Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DIKSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Oleh Dosen Pengampuh : Sari Hidayati, M.Pd

Oleh:

ARSYA MARDINA : 2320203874230018


MUH. TAUFIK ISMAIL : 2320203874230020
INTAN NURAINI : 2320203874230002

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS HUKUM ISLAM DAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan atas

llmpahan Rahmat dan Hidayah-Nyalah, sehingga kamiidapat menyelesaikan

Makalah dengan judul Diksi. Shalawat berangkaiakan salam semoga tetap

tercurakan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan

pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.

Dengan tersusunnya Makalah ini semoga dapat berguna bagi kami semua

dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia .Semoga segala yang

tertuang dalam Makalah ini bisa memberi manfaat bagi penulis maupun bagi para

pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan

dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa

menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat

banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Adanya kritik serta saran
yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk segala

langkah-langkah perbaikan makalah kami selanjutnya.

Pada akhirnya hanyalah kepada Allah SWT dikembalikan

segalanya, sebabsesungguhnya hanya milik-Nyalah semata segala kesempurnaan.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Parepare, 17 Oktober 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

..................................................................................................................

B. Rumusan Masalah
..................................................................................................................

C. Tujuan Makalah

..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi
..................................................................................................................

B. Ketepatan Diksi

..................................................................................................................

C. Kesesuaian Diksi

..................................................................................................................

iii
D. Perubahan Makna

..................................................................................................................

E. Makna Denotatif dan Makna Konotatif

..................................................................................................................

F. Kata Umum dan Kata Khusus

..................................................................................................................

G. Kata Konkret dan Kata Abstrak

..................................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

..................................................................................................................

10

DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................

11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,

klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan

tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam

upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa

Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat

mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk

berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata

sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang.

Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-

kaidah yang benar. Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan


ide-ide dalam bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif)

serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan

(ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan

grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam

mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari

diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat

diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan

ketidakjelasan makna. Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk

memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata


akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan

2
kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara

penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan

kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi

untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan

adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih

runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar

tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Diksi ?

2. Bagaimana Ketetapan Diksi?

3. Bagaimana Kesesuaian Diksi ?

4. Bagaimana Perubahan Makna ?

5. Apa Yang di Maksud Makna Denotatif dan Makna Konotatif ?

6. Apa Yang di Maksud Kata Umum dan Kata Khusus ?

7. Apa Yang di Maksud Kata Konkret dan Kata Abstrak ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Diksi

2. Untuk Mengetahui Ketetapan Diksi

3. Untuk Mengetahui Kesesuaian Diksi

4. Untuk Mengetahui Perubahan Makna

5. Untuk Mengetahui Makna Denotatif dan Makna Konotatif

6. Untuk Mengetahui Kata Umum dan Kata Khusus

7. Untuk Mengetahui Kata Konkret dan Kata Abstrak

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi

Pengertian diksi atau pilihan kata jauh lebih luas dari apa yang

dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan

untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu

ide atau gagasan, tapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan

ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan

atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbrntuk

ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi berkaitan

dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang

memiliki nilai artistik yang tinggi.

Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum

digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat

didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti

kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata

dan gaya.

Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi

adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam

berbicara di dalam karang mengarang.

Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng
tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan

4
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi

berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-

menulis, serta tutur sapa.

B. Ketepatan Diksi

Ketepatan adalah kamampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan

yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan

atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara

harus berusaha secermat mungkin memilih kata-kata untuk mencapai magsud

tertentu. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.

Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata untuk

mencapai ketepatan pilihan katanya itu.

1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.

Dari kedua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia

harus menetapkan mana yang akan dipergunakannya untuk mencapai

magsudnya. Kalau hanya pengertian dasar yang diinginkannnya, ia harus

memilih kata yang denotatif, kalau ia menghendaki reaksi emosional tertentu,


ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang akan

dicapainya itu.

2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.

Kata-kata bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling

melengkapi. Sebab itu, penulis atau pembicara harus hati-hati memilih kata

dari sekian sinonim yang ada, untuk menyampaikan apa yang diinginkannya,

sehingga tidak timbul interpretasi yang berlainan.

3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.

Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip


ejaannya itu, maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu

5
salah paham. Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu misalnya : bahwa-

bawah-bawa, proposisi-preposisi, korparasi- koperasi, dan sebagainya.

4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.

Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan

masyarakat. Pemkembahan bahasa pertama-tama tampak dari pertambahan

jumlah kata baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa setiap orang boleh

menciptakan kata baru seenaknya. Kata baru biasanya muncul untuk pertama

kali karna dipakai oleh orang-orang terkenal atau pengarang terkenal. Bila

anggota masyarakat lainnya menerima kata itu, maka lama-kelamaan kata itu

akan menjadi milik masyarakat. Neologisme atau kata baru atau

penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan fungsi yang baru termasuk

dalam kelompok ini. 5. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing,

terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut.

Perhatikan penggunaan : idiom-idiomatic, progres-progresif, kultur-kultural,

dan sebagainya.

6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara


tepat.

7. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara

idiomatis :

ingat akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap akan, mengharapkan

bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu

bukan membahayakan bagi sesuatu; takut akan, menakuti sesuatu (lokatif).

8. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus

membedakan kata umum dan kata khusus.

Kata umum digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang


umum, sedangkan kata khusus digunakan untuk seluk beluknya atau

6
perinciannya. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu dari pada

kata umum.

9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata

yang sudah dikenal.

10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

C. Kesuaian Diksi

"Diksi" merujuk pada pemilihan kata-kata dan gaya bahasa yang digunakan

dalam menulis atau berbicara. Kesesuaian diksi sangat penting karena dapat

mempengaruhi cara pesan disampaikan dan bagaimana pesan diterima oleh

audiens. j

Kesesuaian diksi mencakup beberapa aspek:

1. Tujuan Komunikasi:

• Formal vs. Informal: Diksi yang formal digunakan dalam situasi

resmi atau profesional, seperti surat resmi atau presentasi. Sebaliknya,

diksi informal lebih sesuai dalam percakapan sehari-hari atau tulisan-

tulisan santai.
• Pendidikan Audiens: Diksi harus disesuaikan dengan tingkat

pendidikan audiens. Penggunaan kata-kata rumit mungkin sesuai dalam

konteks akademis, sedangkan dalam konteks umum, sebaiknya hindari

jargon yang sulit dimengerti.

2. Konteks Budaya dan Sosial:

• Budaya Lokal: Istilah atau frasa tertentu dapat memiliki makna

berbeda dalam budaya yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk

memilih kata-kata yang diakui dan dipahami oleh audiens target.

7
• Situasi Sosial: Dalam situasi formal atau resmi, diksi harus sopan dan

menghormati norma-norma sosial. Dalam situasi informal, kata-kata

yang lebih santai dan akrab dapat digunakan.

3. Emosi dan Gaya Penulisan:

mbiraan, kekesalan, atau kebingungan. Kata-kata yang dipilih harus sesuai

dengan perasaan yang ingin disampaikan.

Gaya Penulisan: Diksi juga dapat mencerminkan gaya penulisan penulis.

Penggunaan kata-kata kreatif, metafora, atau perumpamaan adalah contoh dari

diksi yang berkontribusi pada gaya penulisan tertentu.

4. Tujuan Komunikasi dan Reaksi Audiens:

Tujuan Komunikasi: Pesan yang ingin disampaikan mempengaruhi pemilihan

kata-kata. Apakah pesan tersebut informatif, persuasif, atau menghibur akan

memengaruhi diksi yang digunakan.

Reaksi Audiens: Penulis harus mempertimbangkan bagaimana audiens

kemungkinan akan merespons kata-kata yang dipilih. Diksi yang dianggap

merendahkan atau tidak hormat dapat menciptakan reaksi negatif dari audiens.
Kesesuaian diksi adalah kunci untuk memastikan bahwa pesan disampaikan

dengan jelas, efektif, dan sesuai dengan konteksnya. Pemilihan kata-kata yang

tepat membantu membangun hubungan yang baik dengan audiens dan

mengkomunikasikan ide dengan efektif.

D. Perubahan Makna

Perubahan makna merujuk pada perubahan arti kata, frasa, atau kalimat

dari waktu ke waktu atau berdasarkan konteks tertentu. Perubahan makna

adalah fenomena alami dalam bahasa dan sering kali dipengaruhi oleh

perubahan sosial, budaya, atau perkembangan dalam masyarakat. Beberapa


jenis perubahan makna meliputi:

8
1. Pergeseran Semantik:

Pergeseran Meluas (Broadening): Arti suatu kata meluas untuk mencakup

lebih banyak konsep daripada sebelumnya. Contohnya, kata "mouse"

awalnya merujuk hanya pada hewan, tetapi sekarang juga merujuk pada

perangkat input komputer.

Persempitan Makna (Narrowing): Sebaliknya, makna suatu kata menjadi

lebih spesifik. Misalnya, kata "meat" dulunya merujuk pada makanan

umum, tetapi sekarang lebih spesifik merujuk pada daging hewan.

2. Perubahan Semantik Melalui Derivasi:

Afiksasi: Penambahan awalan, akhiran, atau infiks pada kata dapat

mengubah maknanya. Contohnya, kata kerja "help" berubah menjadi

"helpful" (berguna) dengan menambahkan akhiran "-ful".

Komposisi: Menggabungkan dua kata untuk membentuk kata baru, seperti

"bookmark" (tandai halaman) yang terdiri dari kata "book" dan "mark".

3. Perubahan Semantik Melalui Konteks:


Konotasi: Arti konotatif suatu kata berkaitan dengan asosiasi emosional atau

nilai-nilai yang terkait dengannya. Misalnya, kata "snake" (ular) dapat

memiliki konotasi negatif dalam konteks tertentu.

Konteks Gramatikal: Makna suatu kata atau kalimat dapat berubah

berdasarkan peran gramatikalnya dalam kalimat. Misalnya, kata "light"

dapat menjadi kata benda (lampu) atau kata sifat (ringan) tergantung pada

konteksnya.

4. Perubahan Semantik Melalui Sosial dan Budaya:

9
Eufemisme: Perubahan makna untuk membuat kata atau frasa lebih sopan

atau kurang menghina. Misalnya, istilah "passed away" (meninggal dunia)

digunakan sebagai eufemisme untuk "died" (mati).

Kata-kata Slang: Bahasa slang sering kali menciptakan makna baru untuk

kata-kata yang sudah ada. Kata-kata ini mungkin hanya dipahami oleh

kelompok tertentu atau dalam konteks tertentu.

Perubahan makna adalah bagian alami dari perkembangan bahasa dan

mencerminkan dinamika budaya dan sosial yang terus berubah. Oleh karena

itu, dalam memahami bahasa, penting untuk memahami konteks dan sejarah

yang melingkupi kata-kata dan frasa.

E. Makna Denotatif dan Makna Konotatif

7 pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Makna konotasi juga

dapat berubah dari waktu ke waktu. Contoh: “Prabowo Hatta dan Jokowi Kalla

berebut kursi presiden.” Kalimat tersebut tidak menunjukan makna bahwa

Prabowo dan Jokowi Kalla tarik-menarik kursi. Karena kata kursi berarti

jabatan presiden. Makna konotatif dan denotatif berhubungan erat dengan

kebutuhan pemakaian bahasa. Makna denotatif ialah arti harfiah suatu kata

tanpa ada suatu makna yang menyertainya, sedangkan makna konotatif

adalah makna yang mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain

yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna konotatif
lebih bersifat pribadi dan khusus, sedangkan denotatif maknanya umum.

10
Kalimat dibawah ini menunjukan hal itu. Dia adalah wanita manis (konotatif).

Dia adalah wanita cantik (denotatif). Kata cantik lebih umum daripada kata

manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum seorang wanita. Akan

tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang bersifat memukau

perasaan kita. Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula bersifat

jelek. Kata- kata yang berkonotasi jelek dapat kita sebutkan seperti kata

tolol (lebih jelek daripada bodoh ), mampus (lebih jelek daripada mati),

dan gubuk (lebih jelek daripada rumah). Di pahak lain, kata-kata itu dapat

mengandung arti kiasan yang terjadi dari makna denotative referen lain. Makna

yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya akan ganda sehingga

kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal ini. Perhatikan contoh

dibawah ini: Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk

memperoleh kepercayaan masyarakat. Kata membanting tulang (yang

mengambil suatu

8 denotatif kata pekerjaan membanting sebuah tulang) mengandung makna

“bekerja keras” yang mengandung sebuah kiasan. Kata membanting tulang


dapat kita masukan dalam golongan kata yang bermakna konotatif.

F. Kata Umum dan Kata Khusus

Kata umum (umumnya dikenal sebagai kata benda umum) dan kata khusus

(umumnya dikenal sebagai kata benda khusus) adalah dua kategori kata benda

dalam bahasa yang membedakan objek atau konsep apa yang diwakili oleh kata

tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai keduanya:

1. Kata Umum (Kata Benda Umum):

11
Definisi: Kata umum adalah kata benda yang merujuk pada objek atau konsep

yang umum dan bersifat generik. Ini tidak merujuk pada sesuatu yang spesifik

atau individual.

Contoh:

Hewan: anjing, kucing, burung.

Benda: meja, kursi, buku.

Pekerjaan: dokter, guru, sopir.

Penggunaan: Kata umum digunakan ketika berbicara tentang jenis atau

kategori umum dari objek atau konsep. Misalnya, "Saya suka membaca buku"

(buku disini adalah kata umum, merujuk pada buku secara keseluruhan, bukan

buku spesifik).

2. Kata Khusus (Kata Benda Khusus):

Definisi: Kata khusus adalah kata benda yang merujuk pada objek atau konsep
yang spesifik, individual, atau unik. Ini merujuk pada sesuatu yang dapat

diidentifikasi dengan jelas dan terbatas.

Contoh:

Hewan: anjingku Rocky, kucing tetangga, burung di taman.

Benda: meja di ruang tamu, kursi kayu, buku harry potter.

Pekerjaan: dokter Ani, guru Bahasa Inggris, sopir taksi biru.

Penggunaan: Kata khusus digunakan ketika berbicara tentang sesuatu yang


memiliki identitas atau karakteristik yang unik. Misalnya, "Saya menyukai

12
buku 'Harry Potter dan Batu Bertuah'" (buku ini adalah kata khusus, merujuk

pada buku spesifik).

Penting untuk memahami perbedaan antara kata umum dan kata khusus karena

ini mempengaruhi bagaimana kita menggambarkan atau merujuk pada objek,

orang, atau konsep dalam bahasa sehari-hari. Penggunaan yang tepat dari kata-

kata ini memastikan komunikasi yang jelas dan efektif.

G. Kata Konkret dan Kata Abstrak

Kata konkret dan kata abstrak adalah dua jenis kata yang merujuk pada objek

atau konsep dengan sifat yang berbeda dalam bahasa. Berikut adalah

penjelasan mengenai keduanya:

1. Kata Konkret:

Definisi: Kata konkret merujuk pada objek atau hal yang dapat dilihat,

didengar, diraba, dicium, atau diidentifikasi melalui indera manusia. Objek

ini nyata dan dapat diwujudkan dalam dunia fisik.

Contoh:

Benda: meja, kursi, buku, pohon.

Hewan: anjing, kucing, burung, gajah.

Benda Alam: gunung, sungai, bunga, matahari.

Penggunaan: Kata konkret digunakan untuk merujuk pada objek fisik atau

hal-hal yang memiliki bentuk fisik dan dapat diidentifikasi secara langsung

melalui indera manusia.

13
2. Kata Abstrak:

Definisi: Kata abstrak merujuk pada ide, konsep, perasaan, atau kualitas yang

tidak memiliki bentuk fisik dan tidak dapat dilihat, diraba, atau didengar.

Objek ini bersifat non-fisik dan eksis dalam pikiran atau emosi manusia.

Contoh:

Perasaan: cinta, kebahagiaan, kecemasan, kekecewaan.

Idea/Konsep: keadilan, kebebasan, demokrasi, cinta kasih.

Kualitas: kecantikan, keberanian, kebijaksanaan, kejujuran.

Penggunaan: Kata abstrak digunakan untuk merujuk pada ide, konsep, atau

perasaan yang tidak memiliki bentuk fisik. Kata-kata ini menggambarkan hal-

hal yang lebih kompleks dan sering kali memerlukan interpretasi dan

pemahaman yang mendalam.

Perbedaan Utama:
Kata Konkret: Merujuk pada objek atau hal fisik yang dapat diidentifikasi

melalui indera manusia.

Kata Abstrak: Merujuk pada ide, konsep, perasaan, atau kualitas yang bersifat

non-fisik dan eksis dalam pikiran atau emosi manusia.

Pemahaman perbedaan antara kata konkret dan kata abstrak membantu orang

berkomunikasi dengan jelas dan efektif, karena masing-masing jenis kata

menggambarkan kategori konsep atau objek yang berbeda dalam bahasa.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih

kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis,

sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara

atau penulis.Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama

pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam


pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan

yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat

dipahami dengan baik. Kata yang tepat akan membantu seseorang

mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan

maupun dengan tulisan. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang

mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam

bidang tertentu.Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin

menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar


pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

15
B. Saran

Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih mendalam tentang diksi

atau pemilihan kata, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini

dapat bermanfaat bagi pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca

karya ilmiah ini. Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami

lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan

berbudi pekerti yang baik. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini

masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak,

untuk dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta.

Moeliono, Anton, 1991. Santun bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugono, Dendy, 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta.


https://www.merdeka.com/jabar/diksi-adalah-pilihan-kata-ketahui-tujuan-fungsi-
dan-ciri-cirinya-kln.html https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-
diksi.html https://hot.liputan6.com/read/4386506/diksi-adalah-pilihan-kata-
kenali-ciri-ciri- jenis-dan-fungsinya

17

Anda mungkin juga menyukai