Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENULISAN SINGKATAN DAN AKRONIM

TANGGAL 18 SEPTEMBER 2021

Oleh:

Alwan Hibban Al Huwaidy (2118011148)


Andika Kurnia Putra (2118011128)
Gadis Bunga Suhaili (2158011034)
Jinan Naura Talin (2158011006)
Komang Ria Y.S. (2118011068)
M. Nadhif Rafii (2118011088)
M. Raihan Rahmatullah (2118011008)
Rahma Nurhaliza (2118011108)
Rani Nivetha (2118011028)
Syifa Hafizha Amalia (2118011048)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan dan perasaan (Rahima
dan M.Juanda, 2019:10). Cara berinteraksi yang paling utama adalah berkomunikasi
dengan memanfaatkan bahasa sebagai media.

Fungsi bahasa yang paling mendasar ialah sebagai alat komunikasi (Rofii dan Hasibuan,
2019:16). Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi ada dua macam yaitu bahasa lisan
dan bahasa tulis. Bahasa lisan berbentuk komunikasi secara langsung, bahasa yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia, bahasa lisan juga ekspresif dimana mimik, intonasi,
dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang
dilakukan. Sedangkan bahasa tulis juga sangat diperlukan untuk menginspirasikan
sebuah ide atau gagasan yang menginformasikan melalui karya tulis(Widarmanto,
2015:11).

Bahasa merupakan sistem bunyi yang arbter yang konvensional. Bahasa merupakan
alat komunikasi sehari-hari. Dalam berkomunikasi kadang kita menggunakan singkatan
dan akronim agar mempermudah komunikasi baik komunikasi langsung maupun
komunikasi tak langsung(SMS, email, dan sebagainya). Namun hal ini justu
menimbulkan masalah dalam penstrukturan singkatan dan akronim dlam bahasa. Paper
ini akan memabahas permasalahan-permasalahan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan akronim?


2. Apakah yang dimaksud dengan singkatan?
3. Apa perbedaan antara akronim dan singkatan?

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Apa Itu Akronim?

Menurut KBBI online, “Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf atau
suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar .“

Sedangkan Akronim menurut, McManis dkk. (1987, dikutip dari Zaim M, 2015) adalah
sebuah singkatan yang berupa gabungan baik berupa gabungan huruf awal, suku kata,
huruf ataupun suku kata dari deret kata yang dianggap sebagai sebuah kata.

2.2.1. Jenis-Jenis Akronim

Menurut McManis dkk. (1987, dikutip dari Zaim M, 2015) juga, Ada 2 jenis akronim
berdasarkan pembentukannya, yaitu :

1.) Akronim yang merupakan gabungan dari huruf awal sebuah deret kata

Contoh : Surat Izin Mengemudi → SIM

2.) Akronim yang merupakan gabungan suku kata atau huruf dan suku kata dari suatu
deret kata

Contoh : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional → Bappenas

Tetapi menurut Kridalaksana (2010, dikutip dari Arisanti YL , 2018) Terdapat 16


pembagian dari akronim, yaitu :

1.) Pengekalan suku pertama dari tiap komponen.

Contoh : Copy Paste → Copas

2.) Pengekalan suku pertama komponen pertama dan pengekalan kata seutuhnya.

Contoh : Angkutan Air → Angair

3.) Pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen.

Contoh : Resimen Mahasiswa → Menwa


4.) Pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta huruf pertama
dari komponen selanjutnya.

Contoh : Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung → Persib

5.) Pengekalan suku pertama tiap komponen dengan pelesapan konjungsi.

Contoh : Andalan Pusat dan Daerah → ANPUDA

6.) Pengekalan huruf pertama tiap komponen.

Contoh : Laugh Out Loud → LOL

7.) Pengekalan huruf pertama tiap komponen frasa dan pengekalan dua huruf pertama
komponen terakhir.

Contoh : Ajun Inspektur Polisi Dua → AIPDA

8.) Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen.

Contoh : Jaga Image → Jaim

9.) Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen.

Contoh : Ongkos Kirim → Ongkir

10.) Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama
komponen kedua disertai pelesapan konjungsi.

