Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND

BUDGETING

ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND BUDGETING

Rangkuman Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampu: Dr. Aini Indrijawati, SE., M.Si., Ak., CA.

DISUSUN OLEH:

SAMINTANG (A031191129)

KELAS: AKUNTANSI MANAJEMEN D

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2020

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

A. ACTIVITY BASED MANAGEMENT

Manajer membutuhkan lebih dari sekedar biaya produk yang akurat; mereka
membutuhkan informasi untuk membantu mereka meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan
pengambilan keputusan sehingga mereka dapat menghilangkan ketidakefisienan, redundansi,
birokrasi dan pemborosan. Manajemen biaya berbasis aktivitas (Activity-based Management)
dirancang untuk mencapai tujuan ini dengan berfokus pada kegiatan daripada biaya (Miller,
1993). Penekanannya adalah pada penyediaan informasi yang relevan tentang proses dan
kegiatan bisnis di seluruh organisasi, tidak hanya di lantai produksi. ABM adalah pendekatan
proses bisnis yang berfokus pada kegiatan yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis untuk
mendapatkan barang dan jasa ke pasar. ABM merupakan pendekatan untuk keseluruhan sistem
yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan
meningkatkan kinerja organisasi.
The Chartered Institute of Management Accountants menjelaskan bahwa ABM telah
berkembang sebagian besar berasal dari hasil pekerjaan Consortium for Advanced
Manufacturing-International (CAM-I)1 yang berbasis di Texas. Aplikasi ABM tidak lagi terbatas
pada organisasi manufaktur. Prinsip dan filosofi pemikiran berbasis aktivitas berlaku sama untuk
perusahaan jasa, lembaga pemerintah dan industri proses. Akronim itu sendiri telah berevolusi
dari ABC ke ABCM (Activity-Based Costing Management) menjadi ABM, dan penerapan ABC
berevolusi dari orientasi biaya produk manufaktur menjadi filosofi manajemen dari manajemen
aktivitas yang diterapkan dalam industri dan organisasi selain manufaktur.
ABM memfokuskan pada kegiatan, bukan hanya biaya. Penekanannya ditempatkan pada
penyediaan informasi yang relevan mengenai proses dan kegiatan bisnis di seluruh organisasi,
bukan hanya pabrik. ABM menetapkan kegiatan yang menyediakan informasi bagi manajemen
mengenai efektivitas biaya dari kegiatan mereka (value added dan non-value added); efisiensi di
mana kegiatan dilakukan; penyebab biaya (cost drivers) dan produk atau lini produk yang
mengkonsumsi kegiatan (sumber daya) bisnis (Hansen Mowen, 2012). ABM memungkinkan
manajemen untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang lini bisnis, bauran produk,
proses dan desain produk, layanan apa yang harus ditawarkan, investasi modal, dan penetapan
harga.

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

ABM mendukung keunggulan bisnis dengan menyediakan informasi untuk memfasilitasi


keputusan strategis jangka panjang tentang hal-hal seperti bauran produk dan sourcing. Hal ini
memungkinkan desainer produk untuk memahami dampak dari desain yang berbeda pada biaya
dan fleksibilitas dan kemudian memodifikasi desain mereka sesuai. ABM juga mendukung
pencarian untuk perbaikan berkelanjutan dengan memungkinkan manajemen untuk mendapatkan
wawasan baru dalam kinerja dengan memfokuskan perhatian pada sumber permintaan untuk
kegiatan dan dengan memungkinkan manajemen untuk menciptakan insentif perilaku untuk
meningkatkan satu atau lebih aspek bisnis.

Apa perbedaan antara Activity-Based Costing dan


Activity-Based Management?

ABC telah dikenal sejak lama. ABC telah menjanjikan perusahaan cara baru untuk
memahami biaya dan cara baru untuk membatasi biaya pada penggerak (driving) produk dan
pelanggan. ABC telah digembar-gemborkan sebagai model akuntansi biaya yang akan
membantu manajemen meningkatkan profitabilitas. Dan wajar untuk mengatakan bahwa ABC
dapat melakukan hal tersebut jika:

1. Manajemen memperoleh pemahaman menyeluruh tentang proses bisnis dan perilaku


biayanya selama proses analisis ABC; dan
2. Manajemen menerapkan wawasan yang diperoleh selama pengumpulan fakta dan analisis
ABC untuk meningkatkan pengambilan keputusan di tingkat operasional dan strategis.
Inilah inti dari ABM.
Sederhananya, ABM adalah tindakan ABC (ABC in action).

