0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan akuntansi dari awal munculnya istilah akuntansi hingga perkembangannya di Indonesia. Pada awalnya akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan berpasangan yang ditemukan di Eropa Barat. Kemudian berkembang dengan diberinya nama berdasarkan negara dan sistem yang diterapkan. Di Indonesia, akuntansi diperkenalkan pada abad ke-17 oleh pedagang asing dan mulai diterapkan
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan akuntansi dari awal munculnya istilah akuntansi hingga perkembangannya di Indonesia. Pada awalnya akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan berpasangan yang ditemukan di Eropa Barat. Kemudian berkembang dengan diberinya nama berdasarkan negara dan sistem yang diterapkan. Di Indonesia, akuntansi diperkenalkan pada abad ke-17 oleh pedagang asing dan mulai diterapkan
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan akuntansi dari awal munculnya istilah akuntansi hingga perkembangannya di Indonesia. Pada awalnya akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan berpasangan yang ditemukan di Eropa Barat. Kemudian berkembang dengan diberinya nama berdasarkan negara dan sistem yang diterapkan. Di Indonesia, akuntansi diperkenalkan pada abad ke-17 oleh pedagang asing dan mulai diterapkan
Kemunculan Istilah Akuntansi Pada tahun 1494, Luca Pacioli memublikasikan buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica Proortioniet Propotionallia. Dalam buku tersebut, terdapat subjudul “Tractusde Computieset Scriptoris” yang mengajarkan sistem pembukuan berpasangan. Subjudul inilah yang menjadi cikal bakal munculnya akuntansi. Pada awal kemunculan akuntansi, masih belum diberi nama itu melainkan disebut dengan istilah Sistem Pembukuan Berpasangan. Awal munculnya sistem ini ditemukan pertama kali di Eropa Barat. Karena memang di sanalah si penemu pertama menyebarkannya sebagai pembelajaran kepada pebisnis. Pengertian dari sistem berpasangan adalah sistem pencatatan semua transaksi menjadi debit dan kredit. Kedua bagian ini diatur agar selalu seimbang. Setahun setelah buku tersebut dipublikasi, akuntansi mulai diterapkan di Italia.Seiring berjalannya waktu, akuntansi mulai diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin terasa di dunia barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktek nasional yang melekat erat dengan hukum dan aturan profesional.Dari sistem ini, pembukuan dan laporan keuangan dapat tersusun secara sistematis dan terpadu karena dapat menggambarkan laba, rugi, kekayaan, serta hak milik perusahaan.
Pemberian Nama Sistem Akuntansi
Selanjutnya, sistem akuntansi diberi nama sesuai dengan nama orang yang mengembangkannya atau dari nama negara masing-masing. Seperti misalnya, Sistem Anglo Saxon di Amerika Serikat dan Inggris. Selain Amerika Serikat, Belanda juga mengadopsi ilmu pembukuan berpasangan. Negara ini menamakannya Pembukuan Sistem Kontinental. Sistem pembukuan berpasangan yang sudah menyebar di Eropa barat mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Terutama di jaman-jaman pertengahan, yang mana di kala itu terjadi perpindahan progres perdagangan dari Venesia Italia ke Eropa barat. Bahkan Inggris sempat menjadi pusat perdagangan di masa revolusi industri ini. Karena eksodus para pedagang yang terbiasa melakukan pencatatan pembukuan, maka pembukuan mulai berkembang sistem akuntansi yang beredar di Inggris di kala itu yaitu sistem pembukuan berpasangan. Karena perkembangan inilah, maka muncul versi-versi baru dengan nama yang berbeda. Versi-versi inilah yang sejatinya mulai dikenal dengan istilah kontinental di Belanda dan Anglo Saxon 2 di Amerika.
Kemunculan Teori Akuntansi Modern
Di abad ke-19, Amerika Serikat mempatenkan teori Anglo Saxon 2 menjadi teori yang lebih komprehensif yang disebut dengan istilah Teori Akuntansi dan ini yang dianggap cikal bakal lahirnya teori akuntasi modern. Teori ini mulai berkembang pesat di awal abad 20, yang mana di kala itu, Amerika Serikat sudah mengenal komputer, yang membuat pengaplikasian akuntansi menjadi lebih mudah. Tak hanya itu, penambahan teori di dalam pembukuan tersebut juga semakin diperkuat. Maka dari itu, saat ini, bisa ditemukan teori akuntansi sebagai disiplin ilmu pengelolaan keuangan yang kompleks dan seakan final. Karena segala bentuk pengelolaan finansial dari yang tradisional hingga kontemporer ada di sana.Saat ini, sistem akuntansi yang paling banyak digunakan adalah Anglo Saxon. Ini disebabkan karena Anglo Saxon dapat mencatat berbagai macam transaksi secara lebih mudah. Di samping itu, sistem Anglo Saxon melakukan pembukuan yang terdapat dalam satu bagian akuntansi. Sedangkan sistem lain justru memisahkan antara pembukuan dengan akuntansi.
B. Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Kemunculan Akuntansi di Indonesia Sejarah akuntansi di Indonesia dinyatakan muncul pertama kali di tahun 1642, yang mana di kala itu, masyarakat tradisional sudah mengenal pencatatan keuangan termasuk kalkulasi laba rugi. Kemampuan ini dibawa oleh pedagang-pedagang dari luar negeri yang memang menjajakan barang dagangannya di Indonesia. Negara yang dianggap pertama kali mengenalkan konsep akuntasi di Indonesia adalah Belanda, Portugis dan Spanyol. Menurut kabarnya negara-negara ini mendapatkan pengetahuan tersebut dari Romawi di abad sebelumnya.Pada zaman penjajahan Belanda, perusahaan di Indonesia menggunakan sistem Kontinental atau tata buku yang digagas oleh Luca Pacioli. Meskipun sama-sama berasal dari pembukuan berpasangan, tetapi akuntansi berbeda dengan tata buku. Sekalipun sudah lama masyarakat mengenal sistem pencatatan keuangan, karena banyak belajar dari pedagang, tetapi ilmu ini benar-benar diterapkan pada tahun 1642. Bahkan dari bukti-bukti sejarah yang ditemukan, ternyata akuntansi pertama kali digunakan di Indonesia pada tahun 1747. Namun teori ini masih dilaksanakan secara parsial saja. Bahkan dianggap teori akuntansi yang dipakai tidak terlalu utuh dan jelas. Baru pada tahun 1870 akuntansi mulai dijalankan dengan lebih serius pasca dihapuskannya PP Tanam Paksa. Ketika peraturan tersebut dihapuskan, maka banyak sekali investor asing terutama Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia. Maka dari itu, demi keteraturan finansial, teori akuntansi pun mulai digunakan di tanah air.
Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Pengiriman Van Schagen ke Indonesia adalah titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara (Government Accountant Dienst) yang terbentuk pada tahun 1915. Akuntan publik yang pertama didirikan di Indonesia adalah Frese & Hogeweg pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan lain, yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak (Belasting Accountant Dienst). Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929. Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945 dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Sejak saat itu, teori akuntansi mulai berkembang di Indonesia. Bahkan pada tahun 1952, perguruan tinggi mulai mengajarkannya kepada mahasiswa. Yang mana di kala itu masih satu universitas yang mengampu yaitu Universitas Indonesia.Pada tanggal 17 Oktober 1957 Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI resmi didirikan di aula Universitas Indonesia untuk mewadahi dan membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan. Sekalipun demikian dalam perkembangannya, mulai banyak universitas lain yang juga mengampu disiplin ilmu akuntansi. Baik kampus negeri maupun yang masih berstatus perguruan tinggi swasta.Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, akhirnya sistem pembukuan di Indonesia pun berganti dari Kontinental menjadi Anglo Saxon.
Penetapan PSAK dan Gelar Akuntan di Indonesia
Pada perkembangan berikutnya, akuntansi di Indonesia menerapkan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai upaya penyesuaian terhadap kondisi global, peningkatan transparansi laporan keuangan, dan peningkatan kualitas laporan keuangan di Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia berkembang pertama kali dimulai sejak tahun 1973. Pada saat itu telah dibentuk sebuah panitia yang bernama Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. GAAP adalah kependekan dari Generally Accepted Accounting Principles, sedangkan GAAS adalah Generally Accepted Auditing Standards. Selanjutnya, karena pasar modal di Indonesia akan segera diaktifkan kembali pada tahun 1974, IAI kemudian membentuk sebuah komite yang bernama Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang memilik tugas untuk melakukan kodefikasi prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Dengan berbagai macam pertimbangan, akhirnya Komite PAI memilih US GAAP sebagai acuan untuk membuat prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Sekarang ini standar akuntansi yang disusun : o PSAK IFRS o PSAK ETAP o PSAK Syariah o PSAK EMKM o SAP Perkembangan ilmu akuntansi di Indonesia sudah semakin pesat. Bahkan beberapa kampus sudah mulai mengajarkannya saat ini dan dipelopori oleh Universitas Indonesia (UI). Menurut sejarahnya gelar pertama kali ini dimasukkan ke dalam regulasi pada tanggal 23 Desember 1957. Ini termaktub di dalam UU nomor 34 tahun 1954. Yang mana regulasi ini berfungsi untuk mengatur pemberian gelar akuntan kepada sarjana akuntansi maupun para ahli sejenis. Yang menurunkan regulasi tersebut bukan pemerintah, melainkan Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI. Organisasi inilah yang dalam perkembangan selanjutnya berhasil menjaga semua aturan akuntansi di Indonesia tetap dilakukan dan dijaga entitas keilmuannya. Bahkan dalam perkembangannya, organisasi ini juga membuka 2 organisasi baru yang disebut Seksi Akuntan Publik. Ini dibuat pada tahun 1978. Sedangkan organisasi yang kedua adalah Seksi Akuntan Pendidik yang dirilis pada tahun 1980. Referensi :
Heryansyah, Tedy Rizkha. 2017. https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-akuntansi-di-
dunia-dan-indonesia?hs_amp=true. (Diakses 19 Maret 2021)