Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

“SEJARAH DAN PEMIKIRAN AKUNTANSI SYARIAH”

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Mutmainah, Ak, MM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

BELLA ANANDA (203030303172)

KHALIFATULLAH (203020303063)

KELAS B

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 24 Agustus 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................

Daftar Isi ....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

1.1 Latar belakang ......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................

2.1 Sejarah Perkembangan Akuntansi Dunia.............................................................

2.2 Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia .......................................................

2.3 Sejarah Akuntansi Syariah ...................................................................................

2.4 Prosedur dan Istilah yang digunakan Dalam Akuntansi Syariah .........................

2.5 Hubungan Akuntansi Modern dan Akuntansi Syariah ........................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................

3.2 Saran ...................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Di dunia ini, tentu saja segala sesuatu itu memiliki sejarahnya masing-masing. Sejarah
sanggatlah penting karena bisa dijadikan sebagai gambaran kehidupan-kehidupan manusia di
masa lampau, dapat menjadi pedoman dalam hidup. Tidak hanya sejarah manusia, sejarah ilmu
akuntansi pun berguna sebagai acuan perkembangan akuntansi dari masa ke masa. Sejarah
akuntansi dapat memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang
akuntansi dan evolusinya. Sejarah akuntansi melakukan peran yang instrumental dalam
memberikan pemahaman yang lebih baik atas permasalahan akuntansi yang terjadi. Berkaitan
dengan praktik yang ada, sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas
praktik yang berlaku dengan melakukan perbandingan terhadap metode yang digunakan di
masa lalu. Akuntansi dapat disebut sebagai profesi yang paling tua di dunia. Hal ini ditunjukkan
dengan berbagai bukti sejarah yang ada.

Penerapan syariat Islam di berbagai bidang terus-menerus mengalami perkembangan.


Dalam bidang keuangan sudah banyak lembaga keuangan yang menerapkan syariat Islam, baik
lembaga keuangan bank maupun non bank. Berbicara tentang lembaga keuangan, akuntansi
merupakan hal yang tidak lepas dari persoalan lembaga keuangan. Dalam sebuah Lembaga
keungan baik bank maupun non bank memerlukan akuntansi untuk pencatatan laporan serta
pengambilan sebuah keputusan.

1.2.Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah di jelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Akuntansi Dunia?

2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia?

3. Bagaimana Sejarah Akuntansi Syariah?

4. Bagaimana Prosedur dan Istilah yang digunakan dalam Akuntansi Syariah?

5. Bagaimana Hubungan Akuntansi Modern dan Akuntansi Syariah?


1.3.Tujuan Penulisan

Dalam penulisan makalah ini para penulis ingin bertujuan untuk mendapatkan berbagai

hal yaitu sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Akuntansi Dunia.

2. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia.

3. Untuk Mengetahui Tentang Sejarah Akuntansi Syariah.

4. Untuk Mengetahui Bagaimana Prosedur dan Istilah yang di Gunakan dalam

Akuntansi Syariah.

5. Untuk Mengetahui Hubungan Antar Akuntansi Modern dan Akuntansi Syariah


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Perkembangan Akuntansi Dunia

• Sejarah Akuntansi Periode Mesir

Pada masa itu pencatatan dilakukan oleh orang-orang pada zaman Mesir kuno di mana
mereka menggunakan metode pencatatan untuk membantu dalam berdagang keluar daerah
negara. Pencatatan dilakukan pada lembaran daun. Hal ini dilakukan pada saat manusia mulai
mengenal uang, metode pencatatan keuangan semakin banyak dikenal. Hal ini terbukti dengan
adanya data sejarah tentang materi pelajaran pencatatan atau pembukuan yang ditulis dalam
bahasa Arab. Mereka menghitung laba atau rugi dengan cara menghitung barang yang dibawa
pada waktu berangkat berlayar dan barang yang dibawa pulang lagi pada saat selesai berlayar.

Maka dari itu perhitungan rugi laba hanya dibuat pada akhir suatu pelayaran. Pada periode
Mesir, bukti sejarah menunjukkan gudang-gudang Mesir masa lalu dijadikan sebagai tempat
penyimpanan barang-barang berharga seperti emas, gandum, permata, tekstil, bahkan hewan
ternak yang menunjukkan adanya pencatatan atas transaksi-transaksi. Berdasarkan kisah
tersebut, dapat diketahui bahwa sistem pencatatan sudah ada sejak dahulu.

• Sejarah Akuntansi Periode Babilonia

Pada masanya ilmuan melakukan pembongkaran ribuan tabel tanah liat di Babilonia.
Didapati hasil dari penelitian tersebut menunjukkan suatu kesaksian yang besar tentang sistem
pembukuan mereka. Dalam sistem akuntansinya, catatan-catatan umum kebanyakan
ditemukan berupa penerimaan tabel-tabel. Tabel-tabel tersebut berisi catatan informasi:

•Berapa jumlah uang dan barang yang diterima

•Nama orang yang memberikannya

•Nama orang yang menerimanya

•Tanggal kejadiannya
Ada juga tabel pengeluaran yang dicatat atas arus keluar dari perusahaan. Tabel pengeluaran
tersebut terdiri dari daftar sejumlah uang dan kekayaan yang dibelanjakan sebagai hasil dari
pengguna internal, pembelian dan kerugian. Tabel pengeluaran kadang diberlakukan sebagai
suatu catatan tentang biaya, laba dan produksi juga dicatat didalam-Nya. Tabel laba biasanya
meliputi:

•Apa laba yang diterima

•Siapa yang menerima

•Alasan-alasan untuk menerima

•Tanggal penerimaan.

Sementara itu untuk tabel produksi terdiri dari daftar sederhana mengenai apa yang dibuat dan
kepada siapa dijual. Sebuah catatan tentang obligasi telah dijaga dan terdiri dari informasi
berikut:

Jumlah dan dasar dari komoditas atau uang yang dipinjamkan

•Tingkat bunga (jika ada)

•Nama debitur

•Nama kreditur

•Waktu pembayaran

•Spesifikasi mengenai metode pembayaran

•Saksi

•Tanggal

• Sejarah Akuntansi Periode China

Akuntansi di China memiliki Sejarah yang Panjang. Fungsi akuntansi dalam hal
pertanggung jawaban dapat dilacak jauh ke belakang hingga tahun 2200 SM selama Dinasti
Hsiu dan sejumlah dokumen menunjukkan bahwa akuntansi digunakan untuk mengukur
kekayaaan dan membandingkan pencapaian di kalangan bangsawan dan Putri-Putri pada
dinasti Xia ( tahun 2000-1500 SM ). Konfusius Muda ( 551-479 SM ) dulunya pernah menjadi
seorang manajer gudang dan tulisanya menebutkan bahwa pekerjaannya meliputi akuntansi
yang seharusnya membuat catatan penerimaan dan pengeluaran setiap harinya. Diantara ajaran-
ajaran Konfusius terdapat keharusan untuk memelihara sejarah dan catatan akuntansi
dipandang sebagai bagian dari sejarah tersebut. Pada Akhir tahun 1970-an,para pemimpin
China mulai untuk Mengubah ekonomi mulai dari perencanaan pusat bergaya soviet menjadi
lebih berorientasi pasar tetapi masih berada di bawah kendali Partai komunis.

Karakteristik utama akuntansi di China saat ini berasal dari pendirian Republic Rakyat China
pada tahun 1949. China menerapkan suatu perekonomian terencana yang sangat terpusat, yang
mencerminkan prinsip-prinsip Marxisme dan pola-pola yang dianut Uni Soviet dimana Negara
mengendalikan hak untuk menggunakan dan distribusi seluruh alat produksi dan
memberlakukan perencanaan dan kendali yang kaku atas perekonomian.Pelaporan Keuangan
Cukup sering dilakukan dan lengkap. Ciri utamanya adalah orientasi manajemen dana yang
mana dana diartikan sebagai properti, barang, dan material yang digunakan selama proses
produksi.

Perekonomian China paling tepat disebut sebagai perekonomian Hibrid ( Campuran ), dimana
Negara mengendalikan komoditas dan industri yang strategis, sementara industri lain serta
sektor komersial dan swasta, diatur oleh sistem yang berorientasi kepada pasar. Dengan adanya
reformasi ekonomi dimana mencakup privatisasi termasuk pengalihan perusahaan milik
Negara menjadi perusahaan perseroan . Perusahaan perseroan China yang mengeluarkan
saham, aturan akuntansi yang baru telah dikembangkan bagi perusahaan-perusahaan yang baru
diprivatisasikan dan perusahaan-perusahaan independen dengan kewajiban terbatas.

• Sejarah Akuntansi Periode Yunani

Pada periode Yunani pemerintah membagi secara adil barang kepada rakyatnya.
Permulaan akuntansi mengawasi keseimbangan, uang masuk, pengeluaran dan berakhir pada
keseimbangan. Pandangan terhadap akuntansi dalam sektor swasta ditawarkan dengan
penemuan di Mesir atas ”zenon papyri” yang merupakan dokumen dari abad ketiga sebelum
Masehi.

Waktu Mesir sebagai provinsi Yunani, di bawah kepemimpinan Alexander Agung, dokumen
itu menghasilkan bukti bahwa adanya akuntansi Yunani abad ke-4 sebelum Masehi. Zenon
adalah administrator saat itu. Setiap departemen bagian diatur oleh seorang supervisor yang
meminjamkan akun sehari-hari dari aktivitas di bawah yurisdiksi. Pengamatan terhadap
dokumen-dokumen tertulis berisikan transaksi, banyak di antara mereka meminjam uang dan
aktiva lainnya yang diterima oleh kepala departemen. Catatan menunjukkan bahwa akun ini
terdiri dari daftar kas dan aktiva lainnya, seperti makanan, minyak, baju dan arus masuk serta
arus keluar. Item yang sama dan total pengeluaran kemudian dikelompokkan bersama di dalam
sebuah paragraf.

2.2. Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia

Akuntansi di Indonesia sudah masuk ke Indonesia sejak zaman kerajaan di masa yang
lalu, seperti kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan Mataram. Zaman kerajaan
dapat disebut menjadi pintu masuk bagi akuntansi untuk berkembang di Indonesia. Sejak tahun
1642, akuntansi mulai diterapkan di Indonesia. Sayangnya, tidak ada bukti yang menguatkan
hal tersebut. Sehingga awal dari penerapan akuntansi modern di Indonesia dimulai ketika masa
Colonial Belanda tepatnya pada tahun 1842 ketika gubernur Belanda dari Hindia-Belanda
mengeluarkan peraturan tentang penerimaan kas, piutang, anggaran untuk garnisun, dan
pengiriman kapal di Batavia dicatat dengan menggunakan jurnal. Jurnal ini adalah buku untuk
mencatat transaksi sebelum ditransfer ke jurnal sesungguhnya. Mereka juga menjelaskan cara
penggunaan dari ledger atau buku besar. Bagaimanapun, Belanda sampai taraf tertentu berhasil
mengubah proses tradisional pengembangan akuntansi ke dalam dominasi kolonial akuntansi,
di mana semua istilah dan tindakan menjadi sasaran tujuan kolonialisme Belanda.

Belanda datang ke Indonesia pada akhir abad ke-16 untuk berdagang dan kemudian
membentuk organisasi maskapai yang bernama VOC ( Vereenigde Oost Indische Compagnie).
Pada tahun 1602 terjadi peleburan 14 maskapai dan tahun1619 membuka cabang di Batavia
dan kota lain di Indonesia. VOC berakhir pada tahun 1799 dan setelah itu kekuasaan diambil
alih oleh Kerajaan Belanda. Sejak itu muncul perusahaan Belanda di Indonesia. Catatan
pembukuan menekankan pada mekanisme debit dan kredit berdasarkan praktik dagang untuk
kepentingan perusahaan Belanda saja. Tetapi sejak Belanda menyerah kepada Jepang pada
tanggal 9 Maret 1942 pada akhirnya jepang merubah segala bentuk sistem akuntansi Belanda.
Sistem yang diubah Jepang adalah sistem administrasi dan kekuatan ekonominya dilucuti, serta
orang-orang Eropa yang saat itu memegang sektor penting untuk dialihkan kepada kepentingan
peperangan. Orang-orang Jepang ditempatkan di posisi manajemen tingkat atas dan orang-
orang Indonesia di posisi menengah dan bawah tanpa mengubah sistem pengetahuan akuntansi
waktu era kolonial Belanda.

Awalnya tidak banyak orang Indonesia yang terjun dalam bidang akuntansi. Kalaupun ada,
pada zaman penjajahan Belanda mereka hanyalah merupakan tenaga-tenaga pembantu ataupun
pelaksana. Orang Indonesia pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah J. D. Massie yang
pada zaman itu diangkat sebagai pemegang buku untuk jawatan akuntan pajak. Pada zaman
pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga khususnya di bidang akuntansi.
Jabatan-jabatan pimpinan di keuangan didominasi sebanyak 90% oleh bangsa Belanda.
Melihat hal itu seorang bernama Bapak Slamet mendirikan kursus-kursus untuk mengisi
jabatan tadi yang didominasi oleh orang-orang Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, sangat dirasakan sekali kekurangan tenaga akuntan. Pada tahun
1947, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Dalam masa
perang kemerdekaan (1945- 1950), kursus- kursus untuk mendidik tenaga di bidang akuntansi
di lanjutkan. Di Indonesia sendiri, pendidikan akuntan dimulai dengan dibukanya jurusan
akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam tahun 1952. Pendirian jurusan
akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini kemudian di ikuti dengan pembukaan
jurusan yang sama di fakultas-fakultas ekonomi di Universitas Padjadjaran tahun 1961,
Universitas Sumatera Utara tahun 1962, Universitas Airlangga tahun 1962, dan Universitas
Gajah Mada tahun 1964.

2.3. Sejarah Akuntansi Syariah

Dari sisi keilmuan akuntansi merupakan ilmu yang mencoba mengubah bukti dan data
menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan
dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal,
pendapatan, beban. Dalam konsep syariah islam, akuntasi dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dasar-dasar hukum yang permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah
Islam dan digunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya.

Dalam penyusunannya akuntansi syariah dan akuntansi konvensioanal memiliki kesamaan


khususnya dalam teknik dan operasionalnya. Seperti dalam bentuk pemakaian buku besar,
sistem pencatatan, proses penyusunan bisa sama. Namun perbedaan akan kembali ketika
membahas subtansi dari isi laporannya, karena berbedanya filosofi.

Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tidak lepas dari perkembangan islam, kewajiban
mencatat transaksi non tunai sebagaimana disebutkan dalam QS. Al- Baqarah: 282 mendorong
umat islam untuk peduli terhadap pencatatan dan menimbulkan tradisi pencatatan di kalangan
umat, dan hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong kerja sama pada zaman
itu. Sejarah membuktikan bahwa ilmu akuntansi telah lama dipraktikkan dalam dunia islam,
seperti istilah jurnal, telah lebih dulu digunakan ketika masa khalifah islam dengan isltilah
“jaridah” untuk buku catatan keuangan. Begitu juga dengan double entry yang ditulis oleh Luca
Pacioli. Dengan begitu kita tau bahwa Islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi karena
Al-Qur’an telah turun pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang
menerbitkan bukunya pada tahun 1494.

Pada abad ke 7 Rasulullah SAW mendirikan Baitul Maal. Fungsinya sebagai penyimpanan
ketika adanya pembayaran wajib zakat dan usur (pajak pertanian dari muslim) dan adanya
perluasan wilayah atau jizia yaitu pajak perlindungan dari non muslim, dan juga adanya kharaj
yaitu pajak pertanian dari non muslim.

• Perkembangan Akuntansi Syariah pada zaman Khalifah

2.3.1. Abu Bakar as-Shiddiq

Pada masa pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan Baitul Maal masih sangat sederhana,
dimana penerimaan dan pengeluaran dilakukan secara seimbang, sehingga hampir tidak pernah
ada sisa.

2.3.2. Umar bin Khattab

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sudah dikenalkan dengan istilah “Diwan”
yaitu tempat dimana pelaksana duduk, bekerja dan dimana akuntansi dicatat dan disimpan yang
berfungsi untuk mengurusi pembayaran gaji. Khalifah Umar menunjukkan bahwa akuntansi
berkembang dari suatu lokasi ke lokasi lain sebagai akibat dari hubungan antar masyarakat.

2.3.3. Utsman bin Affan

Ketika zaman khalifah Utsman, terdapat istilah khittabat al- rasull wa sirr yaitu
memelihara pencatatan rahasia.

2.3.4. Ali bin Abi Thalib

Pada masa pemerintahan sistem administrasi Baitul Maal difokuskan pada pusat dan
lokal yang berjalan baik, surplus pada Baitul Maal dibagikan secara profesional sesuai dengan
ketentuan Rasulallah SAW. Adanya surplus ini menunjukkan bahwa proses pencatatan dan
pelaporan berlangsung dengan baik. Khalifah Ali memiliki konsep tentang pemerintahan,
administrasi umum dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya secara jelas.

• Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia


Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari proses
pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang merupakan landasan awal diterapkannya
ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah. Bank Muamalat merupakan bank syariah
pertama di Indonesia yang lahir karena keinginan masyarakat para pemikir Islam yang ingin
melakukan proses muamalah sesuai dengan ajaran Islam.

Setelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan ketika membuat laporan keuangan. Pada
waktu itu proses akuntansi belum mengacu pada akuntansi yang sesuai dengan syariat Islam.
Akuntansi yang sesuai dengan syariat Islam mulai diterapkan setelah adanya standar akuntansi
perbankan syariah, setelah terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit tentang apa dan
bagaimana akuntansi syariah, dan terbentuknya lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada
akuntansi syariah. Jadi secara historis, sejak tahun 2002 barulah muncul ide pemikiran dan
keberadaan akuntansi syariah, baik secara pengetahuan umum maupun secara teknis. Sebagai
catatan, IAI baru membentuk Komite Akuntansi Syariah di Indonesia.

2.4.Prosedur dan Istilah yang digunakan dalam Akuntansi

• Prosedur / Siklus Akuntansi

Apa saja yang termasuk dalam kegiatan akuntansi? Yaitu pemeriksaan atau audit,
perpajakan, sistem akuntansi, sampai manajemen akuntansi bisnis. Semua kegiatan tersebut
dilakukan berulang secara berkala sehingga menjadi siklus yang disebut Siklus Akuntansi.
Siklus akuntansi adalah proses urutan lengkap prosedur akuntansi dalam urutan yang sesuai
selama setiap periode akuntansi. Proses akuntansi merupakan kombinasi dari serangkaikan
kegiatan yang dimulai ketika transaksi terjadi dan berakhir dengan dimasukkannya dalam
laporan keuangan pada akhir periode akuntansi.

Urutan prosedur akuntansi yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas
informasi akuntansi sering disebut siklus akuntansi. Istilah tersebut menunjukkan bahwa
prosedur ini harus diulang terus menerus untuk memungkinkan bisnis menyiapkan laporan
keuangan baru dengan interval yang bisa dipertanggungjawabkan dan masuk akal. Lalu apa
saja proses yang dilewati dalam siklus akuntansi, yaitu sebagai berikut:

2.4.1. Menganalisis dan mengklasifikasi data seputar kegiatan ekonomi

Mengidentifikasi transaksi dari kegiatan ekonomi adalah langkah pertama dalam proses
akuntansi. Kegiatan ekonomi dianalisis agar dampaknya pada posisi keuangan perusahaan bisa
diketahui. Analisis dan klasifikasi ini memerlukan bukti-bukti dokumen seperti tanda terima,
faktur, jadwal penyusutan, laporan bank, dan lain sebagainya. Dokumen-dokumen itu adalah
bukti bahwa kegiatan ekonomi terjadi secara sungguh-sungguh dan bukan cerita rekaan semata.
Pelaku transaksi juga akan dimintai keterangan agar kegiatan ekonomi benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan untuk kepentingan perusahaan.

2.4.2. Membuat jurnal transaksi

Transaksi yang berdampak pada posisi keuangan perusahaan dicatat dalam jurnal
umum. Jurnal tersebut mencatat transaksi ke dalam beberapa detail. Misalnya seperti debit dan
kredit dalam bentuk moneter dengan tanggal dan deskripsi singkat tentang penyebab kegiatan
ekonomi tertentu. Jurnal transaksi bisa sangat merepotkan karena memerlukan ketelitian dalam
pembuatannya. Perusahaan akan lebih diuntungkan menggunakan software jurnal transaksi di
komputer daripada membuatnya secara manual.

2.4.3. Memasukkan jurnal transaksi ke buku besar

Transaksi yang dicatat dalam jurnal kemudian dipindahkan ke rekening buku besar
perusahaan. Rekening buku besar akan mengklasifikasikan data akuntansi ke dalam kategori
tertentu dan dicatat dalam entri jurnal umum sesuai dengan klasifikasi itu. Banyaknya data
yang dimasukkan ke jurnal umum tergantung pada frekuensi input dari jurnal transaksi ke buku
besar. Klasifikasi dalam buku besar akan memudahkan audit keuangan. Sama seperti jurnal
transaksi, penggunaan software buku besar akan mempermudah proses ini. Begitu ada
ketidakseimbangan aktiva dan pasiva, penelusuran kesalahan akan lebih mudah dilakukan.

2.4.4.Pembuatan neraca percobaan

Neraca percobaan adalah penghitungan antara aktiva dan pasiva sebelum laporan final
keuangan dikeluarkan yang ditandai dengan tutup buku. Tutup buku adalah tahap terakhir dari
aktivitas akuntansi. Pada periode tutup buku, keseimbangan antara aktiva dan pasiva harus bisa
dicapai di mana jumlah transaksi debit sama dengan transaksi kredit. Agar periode tutup buku
dapat dilakukan, maka dilakukan perhitungan neraca percobaan. Bila ada ketidakseimbangan,
maka harus ditelusuri letak kesalahannya sebagai upaya pertanggungjawaban keuangan
perusahaan.