Dasar ABC

Kegiatan adalah denominator umum horizontal, pandangan organisasi yang berdasarkan


proses (processed-based view of the organisation). Di bagian atas organisasi berbasis proses
(lihat Gambar 1) adalah kebutuhan dan persyaratan pelanggan. Setiap perusahaan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan dan persyaratan ini, ini ditunjukkan di bagian atas model. Proses dan
kegiatan organisasi terdapat di tengah-tengah model. Di bagian bawah model adalah ukuran

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

kinerja organisasi. Proses dan kegiatan adalah sistem saraf pusat organisasi berbasis proses dan
mewakili inti dari apa yang dilakukan organisasi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan
pemegang saham. Seberapa baik organisasi bersaing di tingkat aktivitas dan proses pada
akhirnya akan menentukan kelangsungan hidupnya. Kinerja aktivitas adalah landasan dan
denominator inisiatif perbaikan umum. Manajemen harus fokus pada proses/pandangan
horizontal dari organisasi mereka untuk tetap kompetitif. Aktivitas mewakili tampilan horizontal.
Manajemen berbasis aktivitas adalah alat yang dikembangkan untuk mendukung organisasi
berbasis proses dengan menyediakan informasi dan data yang diperlukan untuk merencanakan,
mengelola, mengendalikan, dan mengarahkan kegiatan bisnis untuk meningkatkan proses,
produk dan layanan, untuk menghilangkan pemborosan dan untuk bisnis eksekutif operasi dan
strategi. Informasi ini menghasilkan output dari sistem informasi ABM.
Organisasi yang merancang dan menerapkan ABM akan menemukan lima output
informasi dasar (lihat Gambar 3):
 Biaya kegiatan dan proses bisnis
 Biaya kegiatan yang tidak bernilai tambah;
 Pengukuran kinerja berdasarkan aktivitas;
 Biaya produk / jasa yang akurat (obyek biaya);
 Cost drivers.

Setiap organisasi membutuhkan informasi untuk membuat keputusan, menetapkan


prioritas, mengalokasikan sumber daya dan memantau tindakan yang diambil. Activity-Based
Costing (ABC) mencakup perspektif akuntansi untuk memberikan informasi biaya yang akurat
dan ABM melakukan perspektif manajerial yang berfokus pada penggunaan informasi yang
dihasilkan oleh ABC untuk mengelola kegiatan dan meningkatkan bisnis. Analisis yang
dilakukan di ABC memberikan informasi keuangan dan non-keuangan yang merupakan dasar
untuk ABM. Hal ini membuat biaya dan informasi operasional (informasi aktivitas) berguna
dengan menyediakan analisis nilai, biaya dan analisis driver aktivitas, dan ukuran kinerja untuk
memulai dan mendukung berbagai upaya perbaikan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan
kualitas keputusan.

Dalam istilah sederhana, ABC digunakan untuk menjawab pertanyaan “Berapa


biayanya?”, sedangkan ABM mengambil suatu proses untuk memahami apa yang menyebabkan

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

biaya terjadi. Menggunakan data ABC, ABM berfokus pada cara mengalihkan dan
meningkatkan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan nilai yang dibuat untuk pelanggan
dan pemangku kepentingan lainnya. Perbedaan utama antara ABC dan ABM adalah:

 ABC berfokus pada pemahaman biaya dan driver mereka; ABM berusaha untuk
mengubahnya;
 ABC dapat memberikan informasi tentang proses, produk, dan kinerja pasar; ABM
menemukan cara untuk meningkatkannya;
 ABC terpusat pada biaya; ABM terletak pada pusat proses manajemen;
 ABC adalah hasil dari analisis statis dari organisasi; ABM tertanam dalam dinamika
perubahan;
 ABC didominasi sejarah dan berfokus pada pengendalian biaya yang ada; ABM mencari
ke depan, mencari cara untuk menghindari biaya yang tidak perlu dan menempatkan
sumber daya yang ada untuk penggunaan maksimum;
 ABC melaporkan hasil operasional dan taktis internal; ABM merupakan strategik, berfokus
pada pemahaman elemen kunci dari nilai dari perspektif pelanggan;
 ABC adalah sumber data penjelas; dan
 ABM memberikan informasi yang bisa ditindaklanjuti.
ABM bukan pengganti untuk inisiatif yang ada seperti Total Quality Management
(TQM), Business Process Redesign (BPR), benchmarking, atau just-in-time (JIT). Informasi
ABM memiliki penggunaan luas dan penerapan dalam organisasi berbasis proses.

Penggunaan dan Manfaat dari ABM

ABM mengacu pada seluruh rangkaian tindakan yang dapat diambil berdasarkan
informasi yang lebih baik dengan informasi ABC. Organisasi menerapkan ABM untuk alasan
yang berbeda. Mereka percaya ABM akan membantu mereka membuat keputusan yang lebih
baik, meningkatkan kinerja, dan menghasilkan lebih banyak uang untuk aset yang disebarkan.

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

ABM digunakan untuk mendukung beragam inisiatif manajemen untuk membantu


organisasi menciptakan nilai lebih bagi pelanggan mereka sekaligus mengurangi biaya operasi.
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan ABM meliputi:

 Identifikasi biaya yang berlebihan


 Analisis biaya value-added dan non-value added
 Perhitungan biaya kualitas berdasarkan unsur/elemen
 Identifikasi kegiatan yang berfokus pada pelanggan
 Analisis kompleksitas biaya
 Identifikasi biaya proses dan dukungan analisis proses
 Pengukuran dampak upaya reengineering
 Pemahaman yang lebih baik tentang cost drivers
 Evaluasi investasi fleksibilitas manufaktur
 Penganggaran berbasis aktivitas (Activity-Based Budgeting).
Analisis Nilai Proses

Analisis nilai proses merupakan dasar dalam activity based management yang berfokus
pada pertanggungjawaban aktivitas yang dapat dilakukan dengan memaksimalkan kinerja sistem
secara luas dan berhubungan dengan biaya dan kinerja individu. Awalnya activity based
management hanyalah sebuah proses yang berbasis pada konsep, namun sekarang adanya
analisis nilai proses dapat mewujudkan activity based management menjadi basis operasional.
Analisis nilai proses merupakan hal yang fundamental bagi akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan aktivitas yang berfokus pada akuntabilitas berbagai aktivitas sebagai ganti pada
biaya serta memaksimalkan kinerja keseluruhan sistem sebagai ganti kinerja individual (Hansen
Mowen, 2012)
Menurut Hansen dan Mowen (2012), model activity based management memiliki dua
dimensi yang dapat diterapkan pada masing-masing perusahaan, yaitu:
 Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya mengenai sumber,
aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki
keakuratan pembebanan biaya. Sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya
dibebankan pada produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

(ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua yang merupakan perkembangan lebih lanjut
dari ABC generasi pertama. ABC generasi pertama adalah sistem penentuan biaya produk
yang terdiri atas dua tahap yaitu: (1) melacak biaya pada berbagai aktivitas, dan (2)
membebankan biaya pada produk. ABC semula diakui sebagai metode untuk
menyempurnakan ketelitian biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan sistem
pengukuran kinerja yang bersifat komprehensif yang digunakan sebagai sumber informasi
utama Activity-Based Management (ABM). ABC generasi kedua adalah metodologi untuk
mengukur dan menyediakan informasi mengenai biaya sumber-sumber, aktivitas-aktivitas,
dan pembebanan biaya pada objek-objek biaya.
 Dimensi Proses
Dimensi proses memberikan informasi tentang aktivitas yang dikerjakan, tujuan
dilakukannya aktivitas, dan seberapa baik aktivitas itu dilakukan. Selain itu, dimensi proses
juga memberikan kemampuan untuk melakukan dan mengukur perbaikan yang
berkelanjutan. Untuk memahami sudut pandang proses yang berkaitan dengan perbaikan
yang berkelanjutan, seorang manajer dalam perusahan perlu untuk memahami analisis nilai
proses (process value analysis).

