Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI

OLEH :
1. ANDRIAN MAULANA 2130403011
2. ANDINI PUTRI 2130403010
3. FANI ADELIA LISTIN 2130403035
4. PITRI YANTI 2130403074

DOSEN PENGAMPU :

NURUL FAUZI, SE.,MM.,Ak.,CA

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT, shalawat serta salah dicurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdullillah, atas izin dan karunia dari Allah
SWT. Penulis dapat menyelesaikan Tugas Kelompok ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Penulisan ini ditunjukkan untuk memenuhi Tugas Projek Kelompok dari
mata kuliah “Teori Akuntansi”.
Penulis menyadari bahwa yang penulis susun ini jauh dari kata sempurna,
mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Akhir
kata, ingin penulis agar ini bisa bermanfaat untuk para pembaca dan penulis pada
khususnya. Semoga Allah SWT meridhai agar segala usaha hamba-Nya

Batusangkar,01 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Awal Akuntansi ....................................................................... 3
B. Kontribusi Luca Pacioli........................................................................ 4
C. Perkembangan Pembukuan Pencatatan Berpasangan .......................... 5
D. Perkembangan Akuntansi Di Amerika Serikat .................................... 7
E. Perkembangan Akuntansi Di Indonesia ............................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian Sejarah akuntansi sangat penting untuk mengetahui
perkembangan akuntansi dan perkembangan pemikiran dari masa ke masa
hingga saat ini. Melalui sejarah, kita juga dapat mengetahui perkembangan
akuntansi, hubungan antara akuntansi dengan lingkungan di waktu lalu dan
tren serta apresiasi di masa mendatang. Oleh sebab itu, sejarah akuntansi
penting bagi dunia pendidikan dalam memahami kebijakan dan praktik, serta
pengembangan akuntansi. Dari sejarah, kita dapat mengetahui bahwa
pembukuan double-entry muncul sekitar abad ke-13, meskipun sebagian besar
literatur mengklaim bahwa pembukuan double-entry secara bertahap muncul
beberapa pusat bisnis di italia utara sekitar abad ke 13 dan ke 14. Namun, kita
tidak tahu persis tokoh yang menemukan akuntansi serta tidak ada catatan
pasti yang menunjukkan waktu akuntansi mulai dilakukan. Kesimpulan ini
berbeda dengan catatan kuno yang ada, menunjukkan pembukuan double-
entry ada sebelum abad ke-13. Terlepas dari perdebatan yang muncul tentang
waktu mulainya akuntansi.
Akuntansi juga memiliki latar belakang yang panjang dan beragam.
Dimulai dari peradaban kuno seperti Mesir dan Babilonia, di mana catatan
transaksi pertanian dan perdagangan pertama kali muncul. Di era
Renaissance,seorang matematikawan Italia bernama Luca Pacioli
memperkenalkan prinsip-prinsip dasar akuntansi dalam bukunya yang
terkenal, "Summa de Arithmetica". Perkembangan akuntansi semakin pesat
pada era revolusi industri abad ke-19, di mana perusahaan-perusahaan mulai
membutuhkan sistem akuntansi yang lebih kompleks untuk mengelola bisnis
yang semakin besar dan kompleks. Pada abad ke-20, dengan berkembangnya
teknologi, sistem informasi keuangan modern mulai diperkenalkan, seperti
komputerisasi akuntansi dan perangkat lunak akuntansi yang canggih. Selama
periode ini, standar akuntansi juga mengalami evolusi untuk mencerminkan
praktik bisnis yang semakin kompleks dan global. Selain itu, kebutuhan akan
transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan semakin meningkat,
mendorong pengembangan standar pelaporan keuangan yang lebih ketat dan
konsisten di seluruh dunia. Ini hanya sebagian kecil dari perjalanan panjang
perkembangan akuntansi yang telah melibatkan kontribusi dari berbagai
budaya dan periode sejarah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Awal Akuntansi?
2. Bagaimana Kontribusi Luca Pacioli?
3. Bagaimana Perkembangan Pembukuan Pencatatan Berpasangan?
4. Bagaimana Perkembangan Akuntansi Di Amerika Serikat?
5. Bagaimana Perkembangan Akuntansi Di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Awal Akuntansi
2. Untuk Mengetahui Kontribusi Luca Pacioli
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Pembukuan Pencatatan Berpasangan
4. Untuk Mengetahui Perkembangan Akuntansi Di Amerika Serikat
5. Untuk Mengetahui Perkembangan Akuntansi Di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Awal Akuntansi
Berbagai percobaan dilakukan untuk menyatakan mengenai
perkembangan dari lahirnya sistem pencatatan/ sistem tata buku berpasangan
yang sekarang dikenal namanya dengan double entry. Sejak sekitar 3.000
tahun sebelum masehi yaitu kebudayaan Mesir menunjukkan bahwa gudang-
gudang Mesir pada masa lalu dijadikan sebagai bukti yang menunjukkan
adanya pencatatan atas transaksi-transaksi. Pada masa ini gudang dijadikan
sebagai tempat penyimpanan barang berharga seperti emas, gandum, permata,
tekstik dan hewan ternak. Kemudian kebudayaan Babilonia menunjukkan
bahwa pada ribuan tablet tanah liat Babilonia menunjukkan beberapa catatan
umum mengenai sistem akuntansi yaitu berapa jumlah uang dan barang yang
diterima, nama orang yang memberikannya, nama orang yang menerimanya,
dan tanggal kejadiannya. Selain itu, ada juga tablet pengeluaran yang dicatat
atas arus keluar dari entitas yang memuat daftar sejumlah uang dan kekayaan
yang dibelanjakan sebagai hasil dari pengguna internal, pembelian, kerugian
dan lain-lain. Kadang-kadang juga mencatat mengenai biaya, laba dan
produksi yang meliputi apa laba yang diterima, siapa yang menerima, alasan
untuk menerima dan juga tangga penerimaan. Untuk catatan tentang produksi
terdiri dari daftar mengenai apa yang dibuat dan kepada siapa dijual.
Sedangkan catatan tentang obligasi terdiri dari informasi mengenai jumlah
dan dasar dari komoditas yang dipinjamkan, tingkat bunga, nama peminjam
dan yang meminjam, waktu pembayaran, spesifikasi mengenai metode
pembayaran, saksi dan tanggal.
Periode Yunani dimana Zenon dari wilayah Appolonius
memperkenalkan di tahun 256 sebelum masehi sebuah sistem akuntansi
pertanggungjawaban yang terperinci dimana setiap bagian diatur oleh seorang
supervisor yang meminjamkan akun sehari-hari dari aktivitas di bawah

3
yuridiksi. Dokumen dokumen tertulis menyajikan setiap transaksi diantaranya
mengambil bentuk dari akun untuk meminjam uang dan aktiva lainnya yang
diterima oleh kepala bagian.
Pada periode Romawi ada hukum yang mengharuskan para pembayar
pajak membuat pelaporan mengenai posisi keuangan mereka dimana hak-hak
sipil bergantung kepada jumlah harta benda yang dilaporkan oleh para
penduduknya. Catatan pembukuan menunjukkan kegemaran orang Romawi
akan organisasi dan administrasi dimana ada sebuah buku harian yang dicatat
atas penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran (Ikhsan & dkk, 2016).

B. Kontribusi Luca Pacioli


Pembukuan Italia berkembang seiring dengan perkembangan
perdagangan dari Italia dan penggunaan metode pembukuan pencatatan
berpasangan di abad ke 14. Buku pencatatan berpasangan yang pertama kali
dikenal adalah pembukuan Massari dari Genoa yang bertanggal sejak tahun
1340. Pembukuan pencatatan berpasangan ini lebih dahulu berkembang
sekitar dua ratus tahun dari Pacioli. Raymond de Rover menggambarkan
perkembangan awal dari akuntansi di Italia adalah sebagai berikut pencapaian
terbesar dari para pedagang Italia kira-kira berkisar antara tahun 1250 dan
1400 adalah penggabungan dari berbagai elemen ke dalam sebuah sistem
pengkategorian yang terintegrasi yang disebut dengan rekening/ perkiraan/
akun (accounts) dan dikembangkan dengan berdasarkan pada prinsip dari
pencatatan ganda untuk seluruh transaksi.
Luca Pacioli merupakan seorang pastur dari ordo Fransiskus yang
diidentikkan dengan dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan
untuk pertama kalinya. Pada tahun 1494 ia menerbitkan bukunya, Summa de
Arithmetica Geometria, Proportioni et Proportionalita yang di dalamnya
terdapat dua buah bab yaitu de Computis et Scripturis yang menjelaskan.
pembukuan pencatatan berpasangan. Beliau menyatakan bahwa tujuan

