Anda di halaman 1dari 34

Anggota kelompok:

Riska Febrianti (1501103010116)


Vina Yunisdanur (1501103010115)
Dara Fitrinanda (1501103010057)
Miftahul Rizqa (1501103010103)

SEJARAH AKUNTANSI DI BERBAGAI NEGARA


Perkembangan akuntansi dapat dikatakan terkait dengan perkembangan
dalam dunia usaha. Di mulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan
melakukan pencatatan hitungan itu. Tepatnya pada pertengahan abad ke-14, di
mana para pedagang di Genoa sering membuat catatan harta yang selalu dibawa
oleh mereka sewaktu berangkat berlayar beserta harta yang ada pada waktu
akhir pelayarannya. Mereka selanjutnya membandingkan hasilnya untuk
menghitung laba atau rugi dari kegiatan perdagangan tersebut.

Lucas Pacioli dikenal sebagai Bapak Akuntansi. Beliau mengarang buku


yang berjudul Summa de Arithmetica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita, di mana pada buku tersebut terdapat ada beberapa bagian yang
membahas tentang perhitungan keuangan untuk para pengusaha.

Pada akhir abad ke-15, Romawi sebagai pusat perdagangan sudah mulai
berkurang dan berpindah ke negara-negara jalur perdagangan baru seperti
Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris.Pada abad ke-19 berkembang revolusi
industri di daratan Eropa. Dengan adanya perubahan teknologi industri
berdampak pada perkembangan ilmu akuntansi yang akhirnya melahirkan
konsep penyusutan atau yang kita kenal sebagai depresiasi. Selanjutnya dengan
adanya penemuan benua Amerika menyebabkan para pengusaha Eropa tersebut
hijrah ke Amerika. Pada akhir abad ke-19 berdiri dan berkembangnya banyak
perusahaan besar di Amerika yang turut pula mengembangkan konsep
akuntansi.

Berikut merupakan kronologi perkembangan akuntansi dari zaman ke zaman


yaitu :

1. Zaman Pra Industrisasi Sebelum Masehi

Catatan tertua yang diketahui dari hasil penelitian sejarah adalah


1. Lembaran dari tanah liat yang memuat catatan – catatan pembayaran
upah di Babylonia pada sekitar 3.600 tahun sebelum masehi.

2. Bermacam-macam bukti adanya pemeliharaan catatan dan sitem-sistem


kontrol akuntansi yang dijumpai di kerajaan mesir kuno dan yunani.

Saat terjadinya Perang salib yang dimulai pada abad ke-11 hingga akhir
abad ke-13, memberikan dorongan bagi perkembangan di Italia yang membuka
hubungan baru ke asia. Lalu muncullah agen-agen dan partnership. Karya tulis
pertama yang mengulas tata buku berpasangan (double entry) berjudul summa
de arithmetic, geometria, proportioni et proportionslita dipublikasikan di
venesia (Italia) sebagai pengarangnya adalah Lucas Pacioli yang sampai saat ini
dikenal sebagai Bapak Akuntansi.

Pada abad pertengahan, terdapat hal penting diantaranya adalah ilmu


berhitung dan dipergunakannya mata uang secara luas sebagai alat pertukaran,
dikenalnya angka arab yang lebih sederhana. Oleh karena itu dominasi angka-
angka romawi yang telah digunakan selama berabad-abad menjadi tenggelam
dan banyak di tinggalkan setelah ditemukannya sistem tata buku berpasangan.
Tetapi sebaliknya pertumbuhan akuntansi menjadi kian pesat.

Pada abad ke-17sampai 18, berbagai buku teks mulai


mempersonifikasikan semua rekening dan transaksi, sebagai usaha dari penulis
untuk merasionalisasikan kaidah pendebetan dan pengkreditan rekening /
perkiraan. Perkembangan lainnya adalah dibuatnya perhitungan rugi laba pada
setiap akhir tahun , dan tidak lagi dibuat pada setiap akhir ventura sebagaimana
sebelumnya.

2. Zaman Industrisasi Abad Ke-18 Hingga Abad Ke-20

Pada abad ke 18 di Eropa Barat terjadi revolusi industri, yaitu peralihan


industri yang awalnya segala sesuatunya dikerjakan dengan menggunakan
tangan manusia secara langsung (manual) ke sistem pabrik dengan
menggunakan alat-alat berat yaitu mesin-mesin.

Maka terbentuklah badan hukum yang memungkinkan suatu organisai


usaha memperoleh sejumlah besar modal dari masyarakat melalui penjualan
saham. Di balik perkembangan badan usaha tersebut, muncul suatu kebutuhan
baru dari kalangan masyarakat yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Berupa pemeriksaan akuntansi independen untuk memberikan jaminan bahwa
laporan keuangan yang disapkan oleh manajemen perusahaan dapat di percaya.
Tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan telah memenuhi
fungsinya sebagai pertanggungjawaban, tetap berada di tangan akuntan publik.
Untuk malakukan peran tersebut , akuntan di tuntut harus berwawasan luas, adil
dan tidak memihak, sehingga pendapatnya dapat dipercaya.

Adanya desakan kebutuhan jasa akuntansi yang profesional,


mengakibatkan dibukanya sebuah lembaga yang memberikan lisensi akuntan
publik terdaftar (CPAs) di seluruh Negara Amerika Serikat. Pada tahun 1887,
para akuntan publik yang terdaftar tersebut mendirikan asosiasi akuntan yang
pertama di Amerika Serikat bernama American Association of Accountants. Di
tahun 1917 berganti menjadi American Insitute of Acountants, hingga saat ini
dikenal sebagai American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA).

Perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan internasional yang


diwarnai dengan pesatnya investasi antar negara, pertumbuhan perusahaan
internasional dan pertumbuhan profesi akuntansi serta pengaruhnya
terhadapdunia usaha, pendidikan dan masyarakat luas, akhirnya tahun 1972 di
Sydney, Australia ICA (International Congress Of Accounting) membentuk
organisasi profesi akuntan internasional guna mengembangkan standar-standar
akuntansi yang patut diterima secara global. Menyusul kemudian
terbentuknya International Coordinator Committee Accounting Profession
(ICCAP) dan International Acoounting Standars Committee (IASC) pada
tahun 1973.

Pada tahun 1972 &1973 terdapat suatu kemajuan bagi organisasi profesi
akuntan di Amerika Serikat terjadi yaitu saat didirikan dan di
organisasikannya Financial Accounting Standards Board (
FASB) dan Financial Accounting Foundation (FAF) yang kian memperkuat
kedudukan profesi akuntansi di negara tersebut. Melalui keluaran-keluarannya
yang lebih berarti , tepat guna, cepat dan responsive, FASB menggalang
kredibilitas dan sekaligus meraih dukungan publik akuntansi serta kalangan
yang terkait keberadaanya seperti SEC.

3. Zaman Perang Dunia Ke-2

Awal sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia tidak lepas dari


perkembangan akuntansi di negara Belanda pada abad pertengahan. Dalam
buku Encyclopaedie van Nederlandsch Indie, D, G, Stible dan St. J. Stroomberg
tercatat bahwa akuntansi di Indonesia paling tidak sudah dikenal pada tahun
1642. Hal ini dibuktikan adanya sebuah instruksi yang dikeluarkan oleh
Gubernur Jendral mengenai pengurusan pembukuan penerimaan uang,
pinjaman-pinjaman, serta uang yang perlukan untuk eksploitasi garnisun-
garnisun galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya. Bukti lain yang
diketahui adalah catatan pemukuan dari Amphioen Societeit (didirikan di
Batavia pada tahun 1747) yang dengan jelas menggambarkan pengaruh dari
metode-metode Italia.

Tanggal 8 Desember 1941 jepang mencetuskan perang melawan sekutu,


dengan cepat bergerak. Pada tanggal 9 Maret 1942 memaksa pemerintah Hindia
Belanda untuk menyerah tanpa syarat di Kalijati (Indonesia). Sejak tanggal
tersebut, maka jepang menggantikan kedudukan Belanda sebagai penjajah di
Indonesia.mengakibatkan Pendidikan yang semakin terbengkalai , dan keadaan
rakyat makin menderita dan sengsara.

Akhir perang dunia ke-dua pada tanggal 15 Agustus 1945 terjadi


ketika,jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu (Amerika Serikat, Inggris,
Tiongkok, Australia, Selandia Baru, dan Belanda). Pada kenyataannya ternyata
keberadaan jepang tidak membawa pengaruh yang berarti terhadap metode
pembukuan yang ada pada saat itu. Praktek-praktek akuntansi jepang terbatas
hanya untuk mencatat kegiatan-kegiatan mereka dan itu pun dilakukan dengan
menggunakan huruf-huruf kanji.

4. Zaman Multinasional

Pada masa pemerintahan orde baru ditandai oleh keberhasilan pemerintah


orde baru di tahun 1969 membuat perekonomian Indonesia normal kembali,
disamping mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap mata uang rupiah, serta
pemerintah mulai melancarkan rencana pembangunan lima tahun (REPELITA
1).

