Anda di halaman 1dari 16

Penulisan Kata 2

( Partikel, Singkatan dan Akronim, Angka dan Bilangan, Kata Ganti, Kata Sandang)
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu: Nahnu Robid Jiwandono M.Pd.

oleh:
1. Nabila Balqis Ananda Irawan (2201026003)
2. Nita Putri Apriliyani (2201026019)
3. Ahmad Ziyaul Khak (2201026040)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekedar
pengetahuan bahasa, melainkan sebagai pengemban fungsi untuk menjadi sumber
aktaulisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Seringkali kita
mengabaikan cara penulisan kata singkatan, penggunaan kata sandang, angka dan bilangan,
dan partikel. Kita akan mengetahui bagaimana cara penulisan kata yang benar sesuai
Penulisan Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Partikel, Singkatan dan Akronim, Angka dan Bilangan, Kata
Ganti, Kata Sandang?

C. Tujuan Penulisan
Untuk memahami penjelasan mengenai Partikel, Singkatan dan Akronim, Angka dan
Bilangan, Kata Ganti, Kata Sandang.
PEMBAHASAN
A. Partikel
Partikel menurut KBBI adalah unsur butir (dasar) benda atau bagian benda yang sangat
kecil dan berdimensi; materi yang sangat kecil, seperti butir pasir, elektron, atom, atau
molekul1. Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki makna gramatikal
dan tidak memiliki makna leksikal. Partikel ini ditentukan oleh hubungannya dengan kata lain
dalam kalimat atau klausa dan tidak dapat digunakan secara mandiri atau berdiri sendiri.
Dalam tata cara penulisan kata bahasa Indonesia penulisan partikel terbagi menjadi 3
jenis, di antaranya2 :
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
• Bacalah buku itu baik-baik!
• Jadilah orang yang baik!
• Apakah yang tersirat dalam surat itu?
• Bolehkah aku meminta makananmu?
• Apatah gunanya bersedih?
• Sudah tibatah aku pada waktu terpenting dalam hidup?

2. Partikel pun ditulis secara terpisah dengan kata yang mendahuluinya.


Misalnya:
• Saya pun tidak tahu jika hari ini perkuliahan libur.
• Setelah menghabiskan makanan, dia pun pergi.
• Siapa pun bisa menggunakan fasilitas itu.
• Apa pun permasalahan yang muncul, dia bisa mengatasinya dengan bijaksana.

Penulisan pun yang termasuk kata konjungsi harus digabung, seperti meskipun,
walaupun, adapun, kalaupun, sekalipun, dsb.
• Meskipun di luar hujan, Ayu tetap berangkat kuliah.
• Damar tetap bersemangat, walaupun terlihat lelah.
• Jalan raya sangat macet hari ini, adapun penyebabnya karena kecelakaan
tunggal.

3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis secara terpisah dengan kata
yang mengikutinya.
Misalnya:
• Obat tersebut harus dikonsumsi sebanyak tiga tablet per harinya.
• Harga beras akan naik per 1 Januari
• Mahasiswa mulai masuk ke ruang kelas satu per satu.

1
KBBI Daring, s.v “partikel”, diaksees dari https://kbbi.web.id/, pada 13 Maret 2023, pukul 20:30.
2
Runaningsih, Endang, dkk. (2022). Bahasa Indonesia, Terampil Menulis Karya Ilmiah. Semarang: Pusat
Pengembangan Bahasa UIN Walisongo. hlm. 27
B. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih, bisa juga diartikan sebagai kata yang diambil dari huruf pertama dari kata yang
singkat. Suatu gabungan dari beberapa suku kata menjadi satu kalimat.

Singkatan menurut PUEBI II diklasifikasikan menjadi beberapa, di antaranya3:


a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs. Suman Hasibuan
W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman
M.B.A. master of business administration
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
S.E. sarjana ekonomi
S.Sos. sarjana sosial
S.Kom. sarjana komunikasi
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
Sdr. saudara
Bpk. bapak
Kol. Darmawati Kolonel Darmawati

b. Singkatan yang dibentuk oleh huruf pertama dari setiap kata nama lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan, atau organisasi dan
nama dokumen formal ditulis dengan huruf kapital tanpa titik.
Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

c. Singkatan yang terdiri atas huruf awal yang bukan nama diri ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
PT perseroan terbatas

3
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. PUEBI Edisi 4. Jakarta: BPPB Kemendikbud. hlm. 26-28
MAN madrasah aliah negeri
SD sekolah dasar
KTP kartu tanda penduduk
SIM surat izin mengemudi
NIP nomor induk pegawai

d. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diakhiri dengan tanda titik.
hlm. halaman
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan di atas
ybs. yang bersangkutan
yth. yang terhormat
ttd. tertanda
dkk. dan kawan-kawan

e. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang biasa dipakai surat-menyurat, masing-
masing huruf diikuti tanda titik.
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
s.d. sampai dengan

f. Singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang tidak diikuti oleh tanda titik.
Cu kuprum
cm sentimeter
kVA kilovolt-ampere
l liter
kg kilogram
Rp rupiah

2. Akronim
Akronim menurut KBBI adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau
suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar4.
Akronim adalah hasil dari penggabungan huruf atau suku kata yang berbeda dan
menghasilkan suatu kata baru.

4
Ibid, KBBI Daring, s.v “Akronim.
Jenis-jenis Akronim menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ada beberapa,
yaitu5:
a. Akronim yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa
tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

b. Akronim yang berupa gabungan suku kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Kalteng Kalimantan Tengah
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Da

c. Akronim yang berupa gabungan dari huruf awal dan suku kata ditulis dengan huruf
kecil semua.
Misalnya:
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
pemilu pemilihan umum
puskesmas pusat kesehatan masyarakat
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran

C. Angka bilangan dan kata ganti


1. Angka bilangan
Angka arab atau angka romawi menggunakannya sebagai lambang bilangan atau nomor.

• Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
• Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D(500), M (1.000),
V (5.000), M (1.000.000)
Berikut penjelasan mengenai angka dan bilangan6 :

5
Badan Pengembang dan Pembinaan Bahasa. 2021. RKKB PUEBI. Jakarta: BPPB Kemendikbudristek. hlm. 23-
24
6
Verawati Fajrin, Aditya Pratama. 2020. Bahasa Indonesia Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum. Bandung: Tata
Akbar. Hal 54
a. Bilangan yang ada di teks dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali dipakai secara berurutan.
Contoh :
• Mereka menonton drama sampai tiga kali
• Di dalam perpustakan banyak koleksi lebih dari satu juta buku
b. Bilangan yang terdapat pada awal kalimat dapat ditulis dengan huruf.
Contoh :
• Tiga orang pemenang olimpiade tingkat provinsi di undang gubernur
• Dua orang pemain bulu tangkis menfapatkan penghargaan
c. Bilangan yang berada di awal tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, sehingga
susunan kalimatnya bisa diubah,
Contoh : Panitia mengundang 300 orang peserta
d. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis dengan huruf supaya mudah dibaca.
Contoh : Dia mendapatkan beasiswa dari pemerintah 10 juta rupiah untuk biaya hidupnya
selama kuliah.
e. Angka yang dipakai untuk menyatakan ukuran Panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta
nilai uang.
Contoh :
• 10 kilogram
• 5 hektare
• 0,5 senti meter
• 8 liter
• 1 tahun 12 bulan 30 hari
• 1 jam 60 menit
• Rp 10.000
• US$3,50
f. Angka yang dipakai untuk alamat, jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Contoh :
• Jalan Prof. Hamka No. 86
• Jalan samadikun No. 20
• Gedung Isdb Soshum, Lantai 3, ruangan 309
g. Angka yang dipakai untuk menomori kitab suci
• Surah yasiin ayat : 9
• Markus 16:15-16
h. Penulisan bilangan menggunakan huruf.
Contoh :
• dua puluh sembilan (29)
• empat belas (14)
i. Penulisan bilangan pecahan.
Contoh :
• Satu persen (1%)
• Satu perempat (¼)
• Dua perlima (⅖)
• Dua satu-perenam (2⅙)
• Lima perdelapan (⅝)
• Tiga perempat (¾)
• Satu persepuluh (⅒)
j. Penulisan bilangan tingkat.
Contoh :
• Perang dunia pada abad ke-2
• Perang dunia kedua
• Abad ke-20
k. Penulisan angka yang berakhiran an
Cotoh :
• Tahun 1940-an (tahun seribu Sembilan ratus empat puluhan)
• Uang 1.000-an (uang seribuan)
l. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf dalam peraturan perundang-undangan, akta,
dan kuitansi.
Contoh : Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana
yang sudah ada dalam undang-undang pasal 23 ayat (2), maka orang tersebut akan
dipidana dengan kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
m. Bilangan yang diawali dengan angka dan di ikuti huruf.
Contoh :
• Telah diterima uang sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
• Uang yang terkumpul sebanyak Rp14.000.000,00 (empat belas juta rupiah)
n. Bilangan yang digunakan untuk nama unsur geografi dapat ditulis dengan huruf.
Contoh :
• Simpanglima
• Rajaampat
• Kelapadua

