
akumulatif, maka setiap penemuan metode baru dalam akuntansi akan menambah dan
memperkaya ilmu akuntansi tersebut. Bahkan pemikir akuntansi pada awal perkembangannya
merupakan seorang ahli matematika Luca Paciolli dan Musa Al-Khawarizmy.
Di masa peradaban manusia cukup maju, maka tentunya pencatatan, peringkasan,
pelaporan telah menjadi bagian dari proses transaksi. Terdapat beberapa bukti empiris yang
bisa dijadikan telaah. Misalnya, bangsa Aztec dan Inca di pedalaman Amerika, bangsa
Dravida di Dataran Asia Selatan, Cina dan Jepang di kawasan Asia Tengah Timur, Bangsa
Sumeria, Mesir Kuno, dan Mesopotamia di Daratan Arab, Yunani dan Romawi serta di
lingkaran Benua Eropa. Semua bukti empiris tersebut tidak bisa ditinggalkan dalam sejarah
peradaban manusia. Manuskrip-manuskrip yang ditemukan di goa-goa pra sejarah telah
menunjukkan bahwa manusia di jaman itu telah mengenal adanya hitung-hitungan meski
dalam bentuknya yang sederhana. Dalam Al-quran pun disebutkan adanya peradaban-
peradaban dan ilmu pengetahuan yang tinggi semacam Bangsa Nuh, Tsamud dan Add. Jauh
sebelum Eropa mengenal peradaban modern dan masih berdomisili dalam gubuk serta
berpakaian kulit binatang, perekonomian yang canggih sudah terbit di Timur Tengah dan
Timur Jauh. Disamping itu, Dinasti Shang di China sudah ada sejak tahun 1600 SM,
sementara mengenai catatan yang canggih di India berasal dari tahun 2300 SM. Piramida-
piramida megah mesir tertua diantaranya dibangun 4000 tahun yang lalu, ini membuktikan
dialaminya era kemegahan oleh peradaban itu. Alexander yang Agung, sebagai salah seorang
murid Aristoteles membagun kerajaan terbesar yang dikenal dalam dunia kuno. Masa
berdirinya hanya dikalahkan kerajaan dari Inggris. Dalam tahun 332 SM Alexander Agung
membangun kerajaan Alexandria, tempat didirikannya perpustakaan yang paling luar biasa
dalam dunia kuno. Pada tahun 235 SM perpustakaan itu sudah menampung lebih 500.000
manuskrip. Berdasarkan sejarah perkembangan tersebut. Sejumlah ahli mencoba
menguraikan periode sejarah perkembangan akuntansi, dimulai dari Bangsa Mesir sampai ke
Eropa. Periode Mesir dimulai dari 3000 tahun sebelum masehi (SM) sampai dengan 1000
tahun SM, sedangkan periode Eropa dimulai dari abat ke 13 setelah masehi. Simpulan ini
dipertegas oleh Littleton yang mengatakan bahwa sejarah perkembangan akuntansi dimulai
dari bangsa Mesir, Babilonia, Sumeria, Yunani, Arab dan Roma.
Berikut ini merupakan gambar sejarah perkembangan akuntansi selama beberapa

periode.
Gambar 1 . Periode Perkembangan Akuntansi
Hilangnya periode peradaban Islam dalam runtutan sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan versi Barat, baik secara disengaja maupun tidak disengaja, seolah berusaha
menutupi sumbangan Islam atas perkembangan ilmu pengetahuan di kalangan Barat. Padahal
tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa kemajuan negara-negara barat saat ini, tidak bisa lepas dari
sumbangan pemikiran dari sarjana-sarjana muslim, yang hidup jauh sebelum Barat mencapai
puncak kejayaannya sekarang ini.
Penemuan metode baru dalam akuntansi senantiasa mengalami penyesuaian dengan
kondisi setempat, sehingga dalam perkembangan selanjutnya, ilmu akuntansi lebih cenderung
menjadi bagian dari ilmu social (Social Science), yaitu bagian dari ilmu pengetahuan yang
mempelajari fenomena keadaan masyarakat dengan lingkungannya yang bersifat relatif.
Perubahan ilmu akuntansi dari bagian ilmu pasti menjadi ilmu sosial lebih disebabkan oleh
factor-faktor perubahan dalam masyarakat yang semula dianggap sebagai sesuatu yang
konstan, misalnya transaksi usaha yang akan dipengaruhi oleh budaya dan tradisi serta
kebiasaan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, akuntansi masih ada ditengah-tengah
pembagian ilmu pengetahuan tersebut hingga kini. Bahkan mayoritas pemikiran akuntansi
saat ini masih menitik beratkan pada pemikiran positif melalui penggunaan data empiris
dengan pengolahan yang bersifat matematis.
Akuntansi dalam islam merupakan alat (tool) untuk melaksanakan perintah Allah
Swt. dalam (Q.S 2:282) untuk melakukan pencatatan dan melakukan transaksi usaha.
Implikasi lebih jauh, adalah keperluan terhadap suatu sistem pencatatan tentang hak dan
kewajiban, pelapor yang terpadu dan komprehensif. Islam memandang akuntansi tidak
sekedar ilmu yang bebas nilai untuk melakukan pencatatan dan pelaporan saja, tetapi juga
sebagi alat untuk menjalankan nilai-nilai islam (Islamic values) sesuai dengan ketentuan
syariah. Akuntansi yang kita kenal sekarang diklaim dari peradaban barat (sejak paciolli)
padahal apabila dilihat secara mendalam dari proses lahir dan berkembangnya terlihat jelas
pengaruh keadaan masyarakat atau peradaban sebelumnya baik Yunani maupun Arab Islam.
Perkembangan akuntansi dengan domain “arithmetic quality”nya, saat ditompang
oleh ilmu lain khusunya arithmetic, algebra, mathematics, alghorithm pada abad ke-19 M.
ilmu ini lebih dulu berkembang sebelum bahasa. Ilmu penting ini ternyata dikembangakan
oleh filosof islam yang terkenal yaitu Abu Yusuf  Ya’kub bin Ishaq Al kindi yang lahir pada
tahun 801 M. Juga Al Karki (1020) dan Al Khawarizmy yang merupakan asal kata dari
Alghorithm, Algebra juga berasal dari kata arab yaitu “Al jabr”. Demikian juga penemuan Al
Khawarizmy berupa sistem nomor, desimal dan angka “0” (zero, sifr, kosong, nol) yang kita
pakai sekarang disebut angka Arab sudah dikenal sejak 830 M, yang sudah diakui oleh
Hendriksen penulis buku “Accounting theory” merupakan sumbangan Arab Islam terhadap
akuntansi.
Ibnu Khaldun (lahir tahun 1332) adalah seorang filosof islam yang juga telah bicara
tentang politik, sosiologi, ekonomi, bisnis, perdagangan. Bahkan ada dugaan bahwa
pemikiran mereka itulah yang sebenarnya ditemukan oleh filosof  Barat belakangan yang
muncul pada abad ke-18  M. Sebenarnya Al Khawrizmy-lah yang memberikan kontribusi
besar bagi perkembangan matematika modern Eropa.
Dapat disimpulkan bahwa pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti
yang berhubungan dengan hukum alam dan perhitungan dengan perkembangan mengalami
penyesuaian dengan kondisi setempat sehingga lebih dikenal dengan ilmu sosial dalam
metode penemuan baru. Perubahan ilmu akuntansi dari bagian ilmu pasti menjadi ilmu sosial
disebabkan oleh perubahan masyarakat yang dipengaruhi oleh budaya dan tradisi serta
kebiasaan yang konstan.

