Disusun oleh :
Citra Mawar Indah Rhamsy – 196602061
Nurasilah Asti Fauziyyah – 196602122
Nurul Fadiyah Wahyuningsih Yunus – 196602157
Novian Ramadhan – 196602141
Timotius Darmanto - 196602135
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Regulasi
Akuntansi Sektor Publik & Komparasi Akuntansi Sektor Publik ini tepat pada
waktunya.
Adapun tugas dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Akuntansi Sektor Publik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembanca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR IS
I
I
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................I
BAB I........................................................................................................................................................II
PENDAHULUAN...................................................................................................................................III
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................IV
BAB II.......................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................1
2.4.1 Pengambilan Keputusan dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta).........................8
2.4.4 Realisasi Anggaran dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)....................................9
BAB III...................................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................12
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam
kamus bahasa indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan” mengandung arti
kaidah yang dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu
dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi
publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan
organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah,partai
politik, yayasan dan lain sebagainya.
Perancang publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya disusun
regulasi publik. Sebuah regulasi publik disusun karena adanya permasalahan atau
tujuan yang dicapai. Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang
membutuhkan tindakan khusus dari organisasi publik. Hal pertama yang harus
dilakukan adalah mencair jawaban atas pertanyaan mengapa isu tersebut harus diatur
atau mengapa regulasi publik perlu disusun.
Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu
permasalahan telah dapat dirumuskan. Penyusunan dan penetapan regulasi publik
juga dilakukan dengan misi tertentu sebagai wujud komitmen serta langkah
organisasi publik menghadapi rumusan solusi permasalahan yang ada.
Akuntansi sektor publik di Indonesia tertinggal dibanding dengan akuntansi
bisnis (swasta). Di sisi lain, karakteristik sektor publik sangat berbeda dengan sektor
swasta, sehingga akuntansi yang diterapkan pada kedua sektor tersebut juga berbeda
dan mempunyai keunikan sendiri-sendiri.
Perbedaan karakter dan mekanisme pengelolaan masing-masing organisasi
sangat perlu diperdalam, agar kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal.
Maksimalisasi kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi tujuan komparasi
akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).
III
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi regulasi Sektor Publik
2. Regulasi dalam siklus Akuntansi Sektor Publik
3. Dasar hukum keuangan organisasi publik
4. Komparasi Akuntasni Sektor Publik Vs Sektor Bisnis (Swasta)
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui regulasi yang terkait dengan Akuntansi Sektor Publik
2. Untuk mengetahui regulasi dalam siklus Akuntansi Sektor Publik
3. Untuk mengetahui dasar hukum keuangan organisasi publik
4. Untuk mengetahui komparasi akuntansi Sektor Publik vs Sektor Bisnis
(Swasta)
IV
BAB II
PEMBAHASAN
1
Gambar 1 menunjukkan teknik penyusunan regulasi publik yang berupa
rangkaian alur tahapan, sehingga regulasi publik tersebut siap disusun dan
kemudian ditetapkan serta diterapkan.
Dengan demikian gambar tersebut dapat diperjelas dengan :
1. Pendahuluan, yaitu permasalahan atau tujuan yang ingin dicapai
2. Mengapa Diatur?, yaitu regulasi publik harus diketahui mengapa regulasi
tersebut disusun
3. Permasalahan dan Misi, sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi
publik menghadapi rumusan solusi permasalahan yang ada
4. Dengan Apa Diatur, Setiap permasalah diatur dengan jenjang regulasi yang
sesuai.
5. Bagaimana Mengaturnya?, Subtansi regulasi merupakan solusi
permasalahan yang ada
6. Diskusi/ Musyawarah, yaitu merupakan salah satu tahapan dalam menyusun
atau menetapkan regulasi
7. Catatan, yaitu sebagai dasar penetapan regulasi publik
2.1.2 Penyusunan Regulasi Publik
1. Perumusan Masalah
Penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah yang akan
diatur.
Apa masalah publik yang ada ?
Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah ?
Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi
2. Perumusan Draft Regulasi Publik
Draft regulasi publik harus dapat menjelaskan siapa organisasi pelaksana
aturan, kewenangan apa yang diberikan padanya, perlu tidaknya memisahkan
antara organ pelaksana peraturan dan organ yang menetapkan sanksi atas
ketidakpatuhan, persyaratan apa yang mengikat organisasi pelaksana, serta
2
apa sanksi yang dapat dijatuhkan kepada aparat pelaksana jika
menyalahgunakan wewenang
3. Prosedur pembahasan
Tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulasi publik :
Lingkup tim teknis pelaksana organisasi publik (eksekutif)
Lembaga legislatif (dewan penasehat,dewan penyantun, dan lain-lain)
Masyarakat
4. Pengesahan dan Pengundagan
Tahap pengesahan draft regulasi publik yang dilakukan dalam bentuk
pendatanganan naskah oleh pihak organisasi publik (pimpinan organisasi).
Kemudian dilakukan anjuran tahapan sosialisasi agar terjadi komuniasi
hukum antara regulasi publik dan masyarakat yang harus dipatuhi
5. Review Regulasi Akuntansi Sektor Publik
“Judicial Review” (hak uji materi) merupakan kewenangan lembaga
peradilan untuk menguji kesahihan dan daya jual produk-produk hukum yang
dihasilkan oleh eksekutif,legislatif serta yudikatif dihadapan konstitusi yang
berlaku. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, setelah
mengidentifikasi permasalahan yang ada mengenai regulasi terkait, surat
permohonan judicial review dapat diajukan kepada ketua MA/MK Republik
Indonesia
2.2 Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik
Setiap organisasi publik pasti menghadapi berbagai isu dan permasalahan, baik
yang berasal dari luar (lingkungan) maupun dari dalam organisasi. Oleh karena itu,
setiap organisasi publik pasti mempunyai regulasi publik sebagai wujud kebijakan
organisasi dalam menghadapi isu dan permasalahan yang ada.
Dalam organisasi akuntansi sektor publik, tahapan organisasi selalu terjadi di
semua organisasi publik. Semua proses tersebut terangkai mulai dari perencanaan,
penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan,
3
audit, serta pertanggungjawaban publik. Dalam menghadapinya, organisasi publik
pun menggunakan regulasi publik sebagai alat untuk memperlancar jalannya siklus
akuntansi sektor publik agar tujuan organisasi dapat tercapai
4
Anggaran Publik Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran
2007
- Otorisasi Kepala Daerah Dokumen Pelaksaan
Anggaran (DPA)
Regulasi Pengadaan Barang SK Gubernur tentang Pemenang dalam
dan Jasa Publik Pengadaan Barang dan Jasa
Regulasi Laporan Peraturan Daerah tentang Penerimaan Laporan
Pertanggungjawaban Publik Pertanggungjawaban
Gubernur/Bupati/Walikota.
Sebagai contoh, berikut adalah siklus dan table regulasi publik pada masing-
masing proses akuntansi sektor publik di organisasi pemerintahan.
5
Akuntansi Sektor
Publik
Perencanaan publik - Peraturan Presiden No.2 tahun 2015 tentang
rencana pembangunan jangka menengah nasional
tahun 2015-2019
6
masyarakat. Maka dari itu, pergesaran peranan laporan keuangan telah membuka
peluang bagi posisi akuntansi sektor publik dalam manajemen pemerintah.
7
modal, maupun manusia. Keduanya juga saling bertransaksi dan
membutuhkan.
Keduanya sama-sama menghadapi sumber daya ekonomi yang terbatas
untuk mencapai tujuan-tujuannya. Oleh karena itu, keduanya sama-sama
memiliki kebutuhan untuk melakukan manajemen keuangan dengan baik.
Keduanya mempunyai pola manajemen keuangan yang sama yang dimulai
dari perencanaan sampai pengendalian di mana penggunaan akuntansi
menjadi kebutuhan dalam hal ini
Dalam beberapa hal, keduanya mempunyai output produk yang sama. Misalnya,
pemerintah menyediakan alat transportasi public, sementara ada juga pihak swasta
yang bergerak di sektor yang sama dan menyediakan sarana transportasi umum untuk
umum.
2.4.1 Pengambilan Keputusan dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis
(Swasta)
Dalam sector public pengambilan keputusan dilakukan melalui
mekanisme formal dan telah ditetapkan dengan keputusan organisasi. Agak
berbeda dengan organisasi public, organisasi bisnis (swasta) juga mengambil
keputusan secara musyawarah mufakat, meskipun ada keputusan yang diambil
secara individual (pemeilik usaha). Pengambilan keputusan melalui
musyawarah dilakukan antar pemilik saham, dan para pimpinan atau pihak
manajemen organisasi bisni (swasta).
8
tujuan yang ingin dicapai, dijalankan strategi untuk meraihnya serta sistem
perencanaan untuk mengendalikan pelaksanaan rencana tersebut. Perbedaannya
terlihat pada hasil yang ingin dicapai dari proses perencanaan itu. Organisasi
swasta ingin mencapai profit/laba yang tinggi serta peningkatan kekayaan dan
pertumbuhan organisasi, sementara organisasi sektor publik lebih mengutamakan
pentingnya layanan kepada publik/ masyarakat.
2.4.3 Penganggaran dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Dalam organisasi sektor publik, seperti organisasi pemerintahan,
penyusunan anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan
program. Penurunan program publik dalam anggaran akan dipublikasikan untuk
dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat. Dan akhirnya disahkan oleh wakil
masyarakat di DPR, DPD, atau DPRD. Dalam organisasi swasta, penyusunan
anggaran dilakukan oleh para pegawai dan manajer perusahaan yang berwenang
dengan persetujuan pemilik perusahaan.
2.4.4 Realisasi Anggaran dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Dalam organisasi sektor publik maupun organisasi sektorprivat(komersial),
isu utama pada proses realisasi anggaran adalah kualitas. Hal ini akan menjadi
persaingan antar output organisasi. Dalam sektor publik, kualitas dicapai untuk
memenuhi tujuan pelayanannya kepada publik. Sedangkan pada organisasi
swasta, kualitas dicapai dalam rangka mendapatkan keuntungan yang lebih besar
dari produknya. Pada organisasi publik, masyarakat aktif berpartisipasi selama
proses realisasi anggaran, baik sebagai penerima layanan maupun pengawas
independen. Sedangkan pada organisasi swasta, masyarakat sebagai konsumen
berpartisipasi pada saat menggunakan output yang dihasilkan oleh organisasi
tersebut.
2.4.5 Pelaporan dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta)
Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, perubahan dari Era Orde Baru
ke Era Orde Reformasi menuntut akuntabilitas public dalam melaksanakan setiap
9
aktivitas kemasyarakatan dan kepemerintahan. Asumsi undang-undang no.17
/2003 membawa akuntabilitas hasil sebagai catatan yang
dipertanggungjawabkan. Indikator hasil seperti ekonomi , efisiensi, efektifitas
harus direfleksikan dalam laporan pertanggungjawaban pemerintahan, baik
dipemerintahan pusat maupun dipemerintahan daerah. Karena itu, model
pelaporan keuangan sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban mulai
dirancang dan diterapkan , sebagaimana yang diterapkan di Amerika Serikat,
Kanada, serta Selandia Baru.
Bentuk dan penyusunan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh berbagai
factor, seperti sifat lembaga sektor publik , sistem pemerintahan suatu Negara,
mekanisme pengelolaan keuangan, dan sistem anggaran Negara. Keempat faktor
tersebut mulai mempengaruhi karakteristik akuntansi sector publik. Akibatnya,
laporan keuangan sector publik dapat dibedakan dengan laporan keuangan
swasta.
2.4.6 Audit dalam Sektor Publik dan Sektor Bisnis
Audit sector publik berbeda dengan audit pada sector bisnis atau swasta.
Audit sector publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat
nirlaba seperti sector pemerintahan daerah (Pemda) BUMN , BUMD , dan
instansi lain yang berkaitan dengan pengelolaan asset kekayaan Negara , partai
politik, yayasan,lembaga swadaya masyarakat , serta organisasi social lainnya.
Sementara itu audit sector bisnis dilakukan pada perusahaan milik swasta yang
bersifat mencari laba. Audit sector publik dan audit sector bisnis (swasta) sama-
sama terdiri dari audit keuangan (Financial audit) , audit kinerja (Performance
audit) , dan audit untuk tujuan khusus ( Special Audit). Pada bagian
selanjutnya angka yang dibahas mengenai jenis-jenis sector publik.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Regulasi Publik merupakan ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam
proses pengelolaan organisasi sektor publik, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah
11
Daerah, Organisasi Politik, Yayasan, LSM,Organisasi Keagamaan, Sosial
Masyarakat, dll.
Perbedaan antara sektor publik dan sektor komersial dalam laporan keuangannya
terdapat pada masalah tujuan, pendapatan, beban, penganggaran, kepemilikan, basis
akuntansi, dan entri yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam organisasi.
Persamaan antara akuntansi sektor publik dan akuntansi sektor komersial antara lain
merupakan bagian yang integral dari sistem ekonomi negara, menghadapi masalah
yang sama, yaitu kelangkaan sumber daya (scarcity of resources), pengendalian
manajemen yang sama, perencanaan, pengendalian pertanggungjawaban,
menghasilkan produk yang sama, transportasi, pendidikan, kesehatan, dan jenis
pelayanan lainnya, dan terikat pada ketentuan perundang-undangan dan hukum yang
disyaratkan
DAFTAR PUSTAKA
http://naldojauhari.blogspot.co.id/2015/09/Regulasi-publik.html
http://blogspot.co.id/2016/12/definisi-regulasi-publik akuntansi.html
http://novemberfiles.blogspot.co.id/2014/11/regulasi-keuangan-publik.html
http://ar-alfajri.blogspot.co.id/2013/10/regulasi-dan-standar-akuntansi-sektor.html
12
http://desikachi.blogspot.com/2012/11/komparasi-sektor-publik-vs-sektor-privat.html
13