Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH AKUNTANSI
Sebagai Pemenuhan Tugas dalam Mata Kuliah Teori Akuntansi
Dosen Pengampu Dr. Suyatmini., S.E., M.Pd.
(Bersumber dari buku Dr. Suyatmini., S.E., M.Pd. , Ahmed R Belkaoui Dan Kieso)

Disusun Oleh :

Nama : 1. Desria Dwi Purbowati (A210170075)


2. Venika Ristinia Renzy (A210170078)
3. Diah Ayu Widyasari (A210170127)
Kelas : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
KATA PENGATAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga Makalah Sejarah Akuntansi sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Teori
Akuntansi ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas
bantuan pihak yang telah berkontribusi terhadap makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah mengenai sejarah akuntansi ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 01 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembngan Akuntansi dalam Kehidupan Manusia.............................
B. Sejarah Perkembangan Double Entry Bookkeeping............................................
C. Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi di Dunia................................................
D. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia...................................................
BAB 111 PENUTUP
A. Saran....................................................................................................................
B. Kesimpulan..........................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan sejarah dan perkembangan akuntansi berguna dalam memahami apa
yang terjadi di masa lalu dan bagaimana proses perkembangannya sehingga
perkembangan itu sampai seperti saat ini (Harahap, 2011). Akuntansi secara umum terdiri
atas tiga aktivitas utama yaitu pencatatan, pengukuran dan pengkomunikasian transaksi
keuangan dalam rangka pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
(Kiesoet al., 2012). Para ahli sepakat bahwa fungsi atau praktik akuntansi dalam hal ini
pencatatan kejadian ekonomi sudah dimulai lama, yaitu sejak adanya kehidupan sosial
ekonomi manusia. Oleh karena itu, sejarah akuntansi diawali dengan kemunculan
praktiknya terlebih dahulu dan kemudian diikuti dengan perkembangan ilmu
pengetahuannya.
Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi dibagi dalam tiga periode: tahun 4000
SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 sampai sekarang. Masing-masing
periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode pertama
akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah
bentuk pencatatan dari apa saja yangterjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua
merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-
entry bookkeeping . Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran
akuntansi yang bukanlagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk
ke dalamkehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga
berdampak  pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173).
Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahamiakuntansi
sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan;
3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkansejalan dengan (atau sebagai
bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan
menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama
dan keduayaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi
untuk  pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Oleh karena itu, mengetahui dan
memahami sejarah dan perkembangan akuntansi adalah penting sebagai dasar untuk
memahami konsep-konsep dan praktik akuntansi yang ada saat ini dan juga berguna
untuk meramalkan perkembangan akuntansi di masa depan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembngan akuntansi dalam kehidupan manusia?
2. Bagaimana sejarah perkembangan double entry bookkeeping?
3. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu akuntansi di dunia?
4. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami sejarah Perkembangan akuntansi di dalam
kehidupan manusia.
2. Untuk mengetahui dan memahami sejarah perkembangan double entry bookkeeping.
3. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan ilmu akuntansi di dunia.
4. Untuk mengetahui dan memahami sejarah dan perkembangan akutansi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi dalam Kehidupan Manusia


Pada hakikatnya, para ahli akan sepakat apabila dikatakan bahwa fungsi akuntansi atau
praktik pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis
sudah dimulai lama, sejak adanya kejadian transaksi bisnis, bahkan sejak adanya kehidupan
social ekonomi manusia. Hal ini terbukti dari berbagai penemuan-penemuan seperti
dikemukakan Ernest Stevelinck dalam artikelnya yang berjudul Accounting in Ancient Times
(The Acoounting Historians Journal Volume 12 No. 1 (1985)) sebagai berikut.
Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi dalam
kulit kayu (papyri) yang ditemukan lebih lima belas abad yang lalu dan menjelaskan
bahwa akuntansi itu telah ada lebih daripada 300 tahun yang lalu dengan beberapa tingkat
kejelasannya.
Dalam artikel ini dijelaskan pada awal kerjaan Mesir itu, seorang manajer yang bernama
My mencatat transaksi hariannya dalam calamos reed (sejenis kulit). Di sini My yang
memiliki asisten telah bekerja secara efisien dan dengan sistem yang dibuatnya ia mampu
mengamati kapalnya yang mengangkut barang-barang dari tokonya melalui sungai Nil.
Pada tahun 3200 Sebelum Masehi telah dikenal dua macam teknik akuntansi secara
simultan. Pertama, koin dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai kemudian
dimasukkan dalam amplop. Jenis lainnya, token disimpan dalam bentuk yang lebuh besar
dengan berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan perbedaan
transaksi cash (Utang, Piutang, dan lain-lain)ndengan transaksi noncash (Persediaan,
Peralatan, Tanah, dan lain-lain) (Mattessich, 1987: 79).