B.   Sejarah Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua didunia. Dari sejak zaman pra
sejarah, keluarga memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat makanan dan pakaian yang
harus mereka persiapkan dan mereka gunakan pada saat musim dingin. Ketika masyarakat
mulai mengenal adanya “perdagangan”,  maka pada saat yang sama mereka telah mengenal
konsep nilai (values) dan mulai mengenal sistem moneter (monetary system).  Bukti tentang
pencatatan (bookkeeping) tersebut dapat ditentukan dari mulai dari kerajaan Babilonia (4500
SM) Firaun mesir dan kode-kode Hammurabi (2250 SM) sebagaimana ditemukan adnya
kepingan pencatatan akuntansi di Ebla Syria Utara.
Walaupun akuntansi dimulai dari zaman prasejarah, saat ini kita hanya mengenal
Luca Paciolli sebagai bapak akuntansi modern. Paciolli sebagai ilmuan dan pengajar di
beberapa universitas yang lahir di Turcany Italia pada tahun 1445, merupakan orang yang
dianggap menemukan persamaan akuntansi untuk pertama kali pada tahun 1494 dengan
bukunya:  Summa de Arithmetica Geometria et proportionalita  (A Review of Arithmetic,
Geometry and Proportions) Dalam buku tersebut beliau menerangkan mengenai double entry
book keeping sebagai dasar perhitungan akuntansi modern, bahkan juga hampir seluruh
kegiatan rutin akuntansi yang kita kenal saat ini sebagai penggunaan jurnal buku besar
(ledger) dan memorandum. Pada penjelasan mengenai buku besar telah termasuk mengenai
asset, utang, modal, pendapatan dan beban. Ia juga menjelaskan mengenai ayat jurnal
penutup (closing et entries) dan menggunakan neraca saldo (trial balance) untuk mengetahui
saldo buku besar (ledger) penjelasan ini memberikan dasar yang memadai untuk akuntansi
etika dan juga akuntansi biaya.
Sebenarnya Luca Paciolli bukanlah orang yang menemukan double entry book
keeping system, mengingat sistem tersebut telah dilakukan sejak adanya perdagangan Venice
dan Genoa pada awal abad ke-19 M setelah terbukanya jalur perdagangan antara Timur
Tengah dan kawasan Mediterania. Bahkan, pada tahun 1340 bendahara kota Massri telah
melakukan pencatatan dalam bentuk double entry. Menurut Peragallo, orang yang
menuliskan double Entry pertma akali adalah pedagang yang bernama Benedetto Cotrugli
dalam buku Della Mercatua e del Mercate, Perfetto pada tahun 1458 namun baru diterbitkan
pada tahun 1573.
Menurut Vernon Kam, (1990), ilmu akuntansi diperkenalkan pada zaman
Feodalisme Barat. Namun setelah dilakukan penelitian sejarah dan arkeologi ternyata banyak
data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini sudah dikenal akuntansi. Perlu
diingat bahwa matematika dan sistem angka sudah dikenal islam sejak abad ke-9 M. Ini
berarti bahwa ilmu matematika yang ditulis Lucca Paciolli pada tahun 1491 bukan hal yang
baru lagi karena sudah dikenal dalam islam 600 tahun sebelumnya.
Penggunaan angka Arab mempunyai andil besar dalam perkembangan ilmu
akuntansi. Artinya besar kemungkinan bahwa dalam peradaban arab sudah ada metode
pencatatan akuntansi. Bahkan mungkin mereka yang memulainya. Bangsa Arab pada waktu
sudah memiliki Administrasi yang cukup maju, praktik pembukuan telah menggunakan buku
besar umun, jurnal umum, buku kas, laporan periodik dan penutupan buku.
Majunya peradaban sosial budaya masyarakat Arab pada waktu itu tidak hanya pada
aspek ekonomi atau perdagangan saja, tetapi juga pada proses transformasi ilmu pengetahuan
yang berjalan dengan baik. Selain Aljabar, Al Khawarizmy (logaritma) juga telah
berkembang ilmu kedokteran dari Ibnu Sina (Avicenna) kimia karya besar Ibnu Rusyd
(Averos) ilmu ekonomi (Ibnu Khaldun), dll. Jadi pada masa itu islam telah menciptakan ilmu
murni atau Pure Science (Al jabar, ilmu ukur fisika dan kimia). Dan juga ilmu terapan
atau Applied Science (kedokteran, Astronomi dan sebagainya).
Menurut Littleton (boydoun 1959) perkembangan akuntansi disuatu lokasi tidak
hanya disebabkan oleh masyarakat dilokasi itu sendiri melainkan juga dipengaruhi oleh
perkembangan pada saat atau periode waktu tersebut dan dari masyarakat lainnya. Mengingat
bahwa Paciolli sendiri telah mengakui bahwa akuntansi telah dilakukan satu abad
sebelumnya dan Venice sendiri telah menjadi salah satu pusat perdagangan terbuka, maka
sangat terbuka kemungkinan telah terjadi pertukaran informasi dengan para pedagang muslim
yang telah mengembangkan hasil pemikiran dari olmuan muslim.
Para ilmuan muslim sendiri telah memberikan kontribusi yang besar, terutama
adanya penemuan angka nol dan konsep perhitunagan desimal. Transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada masyrakat Arab menarik sejumlah ilmuan dari
Eropa seperti Leonardo Fibonacci da Pisa yang melakukan perjalanan ilmiahnya di Timur
Tengah. Dialah yang mengenal angka Arab dan aljabar atau metode perhitungan ke Benua
Eropa pada tahun 1202 melalui bukunya yang berjudul “Liber Abacci” serta
memasyarakatkan penggunaan angka Arab tersebut pada kehidupan sehari-hari termasuk
dalam kegiatan ekonomi dan transaksi perdagangan.
Selain dari bangsa Eropa yang belajar ke Timur Tengah pedagang-pedagang muslim
tak kalah andilnya dalam menyiarkan (Transformasi) ilmu pengetahuan ini memungkinkan
mengingat kekuasaan islam pada saat itu telah menyebar hampir separuh daratan Eropa dan
Afrika dan Jazirah Arab meluas ke Byzantium, Mesir, Suriah, Palestina, Irak (Mesopotamia,
Persia seluruh Afrika Utara) berlanjut  ke Spanyol dengan penyerbuan pasukan yang
dikomandani Panglima Jabal Thaliq (kemudian dikenal dengan Selat Giblartar) ke Italia dan
daerah-daerah Asia Timur sampai pembatasan Cina.
Terjadinya proses transformasi ilmu pengetahuan tadi, juga dimungkinkan
mengingat Al-Quran yang menyerukan semua orang untuk berdakwah. Kota-kota yang
berada diwilayah kekuasaan islam tersebut seperti Kairo, Alexandria, Damsyik, Baghdad,
merupakan pusat perdangangan internasional  yang cukup pesat dan ramai. Melalui
perdagangan inilah kebudayaan dan teknologi muslim tersebar di Eropa Barat, Amalfi,
Venice, Pisa dan Genoa merupakan pelabuhan utama dan terpenting yang menghubungkan
perdagangan dari pelabuhan pedagang muslim di Afrika Utara dan Laut Tengah bagian timur
ke kota-kota Kristen seperti , Konstantinovel, Acre.
Jadi dapat kita ketahui, bahwa sejarah awal akuntansi dimulai sejak manusia
mengenal hitungan uang dan menggunakan catatan. Pada abad XIV perhitungan rugi laba
telah dilakukan pedagang-pedagang Genoa dengan cara menghitung harta yang ada pada
akhir suatu pelayaran dan dibandingkan pada saat mereka berangkat. Tonggak sejarah
akuntansi dimulai pada tahun 1494 pada saat Lucas Paciolo (Lukas dari Burgos) menerbitkan
buku ilmu pasti yang berjudul “Suma de Arilhmalica, Proportioni et Proportionaiita”. Dalam
buku itu terdapat satu bab, berjudul ‘Tractatus de Computis et Scriptorio”. yang berisi cara-
cara pembukuan menurut catatan berpasangan (double book keeping).

Pindy
C.   Sejarah Kemunculan Akuntansi Syariah
Tinjauan historis yang membahas tentang latar belakang kemunculan akuntansi
syari’ah tidak lepas dari tinjauan kondisi akuntansi yang ada di tanah jazirah Arab sebelum
Islam. Dalam literatur sejarah peradaban bangsa Arab, perhatian bangsa Arab sangat besar
terhadap perdagangan. Kerena itu, mereka telah menggunakan dasar-dasar penggunaan
akuntansi yang bertujuan untuk menghitung transaksi mereka serta mengetahui perubahan-
perubahan dari jumlah aset. Jadi konsep akuntansi waktu itu dapat dilihat pada pembukuan
yang berdasarkan metode penjumlahan statistik yang sesuai dengan aturan penjumlahan.
Untuk mengerja-kan pembukuan ini, ada yang dikerjakan oleh pedagang sendiri dan ada juga
yang menyewa akuntan khusus. Pada waktu itu, seorang akuntan disebut katibul amwal
(pencatat keuangan). Namun pada waktu itu masih ada pembukuan sistem riba yang dalam
islam dikenal dengan riba jahiliyah. Kemudian islam datang yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW membenahi konsep akuntansi yang bersifat jahiliyah tersebut dengan
konsep akuntansi syari’ah yang memberikan kemashlahatan bagi umat manusia. Kemudian
pada perkembangan selanjutnya akuntansi syari’ah mengalami penyesuaian dengan kondisi
setempat. Perbandingan lamanya akuntansi dikenal dalam Negara islam dengan akuntansi
dikenal oleh orang kebanyakan adalah 800 tahun lebih dulu, karena akuntansi Islam telah
dikenal sejak diturunkannya Al-Qur’an yaitu pada tahun 610 M yaitu surat Al-Baqarah ayat
282. Sedangkan masyarakat kebanyakan mengenal akuntansi pada tahun 1494 M setelah
terbitnya buku Luca Paciolli. Mengapa terjadi hal demikian? banyaknya anggapan yang
menyatakan bahwa seolah perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini berasal dari
penemuan Barat. Dilemanya ada beberapa kemajuan peradaban yang disembunyikan atau
dilangkahi seperti peradaban Islam (600- 1250 M), Romawi,Yunani, kebudayaan Cina, India
dan Parsi. Pada buku yang ditulisnya dikenal sebagai dasar perhitungan akuntansi modern.
Bahkan, hampir seluruh kegiatan rutin akuntansi yang kita jalankan seperti penggunaan
jurnal, buku besar, dan memorandum. Pada penjelasan buku besar telah termasuk mengenai
aset, utang, modal, pendapatan dan beban. Ia juga telah menjelaskan mengenai ayat jurnal
penutup (closing entries), dan menggunakan neraca saldo (trial balance), untuk mengetahui
buku besar (ledger). Penjelasan ini memberikan dasar untuk akuntansi biaya dan juga etika
dalam akuntansi.
Munculnya akuntansi Syariah ini didorong oleh berbagai hal seperti (Sofyan Safri
Harahap, 2004):
1. Meningkatnya religiousity masyarakat
2. Meningkatnya tuntutan kepada etika dan tanggung jawab sosial yang selama ini
tampak diabaikan oleh Akuntansi Konvensional.
3. Semakin lambannya akuntansi konvensional mengantisipasi tuntutan masyarakat
khususnya mengenai penekanan pada keadilan, kebenaran, dan kejujuran.
4. Kebangkitan umat islam khususnya kaum terpelajar yang merasakan kekurangan yang
terdapat dalam kapitalisme Barat.
5. Kebangkitan Islam baru terasa setelah beberapa negara yang penduduknya beragama
Islam, merdeka lima puluh tahun yang lalu seperti Mesir, Arab Saudi, India (Pakistan
dan Bangladesh), Iran, Irak, Indonesia, Malaysia dan lain sebagainya. Negara ini tentu
siap dengan pembangunan SDM-nya dan lahirlah penduduk muslim yang terpelajar
dan mendapatkan ilmu dari Barat. Dalam akulturasi ilmu ini maka pasti ada beberapa
kontradiksi dan disinilah ia bersikap. Dan mulai merasakan perlunya digali keyakinan
akan agamanya yang dianggapnya komprehensif. Sehingga dalam akuntansi lahirlah
ilmu Akuntansi islam.
6. Perkembangan atau anatomi disiplin akuntansi itu sendiri.
7. Kebutuhan akan sistem akuntansi dalam lembaga bisnis syariah seperti Bank,
Asuransi, pasar modal, trading, dan lain-lain.
8. Kebutuhan yang semakin besar pada norma perhitungan zakat dengan menggunakan
norma akuntansi yang sudah mapan sebagai dasar perhitungan
9. Kebutuhan akan pencatatan, pertanggungjawaban, dan pengawasan harta umat
misalnya dalam Baitul Maal atau kekayaan milik umat Islam atau organisasinya.

Pencatatan dalam negara islam telah memiliki prosedur yang wajib diikuti, serta pihak yang
bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan atas aktivitas dan menemukan surflus dan
deficit atas pencatatan yang tidak seimbang.

Prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a.     Transaksi harus dicatat setelah terjadi.

b.     Transaksi harus dikelompokkan berdasarkan jenisnya

c.     Penerimaan akan dicatat disisi sebelah kanan dan pengeluaran dicatat di sebelah kiri.
Sumber-sumber penerimaan harus di jelaskan dan dicatat

d.     Pembayaran harus dicatat dan di berikan penjelasan yang memadai di sisi kiri halaman

e.     Pencatatan transaksi harus dilakukan dan dijelaskan secara hati-hati.

f.      Tidak memberikan jarak penulisan di sisi sebelah kiri dan harus di beri garis penutup.

g.     Koreksi atas transaksi yang telah dicatat tidak boleh dengan cara menghapus atau
menulis ulang tetapi harus diganti.

h.     Jika akun telah di tutup, maka akan di beri tanda tentang hal tersebut.
i.      Seluruh transaksi yang dicatat di buku jurnal akan di pindahkan pada buku khusus
berdasarkan pengelompokan transaksi.

j.      Orang melakukan pencatatan untuk pengelompokan berbeda dengan orang yang


melakukan pencatatan harian.

k.     Saldo diperoleh dari selisih

l.      Laporan harus di susun setiap bulan dan tahun dengan detail dan memuat informasi
penting.

m.   Pada setiap akhir tahun laporan yang disampaikan oleh Al-Khateb harus menjelaskan
seluruh informasi barang secara detail dan dana yang berada di bawah wewenangnya .

n.     Laporan tahunan yang di susun Al- Khateb akan di periksa dan di bandingkan dengan
tahun sebelumnya dan akan disimpan di Diwan pusat.

Dihubungkan dengan prosedur tersebut, terdapat beberapa istilah sebagai berikut.

a)     Al- jaridah merupakan buku untuk mencatat transaksi yang dalam bahasa Arab berarti
Koran atau jurnal. Istilah ini pertama kali disebutkan oleh Al- Mazendarany (1363) dan Ibnu
Khaldun (1378), dan al- jaridah ini perlu dicap dengan stempel sultan. Al- jaridah sendiri
telah ada ketika masa Daulah bani Umayyah dan di kembangkan ketika Daulah Bani
Abbasiyah, dengan beberapa bentuk jurnal khusus (lasheen,1973), seperti berikut ini.

a.     Jaridah Al- kharaj, digunakan untuk berbagai jenis zakat seperti pendapatan yang berasal
dari tanah, tanaman dan binatang ternak. Hal ini mirip dengan buku besar pembantu, serta
telah dilakukan proses pengurutan berdasarkan alfabetis dan wilayah untuk memudahkan
(An-Nuwairy). Di susun dengan dua kolom mirip dengan debet dan credit.

b.     Jaridah Annafakat , digunakan untuk mencatat jurnal pengeluaran. Al- jaridah ini
dibawah Diwan Annafakat (departemen pengeluaran), dan telah dilakukan pengurutan
berdasarkan alfabetis serta didukung oleh bukti yang relevan.

c.     Jaridah Al- Maal, digunakan untuk mencatat jurnal pendanaan yang berasal dari
penerimaan dan pengeluaran zakat. Al- Jaridah ini dibawah Diwan Al- Maal (departemen
perbendaharaan), dan dilakukan pengelompokan berdasarkan tuntutan Al-Quran tentang
zakat.
d.     Jaridah Al- Musadereen, digunakan unutuk mencatat jurnal pendanaan khusus berupa
perolehan dana dari individu yang tidak harus taat dengan hukum islam seperti : orang
nonmuslim.Al- Jaridah ini di bawah Diwan Al- Musadereen.

b)    Daftar Al Yaumiah (buku harian /dalam bahasa Persia dikenal dengan nama:
Ruznamah).daftar tersebut digunakan untuk pembuatan jurnal vocher.jurnal vocher
merupakan tanggung jawab al kateb dan di setujui oleh pimpinan Diwan dan Menteri, setelah
itu baru dapat digunakan dan dicatat.bentuk umum dari daftar diantaranya adalah sebagai
berikut :

a.       Daftar attawjihat : buku yang digunakan untuk mencatat anggaran pembelanjaan. Baik
berbentuk Mukarriyah (anggaran operasional) maupun itlaqiyah (anggaran untuk pos diskresi
dari raja).

b.      Daftar attahwilat buku yang untuk mencatat keluar masuknya dana antara wilayah dan
pusat pemerintahan.

Sedangkan orang yang memperkenalkan istilah daftar kepada tentara adalah Abu Muslim
yang pada akhirnya menjadi pedoman di masa dinasti Abbasiyah. Namun demikian, ada
perbedaan dengan system regular yang di susulkan oleh Al- Khawarizmi. Pembagian
akuntansi untuk kantor militer (Diwan Al- Djaysh), Al- Khawarizmy membagi sebagai
berikut :

a.     Al- Djarida Al- Sawda merupakan daftar nama prajurit, silsilah, asal suku dan deskripsi
fisik yang selalu disiapkan setiap tahun.

b.     Radja merupakan daftar permintaan yang dikeluarkan oleh Muhti (pimpinan) untuk
tentara tertentu di daerah terpencil.

c.     Radja Al- jamiah merupakan permintaan umum yang di keluarkan oleh mukti untuk
akun umum (tama’).

d.     Al- sakk, permintaan persediaan untuk akun umum yang menunjukkan pembayar
dengan nomor dan jumlah serta tanda dari pihak yang memiliki otoritas .

c)     Beberapa jenis laporan keuangan sebagai berikut .

a.       Al-Khitmah merupakan laporan yang di buat setiap akhir bulan yang menunjukkan
total penerimaan dan pengeluaran.Al-Khitmah dalam bahasa arab berarti: lengkap atau akhir,
dan dapat juga di siapkan untuk akhir tahun. Al- Khitmah biasa digunakan untuk laporan
bulanan pemerintah juga bisah dilakukan untuk para pedagang muslim dengan tujuan untuk
mengetahui besarnya keuntungan sebagai dasar perhitungan zakat.

b.      Al-Khitmah Al-Jameeah merupakan laporan yang di siapkan oleh Al- Khateb dan dan
diberikan kepada atasannya (biasa disebut Al-Mawafakah-penerima) berisi : pendapatan,
beban dan surklus atau deficit setiap akhir tahun.

c.       Bentuk perhitungan dan laporan zakat akan dikelompokkan pada laporan keuangan
terbagi dalam 3 kelompok yaitu :

1)      Ar- Raj Minal Mal (yang dapat tertagih)

2)      Ar- Munkasir Minal Mal (piutang tidak dapat tertagih); dan

3)      Al- Muta’adhir Wal Mutahayyer wal Muta’akkid (piutang yang sulit dan piutang yang
bermasalah sehingga tidak tertagih).

Penerapan akuntansi pada waktu itu tidak terlepas pada system perdagangan yang di kenal
dengan konsep mudharabah .perintah syariah yang termaktub dalam (QS.2:282), mewajibkan
pencatatan dan pemeriksaan (praktik akuntansi dan audit) dengan baik dan benar, yang pada
prinsipnya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yaitu reability dan verifiability serta untuk
tujuan perhitungan zakat.

MBAK LAYLI

HUBUNGAN AKUNTANSI MODERN DAN AKUNTANSI ISLAM

Hubungan Akuntansi modern dengan akuntansi islam adalah dimana zaman modern ini
mengikuti dari zaman islam. Sangat erat hubungan Luca Pacioli dengan perkembangan
Akuntansi Islam. Sebagaimana kita ketahui Luca Paciolli adalah seorang ilmuwan sekaligus
seorang pengajar di Universitas Italia yang telah menerjemahkan buku-buku dari para
ilmuwan muslim / arab ke Bahasa Eropa. Luca Paciolli banyak belajar mengenai angka dan
Bahasa Arab sehingga didalam bukunya disebutkan bahwa ia menyarankan dan menerangkan
manfaat mengenai angka arab dalam pencatatan transaksi. Setelah bertemu dengan beberapa
temannya yang seorang pedagang yang suka bepergian ke Afrika Utara dan Kontatinopel,
Luca Paciolli mendapatkan ide tentang Double Entry. Luca menjelaskan bahwa setiap
transaksi harus dicatat dengan baik dan benar yaitu, dengan cara mencatat dua kali disisi
sebelah kredit dan disisi sebelahnya adalah debit. Pencatatan ini sama halnya dengan Bahasa
arab yang semuanya dimulai dari kanan. Dari sini dapat kita lihat bahwa Akuntansi modern
yang kita gunakan saat ini di pengaruhi oleh budaya Islam.