2.4.5.Penyusunan jurnal yang disesuaikan

Bila dalam neraca percobaan ada kesalahan di mana aktiva dan pasiva tidak sama, maka
dibuatlah penyesuaian kembali. Ada tiga penyebab pasti kenapa ketidak seimbangan bisa
terjadi. Pertama, ada pencatatan transaksi yang terlewat atau belum dicatat. Kedua, kesalahan
perhitungan di mana nilai transaksi menjadi besar atau kecil. Penyebab terakhir adalah
penerapan sistem akrual sehingga pencatatan transaksi tidak diakui. Sistem akrual merupakan
metode akuntansi di mana pengeluaran atau pendapatan mendapatkan pengakuan ketika
transaksi benar-benar terjadi. Bukan ketika terjadi perubahan jumlah kas.

2.4.6.Pembuatan ulang neraca percobaan

Fase ini adalah bentuk pengulangan ketika fase nomor empat menemukan
ketidakseimbangan aktiva dan pasiva. Tujuannya melakukan pengecekan ulang apakah
keseimbangan aktiva dan pasiva benar-benar telah terjadi. Bila belum, maka akuntan akan
kembali melakukan fase ke lima hingga keseimbangan neraca dapat dicapai.

2.4.7. Penyusunan laporan keuangan

Setelah neraca menemukan keseimbangan, akuntan akan melangkah pada fase


pembuatan laporan keuangan. Ada empat jenis laporan yang dibuat dalam fase ini yaitu laporan
laba-rugi, neraca, arus kas, dan perubahan modal.

2.4.8. Penutupan buku

Penutupan buku besar dilakukan dengan pelaporan pendapatan dan biaya yang telah
diakumulasikan dalam periode tertentu. Bisa saja periode ini terjadi dalam rentang bulan,
kuartal, semester, atau tahun. Agar rekening pendapatan dan pengeluaran tidak tercampur
dengan periode sebelum atau sesudahnya, akhir periode selalu ditandai dengan saldo nol. Bila
ada selisih jumlah antara pengeluaran dan pendapatan, maka kita bisa menafsirkannya sebagai
untung atau rugi. Bila selisih memiliki nilai positif, maka disebut dengan “laba” dengan
nominal sebesar selisih nilai tersebut. Begitu juga dengan kebalikannya, di mana nilai negatif
akan diakui sebagai “rugi”.

Bila tutup buku sudah dilakukan, maka sudah bisa dipastikan rekening pendapatan dan
pengeluaran akan memiliki nilai “nol”. Hanya saja nilai “nol” tidak berlaku untuk beberapa
pos. Piutang, persediaan, kas, modal, dan aktiva tetap akan dimasukkan ke dalam kelompok
neraca dengan nilai saldo.

2.4.9. Penyesuaian kembali perlu dilakukan

Sebagian besar praktisi akuntansi menerapkan “penyesuaian ulang” sebagai fase


terakhir dalam siklus akuntansi. Penyesuaian ulang bertujuan untuk memastikan setiap kategori
rekening pendapatan dan pengeluaran telah benar-benar ditutup. Selain itu, penyesuaian ulang
juga berfungsi memastikan setiap saldo rekening di semua kelompok neraca sudah menemukan
titik keseimbangan. Keseimbangan saldo adalah kunci untuk membuka buku besar di periode
siklus akuntansi setelahnya.

2.4.10. Pemantauan rekaman reversing entries

Sebenarnya masih ada satu kegiatan lagi yang bisa dilakukan sebelum melangkah
menuju siklus akuntansi lanjutan. Meskipun begitu, kegiatan ini bersifat opsional dan
cenderung banyak orang yang menganggap tidak perlu melakukannya. Kegiatan itu adalah
pemantauan rekaman entri secara terbalik atau reversing entries. Rekaman reversing entries
adalah melakukan pencatatan di hari pertama saat periode siklus akuntansi baru. Tujuannya
adalah menghindari perhitungan ganda pada jumlah ketika transaksi baru terjadi. Terkadang
perhitungan ganda terjadi akibat pencatatan ganda antara transaksi periode baru dengan
lama.Pencatatan ganda akan membebani perhitungan pada akhir periode. Maka ada beberapa
orang yang menganggap pemantauan rekaman reversing entries perlu dilakukan. Tujuan utama
pelaksanaan siklus akuntansi dalam sebuah perusahaan adalah memproses informasi keuangan
sehingga laporan keuangan bisa disampaikan secara rinci di akhir periode. Laporan keuangan
adalah bentuk tanggung jawab keuangan perusahaan oleh tiap-tiap bagian yang menggunakan
kas perusahaan tersebut. Siklus akuntansi akan terus dijalankan selama perusahaan itu berdiri.

Proses siklus akuntansi tidaklah rumit dan cenderung sederhana. Namun secara praktik,
pelaksanaannya bisa menjadi kompleks karena berbagai bentuk aktivitas ekonomi perusahaan
yang berbeda-beda. Tingkat kompleksitas bergantung pada jenis transaksi dari kegiatan usaha
perusahaan. Perlakuan pencatatan akan lebih rumit bila skala perusahaan dan bidang kerjanya
semakin besar. Padahal ketelitian manusia memiliki batasan sehingga pemakaian software
akuntansi adalah keharusan. Kesalahan manusia dapat diminimalisir dengan penggunaan
software tersebut sehingga tersaji laporan akuntansi yang benar-benar akurat.

•Istilah-istilah yang digunakan dalam Akuntansi

Memahami istilah dalam akuntansi sangat diperlukan agar Anda lebih mudah ketika
berhadapan langsung dengan dunianya.

Apalagi jika sebelumnya tidak memiliki pengetahuan mengenai masalah akuntansi, tentunya
akan sangat tidak familiar dengan istilah-istilah yang ada. Untuk itu berikut ini adalah istilah-
istilah akuntansi yang sangat populer di kalangan masyarakat.
2.4.11. Transaksi

Transaksi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh dua pelaku ekonomi atau
lebih dan dapat memberikan dampak pada keuangan.

2.4.12. Kejadian

Seperti arti pada umumnya, dalam akuntansi sering ada istilah kejadian, yakni sebuah
peristiwa yang menjadikan proses transaksi dapat berlangsung.

2.4.13. Jurnal

Jurnal sering kali disebut sebagai buku akuntansi, maksudnya di sanalah tempat segala
aktivitas transaksi telah tercatat. Jurnal sering juga disebut sebagai buku harian dari perusahaan
karena memang segala aktivitas sehari-hari yang terjadi dapat terekam dalam buku tersebut.

2.4.14. Entitas

Gampangnya entitas merupakan sebuah pelaporan yang menyusun laporan tersebut.


entitas di sini bisa diartikan sebagai perusahaan, perseorangan, instansi, dan lembaga bisnis
lainnya.

2.4.15. Akun

Akun merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk mencatat transaksi apapun yang
telah terjadi. Terdapat 5 jenis akun yang sering ada di dalam akuntansi, yakni ekuitas, aset,
beban, liabilitas, dan juga pendapatan.

2.4.16. Buku Besar

Buku besar merupakan kumpulan data yang berisi mengenai akun-akun yang ada, yakni
ekuitas, aset, beban, liabilitas, dan juga pendapatan. Buku besar merupakan lanjutan dari jurnal
akan tetapi lebih dirinci lagi.

2.4.17. Ayat Jurnal

Ayat jurnal merupakan sebuah kegiatan pencatatan dalam buku yang merupakan
langkah dasar. Pencatatan merupakan hasil dari transaksi yang telah dilakukan baik yang
masuk maupun yang telah keluar.

2.4.18. Ayat Jurnal Koreksi


Seperti namanya, ayat jurnal koreksi merupakan sebuah perbaikan buku besar yang
sebelumnya telah dibuat. Terkadang ketika mengoreksi kembali pencatatan yang telah
dilakukan masih saja ditemukan kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki.

2.4.19. Ayat Jurnal Penyesuaian

Melalui ayat jurnal penyesuaian ini kesalahan dapat terlihat dengan jelas. Jurnal ini
dilakukan pada akhir waktu atau ketika tutup buku. Adanya jurnal penyesuaian ini sangat
penting agar laporan keuangan yang telah dibuat dapat benar-benar akurat hasilnya.

2.5.Hubungan Akuntansi Modern dan Akuntansi Syariah

Perkembangan ilmu pengetahuan termasuk sistem pencacatan pada zaman dinasti


Abbasiah (750 M – 1258 M) sudah demikian maju sementara pada kurun waktu tertentu yang
hampir bersamaan , eropa masuk dalam priode The Dark Ages. Dari sini kita dapat melihat
hubungan antara Luca Paciolli dan Akuntansi Islam. Luca paciolli sebagaimana telah
diterangkan bahwa seorang ilmuwan sekaligus juga seorang pengajar di beberapa universitas
italia seperti vanice, milan, florence, dan roma. Untuk itu beliau telah membaca banyak buku
termasuk buku yang telah diterjemahkan hal ini dibuktikan bahwa sejak tahun 1202 M buku-
buku para ilmuwan muslim/arab telah banyak diterjemahkan kebahasa eropa seperti yang
dilakukan oleh Leonardo Fibonacci of pisa dengan judul liber abacci, verba filiorum dan
epistola de proportitione et proportionalitate. Pisa banyak belajar mengenai angka dan bahasa
arab. Sehingga didalam bukunya disebutka bahwa ia menyarankan dan menerangkan manfaat
mengenai angka arab termasuk dalam pencatatan transaksi.