2. Kata Ganti
Dalam Bahasa Indonesia, fungsi dari kata ganti adalah untuk menggantikan orang,
benda atau sesuatu yang bisa dibendakan. Kata gantinya yaitu aku, saya, kita, kau, kamu,
engkau, dia, dan mereka. Penulisan dalam kalimat tersebut harus terpisah.
Penulisan satu kata dalam kata ganti bisa di pendekkan, seperti contoh berikut.

Kata Ganti Kependekan Contoh Kata


aku -ku Kulakukan, Kulaksanakan.
kamu -mu Punyamu, milikmu, hatimu.
engkau -kau Kauambilkan, kaubawa.
dia -nya Rumahnya, miliknya.
Berikut penjelasan tentang jenis dan fungsi dari masing-masing kata ganti, sebagai berikut.
a. Kata Ganti Orang
1. Kata ganti orang pertama atau bisa disebut pelaku, yaitu aku, saya, (tunggal), dan
kami, kita (jamak).
2. Kata ganti orang kedua yaitu kamu, engkau (tunggal), dan anda, kalian (jamak).
3. Kata ganti orang ketiga atau objek yang dibicarakan, yaitu ia, dia, beliau (tunggal),
dan mereka (jamak).
b. Kata Ganti penunjuk
Kata ganti penujuk, seperti penunjuk umum (ini, itu), penunjuk tempat (sini,
sana, situ), dan penunjuk ihwal yaitu penunjuk yang mengacu pada proses atau cara
(begini, begitu).
c. Kata Ganti Penanya
Kata ganti yang digunakan utuk bertanya tentang orang atau benda (apa, siapa,
mana, yang mana), kata ganti yang menanyakan tentang waktu atau tempat (di mana,
ke mana, apabila ), dan kata ganti yang menanyakan jumlah (berapa).
d. Kata Depan (Preposisi)\
Kata depan (preposisi) merupakan kata tugas yang berfungsi sebagai unsur
pembentukan frasa preposional. Unsur yang dapat dinyatakan kata depan atau preposisi
yaitu di, ke, dari, bagi, untuk, dalam, pada, guna, dengan, tentang, karena, dsb. Yang
berbentuk gabungan kata seperti berikut berbeda, sampai dengan, selain itu, daripada,
oleh karena, mengingat akan, bertolak dari, dsb.
Penjelasan secara rinci tentang fungsi kata depan berdasarkan fungsinya sebagai
berikut.
Kata Depan Fungsi- Menandai
Peruntukan
Untuk, guna, bagi, buat
Tempat / lokasi
di
Perkecualian
Selain itu, selain dari, di samping itu
Geografis
Sekeliling, sekitar
Batas waktu
Sejak, seoanjang, menjelang, malam
Sebab
Oleh sebab, sebab, karena, oleh
karena
Perbandingan
Daripada
Pelaku
oleh
Arah, tujuan
Ke, menuju, kepada, terhadap
Keikutsertaan, cara
Dengan, bersama, beserta
Tempat dan waktu
tentang

Selain penjelasan kata depan di atas, ada beberapa ketentuan untuk penulisannya, yaitu
di, ke dan dari penulisannya sebagai berikut :
1. Kata depan di, ke, dari ; kata depan yang menunjukkan tempat dalam
penulisannya di pisahkan. Contoh : di rumah, dari sekolah, ke kantor,.
2. Kata depan di, ke, dari ; kata depan yang digunakan untuk imbuhan, maka dalam
penulisannya digabungkan. Contoh : digabungkan, keberadaannya, daripada.
3. Kata depan di, ke, dari ; kata depan yang digunakan dalan penulisan sebuah judul
karangan, maka ditulis dengan huruf kecil. Contoh: “ Jejak Kaki di Pegunungan “.7

D. Kata Sandang
a. Pengertian Kata Sandang
Kata sandang atau Artikula merupakan kata yang tidak memiliki arti tapi bisa
menjelaskan nomina, contohnya misalnya adalah si, sang, dan kaum. Dalam Bahasa
Indonesia terdapat beberapa macam kata sandang yang banyak ditemukan pada proses
komunikasi. Keistimewaan kata sandang adalah dapat digunakan sebagai pendamping kata
benda dasar, kata benda yang terbentuk dari kata kerja, pronomina, atau kata kerja pasif.8
b. Ciri-ciri kata sandang
Ciri-ciri kata sandang yakni ialah tidak mempunyai arti, tetapi memiliki fungsi, yaitu
menjadikan sebuah kata itu sebagai kata benda.
selain itu, ciri-ciri dari kata sandang, diantaranya :
1. Tidak memiliki arti spesifik
2. Mendampingi kata yang lainnya
3. Bisa membendakan kata lain

c. Fungsi Kata Sandang9


Kata sandang memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Membendakan sebuah kata atau frase.
Contoh: yang tekun dalam berusaha pasti akan berhasil, yang tekun berusaha
maskudnya orang-orang yang tekun dalam berusaha.
2. Dapat membentuk kata benda atau kata ganti orang.
Contoh: para hadirin mengikuti acara kampanye dengan sangat antusias, para hadirin
maknanya ialah hanya orang-orang yang hadir.

7
Lukmanul Hakim. 2020. Bahasa Indonesia Akademik Cakrawala Ilmu Pengetahuan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Zahir Publishing. Hal 84
8
Dosen Pendidikan, Contoh Kata Sndang dalam Kalimat, diakses dari https://www.dosenpendidikan.co.id/kata-
sandang/, pada tanggal 13 maret 2023, pukul 21:34.
9
Admin Materi, Kata Sandang-Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, Penulisan, Contoh, diakss dari
https://materibelajar.co.id/kata-sandang/, pada tanggal 13 Maret 2023, pukul 21:00.
d. Jenis-Jenis Kata Sandang
Ada beberapa kata sandang yang dikelompokan berdasarkan fungsinya, berikut ialah
penjelasan mengenai jenis-jenis kata sandang.
1. Kata Sandang Yang Menyatakan Jumlah Tunggal
Kata sandang seperti sang, sri, hang, dang, hyang memberikan makna seorang atau tunggal
pada kata sesudahnya.

• Sang
Kata sandang “sang” biasa digunakan untuk penggilan manusia, benda mati atau
makhluk hidup lainnya bertujuan untuk meninggalkan martabat, menyindir atau gurauan.
contoh: sang pengeran mendapat ucapan selamat (meninggikan martabat), sang kodok
sepertinya tidak mengorek lagi hari ini (menyindir), sang saka merah putih berkibar di
langit Indonesia.

• Sri
Kata sandang “sri” digunakan sebagai penyandang nama manusia yang
kedudukannya lebih tinggi
Contoh: sri sultan mahmud meninggalkan keraton untuk melihat rakyatnya, sri
baginda memerintahkan seluruh rakyatnya untuk datang ke acara pernikahan anakanya.

• Hang
Kata sandang hang juga digunakan untuk menghormati seseorang pada sastra lama.
Contoh: hang tuah bertemu dengan hang bae untuk berunding, hang jebat
merupakan pahlawan pembela kebenaran orang-orang melayu.

• Dang
Penggunaan kata sandang “Dang” sama seperti “Hang”, tetapi khusus untuk wanita.
Contoh: dang shinta dilamar oleh hang jebat, sungguh elok paras dang siti sehingga
membuat semua pria di kampungnya memperebutkannya.

• Hyang
Khusus untuk kata sandang Hyang digunakan untuk menyebut dewa dan dewi.
Contoh: umat hindu melakukan pemujaan pada hyang widhi.

• Yang
Kata sandang “Yang” biasanya digunakan sebagai pembentuk atau pengganti nama
Tuhan.
Contoh: Yang maha pengampun, ampunilah semua dosa dan kesahan kami,
serahkan semua masalahmu kepada yang maha adil.
Catatan: Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan unsur
nama Tuhan. Misalnya: Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta. Pura dibangun
oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa10
2. Kata Sandang Yang Menyatakan Jumlah Jamak/kelompok
Kata sandang seperti para, umat dan kaum menyatakan kelompok orang tertentu.

• Para
Kata sandang “para” digunakan untuk menegaskan sekelompok manusia yang
memiliki suatu kesamaan tertentu.
Contoh: para demonstran mulai membubarkan diri, para pembalap memacu
sepedanya dengan cepat pada putaran terakhir.

• Umat
Kata sandang “umat” digunakan biasanya digunakan untuk menyatakan kelompok
yang memiliki kesamaan dalam bidang agama.
Contoh: Umat Islam wajib berpuasa saat bulan Ramadhan tiba, untuk menghormati
umat Hindu yang sedang menyepi, umat Islam Bali mengumandangkan adzan tanpa
pengeras suara.

• Kaum
Kata sandang “kaum” digunakan untuk orang-orang yang memiliki pandangan atau
ideology sama.
Contoh: Kaum soddom di azab oleh Allah Swt karena perilakunya yang sangat
menyimpang, kaum Aad ialah ras manuisa raksasa yang hidup di zaman Nabi Hud, kaum
menengah ke bawah tidak bisa merasakan apa yang dirasakan oleh kaum kaya raya.

3. Kata Sandang Sebagai Penunjuk Kata Ganti Orang/Kata Benda Yang Bermakna Netral Atau
Seimbang
Kata sandang seperti “Si” dan “Yang” biasanya digunakan untuk menunjukan suatu
kenetralan atau keharmonisan pada kata yang disandangnya.

• Si
Kata sandang “Si” digunakan untuk mengiringi nama orang ataupun binatang dan
membentuk kata benda dari jenis kata yang lain “kata sifat atau kata kerja”.

10
Op.cit, BAB II, Hal. 23
Contoh: Si Yuni ialah orang yang baik hati, Si gendut sedang berusaha menurunkan
berat badan, si kancil sangat pintar sehingga dia bisa menipu buaya.

• Yang
Kata sandang “Yang” digunakan sebagai pembentuk kata benda dari frase atau kata
yang dikhususkan sebagai kata ganti orang atau manusia.
Contoh: Mungkin yang melakukan hal ini adalah orang yang benci padaku, aku tak
melihat orang yang memanggil namaku dari belakang, akhirnya dina dapat bertemu
orang yang ia rindukan.
Kata Sandang si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Misalnya: Surat itu dikembalikan kepada si pengirim. Toko itu
memberikan hadiah kepada si pembeli. Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
Sang adik mematuhi nasihat sang kakak. Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya.
KESIMPULAN
1) Dalam tata cara penulisan kata bahasa Indonesia penulisan partikel terbagi menjadi 3 jenis,
diantaranya:
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
b. Partikel pun ditulis secara terpisah dengan kata yang mendahuluinya.
c. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis secara terpisah dengan kata
yang mengikutinya.
2) Singkatan menurut PUEBI II diklasifikasikan menjadi beberapa, di antaranya:
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik
pada setiap unsur singkatan itu.
b. Singkatan yang dibentuk oleh huruf pertama dari setiap kata nama lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan, atau organisasi dan
nama dokumen formal ditulis dengan huruf kapital tanpa titik.
c. Singkatan yang terdiri atas huruf awal yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.
3) Jenis-jenis Akronim menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ada beberapa, yaitu:
a. Akronim yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik.
b. Akronim yang berupa gabungan suku kata ditulis dengan huruf awal kapital.
c. Akronim yang berupa gabungan dari huruf awal dan suku kata ditulis dengan huruf
kecil semua.
4) Berikut penjelasan mengenai angka dan bilangan:
a. Bilangan yang ada di teks dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali dipakai secara berurutan.
b. Bilangan yang terdapat pada awal kalimat dapat ditulis dengan huruf.
c. Bilangan yang berada di awal tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,
sehingga susunan kalimatnya bisa diubah,
d. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis dengan huruf supaya mudah
dibaca.
e. Angka yang dipakai untuk menyatakan ukuran Panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta
nilai uang.
f. Angka yang dipakai untuk alamat, jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
g. Angka yang dipakai untuk menomori kitab suci
h. Penulisan bilangan menggunakan huruf.
i. Penulisan bilangan pecahan.
j. Penulisan bilangan tingkat.
k. Penulisan angka yang berakhiran an
l. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf dalam peraturan perundang-undangan,
akta, dan kuitansi.
m. Bilangan yang diawali dengan angka dan di ikuti huruf.
n. Bilangan yang digunakan untuk nama unsur geografi dapat ditulis dengan huruf.
5) fungsi dari kata ganti adalah untuk menggantikan orang, benda atau sesuatu yang bisa
dibendakan. Kata gantinya yaitu aku, saya, kita, kau, kamu, engkau, dia, dan mereka. Penulisan
dalam kalimat tersebut harus terpisah.
6) Kata sandang atau Artikula merupakan kata yang tidak memiliki arti tapi bisa menjelaskan
nomina, contohnya misalnya adalah si, sang, dan kaum. Dalam Bahasa Indonesia terdapat
beberapa macam kata sandang yang banyak ditemukan pada proses komunikasi. Keistimewaan
kata sandang adalah dapat digunakan sebagai pendamping kata benda dasar, kata benda yang
terbentuk dari kata kerja, pronomina, atau kata kerja pasif.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembang dan Pembinaan Bahasa. 2021. RKKB PUEBI. Jakarta. BPPB
Kemendikbudristek.

Dosen Pendidikan, 03 Februari 2023. Contoh Kata Sndang dalam Kalimat, diakses dari
https://www.dosenpendidikan.co.id/kata-sandang/, pada tanggal 13 maret 2023, pukul
21:34.
Fajrin, Pratama. 2020. Bahasa Indonesia Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum. Bandung:Tata
Akbar.

Hakim, Lukmanul. 2020. Bahasa Indonesia Akademik Cakrawala Ilmu Pengetahuan untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Zahir Publishing.

KBBI Daring, s.v “partikel”, diaksees dari https://kbbi.web.id/, pada 13 Maret 2023, pukul 20:30.
Materi, Admin. 28 Februari 2023. Kata Sandang-Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, Penulisan,
Contoh, diakss dari https://materibelajar.co.id/kata-sandang/, pada tanggal 13 Maret 2023,
pukul 21:00.
Runaningsih, Endang, dkk. 2022. Bahasa Indonesia, Terampil Menulis Karya Ilmiah.
Semarang: Pusat Pengembangan Bahasa UIN Walisongo.

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. PUEBI Edisi 4. Jakarta: BPPB
Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai