Anda di halaman 1dari 19

KONSEP LABA

Makalah

Diajukan guna memenuhi salah satu tugas matakuliah


Teori akuntansi program studi akuntansi

Disusun oleh : Kelompok IX

NAMA NPM

1.DESSY HANDAYANI 13510074


2.HERDINDA AFFANDI 13510088
3.DIANA SYAHPUTRI 13510167
4.WIDYA AYU OCTARI 13510017
5.NINI JUMIATI 13510028
6.NURHAYATI 13510051

FAKULTAS EKONOM

UNIVERSITAS DHARMAWANGSA

T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Teori Akuntansi

Adapun dalam pembuatan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak terutama Dosen pengasuh mata kuliah Teori Akuntansi yaitu Bapak
Lukman Hakim Siregar, SE,M.Si yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini tentang konsep laba ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.

Hormat kami

Kelompok IX
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran


prestasi,hasil usaha,laba maupun posisi keuangan. Salah satu isi berat dalam
pengukuran itu adalah pengukuran laba. Pengukuran laba ini bukan saja penting untuk
menentukan prestasi perusahaan,tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian
laba,penentuan kebijakan investasi,pembayaran pajak,zakat,bonus, dan pembagian hasil.
Karena pentingnya masalah ini, dalam dunia bisnis kita juga mengenal pengukuran laba
yang dilakukan oleh profesi lain, misalnya fiskus atau perpajakan,pemegang
saham,analis keuangan, pengusaha , ekonom, bahkan siapapun yang bergerak dalam
dunia bisnis termasuk ibu-ibu yang melakukan bisnis di pasar, di kampung pasti
memiliki ide atau pendapat tentang perhitungan laba.

Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua
transaksi atau kejadian Lin mempunyai badan usaha selama satu periode,kecuali yang
timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.

Dalam teori ekonomi,para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan


dalam kekayaan perusahaan,sedangkan dalam akuntansi,laba adalah perbedaan
pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. Meskipun akuntansi paling tidak
harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba
ekonomi yang gilirannya untuk menentukan nilai ekonomi perusahaan. Siapa pun yang
melakukan kegiatan bisnis pasti memilki alasan ekonomis mengapa ia terus melakukan
bisnis. Biasanya alasan tradisonal itu adalah untuk mendapatkan laba. Oleh karena itu,
si pelaku bisnis itu sendiri pasti memiliki pandangan tentang apa yang dimaksudkannya
sebagai laba dan bagaimana menentukan laba tersebut. Seorang ibu yang menjual sayur
di pasaran mungkin menganggap bahwa ia telah mendapatkan laba jika uang yang ada
di tangannya lebih besar daripada uang yang dibawanya tadi pagi sewaktu memulai
kegiatan pembelian barang yang dijual. Kemungkinan besar ia tidak memperhitungkan
saldo persediaan,biaya pribadinya, dan upah tenaga kerjanya.

1.2 Perumusan masalah

Melihat uraian diatas,maka ada beberapa poin permasalahan yang dapat ditarik dan
dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana pemahaman tentang konsep laba?


2. Bagaimana konsep laba menurut ekonomi?
3. Bagaimana konsep laba menurut akuntansi?

1.3 tujuan penelitian


1. Untuk menambah wawasan dalam menambah ilmu teori akuntansi
2. Untuk dapat merepkan ilmu konsep laba dalam kehidupan sehari-hari
3. Sebagai sarana agar dapat memahami konsep laba
BAB II

LANDASAN TEORI

POLEMIK TENTANG LABA


Sebelum kita masuk dalam pembahasan konsep laba,berikut ini penulis akan
mengemukakan sebuah polemik yang dimuat dalam surat pembaca tempo 9 Desember
1989 antara penulis dengan Kwik Kian Gie yang menyangkut perbedaan presepsi
tentang konsep laba.berikut ini adlah polemik tersebut.
Semula menurut hasil wawancara tempo dengan Kwik Kian Gie yang dimuat tempo
edisi 25 November 1989 di rubrik Ekonomi&Bisnis dengan judul tidak cukup dengan
ikhtikad baik ,memuat tanggapan beliau tentang AGIO SAHAM. Beliau berpendapat
bahwa agio saham adalah laba karena empat alasan pokok. Alasan Kwik dan jawaban
saya dikemukakan seperti dibawah ini.
1. Perusahaan biasanya minta agio dengan alasan akan membagikan keuntungan
di kemudian hari.
Jawaban penulis:
Alasan ini tidak mudah untuk menompang pendapat agio sebagai laba. Penulis
berpendapat agio bukan diminta. Agio muncul dari perbedaan harga jual saham
dengan harga nominal yang telah dibayar investor. Tentu setelah
mempertimbangkan secara rasional bahwa ia mau membeli saham tersebut.
Alasan membagikan keuntungan di kemudian hari juga tidak dapat menguatkan
bahwa agio adalah laba pembagian keuntungan sebenarnya bukan didasarkan
pada agio atau pos lain diluar laba,baik laba ditahan maupun laba tahun berjalan.
Membagikan keuntungan mempunyai arti bahwa yang dibagi adalah untung
(laba) bukan yang lain. Dan bagian tersebut diberikan berupa kas,saham,atau
aktiva sejenis liannya.
2. Prinsip akuntansi secara ketat menetapkan agio harus dicantumkan secara
terpisah karena agio bukan modal saham.
Jawaban Penulis :
Pencantuman agio saham secara terpisah dari perkiraan modal saham berarti
setiap pos yang dipisahkan dari modal otomatis dianggap sebagai laba.
Pemisahan itu ditunjukan untuk melaksanakan prinsip full disclosure. Agio
saham merupakan unsur modal setor(paid in capital) yang terdiri dari modal
saham nominal ditambah dengan agio saham tadi. Informasi tentang nilai
nominal itu sangat perlu bagi investor dan analis. Hal yang benar adalah standar
akuntasi secara ketat haqqul yakin menganggap agio bukan laba.
3. Agio juga merupakan laba. Perusahaan boleh membagi dividen dari agio
saham.
Jawaban Penulis:
Dividen adalah bagian laba yang diterima oleh pemilik perusahaan. Pembagian
dividen ini didasarkan pada laba, baik laba ditahan maupun laba tahun berjalan.
Secara teoretis tanpa laba tidak akan ada dividen. Namun, di Indonesia sering
terjadi dividen sudah terjamin, kendatipun perhitungan laba rugi perusahaan
belum final. Atau mungkin didasarkan pada laporan interim. Ini terjadi karena
praktik pasar modal kita masih belum sepenuhnya diatur pasar.
4. Agio boleh langsung dikantongi emiten.
Jawaban Penulis :
Agio bisa langsung dikantongi emiten adalah benar, namun jika karena
dikantongi lalu dianggap sebagai laba, ini alasan yang sangat absurd. Laba tidak
sama dengan penerimaan kas. Kalau kwik mengangap setiap yang dikantongi
perusahaan adalah laba,yang paling senang adalah fiskus karena pemasukan
pajak akan sangat deras. Pengertian laba yang paling diterima umum menurut
penulis adalah laba menurut akuntansi. Konsep laba itu macam-macam. Laba
menurut pajak,menurut teori ekonomi,menurut petani,menurut
manajemen,menurut pemilik,dan sebagainya. Bahkan dalam akuntansi sendiri
konsep laba itu bervariasi. Ada konsep laba menurut histori cal cost accounting,
seperti yang berlaku sekarang ini.
Akuntansi konvensional masih lebih banyak menggunakan harga historis. Harga
ini sangat menentukan dalam perhitungan laba, income atau profit. Tetapi
dengan FASB 157 mulai digunakan fair value.
1. Modal (capital)
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba
adalah arus kekayaan, sedangkan modal adalah simpanan kekeyaan. Oleh
karena itu, penentuan laba, yaitu penentuan kenaikkan modal juga
menyangkut masalah harga jual. Modal biasa berarti financial capital dimana
tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai kewajiban
yang merupakan kontribusi uang pemilik kepada perusahaan. Physical
capital, yaitu disini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal itu. Untuk
memproduksi barang dan jasa bukan pada nilai uangnya. Ukurannya adalah
kapasitas produksi dari aktiva yang dimiliki.
2. Replacement cost income
Dalam konsep replacement cost income dikenal dua kompenen income,
yaitu :
a. Current operating profit yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti
( replacement cost(dari penghasilan)
b. Realized holding gain and loss yang dihitung dari perbedaan antara
replacement cost dari barang yang dijual dengan biaya historis dari
barang yang sama. Laba rugi ini dapat dibagi dua, yaitu :
1. Yang direalisasi dan accrued selama periode itu.
2. Yang direalisasi pada periode itu, tetapi accrued pada periode
sebelumnya
Dari pembagian ini, menurut Belkaoui, Accounting income dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Pa = X + Y + Z
Pa = accounting income
X = current operating profit
Y = realisasi & accrued holding gain pada periode itu
Z = realisasi holding gain pada periode itu, tetapi accrued pada periode
sebelumnya
Money income berbeda dengan accounting income dalam hal :
1. Money income dihitung berdasarkan nilai replacement cost, sedangkan
accounting income berdasarkan historis cost;
2. Money income hanya mengikut gain yang accrued pada periode itu.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa money income dapat dihitung sbb.

Pm = Pa Z + W

Pm = Money income
Pa = Accounting income
Z = Realisasi holding gain and loss pada periode itu accrued pada periode
sebelumnya
W = Holding gain and loss yang direalisasikan
Atau bisa juga dihitung sebagai penjumlahan dari :
1. Current operating profit atau X ;
2. Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu atau Y;
3. Holding gain and loss yang belum direalisasi yang accrued pada periode
itu.

Defenisi laba dalam segi bahasa laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan
harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilanataw penghasilan
operasi. Menurut stice,stice, cousin (2009:240) laba adalah pengambilan atas investasi
kepada pemilik hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan kepada investor dan entitas
masih memimiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya. Menurut suwarjono (
2008 : 464 ) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang
dan jasa ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya ( biaya total yang
melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang ataw jasa ). Menurut Sumarso
SR ( 2004 : 227 )angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih( net income).
Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal . Sebaliknya , apabila
perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (
net losse ). Menurut Smith Skousen (1989 : 119 ) laba bersih merupakan perbedaan
antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan usaha selama periode tertentu
dan jumlah biaya yang dapat diaplikasikan kepada pendapat. Menut Bel kaoui ( 1993 )
laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki
berbagai kegunaan dalam berbagai konteks . Laba pada umumnya dipandang sebagai
suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman
investasi, dan pengambilan.

Tujuan pelaporan net income :

Kandungan informasi dalam laba akuntansi mempunyai keunggulan dan manfaat,


seperti yang dikemukakan dalam SFAC No. 1 yaitu : Informasi tentang earning
perusahaan dan komponen komponen yang diukur dengan dasar akrual accounting,
umumnya menyediakan indikasi yang terbaik tentang kinerja perusahaan dari pada
informasi tentang penerimaan dan pembayaran cash sekarang ( current cash receipts and
payment ) menurut Suwarjono, (2005 : 456 ) laba akuntansi dengan berbagai
interprestasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai :

Indicator evesiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang


diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi ( rate of return of invested
capital)
Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen
Dasar penentuan besarnya penentuan pengenaan pajak
Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara
Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tariff dalam perusahaan public
Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak hutang
Dasar kompensasi dalam pembagian bonus
Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
Dasar pembagian dividen.
Bila dilihat secara mendalam laba akuntansi bukanlah devinisi yang
sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara
untuk menghitung laba. Karakter dari pengertian laba akuntansi semacam itu
mengandung beberapa keunggulan yang dikemukakan oleh (Belkoui : 1993 )
adalah :
Terbukti teruji sepanjang negara bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para
pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi
Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara objektif dapat diuji
kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti
Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi
memenuhi dasar konservatisme
Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan
dengan pertanggungjawaban manajemen.

Namun demikian , Laba akuntansi ini masih memiliki kelemahan, Sehingga masih
mendapat kritikan. Di bawah ini merupakan beberapa kelemahan dari laba akuntansi
tersebut:

Konsepsi laba dianggap belum dirumuskan dengan jelas , belum ada landasan
teoritis jangka panjang dalam pelaporan laba akuntansi tersebut.
Generally Accepted Accounting Principle (GAAP), masih memungkinkan dan
membolehkan perhitungan laba atas penerapan metode dan tehnik akuntansi
yang tidak konsisten.
Laba akuntansi yang didasarkan pada konsep hintorical cost menjadi kurang
bermakna apabila pengaruh perubahan harga diperhitungkan dalam penentuan
angka laba tersebut.
Laba akuntansi hanya laba diatas kertas saja karena angka laba yang tinggi
belum tentu menggambarkan kemampuan likuiditas perusahaan atau
menggambarkan kemampuan dalam memberikan cash deviden
Dari kelemahan kelemahan yang melekat dalam angka laba akuntansi tersebut
,maka dilakukan upaya untuk mengatasi kelemahan dari konsepsi laba tersebut,
antara lain:

Berusaha memperbaiki laporan laba akuntansi dengan memeberikan tekanan


pada data transaksi dan aktualisasi secara lebih mendalam
Laba merupakan cost dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang
memeliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.

Laba akuntansi dari segi sintaktis


Menurut pendekatan sintaktis, laba didefenisikan sebagai selisih antara
pendapatan dan beban.laba dianggap telah timbul bila terjadi kenaikan nilai
dari kekayaan bersih sebagai akibat adanya transaksi. Terdapat 2 pendekatan
pengukuran laba.

1. Pendekatan transaksi (transaction approach)


Menurut pendekatan transaksi, laba telah timbul pada saat terjadinya
transaksi. Khususnya transaksi eksternal,yaitu transaksi yang terjadi dan
melibatkan pihak luar.Laba dapat timbul pada saat terjadinya transaksi
pertukaran/penjualan dan terjadinya pengakuan beban.Berikut ini adalah
contoh pencataan transaksi eksternal yang dapat menimbulkan laba :
Cash XXX
Sales XXX
Account Receivable XXX

Sales XXX
Cost Of good sold XXX
Merchandise Inventory XXX
Selling Expense XXX
Cash XXX
Ada beberapa manfaat dari penggunaan pendekatan transaksi dalam
pengukuran laba, yaitu:
Laba dapat dilaporkan menurut berbagai macam kelompok, misalnya
menurut produk atau pelanggan
Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang
yang ada pada akhir periode
Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi eksternal untuk tujuan .
Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu denagn
yang lainnya.

2. Pendekatan Aktivitas (Activities Approach )


Dalam pendekatan aktivitas, tidak dilihat ada tidaknya transaksi,
melainkan apakah kegiatan telah berlangsung,dengan perkataan lain, laba
akan timbul bersamaan denagn berlangsungnya aktivitas misalnya, mulai
dari perencanaan produksi, Proses produksi, dan penjualan, maka laba
dianggap telah terbentuk / terhimpun / earned.
Manfaat dari penggunaan pendekatan aktifitas ini, yaitu informasi laba
dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan. Misalnya, untuk
mengukur efisiensi dan profitabilitas tiap tiap kegiatan. Kebaikan
pendekatan kegiatan adalah :
Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang
memerlukan jenis evaluasi dan prediksi yang berbeda
dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan penjualan
surat berharga yang ditujukan pada usaha memperorel capital
gain.
Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba
diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menjadi tanggung
jawab manajemen.
Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya
perbedaan pola prilaku dari jenis kegiatab yang berbeda.
Perbedaan yang mendasar pada kedua pendekatan tersebut adalah bahwa pendekatan
transaksi didasarkan kepada proses pelaporan yang mengukur peristiwa ekstren, yaitu
transaksi, Sedangkan pendekatan kegiatan didasarkan kepada konsep dunia yang nyata
(real World) mengenai kegiatan atau peristiwa dalam arti yang luas.

Laba Menurut Konsep Laba Ekonomi (Economic Income)

Pada awal abad xx fischer, lindhal dan hick (1946) menjelaskan secara spesifik
menyebutkan bahwa laba ekonomi atau economic income adalah jumlah maksimum
yang dapat dikonsumsi selama satu minggu tanpa harus mengurangi jumlah
kemakmuran pada awal periodic, sifat sifat laba ekonomi mencakup 3 tahap:

Physical income yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya
memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan. Laba jenis ini tidak
dapat diukur
Real income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik . Ukuran yang dapat digunakan untuk real income ini adalah
biaya hidup (cost of living ). Dengan kata lain kepuasan timbul karna
kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran
uang yang dilakukan untuk membeli barang dan jasa sebelum dan sesudah
dikonsumsi.
Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk
konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Fischer real income lebih
dekat pada pengertian akuntansi tentang income. Menurut Lindhal menganggap
konsep laba sebagai interest yaitu merupakan penghargaan yang terus menerus
terhadap barang modal sepanjang waktu. Perbedaan antara interest dengan
konsumsi yang diharapkan pada periode tertentu dianggap sebagai saving
sehingga laba dianggap sebagai konsumsi + saving

Laba Akuntansi Dari Segi Semantik


Laba dari segi semantik diartikan sebagai kesejahteraan dan kemakmuran
(wealth) atau diartikan sebagai perubahan kemakmuran, atau perubahan capital,
atau modal menurut Irvig Fisher, Laba adalah arus jasa atau aliran kemakmuran,
Sedangkan modal adalah stock dari kemakmuran (stock of Wealth).
Menurut Konsep Kemakmuran, laba timbul jika ada aliran lebih yang masuk
setelah aliran pada awal periode dapat dipertahankan sampai pada akhir periode.
Dengan adanya pemikiran tersebut, maka timbul konsep dengan apa yang
disebut mempertahankan kemakmuran atau konsep mempertahankan modal
(capital).
Konsep Laba/Income menurut tingkat semantic didasarkan pada hubungan
antara fenomena (peristiwa terjadinya income) dengan symbol yang mewakili
dari fenomena tersebut. Pada konsep ini dipengaruhi oleh konsep konsep para
ahli ekonomi yang mengakibatkan ada masalah terhadap definisi capital dan
income yang belum dijabarkan secara jelas.
Hal tersebut berakibat dalam penerapan dalam akuntansi dihubungkan dengan
fenomena tersebut yang menghasilkan konsep konsep pengukuran laba
didasarkan pada keadaan awal dan keadaan akhir periode dapat dilakukan,
dengan konsep sebagai berikut :
Capitalization adalah net assets pada awal dan akhir periode dihitung
dengan cara mengkapitalisasi semua arus kas dari perusahaan kepada
pemilik yang diharapkan dimasa masa mendatang.
Market valuation adalah konsep capitalization di atas akuntan dibebani
tugas menaksir arus kas dikemudian hari. Dalam hal ini, konsep market
valuation of the firm, Penentuan yang subjektif ini diganti dengan
penggunaan data pasar (bursa saham).
Current cash equivalent adalah konsep pengukuran dengan alternatif lain
untuk untuk menilai perusahaan pada awal dan akhir tahun adalah
mengykur asset berdasarkan current cash equivalent (CEE). CEE
didefinisikan sebagai harga (pasar) jual atau realizable price dari assets
yang dipunyai oleh perusahaan.
Historical input prices adalah dalam pengukurannya income merupakan
selisih antara penilaian awal da akhir periode (capital maintenance
concept).
Current input price adalah income meliputi capital gains atau capital
losses karena perubahan harga, tanpa memperhatikan apakah gains atau
losses tersebut sudah atau belum direalisasi lewat penjualan atau
pertukaran.
Maintenance of constant purchasing power adalah income diukur
berdasarkan keadaan nyatanya dan bukan dalam arti mempertahankan
nilai nilai uang ( maintaining monetory values)

Laba Menurut Akuntansi (Accounting Income)


Dalam akuntansi yang memiliki konsep perhitungan laba juga dikenal perbedaan
pandangan dalam menghitung laba (income). Disisi lain perkenalkan 4 pendapatan,
yaitu :
1. Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulat of measure dan Prinsip Historical
Cost yang sering disebut Historical Cost Accounting atau Conventional Accounting
sebagaimana yang kita anut saat ini, yang dinamakan konsep laba Accounting
Income
2. Pemikiran neo klasik yang mengubah postulat of measure dengan menerapkan
perhitungan perubahan tingkat harga umum dan tetap mempertahankan prinsip
Historical Cost, yang ini dikenal dengan istilah General Price Level Adjusted
Historical Cost Acconting (GPLA Historical Accounting), dan perhitungan Labanya
disebut GPLA Accounting Income.
3. Pemikiran radikal yang memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar
penilaian bukan Historical Cost lagi, dimana konsep ini dikenal dengan current
value accounting. Sedangkan perhitungan labanya disebut Current Income.
4. Pemikiran neo radikal yang menggunakan current value, tetapi disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga umum yang disebut GPLA Current Value Accounting,
sedangkan perhitungan labanya disebut addjusted current income.
Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba kauntansi adalah perbedaan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut Belkaoui,
defenisi tentang laba mengandung 5 sifat berikut.
1. Laba akuntansi didasarkan pada yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil
dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik laba itu, artinya merupakan
prestasi perusahaan tersebut pada periode tertentu.
3. Lab akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya
historis perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip meching artinya hasil dikurangi biaya
yang diterima/hasil yang diterima.

Hendriksen (1992:155) menyusun beberapa konsep laba dalam bentuk tabel sbb :
Konsep Laba Perhitungan Laba Penerimaan Informasi
Laba sebagai value added Laba mencakup harga jual Pegawai, pemilik kreditor
(tambahan nilai) produk dikurangi harga dan pemerintah.
pokok barang dan jasa yang
diperoleh.
Laba bersih perusahaan Laba mencakup kelebihan Pemegang saham,
(enterprise net income) pendapatan atas beban, pemegang obligasi, dan
semua keuntungan dan pemerintah.
kerugian. Beban tidak
mencakup beban bunga dan
pajak penghasilan dan bagi
hasil.
Laba bersih bagi investor Sama seperti laba Pemegang saham,
bersihperusahaan, tetapi pemegang obligasi, dan
sudah dikurangi pajak kreditor jangka panjang.
penghasilan.
Laba bersih bagi pemilik Laba bersih bagi pemegang Pemegang saham biasa
ekuitas residu saham dikurangi deviden
preferen.
BAB III

Kesimpulan

A.Kesimpulan

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu
ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai
hasil penanaman modalnya,setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya,biaya kesempatan). Sementara
itu,laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan
biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.
Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual.

Di dalam FASB konsep income di dalam teori akuntansi tersebut disebut dengan
laba komperehensif. Karena secara umum,akuntansi menganut konsep perbandingan,
konsep kos historis, dan asas akrual, maka laba akuntansi yang sekarang dianut
dimaknai sebagai selisih pendapatan dan biaya.

Dalam teori ekonomi, para ekonom mengatikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan
yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan pada periode tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, PT Raja Grafindo Persada,2011.

Ahmed, Riahi dan Belkaoui, Teori Akuntansi,Salemba Empat,2011.

http://bhocet85.wordpress.com/2009/03/10/laba-income/

http://dwiermayanti.wordpress.com/kuliahakuntansi.htm

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/konsep-perilaku-laba.html

Anda mungkin juga menyukai