Untuk melakukan REPELITA 1 tersebut membutuhkan modal yang


sangat besar. Karenanya pemerintah mengalang modal baik dari dalam negeri
seperti melalui deposito, tabanas, taska, penjualan sertifikat Indonesia, dan
sertifikat dana reksa, serta pasar modal) maupun dari luar negeri (seperti melalui
pemberian izin PMA, serta mengusahakan perolehan dana dari lembaga
keuangan internasional dan IGGI).

Kehadiran berbagai perusahaan PMA di Indonesia membawa praktik-


praktik akuntansi dari negara-negara tersebut. Adanya perusahaan amerika
membuka celah bagi masuknya kantor-kantor akuntan asing ke Indonesia guna
mengatasi kelangkaan tenaga kerja akuntan serta pesatnya perkembangan
praktik akuntansi.

Berikut merupakan penjelasannya penetapkan prinsip-prinsip akuntansi


dan perkembangan akuntansi di Indonesia.

o Pada masa penjajahan Belanda, akuntansi sudah mulai diterapkan di


Indonesia sejak tahun 1642. Tetapi jejak yang jelas baru dapat diketahui
pada pembukuan Amphioen Societeyt yang berdiri di Jakarta tahun 1747.
Akhir tahun 1870-an, seiring berkembangnya perusahaan-perusahaan
baru di Indonesia, ditemukanlah suatu metode pembukuan baru yang
lebih efisien dari sebelumnya. Tahun 1907 diperkenalka teknik auditing
(pemeriksaaan) yaitu teknik untuk mengontrol pembukuan perusahaan.
Mulai saat itulah muncul kantor-kantor akuntan di Indonesia. Pada masa
penjajahan Belanda ini tidak bayak orang Indonesia yang bekerja sebagai
akuntan. Mereka yang bekerja di bidang akuntansi hanya sebagai tenaga
pelaksana.

o Masa penjajahan Jepang pada masa ini Indonesia sangat kekurangan


tenaga di bidang akuntansi karena jabatan-jabatan tersebut kosong pasca
Indonesia ditinggalkan Belanda. Untuk mengisi kekosongan itu didirikan
kursus-kursus akuntansi bagi orang-orang Indonesia.

o Masa setelah kemerdekaan, Indonesia masih tetap kekurangan tenaga di


bidang akuntansi. Pada tahun 1947 hanya ada seorang akuntan Indonesia
yaitu Prof. Dr. Aboetari. Lalu didirikanlah kursus-kursus untuk mendidik
tenaga di bidang akuntansi bagi orang-orang Indonesia. Selain itu,
pemerintah mulai mengirim putra-putrinya ke luar negeri untuk
memperdalam ilmu akuntansi. Sedangkan di dalam negeri ilmu ini mulai
dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di perguruan-perguruan
tinggi seperti di Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas
Gadjah Mada, Universitas Sumatra Utara, Universitas Airlangga, dan
Institute Ilmu Keuangan.

o Pada tanggal 23 Desember 1957 berdiri organisasi profesi akuntan yang


diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Profesi di bidang akuntansi
mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967 yaitu ketika
dikeluarkannya Undang-undang Penanaman Modal Asing dan Undang-
undang Penanaman Modal Dalam Negeri di tahun 1968. Kedua undang-
undang ini sangat berpengaruh pada perkembangan perusahaan baru yang
menuntut perkembangan profesi di bidang akuntansi.

o Pada saat ini pemerintah sedang melakukan berbagai usaha untuk


mempercepat pertumbuhan tenaga akuntan di Indonesia. Pemerintah juga
harus ikut berperan dalam penerapan IFRS di Indonesia. Terutama di
bidang perpajakan yang berkaitan dengan revaluasi aktiva sebagai
konsekuensi dari penerapan fair value. Pemerintah masih memberlakukan
pajak final sebesar 10% atas transaksi revaluasi atas aktiva tetap. Dengan
fair value, berarti nilai aset dihitung berdasarkan harga pasar. Ini berarti,
aset-aset perusahaan akan cenderung mengalami kenaikan dan
perusahaan berkewajiban membayar pajak final 10% atas revaluasi aktiva
tetap. Mungkinkan perusahaan bersedia membayar pajak final, padahal
tidak ada aliran kas masuk yang berarti. Sejak tahun 2004, IAI telah
melakukan konvergensi antara GAAP dan IFRS untuk mencapai daya
saing global dan bersifat universal. Pada tahun ini diharapkan perbedaan
antara GAAP dan IFRS dapat diselesaikan dan IFRS pun dapat
diterapkan sepenuhnya.

SEJARAH AKUNTANSI DUNIA


Sejarah Akuntansi Amerika Serikat
1. Era Sebelum Berdirinya Stock Exchange Commision

Di tahun 1900-an masyarakat Amerika Serikat sudah mengenal


perdagangan saham. Informasi akuntansi suatu entitas dicari oleh masyarakat
yang ingin melakukan transaksi sekuritas karena digunakan untuk menilai
kinerja manajemen. Namun perkembangan prinsip-prinsip akuntansi pada era
itu belum mampu mendukung terciptanya informasi akuntansi yang memadai.

Beberapa kondisi yang merupakan ciri dari era ini adalah:

1. Tidak adanya dewan pengatur standar menjadikan masalah-masalah


akuntansi yang mendesak dan bersifat controversial diselesaikan melalui
pembentukan panitia khusus.

2. Sebagian besar teknik akuntansi tidak memiliki dukungan teoritis dan


solusi yang diambil memiliki ciri pragmatis
3. Teknik akuntansi yang diadopsi didorong oleh keinginan untuk
meratakan earnings.

4. Masalah operasional yang berhubungan dengan treatmen akuntansi yang


bersifat kompleks dihindari dan solusi diambil berdasarkan kebijakan

5. Entitas yang berbeda mengadopsi teknik akuntansi yang berbeda untuk


masalah atau model masalah yang sama atau mirip

6. Teknik-teknik akuntansi diadopsi dengan fokus pada penentuan


pendapatan kena pajak dan minimisasi pajak pendapatan

The American Institute of Certified Public Accounts

Pada tahun 1916 berdiri asosiasi akuntan professional yaitu The American
Institute of Accountants (AIA). Lembaga tersebut didirikan oleh American
Association of Public Accounts (AAPA) yang selanjutnya berganti nama
menjadi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Pada
tahun 1921 berdiri American Society of Certified Public Accountant (ASCPA).
AIA lebih berkonsentrasi pada penyatuan pandangan nasional terkait persoalan-
persoalan kualifikasi dan pengujian-pengujian, sedang ASCPA menekankan
pada upaya membangun dan mempertahankan kekuatan lembaga profesional
pada berbagai Negara bagian di Amerika Serikat. Perbedaan pendapat diantara
kedua organisasi tersebut berakhir setelah mendapat tekanan dari NYSS (New
York State Society) dan digabungkan kembali ke organisasi semula tahun 1936
yaitu AICPA. Kerjasama AIA dengan Federal Trade Commision (FTC) tahun
1918 mempublikasikan “metode yang ditetapkan dalam penyusunan neraca”
yang disajikan dalam bentuk brosur dan dijadikan sebagai pedoman penyusunan
standar minimum pelaksanaan audit.

Kerjasama New York Stock Exchange – AICPA


Pada tahun 1930 AICPA memulai kerjasama dengan New York Stock
Exchange (NYSE) dalam bidang pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang
akan diberlakukan pada entitas bisnis yang terdaftar di NYSE. Langkah awal
yang diambil AICPA yaitu membentuk komite dan mencari jalan keluar yang
terbaik melalui dua pendekatan sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman pada para pemakai mengenai keterbatasan


laporan keuangan.
2. Menyempurnakan laporan keuangan agar para pemakai memperoleh
laporan yang lebih informatif.

Draf formal tentang “lima prinsip akuntansi yang bersifat luas” telah
disusun oleh komite AICPA dan disahkan oleh komite NYSE pada tanggal 22
September 1932. Dokumen tersebut merupakan upaya formal pertama
pengembangan “prinsip-prinsip akuntansi”. Komite AICPA kemudian
menambah dengan sebutan “prinsip-prinsip akuntansi yang dapat diterima”.

SEC dibentuk oleh Kongres pada tahun 1934. Tujuannya adalah untuk
menyusun Securities Act pada tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun
1934. Kedua undang-undang tersebut adalah undang-undang sekuritas nasional
pertama di United States. Pada awalnya SEC mengijinkan profesi akuntansi
untuk menyusun prinsip akuntansi tanpa campur tangan pihak lain. Akan tetapi
pernyataan yang dibuat SEC tahun 1937 dan 1938 mengindikasikan bahwa
mulai timbul ketidaksabaran dengan profesi tersebut. Pada Desember 1937,
Komisioner SEC Robert Healy memanggil American Accounting
Association (AAA). Ia menyatakan bahwa terdapat kesulitan yang besar akan
tidak adanya pihak yang memiliki otoritas untuk membenahi dan memelihara
standar akuntansi. Ia yakin bahwa pihak yang memiliki otoritas tersebut ada
dalam Securities and Exchange Commision. Akhirnya, pada bulan April 1938,
SEC mengirim pesan kepada profesi akuntansi yang isinya bahwa selain profesi
akuntansi menjalankan peran dalam pengembangan standar akuntansi, SEC
akan menentukan praktik akuntansi dan metode mandatori yang dapat diterima
dalam laporan yang mengandung Prosedure informasi akuntansi.

2. Era Committee On Accounting

AICPA pada tahun 1933 membentuk komite yang secara khusus


membahas prinsip-prinsip akuntansi yaitu Special Committee on Development
of Accounting Principles (SCDAP), namun komite tersebut gagal dalam
mengemban tugasnya dan diganti oleh Committee on Accounting
Procedures (CAP) pada tahun 1936. CAP juga tidak aktif sampai dengan tahun
1938. Pada tahun tersebut SEC memberi dorongan dengan membuat kebijakan
baru yang termuat dalam Accounting Series Release 4 (ASR 4) dan menambah
keanggotaan CAP dari 7 orang menjadi 21 orang, sehingga lembaga tersebut
menjadi lebih aktif. Sebagai lembaga yang diberi mandat, CAP memiliki tujuan
untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat komprehensif
sehingga dapat digunakan sebagai pedoman umum dalam memecahkan masalah
praktek akuntansi. Prediksi waktu untuk merealisasi tujuan tersebut kurang
lebih 5 tahun. Dalam realitasnya CAP mengambil kebijakan lain yaitu
mengadopsi suatu kebijakan dan selanjutnya memberi rekomendasi atas metode
akuntansi mungkin diikuti. Cara yang ditempuh CAP menimbulkan
ketidakpuasan banyak pihak. Para anggota American Accounting
Association (AAA) menghendaki agar CAP menggunakan pendekatan deduktif
dalam memformulasikan prinsip akuntansi dan keinginan tersebut bertentangan
dengan pendekatan induktif yang mendominasi cara kerja CAP. Selama tahun
1938-1959 CAP menerbitkan 51 Accounting Research Bulletins (ARBs) namun
CAP gagal menghasilkan satu kesatuan prinsip akuntansi yang bersifat
komprehensif atau berterima umum.

Pertengahan tahun 1950, keinginan agar pembangunan prinsip-prinsip


akuntansi semakin berkembang sampai diluar profesi akuntan. Pada tahun 1957,
AAA mengeluarkan pokok-pokok pikiran tentang konsep-konsep dan definisi-
definisi minimum yang dilandasi dengan pendekatan deduktif. Pokok-pokok
pikiran tersebut merupakan awal lahirnya pendekatan deduktif. CAP sebagai
regulator mengabaikan pendekatan tersebut karena memakan waktu yang
panjang. Selanjutnya lembaga tersebut menggunakan sebagian besar waktunya
untuk menyelesaikan kejadian-kejadian yang bersifat khusus dengan
menentukan siklus akuntansinya satu persatu. Cara kerja tersebut menunjukkan
bahwa CAP kurang mengembangkan teori yang bersifat umum yang dapat
dijadikan dasar pengembangan statemen-statemen akuntansi keuangan. Jadi,
tahun 1957-1959 perkembangan standar akuntansi di Amerika Serikat
mengalami masa transisi. Banyak kritik-kritik terhadap CAP dan akhirnya
presiden AICPA meminta diberlakukannya pendekatan baru dalam
pengembangan statemen akuntansi.

Presiden AICPA yaitu Alvin Jenning pada tahun 1957 menyampaikan


pidato dalam suatu pertemuan anggota AICPA dan menyarankan agar
mengadakan reorganisasi ditubuh AICPA. Sasarannya adalah untuk segera
dapat diwujudkan prinsip-prinsip akuntansi. Dia menyarankan agar dilakukan
riset untuk mendapatkan pendekatan konseptual sebagai pengganti pendekatan
kasual yang dianut CAP selama 20 tahun. Mengadopsi pemikiran Jenning,
AICPA membentuk Accounting Principles Board(APB) dan Accounting
Research Division (ARD) serta sekaligus menandai berakhirnya CAP.
3. Era Accounting Principle Board

Keberadaan APB dan ARD menunjukkan bahwa terdapat pendekatan dua


arah dalam pengembangan prinsip akuntansi. ARD memiliki otoritas untuk
menerbitkan hasil-hasil riset dan lebih mencurahkan perhatian pada
pengembangan statemen-statemen akuntansi tanpa harus
mempertanggungjawabkan kepada komite teknis AICPA. Hasil riset akan
dipublikasikan dalam bentuk Accounting Research Studies (ARS) lengkap
dengan dokumen detail, keseluruhan aspek dari suatu masalah tertentu, serta
rekomendasi atau konklusi. Terdapat 15 ARS yang diterbitkan ARD, antara
lain:

1. ARS No. 1, berjudul “The Basic Postulates of Accounting” yang disusun


oleh Maurice Moonitz dan dipublikasikan tahun 1961.

2. ARS No. 2, berjudul “Cash Flow Analysis and the Funds


Statement” yang disusun oleh Perry Mason dan dipublikasikan tahun
1961. Studi ini memberikan dukungan terhadap penyusunan laporan
sumber dan penggunaan dana.

3. ARS No. 3, berjudul “A Tentative Set of Broad Accounting Principles for


business Enterprises” yang disusun oleh Sprause dan Moonitz dan
dipublikasikan pada bulan April 1962, dimana studi ini juga
memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat harga umum dan khusus.

4. ARS No. 4, berjudul “Reporting of Leases in Financial Statements” yang


disusun oleh John H. Myers dan dipublikasikan tahun 1962. Studi ini
mengatur memberikan petunjuk yang berhubungan dengan Pelaporan
Sewa-Beli dalam Laporan Keuangan.

5. ARS No. 5 yang berjudul “a Critical Study of Accounting for Business


Combinations”, disusun oleh Arthur B. Watt dan dipublikasikan tahun
1963. Studi ini mengatur dan memberikan pandangan yang terkait dengan
Studi Kritis Akuntansi Penggabungan Usaha (Businees Combinations).

6. ARS No. 6 yang berjudul “Reporting the Financial Effects of Price-Level


Changes”, disusun oleh staf dari Divisi Riset dan dipublikasikan tahun
1963. Studi ini mengatur dan memberikan pandangan terkait dengan
perubahan tingkat harga dalam hubungannya dengan akuntansi inflasi dan
bagaimana melaporkan dampak dari perubahan tersebut.
7. ARS No. 7 yang berjudul “Inventory of Generally Accepted Accounting
Principles for Business Enterprise” yang dikemukakan oleh Paul Grady,
dimana studi ini memberikan pandangan terkait dengan prinsip-prinsip
akuntansi keuangan dan mengangkat kembali kepercayaan terhadap APB
sebagai lembaga pengatur standar.

8. ARS No. 8 yang berjudul “Accounting for the Cost of Pension


Plans” yang dikemukakan oleh Ernesr L. Hicks dan dipublikasikan tahun
1966, dimana studi ini mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan
akuntansi program pension oleh suatu entitas bisnis.

9. ARS No. 9 berjudul “Interperiod Allocation of Corporate Income


Taxes” yang dikemukakan oleh Howard A. Black dan dipublikasikan
tahun 1966, dimana studi ini mengatur dan memberikan petunjuk
pelaksanaan alokasi pajak antar waktu dari pajak penghasilan suatu
entitas.

10.ARS No. 10 berjudul “Accounting for Goodwill” yang dikemukakan oleh


George R. Catlerr dan Noman O. Olson dan dipublikasikan tahun 1968.
Secara umum, studi ini mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan
akuntansi goodwill.

11.ARS No. 11 berjudul “Financial Reporting in Extractive


Industries” yang dikemukakan oleh Robert R. Field dan dipublikasikan
tahun 1968. Studi ini mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan
pelaporan keuangan dalam industry ekstraktif (penggalian).

12.ARS No. 12 berjudul “Reporting Foreign Operations of US Companies


in US Dollars”, dikemukakan oleh Leonard Lorenso dan dipublikasikan
tahun 1972. Studi ini mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan
pelaporan operasi-operasi suatu entitas luar negeri Amerika dalam mata
uang dolar Amerika Serikat.

13.ARS No. 13 yang berjudul “The Accounting Basis of


Inventories” dikemukakan oleh Horace G. Barden dan dipublikasikan
tahun 1973. Studi mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan dasar
akuntansi persediaan.

14.ARS No. 14 yang berjudul “Accounting for Research and Development


Expenditures” dikemukakan oleh Oscar S. Gellein dan Maurice S.
Newman dan dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan
memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi untuk biaya riset dan
pengembangan.

15.ARS No. 15 yang berjudul “Stockholders’ Equity” dikemukakan oleh


Beatrice Melcher dan dipublikasikan tahun 1973. Studi ini mengatur dan
memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi modal (ekuitas).

APB yang memiliki anggota 18 sampai dengan 21 orang yang seluruhnya


merupakan anggota AICPA, dan merupakan wakil dari kantor akuntan,
akademisi, dan para pengusaha. Sebagai lembaga pengatur sstandar, APB
diharapkan mampu menyelesaikan dua pekerjaajn besar, yaitu:

1. Menyusun dalil-dalil dasar akuntansi.

2. Mampu menjelaskan secara komprehensif rangkaian hubungan prinsip-


prinsip akuntansi yang dilandasi oleh dalil-dalil tersebut.

Di eranya (tahun 1959-1973) APB menerbitkan opini-opini yang


membahas isu-isu kontrovensial. Pada era tersebut kontribusi American
Accountants Association (AAA) juga tidak kalah pentingnya dalam proses
perumusan statemen-statemen akuntansi dibanding APB. Melalui beberapa riset
AAA berusaha mengembangkan statemen-statemen yang terintegrasi dengan
teori-teori dasar akuntansi.

Accounting Research Studies (ARS) No. 1 dan No. 3

APB pada awalnya mempublikasikan APB Statement No. 1 tentang


diterimanya ARS No. 1 dan ARS No. 3. Kedua ARS tersebut tidak diterima
dikalangan profesi akuntansi karena bertentangan dengan kredit pajak investasi
sehingga APB mendapat teguran yang serius dari induk organisasi, yaitu
AICPA. AICPA menolak kedua hasil studi tersebut dan penolakan ini
dipandang sebagai upaya untuk melemahkan pendekatan dua arah yang
dipergunakan APB.

Accounting Research Studies (ARS) No. 7

ARS 7 yang dihasilkan oleh Paul Grady mengalami kesuksesan. Grady


melakukan kodifikasi statemen-statemen dengan pendekatan induktif dan
pandekatan deduktif karena menyesuaikan dengan statemen-statemen yang
sudah ada dan berusaha menyimpulkan prinsip-prinsip akuntansi dari pokok-
pokok statemen yang dapat diterima.
Untuk mempertanggungjawabkan tugas utamanya untuk menghasilkan
prinsip-prinsip akuntansi, komite khusus APB melakukan perumusan prinsip-
prinsip akuntansi dan dalam 5 tahun berhasil merumuskan sekumpulan prinsip
yaitu APB Statement No. 4 yang berjudul “Basic Concept and Accounting
Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises” pada tahun
1970. Dari tahun 1959-1973 APB menerbitkan empat statemen dan serangkaian
interpretasi akuntansi untuk memperluas rekomendasi-rekomendasi yang
berhubungan dengan masalah-masalah akuntansi.

Statemen-statemen yang diterbitkan oleh APB, antara lain:

1. APB Statement No. 1, yang berisi laporan tentang fiterimanya ARS No. 1
dan No. 3.

2. APB Statement No. 2, yang isinya tentang “Disclosure of Supplementary


Financial Information by Diversified Companies”, dimana statemen ini
diterbitkan bulan September 1967.

3. APB Statement No. 3, berisi tentang “Financial Statement Related for


General Price-Level Changes”yang diterbitkan pada bulan Juni 1969.

4. APB Statement No. 4, berisi tentang “Basic Concept and Accounting


Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises” yang
diterbitkan pada bulan Oktober 1970.

Kritik – kritik terhadap APB

Dalam melaksanakan mandate untuk menyusun prinsip-prinsip akuntansi


yang berterima umum, APB menuai banyak kritik. Upaya APB dalam
menyusun prinsip-prinsip akuntansi mengalami kegagalan didasarkan pada
argument sebagai berikut:

1. Opini yang bersifat ad hoc atau kontroversial, termasuk ARS No. 8, ARS
No. 9, APB Opinion No. 2 dan No. 4 tentang kredit pajak investasi.

2. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah akuntansi untuk penggabungan


usaha dan goodwill.

Sebagai respon atas keseluruhan kritik yang diterima APB dari awal
proses, lembaga tersebut memprakarsai perubahan penting dan telah diangkat
kepermukaan. Namun apa yang menjadi prakarsa tidak bisa dilanjutkan APB
tapi dilanjutkan oleh lembaga pengatur standar penggantinya yaitu Financial
Accounting Standar Board (FASB).

4.Era Financial Accounting Standard Board (Periode Kontemporer)

Menyadari kebutuhan untuk reformasi APB, pemimpin dalam profesi


akuntansi menunjuk Kelompok Studi Pembentukan Prinsip Akuntansi,
kelompok ini menentukan bahwa APB harus dibubarkan dan struktur standar
pengaturan baru diciptakan. Misi dari FASB adalah untuk membangun dan
meningkatkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan untuk bimbingan dan
pendidikan masyarakat, termasuk emiten, auditor dan pengguna informasi
keuangan.

Setelah APB digantikan oleh FSAB pada tahun 1978, FSAB


mengeluarkan SFAC No 1 dengan judul, Objectives of Financial Reporting by
Business Enterprises. FASB berbeda dengan dewan-dewan sebelumnya, karena
didukung oleh enam organisasi profesi, yaitu AAA, AICPA, Financial Analysts
Federation, Financial Executive Institute, Institute of Management Accountants,
dan Securities Industry Association. Setelah mengalami beberapa titik waktu
(Juncture) dalam merumuskan prinsip-prinsip akuntansi (Zeff 1984), FASB
akhirnya berhasil membuat sebuah model rerangka konseptual yang mapan
disebut, Statement of Financial Accounting Concepts. SFAC ini dianggap
lengkap dan terdiri dari 6 statements, yaitu SFAC No 1 (1978), SFAC No 2
(1980), SFAC No 3 (1980), SFAC No 4 (1980), SFAC No 5 (1984), dan SFAC
No 6 (1985). SFAC No 6 menggantikan SFAC no 3 dan mengamandemen
SFAC no 2. Sedangkan draft SFAC 7 sampai saat ini belum pernah definitif.

Model rerangka konseptual FASB ini mencakup empat komponen dasar, yaitu:

1. Tujuan pelaporan keuangan yang dituangkan pada SFAC no 1 dan SFAC


no 4

2. Kriteria kualitas informasi yang dituangkan pada SFAC no 2

3. Elemen-elemen laporan keuangan yang dituangkan pada SFAC no 6


(pengganti SFAC no 3)

4. Pengukuran dan pengakuan yang dituangkan pada SFAC no. 5


Model ini dirancang dengan cukup luas dan mencakup perusahaan bisnis
dan nonbisnis. Rerangka ini merupakan dasar teoritis bagi FASB dalam
mengembangkan standar akuntansi keuangan (Statement of Financial
Accounting Standard) di Amerika Serikat. Standar-standar tersebut berkenaan
dengan pengukuran aktivitas ekonomi, penentuan waktu kapan pengukuran dan
pencatatan harus dilakukan, ketentuan pengungkapan mengenai aktivitas
tersebut, penyiapan dan penyajian ringkasan aktivitas ekonomi tersebut dalam
bentuk laporan keuangan.

5. Era International Accounting Standards Board

Globalisasi dunia menuntut adanya standar akuntansi yang seragam.


Namun untuk mencapai sebuah keseragaman tidaklah mudah. Kondisi ini
memerlukan adanya sebuah badan penyusun standar internasional. Salah
satunya adalah International Accounting Standards
Committee (IASC). Kesepakatan untuk membentuk IASC terjadi pada tanggal
23 Juni 1973 di Inggris yang diwakili oleh organisasi profesi akuntansi dari
sembilan negara, yaitu Australia, Kanada, Prancis, Jerman Barat, Jepang,
Mexico, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat. Badan-badan ini merupakan
dewan IASC pada saat itu, mereka merupakan bagian dari International
Federation of Accountans (IFAC) sebagai organisasi induk IASC. Dengan
tujuan menyelesaikan dan mendamaikan perbedaan akuntansi di setiap negara,
serta merintis adanya standar akuntansi yang kelak berlaku universal, IAS
diterbitkan sejak tahun 1974. Penerbitan tersebut satu tahun setelah
pembentukan IASC.

Tujuan pembentukan IASC adalah memformulasi standar dan mendorong


keberterimaan dan ditaatinya IFRS secara luas di dunia ( to formulate and
publish in the public interests, basic standards to be observed in the
presentation of audited accounts and financial statements and to promote their
wordwide acceptance and observance). Sampai saat ini IASC beranggotakan
sekitar 150 organisasi atau badan penyusun standar akuntansi dari 113 negara,
dan telah berhasil merumuskan model teoritis yang juga mengadopsi meta teori
dengan menempatkan tujuan sebagai top level. Pada tahun 1999 setelah
melakukan proses review selama dua tahun, dewan IASC menyetujui rencana
restrukturisasi.
Menurut ketentuan restrukturisasi, dewan IASC akan menjadi sebuah
entitas yang terpisah dari induknya dan akan menjadi entitas non profit yang
diatur oleh para wali. IASC akan melakukan pendanaan terhadap IASB, yang
pada gilirannya akan bertanggung jawab untuk teknis agenda pengembangan
dan persetujuan IFRS baru. IFRS saat ini diterbitkan dan dikelola oleh IASB,
sebuah dewan standar independen yang berbasis di London. Pada bulan Maret
2001, IASC Foundation secara resmi didirikan di negara bagian Delaware di
Amerika Serikat yang bertindak sebagai entitas induk IASB. Sejak 1 April
2001, IASB diasumsikan bertanggung jawab kepada IASC dalam menjalankan
tugasnya melakukan penyusunan standar akuntansi. Sesuai dengan konstitusi
IASC Foundation, dilakukan review secara berkelanjutan yang selesai pada
bulan Juni 2005 dan terjadi beberapa perubahan konstitusi yang mengatur
pengaturan operasional IASC Foundation.

Sejarah Akuntansi Australia


1086: William Sang Penakluk Mengumumkan Kitab Domesday, yang
berisicatatan dari apa adalah karena raja dan penguasa-nya secara rinci
sedemikian rupa sehingga menentang sanggahan. William dilembagakan
feodalisme di Inggris setelah mengalahkan Inggris Raja Harold, dan sistem
yang diperlukan catatan lebih menjaga.

1225 : Hakim kepala Milan membuat rekening penuh barang dilakukan


pada kapal. Republik Italia awal telah lulus hukum yang membutuhkan publik
yang ahli Taurat melacak barang dagangan.

1374 : Penyair Geoffrey Chaucer bekerja sebagai pengawas keuangan


adat di pelabuhan London. Chaucer Canterbury Tales termasuk pedagang
membual dan Reeve yang "auditor tidak pernah bisa menang terus." Dengan
penutupan Tengah Abad, perdagangan begitu berkembang bahwa transaksi
kredit telah menjadi luas, dan pencatatan (dan penjaga catatan) perlu lebih tepat.

1494 : Italia biarawan Luca Pacioli de resmi memperkenalkan "double


entry"pembukuan dalam bukunya Summa de Arithmetica, kompendium yang
matematika pengetahuan. Pacioli mendasarkan karyanya pada prosedur yang
umumnya digunakan di Genoa, Florence, Milan dan Venice sejak sekitar
1350 : Pembukuan berpasangan yang membuat lebih mudah bagi mereka
untuk mendeteksi kesalahan dan memberikan gambaran yang lebih lengkap dari
kegiatan usaha-neraca yang bersama dengan laporan laba rugi.

1553 : James Peele menulis apa yang mungkin adalah teks Inggris lebih
dulu asli pada

pembukuan.

1581 : Para Collegio dei Raxonati menjadi masyarakat pertama di dunia


akuntan. Dengan

1669, tidak ada yang akan diijinkan untuk berlatih di Venice tanpa
menjadi anggota kampus.

1600 : East India Company. Perusahaan perdagangan memperkenalkan


investasi modal dan Pembagian dividen, menciptakan kebutuhan besar untuk
akuntabilitas kepada investor.

1651 : Johnannes Dyckman bergerak sebagai pemegang buku untuk New


Amsterdam bawah Gubernur Peter Stuyvesant. Dyckman akan diganti satu
tahun kemudian karena tidak benar diberikan account. Usaha akuntansi
memiliki sudah mulai tumbuh di Amerika.

1775-1783 : Revolusi Amerika tidak langsung menyebabkan


pertumbuhan akuntansi di Inggris sebagai kreditur menunjuk akuntan sebagai
wali selama ledakan yang mengalami kebangkrutan. Pada 1793, perusahaan
perbankan lebih dari 20 di Inggris dan Skotlandia gagal, dan akuntan turun
tangan untuk menyelesaikan urusan mereka.

1789 : Pemerintah AS menciptakan Departemen Keuangan, termasuk


pengawas keuangan dan auditor. Benjamin Franklin mendesak pengusaha untuk
memiliki pelatihan dan fasilitas di "accompts." diterima Franklin uang sebagai
muda pria menjaga pembukuan, dan digunakan keterampilan kemudian untuk
menciptakan layanan pos. Thomas Jefferson dua teks pembukuan antara
pertama buku di Perpustakaan Kongres.

1841-1850 : Memperluas imperium kereta api mempekerjakan akuntan


sebagai auditor independen manajemen.

1850 : Ada 264 "accomptants" yang tercantum dalam direktori dari


London profesional. Pada tahun 1799, hanya ada 11; pada tahun 1840, ada 107.
1854 : Skotlandia secara resmi mengakui profesi di bawah penunjukan
"Akuntan sewaan."

1880 : Inggris secara resmi mengakui "akuntan", ketika Institute of


Chartered Accountants di Inggris & Wales didirikan oleh Royal Charter Mei
1880 menyusul datang bersama enam local masyarakat akuntan di London,
Liverpool, Manchester dan Sheffield. Lembaga menerima Piagam Tambahan
tahun 1948. Sebagai Chartered tubuh, Institut beroperasi terutama untuk
kepentingan umum dan untuk yang anggota yang ada lebih dari 124.000.

1887 : Organisasi akuntansi pertama di Amerika Serikat didirikan.

1896 : Negara bagian New York secara resmi mengakui profesi di bawah
lisensi bersertifikat akuntan publik.

1897 : New York State Masyarakat Akuntan Publik ini disusun pada
tanggal 28 Januari. Negara bagian lain cepat mengikuti. Charles Haskins Waldo
adalah terpilih sebagai presiden pertama NYSSCPA tersebut. Haskins sudah
adalah yang pertama presiden dari Dewan Penguji Negara Akuntan Publik pada
tahun 1896. Pada tahun 1900, ia menjadi dekan pertama dari Sekolah
Universitas New York Perdagangan, Rekening dan Keuangan.

1895-1905 : New York, Ontario dan Barat Perusahaan Kereta Api


menjadi yang pertama kereta api di Amerika Serikat mengeluarkan laporan
keuangan yang diaudit. Serikat States Steel adalah perusahaan industri besar
pertama untuk mengeluarkan diaudit melaporkan. Adil Life Assurance
Masyarakat menjadi asuransi pertama perusahaan memiliki audit independen.
Pintu air dibuka untuk bersertifikat akuntan publik. Sementara itu, universitas
besar seperti University of Chicago dan Dartmouth mendirikan kursus
akuntansi, meskipun perguruan tinggi bisnis telah diselenggarakan untuk
mengajar pembukuan dan akuntansi keterampilan sejak pertengahan abad ke-19

1913 : Berlakunya undang-undang pajak pendapatan AS menetapkan


akuntan sebagai utama profesi di arena ini. Pada saat yang sama, CPA
manajemen keahlian ketapel profesi sebagai konsultan top di ruang rapat dan di
lantai pabrik.

1928 : The Institute of Chartered Accountants di Australia (ICAA)


adalah merupakan oleh Royal Charter pada tahun 1928. Para ICAA sekarang
beroperasi di bawah Tambahan Kerajaan Piagam (diubah dari waktu ke waktu)
yang diberikan oleh Gubernur Jenderal atas nama Ratu Elizabeth II pada
tanggal 23 Agustus 2000.

1931 : Kasus Ultramares menetapkan prinsip bahwa auditor memiliki


kewajiban kepada pihak ketiga mengandalkan laporan auditor. The American
Institute of CPA menghilangkan kata "sertifikasi" dari laporan tersebut dan
menggantikannya dengan "Diperiksa" untuk menekankan laporan itu pendapat,
bukan jaminan.

1933 : Academy of Motion Picture Seni dan Ilmu Pengetahuan memilih


Harga Waterhouse untuk mengawasi pemungutan suara untuk penghargaan
Oscar pada tahun 1933, dalam tanggapan terhadap kepercayaan bahwa
penghargaan itu dicurangi. Itu Akademi mempublikasikan pertunangan untuk
menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap Oscar.

1941 : The US Securities and Exchange Commission mengharuskan


laporan auditor menyatakan bahwa pemeriksaan dibuat sesuai dengan prinsip
diterima standar akuntansi.

1952 : Pada tahun 1952 Commonwealth Ikatan Akuntan (sebelumnya


dikenal sebagai yang tergabung Ikatan Akuntan, Victoria) dan Federal Ikatan
Akuntan, yang didirikan di Victoria memutuskan untuk menggabungkan dan
membentuk Society Australia Akuntan. Masyarakat Australia Akuntan berubah
nama menjadi Society Australia Bersertifikat Akuntan Mempraktekkan pada
tahun 1990 dan kemudian beberapa tahun kemudian berubah nya nama, lagi,
untuk CPA Australia.

1965 : Pada tahun 1965 ICAA dan CPA Australia didirikan sebuah
Akuntansi Research Foundation. Pada tahun 1974 ini direorganisasi dan
berganti nama menjadi Australia Akuntansi Research Foundation ("AARF").
Yayasan melakukan penelitian, memproduksi makalah diskusi, monograf dan
panduan, dan mempersiapkan pengajuan kepada Pemerintah atas nama BPA
Australia dan ICAA. Dewan hidup tunggal dari AARF adalah Legislasi Review
Board (setelah Australia Standar & Jaminan Dewan diasumsikan oleh Pelaporan
Keuangan Pemerintah Australia Council) dan ketua sekarang adalah kita sendiri
Richard Bobb.

1968 : AS Kontinental Kasus Vending memperluas tanggung jawab


auditor untuk memasukkan sanksi pidana karena telah melihat ke arah lain
ketika mereka tidak seharusnya.
1973 : Kesadaran masyarakat terhadap standar akuntansi yang berlaku
umum menyebabkan pembentukan Keuangan Standar Akuntansi independen
AS Dewan.

1973 : Akuntansi Internasional Komite Standar ("IASC") dibentuk pada


pertemuan perdananya 29 Juni 1973 di London sebagai akibat dari perjanjian
oleh badan akuntansi di Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko,
Belanda, Inggris dan Irlandia dan Amerika Serikat, dan negara-negara ini
merupakan Dewan IASC pada saat itu waktu. Pada tanggal 1 April 2001,
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) diasumsikan akuntansi
penetapan standar tanggung jawab dari perusahaan pendahulunya tubuh, IASC.
Ini adalah puncak dari restrukturisasi berdasarkan rekomendasi dari
Rekomendasi laporan Membentuk IASC untuk Masa Depan. IASB menerbitkan
Standar dalam serangkaian pernyataan disebut Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS). Hal ini juga diadopsi tubuh Standar yang dikeluarkan oleh
Dewan Akuntansi Internasional Komite Standar (IASC). Itu pernyataan terus
ditunjuk "Akuntansi Internasional Standar "(IAS).

1977 : Didirikan pada tahun 1977, Federasi Internasional Akuntan


(IFAC) didirikan sebagai organisasi seluruh dunia untuk akuntansi yang profesi.
IFAC terdiri dari 163 badan anggota di 119 negara, mewakili lebih dari 2,5 juta
akuntan publik yang bekerja di prakteknya, industri dan perdagangan,
pemerintah, dan akademisi. IFAC yang misinya adalah untuk melayani
kepentingan umum, dengan memperkuat seluruh dunia akuntansi profesi dan
memberikan kontribusi pada pengembangan yang kuat internasional ekonomi
dengan mengembangkan dan mempromosikan kepatuhan terhadap berkualitas
tinggi standar profesional, memajukan internasional konvergensi standar
tersebut dan berbicara tentang isu-isu kepentingan public mana keahlian profesi
adalah yang paling relevan.

2000 : Hukum Australia Reformasi Ekonomi Perusahaan Program Act


1999 membentuk dasar untuk pengaturan setting standar baru sebagai bagian
dari Pemerintah Australia Perusahaan Hukum Program Ekonomi Reformasi.
Undang-undang secara resmi menetapkan pengaturan baru datang ke berlaku
tanggal 1 Januari 2000. Pengaturan kelembagaan untuk pengaturan standar
akuntansi melibatkan Pelaporan Keuangan Dewan (FRC) dengan tanggung
jawab pengawasan untuk Dewan Standar Akuntansi Australia (AASB), yang
akan menangani standar pengaturan di sektor swasta dan publik dan memiliki
sendiri penelitian dan staf administrasi. Ini menggantikan pengaturan di bawah
AASB yang bekerja bersama-sama dengan Masyarakat profesi akuntansi yang
Sektor Dewan Standar Akuntansi dan menggunakan layanan dari staf AARF
tersebut.

2004 : Hukum Australia Ekonomi Perusahaan Program Reformasi


(Reformasi Audit & Pengungkapan Perusahaan) Act 2004 disediakan untuk
pembentukan dibentuk kembali Audit dan Assurance Standards Board
("AUASB") sebagai independen badan hukum. Sebagai audit nasional dan
jaminan standar setter, yang AUASB memiliki peran penting dalam
mengembangkan tinggi kualitas standar dan pedoman terkait untuk auditor dan
penyedia lain jaminan layanan. Dewan ini sebelumnya diatur oleh AARF
sampai dengan 1 Juli 2004.

Sejarah Akuntansi Di Belanda


Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradoks yang menarik.
Belanda memiliki ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan yang relatif
permisif, tetapi standar praktik profesional yang sangat tinggi. Belanda
merupakan Negara hukum kode, namun akuntasinya berorientasi pada
penyajian wajar. Inggris dan Amerika Serikat telah mempengaruhi akuntansi
Belanda sama seperti Negara-negara Eropa Kontinental lainnya. Pelaporan
keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas terpisah. Akuntansi
Belanda bersedia untuk mempertimbangkan ide-ide dari luar. Belanda
merupakan salah satu pendukung pertama atas standar internasional untuk
akuntansi dan pelaporan keuangan, dan pernyataan IASB menerima perhatian
besar dalam menentukan praktik yang dapat diterima.

Belanda merupakan salah satu pendukung pertama atas standar


internasional akuntansi dan pelaporan keuangan. Belanda juga menjadi tempat
bagi beberapa perusahaan multinasional terbesar di dunia sperti Philips, Royal
Dutch/Shell dan Unilever.

Belanda memiliki undang-undang akuntansi dan persyaratan laporan


keuangan yang cukup bebas tapi standar praktik profesional yang sangat
tinggi. Belanda merupakan negara hukum, namun akuntansinya berorientasi
pada penyajian wajar. Pelaporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua
aktivitas terpisah. Lebih lanjut lagi, orientasi kewajaran berkembang tanpa
adanya pengaruh dari pasar saham. Inggris dan Amerika Serikat telah
mempengaruhi akuntansi Belanda sama seperti negara-negara Eropa continental
lainnya, dan tidak seperti Negara continental lainnya, profesi akuntansi
memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap standard dan aturan
akuntansi.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi

Regulasi di Belanda tetap liberal sehingga tahun 1970 ketika Undang-


undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan, Undang-undang tahun 1970
memperkenalkan audit wajib Undang-undang tersebut merupakan bagian dari
program besar perubahan dalam Uni Eropa yang akan terjadi. Selain itu juga
Undang-undang tersebut juga mendorong pembentukan kelompok Studi
Akuntansi Tiga Pihak (Tripaartif) (yang digantikan oleh Dewan Pelaporan
Tahunan pada Tahun 1981). Provisi utama undang-undang tahun 1970 tersebut,
yaitu :

1. Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang


wajar mengenai posisi dan hasil keuangan selama satu tahun, dan seluruh pos
di dalamnya harus dikelompokkan dan dijelaskan secara memadai .

2. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan praktik usaha yang baik
(yaitu prinsip akuntnasi dapat diterima oleh kalangan usaha)

3. Dasar penyajian aktiva, kewajiban, dan penentuan hasil operasi harus


diungkapkan

4. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan dasar yang konsisten dan
pengaruh material dari perubahan dalam prinsip akuntansi harus diungkapkan
secukupnya.

5. Informasi keuangan komparatif untuk periode sebelumnya harus


diungkapkan dalam laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya.

Dewan Pelaporan Tahunan

Dewan Pelaporan Tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap prinsip


akuntansi yang dapat diterima (bukan diterima) secara umum. Dewan tersebut
merupakan organisasi swasta dan didanai melelui hibah dari kalangan usaha dan
NivRA. Dewan tersebut memiliki anggota yang berasal dari tiga kelompok yang
berbeda, yaitu :

1. Penyusun Laporan Keuangan (Perusahaan )


2. Pengguna Laporan Keuangan (perwakilan serikat buruh dan analis
keuangan)

3. Auditor Laporan keuangan (Institusi Akuntan Terdaftar Belanda atau


NivRA)

Kamar Perusahaan

Kamar perusahaan yaitu pengadilan khusus yang berhubungan dengan


Pengadilan Tinggi Amsterdam, memiliki karakter unik system Belanda untuk
mendorong kesesuaian dengan ketentuan akuntansi. Kamar Perusahaan terdiri
dari tiga hakim dan dua akuntan ahli, dan tidak menggunakan juri. Keputusan
Kamar Perusahaan dapat menimbulkan perubahan dalam laporan keuangan atau
berbagai jenis hukuman. Auditing di Belanda merupakan profesi yang mengatur
diri sendiri. Badan pengaturnya adalah Institusi Akuntan Terdaftar Belan
(NivRA), yang memiliki sekitar 13.000 anggota. NivRA memiliki otonomi
penuh dalam penentuan standar audit dan kode etik professional yang kuat
memiliki status wajib.

Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan wajib disusun dalam bahasa Bela, namun dalam


bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuanganharus
terdiri dari :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Catatan-catatan

4. Laporan Direksi

5. Informasi Lain yang direkomendasikan

Laporan arus kas tidak diwajibkan, tetapi direkomendasikan oleh sebuah


tuntunan dewan dan kebanyakan perusahaan Belanda membuatnya. Catatan
laporan keuangan harus menjelaskan prinsip akuntansi yang digunakan dalam
penilaian dan penetapan hasil dan alasan-alasan di balik setiap perusahaan
akuntansi yang dilakukan. Laporan direksi mengevaluasi posisi keuangan pada
tanggal neraca dan kinerja selama tahun keuangan. Laporan keuangan tahunan
harus disajikan baik berdasarkan induk perusahaan saja maupun
konsolidasi. Perusahaan-perusahaan Belanda pun diperbolehkan untuk
menyusun Laporan keuangan dengan menggunakan IFRS atau GAAP AS selain
standar Akuntansi Belanda.

Pengukuran Akuntansi

Metode yang digunakan adalah metode pembelian, goodwill merupakan


perbedaan antara biaya akusisi dengan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang
dibeli. Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat terlihat dengan
diperbolehkannya penggunaan nilaii kini untuk aktiva berwujud seperti
persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan
Belanda Memiliki Flesibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat
diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba. Pos –pos
tertentu dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan
terhadap cadangan dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain : 
Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum untuk
diasuransikan  Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya 
Onsekuensi akibat restrukturisasi keuangan

1. Dasar penilaian yang dipakai adalah historical cost, dan intangible assets
pun harus dinilai berdasrkan historical cost.

2. Depresiasi biasanya berdasarkan garis lurus dan diterapkan untuk semua


asset kecuali bangunan, tanah tidak harus di depreasi.

3. Metode LOCOM dipakai untuk menilai persediaan. Pasar disini


ditafsirkan sebagai net realizable value, sama dengan Inggris. Metode FIFO
dan weighted-average adalah metode yang paling banyak dipakai dalam
menentukan cost, meskipun LIFO juga diizinkan.

4. Goodwill di kapitalisasi dan diamortisasi selama estimasi manfaat hingga


maksimum 20 tahun

5. Biaya penelitian dan pengembangan di kapitalisasi hanya jika jumlah


tersebut dapat dipulihkan dan cukup pasti.

Sejarah Akuntansi di Indonesia


Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia mulai dapat menghitung
dan membuat suatu catatan, dengan menggunakan batu, kayu, bahkan daun.
Pada abad ke–15, terjadilah perkembangan dan perluasan perdagangan oleh
pedagang-pedagang Venesia. Perkembangan perdagangan ini menyebabkan
diperlukannya suatu sistem pencatatan yang lebih baik sehingga dengan
demikian akuntansi mulai berkembang. Pada akhir abad XV, sejalan dengan
menurunnya pengaruh Romawi, pusat perdagangan bergeser ke Spanyol,
Portugis, dan Belanda. Akibatnya, sistem akuntansi yang telah dikembangkan
Romawi juga ikut berpindah dan digunakan di negara-negara tersebut. Sejak itu
perhitungan rugi laba mulai dibuat secara tahunan yang kemudian mendorong
dikembangkannya penyusunan neraca secara rutin pada akhir.

Pada abad XIX revolusi industri di Eropa mendorong berkembangnya


akuntansi biayadan konsep penyusutan. Pada tahun 1930, New York Slock
Exchange dan American Institute of Certified Public Accountant membahas dan
menetapkan prinsip-prinsip akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang
sahamnya terdaftar di bursa saham.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda
sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang
jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun
1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang
berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995).
Pada era ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-
entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Sistem
ini diperkenalkan oleh Luca Pacioli bersama Leonardo da Vinci, dan sudah
dipakai untuk melakukan pencatatan upah sejak zaman Babilonia. Sistem
Kontinetal merupakan pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu
debit dan kredit secara seimbang dan menghasilkan pembukuan yang sistematis
serta laporan keuangan yang terpadu. Dengan menggunakan sistem ini
perusahaan mendapatkan gambaran tentang laba rugi usaha, kekayaan
perusahaan, serta hak pemilik.

Perusahaan VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial


utama selama masa penjajahan memainkan peranan penting dalam praktik
bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus 1997).

Kegiatan ekonomi pada masa penjajahan meningkat cepat selama tahun


1800an dan awal tahun 1900an. Hal ini ditandai dengan dihapuskannya tanam
paksa sehingga pengusaha Belanda banyak yang menanamkan modalnya di
Indonesia. Peningkatan kegiatan ekonomi mendorong munculnya permintaan
akan tenaga akuntan dan juru buku yang terlatih. Akibatnya, fungsi auditing
mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995). Peluang
terhadap kebutuhan audit ini akhirnya diambil oleh akuntan Belanda dan Inggris
yang masuk ke Indonesia untuk membantu kegiatan administrasi di perusahaan
tekstil dan perusahaan manufaktur (Yunus 1990).

Internal auditor yang pertama kali datang di Indonesia adalah J.W


Labrijn-yang sudah berada di Indonesia pada tahun 1896 dan orang pertama
yang melaksanakan pekerjaan audit (menyusun dan mengontrol pembukuan
perusahaan) adalah Van Schagen yang dikirim ke Indonesia pada tahun 1907
(Soemarso 1995). Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya
Jawatan Akuntan Negara- Government Accountant Dienst yang terbentuk pada
tahun 1915 (Soermarso 1995). Akuntan publik yang pertama adalah Frese &
Hogeweg yang mendirikan kantor di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian
kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens
pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak- Belasting Accountant
Dienst (Soemarso 1995). Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang
bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang
akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada
Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-
1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia.

Pada tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia
yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda
masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan
pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda.
Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang
Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan
tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997). Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan
akuntan, Indonesia pada akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model
Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik akuntansi model Amerika
mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di
lembaga pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi
yang menawarkan pendidikan akuntansi-seperti pembukaan jurusan akuntansi
di Universitas Indonesia 1952, Institute Ilmu Keuangan (Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara-STAN) 1990, Univesitas Padjajaran 1961, Universitas
Sumatera Utara 1962, Universitas Airlangga 1962 dan Universitas Gadjah Mada
1964 (Soermarso 1995)-telah mendorong pergantian praktik akuntansi model
Belanda dengan model Amerika pada tahun 1960 (ADB 2003).

Selanjutnya, pada tahun 1970 semua lembaga harus mengadopsi sistem


akuntansi model Amerika (Diga dan Yunus 1997). Pada pertengahan tahun
1980an, sekelompok tehnokrat muncul dan memiliki kepedulian terhadap
reformasi ekonomi dan akuntansi. Kelompok tersebut berusaha untuk
menciptakan ekonomi yang lebih kompetitif dan lebih berorientasi pada pasar
dengan dukungan praktik akuntansi yang baik. Kebijakan kelompok tersebut
memperoleh dukungan yang kuat dari investor asing dan lembaga-lembaga
internasional (Rosser 1999). Sebelum perbaikan pasar modal dan pengenalan
reformasi akuntansi tahun 1980an dan awal 1990an, dalam praktik banyak
ditemui perusahaan yang memiliki tiga jenis pembukuan-satu untuk
menunjukkan gambaran sebenarnya dari perusahaan dan untuk dasar
pengambilan keputusan; satu untuk menunjukkan hasil yang positif dengan
maksud agar dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman/kredit dari bank
domestik dan asing; dan satu lagi yang menjukkan hasil negatif (rugi) untuk
tujuan pajak (Kwik 1994).

Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan


keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan
keuangan yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor.
Skandal pertama adalah kasus Bank Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga
yayasan yang dikendalikan presiden Suharto). Bank Duta go public pada tahun
1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian yang jumlah besar (ADB 2003).
Bank Duta juga tidak menginformasi semua informasi kepada Bapepam,
auditornya atau underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya, auditor
Bank Duta mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh
kasus Plaza Indonesia Realty (pertengahan 1992) dan Barito Pacific Timber
(1993). Rosser (1999) mengatakan bahwa bagi pemerintah Indonesia, kualitas
pelaporan keuangan harus diperbaiki jika memang pemerintah menginginkan
adanya transformasi pasar modal dari model “ casino ” menjadi model yang
dapat memobilisasi aliran investas jangka panjang. Berbagai skandal tersebut
telah mendorong pemerintah dan badan berwenang untuk mengeluarkan
kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan. Pertama,
pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi seperangkat standar
akuntansi keuangan, yang dikenal dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK). Kedua, Pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia
(World Bank) melaksanakan Proyek Pengembangan Akuntansi yang ditujukan
untuk mengembangkan regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi.
Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah membuat berbagai aturan berkaitan
dengan akuntansi dalam Undang Undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada
tahun 1995 pemerintah memasukkan aspek akuntansi/pelaporan keuangan
kedalam Undang-Undang Pasar Modal (Rosser 1999).
Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada
pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan. Sampai awal
1998, kebangkrutan konglomarat, collapse nya system perbankan,
meningkatnya inflasi dan pengangguran memaksa pemerintah bekerja sama
dengan IMF dan melakukan negosiasi atas berbagaai paket penyelamat yang
ditawarkan IMF. Pada waktu ini, kesalahan secara tidak langsung diarahkan
pada buruknya praktik akuntansi dan rendahnya kualitas keterbukaan informasi
(transparency).

Sejarah Akuntansi Internasional Inggris


A. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi

Dua sumber utama untuk standar akuntansi keuangan di Kerajaan Inggris


adalah undang-undang perusahaan dan profesi akuntansi. Kegiatan perusahaan
sudah diatur oleh undang-undang perusahaan yang telah diperbarui, diperluas,
dan digabungkan selama bertahun-tahun. Perusahaan-perusahaan boleh memilih
dari format neraca alternatif dan empat format akun laba dan rugi. Undang-
undang tahun 1981 menetapkan 5 prinsip akuntansi dasar, yaitu:

1. Pendapatan dan beban disesuaikan dengan dasar akrual.

2. Aset dan kewajiban individu dalam setiap golongan aset dan kewajiban
dihitung secara terpisah.

3. Prinsip konservatisme (kehati-hatian) diterapkan, khususnya dalam


pengenalan penghasilan yang didapat dan semua kewajiban dan kerugian
yang ditemukan.

4. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten diharuskan dari tahun ke


tahun.
5. Prinsip perusahaan yang terus berjalan bisa diterapkan untuk entitas yang
sedang dihitung.

Companies Act pada tahun 1985 menggabungkan dan memperluas


legislasi lebih awal dan diubah pada tahun 1989 untuk mengakui EU Seventh
Directive. Undang-undang ini mengharuskan adanya penggabungan laporan
keuangan. Enam dewan akuntansi di Kerajaan Inggris berikut ini dihubungkan
melalui Consultative Committee of Accountancy Bodies (CCAB), yang
dibentuk tahun 1970.

1. The Institute of Chartered Accountants in England and Wales

2. The Institute of Chartered Accountants in Ireland

3. The Institute of Chartered Accountants in Scotland

4. The Association of Chartered Certified Accountants

5. The Chartered Institute of Management Accountants

6. The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy

Susunan standar Inggris berkembang mulai dari rekomendasi pada


prinsip-prinsp akuntansi hingga pada bentuk Accounting Standards Steering
Committee tahun 1970, selanjutnya berganti nama menjadi Accounting
Standards Committee (ASC). ASC meresmikan Statements on Standard
Accounting Practice (SSAPs) yang dilaksanakan oleh enam dewan akuntansi,
yang semuanya dapat memveto standart tersebut. SSAPs lebih bersifat
rekomendasi dan hanya memiliki sedikit otoritas.

Dearing report, yang dikeluarkan pada tahun 1988 menyatakan


ketidakpuasan dengan penyusunan standar yang ada. Undang-undang tahun
1989 membentuk sebuah Financial Reporting Council (FRC) baru dengan tugas
mengawasi ketiga cabangnya: Accounting Standards Board (ASB), yang
digantikan oleh ASC pada tahun 1990, sebuah Urgent Issues Task Force
(UTTF), dan sebuah Financial Reporting Review Panel.

FRC menyusun kebijakan umum. Badan ini merupakan badan


independen yang anggotanya berasal dari profesi akuntansi, industri, dan
lembaga keuangan. ASB memiliki wewenang mengeluarkan standar akuntansi
dan ASB mengeluarkan Financial Reporting Standards (FRS) setelah
mempertimbangkan komentar-komentar pada Discussion Papers and Financial
Reporting Explosure Drafts (FREDs). ASB dipandu oleh Statement of
Principles for Financial Reporting, sebuah kerangka kerja konseptual untuk
menyusun standar akuntansi. ASB juga membentuk UITF untuk menanggapi
masalah-masalah baru dan memberikan klarifikasi mengenai standar akuntansi
dan regulasi lainnya. Oleh karen itu harus menggunakan IFRS dalam laporan
keuangan gabungan mereka. Peran utama ASB lainnya adalah bermitra dengan
IASB dan penyusun standar lainnya dalam pengembangan IFRS.

Undang-undang tahun 1989 menentukan sanksi hukum bagi perusahaan-


perusahaan yang tidak mematuhi standar akuntansi. FRRP dan Departemen
Perindustrian dan Perdagangan bisa menginvestigasi keluhan-keluhan mengenai
penyimpangan standar akuntansi. Perusahaan-perusahaan harus menggunakan
kebijakan akuntansi yang paling tepat dengan keadaan tertentu mereka untuk
memberikan sebuah tinjauan yang baik dan benar, dan mereka harus meninjau
kebijakan mereka secara teratur untuk memastikan bahwa mereka tetaap berada
di jalur yang benar.

B. Laporan Keuangan

Laporan keuangan Inggris merupakan yang paling komprehensif di dunia.


Laporan keuangan biasanya mencakup:

1. Laporan direktur

2. Akun laba dan rugi serta neraca

3. Laporan arus kas

4. Laporan keseluruhan laba dan rugi

5. Laporan kebijakan akuntansi

6. Catatan yang direferensikan dalam laporan keuangan

7. Laporan auditor

London Stock Exchange mengahruskan perusahaan-perusahaan yang


terdaftar untuk menyertakan laporan sementara tengah tahun. Perusahaan yang
terdaftar juga harus melaporkan pendapatan dasar dan pendapatan per lembar
saham dilusi. Keistimewaan lain laporan keuangan Inggris adalah bahwa
perusahaan-perusahaan kecil dan menengah dibebaskan dari banyaknya
kewajiban laporan keuangan. Companies Act yang menentukan kriteria ukuran
perusahaan. Secara umum perusahaan kecil dan menengah diizinkan juntuk
menyusun akun singkat dengan informasi minimum yang telah ditentukan
sebelumnya, serta dibebaskan dari penyusunan laporan gabungan.

C. Penghitungan Akuntansi

Inggris memperbolehkan adanya metode akuisisi dan penggabungan


akuntansi untuk kombinasi bisnis. Namun, syarat-syarat penggunaan metode
penggabungan (penyatuan kepentingan di Amerika Serikat) sangat terbatas
sehingga hampir tidak pernah digunakan. Di bawah metode akuisisi, goodwill
dihitung sebagai selisih antara harga pasar dari uang yang dibayarkan dan harga
pasar dari aset bersih yang diakuisisi. FRS 7 menyatakan bahwa harga pasar
ditujukan untuk aset-aset dan kewajiban yang bisa diidentifikasi yang ada pada
saat akuisisi, menggambarkan kondisi pada saat itu.

Metode ekuitas digunakan untuk perusahaan-perusahaan rekanan dan


untuk usaha patungan berbentuk usaha. FRS 23 berhubungan dengan translasi
mata uang asing dan memerlukan metode tingkat penutupan (nilai tukar saat ini)
untuk cabang independen dan metode temporal untuk cabang-cabang yang
digabungkan, FRS 23 disejajarkan dengan IFRS.

Aset-aset bisa dihitung pada harga perolehan, biaya sekarang, atau


menggunakan gabungan keudanya. Jadi, revaluasi tanah dan bangunan
diperbolehkan. Depresiasi dan amortisasi harus berhubungan dengan dasar
penghitungan yang digunakan untuk aset-aset yang mendasarinya. Namun
dalam praktiknya, beberapa perusahaan Inggris mengapitalisasi biaya
pengembangan. Persediaan (mengacu pada saham) dihitung berdasarkan nilai
rendah atau nilai bersih yang dapat dicapai pada FIFO atau dasar biaya rata-rata;
LIFO tidak bisa.

Pinjaman yang menggantikan risiko dan penghargaan kepemilikan


kepada penyewa dikapitalisasi dan kewajiban sewa ditunjukkan sebagai utang.
Biaya provisi pensiun dan kepentingan pengunduran diri lainnya harus dihitung
secara sistematis dan rasional pada periode selama jasa pegawai ditunjukkan.
Kerugian bersyarat diakui jika mungkin terjadi dan bisa diperkirakan dengan
akurasi yang tepat. Kesempatan untuk memanipulasi laba yang terjadi
memberikan fleksibilitas yang ada dalam valuasi aset dan bidang penghitungan
lainnya. Perhatian telah diberikan di Inggris untuk “akuntansi kreatif”, dan
apakah penggunaanya untuk menyesatkan alih-alih menginformasikan telah
meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Sebenarnya, ASB memfokuskan
banyak perhatian awalnya untuk memperbaiki penyalahgunaan dalam akuntansi
Inggris. Semua perusahaan Inggris diizinkan untuk menggunakan IFRS alih-alih
GAAP Inggris.
DAFTAR PUSTAKA
https://erdiawanprasetyo.wordpress.com/2014/06/29/sejarah-akuntansi-amerika-
4eb04/

Astika, I. B. Putra. 2010. Konsep-konsep Dasar Akuntansi Keuangan.


Denpasar: Udayana University Press.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/akuntansi-di-amerika-serikat/

http://theearthdew.wordpress.com/2012/05/27/accounting-theory-development-
of-the-institutional-structure-of-financial-accounting/

http://nurfaizahdivia.blogspot.co.id/2016/10/sejarah-perkembangan-
akuntansi_82.html

http://dianaritri04.blogspot.co.id/2015/03/akuntansi-internasional-belanda-
inggris.html

https://fransiscadwikarlina.wordpress.com/sejarah-akuntansi-di-indonesia/

https://ilmupengatahuanhukum.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-akuntansi-
australia.html

https://galuhwardhani.wordpress.com/2012/04/16/perkembangan-akuntansi-
dari-zaman-ke-zaman/

https://cacingkurcaci.blogspot.co.id/2016/12/perkembangan-akuntansi-di-
belanda.html

https://www.academia.edu/29496360/SEJARAH_PERKEMBANGAN_AKUN
TANSI_INTERNASIONAL_NEGARA_BELANDA

https://desiwilona.wordpress.com/akuntansi/

https://lenielvisa.wordpress.com/2011/03/09/sejarah-akuntansi-di-eropa/

https://akutansi-akuntansi.blogspot.co.id/2015/02/akuntansi-internasional-
belanda.html?m=1

https://www.coursehero.com/file/15997747/Sejarah-dan-Perkembangan-
Akuntansi-di-Australia-indonesia/

https://blog.ruangguru.com/sejarah-akuntansi-di-dunia-dan-indonesia
http://staff.undip.ac.id/akuntansi/anis/2011/03/21/sejarah-perkembangan-
akuntansi-di-indonesia/

http://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/lengkap-sejarah-akuntansi-di-
indonesia-dan-dunia-serta-perkembanganya/

http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi.

https://saripedia.wordpress.com/tag/sejarah-akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai