Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN AKUNTANSI DARI ZAMAN KE ZAMAN

Nama : Devinta Galuh Wardhani

Kelas : 4EB05

NPM : 20208346

Perkembangan akuntansi dapat dikatakan terkait dengan perkembangan dalam dunia usaha. Di
mulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan melakukan pencatatan hitungan itu. Tepatnya
pada pertengahan abad ke-14, di mana para pedagang di Genoa sering membuat catatan harta yang
selalu dibawa oleh mereka sewaktu berangkat berlayar beserta harta yang ada pada waktu akhir
pelayarannya. Mereka selanjutnya membandingkan hasilnya untuk menghitung laba atau rugi dari
kegiatan perdagangan tersebut.

Lucas Pacioli dikenal sebagai Bapak Akuntansi. Beliau mengarang buku yang berjudul Summa de
Arithmetica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita, di mana pada buku tersebut terdapat ada
beberapa bagian yang membahas tentang perhitungan keuangan untuk para pengusaha.

Pada akhir abad ke-15, Romawi sebagai pusat perdagangan sudah mulai berkurang dan berpindah
ke negara-negara jalur perdagangan baru seperti Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris.

Pada abad ke-19 berkembang revolusi industri di daratan Eropa. Dengan adanya perubahan
teknologi industri berdampak pada perkembangan ilmu akuntansi yang akhirnya melahirkan konsep
penyusutan atau yang kita kenal sebagai depresiasi.

Selanjutnya dengan adanya penemuan benua Amerika menyebabkan para pengusaha Eropa
tersebut hijrah ke Amerika.

Pada akhir abad ke-19 berdiri dan berkembangnya banyak perusahaan besar di Amerika yang turut
pula mengembangkan konsep akuntansi.

Berikut merupakan kronologi perkembangan akuntansi dari zaman ke zaman yaitu

1. Zaman Pra Industrisasi Sebelum Masehi

Catatan tertua yang diketahui dari hasil penelitian sejarah adalah


Lembaran dari tanah liat yang memuat catatan – catatan pembayaran upah di Babylonia pada
sekitar 3.600 tahun sebelum masehi.

Bermacam-macam bukti adanya pemeliharaan catatan dan sitem-sistem kontrol akuntansi yang
dijumpai di kerajaan mesir kuno dan yunani.

Saat terjadinya Perang salib yang dimulai pada abad ke-11 hingga akhir abad ke-13, memberikan
dorongan bagi perkembangan di Italia yang membuka hubungan baru ke asia. Lalu muncullah agen-
agen dan partnership.

Karya tulis pertama yang mengulas tata buku berpasangan (double entry) berjudul summa de
arithmetic, geometria, proportioni et proportionslita dipublikasikan di venesia (Italia) sebagai
pengarangnya adalah Lucas Pacioli yang sampai saat ini dikenal sebagai Bapak Akuntansi.

Pada abad pertengahan, terdapat hal penting diantaranya adalah ilmu berhitung dan
dipergunakannya mata uang secara luas sebagai alat pertukaran, dikenalnya angka arab yang lebih
sederhana. Oleh karena itu dominasi angka-angka romawi yang telah digunakan selama berabad-
abad menjadi tenggelam dan banyak di tinggalkan setelah ditemukannya sistem tata buku
berpasangan. Tetapi sebaliknya pertumbuhan akuntansi menjadi kian pesat.

Pada abad ke-17sampai 18, berbagai buku teks mulai mempersonifikasikan semua rekening dan
transaksi, sebagai usaha dari penulis untuk merasionalisasikan kaidah pendebetan dan pengkreditan
rekening / perkiraan. Perkembangan lainnya adalah dibuatnya perhitungan rugi laba pada setiap
akhir tahun , dan tidak lagi dibuat pada setiap akhir ventura sebagaimana sebelumnya.

2. Zaman Industrisasi Abad Ke-18 Hingga Abad Ke-20

Pada abad ke 18 di Eropa Barat terjadi revolusi industri, yaitu peralihan industri yang awalnya segala
sesuatunya dikerjakan dengan menggunakan tangan manusia secara langsung (manual) ke sistem
pabrik dengan menggunakan alat-alat berat yaitu mesin-mesin.

Maka terbentuklah badan hukum yang memungkinkan suatu organisai usaha memperoleh sejumlah
besar modal dari masyarakat melalui penjualan saham. Di balik perkembangan badan usaha
tersebut, muncul suatu kebutuhan baru dari kalangan masyarakat yang berkepentingan terhadap
perusahaan. Berupa pemeriksaan akuntansi independen untuk memberikan jaminan bahwa laporan
keuangan yang disapkan oleh manajemen perusahaan dapat di percaya. Tanggung jawab untuk
meyakinkan bahwa laporan keuangan telah memenuhi fungsinya sebagai pertanggungjawaban,
tetap berada di tangan akuntan publik. Untuk malakukan peran tersebut , akuntan di tuntut harus
berwawasan luas, adil dan tidak memihak, sehingga pendapatnya dapat dipercaya.
Adanya desakan kebutuhan jasa akuntansi yang profesional, mengakibatkan dibukanya sebuah
lembaga yang memberikan lisensi akuntan publik terdaftar (CPAs) di seluruh Negara Amerika Serikat.

Pada tahun 1887, para akuntan publik yang terdaftar tersebut mendirikan asosiasi akuntan yang
pertama di Amerika Serikat bernama American Association of Accountants. Di tahun 1917 berganti
menjadi American Insitute of Acountants, hingga saat ini dikenal sebagai American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA).

Perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan internasional yang diwarnai dengan pesatnya
investasi antar negara, pertumbuhan perusahaan internasional dan pertumbuhan profesi akuntansi
serta pengaruhnya terhadapdunia usaha, pendidikan dan masyarakat luas, akhirnya tahun 1972 di
Sydney, Australia ICA (International Congress Of Accounting) membentuk organisasi profesi akuntan
internasional guna mengembangkan standar-standar akuntansi yang patut diterima secara global.
Menyusul kemudian terbentuknya International Coordinator Committee Accounting Profession
(ICCAP) dan International Acoounting Standars Committee (IASC) pada tahun 1973.

Pada tahun 1972 &1973 terdapat suatu kemajuan bagi organisasi profesi akuntan di Amerika Serikat
terjadi yaitu saat didirikan dan di organisasikannya Financial Accounting Standards Board ( FASB) dan
Financial Accounting Foundation (FAF) yang kian memperkuat kedudukan profesi akuntansi di
negara tersebut. Melalui keluaran-keluarannya yang lebih berarti , tepat guna, cepat dan responsive,
FASB menggalang kredibilitas dan sekaligus meraih dukungan publik akuntansi serta kalangan yang
terkait keberadaanya seperti SEC.

3. Zaman Perang Dunia Ke-2

Awal sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia tidak lepas dari perkembangan akuntansi di
negara Belanda pada abad pertengahan. Dalam buku Encyclopaedie van Nederlandsch Indie, D, G,
Stible dan St. J. Stroomberg tercatat bahwa akuntansi di Indonesia paling tidak sudah dikenal pada
tahun 1642. Hal ini dibuktikan adanya sebuah instruksi yang dikeluarkan oleh Gubernur Jendral
mengenai pengurusan pembukuan penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, serta uang yang perlukan
untuk eksploitasi garnisun-garnisun galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya. Bukti lain yang
diketahui adalah catatan pemukuan dari Amphioen Societeit (didirikan di Batavia pada tahun 1747)
yang dengan jelas menggambarkan pengaruh dari metode-metode Italia.

Tanggal 8 Desember 1941 jepang mencetuskan perang melawan sekutu, dengan cepat bergerak.
Pada tanggal 9 Maret 1942 memaksa pemerintah Hindia Belanda untuk menyerah tanpa syarat di
Kalijati (Indonesia). Sejak tanggal tersebut, maka jepang menggantikan kedudukan Belanda sebagai
penjajah di Indonesia.mengakibatkan Pendidikan yang semakin terbengkalai , dan keadaan rakyat
makin menderita dan sengsara.
Akhir perang dunia ke-dua pada tanggal 15 Agustus 1945 terjadi ketika,jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, dan Belanda).
Pada kenyataannya ternyata keberadaan jepang tidak membawa pengaruh yang berarti terhadap
metode pembukuan yang ada pada saat itu. Praktek-praktek akuntansi jepang terbatas hanya untuk
mencatat kegiatan-kegiatan mereka dan itu pun dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf kanji.

4. Zaman Multinasional

Pada masa pemerintahan orde baru ditandai oleh keberhasilan pemerintah orde baru di tahun 1969
membuat perekonomian Indonesia normal kembali, disamping mengembalikan kepercayaan rakyat
terhadap mata uang rupiah, serta pemerintah mulai melancarkan rencana pembangunan lima tahun
(REPELITA 1).

Untuk melakukan REPELITA 1 tersebut membutuhkan modal yang sangat besar. Karenanya
pemerintah mengalang modal baik dari dalam negeri seperti melalui deposito, tabanas, taska,
penjualan sertifikat Indonesia, dan sertifikat dana reksa, serta pasar modal) maupun dari luar negeri
(seperti melalui pemberian izin PMA, serta mengusahakan perolehan dana dari lembaga keuangan
internasional dan IGGI).

Kehadiran berbagai perusahaan PMA di Indonesia membawa praktik-praktik akuntansi dari negara-
negara tersebut. Adanya perusahaan amerika membuka celah bagi masuknya kantor-kantor akuntan
asing ke Indonesia guna mengatasi kelangkaan tenaga kerja akuntan serta pesatnya perkembangan
praktik akuntansi.

Berikut merupakan penjelasannya penetapkan prinsip-prinsip akuntansi dan perkembangan


akuntansi di Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda, akuntansi sudah mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642.
Tetapi jejak yang jelas baru dapat diketahui pada pembukuan Amphioen Societeyt yang berdiri di
Jakarta tahun 1747. Akhir tahun 1870-an, seiring berkembangnya perusahaan-perusahaan baru di
Indonesia, ditemukanlah suatu metode pembukuan baru yang lebih efisien dari sebelumnya. Tahun
1907 diperkenalka teknik auditing (pemeriksaaan) yaitu teknik untuk mengontrol pembukuan
perusahaan. Mulai saat itulah muncul kantor-kantor akuntan di Indonesia. Pada masa penjajahan
Belanda ini tidak bayak orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan. Mereka yang bekerja di
bidang akuntansi hanya sebagai tenaga pelaksana.

Masa penjajahan Jepang pada masa ini Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi
karena jabatan-jabatan tersebut kosong pasca Indonesia ditinggalkan Belanda. Untuk mengisi
kekosongan itu didirikan kursus-kursus akuntansi bagi orang-orang Indonesia.

Masa setelah kemerdekaan, Indonesia masih tetap kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Pada
tahun 1947 hanya ada seorang akuntan Indonesia yaitu Prof. Dr. Aboetari. Lalu didirikanlah kursus-
kursus untuk mendidik tenaga di bidang akuntansi bagi orang-orang Indonesia. Selain itu,
pemerintah mulai mengirim putra-putrinya ke luar negeri untuk memperdalam ilmu akuntansi.
Sedangkan di dalam negeri ilmu ini mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di perguruan-
perguruan tinggi seperti di Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas Gadjah Mada,
Universitas Sumatra Utara, Universitas Airlangga, dan Institute Ilmu Keuangan.

Pada tanggal 23 Desember 1957 berdiri organisasi profesi akuntan yang diberi nama Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Profesi di bidang akuntansi mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967 yaitu
ketika dikeluarkannya Undang-undang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang Penanaman
Modal Dalam Negeri di tahun 1968. Kedua undang-undang ini sangat berpengaruh pada
perkembangan perusahaan baru yang menuntut perkembangan profesi di bidang akuntansi.

Pada saat ini pemerintah sedang melakukan berbagai usaha untuk mempercepat pertumbuhan
tenaga akuntan di Indonesia. Pemerintah juga harus ikut berperan dalam penerapan IFRS di
Indonesia. Terutama di bidang perpajakan yang berkaitan dengan revaluasi aktiva sebagai
konsekuensi dari penerapan fair value. Pemerintah masih memberlakukan pajak final sebesar 10%
atas transaksi revaluasi atas aktiva tetap. Dengan fair value, berarti nilai aset dihitung berdasarkan
harga pasar. Ini berarti, aset-aset perusahaan akan cenderung mengalami kenaikan dan perusahaan
berkewajiban membayar pajak final 10% atas revaluasi aktiva tetap. Mungkinkan perusahaan
bersedia membayar pajak final, padahal tidak ada aliran kas masuk yang berarti. Sejak tahun 2004,
IAI telah melakukan konvergensi antara GAAP dan IFRS untuk mencapai daya saing global dan
bersifat universal. Pada tahun ini diharapkan perbedaan antara GAAP dan IFRS dapat diselesaikan
dan IFRS pun dapat diterapkan sepenuhnya.

https://galuhwardhani.wordpress.com/2012/04/16/perkembangan-akuntansi-dari-zaman-ke-
zaman/.

Apa itu Anglo Saxon?

Mungkin bagi sebagian orang yang agak asing dengan kata anglo saxon. Menurut wikipedia Anglo-
Saxon adalah negara-negara maritim kepulauan yang terletak di Eropa. Sebutan ini dapat
disederhanakan, Anglo-Saxon merupakan negara-negara yang termasuk Inggris Raya dan negara-
negara lainnya di kepulauan Inggris. Anglo Saxon merupakan negara-negara berbudaya khas dan
berbeda sejarah sosial budaya dengan negara-negara di daratan Eropa Barat lainnya yang disebut
kontinental. Inggris, Irlandia, Amerika Serikat dan Australia adalah negara-negara yang disebut
sebagai Anglo-Saxon.

Perkembangan Akuntansi Kontinental dan Akuntansi Anglo-Saxon

Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya, pencatatan transaksi
perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya.
Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia
pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno.
Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih
lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin
berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.

Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan


(double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal
di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun
1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh
seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de
Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi pelajaran pembukuan untuk para
pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul Tractatus de Computis et
Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para
pengarang berikutnya.

Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistem yang menyebut
asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat. Sistem Belanda
atau tata buku disebut juga sistem Kontinental. Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem
Anglo- Saxon. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo- Saxon Pada abad
pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat, terutama Inggris
menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai
berkembang dengan pesat.

Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang
disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar
pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga
praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien. Pada Zaman
penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak
sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan.

REPORT THIS AD

Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960,
akuntansi cara Amerika (Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan
yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo- Saxon).
Di Inggris, bursa efek pasar dan profesi akuntansi juga berpengaruh dalam proses akuntansi
peraturan. Inggris laporan tahunan dan piutang terdiri dari laba konsolidasi dan akun rugi, neraca
dan laporan arus kas. Untuk menilai review operasi secara tahunan, laporan direktur adalah harus
selalu disertakan.
Dalam praktek konsolidasi, metode pembelian biasanya diikuti meskipun dalam beberapa kasus, dan
merger akuntansi atau metode penyatuan mungkin diperlukan. Berkaitan dengan praktek
pengukuran mereka, Inggris menerapkan pendekatan konservatif daripada kebanyakan negara-
negara Anglo Saxon dimana ada selisih penilaian kembali aktiva tetap seperti tanah dan bangunan
untuk nilai pasar. Persediaan biaya juga ditentukan dengan metode masuk pertama-dalam metode-
first out (FIFO) diizinkan untuk keperluan pajak, sedangkan-terakhir di-first-out (LIFO) Metode tidak
diperbolehkan.

Dalam upaya untuk mengidentifikasi perbedaan perhitungan tahunan antar bangsa EC, Nobes (1992)
membuat klasifikasi nya berkenaan dengan harmonisasi akuntansi dalam masyarakat Eropa dan
proses perkembangan yang signifikan dengan daerah memeriksa pertama di mana perbedaan yang
signifikan ada yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan akuntansi. Dia
mengidentifikasi bidang-bidang berikut: publikasi dan audit; format akun; konservatisme dalam
memberikan informasi akuntansi; kewajaran informasi yang dipublikasikan; dasar penilaian; praktek
konsolidasi dan lain-lain sebagai realisasi dari latar belakang akuntansi yang berbeda, sehingga
mempengaruhi perkembangan akuntansi di negara-negara.

Pada awal tahun 1930-an, di sebagian besar benua Eropa, konsolidasi merupakan perkembangan
baru yang berasal dari negara-negara yang paling banyak diadopsi direktif ketujuh pada tahun 1985.
Konservatisme juga dipengaruhi nilai-nilai akuntansi dengan cara yang berbeda. Sejauh isu keadilan
dalam informasi keuangan yang bersangkutan, undang-undang perusahaan di Inggris, Irlandia, dan
Belanda merupakan satu-satunya di negara-negara Eropa yang membutuhkan kewajaran dalam
laporan keuangan yang diaudit. Ini didirikan di 4 Instruksi sebagai «dan adil pandangan yang benar».
Dalam laporan keuangan Jerman, masih ada preferensi kecil untuk keadilan. Pelaporan Keuangan
masih latihan pembukuan yang akurat, yang harus memenuhi aturan rinci dan pengawasan
inspektur pajak (Nobes, 1992). Tidak seperti Radebaugh dan Gray, Nobes mengidentifikasi
perbedaan utama antara negara-negara Eropa dalam apa yang ia sebut klasifikasi dua kelompok.

Normalisasi laporan keuangan tahunan yang pantas bagi negara-negara Anglo-Saxon

terdiri dari:

• Isi laporan keuangan;

• Unsur-unsur deskriptif dari pengakuan, laporan keuangan dan penilaian tersebut

• Isi dari berbagai sel;

• Peraturan akuntansi, standar dan prosedur mengenai elaborasi dan

• penyajian laporan keuangan.

Perlakuan Akuntansi Sistem Kontinental dan Sistem Anglo Saxon


Akuntansi di Indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental, seperti yang dipakai di Belanda
saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi,
di mana tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan,
peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi
berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat
konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.

Perkembangan selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia perusahaan atau
orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi
Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya penanaman modal asing di Indonesia yang membawa
dampak positif terhadap perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing
menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar
mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan pendidikannya di
Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia.

Saat ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan akuntansi maupun
dalam praktek dunia bisnis. Berikut adalah perbedaan akuntansi sistem kontinental dan Anglo Saxon
:

Objek Sistem Kontinental Sistem Anglo Saxon

1. Buku harianPengelompokkan debit/kredit belum rinci Pengelompokkan debit/kredit sudah


rinci

2. Akun buku besar

a) Penyusutan

b) Akun campuran

c) Prive

Menggunakan akun cadangan dan dicatat di sisi kredit

Menggunakan akun campuran

Terdapat penyetoran prive

Menggunakan akun beban penyusutan dan dicatat di sisi debit


Tidak menggunakan akun campuran

Tidak terdapat penyetoran prive

3. Neraca lajur Arsip disimpan sebagai dokumen Arsip tidak disimpan karena hanya
sebagai alat bantu

4. Laporan Keuangan Terdiri dari :

1. Neraca

2. Laporan perhitungan laba/rugi

3. Laporan perubahan modal

Terdiri dari :

1. Neraca

2. Laporan perhitungan laba/rugi

3. Laporan perubahan modal

4. Laporan arus kas

5. Laporan dana

6. Laporan catatan keuangan

Sumber dan Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Anglo-Saxon
http://airdanruanggelap.blogspot.co.id/2013/04/anglo-saxon-eropa.html

https://kamarche99.wordpress.com/2008/09/02/sejarah-perkembangan-akuntansi/

http://ratnachubby-unknown.blogspot.co.id/2012/04/perbedaan-akuntansi-sistem-kontinental.html

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri=68&lvl1=4&lvl2=3
&lvl3=0&kl=10

Anda mungkin juga menyukai