MAS SONY

Prinsip Prinsip Akuntansi Syariah.

Adapun dalam praktik Akuntasi Syariah memiliki beberapa prinsip dasar yang berbeda
dengan Akuntansi Konvensional.
 Prinsip Pertanggung Jawaban
Karena dasar yang di gunakakan dalam Akuntansi Syariah adalah Alquran,
maka dari itu prinsip pertanggung jawaban dalam Akuntansi Syariah
merupakan salah satu bentuk implementasi hal tersebut. Dimana setiap hal
yang di lakukan oleh manusia harus di pertanggung jawabkan.
Secara Kongkret transaksi yang di lakukan seorang pembisnis yaitu
bertanggung jawab, nah salah satu dari bentuk tanggung jawab tersebut adalah
melalui laporan keuangan.
 Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dalam Akuntansi Syariah ini memiliki dua pengertian.
Pertama adalah keadilan yang berkaitan dengan praktik moral, yaitu kejujuran
yang merupakan faktor yang sangat dominan dalam sebuah praktik bisnis.
Tanpa kejujuran ini informasi akuntansi bisa saja di sajikan dengan tidak
benar yang berakibat merugikan pihak yang bersangkutan.
Kedua, kata adil tetapi lebih mendasar (dan tetap berpijak pada nilai
etika / syariah dan moral). Dari pengertian kedua inilah yang menjadi
pendorong untuk melakukan upaya dekonstruksi terhadap pengerjaan
Akuntansi Modern menuju pengerjaan Akuntansi (alternatip) yang lebih baik.
 Prinsip Kebenaran
Berkaitan dengan prinsip keadilan, pinsip akan menciptakan keadilan dalam
pengakuan, pengukuran, pengakuan dan melaporkan transaksi-transaksi
ekonomi.
Contohnya dalam kegiatan pengakuan, pengukuran dan pelaporan yang
tentu saja akan berjalan dengan baik jika di barengi dengan rasa kebenaran

MBAK SITI MAESAROH

PERBEDAAN KONSEP AKUNTANSI SYARIAH DAN AKUNTANSI KONVENSIONAL

Perbedaan utama antara Akuntansi syariah dan akuntansi konvensional adalah


bagaimana informasi dibagikan. Akuntansi syariah menyediakan semua informasi dengan
jelas kepada prospek, informasi yang baik maupun buruk. Sedangkan dalam penyajian
informasi akuntansi konvensional yang diberikan hanya informasi pilihan saja.

Akuntansi Syariah adalah didasarkan menurut persamaan dasar akuntansi atau kebijakan


standar akuntansi syariah (SAS) yaitu sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan
(PSAK) Syariah yang menjadi syarat transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun
lembaga non syariah.

Tujuan Akuntansi Syariah

tujuan dasar dari laporan keuangan akuntansi syariah yaitu :

TOLONG YANG DALAM KURUNG JANGAN DIMASUKKAN KE PPT ,

1. Informasi keuangan (Adanya informasi keuangan merupakan informasi yang


dihasilkan dari transaksi keuangan yang dilakukan oleh kegiatan perusahaan.
Informasi keuangan bersifat umum dan sangat penting yang perlu diketahui oleh
semua masyarakat. Akan tetapi pada informasi non-keuangan merupakan informasi
yang tidak dapat diukur dengan unit moneter atau tidak berkaitan dengan keuangan
lainnya.)
2. Memberikan kenyamanan(Dalam hal ini bentuk informasi laporan keuangan yang
disajikan akan membawa masyarakat untuk mengetahui laporan keuangan tersebut
merasa nyaman, tidak menaruh curgiga ataupun merasa bersalah dari keuntungan
yang didapat bahkan masyarakat tidak perlu ragu atas keuntungan dari menabung atau
investasi.)
3. Tidak merugikan (Sebagai pemilik perusahaan wajib memberikan informasi laporan
keuangannya kepada investor, akuntansi syariah berguna untuk menyajikan suatu
kegiatan perusahaan dan tidak mengambil suatu keuntungan yang berlebihan.
Sehingga dari laporan keuangan tersebut dan kegiatan perusahaan tidak memberatkan
segi manapun, berawal dari membantu perusahaan atau masyarakat. Investor juga
dapat membangkitkan kesadaran ketuhanannya supaya kebutuhan masyarakat dapat
tertolong dan perusahaan dapat terbantu. Dari ketiga tujuan diatas masyarakat lebih
memilih kategori akuntansi syariah dikarenakan dari keringanan dan menambah
ketuhanannya.)

Tujuan Akuntansi Konvensional


Tujuan akuntansi konvensional berdasarkan dari pemikiran yang logis yang diraih
oleh pebisnis era sekarang. Sehingga pada kegiatan perusahaan yang terjadi akan
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh pebisnis apabila ada penemuan transaksi
baru. Adanya tujuan akuntansi konvensional yaitu harus terfokus pada pelaksanaan
kerja manajemen dalam menjaga investasi yang dipercayakan oleh pemilik dan
kreditor.
pokok laporan keuangan yang memenuhi akuntansi konvensional yang harus
diterapkan sebagai berikut:

 Mudah dipahami
• Secara relevan
• Konsisten, jujur, andal, netral, transparan, dan lengkap
• Menjadi perbandingan

Perbedaan Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Syariah


perbedaan dari akuntansi syariah dan akuntansi konvensional, berikut beberapa hal yang
menjadi perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Sesuai Prinsip(Pada akuntansi syariah dan akuntansi konvensional, tahap
pertama akuntansi syariah itu sendiri memiliki kegiatan ekonomi harus
sesuai prinsip kaidah dan syariah Islam yang menjadi kehidupan
masyarakat muslim secara umum. Namun pada akuntansi konvensional
memiliki prinsip peerhitungan pada logika manusia yang bisa berubah
tergantung kebutuhan dan keinginan masyarakat dan pebisnis.)

2. Sesuai Kebenaran(Pada akuntansi syariah dan akuntansi konvensional,


tahap kedua kegiatan akuntansi syariah harus sesuai dengan keadilan,
kebenaran, dan pertanggungjawaban ini juga harus sesuai dengan ajaran
Islam. Namun pada akuntansi konvensional, nilai keadilan, kebenaran, dan
pertanggungjawaban tentu juga berlaku tetapi sangat tergantung pada nilai
yang dianut pada masing-masing atau perusahaan.)

3. Mematuhi Peraturan(Pada akuntansi syariah dan akuntansi konvensional,


tahap ketiga berdasarkan akuntansi syariah dilarang untuk melakukan
pencatatan transaksi ekonomi yang mengandung riba, judi, penipuan,
barang tidak halal seperti minuman keras, prostitusi, dan sebagainya. Akan
berbeda dengan akuntansi konvensional yang lebih bersifat bebas
tergantung perusahaannya.)

4. Memakai Penilaian(Pada akuntansi syariah dan akuntansi konvensional,


tahap keempat akuntansi konvensional akan menyimpan modal pokoknya,
sehingga yang dimaksud dari modal pokok itu sendiri masih belum
ditentukan oleh kebijakan perusahaan. Berbeda pada akuntansi syariah
nilai modal didasarkan pada nilai tukar yang berlaku saat ini.)

5. Konsep Modalnya (Pada perhitungan akuntansi konvensional, konsep modal


dikenal dalam dua bagian, seperti aset tetap dan aset lancar. Akan tetapi pada
akuntansi syariah dimana modal pokok dibagi dalam dua hal misalnya seperti uang
tunai atau cash dan harta barang atau stock.)
6. Mendapatkan Keuntungan(Pada akuntansi syariah dan akuntansi konvensional,
tahap ke enam dari akuntansi konvensional yaitu keuntungan didapat pada saat
kegiatan jual beli dilakukan oleh suatu perusahaan. Akan tetapi pada akuntansi
syariah, keuntungan akan diterima  dan dicatat pada saat penjualan dan pertambahan
nilai barang, tidak peduli barang tersebut terjual atau belum terjual.)

7. Klasifikasi Laba(Pada akuntansi konvensional klasifikasi laba mencakup laba


dagang, modal pokok, transaksi, dan uang dari sumber lainnya. Klasifikasi laba akan
dibedakan menjadi dua pada akuntansi syariah yaitu laba  dari aktivitas pokok dan
modal pokok serta laba yang berasal dari transaksi.

8. Transaksi Tunai(Pada perbedaan terakhir akuntansi konvensional merupakan


transaksi yang diterima dari mata uang seperti emas, perak, dan barang lain. Akan
tetapi pada konsep akuntansi syariah benda berharga tersebut bukan modal dari aset
perusahaan. Sebagai mata uang emas, perak, dan lainnya hanyalah cadangan penilaian
harta untuk pengukuran dan penentuan nilai dan harga.)

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinsu.ac.id/1214/1/Akuntansi%20syariah%20meletakkan%20nilai
%20nilai.pdf
https://www.feenance.web.id/2020/04/sejarah-perkembangan-akuntansi-dunia.html

Anda mungkin juga menyukai