Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Sejarah dan Perkembangan Akuntansi dan Standar


Akuntansi

Diajukan sebagai
Tugas Mata Kuliah Analisa Laporan Keuangan Berbasis PSAK

Oleh :
Putri Indriati
NIM 18230038

Dosen Pengampu :
Elsa Meirina

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


STIE “KBP” PADANG

2020
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan
kelak.Makalah berjudul “sejarah dan perkembangan akuntansi dan standar
akuntansi”.Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Analisa Laporan Keuangan Berbasis PSAK. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah.
Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada
ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Wassalamualaikum wr.wb

Padang, 8 Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan
menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal
sebagai bahasa bisnis. Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan
suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang
memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik
pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan.
Akuntansi merupakan pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian
mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak, dan
pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam
perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah.
Penerapan ilmu akuntansi yang lebih luas dan kompleks akan terjadi jika
dihadapkan pada usaha bisnis yang lebih besar. Alangkah baiknya jika kita
mengetahui latar belakang atau sejarah ilmu akuntansi, tidak hanya mahir dalam
penggunaannya.  Dengan mengetahui semua itu kita bisa lebih mudah memahami
dan mempelajari ilmu akuntansi tersebut. Sama halnya dengan ilmu yang lain,
akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan peradaban
manusia. Akan tetapi baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lainnya tidak berkembang
dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong
akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia itu mulai bisa menghitung dan
membuat suatu catatan, di mana pada awalnya dilakukan dengan cara sederhana,
yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Pada abad ke-15 terjadilah
perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang-pedagang venesia.
Perkembangan perdagangan ini menyebabkan orang pada waktu itu memerlukan
suatu sistem pencatatan yang lebih baik, sehingga dengan demikian akuntansi juga
mulai berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan akuntansi ?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia ?
3. Bagaimanakah perkembangan ilmu akuntansi ?
4. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan standar akuntansi di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang sejarah perkembangan akuntansi.
2. Mengetahui tentang sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia.
3. Menjelaskan perkembangan ilmu akuntansi
4. Mengetahui sejarah dan perkembangan standar akuntansi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1 Sejarah Perkembangan Akuntansi
Ahli sejarah mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada sejak pada zaman
dahulu. Pembukuan pada peradaban itu berkaitan dengan faktor-faktor, antara lain
sistem penulisan, pengenalan angka arab dan desimal, aljabar, bahan-bahan
penulisan yang murah, meningkatnya literasi, dan adanya medium pertukaran
yang baku. Menurut para ahli ekonomi, akuntansi ada sejak manusia mengenal
uang sebagai alat pembayaran yang sah. Dahulu kala, pencatatan transaksi
perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu,
dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan berasal dari Babilonia
pada tahun 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yunani
kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan tidak lengkap. Pada
abad ke-15 terjadilah perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang-
pedagang venesia. Perkembangan perdagangan ini menyebabkan orang pada
waktu itu memerlukan suatu sistem pencatatan yang lebih baik, sehingga dengan
demikian akuntansi juga mulai berkembang. Kendatipun demikian peran para
pedagang khususnya dari bangsa Arabia dan Mesir dalam penemuan akuntansi
pertama kali tidak dapat diabaikan dengan bukti adanya praktik sistem buku
berpasangan oleh pemerintahan Islam pada abad ke-10.
Pada tahun 1494, Luca Pacioli, seorang ahli matematika mengarang sebuah
buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita, dimana dalam suatu babnya yang berjudul Tractatus de
Computies et Scriptoris memperkenalkan dan mengajarkan sistem pembukuan
berpasangan. Luca Pacioli membuat catatan yang lebih sistematis dari sebelumnya
dengan selalu menggunakan dua sisi (debet dan kredit). Dimana istilah debet dan
kredit ini diambil dari bahasa latin “Debere” dan “Credere” yang berarti percaya
dan mempercayai. Jadi, setiap catatan mengandung pengertian saling percaya
antara orang yang mengadakan transaksi.
Buku inilah yang kemudian tersebar di benua Eropa bagian barat dan
kemudian dikembangkan kembali oleh para ahli akuntansi sehingga timbullah
beberapa sistem akuntansi dengan tetap mengacu pada metode yang digunakan
oleh Luca Pacioli. Sistem yang berkembang tersebut dinamakan sesuai dengan
nama yang mengembangkannya atau nama negaranya masing-masing. Misalnya
sistem Belanda (Sistem Continental) dan Amerika Serikat (Sistem Anglo Saxon).
Sistem-sitem tersebut kemudian berjalan sesuai dengan perkembangannya.
Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa
Barat. Pertengahan abad ke-18, Eropa barat, terutama Inggris menjadi pusat
perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai
berkembang dengan pesat. Sejalan dengan itu berkembanglah akuntansi pada
bidang khusus yaitu akuntansi biaya. Akuntansi biaya memfokuskan diri pada
pencatatan biaya produksi dan penyediaan informasi bagi manajemen.
Pada akhir abad ke-19, sistem Anglo Saxon berkembang di Amerika Serikat.
Akuntansi mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan tumbuh
dan berkembangnya bisnis surat-surat berharga khususnya bisnis saham di pasar
modal. Masyarakat Amerika sudah mengenal bisnis tersebut sejak tahun 1900
(Belkaoui, 2007). Dalam bertransaksi, baik para investor maupun calon investor
telah menggunakan informasi keuangan perusahaan sebagai salah satu pedoman
dalam membuat prediksi-prediksi dan untuk mengambil keputusan bisnis, yaitu
investasi dalam surat-surat berharga, khususnya dalam saham. Perkembangan
positif yang terjadi terhadap bisnis saham di pasar modal Amerika juga
menunjukkan bahwa kebutuhan perusahaan akan modal juga meningkat seirama
dengan perkembangan pasar. Perkembangan ini sekaligus menunjukkan bahwa
pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara
khususnya Amerika pada era tersebut.
Sekarang ini, sistem yang paling banyak digunakan adalah sistem Anglo
Saxon, hal ini disebabkan karena sistem Anglo Saxon dapat digunakan untuk
mencatat berbagai macam transaksi, sedangkan sistem yang lainnya agak sukar
untuk digunakan. Hal ini disebabkan karena sistem yang lain sering memisahkan
antara pembukuan dengan akuntansi sedangkan dalam sistem Anglo Saxon,
pembukuan merupakan bagian dari akuntansi. Setelah tahun 1960, akuntansi cara
Amerika Serikat (Anglo Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem
pembukuan yang sebelumnya menganut sistem Eropa (Continental) berubah ke
sistem Amerika Serikat (Anglo Saxon). Sumbangan masa Renaisans pada
akuntansi, antara lain munculnya istilah-istilah akuntansi yang dipakai sampai saat
ini, antara lain debt, debtor, debenture, debet, kredit, creed, dan credere. Selain
itu mereka telah memulai pengembangan akuntansi biaya, accrual, deffered, dan
audit neraca.

2.2 Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia


Sebelum kedatangan Belanda ke pulau Jawa pada tahun 1609, bangsa
Indonesia telah mengenal alat tukar, tetapi belum memiliki mata uang universal.
Barter adalah kegiatan perdagangan yang dominan saat itu. Pemerintah Belanda
tidak hanya memperkenalkan mata uang, tetapi juga memperkenalkan sistem
pembukuan berpasangan kepada Indonesia pada abad ke-17. East Indies
Company, perusahaan kolinial Belanda yang memiliki pengaruh sangat penting
terhadap peraturan bisnis di Indonesia saat itu menggunakan sistem pembukuan
berpasangan yang dikenal dengan sistem continental. Pada masa itu belum ada
akuntan yang berasal dari Indonesia, sehingga pembukuan masih ditangani oleh
akuntan luar negeri.
Pada masa penjajahan Jepang, Pemerintah Jepang tidak memberikan
sumbangsih apapun terhadap sistem akuntansi di Indonesia. Pada saat itu,
Indonesia masih tetap mempergunakan sistem continental yang berasal dari
Pemerintah Belanda.
Setelah kemerdekaan Indonesia (1945), sistem pembukuan Belanda masih
dipergunakan sampai dengan tahun 1960. Perkembangan akuntansi di Indonesia
semakin pesat setelah tahun 1957, pada saat itu berdiri suatu organisasi yang
mewadahi para akuntan di Indonesia. Organisasi tersebut diberi nama Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI). Pada masa tersebut, Indonesia mulai mengadopsi
sistem akuntansi Amerika Serikat, yang dikenal dengan sistem Anglo Saxon.
Pada tahun 1960, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) mulai mengganti
program akuntansi mereka dari sistem Belanda ke sistem Amerika Serikat, yang
dikenal dengan sistem Anglo Saxon. Dan pada tahun 1975, semua institusi baik
swasta maupun pemerintah telah mengadopsi sistem Anglo Saxon.
Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya
penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing
menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon).
Semakin berkembanganya sistem pembukuan dan akuntansi di Indonesia
seiring dengan perkembangannya, pembukuan kemudian ditinggalkan. Di
Indonesia, perusahaan kemudian banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo
Saxon yang asalnya dari Amerika. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa kondisi :
1) Tahun 1957, Terjadi peristiwa konfrontasi Irian Barat yang melibatkan
negara Indonesia dan Belanda sehingga berakibat seluruh pelajar Indonesia
yang menempuh pendidikan di Belanda ditarik kembali dan dapat
melanjutkan studinya kembali diberbagai negara, termasuk diantaranya
Amerika Serikat.
2) Orang orang yang memiliki peran dalam perkembangan akuntansi di
Indonesia sebagian besar menyelesaikan pendidikannya di Amerika yang
kemudian membawa sistem akuntansi Anglo Saxon untuk diterapkan di
Indonesia. Dan pada akhirnya sistem ini mendominasi penggunaannya
dibandingkan sistem akuntansi kontinental di Indonesia.
3) Penanaman Modal Asing atau PMA memberikan dampak yang positif
terhadap perkembangan akuntansi khususnya sistem akuntansi Anglo
Saxon.
Pada era sekarang ini Akuntansi sudah sangat pesat berkembang dan
mendapat perhatian khusus dari suatu bisnis serta keuangan global. Segala
keputusan yang bersumber dari informasi akuntansi, serta pengetahuan terkait isu-
isu dalam akuntansi internasional bahkan menjadi hal yang penting untuk
mendapatkan intepretasi dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi bisnis
internasional.
Kesempatan bagi akuntan lokal Indonesia mulai muncul pada tahun 1942-
1945 ketika Belanda mundur dari Indonesia, dan sampai pada tahun 1947 hanya
ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari.
Upaya nasionalisasi perusahaan yang dimiliki Belanda oleh pemerintahan
Indonesia dan pindahnya orang-orang Belanda saat tahun 1958 mengakibatkan
kelangkaan akuntan dan tenaga ahli di Indonesia. Pada akhirnya Indonesia
menerapkan sistem akuntansi model Amerika, dan pada kenyataannya praktik
akuntansi Model Amerika cukup mudah berbaur dengan akuntansi Model Belanda
khususnya di lembaga pemerintah.
Terjadi peningkatan yang signifikan pada jumlah institusi pendidikan tinggi
yang menyediakan pendidikan akuntansi misalnya:
1) Jurusan Akuntansi di Universitas Indonesia th 1952
2) Institut Ilmu Keuangan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara – STAN th
1990
3) Univeritas Sumatra Utara pada th 1960
4) Universitas Pajajaran pada th 1960
5) Universitas Airlangga pada th 1960
6) Universitas Gajah Mada pada th 1964
Sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia tidak terlepas dari nuansa
sejarah politik dan perdagangan di Indonesia. Pada dekade zaman penjajahan
sampai 1955 cara untuk memperoleh gelar akuntan melalui pendidikan formal dan
non-formal (kursus-kursus). Pada dekade 1955 sampai dengan 1979 gelar akuntan
mulai diberikan. Berdasarkan UU No. 34 Tahun 1954, diawali dengan pembukaan
jurusan akuntansi di Universitas Indonesia Tahun 1955 lulusan akuntansi pertama
pada tahun 1957. Akan tetapi, UU tersebut ternyata mengandung kontroversi-
kontroversi, yaitu bahwa :
1) Yang diperbolehkan mendidik calon akuntan adalah universitas negeri di
fakultas ekonominya, akibatnya mempunyai konsekuensi bahwa
universitas swasta tidak dibenarkan menghasilkan akuntan.
2) Pendidikan mengarah ke pendidikan akuntan publik
2.3 Perkembangan Ilmu Akuntansi
Dalam sejarah dan perkembangannya, akuntansi sebenarnya sudah diketahui
sejak lama. Garis waktu berikut akan menjelaskan secara lebih sederhana
mengenai sejarah dikenalkannya akuntansi pada kehidupan kita sehari-hari.
1) Tahun 1775
Merupakan tahun pertama dikenalkannya istilah pembukuan dan caranya
baik dengan metode single entry maupun double entry. Pembukuan single
entry adalah sistem pencatatan dalam akuntansi yang hanya mencatat satu
kali setiap sebuah transaksi terjadi, sementara pembukuan double
entry artinya merupakan pencatatan akuntansi yang akan memengaruhi
dua rekening atau dua akun sekaligus yaitu akun kredit dan akun debet.
2) Tahun 1800
Adalah tahun di mana masyarakat mulai menjadikan neraca sebagai
laporan keuangan perusahaan dagang. 25 tahun kemudian financial
auditing dikenalkan sebagai audit untuk mengukur efisiensi, efektivitas,
serta produktivitas suatu perusahaan.
3) Tahun 1850
Adalah periode di mana laporan neraca tergantikan oleh adanya laporan
laba / rugi atau L/R. Laporan ini dianggap penting karena menyajikan
laporan yang memuat informasi untuk memprediksi arus kas perusahaan di
masa mendatang, mengevaluasi kinerja perusahaan dan kinerja yang akan
datang, bahkan mengukur kemungkinan risiko kegagalan yang mungkin
dialami perusahaan.
4) Tahun 1900
Merupakan periode dikenalkannya sertifikasi profesi untuk akuntansi.
Sertifikasi profesi akuntan ini merupakan bentuk pengakuan
profesionalitas seseorang pada bidang akuntansi. Sertifikasi ini akan
meningkatkan daya jual seseorang yang akhirnya berpengaruh pada nilai
diri.
5) Tahun 1925
Adalah tahun saat teknik-teknik seperti analisis biaya, akuntansi
perpajakan, akuntansi pemerintahan, hingga pengawasan dana pemerintah
dikenalkan pada masyarakat. Sistem akuntansi yang awalnya merupakan
sistem manual kemudian beralih ke sistem EDP atau Electronic Data
Processing. Sistem EDP adalah sistem pemrosesan data yang
memanfaatkan sistem komputer sehingga minim keterlibatan manusia di
dalam prosesnya.
6) Tahun 1950 – 1975 
Merupakan periode di mana akuntansi sudah memanfaatkan komputer
dalam pengolahan data. Dalam periode yang sama, sudah dilakukan
prinsip GAAP atau Perumusan Prinsip Akuntansi. Hingga mulai tahun
1975 dikenalkan adanya Total System Review yang dikenal sebagai sebuah
metode pemeriksaan yang efektif.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai wadah profesional di Indonesia
selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal
yang mempengaruhi dunia usaha profesi akuntan. Dalam hal ini dapat dilihat dari
dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada
tahun 1957 hingga kini. Setidaknya terdapat tiga tonggak sejarah dalam
pengembangan SAK di Indonesia :
1) Tonggak sejarah pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di
Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu pada pertama kalinya IAI
melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia dalam suatu buku “Prinsip Akuntansi Indonesia” (PAI).
2) Tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu komite PAI
melakukan revisi secara mendasar 1973 dan kemudian
mengkondifikasikan dalam buku “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”
dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dan dunia usaha.
3) Tonggak sejarah ketiga terjadi pada tahun 1994, IAI melakukan revisi total
PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku “Standar Akuntansi
Keuangan 1994” per 1 Oktober 1994. Sejak tahun 1994 IAI juga telah
memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi
Internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangan
selanjutnya terjadi perubahan dalam harmonisasi ke adaptasi, kemudian
menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial
Reports Standars (IFRS). Program adopsi penuh dalam rangka mencapai
konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana beberapa tahun
ke depan.
Dalam perkembangan SAK terus direvisi secara berkesinambungan, baik
berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994.
Proses revisi telah dilakukan 6 kali yaitu pada tanggal :
1) 1 Oktober 1995
2) 1 Juni 1996
3) 1 Juni 1999
4) 1 April 2002
5) 1 Oktober 2004
6) 1 September 2007

2.4 Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia


Perubahan pada perkembangan global semakin menuntut di hampir seluruh
negara di dunia, ditopang dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang semakin memperbudak seluruh bangsa. Membawa perubahan
zaman yang seharusnya menjadikan kemajuan dalam sifat transaparansial,
akuntable, dan relevansi di segala bidang. Standar akuntansi keuangan adalah
sebuah pedoman atau standar umum untuk menyusun laporan keuangan yang
merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang dan berlaku di lingkungan tertentu. Untuk
mewujudkan sifat transparansial, akuntable, dan relevansi maka diperlukan suatu
pedoman yang disebut standar akuntansi keuangan. Standar akuntansi keuangan
dapat diumpamakan sebagai cerminan dari kondisi praktik bisnis yang sebenarnya
terjadi. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik,
akan sangat relevan dan dibutuhkan pada masa sekarang ini.
Berikut ini adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal
sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan
Akuntan Indonesia, 2008):
1. Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia: Indonesia memakai standar
akuntansi belanda (Sound Business Practices)
2. Tahun 1955: Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi /
peraturan tentang standar keuangan
3. Tahun 1974: Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat
oleh IAI yang disebut dengan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
4. Tahun 1984: PAI ditetapkan menjadi standar akuntansi Indonesia
5. Akhir tahun 1984: PAI mengikuti standar yang bersumber dari IASC
(International Accounting Standart Committee)
6. Sejak tahun 1994: PAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS
7. Tahun 2008: SAK mengacu kepada IFRS
8. Tahun 2012: IFRS mulai diresmikan dan diterapkan

Belanda datang ke Indonesia kurang lebih akhir abad ke-16 dengan tujuan
untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda
yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yang
didirikan pada tahun 1602. VOC membuka cabangnya di Batavia pada tahun 1619
dan akhir abad ke-18 VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada
31 Desember 1799. Dalam kurun waktu itu, VOC  memperoleh hak monopoli
perdagangan rempah-rempah di Indonesia, dan sejak saat itu Belanda telah
melakukan pencatatan atas mutasi transaksi keuangannya.
Sehubungan dengan itu, Ans Saribanon (1980) mengemukakan bahwa
menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di
Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17. Hal itu
ditunjukan dengan adanya sebuah instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun
1642 yang mengharuskan dilakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan
uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran
(eksploitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan
Surabaya.
Setelah VOC bubar pada tahun 1799, kekuasaannya diambil alih oleh
Kerajaan Belanda. Zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942 yang
catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit yang antara
lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit (bergerak dalam usaha
peredaran morfin) di Batavia.
Pada abad ke-19 banyak perusahaan Belanda yang didirikan atau membuka
cabang di Indonesia. Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sitem
Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya pemikiran konseptual untuk
mengembangkan sistem pencatatan tersebut karena kondisinya sangat
menekankan pada prakti-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan
perusahaan Belanda.
Pada tahun 1955, Indonesia pun belum mempunyai undang-undang resmi
untuk peraturan tentang standar keuangan. Pada tahun 1974, Indonesia mulai
mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan
Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah
organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan yang menyusun standar
akuntansi di Indonesia. Organisasi profesi ini terus berusaha menanggapi
perkembangan akuntansi keuangan yang terjadi baik tingkat nasional, regional
maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi
sendiri. Perkembangan akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957
hingga kini perkembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus menerus.
Awal sejarah adanya standar akuntansi keuangan di Indonesia adalah ketika
menjelang diadakannya pasar modal aktif di Indonesia tahun 1973. Pada tahun
1973 terbentuk Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan
GAAS. Pada tahun tersebut juga dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia
(Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Ini merupakan masa
awal IAI menerapkan system standar akuntansi di Indonesia yang dituangkan di
dalam buku berjudul “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).” Komite PAI telah
bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994
dengan susunan personel yang selalu diperbarui. Selanjutnya, pada periode
kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite
Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII,
tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan
Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi
untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.
Pada 1984, komite PAI membuat sebuah revisi standar akuntansi dengan
cara lebih mendasar jika dibandingkan PAI 1973 dan mengkodifikasikan ke dalam
sebuah buku berjudul “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Prinsip tersebut
memiliki tujuan untuk membuat suatu kesesuaian terhadap ketentuan akuntansi
yang dapat diterapkan di dalam dunia bisnis.
Pada 1994, IAI telah melakukan berbagai langkah harmonisasi menggunakan
standar akuntansi internasional di dalam proses pengembangan standar akuntansi
dan melakukan revisi total pada PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan serial
standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
diterbitken sejak 1 Oktober 1994. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ditetapkan
sebagai standar akuntansi yang baku di Indoneisa. Perkembangan standar
akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi
akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan
internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan
standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC.
Sekarang ini ada dua PSAK yang dikeluarkan oleh 2 Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, yaitu:
1. PSAK Konvensional
2. PSAK Syariah
Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga
syariah maupun non lembaga syariah. Pengembangan dengan model PSAK umum
namun berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. PSAK ini tentu akan terus
bertambah dan revisi sesuai kebutuhan perkembangan bisnis dan profesi akuntan.
Setelah terjadi sebuah perubahan harmonisasi menjadi adaptasi, selanjutnya
dilakukan adopsi guna terjadi konvergensi terhadap Internasional Financil
Standards (IFRS). Adopsi dilakukan secara penuh dengan tujuan tercapainya
konvergensi terhadap IFRS sehingga standar akuntansi keuangan dapat
terlaksanakan lebih baik di masa selanjutnya.
Di dalam proses berkembangnya standar akuntansi keuangan, terjadi
beberapa revisi yang dilakukan secara kontinyu, yaitu baik penyusunan ataupun
penambahan dari standar itu sendiri.sejak tahun 1994, telah dilakukan sekitar
enam kali revisi hingga tahun 2007. Di dalam revisi tersebut, ditambahkan
sejumlah standar, yaitu KDPPLK Syariah, 5 PSAK revisi, dan 6 PSAK baru. Saat
ini terdapat 2 KDPPLK, 7 ISAK dan 62 PSAK.
Sejak tahun 1994 hingga 2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke
IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite
Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting
Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia.
Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-
standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar
diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010,
buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar
baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober
1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007,
dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI X di Jakarta ditetapkan
bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika
itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam
perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang
diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar (terjadi pada periode
2006-2008).
Dari revisi tahun 1994 IAI juga telah memutuskan untuk melakukan
harmonisasi standar PSAK kepada International Financial Reporting
Standard (IFRS). Selanjutnya harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi dan
terakhir adopsi tersebut ditujukan dalam bentuk konvergensi
terhadap International Financial Reporting Standard. Program konvergensi
terhadap IFRS tersebut dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi penuh
terhadap standar internasional (IFRS dan IAS).
Salah satu bentuk revisi standar IAI yang berbentuk adopsi standar
international menuju konvergensi dengan IFRS tersebut dilakukan dengan revisi
terakhir yang dilakukan pada tahun 2007. Revisi pada tahun 2007 tersebut
merupakan bagian dari rencana jangka panjang IAI yaitu menuju konvergensi
dengan IFRS sepenuhnya pada tahun 2012.
Skema menuju konvergensi penuh dengan IFRS pada tahun 2012 dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK;
2. Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung
untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;
3. Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis
IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki
akuntabilitas publik.
Revisi tahun 2007 yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang IAI
tersebut menghasilkan revisi 5 PSAK yang merupakan revisi yang ditujukan
untuk konvergensi PSAK dan IFRS serta reformat beberapa PSAK lain dan
penerbitan PSAK baru. PSAK baru yang diterbitkan oleh IAI tersebut merupakan
PSAK yang mengatur mengenai transaksi keuangan dan pencatatannya secara
syariah. PSAK yang direvisi dan ditujukan dalam rangka tujuan konvergensi
PSAK terhadap IFRS adalah:
1. PSAK 16 tentang Properti Investasi
2. PSAK 16 tentang Aset Tetap
3. PSAK 30 tentang Sewa
4. PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan
5. PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK-PSAK hasil revisi tahun 2007 tersebut dikumpulkan dalam buku yang
disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007 dan mulai
berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh sejumlah ilmuwan akuntansi diketahui bahwa
praktik akuntansi sudah ada sejak manusia melakukan kegiatan sosial ekonomi
dan mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan peradaban dan
kebudayaan manusia. Sedangkan, perkembangan praktik dan ilmu akuntansi di
Indonesia dipengaruhi oleh pola Belanda dan Amerika Serikat. Hal ini
ditunjukkan dengan pengadopsian prinsip-prinsip akuntansi dari negara tersebut
yang dilakukan di Indonesia. Namun pada saat ini, harmonisasi standar akuntansi
internasional telah dilakukan oleh sebagian besar negara di dunia termasuk di
Indonesia.
Pemerintah Belanda memperkenalkan sistem pembukuan berpasasangan
kepada Indonesia pada abad ke-17. Sistem ini disebut juga sistem continental atau
tata buku, yang sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi. Tata buku
menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan,
peringkasan, penggolongan, dan aktivitas lain yang bertujuan menciptakan
informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut
kegiatan-kegiatan yang bersifrat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis
dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi.

3.2 Saran
Karena semakin sedikitnya pengetahuan mengenai sejarah dan perkembangan
akuntansi, penulis menyarankan kepada pembaca dan pada umumnya mahasiswa
agar dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi untuk meningkatkan
wawasan keilmuan khususnya tentang akuntansi dan mengumpulkan lebih banyak
lagi referensi untuk sumber bacaan.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2016, November 23). 11 Bidang Bidang Akuntansi – Pengertian beserta


Contohnya. Dipetik Oktober 23, 2018, dari Dosen Akuntansi:
https://dosenakuntansi.com/bidang-bidang-akuntansi

Fransisca, D. (2017, Januari 20). Perkembangan Akuntansi di Indonesia. Dipetik


Oktober 23, 2018, dari Dosen Akuntansi:
https://dosenakuntansi.com/perkembangan-akuntansi

Makruf, S. (2017, Januari 3). Sejarah Akuntansi di Indonesia dan Dunia serta
Perkembanganya. Dipetik Oktober 23, 2018, dari Akuntansi Lengkap:
http://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/lengkap-sejarah-akuntansi-
di-indonesia-dan-dunia-serta-perkembanganya/

Oktavia. (2009). Perkembangan Akuntansi di Indonesia. Jurnal Akuntansi , 81-94.

Prasetya, F. D. (2012). Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi , Vol.1 No.4.

Putri, A. (2010). Perkembangan Akuntansi di Indonesia. JRAK , 38-49.

https://asil4dworld.wordpress.com/2009/05/28/perubahan-standar-akuntansi-di-
indonesia-sampai-dengan-tahun-2008/

http://criticalperspectivesonaccounting.com/wp-content/uploads/2014/06/paper-
cpa-069.pdf

http://yopipazzo.blogspot.com/2014/05/standar-akuntansi-keuangan-dan.html

Anda mungkin juga menyukai