Analisis Penggerak / Analisis Pemicu

Analisis penggerak merupakan kegiatan/aktivitas mencari penyebab utama biaya aktivitas


yang memiliki input activity maupun output activity. Input activity merupakan sumber daya yang
dibutuhkan oleh aktivitas untuki memproduksi output. Contohnya adalah: ketika akan membuat
program pada computer maka yang menjadi masukannya adalah programmer, computer, printer,
kertas computer, disket, dan lain-lain. Output activity adalah hasil atau produk dari aktivitas/
kegiatan yang dilakukan. Contohnya adalah program computer.
Menurut Baldric (2017), Analisis Pemicu adalah analisis untuk mengetahui akar penyebab
munculnya suatu aktivitas dan diartikan sebagai sebuah usaha untuk memperluas identifikasi
faktor-faktor yang menjadi penyebab biaya aktivitas. Misalnya saja manajemen dapat
mengetahui penyebab munculnya biaya pembuatan program computer setelah melakukan
analisis pemicu.

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

Analisis Aktivitas

Analisis aktivitas merupakan focus utama dalam analisis nilai proses. Analisis Aktivitas
merupakan proses mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengevaluasi aktivitas organisasi
(Baldric, 2017). Analisis ini bisa juga diartikan sebagai suatu analisi yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan menentukan kandungan nilai suatu aktivitas. Perusahaan sebaiknya
melakukan analisis ini berdasarkan kebutuhan produk atau konsumen. Namun, ada beberapa
perusahaan yang melakukan analisis aktivitas dikarenakan (1) memenuhi spesifikasi produk atau
jasa atau untuk memuaskan keinginan konsumen (2) menjaga keberlangsungan usaha perusahaan
(3) menjanjikan manfaat bagi organisasi. Analisis Aktivitas menghasilkan empat output:
1) Aktivitas apa yang dilakukan
2) Jumlah sumber daya yang melakukan aktivitas dilakukan
3) Waktu dan sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan aktivitas
4) Penilaian terhadap aktivitas organisasi, baik organisasi yang memiliki aktivitas bernilai
tambah (value added) atau aktivitas tidak bernilai tambah (nonvalue added)

Pengukuran Kinerja Aktivitas

Pengukuran kinerja aktivitas dapat dilakukan pada bidang keuangan maupun non
keuangan. Pengukuran ini dilakukan untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas dilakukan serta
untuk mengukur seberapa baik hasil yang dicapai. Selain itu, pengukuran kinerja aktivitas ini
juga dirancang untuk mengetahui adanya perbaikan yang berkelanjutan. Menurut Mulyadi
(2015), dalam pengukuran kinerja aktivitas terpusat pada tiga dimensi utama, yaitu:
1) Efisiensi
Efisiensi adalah hubungan antara input dan output yang dihasilkan. Misalnya saja
perusahaan menghasilkan output yang memerlukan biaya sama atau lebih rendah dari
imput yang digunakan. Efisiensi juga bisa diterapkan dalam hubungan antara output

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

dengan jam mesin, efisiensi berapa persen kapasitas mesin yang dipakai untuk
emmproduksi sebuah barang, efisiensi perputaran persediaan suatu barang, efisiensi jumlah
persediaan, dan efisiensi lamanya persediaan yang tersimpan di Gudang. Ukuran efisiensi
ini cenderung bersifat keuangan dan nonkeuangan.
2) Kualitas
Kualitas adalah aktivitas yang benar sejak aktivitas tersebut dilakukan pertama kali dimana
menghasilkan sesuatu produk yang sesuai dengan klasifikasi atau ketentuan. Produk yang
tidak sesuai dengan klasifikasi atau ketentuan tetap harus dicatat. Ukuran kualitas ini
cenderung bersifat keuangan dan nonkeuangan. Contoh dari kualitas adalah: jumlah produk
cacat, jumlah produk cacat dari total produksi, berpara persen kegagalan eksternal, jumlah
sisa bahan atau jumlah bahan yang digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran kualitas
dapat dinilai dengan jumlah kesalahan atau jumlah total permintaan pembelian, jumlah
kesalahan setiap order pembelian.
3) Waktu.
Waktu diperlukan untuk mengukur berapa lama dalam menghasilakn suatu produk. Waktu
yang lebih lama dalam menghasilkan suatu produk biasanya membutuhkan sumber daya
yang lebih banyak dan lebih sedikit kemampuan untuk merespon kebutuhan dari
pelanggan. Ukuran waktu ini cenderung bersifat nonkeuangan.

Implementasi ABM

Menurut Hansen Mowen (2012), activity based management merupakan aktivitas yang


lebih komprehensif dibandingkan activity based costing. ABM menambahkan pandangan proses
pada pendangan biaya dalam ABC. ABM melibatkan ABC serta menggunakannya sebagai
sumber informasi utama yang bertujuan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dengan
menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan mendorong serta
mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan. ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem
yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
1) Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi biaya yang
lebih akurat

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

2) Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-program


pengurangan biaya
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas dan
biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah operasi yang (1) tidak
perlu dan tidak penting (2) perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan (Baldric, 2017)
Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa
aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna, dan nilai yang
dirasakan. Berikut adalah lima langkah yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya
tak bernilai tambah pada perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu
1) Mengidentifikasi aktivitas. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah analisis
aktivitas, yang mengidentifikasi semua aktivitas penting yang dilakukan oleh organisasi.
2) Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah. Tiga kriteria untuk menentukan
aktivitas yang bernilai tambah adalah: Apakah aktivitas tersebut perlu?, apakah aktivitas
tersebut efisien?, apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?
3) Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya. Dalam mengidentifikasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk memahami aktivitas yang
terhubung bersama.
4) Menetapkan ukuran kinerja. Dengan pengukuran kinerja secara terus-menerus dan
membandingkan kinerja dengan tolak ukur.
5) Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah. biaya tak bernilai tambah harus disoroti
pada laporan pusat biaya. Dengan mengidentifikasi akktivitas yang tidak bernilai tambah,
dan melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan proses
dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.
Perusahaan sangatlah penting untuk menerapkan activity based management (ABM) dalam
perusahaanya untuk memperoleh manfaat yang maksimal dari implementasi ABM. Dalam
implementasi sistem ABM, sebaiknya mengikuti langkah-langkah implementasi ABM yang
merupakan bagian dari standar. Menurut Bangladesh Cost Accounting Standars- BACS 20,
Langkah-langkah yang harus dilakukan apabila ingin menerapkan implementasi ABM yaitu:
1) Identifikasi Tujuan Proses
Manajemen harusnya melakukan identifikasi tujuan dari perusahaan dan mengidentifikasi
langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Saat

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

melakukan produksi, manajemen juga harus memperhatikan biaya yang harus dikeluarkan
untuk memproduksi sebuah produk, kualitas yang dihasilkan setiap memproduksi sebuah
barang, serta manajemen juga harus mempertimbangkan layanan-layanan yang ada.
2) Memetakan Proses
Saat akan mengimplementasikan ABM, manajemen diharuskan untuk memetakan proses
dari setiap aktivitas perusahaan dari proses bisnis. Pemetaan setiap proses bisnis ini
bertujuan untuk membantu manajemen agar kegiatan perusahaan menjadi lebih efisien.
3) Kuantifikasi Kegiatan Dalam Proses Bisnis
Manajemen juga harus melakukan kuantifikasi kegiatan dalam proses bisnisnya yaitu
dengan cara mengukur ukuran yang tepat, menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dan
anggaran pendapatan yang masuk, serta kualitas dari setiap produk yang dihasilkan.
4) Identifikasi Aktivitas Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah Manajemen harus
berusaha meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dan mengurangi aktivitas yang tidak
bernilai tambah secara sistematis. Aktivitas bernilai tambah seperti riset pasar, merancang
dan mengembangkan produk, membuat dan menjual produk, serta pelayanan purna jual
produk. Sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah seperti pemeriksaan pekerjaan,
pengerjaan ulang, memindahkan bahan baku dan barang setengah jadi, penjadwalan, waktu
tunggu, dan penyimpanan. Aktivitas ini harus dikurangi kalau mungkin dihapuskan.
5) Analisis Waktu Kritis
Dalam penyusun strategi implementasi ABM, manajemen harus memperhatikan
bagaimana waktu dan biaya saling berpengaruh terhadap proses aktivitas bisnis yang
dijalankan. Analisis ini dilakukan agar perusahaan dapat memproduksi barang sesuai
dengan perkiraan waktu dan sesuai dengan anggaran biaya yang telah ditetapkan oleh
manajemen.
6) Pembandingan Kegiatan Perusahaan
Manajemen tidak bisa menutup mata terhadap persaingan yang ada pada perusahaan. agar
implementasi ABM dapat berjalan maksimal, manajemen harusnya membandingkan
perusahaannya dengan perusahaan lainnya. Hal ini dilakukan agar manajemen tau
bagaimana pesaingnya dan agar mengetahuai bagaimana keadaan pasat saat itu. Sehingga
dapat menentukan langkah strategis yang dapat dilakukan.

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

7) Perbaikan Berkelanjutan dari Kegiatan


Evaluasi diperlukan untuk setiap kegiatan yang telah dilakukan perusahaan. evaluasi ini
dilakukan dengan cara mengreview kegiatan yang telah dilakukan dan mengungkapkan
kesalahan/kegiatan yang tidak sesuai dengan standar atau ketentuan dengan harapan dapat
dijadikan perbaikan agar perusahaan menjadi lebih baik lebih kedepannya.

Ukuran Kinerja Aktivitas

Menurut Baldric (2017), Ukuran kinerja aktivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa
baik manajemen dalam melakukan aktivitas yang seharusnya membuka potensi untuk
melakukannya dengan lebih baik. Banyak ukuran nonkeuangan dalam balanced scorecard yang
juga berlaku dalam tingkat aktivitas, maka pada bagian ini akan menekankan pada berbagai
ukuran keunagan dari kinerja aktivitas. Ukuran keuangan untuk efisiensi aktivitas meliputi:
1) Laporan Biaya Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah
Pelaporan biaya ini merupakan cara untuk meningkatkan efisiensi dalam melakukan
aktivitas. Dalam sistem akuntansi perusahaan seharusnya membedakan antara biaya yang
memiliki nilai tambah dan biaya yang tidak memiliki nilai tambah karena memperbaiki
kinerja aktivitas membutuhkan penghapusan yang tidak mempunyai nilai tambah dan
mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah. Mengetahui biaya yang dapat dihemat
merupakan hal yang penting bagi tujuan strategis. Contohnya adalah: Perusahaan
melakukan penghapusan aktivitas, maka biaya yang dihemat seharusnya dapat ditelusuri
pada produk individual. Penghematan yang dilakukan ini dpaat menghasilkan penurunan
harga bagi pelanggan dan emmbuat perusahaan lebih kompetitif. Manajemen dapat menilai
tingkat ketidak efisienan aktivitas dengan cara membandingkan biaya actual dengan biaya
aktivitas. Hal ini dilakukan untuk perbaikan kedepannya.
2) Pelaporan Tren
Seorang manajer dalam perusahaan selalu ingin mengetahui tindakan-tindakan yang sudah
dilakukan untuk perbaikan aktivitas sudah memberikan hasil atau tidak memberikan hasil.
Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan biaya dari setiap aktivitas setiap periode

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

dengan tujuan agar dapat terjadi pengurangan biaya. Sehingga akan menghasilkan
penurunan pada biaya yang tidak bernilai tambah.
3) Penetapan Standar Kaizen
Penghitungan biaya kaizen mengacu pada pengurangan biaya porduk dan proses yang ada.
Dalam istilah operasional, hal ini diartikan kedalam pengurangan biaya yang tidak bernilai
tambah. Siklus Kaizen dapat digambarkan sebagai berikut:
Plan Do Check Act

Sedangkan siklus pemeliharaan mengikuti aturan:

Standard Do Check Act

Suatu standar dibuat berdasarkan perbaikan dari sebelumnya yang kemudian diambil dan
hasil diperiksa untuk memastikan bahwa kinerja tercapai pada tingkat yang telah
ditentukan. Apabila tidak sesuai dengan tingkat yang ditentukan, maka tindakan korektif
akan diambil untuk mengembalikan kinerja.
4) Benchmarking
Benchmarking adalah penggunaan praktik terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi
kinerja aktivitas. Tujuan dari benchmarking adalah untuk menjadi yang terbaik dalam
melakukan aktivitas dan proses dalam manajemen perusahaan. seharusnya benchmarking
membandingkan perusahaan dengan pesaing atau industri lain (Atkinson, 2012)
5) Life-Cycle Cost Budgeting
Menurut Atkinson (2012), Life-Cycle Cost Budgeting adalah semua biaya yang
berhubungan dengan seluruh siklus hidup sebuah produk. Life-Cycle Cost Budgeting ini
dimulai dengan tahap pengembangan (perencanaan, desain, dan pengujian), tahap produksi
(aktivitas pengubahan bentuk atau konversi), dan pendukung logistik (distribusi, garansi,
dan servis). Life-Cycle Cost Budgeting juga dapat diartikan sebagai biaya daur hidup suatu
produk termasuk biaya pasca pembelian oleh pelanggan yang meliputi operasional,
dukungan, pemeliharaan, dan dan pembuangan. Perhitungan biaya pada Life-Cycle Cost

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

Budgeting menekankan pada manajemen keseluruhan rantai nilai. Rantai nilai adalah
kumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, dan melayani suatu produk. Jadi, manajemen Life-Cycle Cost Budgeting
berfokus pada aktivitas pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk keunggulan bersaing
jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini, manajer harus menyeimbangkan biaya hidup
seluruh produk, metode pengiriman, inovasi, dan berbagai atribut produk termasuk kinerja,
keandalan, kecocokan, ketahanan, dan kualitas yang dimiliki.

B. ACTIVITY BASED JUST IN TIME


A. Definisi JIT
Filosofi paling sederhana dari JIT adalah memperoleh kuantitas yang tepat atas barang
pada waktu dan tempat yang tepat (Reid & Sanders, 2007). Filosofi yang mendasari JIT
adalah untuk menghilangkan “sampah” dari proses bisnis sehingga akan tercipta proses
bisnis yang efisien yang mampu menekan biaya produksi atau mengoptimalkan kualitas
produk dalam rangka memenuhi keinginan pelanggan. “Sampah” yang dimaksud untuk
dihilangkan dari proses bisnis tersebut antara lain adalah persediaan, waktu tunggu,
pergerakan yang berlebihan, bahan sisa/pengerjaan ulang, dan barang yang
dikembalikan pelanggan.
B. Elemen dan Komponen Kunci JIT

1. Elemen JIT

a. Penghargaan terhadap karyawan

b. Total Quality Manajemen

c. JIT Manufacturing (Pengurangan persediaan)

2. Komponen Kunci JIT

a. Penghilangan sampah

Sampah adalah segala sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah.

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

b. Pandangan luas atas operasi

Setiap karyawan harus memiliki gambaran yang lengkap atas proses produksi sehingga
memahami peran pentingnya dalam proses tersebut.

c. Kesederhanaan

JIT menawarkan solusi sederhana sehingga mudah dipahami oleh seluruh karyawan.

d. Perbaikan berkelanjutan

JIT berprinsip untuk meningkatkan kualitas produk.

e. Visibilitas

Visibilitas memungkinkan terlihatnya seluruh sampah-sampah yang ada. JIT


menekanakan pada lingkungan bisnis yang rapi dan bersih sehingga operasi dapat
berjalan dengan lancar.

f. Flesibilitias

Fleksibilitas dalam kemampuan berproduksi sehingga mampu memenuhi berbagai


macam kebutuhan pelanggan.

C. Sarana dan Keuntungan JIT

1. Sarana JIT

a. Pull System

Produksi didasarkan pada pesanan pelanggan.

b. Leveling Production

Levelung production dilaksanakan untuk menjaga proses produksi yang lancar dan
memaksimalkan utilisasi mesin. Adanya leveling production akan dapat mengurangi
efek buruk adanya kemacetan dalam satu proses tertentu (misalnya sebagai akibat
kerusakan mesin dll).

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

c. Flexible resources

Flexible resources meliputi SDM maupun sarana dan prasana yang fleksibel untuk
memenuhi setiap kebutuhan pelanggan.

d. Cell manufacturing

Merupakan tata letak karyawan dan sarana prasarana yang akan memperlancar proses
produksi.

e. TQM System
Adanya penjagaan kualitas produk secara menyeluruh pada setiap rangkaian proses.

2. Keuntungan JIT
a. Pengurangan persediaan
b. Peningkatan kualitas produk
c. Pengurangan kebutuhan tempat
d. Pengurangan waktu tunggu
e. Pengurangan biaya produksi
f. Peningkatan produktivitas
g. Peningkatan utilisasi mesin
h. Peningkatan fleksibilitas

B. Total Quality Management (TQM)


Komponen dari TQM adalah
1. Pembelajaran (training)
2. Perbaikan terus-menerus (continous improvement)
3. Audit
4. Document management

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

C. Biaya Terkait dengan Kualitas Produk yang Buruk


1. Kehilangan pelanggan
2. Kehilangan penjualan
3. Kerusakan reputasi
4. Penurunan produktivitas
5. Peningkatan biaya garansi
6. Peningkatan biaya perbaikan ulang atau pun desain ulang
7. Dll
D. Sumber Daya Manusia dalam JIT
Penghargaan terhadap SDM merupakan aspek penting dalam JIT. Pengabaian SDM
akan membuat pengalaman, bakat, dan kreativitas yang dimilikinya pun terabaikan.
SDM merupakan elemen utama dalam menciptakan perbaikan terus-menerus.
E. Syarat-syarat Implementasi JIT
1. Harga material yang konstan
2. Lini produksi yang kecil
3. Permintaan atas produk yang konstan dan linera
4. Lokasi vendor yang berdekatan dengan pabrik

C. ACTIVITY BASED BUDGETING

A. Peran Penganggaran dalam Perencanaan dan Pengendalian


Pengganggaran memainkan peranan yang krusial dalam proses perencanaan dan
pengendalian. Perencanaan mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang dibutuhkan
dalam mencapai tujuan tersebut. Sedangkan anggaran merupakan pernyataan
kuantitatif dari rencana tersebut dalam bentuk fisik maupun finansial. Anggaran
dapat berperan sebagai kontrol, yaitu menjadi standar, menerima feedback dari
realisasi, serta memberikan tindakan korektif atas penyimpangan dari standar
tersebut. Pernanan penganggaran dalam perencanaan dan pengendalian adalah
sebagaimana ilustrasi berikut.

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

B. Karakteristik ABB
1. Manfaat penganggaran
a. Anggaran memacu manajemen untuk berpikir tentang masa depan
b. Anggaran menjadi standar untuk mengukur kinerja selanjutnya
c. Anggaran menjadi sarana koordinasi berbagai upaya untuk mencapai tujuan
perusahaan

2. Kelemahan penganggaran
a. Cenderung bersifat top-down sehingga tidak relevan dengan kebutuhan
organisasi yang adaptif terhadap perubahan

a. Hanya berfokus kepada kontrol dan cenderung mengabaikan penciptaan


rencana strategis
b. Terkadang alokasi sumber daya perusahaan didasarkan pada hal-hal politis,
bukan pada rencana strategis.

3. Jenis-jenis anggaran
a. Anggaran tradisional: line item
b. Anggaran fleksibel: mengklasifikasikan line item ke dalam biaya tetap dan

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

variabel
c. Anggaran berbasis aktivitas: mendasarkan pada ABC sebagai sumber data
utama

4. Anggaran berbasis aktivitas


Keuntungan anggaran berbasis aktivitas adalah
a. Mampu mengidentifikasi situasi yang membutuhkan kapasitas baru – baik
sarana prasarana maupun SDM – sebagai akibat peningkatan aktivitas
b. Mempu mengidentifikasi biaya yang akan datang dengan lebih akurat.

ABB merupakan kebalikan dari proses ABC. Perbandingan keduanya


digambarkan dalam diagram berikut.

Oleh karena itu, langkah-langkah dalam menyusun ABB adalah:


1. Menentukan output yang ingin dicapai
2. Menentukan jenis aktivitas dan pemicu aktivitas yang dibutuhkan dalam
mencapai output tersebut
3. Menentukan kapasitas aktivitas yang telah diidentifikasi dalam nomor 2.
4. Menentukan biaya dari aktivitas yang telah diidentifikasi dan ditentukan
dalam langkah 2 dan 3.

SAMINTANG A031191129
AKUNTANSI MANAJEMEN: ACTIVITY BASED MANAGEMENT, JUST IN TIME, AND
BUDGETING

DAFTAR PUSTAKA

Hazna, Aziza. (2019). Activity Based Management. Diakses dari


https://www.academia.edu/36811839/ pada Senin, 9 November 2020 Pukul 09:00 WITA.

Sutopo Sidiq, Danar. (2015). Just In Time, Activity Based Management, Activity Based Budg-
eting.Diakses dari https://www.academia.edu/15988863/ pada Senin, 9 November 2020
Pukul 09:10 WITA.

SAMINTANG A031191129

Anda mungkin juga menyukai