Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI KEUNGAN LANJUTAN 1

“ SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI ”

Dwi Rachma Indah (20AK015)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NUSANTARA MAKASSAR

MAKASSAR

2021/2022
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI DUNIA

Sejarah Perkembangan Akuntansi di Dunia Mengutip modul Ekonomi terbitan Kemdikbud,


sejarah perkembangan akuntansi di dunia bisa dibagi menjadi empat, yaitu sejarah lahirnya
praktik akuntansi dalam kehidupan manusia, sejarah sistem pencatatan akuntansi, perkembangan
ilmu akuntansi, dan perkembangan akuntansi di Indonesia. Mengenai sejarah lahirnya praktik
akuntansi, riwayatnya bisa dilacak sejak masa Mesir Kuno pada tahun 3200 sebelum Masehi.
Saat itu, telah dikenal dua teknik akuntansi yang berlaku pada waktu yang bersamaan. Teknik
pertama adalah sejenis koin dengan bentuk tertentu yang disimpan dan ditandai, serta kemudian
di masukkan ke dalam amplop. Sementara teknik yang kedua menggunakan sejenis token yang
disimpan dalam bentuk lebih besar dengan berbagai jenis yang lebih kompleks dibandingkan
dengan koin. Selain itu, berdasarkan penjelasan dalam buku Teori Akuntansi (2005: 27), catatan
mirip akuntansi juga ditemukan di reruntuhan tembok bangunan dari peradaban Babilonia yang
diperkirakan ditulis pada tahun 4000 SM. Catatan akuntansi dalam bentuk sederhana juga
ditemukan pada sisa-sisa peninggalam peradaban Yunani Kuno dan Roma Kuno. Namun,
akuntansi pada masa ratusan abad silam tersebut masih bersifat pencatatan dan belum dapat
disebut sebagai ilmu akuntansi. Baru kemudian pada tahun 1494 sistem pencatatan akuntansi
lebih sistematis diperkenalkan Luca Paciolo, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia.
Nama lengkapnya Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, dan sering pula disebut dengan Luca Pacioli.

Luca memperkenalkan 2 kegiatan pencatatan. Pertama, kegiatan pencatatan penarikan pajak


atau sewa. Kedua, kegiatan pencatatan perjalanan perdagangan per satu kali jalan. Kegiatan itu
dicatat dengan teratur dan berkelanjutan. Sistem pencacatan yang diperkenalkan oleh Luca itulah
yang disebut dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry). Kegiatan pencatatan itu
mengilhami Luca untuk menulis buku yang berjudul Summa d'Aritmetica, Geometria,
Proportion, et Proportionalita. Buku ini menjelaskan kegiatan pembukuan di Venesia yang
kemudian dikenal dengan Metode Venesia atau Metode Italia. Menurut Luca, tujuan kegiatan
pembukuan pada saat itu adalah untuk memberikan informasi yang tepat waktu bagi para
pedagang soal aset yang dimiliki dan kewajiban yang harus dipenuhinya. Meskipun begitu,
kembali mengutip buku Teori Akuntansi (2005: 28-29), Luca Pacioli sebenarnya bukan orang
pertama yang menemukan sistem pembukuan double entry accounting. Sebab, Luca mengakui
bahwa sistem tersebut sudah berkembang paling tidak 100 tahun di Venesia ketika dia menulis
bukunya.

Sistem akuntansi yang diperkenalkan Luca Pacioli bahkan sudah dikenal jauh sebelumnya. Hal
ini karena matematika dan sistem angka sudah dikenal peradaban Islam dan India di beberapa
abad sebelumnya, setidaknya mulai abad ke-9 Masehi. Penggunaan sistem akuntansi yang lebih
sistematis di Eropa mulai meluas pada akhir abad ke XV. Seiring menurunnya pengaruh
Kekaisaran Romawi, pusat perdagangan bergeser ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya,
sistem akuntansi yang telah dikembangkan Romawi juga ikut berpindah dan digunakan di
negara-negara tersebut. Pada masa itu, laporan laba-rugi mulai dibuat secara tahunan yang lalu
mendorong berkembangnya penyusunan neraca rutin pada jangka waktu tertentu.