Pada tahun 1429 M angka arab dilarang digunakan dalam pemerintahan italia, luca paciolli
selalu tertarik dalam belajar mengenai angka bahasa arab serta belajar dari alberti seorang ahli
matematika yang belajar dari pemikir arab dan selalu menjadikan karya pisa sebagai rujukan,
tahun 1484 M paciolli pergi dan bertemu dengan temannya onofrio dini florence seorang
pedagang yang suka bepergian ke afrika utara dan kontantinopel sehingga diduga paciolli
mendapat ide tentang double entry tersebut dari temannya ini. Bahkan alfred liber (1968),
mendukung pendapat tersebut bahwa memang ada pengaruh dari pedagang arab pada Italia,
walaupun arab tidak berarti muslim saja.

Alasan teknis yang mendukung hal itu adalah: luca paciolli mengatakan bahwa setiap transaksi
harus dicatat dengan baik dan benar yaitu dengan cara mencatat dua kali di sisi sebelah kredit
dan sisi sebelahnya adalah debit. Dengan artian lain bahwa paciolli menerjemahkan dari hal
tersebut dari bahasa arab yang memang semuanya dimulai dari kanan. Penelitian sejarah
tentang perkembangan akuntansi memang perlu dikaji lebih dalam lagi dan lebih terperinci,
tetapi dalam mengingat masih dipertanyakan bukti- bukti autentik/langsung tentang hal
tersebut sebagaimana diungkapkan oleh napler (2007) hal tersebut tetap dilakukan oleh para
ilmuwan muslim saat ini, dan pembuktian tersebut akan menempuh jalan masih panjang
mengingat bukti-bukti autentik dari zaman dinasti Abbasiah (dengan pusat pemerintahan di
Kufah, Irak) saat ini sudah banyak yang hilang karena perang.

Hubungannya akuntansi modern dengan akuntansi Islam yaitu dimana zaman modern ini
mengikuti dari zaman Islam contohnya buku-buku yang diterjemahkan ke bahasa Eropa dan
mengikuti sistem-sistemnya dan masih saling berhubungan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sejarah awal akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan
menggunakan catatan. Pada abad XIV perhitungan rugi laba telah dilakukan pedagang-
pedagang Genoa dengan cara menghitung harta yang ada pada akhir suatu pelayaran dan
dibandingkan pada saat mereka berangkat. Tonggak sejarah akuntansi dimulai pada tahun 1494
pada saat Lucas Paciolli (Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul “Suma
de Arilhmalica, Proportioni et Proportionaiita.” Dalam buku itu terdapat satu bab, berjudul
‘Tractatus de Computis et Scriptorio” yang berisi cara-cara pembukuan menurut catatan
berpasangan (double book keeping).

Sementara awal perkembangan akuntansi syariah dimulai sejak abad 622 M ketika Rasulullah
yang pada saat itu merupakan pemimpin di negara Madinah, membentuk baitul maal pada abad
ke-7. Kemudian pada pemerintahan Umar bin Khattab terjadi perubahan sistem, dimana
dibentuk diwan yaitu pencatatan di setiap pemasukan dan pengeluaran.

3.2. Saran

Makalah ini masih banyak kekurangan dan menimbulkan banyak pertanyaan. Oleh
karena itu saran dan masukan kami perlukan untuk perbaikan ke depannya. Semoga mendapat
ridho dari Allah swt. setelah membaca makalah yang kami buat dengan dapat memahaminya
dengan mudah. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/akuntansi/mengetahui-sejarah-akuntansi-
lengkap/#:~:text=Sejarah%20akuntansi%20di%20Indonesia%20dinyatakan,menjajakan%20b
arang%20dagangannya%20di%20Indonesia

https://www.wartanusantara.id/2019/08/sejarah-akuntansi-syariah.html?m=1

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/13/090000879/sejarah-akuntansi-di-dunia-dan-
indonesia?page=all#page2

http://www.wartanusantara.id/2019/08/sejarah-akuntansi-syariah.html?m=1

https://finata.id/istilah-dalam-akuntansi/

https://www.jurnal.id/id/blog/proses-dan-siklus-akuntansi-yang-penting-dipahami-pebisnis/

https://zhasriani.blogspot.com/2018/07/sejarah-dan-pemikiran-akuntansi-syariah.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai