MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya sampaikan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
Berkat dan Rahmatnya serta penyertaannya kami dapat menyelesaikan makalah untuk
tugas mingguan mata kuliah Akuntansi Keuangan II ini dengan materi “ LABA DI
TAHAN DAN KOREKSI-KOREKSI ” guna memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami maupun teman-teman yang turut membacanya mengenai LABA DI
TAHAN DAN KOREKSI-KOREKSI . Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran.
Semoga pahala sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari teman-teman
maupun dosen pengampu demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Anggota kelompok
PENGERTIAN DARI LABA DITAHAN
Laba merupakan salah satu faktor perhitungan dalam keuangan atau neraca ekonomi
yang kedudukannya cukup penting. Dan istilah laba ditahan sendiri cukup populer di
kalangan pebisnis atau akuntan dalam mengelola manajemen laba dalam usaha. Jadi yang
dinamakan dengan laba ditahan sendiri memiliki pengertian sebagai sebuah laba kotor
dari sebuah bisnis atau perusahaan. Dimana laba ini sendiri belum diperhitungkan untuk
dibagi ke berbagai sektor yang berhak menerima dana seperti pemegang saham atau
investor. Laba ini sendiri memegang keuntungan besar dari perusahaan yang masih belum
dibagikan sehingga populer dengan tambahan ditahan atau tertahan.
Jenis laba ini sendiri serta merta mengalami penahanannya bukan hanya karena
kemauan perusahaan atau pemilik modal. Namun jenis modal ini bisa diterapkan sesuai
perjanjian pemilik perusahaan dengan pemilik saham atau modal. Jenis dari laba ini
biasanya memang ditahan untuk tujuan tertentu dan disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan untuk mengelola operasional kerja. Meski laba ini tertahan namun tentu saja
pemilik modal atau investor bisa dengan gamblang mendapatkan rincian dana dari laba
yang didapatkan. Hal ini dikarenakan laba ini sendiri tetap dihitung oleh akuntan
perusahaan sebagai arsip data dan sebagai laporan tetap keuangan. Meski ditahan namun
para pemilik modal atau investor secara deviden tetap memiliki dana dan keuntungan
sebesar nominal yang digelontorkan.
Kegunaan atau fungsi dari laba ditahan yang pertama adalah mampu dijadikan
sebagai sumber dana cadangan bagi pebisnis atau perusahaan. Laba yang seyogyanya
dibagi atau dikelola langsung jika akhirnya ditahan maka bisa menjadi dana cadangan
bagi perusahaan terkait. Dengan catatan para pemilik saham atau pekerja mengetahui arah
penahanan laba yang ada, misalnya sebagai tujuan menjadi sumber dana sewaktu-waktu.
Selain memiliki fungsi untuk dijadikan sumber dana cadangan misalnya saja
keuangan perusahaan sedang dalam kerugian. Fungsi dari penerapan atau penahanan laba
jenis ini adalah bisa digunakan sebagai modal pengembangan bisnis serta usaha.
Pengembangan bisnis ini sendiri tidak hanya merujuk soal pengembangan gedung tapi
bisa soal penambahan SDA atau SDM perusahaan juga.
Jika memang perusahaan memiliki jumlah hutang yang lumayan besar maka
memiliki laba ditahan ini sebagai investasi sangat menguntungkan. Dimana dengan
memanfaatkan laba yang masih disimpan ini para akuntan perusahaan bisa
mengalokasikan pembayaran hutang dengan tepat waktu. Selain itu pembayaran
hutangnya sendiri tidak akan mengusik sumber dana lainnya, sehingga perputaran dana
utama perusahaan bisa aman.
Selain beberapa fungsi diatas, penerapan dari laba tertahan ini sendiri juga bisa
dimanfaatkan sebagai bantuan modal investasi lanjutan. Seperti misalnya perusahaan
melakukan pembelian saham di perusahaan lainnya kemudian bisa mendapatkan dana
dari saham tersebut. Bisa jadi juga dana laba ini digunakan untuk melakukan pembelian
tanah, bangunan atau barang operasional guna membantu perusahaan
Untuk faktor yang melatar belakangi laba tertahan pertama karena adanya kesalahan
laporan keuangan pada periode sebelumnya. Jadi selain memang bertujuan sengaja
ditahan karena perjanjian, lama sendiri ditahan karena akuntan belum bisa memberi data
valid. Untuk menghindari kecurangan dan kerugian dalam pembagian laba maka tentu
saja pembagian akan dihentikan sampai laporan keuangan benar atau sesuai.
Faktor kedua yang sering terjadi dan memunculkan pilihan untuk menahan laba
adalah adanya perubahan metode perhitungan. Jadi misalnya saja metode perhitungan
sebelumnya selalu memberlakukan sistem bulanan kemudian tiba-tiba diubah perhari
maka itu akan membingungkan. Oleh sebab itu perusahaan atau akuntan biasanya akan
menahan hasil modal yang ada.
Faktor ketiga yang juga mempengaruhi laba ditahan adalah adanya perubahan
prinsip akuntansi dari periode sebelumnya yang cukup signifikan. Misalnya saja
perubahan dalam metode perhitungan yang dipakai, model laporan keuangan yang
disusun atau skema akuntansi yang baru. Tentu saja laba pada periode sebelumnya harus
ditahan untuk kemudian disesuaikan dengan perhitungan pada prinsip akuntansi periode
terbaru bukan?
Jika adanya perubahan pemegang kendali atau manajemen didalam perusahaan maka
biasanya laba yang ada akan ditahan. Hal ini dilakukan agar manajemen baru mampu
menyesuaikan diri dan menunjukan kredibilitas manajemennya dalam mengelola
keuangan. Penahanan laba pada kasus ini sendiri dilakukan dengan tujuan untuk menjaga
stabilitas kerja, menekan tindak kecurigaan atau kecurangan dll.
Faktor terakhir yang melatar belakangi dibuatnya laba tertahan karena adanya
penyesuaian nilai rupiah yang sempat berubah. Dalam berbisnis tentu saja nilai tukar
rupiah bisa berubah-berubah naik dan turun sewaktu-waktu. Meski hal wajar namun tentu
saja ini akan mempengaruhi hasil perhitungan laba perusahaan, sehingga akuntan
memutuskan menahan laba yang ada.
Kalau dalam dunia saham, istilah dividen sudah tak asing lagi saat didengar.
Bagaimana tidak, selain capital gain, pembagian keuntungan yang didapat dari dividen
juga banyak diincar oleh para investor. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa istilah dividen
juga eksis dan dapat dicatat dalam ilmu akuntansi? Pada artikel kali ini, kami akan
membahas lebih lanjut tentang dividen dalam ilmu akuntansi.
Apa itu Dividen dalam Akuntansi?
Dividen atau dividend dalam akuntansi merupakan istilah yang merujuk pada pembagian
keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham dalam periode tertentu. Oleh
karenanya, besaran dividen yang didapatkan tiap investor akan berbeda-beda, tergantung
seberapa besar jumlah saham yang dimiliki masing-masing investor. Perusahaan biasanya
mengumumkan jumlah dividen per saham (DPS) yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham.
Dividen pada umumnya dibagikan tiap tahun karena berasal dari laba tahunan (payout
ratio). Namun, perusahaan tidak wajib membagikan dividen karena ada kalanya laba
yang dihasilkan perusahaan akan dialokasikan sebagai cadangan atau modal kerja
tambahan. Dividen yang dibagikan perusahaan tidak harus berupa cash, sebab ada juga
dividen yang dibagikan dalam bentuk kepemilikan saham (stocks) yang dikeluarkan
perusahaan.
Perhitungan Dividen
Contoh Kasus
Pencatatan Dividen
Dividen dicatat dalam suatu entri yang disebut sebagai ‘Jurnal Dividen’. Berikut, kami
akan memberikan contoh pencatatan dividen tunai.
16/8/2 Rp2.000.000.00
Dividen Kas
1 0
Utang Rp2.000.000.00
Dividen 0
Akun Dividen Kas dicatat sebagai debit sebesar Rp2.000.000.000 yang dihasilkan dari
perkalian Rp200 dengan Rp100.000.000. Kemudian, dimasukkan juga akun Utang
Dividen sdividen bagi perusahaan sekaligus cara menghitung dan mencatatnya ke dalam
jurnal dividen. Kini saatnya Anda menyusun laporan keuangan yang cermat dengan
bantuan para konsultan profesional yang selalu siap menawarkan bantuan dan solusi
terbaik dalam penyusunan laporan keuangan serta audit perusahaan Anda.
REORGANISASI SEMU
Pengertian Kuasi reorganisasi atau Corporate Readjustmen adalah salah satu prosedur
penting dalam akuntansi yang digunakan untuk menurunkan nilai aktiva tetap berwujud
(dalam rekening-rekening). Dalam prosedur ini tidak ada perubahan dalam badan usaha.
Badan usaha tetap seperti semula dan tidak ada pembentukan badan usaha baru.
Tujuan dari diadakannya prosedur kuasi reorganisasi atau corporate readjustment adalah
untuk menghilangkan defisit yang timbul karena depresiasi aktiva tetap yang terlalu
tinggi. Hal itu bisa terjadi karena aktiva-aktiva tetap tersebut diperoleh pada masa harga-
harga yang tinggi dan pencatatannya dilakukan dengan mencatat nilai yang realistis.
Selain itu tujuan dari corporate adjustment adalah untuk menentukan satu titik permulaan
(dipandang dari sudut akuntansi) yang memungkinkan untuk membandingkan
penghasilan dan biaya yang layak.
Apa saja alasan perusahaan melakukan kuasi organisasi? Pada umumnya corporate
adjustment bisa dilakukan bila terdapat kondisi-kondisi seperti berikut ini :
Merupakan suatu alternatif yang lain dari reorganisasi yang legal dan disetujui oleh
pemegang saham dan kreditur. “Cosh basis” untuk menyatakan nilai aktiva tetap tidak
rasional ditinjau dari sudut going concern. Laba tidak dibagi dan saldo-saldo agio saham
tidak mencukupi untuk menyerap beban depresiasi. Jika diinginkan laporan keuangan
yang menunjukkan hasil-hasil yang layak. Bila terdapat kondisi seperti tersebut di atas
maka corporate readjustment dapat diterima sebagai suatu prosedur untuk menurunkan
nilai aktiva tetap.
Laba ditahan adalah laba yang tidak dibagi, merupakan sebagian atau keseluruhan
laba yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen (weygant et al, 2012). Kieso (2012) laba ditahan adalah laba
yang ditahan dan dimanfaatkan oleh perusahaan terlebih dahulu untuk menyokong
kegiatan bisnis ke depannya. Bambang Riyanto menjelaskan bahwa retain earning adalah
laba yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen dan sebagian lagi ditahan
untuk modal usaha. Laba ditahan adalah hasil dari laba komersial setelah dikurangi
pajak penghasilan. Laba ditahan akan dikenakan pajak penghasilan apabila laba tersebut
tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden dengan syarat tertentu.
1. Membuat jurnal yang berfungsi mencatat batasan laba ditahan. Jumlah laba ditahan
memiliki dua rekening yaitu rekening laba ditahan bebas dan dana ditahan yang
dibatasi.
2. Tidak membuat jurnal dari pembatasan laba ditahan.
1. Pembagian dividen
2. L/R bersih operasi
3. Koreksi pembukuan atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu
8. Mei Jaya pada tanggal 31 Desember 2020 memperoleh keuntungan dari usahanya
selama tahun 2020, sebesar Rp 8.000.000.000. maka jurnal penutup/jurnal
retained earning yang dibuat yaitu :
Apabila pada tanggal 31 desember 2020 perusahaan menderita kerugian dari usahanya
selama tahun 2020 sebesar Rp 8.000.000.000 maka jurnal penutup yang dibuat adalah :
Laba ditahan adalah akun kumulatif sejak berdirinya perusahaan sampai saat ini. Maka
untuk mengetahui besarnya laba ditahan keseluruhan laba ditahan adalah dengan
menambahkan laba ditahan dari periode berjalan dengan saldo akhir laba ditahan pada
periode pembukaan yang lalu. Laba di tahan (Retained Earnings) merupakan kumpulan
dari laba tahun berjalan yang dimulai dari tahun pertama perusahaan berdiri hingga
sekarang setelah dikurangi dengan dividen yang dibagikan kepada para investor. Laba
ditahan ada dalam neraca keuangan perusahaan yang diberi nama Modal Pemegang
Saham. Laba Ditahan (Retained Earnings) dalam penyajian laporan Neraca ada pada
posisi Pasiva dibawah kelompok akun modal. Laba ditahan (R/E) sangat erat
hubungannya dengan dividen. Dimana dividen adalah pembagian laba kepada pemegang
saham atas hak kepemilikan lembar saham perusahaan. Keputusan besarnya deviden dan
laba di tahan serta keputusan untuk membagi atau tidak laba di tahan kepada
pemegang saham ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
KOREKSI KESALAHAN
Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi karena adanya kesalahan agar
akun-akun yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang
seharusnya. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan dapat terjadi pada satu atau
beberapa periode sebelumnya yang baru ditemukan pada periode berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
https://accurate.id/akuntansi/apa-itu-laba-ditahan/
https://konsultanku.co.id/blog/dividen-dalam-akuntansi
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=reorganisasi+semu
https://accounting.binus.ac.id/2020/07/08/akuntansi-laba-ditahan-retained-earnings/
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=labah+ditahan