Perkembangan akuntansi semakin pesat usai terjadi revolusi industri di Eropa. Tumbuhnya
industri membuat kebutuhan akan informasi biaya produksi semakin tinggi. Ini kemudian
mendorong kemunculan akuntansi biaya, untuk melengkapi administrasi keuangan yang sudah
ada sebelumnya, yakni laporan laba-rugi dan neraca. Buku Robert Hamilton yang berjudul
Introduction to Merchandise (1798) menjadi sumber otoritatif pertama yang memuat informasi
mengenai akuntasi biaya. Kemudian, perkembangan ilmu akuntansi menjadi semakin kompleks
pada abad ke-19, yakni saat depreciation accounting (depresiasi dianggap biaya) dan industrial
accounting mulai dikenal luas. Demikianlah seiring dengan tumbuh pesatnya industri di dunia
barat, akuntansi pun berkembang di Amerika Serikat dan Eropa. Memasuki abad 20, akuntansi
yang dipratikkan di Inggris dan AS berkembang menjadi dua cabang, yakni financial accounting
dan cost accounting. Cabang terakhir pada kenyataannya berpengaruh besar pada keputusan para
manager. Peran akuntansi juga semakin penting dalam ekonomi. Di tahun 1930, New York Stock
Exchange dan American Institute of Certified Public Account membahas dan menetapkan
prinsip-prinsip akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya terdaftar di bursa saham.

Penemu Pertama Teori Akuntansi di Dunia

Secara historis, ilmu akuntansi  pertama kali muncul pada tahun 1494. Saat itu, ada seorang
matematikawan bernama Luca Paciolo yang berhasil mencatat catatan keuangan dengan
menggunakan model berpasangan. Dicetak oleh para matematikawan dan pemuka agama, buku
tersebut mereka beri nama Summa De Arithmetica Proportioni et Proportionita. Isi buku tersebut
adalah cara belajar manajemen keuangan yang khusus mereka kembangkan bagi para pengusaha
saat itu.

Sistem Pembukuan Berpasangan

Pada awal munculnya akuntansi,tidak memiliki nama, tetapi disebut sistem pembukuan
berpasangan. Awal mula munculnya sistem ini pertama kali ditemukan di Eropa Barat. Di
sanalah penemunya pertama kali menyebarkannya sebagai pendidikan bagi para pebisnis.  

Tetapi setelah beberapa saat, sistem pembukuan double-entry menjadi terkenal di banyak negara
besar  lainnya. Namun, hal itu juga menggunakan nama lain di negara-negara seperti Amerika
Serikat. Di Amerika Serikat, sistem akuntansi berganti nama menjadi sistem Anglo-Saxon.

sebagai contoh, sistem pembukuan atau akuntansi yang modern banyak dilakukan pada sebuah
bisnis salah satunya bisnis restoran yang juga menerapkan sistem lainnya secara modern seperti
sistem ERP makanan dan minuman,POS restauran, dan lain sebagainya.

sebagai contoh untuk penerapan sistem akuntansi yang dilakukan oleh sebuah restoran

Teori Accounting (Akuntansi)

Pada abad ke-19, Amerika Serikat mematenkan teori Anglo-Saxon 2 untuk teori yang lebih
komprehensif, berubah nama menjadi teori akuntansi, dan mereka anggap sebagai cikal bakal
teori akuntansi modern. Teori ini mulai berkembang pesat pada awal abad ke-20, ketika Amerika
Serikat sudah akrab dengan komputer yang memfasilitasi aplikasi akuntansi. Tidak hanya itu,
penambahan teori akuntansi juga telah mereka perkuat. Oleh karena itu, teori akuntansi sekarang
dapat kita temukan sebagai bidang manajemen keungan yang kompleks dan tampaknya
menentukan segala bentuk pengelolaan keuangan tersedia, dari  tradisional hingga modern.

Penerapan Akuntansi

Masyarakat sudah mengenal sistem akuntansi keuangan sejak lama karena banyak belajar dari
para pedagang, tetapi pengetahuan itu sebenarnya ada pada tahun 1642. Bahkan dari bukti-bukti
sejarah yang sejarawan temukan, pembukuan tampaknya pertama kali ada di Indonesia pada
tahun 1747. 

Teori ini masih sebagian orang implementasikan. Padahal, teori akuntansi yang mereka gunakan
tidak lengkap dan tidak jelas. Baru pada tahun 1870 teori pembukuan yang lebih serius mulai
setelah larangan penanaman wajib terhapuskan. Ketika peraturan terhapus, banyak investor asing,
terutama Belanda, yang berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu, untuk alasan regulasi
keuangan, teori akuntansi banyak orang Indonesia gunakan.
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DIINDONESIA

Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia Di Indonesia, Akuntansi disinyalir telah dikenal


sejak tahun 1642. Namun, bukti jelas soal adanya penerapan akuntansi di tanah air baru ada
dalam pembukuan Amphioen Sociateit yang berdiri di Jakarta tahun 1747. Setelah itu, akuntansi
di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870 oleh pemerintah
kolonial Belanda. Pada masa itu, banyak pengusaha Belanda menanamkan modal di Indonesia.
Mereka menerapkan sistem pembukuan yang dianjurkan oleh Luca Pacioli (double
entry/pembukuan berpasangan). Kegiatan perekonomian yang padat berakibat diperkenalkannya
fungsi auditing di Indonesia pada tahun 1907. Internal auditor yang pertama kali datang di
Indonesia adalah J. W. Labrijin yang sudah berada di Indonesia pada tahun 1896. Sementara
orang pertama yang melakukan pekerjaan audit di tahun 1907 adalah Van Schagen, demikian
mengutip ulasan karya John F. Sonoto dalam Jurnal Akuntansi (Vol 1, No 1, 2013).

Kehadiran Van Schagen diikuti oleh berdirinya Jawatan Akuntan Negara yang dibentuk
pemerintah kolonial Belanda di tahun 1915. Sementara kantor akuntan di Indonesia didirikan
pada 1918 oleh Frese dan Hogeweg. Setelah itu, berdiri pula kantor akuntan H. Y. Vorens pada
tahun 1920 dan Jawatan Akuntan Pajak. Baru pada 1929, terdapat orang Indonesia pertama yang
tercatat bekerja di bidang akuntansi. Dia adalah J. D. Massie, yang bekerja sebagai pemegang
buku Jawatan Akuntan Pajak. Setelah kemerdekaan RI, pemerintah Republik Indonesia memiliki
kesempatan untuk mengirimkan anak-anak bangsa untuk belajar akuntansi ke luar negeri. Hal ini
mendukung perintisan pendidikan akuntansi di tanah air. Pendidikan akuntansi di Indonesia
mulai dirintis pada tahun 1952 oleh Universitas Indonesia (UI) dengan membuka Program Studi
Akuntansi.

Pada tahun yang sama, pemerintah RI juga menerbitkan UU Nomor 34 Tahun 1952 yang
mengatur pemberian gelar akuntan. Lima tahun kemudian, organisasi profesi akuntan di
Indonesia bernama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) didirikan pada 23 Desember 1957. Organisasi
ini mendirikan seksi akuntan publik pada tahun 1978 dan seksi akuntan pendidik di tahun 1986.
Pemerintah RI juga mengeluarkan UU Penanaman Modal Asing di tahun 1967 dan UU
Penanaman Modal Dalam Negeri tahun 1968 yang mendorong berdirinya perusahaan-perusahaan
baru. Iklim investasi yang mendorong industri tumbuh turut memacu perkembangan akuntansi di
RI. Sebagaimana dijelaskan di modul Ekonomi terbitan Kemdikbud, ada dualisme praktik
akuntansi di Indonesia yang sempat terjadi. Sebagian perusahaan menerapkan sistem akuntansi
Belanda, dan banyak lainnya mulai memakai sistem akuntansi Amerika. Dualisme tersebut
sempat berpengaruh di dunia pendidikan, terutama di level menengah. Lantas, dalam sebuah
lokakarya bertajuk "Pendidikan Akuntansi di Indonesia" yang diselenggarakan oleh Pusat
Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi UI, lahir kesepakatan bahwa sistem pendidikan
akuntansi untuk pendidikan menengah dan tinggi di Indonesia menggunakan sistem Amerika.

Anda mungkin juga menyukai