Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI

TENTANG :

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI

Oleh : Kelompok 4

1. Erixtra Lavendra NIM : 2030403016


2. Retno Amalia Annisa NIM : 2030403081
3. Sri Wahyuni NIM : 2030403093
4. Tifanny Chatarine Putri NIM : 2030403099

DOSEN PENGAMPU :

NURUL FAUZI,
FAUZI SE.,MM., Ak., CA

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kita semua. Sehingga kami berhasil menyelesaikan suatu
makalah Teori Akuntansi tentang ”Sejarah Perkembangan Akuntansi” yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari akan kelemahan sehingga


tidak tertutup kemungkinan terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu saran dan
kritik dari pembaca sangatlah kami harapkan demi perbaikan makalah kedepannya.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Amin.

Batusangkar, Maret 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Dunia ................................................... 3


B. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia .............................................. 5
C. Sejarah IAI dan SAK ..................................................................................... 6
D. Sejarah Akuntansi dalam Perkembangan Islam .............................................. 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut scot (2012) pada bukunya yang berjudul Financial Accounting
Theory, menjelaskan dengan ringkas sejarah akuntansi dimulai ketika sistem
pembukuan ganda diciptakan oleh Luca Pacio;o pada tahun 1494. Selain menjelaskan
pencatatan ganda (debit-kredit), yang mencatat akun-akun yang memiliki dimensi
fisik atau legal (kas, persediaan, harga pokok persediaan). Sudah mengembangkan
konsep abstrak mengenai pendapatan (income) dan modal (capital) untuk mengatasi
permasalahan pencatatan terkait perbedaan antara harga jual dengan harga pokok
barang yang dijual.
Pada abad ke-18, konsep perusahaan dengan modal bersama (joint stock
company) mulai dikembangkan di Inggris dengan dilandasi konsep keberadaan
permanen, kewajiban terbatas pemegang saham, dan peralihan kepemilikan. Dan pada
abad ke-20 perkembangan akuntansi beralih ke Amerika Serikat. Ekonomi Amerika
Serikat saat itu hanya memerlukan funsi-fungsi akuntansi sederhana, dan profesi
akuntansi bisa dikatakan tidak ada. Saat itu, kebanyakan bisnis berjalan dengan
kepemilikan tunggal.
Menurut Iwan Triwiyono seperti yang dikutip oleh (Harahap 1997, 144)
menjelaskan bahwa temuan mengenai pencatatan dengan sistem buku berpasangan
yang merupakan bangunan dasar akuntansi modern tidak terlepas Dari
berkembangnya ilmu aritmatika, yaitu yang dikembangkan dari persamaan Al Jabar
(sebuah ilmu hasil ijtihad pemikir muslim ternama yaitu Al Jabar), aritmatika dan
temuan angka nol oleh Al Khawarizmi (logaritma) pada abad ke 9 M. Ia menulis
tentang Al Jabr Wa‟l Mughabalah atau yang lebih dikenal dengan aljabar atau
Algebra, yang telah menjadi dasar kesamaan akuntansi. Dari sisi budaya, Bangsa
Arab waktu itu pun sudah memiliki administrasi yang cukup maju, praktik
pembukuan telah menggunakan buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan
periodik dan penutupan buku.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Akuntansi di Dunia ?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia ?
3. Bagaimana Sejarah IAI dan Standar Akuntansi Indonesia ?

1
4. Bagaimana Sejarah Perkembangan Akuntansi dalam Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Akuntansi di Dunia.
2. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia.
3. Untuk Mengetahui Sejarah IAI dan Standar Akuntasi Indonesia.
4. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Akuntansi dalam Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Dunia


Menurut scot (2012) pada bukunya yang berjudul Financial Accounting
Theory, menjelaskan dengan ringkas sejarah akuntansi dimulai ketika sistem
pembukuan ganda diciptakan oleh Luca Pacio;o pada tahun 1494. Selain menjelaskan
pencatatan ganda (debit-kredit), yang mencatat akun-akun yang memiliki dimensi
fisik atau legal (kas, persediaan, harga pokok persediaan). Sudah mengembangkan
konsep abstrak mengenai pendapatan (income) dan modal (capital) untuk mengatasi
permasalahan pencatatan terkait perbedaan antara harga jual dengan harga pokok
barang yang dijual.
Timbulnya revolusy industry pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif
terhadap perkembangan akuntansi. Pada akuntansi 1845 undang-undang perusahaan
yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status
perusahaan. Dalam undang-undang itu diatur tentang kemungkinan perusahaan
meminjam uang, mengeluarkan uang, mengeluarkan sahan, membayar saham, dan
bertindak sebagaimana halnya perorangan. Perusahaan dapat dibentuk oleh kumpulan
beberapa orang yang bekerja bersama-sama dalam satu badan. Keadaan inilah yang
menimbulkan perlunya laporan, baik sebagai infomasi maupun pertanggung jawaban,
perkembangan ekoomi di Inggris ini juga menular ke USA termasuk juga mengenai
bentuk perusahaannya.
Seorang penulis Leo Herbet dalam artikelnya The GAO Review (Fall 1972,p
31) dengan judul Growth of accounting knowledge 1775-1975 menjelaskan
perkembangan akuntansi sebagai berikut :
Tahun 1775 : Pada tahun ini mulai dikenal pembukuan baik yang single entry
maupun yang double entry
Tahun 1800 : Pada tahun ini dan sampai tahun 1875 masyarakat menjadikan neraca
sebagai laporan yang terutama di pergunakan dalam menilai
perusahaan.
Tahun 1825 : Pada periode ini mulai dikenal pemeriksaan keuangan (fancial
auditing).
Tahun 1850 : Pada tahun ini laporan laba rugi menggantikan posisi neraca sebagai
laporan yang dianggap lebih penting. Pada periode ini perkembangan

3
ilmu auditing semakin cepat dan audit dilakukan atas catatan
pembukuan dan laporan.
Tahun 1900 : Di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan
melalui ujian yang dilakukan secara nasional. Kemudian dalam periode
ini juga akuntansi juga dianggap dapat memberikan laporan tentang
pajak. Cost accounting dikenal termasuk laporan dan statistik biaya
dan produksi.
Tahun 1925 : Banyak perkembangan yang terjad pada tahun ini antara lain sebagai
berikut :
1. Mulai dikenal akuntansi pemerintahan dan pengawasan dana
pemerintahan.
2. Teknik-teknik analisis biaya juga mulai diperkenalkan.
3. Laporan keuangan mulai diseragamkan.
4. Norma pemeriksaan akuntansi juga mulai dirumuskan.
5. Sistem akuntansi yang manual neralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalnya Punch Card Record.
6. Akuntansi untuk perpajakan mulai dikenalkan.
Tahun 1950 s/d 1975 :

Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan


akuntans, yaitu :

1. Pada periode ini mulai akuntansi menggunakan komputer untuk


mengelola data.
2. Perumusan prinsip akuntansi (GAAP) sudah dilakukan.
3. Analisiscost revenue semakin dikenal.
4. Jasa-jasa perpajakan seperti konsultan pajak dan perencanaan pajak
mulai ditawarkan profesi akuntansi.
5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus
untuk kepentingan manajemen mulai berkembangan dan dikenal
pesat.
6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti sistem perencanaan dan
pengawasan.
7. Perencanaan manajemen mulai dikenal demikian juga management
auditing.

4
Tahun 1975 : Mulai periode ini akuntan semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya. Perkembang itu antara lain :

1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses


management dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan
kekurangannya.
2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan :
a. Model-model organisasi.
b. Perencanaan organisasi.
c. Teori pengambilan keputusan.
d. Analisis cost benefit.
3. Metode pengawasan yang menggunakan komputer dan teori
cybernetics.
4. Total system review merupakan metode pemeriksaaan efektif mulai
dikenal.
5. Sosial accounting menjadi isu yang membahas pencatatan setiap
transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
6. Dalam priode ini muncul :
a. Perencaan sistem penyeluruh.
b. Penerapan metode interdesipliner.
c. Human behavor (perilaku manusia) menjadi bahasn kajian.
d. Nilai-nilai sumber daya manusia menjadi penting.
B. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan
akuntansi di Negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, Negara luarlah
yang membawa akuntansi ke Indonesia kendati pun tidak bisa disangkal bahwa
masyarakat Indonesia pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pencataan
pelaporan sendiri. Misalnya saja pada zaman keemasan Sriwijaya, Majapahit,
Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem akkuntansi tersendiri. Sedangkan
menurut Sukaharasono (1997) menilai masuknya akuntansi ke Indonesia melalui
pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis ke pulauan Nusantara.
Periode perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dibagi atas :
1. Zaman Kolonial (Zaman VOC)
Ans Saribanonsapiie mengemukakan bahwa menurut stible dan strombreg,
bukti autentik mengenai pencatatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah
5
ada menjelang pertengahan abad ke-17. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
sebuah instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun1642 yang mengahruskan
dilakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan yang, pinjaman-pinjaman, dan
jumlah uang yang diperlukan untuk mengeluarkan (eksploitasi) Garnisun-garnisun
dan galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya.

2. Zaman Penjajahan Belanda


Pada abad ke-19 belanda mendirikan beberapa perusahaan saat masuk ke
Indonesia salah satunya Biliton Maatschaaptije (timah) dan beberapa
pembangunan lainnya. Catatan yang dilakukan pada masa itu merupakan
modifikasi sistem Venesia-Italia, dan tidak di jumpai adanya kerangka pemikiran
konseptual untuk mengembangkan sistem pencatatan tersebut karena kondisinya
sangat menenkankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk
kepentingan perusahaan Belanda.
3. Zaman Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942-1945, banyak orang Belanda yang
ditangkap, hal ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada jawatan-jawatan
Negara termasuk kementrian keuangan. Untuk mengtasi hal tersebut, diadakan
latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan pola belanda dengan tenaga
pengajarnya antara lain : G.E de I’duse, Akuntan, DR. Abutari, Akuntan.
4. Zaman Kemerdekaan
Pada tahun 1950-an modal asing pun mulai masuk ke Indonesia. Modal asing
ini umumnya berasal dari perusahaan Amerika. Maka untuk itu perusahaan
Amerika juga membawa sistem akuntansinya sendiri yang harus diikuti
perusahaan miliknya di Indonesia.
Masuknya modal asing di Indonesia serentak dengan masuknya bantuan luar
negeri khususnya dari Amerika dan sekutunya sehingga pemerintah Amerika juga
memberi bantuan berupa sistem akuntansi di pemerintahan, dosen-dosen tamu
yang mengajar di bidang berbagai Universitas di Indonesia.

C. Sejarah IAI dan Standar Akuntansi Indonesia


1. Sejarah IAI
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntansi pribumi yaitu
Prof. Dr. Ambutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntansi di

6
negeri Belanda pada tahun 1956. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan
dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan
Go Tie’ Siem mereka lulus pada tahun 1957. Keempat akuntan ini bersama Prof.
Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa
Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA
(Netherlands Institute Van Accounting) atau VAGA (Vereniging Academisch
Gevormde Accounting). Mereka menyadari keindinesiaannya dan berpendapat
tidak mungkin kedua lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan
akuntan Indonesia.
Pada hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan
pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan
perkumpulan akuntan Indonesia. Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada
pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.
Konsep anggaran dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan
naskah finalnya selesai pada tanggal 9 Oktober 1958. Menteri Kehakiman
mengesahkannya pada 11 Februari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI
diterapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu tujuan IAI adalah :
a. Membimbing perkembangan akuntansu serta mempertinggi mutu pendidikan
akuntan
b. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
2. Sejarah SAK
Setidaknya terdapat tiga tonggak dalam pengembangan standar akuntansi
keuangan di Indoensia. Pertama : menjelang diaktifkannya pasar modal di
Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI
melakuakn kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia
dalam sautu buku “Prinsip Akuntansi Indonesia(PAI)”. Kedua : Pada tahun 1984,
pada saat itu komite PAI melakukan revisi secara medasar PAI 1973, dengan
tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia
usaha. Ketiga : Tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI
1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
per 1 Oktober 1994”.

7
D. Sejarah Akuntansi dalam Islam
Sejarah membuktikan beberapa sistem pencatatan perdagangan sebenarnya
telah berkembang di Madinah Al Munawarah pada tahun 622 M atau bertepatan
dengan tahun 1 Hijriyah. Petugas yang melakukan pencatatan dan pemriksaan serta
menjaga pencatatan disebut Diwan/Dewan. Dewan ini telah ada pada masa Khalifah
Umar Bin Khatab pada tahun 634 M dengan Baitul Mallnya. Pada tahun 750 M di
Zaman pemerintahan Abbasiyah jurnal di kembangkan lebih sempurna menjadi 12
jurnal khusus di antaranya adalah : Al Jariyah Annafakat (Jurnal Pengeluaran),
Jaridah Al Mal (Jurnal Penerimaan), Jaridah Al Musadarn (Jurnal Dana Sitaan dari
harta petinggi negara), Al Awraj yang mencatat akun-akun khusus atau buku jurnal
pembantu.
Perkembangan akuntansi tidak berhenti pada zaman khalifah, tetapi juga
dikembangkan oleh filsuf antara lain Imam Syafi’i (768-820 M) dengan menjelaskan
fungsi akuntansi sebagai Review Book atau Auditing.
Akuntansi Islam jauh lenih luas dari hanya perhitungan agka, informasi
keuangan atau pertanggung jawaban. Dia menyangkut semua penegakan hukum
sehingga tidak ada pelanggaran hukum baik hukum sipil atau hukum yang berkaitan
dengan hukum ibadah. Kalau ini yang kita anggap sebagai domainnya akuntansi maka
lebih “compatible” dengan sistem akuntansi Ilahiyah dan akuntansi amal yang kita
kenal dalam Al-Qur’an. Atau lebih dekat dengan “Auditor” dalam bahasa akuntansi
kontemporer.
Hal ini sudah cukup kuat untuk menyatakan akuntansi sudah dikenal pada
kejayaan Islam artinya peradaban Islam tidak mungkin memiliki akuntansi.
Permasalahannya adalah pemalsuan sejarah yang dilakukan beberapa oknum di Barat
dan ketidakmampuan ummat muslim untuk menggali khazanah ilmu pengetahuan dan
tekonoliginya sendiri.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi dimulai ketika sistem pembukuan ganda diciptakan oleh Luca
Pacio;o pada tahun 1494. Selain menjelaskan pencatatan ganda (debit-kredit), yang
mencatat akun-akun yang memiliki dimensi fisik atau legal (kas, persediaan, harga
pokok persediaan). Sudah mengembangkan konsep abstrak mengenai pendapatan
(income) dan modal (capital) untuk mengatasi permasalahan pencatatan terkait
perbedaan antara harga jual dengan harga pokok barang yang dijual.
Zaman pemerintahan Abbasiyah jurnal di kembangkan lebih sempurna
menjadi 12 jurnal khusus di antaranya adalah : Al Jariyah Annafakat (Jurnal
Pengeluaran), Jaridah Al Mal (Jurnal Penerimaan), Jaridah Al Musadarn (Jurnal
Dana Sitaan dari harta petinggi negara), Al Awraj yang mencatat akun-akun khusus
atau buku jurnal pembantu.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar makalah Sistem Pengendalian
Intern ini tidak hanya di baca saja, tetapi juga di pahami dan di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar makalah yang di buat untuk kedepannya lebih baik
lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, Zakaria. 2019. Akuntansi dalam Pandangan Islam. Vol. 3

Harahap, Sofyan . 1997. Akuntansi Islam. Jakarta : Bumi Aksara

Scot, W.R. 2012. Financial Accounting Theory, Pearson Prentice

www.iai.co.id

Yulianto, Eri. 2012. Anomali Perkembangan Akuntansi, Universitas Gadjah Mada


RESUME

A. Sejarah Akuntansi Dunia


Pada tahun 1494, Luca Pacioli memublikasikan buku yang berjudul Summa de
Aritmatica, Geometrica Proortioni et Propotionallia. Dalam buku tersebut, terdapat
subjudul “Tractus de Computies et Scriptoris” yang mengajarkan sistem pembukuan
berpasangan. Subjudul inilah yang menjadi cikal bakal munculnya akuntansi.
Setahun setelah buku tersebut dipublikasi, akuntansi mulai diterapkan di
Italia.Seiring berjalannya waktu, akuntansi mulai diakui sebagai disiplin ilmu
tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin terasa di dunia barat.
Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan
praktek nasional yang melekat erat dengan hukum dan aturan profesional.Dari sistem
ini, pembukuan dan laporan keuangan dapat tersusun secara sistematis dan terpadu
karena dapat menggambarkan laba, rugi, kekayaan, serta hak milik perusahaan.
Selanjutnya, sistem akuntansi diberi nama sesuai dengan nama orang yang
mengembangkannya atau dari nama negara masing-masing. Seperti misalnya, Sistem
Anglo Saxon di Amerika Serikat dan Inggris serta Sistem Kontinental di Belanda.
B. Sejarah Akuntansi di Indonesia

Pada zaman penjajahan Belanda, perusahaan di Indonesia menggunakan


sistem Kontinental atau tata buku yang digagas oleh Luca Pacioli. Meskipun sama-
sama berasal dari pembukuan berpasangan, tetapi akuntansi berbeda dengan tata
buku. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo Saxon) mulai
diperkenalkan di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, akhirnya sistem pembukuan di
Indonesia pun berganti dari Kontinental menjadi Anglo Saxon.

Pada tahun 1957, peristiwa konfrontasi Irian Barat yang melibatkan Indonesia
dan Belanda, sehingga berakibat pada seluruh pelajar yang berada di Belanda ditarik
dan melanjutkan studinya di berbagai negara. Salah satunya adalah
Amerika.Penanaman Modal Asing (PMA) memberikan dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi, khususnya sistem akuntansi Anglo Saxon.

C. Prinip-prinsip akuntansi
Prinsip dasar akuntansi adalah dasar dalam cara melakukan proses akuntansi.
Prinsip ini dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan. Prinsip akuntansi tersebut
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil objektif dari suatu bentuk permasalahan
keuangan.

Ada beberapa tujuan dari adanya prinsip-prinsip dasar akuntansi, yaitu sebagai
berikut:

1. Adanya aturan yang jelas dalam melakukan proses akuntansi yang benar. Jadi,
setiap akuntan sama-sama membuat laporan keuangan sesuai dengan pedoman
tersebut.

2. Laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan standar yang ditetapkan.


3. Proses akuntansi yang dilakukan akan bersifat objektif begitu juga dengan
pandangan orang dari laporan yang dibuat. Dengan demikian, hasil dari akuntansi
bisa menghasilkan solusi dari masalah yang ada.

Setidaknya ada 3 informasi proses akuntansi yang perlu diketahui oleh pemilik
perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Informasi Operasi: informasi berupa data mentah yang penting untuk akuntansi
keuangan dan manajemen. Informasi ini contohnya seperti informasi pembelian,
penjualan, dsb.

2. Informasi Akuntansi Manajemen: terdiri dari 3 informasi yaitu manajemen


perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Umumnya dilakukan oleh bidang
akuntansi manajemen.
3. Informasi Akuntansi Keuangan: informasi ini dipakai oleh jabatan penting seperti
manajer maupun untuk pihak luar perusahaan. Hal ini berguna untuk mengetahui
keuangan dari perusahaan sampai menetapkan keputusan yang tepat dari
informasi tersebut.

Berikut adalah 10 prinsip-prinsip dasar akuntansi yang diterapkan di Indonesia:

1. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)