Penemuan penting ini menimbulkan dampak filosofi ekonomi yang penting, yaitu
(Mattessich, 1987):
1. Penelitian ini menyimpulkan bahwa akuntansi mendahului perhitungan dan penulisan;
2. Konsep penyajian laporan keuangan ternyata berkembang secara perlahan;
3. Perhitungan angka muncul setelah melalui berbagai tahapan;
4. Dikenalnya eksistensi abstract input output principle 10.000 tahun yang lalu dan double
entry 5.000 tahun yang lalu;
5. Memperkenalkan validitas correspondence theory. Dalam teori ini dibahas bagaimana
bahasa menggambarkan realitas, kombinasi apa yang digunakan untuk menggambarkan
realitas; bagaimana menyusun suatu kalimat untuk menggambarkan ini; dan seterusnya.
B. Sejarah Perkembangan Double Entry Bookkeeping
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double
entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal
bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai
berikut.Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula
diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada
tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica,
Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Menurut Littleton atau dikenal dengan Littleton’s Antecedent, agar double entry
book-keeping systemmuncul maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah “materi”
(kekayaan pribadi, modal, perdagangan dan kredit) dan “bahasa” (tulisan, uang, dan
perhitungan). Littelton juga berpendapat bahwa persyaratan itu belum dapat dikenal
sebelum Pacioli dan kalaupun ada belum memiliki intensitas sempurna pada masa
peradaban kuno, namun setelah ini dikenal maka muncul double entry book-keeping
system.Meskipun begitu, hal ini mulai dipertanyakan kebenarannya ba;hwa Pacioli
penemu double entry book-keeping system.
Menurut Belkaoui (2006), buku pertama tentang double entry book-keeping
system muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Selain itu, Raymond de Rover
juga menggambarkan perkembangan awal akuntansi di Italia yaitu pada pencapaian
pedagang-pedagang Italia kira-kira antara tahun 1250 – 1400 dengan double entry book-
keeping system dimana terdapat penggabungan dari berbagai elemen yang heterogen ke
dalam sistem pengklasifikasian yang terintegrasi yang disebut sebagai
rekening/perkiraan/akun (accounts) dan dikembangkan dengan berdasarkan pada prinsip
dari double entry book-keeping system untuk seluruh transaksi.
Hal ini semakin jelas ketika Pacioli menyatakan dalam bukunya bahwa apa yang
ditulisnya tentang double entry book-keeping system adalah berdasarkan metode yang
digunakan di Venice, Italia yang telah berkembang sebelumnya (Kam, 1986; Adnan,
1997; Siswanto, 2000 dalam Harahap, 2011). Meskipun begitu, kontribusi Lucas Pacioli
perlu diapresiasi karena telah membahas double entry book-keeping system ke dalam
sebuah buku matematika sehingga dapat dengan mudah dipelajari oleh masyarakat dan
menjadi salah satu referensi perkembangan awal praktik akuntansi di dunia, khususnya
praktik double entrybook-keeping system.
Double entry book-keeping systemini menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke16
dan 17, yang selanjutnya menerima karakteristik-karakteristik dan perkembangan-
perkembangan barumeliputi hal-hal berikut:
1. Sekitar abad ke16 terjadi beberapa perubahan didalam teknik-teknik pembukuan yaitu
diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang
berbeda.
2. Pada abad ke16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik sebagai
tambahan lagi diabad ke 17 dan 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh
akun dan transaksi sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan
kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
3. Penerapan dari double entry book-keeping system juga diperluas ke jenis-jenis
organisasi yang lain.
4. Abad ke17 mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah
untuk jenis barang yang berbeda.
5. Dimulai dengan East India Company diabad ke17 dan selanjutnya diikuti dengan
perkembangan dari perusaahan seiring dengan revolusi industri, akuntansi
mendapatkan status yang lebih baik, ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan
akuntansi biaya dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai
kelangsungan, periodisitas dan akrual.
6. Pada abad ke18 metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi.
7. Abad ke19 depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan
yang tidak terjual. Pertengahan abad ke19 di Saliero pada tahun1915 menggunakan
metode-metode depresiasi, yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun, metode
dana pelunasan dan anuitas, dan metode unit biaya. Setelah tahun 1930 beban
depresiasi menjadi lebih umum digunakan.
8. Akuntansi biaya muncul pada abad ke19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
9. Pada akhir abad ke19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk
pembayaran dibayar dimuka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan
dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
10. Akhir abad ke19 dan 20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
11. Di abad ke20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu
kompleks, mulai dari hitungan laba per saham, akuntansi untuk inflasi, dan akuntansi
sebagai produk baru dari rekayasa keuangan (financial engineering).
C. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Akuntansi di Dunia
Akuntansi mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan
perekonomian dan timbulnya konsep pemisahan antara pemilik perusahaan dengan
manajemen. Revolusi Industri yang terjadi pada tahun 1776 membawa pengaruh positif
terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845, Inggris menetapkan undang-undang
yang mengatur organisasi dan status perusahaan. Keadaan tersebut menimbulkan
perlunya laporan, baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban
manajemen. Perkembangan ekonomi di Inggrsi tersebut kemudian menular ke Amerika
Serikat, khususnya mengenai konsep pemisahan antara pemilik dan manajemen
perusahaan. Menurut Belkaoui (2006), perkembangan prinsip-prinsip akuntansi di
Amerika Serikat diperoleh dari:
1. Kontribusi manajemen (tahun 1900-1933).
2. Kontribusi institusi (tahun 1933-1959).
3. Kontribusi profesional (tahun 1959-1973).
4. Fase politisasi (1973 hingga sekarang).
Kontribusi manajemen dalam  perumusan prinsip-prinsip akuntansi di Amerika
Serikat pada tahun 1900 sampai dengan 1933 meningkat karena jumlah pemegang saham
dan peranan ekonomi dominan dimainkan oleh perusahaan-perusahaan industri. Kejadian
penting pada masa itu adalah asosiasi akuntan profesional di Amerika Serikat untuk
pertama kali mengadakan ujian untuk para akuntan profesional secara seragam dan bursa
efek mensyaratkan perusahaan go public untuk menerbitkan laporan keuangan tahunan.
Perkembangan perekonomian yang semakin pesat dan semakin banyaknya
perusahaan maka Amerika Serikat membentuk SEC (Security ExchangeCommision). SEC
menjadi sebagai salah satu lembaga yang mendorong munculnya prinsip akuntansi yang
baku, konsep, teori dan perumusan-perumusan yang sistematis tentang teori akuntansi.
Pembentukan SEC merupakan awal dimulainya kontribusi institusi dalam perkembangan
prinsip-prinsip akuntansi. SEC dibentuk dengan tugas untuk mengelola undang-undang
sekuritas dan investasi di Amerika Serikat. Pada tahap kontribusi institusi, AICPA
(American Institute of Certified Public Accounting) memulai kerja sama dengan SEC
untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Setelah terjadi ketidakpuasan terhadap kontribusi institusi maka pada tahun 1959
dimulai tahap kontribusi profesional. AICPA mendirikan dewan prinsip akuntansi
(Accounting Principles Board-APB) yang bertugas menyusun prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum. APB juga berhak menerbitkan opini mengenai isu-isu akuntansi
konvensional melalui beberapa studi riset dan percobaan dalam rangka pengembangan
prinsip dan teori akuntansi. Akan tetapi, ketidakpuasan kembali muncul akibat maraknya
penyalahgunaan akuntansi pada masa itu.
Sejak tahun 1973 hingga sekarang, politisasi berkontribusi terhadap
pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini dikarenakan munculnya kesadaran
bahwa angka-angka yang disajikan dalam laporan akuntansi dapat mempengaruhi
perilaku ekonomi masyarakat khususnya para pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Saat ini, SEC dan seluruh organisasi akuntansi di Amerika Serikat senantiasa memastikan
bahwa perusahaan go public benar-benar bertanggungjawab kepada masyarakat utamanya
stakeholders.
Sementara itu, menurut Leo Herbert dalam artikelnya yang berjudul The Growth
of Accountability Knowledge di The GAO Review dalam Harahap (2011), perkembangan
ilmu akuntansi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pada tahun 1575 mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun
double entry.
2. Pada tahun 1800 masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama
digunakan dalam perusahaan.
3. Pada tahun 1825 mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
4. Pada tahun 1850 laporan laba rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting.
5. Pada tahun 1900 di Amerika Serikat mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang
dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
6. Pada tahun 1925 banyak perkembangan yang terjadi yaitu antara lain mulai
diperkenalkannya teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi
pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah, laporan keuangan mulai
diseragamkan, dan norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan.
7. Pada tahun 1950 sampai dengan 1975 akuntansi sudah menggunakan komputer untuk
pengolahan data dan sudah dilakukan perumusan prinsip akuntansi, yaitu GAAP
(Generally Accepted Accounting Principles).
8. Setelah tahun 1975 ilmu akuntansi mengalami perkembangan yang meliputi bidang-
bidang lainnya, seperti munculnya isu social accounting dan behaviour accounting.
D. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Pada zaman kolonial, Gubernur Jenderal VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie) telah mengharuskan dilakukannya praktik pencatatan akuntansi atas
penerimaan uang, pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran dalam
hal perdagangan rempah-rempah. Setelah VOC bubar, perusahaan Belanda yang semakin
marak di Indonesia berdampak terhadap perkembangan akuntansi di Indonesia. Catatan
pembukuan Belanda pada saat itu merupakan modifikasi sistem Venice-Italia. Selain
Belanda, pedagang dari Cina, India dan Arab turut andil dalam perkembangan akuntansi
di Indonesia pada masa itu.
Pendidikan tinggi untuk ilmu akuntansi pada zaman kolonial juga belum ada di
Indonesia. Pelajar yang ingin menjadi sarjana ekonomi pada masa itu harus belajar ke
negeri Belanda, seperti Bung Hatta dan Dr. Abutari yang dikenal sebagai akuntan pertama
Indonesia.Sedangkan, pada zaman penjajahan Jepang sudah diadakan latihan pegawai dan
kursus-kursus pencatatan akuntansi pola Belanda.
Setelah kemerdekaan, praktik akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah
praktik akuntansi ala Belanda atau dikenal dengan tata buku. Seiring perkembangan
ekonomi di Indonesia dan masuknya modal asing di Indonesia khususnya dari Amerika
Serikat maka praktik akuntansi di Indonesia mulai mengadopsi praktik akuntansi dari
Amerika Serikat dengan mengadopsi prinsip-prinsip akuntansi Amerika Serikat yaitu
GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) atau dikenal dengan istilah PABU
(Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berterima Umum).
Sebelumnya, perkembangan standar akuntansi di Indonesia sudah dimulai sejak
tahun 1973 di mana Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-
prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi yang kemudian
dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Pada saat itu, standar
akuntansi Indonesia masih berkiblat pada US-GAAP (United States-Generally Accepted
Accounting Principles). Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara
mendasar terhadap PAI 1973 dan menerbitkan PAI 1984. Namun sejak tahun 1994, ada
perubahan kiblat dari US-GAAP ke International Financial Reporting Standards (IFRS)
yang ditunjukkan dengan adanya kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan
untuk menggunakan International Accounting Standards (IAS) sebagai dasar membangun
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar
untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru yang kebanyakan konsisten dengan
IAS.Proses harmonisasi atau konvergensi standar akuntansi lokal ke standar akuntansi
internasional telah dilakukan oleh sebagian besar negara di dunia lebih dulu.
Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, konvergensi IFRS di Indonesia
memasuki tahap satu, di mana Standar Akuntansi Keuangan Indonesia terus direvisi
secara berkesinambungan. Kemudian, pada tahun 2008 hingga tahun 2010, konvergensi
IFRS di Indonesia memasuki tahap adopsi di mana seluruh IFRS sudah diadopsi ke
seluruh PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Selanjutnya pada tahun 2011,
konvergensi IFRS masuk pada tahap persiapan akhir, yaitu tahap penyiapan infrastruktur
pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi IFRS. Pada tahun 2012,
konvergensi IFRS di Indonesia memasuki tahap implementasi yaitu perusahaan go public
dan multinasional di Indonesia telah diwajibkan untuk menerapkan IFRS untuk
penyusunan laporan keuangan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012.
Konvergensi IFRS atau harmonisasi standar akuntansi internasional dilakukan
dengan harapan bahwa kualitas laporan keuangan semakin meningkat, meningkatkan
daya banding informasi akuntansi antar perusahaan di negara yang berbeda, dan
memudahkan pencatatan transaksi internasional. Sementara itu, bagi negara berkembang,
konvergensi IFRS bermanfaat untuk memperkuat daya saing pasar modalnya dan
meningkatkan investasi oleh pihak asing di era globalisasi saat ini.Konvergensi atau
harmonisasi standar akuntansi juga sangat bermanfaat bagi negara berkembang dan
terbelakang yang belum memiliki standar akuntansi dan audit yang memadai. Selain itu,
harmonisasi standar akuntansi internasional juga menyebabkan peningkatan aliran dana
investor asing masuk ke suatu negara sehingga turut menggerakkan roda perekonomia
suatu negara. Akan tetapi, harmonisasi standar akuntansi juga memiliki batasan yaitu
berupa sistem hukum, politik dan perpajakan setiap negara yang berbeda-beda yang
mengakibatkan kurang kompatibelnya standar akuntansi internasional tersebut terhadap
kondisi lokal masing-masing negara yang mengadopsinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed R. 2006. Accounting Theory. Fifth Edition. Cengage Learning. Singapore.
Harahap, Sofyan S. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers.
Kieso et al. 2012. Accounting Principles. 10e Edition. United States of America: John Wiley
& Sons, Inc.
Terjemahan A. A. Yulianto dan Krista. 2011. Teori Akuntansi. Edisi Kelima Buku Satu.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai