Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 3 :

Alvian Pala’langan
Jordan Sabandar
Erma lola' rano
Elvi Desrianti La'lang
Datu Larisna Sulo

9. Jelaskan perkembangan profesi akuntansi di Indonesia!


Jawab :
Praktik akuntansi di Indonesia sejak zaman VOC (1642). Akuntan - akuntan Belanda
itu kemudian mendominasi akuntan di perusahaan - perusahaan yng juga di monopoli
penjajahan hingga abad 19. Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan akuntansi hanya
diselenggarakan oleh Departemen Keuangan berupa kursus ajun akuntansi di Jakarta.
Persertanya saat itu 30 orang termasuk Prof.Sumardjo dan Prof.Hadibroto. Bersama 4
akuntan lulusan pertama FEUI dan 6 lulusan Belanda, Prof.Sumardjo merintis pendirian
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tanggal 23 Desember 1957. Pada tahun yang sama
pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan - perusahaan milik Belanda.
Hal ini menyebabkan akuntan - akuntan Belanda kembali ke negrinya dan pada saat itu
akuntan Indonesia semakin berkembang. Perkembangan itu semakin pesat setelah
Presiden meresmikan kegiatan pasar modal 10 Agustus 1977 yang membuat peranan
akuntansi dan laporan keuangan menjadi penting. Bulan Januari 1977 Mentri Keuangan
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 43/1977 Tentang Jas Akuntan menggantikan
Kepmenkeu 763/1968. Selain mewajibkan akuntan publik memiliki sertifikat akuntan
publik, juga akuntan publik asing diperbolehkan praktik di Indonesia sepanjang memenuhi
syarat.
Melihat kondisi profesi akuntansi dan peranannya di Indonesia sampai saat ini, maka
profesi akuntan memiliki beberapa keunggulan :
1. Kemudahan dalam memsuki dan meraih peluang kerja
2. Kesempatan untuk meningkatkan kualitas profesi melalui jenjang pendidikan S2 dan
S3 serta pendidikan profesi berkelanjutan
3. Keleluasan dalam menentukan pilihan profesi ( akuntan publik, akuntan manajemen,
akuntan pemerintah, akuntan pendidik)
10. Jelaskan bagaimana keadaan perkembangan sistem pencatatan pada zaman
Belanda sampai masuknya pengaruh Amerika!
Jawab :
Zaman penajajahan Belanda dimulai tahun 1800 – 1942. pada waktu itu catatan
pembukuan menekankan pada mekanisme debet dan kredit yang antara lain pada
pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaredaran candu atau morfin
yang merupakan usaha monopoli di Belanda. Seiring perkembangan, selanjutnya tata
buku mulai di tinggalkan orang. Di Indonesia, orang atau perusahaan semakin banyak
menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon yang berasal dari Amerika, dan ini di
sebabkan oleh :
1. Pada tahun 1957, Adanya konfrontasi Irian Barat antara Indonesia – Belanda
yang membuat seluruh pelajar Indonesia yang sekolah di Belanda di tarik
kembali dan dapat melanjutkan kembali studinya di berbagai negara (termasuk
Amerika), terkecuali negara Belanda.
2. Hampir sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan pengembangan
akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, dan menerapkan sistem
akuntansi Anglo Saxon di Indonesia. Sehingga sistem ini lebih dominan di gunakan
daripada sistem Kontinental /Tata buku di Indonesia.
3. Dengan adanya sistem akuntansi Anglo Saxon,Penanaman Modal Asing (PMA) di
Indonesia membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi.
Selain itu, terdapat beberapa perbedaan istilah antara tata buku dan akuntansi, yaitu :
• Istilah “ perkiraan ”, menjadi “ akun ”
• Istilah “ neraca lajur ”, menjadi “ kertas kerja ” ; dan lain -l ain.

11. Mengapa sistem pencatatan di Indonesia berbalik ke sistem Amerika?


Jawab :
Terjadi peralihan penggunaan sistem akuntansi di indonesia dari sistem kontinental ke
anglo saxon karena pada masa setelah penjajah bangsa Belanda berakhir, indonesia
mengalami kekurangan akuntan, karena akuntan-akuntan yang berasal dari benua Eropa
yang dibawa bangsa Belanda pergi meninggalkan Indonesia dan terjadinya kelangkaan
akuntan di Indonesia. Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan yang terjadi di
indonesia, akhirnya indonesia mulai berpaling ke Akuntansi model Amerika atau yang lebih
kita kenal dengan Anglo Xagon.
Secara singkat sejarah akuntansi di Indonesia itu dibawa oleh Bangsa Belanda,
Perusahaan belanda yang kita kenal dengan VOC melakukan perdagangan dan
pencatatan akuntansinya menggunakan akuntansi model Kontinental, setelah masa
penjajahan berakhir, terjadinya kelangkaan para akuntan di Indonesia, dulu akuntan
berasal dari Benua Eropa kembali ke negaranya masing-masing, dan indonesia mulai
mengenal akuntansi yang berasal dari Amerika atau yang kita kenal dengan sistem
akuntansi Anglo Xagon. Meskipun tidak secara langsung beralih dari sistem akuntansi
kontinental ke sistem akuntansi Anglo Xagon secara langsung, Sistem akuntansi Anglo
Xagon dapat mampu berbaur dengan sistem akuntansi kontinental yang dibawa bangsa
Belanda terutama terjadi pada lembaga pemerintah, kemudian Indonesia mendirikan
beberapa sekolah akuntansi untuk mengatasi kelangkaan tersebut. selanjutnya semua
lembaga harus menganut sistem akuntansi Anglo Xagon pada tahun 1970, dan munculah
kelompok-kelompok yang berusaha menciptakan ekonomi indonesia yang lebih kompetitif
dan berorientasi pada pasar yang lebih luas dan kebutuhan dana yang lebih besar dari
Investor, untuk itu sistem akuntansi Anglo Xagon lebih cocok pada masa itu dan
digunakan hingga saat ini.

12. Jelaskan perkembangan ilmu akuntansi di Indonesia!


Jawab :
Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukii yang jelas
terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747.
Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan
pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda
yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17
(ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan
praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan
yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995).
Pada era ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry
bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik
Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan-
memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan
Yunus 1997).
Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-
Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso 1995).
Akuntan publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor di
Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu
kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-
Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995).
Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik.
Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie, yang
diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21
September 1929 (Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945,
dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang
akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik
akuntansi model Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an).
Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model
Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang
Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga
ahli (Diga dan Yunus 1997).

Anda mungkin juga menyukai