4
pembukuan adalah untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada
para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya. Debit (adebeo)
dan kredit (credito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah
pencatatan berpasangan. Jika ada kredit maka harus ada debit dan ada tiga
buku yang digunakan yaitu sebuah memorandum, sebuah jurnal dan sebuah
buku besar.
Pacioli menyarankan agar tidak hanya nama dari pembeli atau penjual
saja yang dicatat, begitu pula deskripsi mengenai barangnya dengan berat,
ukuran atau hasil pengukuran dan harganya tetapi syarat pembayaran juga
harus ditampilkan dan kapan saja uang diterima atau dikeluarkan pencatatan
akan menyajikan jenis mata uang yang dipergunakan dan nilai tukarnya. Pada
waktu yang bersamaan mengingat umur yang pendek dari perusahaan bisnis,
Pacioli menyarankan penghitungan dari laba suatu periode dan penutupan
buku yaitu merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun,
terutama jika anda memiliki kerja sama kemitraan dengan pihak lain.
Seringnya melakukan pencatatan akuntansi persahabatan (Nelly & dkk, 2022).

C. Perkembangan Pembukuan Pencatatan Berpasangan


Karena Pacioli dan metode Italianya yang terkenal hingga menyebar
ke seluruh Eropa pada abad ke 16 dan 17 sehingga kita mengenal dengan
model pencatatan berpasangan dan hingga saat ini masih terus berkembang
menjadi model pencatatan yang kita kenal. Cushing mencatatkan serangkaian
perkembangan yaitu pada abad 16 terjadi perubahan yaitu diperkenalkannya
jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda
yang meliputi penggunaan buku tambahan khusus misalnya untuk mencatat
transaksi kas, penagihan atau jenis pengeluaran tertentu. Tujuannya adalah
untuk menjaga agar detail berada di luar jurnal dan buku besar, dengan
maksud untuk tidak membuatnya cepat penuh. Pada abad ke 16 dan 17 terjadi

5
evolusi pada praktik laporan keuangan periodik. Penerapan dari sistem
pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis organisasi yang lain.
Menurut Peragallo sepanjang tahun 1559 hingga 1795 telah muncul
suatu unsur baru kritik atas pembukuan dan merupakan periode dimana
pencatatan berpasangan memperluas bidang pengaplikasiannya ke jenis
organisasi yang lain seperti biara dan negara bagian. Selain itu juga mencatat
terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang
yang berbeda. Dimulai dengan East India Company di abad ke 17 dan
selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi seiring dengan
revolusi industri akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang
ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan
yang diberikan kepada konsep mengenai kelangsungan, periodisitas dan
akrual.
Metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke
18 dimana menurut Yamey pertama-tama aktiva tersebut dicatat sesuai
dengan biaya perolehannya, perbedaan antara pembayaran pendapatan dan
penerimaannya yang umumnya dimasukkan ke dalam akun aktiva,
dipindahkan ke akun laba rugi pada saat tanggal neraca. Kedua akun aktiva
yang berisi pencatatan mengenai pembiayaan awal dan pengeluaran serta
penerimaan lain ditutup pada saat tanggal neraca dan perbedaan antara total
debit dan total kredit dibawa sebagai saldo akun. Tidak ada debit atau kredit
yang dicatat ke akun laba rugi. Ketiga aktiva tersebut direvaluasi naik atau
pun turun pada saat tanggal neraca atas nilai yang direvisi dicatat di dalam
akun dan perbedaannya dicatat ke dalam akun laba rugi untuk
menyeimbangkannya.
Pada awal abad 19 depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan
pada barang dagangan yang tidak terjual. Meskipun tidak terlalu banyak
dipergunakan tetapi terdapat bukti yang ditunjukkan oleh Saliero pada tahun
1915 akan adanya metode depresiasi yaitu metode garis lurus, metode saldo

6
menurun, metode dana pelunasan dan anuitas dan metode unit biaya. Baru
setelah tahun 1930an metode depresiasi menjadi lebih umum dipergunakan.
Pada paruh terakhir dari abad 19 terjadi perkembangan pada teknik akuntansi
untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual sebagai cara untuk
memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik. Akhir abad 19
dan 20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
Pada abad ke 20 terjadi perkembangan pada metode akuntansi untuk
isu kompleks mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk
perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pension
(Ahmed & Belkaouni, 2006).

D. Perkembangan Akuntansi Di Amerika Serikat


Pada tahap pertama yaitu tahun 1900 sampai dengan tahun 1933
disebut dengan tahap kontribusi manajemen dan manajemen memiliki kendali
penuh atas pemilihan dari informasi keuangan yang akan diungkapkan di
dalam laporan tahunan. Pengaruh manajemen muncul dari meningkatnya
jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang dimainkan oleh
perusahaan perusahaan industri setelah tahun 1900. Peleburan kepemilikan
saham memberikan kendali penuh kepada manajemen atas format dan isi dari
pengungkapan-pengungkapan akuntansi. Situasi ini menimbulkan
ketidakpuasan selama tahun 1920-an oleh William Z Ripley dan J.M.B
Hoxley yang dengan jelas mendesak untuk melakukan perbaikan di dalam
standar untuk pelaporan keuangan. Adolph A. Berle dan Gardiner C. Means
juga meminta adanya perlindungan terhadap investor.
Asosiasi akuntan professional yaitu American Institute of Accountants
(AIA) pada tahun 1917 menetapkan suatu Dewan Pemeriksa (Board of
Examiners) untuk membuat ujian akuntan publik yang seragam dan Bursa
Efek New York (New York Stock Exchange) sejak tahun 1900 mensyaratkan
seluruh perusahaan yang masuk ke bursa saham untuk menerbitkan laporan

7
keuangan tahunan. Pada akhir abad 19 kontroversial yang terjadi adalah
mengenai akuntansi untuk biaya bunga. Posisi AIA atas permintaan dari
Komisi Dagang Federal (Federal Trade Commission) adalah bahwa tidak ada
biaya penjualan, beban bunga dan beban administrasi di dalam biaya overhead
pabrik. Penentang menghadapi pernyataan yang menyatakan bahwa
diperhitungkannya bunga di dalam biaya produksi adalah teori yang tidak
berdasar dan salah dan dapat dikatakan mustahil di dalam praktiknya sehingga
penentang pun mengalami kekalahan.
Kejadian penting lain adalah meningkatnya dampak dari teori
akuntansi terhadap perpajakan atas laba usaha. Meskipun Undang Undang
Pendapatan tahun 1913 telah memberikan dasar perhitungan laba kena pajak
dengan dasar penerimaan dan pengeluaran kas, akan tetapi Undang Undang
tahun 1918 merupakan yang pertama mengakui peranan dari prosedur
akuntansi di dalam penentuan laba kena pajak sehingga menjadi awal dari
adanya suatu harmonisasi di antara akuntansi perpajakan dengan akuntansi
keuangan.
Pada tahap kedua yaitu tahun 1933 sampai dengan tahun 1959 disebut
dengan tahap kontribusi institusi ditandai dengan aadanya pembuatan dan
peningkatann peranan institusi di dalam pengembangan prinsip akuntansi
yang meliputi pendirian Securities and Exchange Commision (SEC) dan peran
baru yang dimainkan oleh Komite Prosedur Akuntansi (Committee on
Accounting Procedures). Pada tahun 1934 Kongres menciptakan SEC dengan
tugas untuk mengelola beragam hukum investasi federal termasuk Undang
Undang Sekuritas yahun 1934 yang mengatur tentang perdagangan sekuritas.
Pada tanggal 25 April 1938 SEC mengirimkan sebuah pesan yang tegas
bahwa kecuali jika profesi dapat menetapkan suatu badan yang menetapkan
standar maka SEC akan menggunakan mandate yang dimiliki dan
mengembangkan prinsip- prinsip akuntansi.

8
Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di dalam artikel
mengenai kritik atas teknik pelaporan, George O. May yang berkebangsaan
Inggris mengusulkan agar Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika
(American Institute of Certified Public Accountant) memulai kerjasama
dengan busa efek. Sebagai akibatnya komite khusus dari AICPA
menyarankan solusi umum kepada komite NYSE dan sebagai tambahan
komite juga mengusulkan percobaan resminya yang pertama untuk
mengembangkan teknik akuntansi yang berlaku umum dan dikenal dengan
prinsip-prinsip umum (board principles) dari May. Setelah diterbitkannya
ASR no 4 oleh SEC dan meningkatnya kecaman dari Asosiasi Akuntansi
Amerika (American Accounting Association) dan para anggotanya yang baru
saja dibentuk, di tahun 1938 diputuskan memberikan kuasa kepada Komite
Prosedur Akuntansi (Committee Accounting Procedure) untuk mengumumkan
keputusannya. CAP kemudian menerbitkan 12 Accounting Reseacrh Bulletins
(ARB) selama periode 1938-1939 hingga masa perang. Mulai tahun 1946
hingga tahun 1953 diterbitksn 18 ARB untuk mengeliminasi praktek
akuntansi yang dicurigai dan dipertanyakan serta focus pada masalah
pelaporan khusus. Pada tahun 1957 hingga tahun 1959 ditandai dengan kritik
intensif yang ditujukan kepada CAP untuk berbagai alasan.
Pada tahap ketiga dinamakan tahap kontribusi profesional yaitu tahun
1959 hingga tahun 1973 ketidakpuasan terhadap CAP dengan jelas
diungkapkan oleh presiden AICPA pada waktu itu yaitu Alvin R. Jennings.
Suatu komite khusus atas program riset yang dibuat tahun 1957 dan 1958
mengusulkan untuk melakukan pembubaran CAP dan departemen risetnya.
AICPA menerima rekomendasi dari komite dan pada tahun 1959 mendirikan
Dewan Prinsip Akuntansi (Accounting Principal Board) dan Divisi Riset
Akuntansi (Accounting Research Division) dengan misi untuk memajukan
pernyataan tertulis dari apa yang dinyatakan sebagai prinsip akuntansi yang
berlaku umum. APB juga menerbitkan berbagai opini yang menangani isu isu

9
kontroversial mencapai sejumlah 31 opini antara tahun 1959 sampai dengan
tahun 1973.
Pada tahap keempat yaitu tahun 1973 hingga sekarang dan disebut
dengan tahap politisasi menyatakan bahwa keterbatasan yang dimiliki atas
teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian suatu pendekatan yang
lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses penetapan
standarnya yaitu sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku
umum bahwa angka-angka akuntansi mempengaruhi perilaku berekonomi dan
sebagai konsekuensinya aturan akuntansi hendaknya dibuat dalam politik
(Nelly & dkk, 2022).

E. Perkembangan Akuntansi Di Indonesia


Laporan keuangan diproses oleh peristiwa sistem yang sesuai atas
landasan tertentu. Landasan ini disebut sebagai Hakikat akuntansi yang
berlaku umum. Tanpa Hakikat yang dapat digunakan sebagai pedoman,
kemungkinan besar auditor akan memiliki caranya sendiri dalam
menggunakan laporan keuangan.
Kantor akuntan mengembangkan standar yang diterima secara umum
yang dapat melakukan ini diakui secara umum dalam praktek. Teknologi
informasi global sedang mengalami transformasi yang membutuhkan
keterbukaan Standar akuntansi dalam akuntansi merupakan salah satu
infrastruktur kunci untuk mencapai keterbukaan di segala bidang. Standar
akuntansi dapat menjadi cermin yang mencerminkan kondisi bisnis yang
sebenarnya. Oleh karena itu, penggunaan standar akuntansi yang baik sangat
penting dalam konteks saat ini.
Forum pakar IAI Indonesia selalu bereaksi terhadap perkembangan
berdampak pada dunia bisnis dan profesi akuntan. Sejak pendirian IAI pada
tahun 1957, terdapat tiga perkembangan SAK di Indonesia.

10
1. Pada tahun 1973 bursa efek di Indonesia diaktifkan. Saat itu IAI Validitas
hakikat dan standar akuntansi yang diterapkan di Indonesia dalam literatur
"Prinsip Akuntansi Indonesia".
2. Pada tahun 1984, Komite PAI tahun 1973 mengalami revisi dan perubahan
secara menyeluruh dalam buku "Prinsip Akuntansi Indonesia 1984"
sebagai koreksi terhadap peraturan akuntansi dan kebutuhan dunia bisnis.
3. Pada saat 1984, IAI melakukan transformasi lengkap atas PAI 1984
kemudian mengalarni perubahan dalam bentuk "Standar Akuntansi
Keuangan 1994" yang diberlakukan mulai tanggal 1 Oktober 1994.
Pada 23 Desember 2008, IAI mengumumkan rencana Indonesia
tersebut Konvergensi dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS). Kepatuhan terhadap standar IFRS membawa manfaat bagi pelaporan
keuangan dan meningkatkan transparansi, kepatuhan, Laporan keuangan
perusahaan Indonesia dapat dibandingkan dengan laporan keuangan
perusahaan dari negara lain. Selain itu, kepatuhan juga berguna mengurangi
biaya modal dan menaikkan investasi global. Dengan deklarasi program
konvergensi dengan standar IFRS, oleh sebab itu Sejak tahun 2012, Dewan
Standar Akuntansi terus menerbitkan standar baru secara konsisten, yang
relevan terhadap IFRS. Sampai saat ini, SAK telah melakukan 6 perbaikan
dan penambahan standar sejak tahun 1994, yaitu Kapan:
Oktober,Juni,Juni,April,Oktober,September 2007 (Farhan, Okta, & Ratih,
2023).
Selain itu Perkembangan Profesi Akuntansi Di Indonesia mengalami
perkembang yang terbagi menjadi dua. periode yaitu periode kolonial dan
periode pasca kemerdekaan. Pada masa penjajahan kolonial Belanda pekerja
akuntan adalah orang-orang Belanda dan hanya beberapa orang pribuminya
saja. Untuk memperoleh ijazah pada saat itu terbagi menjadi dua yaitu melalui
formal dan non formal. Setelah kemerdekaan perkembangan akuntan terbagi
menjadi enam periode yaitu:

11
a. Periode 1
Periode ini terjadi pada tahun sebelum 1954, pada masa ini sudah ada jasa
akuntan yang bermanfaat bagi masyarakat baik di perusahaan maupun
didalam bisnis. Ekonomi yang sulit memancing persaingan dan berakibat
naiknya pajak para pengusaha sehingga tugas seorang akuntan sangat
diperlukan.
b. Periode 2 Periode ini terjadi pada tahun 1954 sampai 1973, pada masa ini
perkembangan profesi akuntan dan auditor di Indonesia berjalan lambat
karena pada masa ini perekonomian Indonesia kurang menguntungkan bagi
pengusahaa namun perkembangan ekonomi mulai kembali naik pesat
karena adanya nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda.
c. Periode 3
Periode ini terjadi pada tahun 1973 sampai 1979, pada masa ini profesi
akuntan publik telah lebih maju karena adanya prinsip dan norma yang
dicetuskan oleh M. Sutojo sehingga para akuntan memiliki standar kerja
dalam melakukan pekerjaan menganalisa laporan keuangan badan-badan
usaha di Indonesia.
d. Periode 4 Periode ini terjadi pada tahun 1979 sampai 1983, pada masa ini
profesi akuntan mengalami masa yang suram. Oknum akuntan publik
melakukan kegiatan tidak pantas yang merugikan penerimaan pajak yaitu
dengan cara melakukan kerjasama dengan pihak manjemen perusahaan
dengan menggelapkan pajak.
e. Periode 5
Periode ini terjadi pada tahun 1983 sampai 1989, pada masa ini profesi
akuntan berupaya melakukan konsolidasi termasuk profesi akuntan publik.
Setelah melewati masa masa suram pemerintah melakukan perlindungan
terhadap masyarkat pemakai jasa akuntan publik.
f. Periode 6

12
Periode ini terjadi pada tahun 1990 sampai sekarang, pada masa ini profesi
akuntan publik terus mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan dunia usaha dan pasar modal di Indonesia (Dwi, Naufal, &
Junero, 2023).

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Periode Yunani dimana Zenon dari wilayah Appolonius
memperkenalkan di tahun 256 sebelum masehi sebuah sistem akuntansi
pertanggungjawaban yang terperinci dimana setiap bagian diatur oleh seorang
supervisor yang meminjamkan akun sehari-hari dari aktivitas di bawah
yuridiksi. Dokumen dokumen tertulis menyajikan setiap transaksi diantaranya
mengambil bentuk dari akun untuk meminjam uang dan aktiva lainnya yang
diterima oleh kepala bagian.
Pada periode Romawi ada hukum yang mengharuskan para pembayar
pajak membuat pelaporan mengenai posisi keuangan mereka dimana hak-hak
sipil bergantung kepada jumlah harta benda yang dilaporkan oleh para
penduduknya. Catatan pembukuan menunjukkan kegemaran orang Romawi
akan organisasi dan administrasi dimana ada sebuah buku harian yang dicatat
atas penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran.
Pembukuan Italia berkembang seiring dengan perkembangan
perdagangan dari Italia dan penggunaan metode pembukuan pencatatan
berpasangan di abad ke 14. Buku pencatatan berpasangan yang pertama kali
dikenal adalah pembukuan Massari dari Genoa yang bertanggal sejak tahun
1340. Pembukuan pencatatan berpasangan ini lebih dahulu berkembang
sekitar dua ratus tahun dari Pacioli. Raymond de Rover menggambarkan
perkembangan awal dari akuntansi di Italia adalah sebagai berikut pencapaian
terbesar dari para pedagang Italia kira-kira berkisar antara tahun 1250 dan
1400 adalah penggabungan dari berbagai elemen ke dalam sebuah sistem
pengkategorian yang terintegrasi yang disebut dengan rekening/ perkiraan/
akun (accounts) dan dikembangkan dengan berdasarkan pada prinsip dari
pencatatan ganda untuk seluruh transaksi.

14
Karena Pacioli dan metode Italianya yang terkenal hingga menyebar
ke seluruh Eropa pada abad ke 16 dan 17 sehingga kita mengenal dengan
model pencatatan berpasangan dan hingga saat ini masih terus berkembang
menjadi model pencatatan yang kita kenal. Cushing mencatatkan serangkaian
perkembangan yaitu pada abad 16 terjadi perubahan yaitu diperkenalkannya
jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda
yang meliputi penggunaan buku tambahan khusus misalnya untuk mencatat
transaksi kas, penagihan atau jenis pengeluaran tertentu. Tujuannya adalah
untuk menjaga agar detail berada di luar jurnal dan buku besar, dengan
maksud untuk tidak membuatnya cepat penuh. Pada abad ke 16 dan 17 terjadi
evolusi pada praktik laporan keuangan periodik. Penerapan dari sistem
pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis organisasi yang lain.
Kejadian penting lain adalah meningkatnya dampak dari teori akuntansi
terhadap perpajakan atas laba usaha. Meskipun Undang Undang Pendapatan
tahun 1913 telah memberikan dasar perhitungan laba kena pajak dengan dasar
penerimaan dan pengeluaran kas, akan tetapi Undang Undang tahun 1918
merupakan yang pertama mengakui peranan dari prosedur akuntansi di dalam
penentuan laba kena pajak sehingga menjadi awal dari adanya suatu
harmonisasi di antara akuntansi perpajakan dengan akuntansi keuangan.
Selain itu Perkembangan Profesi Akuntansi Di Indonesia mengalami
perkembang yang terbagi menjadi dua. periode yaitu periode kolonial dan
periode pasca kemerdekaan. Pada masa penjajahan kolonial Belanda pekerja
akuntan adalah orang-orang Belanda dan hanya beberapa orang pribuminya
saja. Untuk memperoleh ijazah pada saat itu terbagi menjadi dua yaitu melalui
formal dan non formal.

B. Saran

15
Penulis meyakini dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun supaya makalah ini menjadi lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, R., & Belkaouni. (2006). Accounting Theory (Teori Akuntansi) Edisi Kelima. Jakarta:
Salemba Empat.

Dwi, U., Naufal, Z., & Junero, A. (2023). Perkembangan Sejarah Akuntansi Di Indonesia.
Jurnal Mahasiswa Vol.5 No.1, 100.

Farhan, A., Okta, A., & Ratih, K. (2023). Perkembangan Akuntansi Keuangan Serta
Tantangan Di Era Digital. Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol.1 No.2, 20-21.

Ikhsan, & dkk. (2016). Teori Akuntansi. Medan: Madenatera.

Nelly, E., & dkk. (2022). Teori Aakuntansi. Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia.
Resume Jurnal Kelompok

Implementasi Akuntansi Kombinasi Bisnis Sebelum Dan Setelah Adopsi

IFRS Di Indonesia (Studi Konseptual)

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar Akuntansi Keuangan atau SAK yaitu seperangkat pedoman
akuntansi yang disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Dengan tujuan untuk memastikan
bahwa laporan keuangan konsisten dan mudah dipahami oleh
penggunanya, standar akuntansi ini mengatur aspek-aspek yang berkaitan
dengan pembuatan, penyusunan hingga proses pencatatan dan penyajian
data akuntansi. SAK sebagai alat untuk meningkatkan kredibilitas
pelaporan bisnis (IAI, 2020).

2. PSAK 22 : Kombinasi Bisnis


Dalam PSAK 22 (IAI, 2018) kombinasi bisnis adalah setiap tindakan yang
mengarah pada akuisisi satu atau lebih perusahaan oleh pihak lain.
Akibatnya, dalam transaksi kombinasi bisnis, perolehan aktiva bersih atau
kepentingan ekuitas menjadi kurang penting dibandingkan perolehan
kendali. PSAK 22 disahkan pada tanggal 12 Januari 2010, dan berlaku
efektif pada tanggal 1 Januari 2011. Sejak tanggal 1 Januari 2010, istilah
"kombinasi bisnis" sudah dipakai setelah perubahan PSAK 22.
3. Konvergensi IFRS
International Financial Reporting Standards (IFRS) yaitu standar yang
ditetapkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) dan
dipakai di seluruh dunia dalam bidang akuntansi. Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS) yaitu seperangkat aturan tentang
bagaimana perusahaan publik harus mencatat dan mengungkapkan data
keuangan mereka.
4. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu data keuangan perusahaan yang
sudah disusun melalui akuntansi (Martani et al., 2014). Sarana utama
manajemen untuk mengkomunikasikan keadaan perusahaan kepada
pemangku kepentingan dan pihak luar lainnya yaitu melalui laporan
keuangan. Tujuan laporan keuangan untukmembantu pengambil
keputusan dengan mengungkapkan perincian terkait informasi keuangan
suatu entitas (termasuk aset, kewajiban, dan struktur kepemilikan), kinerja
operasional, dan arus kas. Laporan Keuangan KonsolidasiLaporan
keuangan konsolidasi merupakan laporan akuntansi yang merinci
informasidan kinerja perusahaan induk dan anak. Laporan laba rugi,
neraca, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas merupakan
komponen dari laporan keuangan konsolidasi. Untuk menyajikan laporan
keuangan konsoslidasi ini berasal dari gabungan laporan keuangan PSAK
yang diperoleh perusahaan induk dan anak perusahaan. Oleh karena itu,
laporan keuangan konsolidasi berguna untuk melaporkan posisi keuangan,
melaporkan hasil operasi, dan mengelola anak perusahaan.
5. Rasio Keuangan
Menurut Wariyah (2017), rasio keuangan merupakan nilai yang
didapat dari membandingkan pos-pos yang memiliki keterkaitan material
dalam laporan keuangan. Rasio keuangan ini dipakai untuk membantu
mengidentifikasi setiap perbedaan dalam operasi perusahaan. Berdasarkan
data komparatif yang ditemukan dalam laporan keuangan seperti laporan
laba rugi, neraca, dan arus kas untuk satu periode, rasio keuangan ini
menyediakan alat penilaian kinerja perusahaan.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membandingkan dan
membedakan penggunaan akuntansi kombinasi bisnis sebelum dan setelah
penerapan IFRS. IFRS yaitu tolak ukur global yang dimaksudkan untuk
meningkatkan standar pelaporan keuangan di seluruh dunia. Laporan
keuangan hasil merger dan akuisisi akan terpengaruh oleh konvergensi FRS di
Indonesia. aporan konsolidasi, yang mencakup perusahaan induk dan anak
perusahaan, harus diajukan untuk memperhitungkan kombinasi bisnis ini
dengan benar. Jika suatu bisnis mengendalikan bisnis lain, ia harus
menyerahkan laporan keuangan konsolidasi; jika tidak, ia harus menyerahkan
laporan keuangan terpisah untuk setiap bisnis yang dimilikinya. Oleh karena
itu, pelaku usaha harus menyusun laporan keuangannya dengan teliti dan hati-
hati untuk menyediakan laporan keuangan yang wajar sesuai dengan standar
yang diatur dalam PSAK 22. Untuk mengakomodir bisnis tersebut, diperlukan
dedikasi untuk menggunakan standar akuntansi yang diterima secara global.
Itu sebabnya negara sudah mulai menggunakan IFRS Standar Pelaporan
Keuangan Internasional).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum konvergensi IFRS
dalam PSAK 22, perusahaan tetap mencatat akuisisi dengan menggunakan
metode pembelian dan mengakui amortisasi goodwill dan goodwill negatif
dalam laporan keuangannya. Kepentingan minoritas (nonpengendali) tetap
dihitung oleh perusahaan dengan menggunakan nilai buku asetbersihnya.
Setelah perusahaan mengadopsi IFRS, perusahaan melakukan penyesuaian
laporan keuangannya untuk mencerminkan implikasi standar akuntansi yang
baru untuk jenis dan jumlah pertimbangan kontinjensi yang diakui sebagai
ekuitas. Goodwill perusahaan tidak diamortisasi kembali, tetapi dimasukkan
dalam uji penurunan nilai investasi dan diakui dalam laporan laba rugi. Lalu,
untuk kepentingan non pengendali pada entitas anak yang terdiri jumlah
kepentingan non pengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi
kepentingan non pengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas, sesuai
dengan aturan PSAK 22 ini akan diidentifikasi secara terpisah.

Anda mungkin juga menyukai