Anda di halaman 1dari 8

ATURAN PUEBI

TANDA BACA, SINGKATAN DAN AKRONIM


Dosen Pengampu : Widya Gusvita, S.Pd , M.Pd
KELOMPOK 4 :
MIA NOVITA SARI
MARETA WULANDARI
A. Tanda Baca

Tanda baca Merupakan tanda yang dipakai dalam penulisan Bahasa Indonesia. Penggunaan tanda baca untuk menunjukkan struktur tulisan, intonasi, dan jeda. Menurut
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau PUEBI ada 8 fungsi tanda baca yang sering digunakan. berikut penggunaan tanda baca yang benar :

1. Tanda titik ( . )
Tanda titik sering digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh : Biarlah mereka duduk disana.
Dipakai dibelakang angka atau huruf.
Contoh : a. III. Departemen Pendidikan Nasional.
Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik.
Contoh : Pukul 1.35.20 atau pukul 1 lewat 35 menit 20 detik.

2. Tanda koma ( , )
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya.
Contoh: Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kau yang memilihnya.
Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Contoh : Kalau ada undangan, saya akan datang.

3. Tanda Pisah ( - )
Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangunan utama kalimat.
Contoh : Kemerdekaan itu-hak segala bangsa-harus dipertahankan.

4. Tanda Petik (" ")


Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya : "Paman berangkat besok pagi,".
5. Tanda Hubung
Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh : Kemarin Rinda dan Dewi per-
gi ke pasar menggunakan motor.
Menyambung unsur kata ulang.
Contoh : pelan-pelan, berulang-ulang.
Menyambung penulisan tanggal, bulan, tahun serta huruf yang diejakan.
Contoh : 21-3-2022, m-a-d-u.

6. Tanda petik tunggal


Dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
Contoh : Tanya dia, "Kau dengan bunyi 'kring-kring' tadi?"
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Contoh : Terpandai 'paling' pandai.
Retina 'dinding mata sebelah dalam’.

7. Tanda Penyingkat ('')


Tanda penyingkat atau apostrof dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)
Mereka sudah datang, 'kan? ('kan = bukan)
Malam t'lah tiba. (t'lah = telah)
5-2-'13 ('13 = 2013)

8.Tanda garis miring ( / ).


Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat. Contoh : Nomor: 7/PK/II/2013.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau serta setiap. Contoh : mahasiswa/mahasiswi.
B. Singkatan dan Akronim
Singkatan dan akronim adalah dua hal yang sering ditemui dalam tatanan bahasa Indonesia. Kedua hal ini terlihat mirip dan sama,
tetapi sejatinya memiliki makna yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), singkatan berarti hasil menyingkat /
memendekkan huruf atau gabungan huruf.

Sedangkan akronim adalah kependekan dari gabungan huruf, suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata wajar.
Akronim biasanya dipakai untuk menyingkat nama atau kumpulan huruf agar lebih mudah diingat. Akronim juga sering digunakan
dalam bahasa sehari-hari dan pergaulan, sebab akronim mempunyai fungsi sebagai media humor dan semboyan. Akronim sebagai
media humor biasanya digunakan untuk mempererat hubungan sosial.

Sementara itu, akronim sebagai semboyan lumrah dipakai oleh pemerintah kota dan desa untuk menyingkat moto hidup wilayah
mereka. Dalam pengucapan akronim, kata yang disebutkan memiliki makna yang sebenarnya, sedangkan singkatan tidak. Misal,
semboyan Kota Jombang adalah Beriman yang bermakna bersih, indah, dan aman. Selain itu, semboyan Klaten Bersinar yang berarti
bersih, sehat, indah, nyaman,aman dan rapi. Singkatan dan akronim mempunyai banyak perbedaan dalam hal cara penulisannya.

Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), berikut ini cara menuliskan singkatan dan akronim yang benar.
Cara Penulisan Singkatan Menurut PUEBI, ada beberapa cara dan panduan penulisan singkatan yang tepat. Hal ini digolongkan
berdasarkan penulisan untuk nama orang, jabatan, nama organisasi, ditulis dengan huruf kapital, dan diikuti tanda titik atau tidak.
Singkatan ditulis menggunakan huruf kapital diikuti dengan titik di setiap huruf singkatannya Singkatan nama orang, gelar, sapaan,
jabatan atau pangkat ditulis menggunakan hururf kapital/besar diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan/huruf itu.
Contohnya sebagai berikut:
• A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
• H. Hamid = Haji Hamid
• W.R. Supratman = Wage Rudolf Supratman
• M.B.A. = Master of Business Administration
• S.Kom = Sarjana Komunikasi
• Sdr. = Saudara
• S.Sos = Sarjana Sosial
• Suman Hs. = Suman Hasibuan
2. Singkatan ditulis menggunakan huruf kapital tanpa disertai titik setelahnya Singkatan yang terdiri dari huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa diikuti tanda titik, misalnya:
• UGM = Universitas Gajah Mada
• PBB = Perserikatan Bangsa-Bangsa
• PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
• UUD = Undang Undang Dasar
• WHO = World Health Organization
• BPJS = Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
• KPK = Komisi Pemberantasan Korupsi
Penulisan singkatan yang terdiri atas huruf depan setiap katanya bukan nama sendiri juga ditulis menggunakan huruf besar tanpa tanda titik. Contohnya
antara lain:
• SMA = Sekolah Menengah Atas
• PT = Perseroan Terbatas
• KK = Kartu Keluarga
• KTP = Kartu Tanda Penduduk
• SIM = Surat Ijin Mengemudi
• NIP = Nomor Induk Pegawai
3. Singkatan ditulis menggunakan tiga huruf kecil dan diikuti tanda titik Penulisan singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih harus
diikuti dengan tanda titik di belakangnya. Misalnya: • dsb. = dan sebagainya
• dll. = dan lain-lain
• hlm. = halaman
• ybs. = yang bersangkutan
• yth. = yang terhormat
• ttd. = tertanda
• dkk. = dan kawan-kawan

4. Pemakaian singkatan untuk surat menyurat Kata-kata yang lazim dipakai dalam surat menyurat dapat ditulis dengan singkatan, asalkan
masing-masing unsurnya ditulis menggunakan huruf kecil dan diikuti tanda titik disetiap unsurnya. Seperti contoh berikut:
• a.n. = atas nama
• d.a. = dengan alamat
• s.d. = sampai dengan
• u.b. = untuk beliau

5. Penulisan singkatan untuk lambang kimia dan satuan ukuran Kata yang mempresentasikan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan dan mata uang dapat disingkat tanpa diikuti tanda titik. Seperti:
• Na = Natrium
• Mg = Magnesium
• cm = sentimeter
• mA = milliampere
• C = celcius
• km = kilometer
• l = liter
• kg = kilogram
• Rp = Rupiah
Cara Penulisan Akronim Menurut PUEBI
Adapun cara menulis akronim yang benar menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah sebagai berikut.
1. Menulis akronim menggunakan huruf kapital tanpa tanda titik Akronim yang menrupakan nama diri, lembaga atau komunitas
ditulis menggunakan huruf besar tanpa diikuti tanda titik setelahnya.
Contohnya:
• BIN = Badan Intelijen Negara
• PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
• LAN = Lembaga Administrasi Negara
• LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• IDI = Ikatan Dokter Indonesia

2. Menulis akronim menggunakan huruf kapital di awal kata Akronim ditulis menggunakan huruf kapital di awal kata apabila
merupakan gabungan suku kata atau huruf dan suku kata. Misalnya:
• Bulog = Badan Urusan Logistik
• Suramadu = Surabaya-Madura
• Mabbim = Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia
• Kowani = Kongres Wanita Indonesia

3. Menulis akronim dengan huruf kecil Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau
gabungan suku kata, ditulis menggunakan huruf kecil. Contohnya sebagai berikut:
• pemilu = pemilihan umum
• puskesmas = pusat kesehatan masyarakat
• rudal = peluru kendali
• iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai