PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1
4
Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan
keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan keuangan
yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor. Sekandal pertama
adalah kasus Bank Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga yayasan yagn
dikendalikan presiden Suharto). Bank Duta Go Public pada tahun 1990 tetapi
gagal mengungkapkan kerugian yang jumlah besar (ADB 2003). Bank Duta juga
tidak menginformasi semua informasi kepada Bapepam, auditornya atau
underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya, auditor Bank Duta
mengeluarkan wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh kasus Plaza
Indonesia Realty (Pertengahan 1992) dan Barito Pacific Timber (1993). Rosser
(1999) mengatakan bahwa bagi pemerintah Indonesia, kualitas pelaporan
keuangan harus diperbaiki jika memang pemerintah menginginkan adanya
transformasi pasar modal dari model “casino” mejadi model yang dapat
memobilisasi aliran investasi jangka panjang.
Bewrbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan
berwenang untuk mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan
pelaporan keuangan. Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI
mengadopsi seperangkat standar akuntansi keuangan (PSAK). Kedua, pemerintah
bekerja sama dengan Bank Dunia (Work Bank) melaksanakan proyek
Pengembangan Akuntansi yang ditunjuk untuk mengembangakan regulasi
akuntansi dan melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah
membuat barbagai aturan berkaitan dengan akuntansi dalam Undang-undang
Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995 pemerintah memasukkan aspek
akuntansi/ pelaporan keuangan kedalam Undang-undang Pasar Modal
(Rosser 1999).
Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan
pada pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan sampai awal
1998, kebangkrutan konglomerat, collapsenya sistem perbankan, meningnkatnya
inflasi dan pengangguran memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan
melakukan negosiasi atas berbagai paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada
1
5
waktu ini kesalahan secara tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik
akutansi dan rendahnya kualitas keterbukaan informasi (Tansparancy). Ringkasan
perkembangan praktik akuntansi di Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1.
Faktor Linfkungan dan Praktik Akuntansi
1
6
(RRC). Tahun 1965 ditandai dengan dominasi secara bersama. Ikatan
terjadi usaha kudeta peran Negara. Tahun Akuntansi Indonesia
oleh komunis yang 1958, semua perusahaan didirikan tahun 1957
berhasil digagalkan milik Belanda untuk memberi pedoman
dan mendorong peran dinasionalisasi dan warga dan untuk
militer. Negara Belanda keluar mengkoordinasi aktivitas
dari Indonesia. akuntan.
ERA SUHARTO
(1966-1998) : Dibawah kepemimpinan Terjadi transfer
Suharto menjadi Suharto, pembangunan pengetahuan dan keahlian
Presiden tahun 1966 ekonomi didasarkan pada akuntansi secara langsung
dengan pendekatan pendekatan kapitalis. dari kantor pusat
kebijakan ekonomi Investor asing didorong perusahaan asing kepada
dan politik yang dan tahun 1967 karyawan Indonesia dan
konservatif dikeluarkan Undang- secara tidak langsung
undang Penanaman Modal mempengaruhi aktivitas
Asing yang menghasilkan bisnis.
munculnya perusahaan
asing Tahun 1973, IAI
mengadopsi seperangkat
Tahun 1997-1998 Krisis prinsip akuntansi dan
Keuangan Asia menimpa standar auditing serta
Indonesia dan banyak professional code of
perusahaan yang bangkrut. conduct. Prinsip-prinsip
akuntansi didasarkan pada
pedoman akuntansi yang
dipublikasikan AICPA
tahun 1965.
Standar akuntansi
1
7
internasional diadopsi
tahun 1995
ERA SETELAH
SUHARTO Indonesia berjuang dari Regulasi diperketat untuk
(SETELAH 1998) : kesulitan ekonomi dan memperbaiki
Suharto dipaksa stabilitas sosial. pengungkapa informasi.
mengundurkan diri
pada tahun 1998
1
8
tahun 1967 yaitu setelah dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal
Asing dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri 1968
(Soemarso 1995). Usaha profesionalisasi IAI mendapat sambutan ketika
dilaksanakan konvensi akuntansi yang pertama yaitu pada tahun 1969. hal ini
terutama disebabkan oleh adanya Surat Keputusan Menteri Keuangan yang
mewajibkan akuntan bersertifikat menjadi anggota IAI (ADB 2003)
Pada tahun 1973, IAI membentuk “Komite Norma Pemeriksaan Akuntan”
(KNPA) untuk mendukung terciptanya perbaikan ujian akuntansi (Bahciar 2001).
Yayasan Pengembangan Ilmu Akuntansi Indonesia (YPAI) didirikan pada tahun
1974 untuk mendukung pengembangan profesi melalui program pelatihan dan
kegiatan penelitian. Selanjutnya pada tahun 1985 dibentuk Tim Koordinasi
Pengembangan Akuntansi (TKPA). Kegitan TKPA ini didukung sepenuhnya
oleh IAI dan didanai oleh Bank Dunia sampai berakhir tahun 1993. misinya
adalah untuk mengembangkan pendidikan akuntansi, profesi akuntansi, standar
profesi dank ode etik profesi.
Kemajuan selanjutnya dapat dilihat pada tahun 1990an ketika Bank Dunia
mensponsori Proyek Pengembangan Akunatan (PPA). Melalui proyek ini,
berbagai standar akuntansi dan auditing dikembangkan, standar profesi diperkuat
dan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) mulai dikenalkan. Ujian Sertifikasi
Akuntan Publik berstandar Internasional diberlakukan sebagai syarat wajib bagi
akuntan publik yang berpraktik sejak tahun 1997 (akuntan yang sudah berpraktik
sebagai akuntan public selama 1997 tidak wajib mengikuti USAP). Pengenalan
USAP ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Hal ini dapat dilihat SK
Menteri Keuangan No. 43/ KMK. 017/ 1997 yang berisi ketentuan tentang
prosedur perizinan, pengawasan, dan sanksi bagi akuntan public yang bermasalah
(SK ini kemudian diganti dengan SK No. 470/ kmk.017/ 1999).
Empat pupluh lima tahun setelah pendirian, IAI berkembang menjadi
organisasi profesi yang diakui keberadaanya di Indonesia dan berprofesi sebagai
akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidikan dan akuntan
pemerintahan.
1
9
Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika terjadi krisis keuangan di
Asia pada tahun 1997 yang ditandai dengan bangkrutnya berbagai perusahaan dan
Bank di Indonesia. Hal ini disebabkan perusahaan yang mengalami kebangkrutan
tersebut, banyak yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian (unqualified
audit opinions) dari akuntan publik. Pada bulan Juni 1998 Asian Devloment Bank
(ADB) menyetujui Financial Governance Reform Sector Develoment Program
(FGRSDP) untuk mendukung usaha pemerintah mempromosikan dan
memperkuat proses pengelolaan perusahaan (governance) di sektor public dan
keuangan. Kebijakan FGRSDP yang disetujui pemerintah adalah usaha untuk
menyusun peraturan yang membuat :
1) Auditor bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan audit
2) Direktur bertanggung jawab atas informasi yang salah dalam laporan
keuangan dan informasi publik lainnya.
Tahun 2001, Departemen Keuangan mengeluarkan Draft Akademik tentang
Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik yang baru. Dalam draft ini
disebutkan bahwa tujuan dibenetuknya UU Akuntan Publik adalah :
a) Melindungi kepercayaan publik yang diberikan kepada akuntan public.
b) Memberikan kerangka hukum yang lebih jelas bagi akuntan publik.
c) Mendukung pembangunan ekonomi nasional dan menyiapkan akuntan
dalam menyongsong era liberalisasi jasa akuntan publik.
Hal penting dalam RUU AP ini adalah ketentuan yang menyebutkan bahwa
akuntan publik dan kantor akuntan public dapat dituntut dengan sanksi pidana.
1
10
2) Approval – draft tersebut direview dan jika layak akan disetujui sebagai
standar.
3) Education – penjelasan kepada penyusun dan pemakai laporan keuangan
tentang pengaruh dan implementasi standar yang baru
4) Implementation – ketentuan dalam standar terebut diaplikasikan dalam
perusahaan.
5) Enforcement – pengawasan dan pemberian sanksi bagi yang tidak
menerapkan.
Penyusunan standar akuntansi Indonesia pada dasarnya mengacu pada model
Amerika dengan sedikit modifikasi. Menurut aturan yang dibuat Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, proses penyusunan standar akuntansi keuangan melibatkan
delapan tahap berikut ini (ADB 2003) :
a. Issue Identification. Kongres IAI yang bertemu setiap 4 tahun mengeluarkan
resolusi tentang program kerja strategi DSAK. DSAK ini memonitor dan
mempertimbangkan pengumuman resmi yang dikeluarkan International
Accounting Standar Board (IASB) dan badan perumus standar akuntansi
lainnya serta mereview masukan yang diberikan secara langsung oleh pihak
tertentu.
b. Preliminary Consideration. DSAK mendiskusikan isu yang ada dan komisi
yang diperlukan serta melakukan penelitian terhadap isu yang ada sebelum isu
tersebut dimasukkan dalam program kerja DSAK.
c. Preparation of Accounting Discussion Paper. Untuk setiap topic yang
diterima, DSAK membentuk Komite Khusus untuk menyiapkan topic outline
dan Accounting Discussion Paper (ADP) yang secara rinci menjelaskan dan
menganalisa topik tersebut.
d. Preparation of Exposure Draft (ED). Atas dasar pertimbangan yang
terdapat dalam ADP, DSAK menyiapkan ED awal yang harus konsisten
dengan kerangan standar akuntansi internasional. ED awal ini didistribusikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan tanggapan.
1
11
e. Publication of ED. ED dipublikasikan di Media Akuntansi – Majalah IAI dan
didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan paling lambat 1 bulan
sebelum Public hearing.
f. Public Hearings. Public hearing diselenggarakan untuk memeberi
kesempatan pada pihak yang berkepentingan untuk menyampaikan pandangan
mereka terhadap ED tersebut. Atas dasar masukan tersebut, DSAK akan
berkonsultasi dengan pemerintah, organisasi dan individu lain yang relevan
sebelum disyahkan menajadi PSAK.
g. PSAK Preparation. Jika perlu, DSAK mengubah ED untuk merefleksikan
hasil konsultasi yang telah dilakukan.
h. Approval and Promulgation. DSAK menyetujui PSAK untuk diterbitkan
sebagai pedoman resmi praktik akuntansi tertentu. PSAK yang disetujui
dipublikasikan melalui Media Akuntansi dan Website IAI.
KESIMPULAN
1
12
komplek menuntut adanya standar akuntansi yang mengatur transaksi tersebut. Oleh
karena standar akuntansi akan diterapkan pada suatu komunitas tertentu maka aspek
sosial budaya juga akan mewarnai penyusunan standar tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
ADB. 2003. “Diagnosa Study of Accounting and Auditing Practice (Private Sector) :
Republic of Indonesia.” ADB Report, Asian Development Bank: Manila, 21
Februari
Bila anda berminat membuat skirpsi, tesis, disertasi atau olah data statistik. Hubungi kami :
www.jasapembuatanskripsi.net
www.jasapembuatantesis.net
www.jasapembuatandisertasi.net
Regards,
1
13
"CALYPSO"
Email: olahdatacalypso@yahoo.com
Facebook: olahdatacalypso
Twitter: @OlahdataCalypso
Home/Office: Jl. Raya Kesadaran RT 01 RW 07 No. 49
Kalimalang Jakarta Timur
Telp. (021) 21281112
Hp. 081316381004 - 085771129900
Pin BB: 266FA6D0