12
Prinsip yang pertama adalah entitas ekonomi. Apa itu entitas ekonomi?
Entitas adalah badan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha. Lalu,
apa manfaat prinsip entitas ekonomi bagi akuntansi dan perusahaan?
Jadi, entitas ekonomi adalah informasi ekonomi yang berasal dari
perusahaan. Perusahaan tersebut harus independen atau berdiri sendiri. Laporan
keuangan tersebut tidak boleh digabung dengan keuangan pribadi agar mudah
dikelola baik.
2. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip selanjutnya adalah biaya historis yang dilakukan dengan menulis
semua biaya yang dikeluarkan agar bisa mendapatkan barang. Artinya, prinsip ini
menulis setiap pengeluaran untuk mendapatkan barang yang diinginkan.
3. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)
Prinsip akuntansi ini menjelaskan bagaimana cara yang perlu dilakukan
untuk membuat usaha selalu berjalan dan berkesinambungan. Prinsip ini
mengedepankan perusahaan agar bisa terus berjalan sehingga perlu melakukan
berbagai cara yang baik. Namun, usaha tersebut bisa dihentikan jika ada hal
khusus yang membuatnya berhenti.
4. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure)
Penyajian informasi akan lebih dinilai dengan objektif sepenuhnya. Jika
mengacu pada prinsip ini, informasi keuangan yang diberikan harus detail dan
terperinci sehingga akuntan bisa mengambil kebijakan dari laporang yang ada.
Sebaliknya, laporan yang tidak lengkap riskan untuk membuat salah
paham sehingga langkah yang akan diambil kedepannya bisa salah. Laporan
keuangan yang ambigu akan mengundang banyak pertanyaan yang harus
dicarikan jawabannya sehingga ini akan memakan waktu.
5. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip pengakuan pendapatan membuat kita harus “mengakui” uang yang
masuk tersebut sebagai penghasilan/pendapatan. Misalnya, selama satu bulan
Anda berhasil menjual baju sampai memperoleh Rp 4 juta. Nah, uang tersebut
harus diakui sebagai hasil dari pendapatan.
6. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Prinsip dasar akuntansi lainnya adalah matching principle. Dalam prinsip
ini harus ada perbandingan dari pendapatan tersebut dengan biaya

13
pengeluarannya. Prinsip mempertemukan wajib diterapkan di perusahaan karena
bisa mengetahui untung ruginya.
7. Prinsip Periode Akuntansi
Prinsip akuntansi ini berkaitan dengan waktu. Setiap laporan keuangan
yang dibuat harus ditulis dengan terstruktur dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya, membuat laporan keuangan satu bulan sekali, 3 bulan sekali, sampai
dengan satu tahun.
8. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Prinsip akuntansi selanjutnya yaitu konsistensi. Konsistensi adalah
ketetapan yang dilakukan secara berkelanjutan. Inilah yang juga diterapkan dalam
membuat laporan keuangan. Laporan keuangan harus dibuat dengan format yang
sama dan tidak boleh berubah-ubah.
9. Prinsip Satuan Moneter
Prinsip satuan moneter adalah salah satu prinsip dasar akuntansi yang
mewajibkan semua keuangan harus memakai satuan moneter atau mata uang
tertentu. Hal ini penting agar formatnya menjadi sama semua sehingga
perhitungannya menjadi mudah. Contoh, laporan keuangan dengan memakai
dollar, rupiah, atau yen semua.
10. Prinsip Materialitas
Laporan keuangan yang dibuat adalah pencatatan yang bernilai dan ini
harus diakui. Setiap pencatatan keuangan tersebut tidak terlepas dari nominal dan
material. Jadi, setiap informasi yang diberikan dapat mempengaruhi keputusan
tentang bagaimana cara menjaga nilai tersebut.
D. Akuntansi Internasional
Konsep dari akuntansi komparatif atau akuntansi internasional mengarahkan
akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan
nasional di dalam skuntansi. Hal ini meliputi :

1. Kesadaran akan adanya keragaman internasional di dalam akuntansi perusahaan


dan praktik-praktik pelaporan.
2. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing
negara.
3. Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi
pada pelaporan keuangan.

14
Munculnya paradigma baru di dalam akuntansi internasional memperluas
kerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi
internasional. Sebagai akibatnya, terbit daftar yang sangat panjang akan konsep-
konsep dan teori-teori akuntansi yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memasukkan
hal-hal sebagai berikut :

1. Teori universal atau dunia


2. Teori multinasional
3. Teori komparatif
4. Teori transaksi-transaksi internasional
5. Teori translasi
E. Perkembangan Profesi Akuntan
Periode sesudah kemerdekaan, pembahasan mengenai perkembangan akuntan
sesudah kemerdekaan di bagi ke dalam enam periode yaitu:

1. Periode I [sebelum tahun 1954]


Pada periode I telah ada jasa pekerjaan akuntan yang bermanfaat bagi
masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh hubungan ekonomi yang makin sulit,
meruncingnya persaingan, dan naiknya pajak-pajak para pengusaha sehingga
makin sangat dirasakan kebutuhan akan penerangan sertanasehat para ahli untuk
mencapai perbaikan dalam sistem administrasi perusahaan. Sudah tentu mereka
hendak menggunakan jasa orang-orang yang ahli dalam bidang akuntansi.

2. Periode II [tahun 1954 – 1973]


Perluasan pasar profesi akuntan publik semakin bertambah yaitu pada saat
pemerintah mengeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMND) tahun 1967/1968. Meskipun pada
waktu itu para pemodal “membawa” akuntan publik sendiri dari luar negeri
kebutuhan terhadap jasa akuntan publik dalam negeri tetap ada.

3. Periode III [tahun 1973 – 1979]


Periode ini merupakan periode suram bagi profesi akuntan publik dalam
pelaksanaan paket 27 Maret. Tiga tahun setelah kemudahan diberikan pemerintah
masih ada akuntan publik tidak memanfaatkan maksud baik pemerintah tersebut.
Beberapa akuntan publik melakukan malpraktik yang sangat merugikan

15
penerimaan pajak yaitu dengan cara bekerjasama dengan pihak manajemen
perusahaan melakukan penggelapan pajak.

4. Periode V [tahun 1983 – 1989]


Periode ini dapat dilihat sebagai periode yang berisi upaya konsolidasi
profesi akuntan termasuk akuntan publik. PAI 1973 disempurnakan dalam tahun
1985, disusul dengan penyempurnaan NPA pada tahun 1985, dan penyempurnaan
kode etik dalam kongres ke V tahun 1986. Setelah melewati masa-masa suram,
pemerintah perlu memberikan perlindungan terhadap masyarakat pemakai jasa
akuntan publik dan untuk mendukung pertumbuhan profesi tersebut. Pada tahun
1986 pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No.
763/KMK.001/1986 tentang Akuntan Publik.

5. Periode VI [tahun 1990 – sekarang]


Dalam periode ini profesi akuntan publik terus berkembang seiring
dengan berkembangnya dunia usaha dan pasar modal di Indonesia. Walaupun
demikian, masih banyak kritikan-kritikan yang dilontarkan oleh para usahawan
dan akademisi. Namun, keberadaan profesi akuntan tetap diakui oleh pemerintah
sebagai sebuah profesi kepercayaan masyarakat.

Beberapa faktor yang dinilai banyak mendorong berkembangnya profesi


adalah: 1) Tumbuhnya pasar modal. 2) Pesatnya pertumbuhan lembaga-lembaga
keuangan baik bank maupun non-bank. 3) Adanya kerjasama IAI dengan Dirjen
Pajak dalam rangka menegaskan peran akuntan publik dalam pelaksanaan
peraturan perpajakan di Indonesia. 4) Berkembangnya penanaman modal asing
dan globalisasi kegiatan perekonomian.

Perkembangan profesi akuntansi sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang


diperlukan oleh masyarakat yang makin lama semakin bertambah kompleksnya.
Misalnya bidang hukum atau bidang teknik. Secara garis besar Akuntan dapat
digolongkan sebagai berikut:

1. Akuntan Publik (Public Accountants)


Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah
akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran
tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan.

16
2. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan
atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan
manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai
dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan.

3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)


Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga
pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).

4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan
menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

Seseorang berhak menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat


antara lain: Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi
Perguruan Tinggi yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan atau perguruan
tinggi swasta yang berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang telah berhak
memberikan gelar Akuntan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, Indonesian Institute
of Accountants) adalah organisasi profesi akuntan di Indonesia. Pada waktu
Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr.
Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda
pada tahun 1956.

selain keanggotaan perorangan IAI juga memiliki keanggotaan berupa


Asosiasi, dan pada saat ini IAI telah memiliki satu anggota Asosiasi yaitu Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang sebelumnya tergabung dalam IAI sebagai
Kompartemen Akuntan Publik. Kegiatan IAI antara lain:

a. Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan (SAK),


b. Penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Akuntan Manajemen (Certified Professional
Management Accountant),
c. Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL).

17

Anda mungkin juga menyukai