Contoh : Nonton Bareng → Nobar

11.) Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan tiga
huruf pertama komponen kedua

Contoh : Oditur Militer Tinggi → Odmilti

12.) Pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan
huruf pertama komponen kedua.

Contoh : Nasionalis, Agama, Komunis → Nasakom

13.) Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen serta pelesapan konjungsi.
Contoh : Falsafah dan Sosial → FALSOS

14.) Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama
komponen kedua.

Contoh : Perebut Laki Orang → Pelakor

15.) Pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan konjungsi

Contoh : Agitasi dan Propaganda → Agitprop

16.) Pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan

Contoh : Universitas Ahmad Yani → UNJANI

Ketentuan- ketentuan penulisan akronim menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia Yang Disempurnakan (dikutip dari Mulyati, MENYOROTI ABREVIASI:
Singkatan dan Akronim), yaitu :

a) Akronim nama indentitas yang merupakan gabungan huruf awal dari deretan kata
ditulis semua dengan huruf kapital.

Contoh : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia → ABRI

b) Akronim yang merupakan gabungan dari suku kata ataupun huruf dan suku kata dari
suatu deret kata, ditulis dengan hanya huruf awal yang dikapital.

Contoh : Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia → Akabri

c) Akronim yang bukan merupakan nama identitas, berupa gabungan huruf, suku kata
ataupun huruf dan suku kata dari deretan kata, semuanya ditulis dengan huruf kecil.

Contoh : Radio Detecting and Ranging → radar

2.2 Apa Itu Singkatan?


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI, 1994:945) singkatan adalah (1) hasil
menyingkat (memendekkan) yang berupa huruf atau gabungan huruf (misalnya, DPR,
KKN, yth.,dsb., dan hlm.), (2) kependekan; ringkasan. Dengan demikian, semua
kependekan kata atau frase itu dapat digolongkan ke dalam singkatan. Singkatan juga
berarti hasil menyingkat (memendekkan) sehingga akronim merupakan salah satu
bentuk singkatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1994:18),
akronimadalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain
yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar (misalnya, mayjen singkatan dari
mayor jenderal, rudal singkatan dari peluru kendali, dan sidak singkatan dari inspeksi
mendadak).

Tidak ada singkatan/akronim dalam bahasa Indonesia yang diawali huruf Q, X, dan Z.
Sementara singkatan huruf F dan V sangat terbatas.

Menurut frekuensi, untuk huruf A, kebanyakan nama Asosiasi; B badan; G gereja; I


ikatan; L lembaga; P partai/persatuan/perhimpunan/perusahaan; U universitas; Y
yayasan.

2.2.1. Jenis-Jenis Singkatan Menurut KBBI Edisi 2016

1.) Singkatan untuk pangkat, jabatan, sapaan, gelar, dan nama seseorang, ditulis
menggunakan huruf kapital beserta tanda titik pada setiap unsur singkatan. Contohnya
adalah sebagai berikut:

• Pangkat = Letkol. (Letnan Kolonel)

• Jabatan = Dirjen. (Direktur Jendral)

• Sapaan = Tn. (Tuan)

• Nama = B.J. Habibie (Bacharuddin Jusuf Habibie)

• Gelar = S.H. (Sarjana Hukum)

2.) Singkatan untuk dokumen resmi, organisasi, badan, dan nama lembaga, ditulis
menggunakan huruf kapital tanpa tanda titik pada unsur singkatan. Contohnya adalah
sebagai berikut :
• Dokumen resmi = KK (Kartu Keluarga)

• Organisasi = PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa)

• Badan = BNN (Badan Narkotika Nasional)

•Nama Lembaga = LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia)

3.) Singkatan untuk mata uang, satuan ukur dan unsur kimia, ditulis tanpa tanda titik.
Contohnya adalah sebagai berikut :

• Unsur kimia = C (Carbon)

• Satuan Ukur = km (kilometer)

• Mata uang = Rp (Rupiah)

4.) Singkatan untuk suatu kata atau frasa, ditulis menjadi tiga huruf dan disertai tanda
titik pada akhir. Contohnya adalah sebagai berikut :

• Kata = hlm. (halaman)

• Frasa = dkk. (dan kawan-kawan)

5. Singkatan untuk kata-kata yang sering digunakan dalam surat, ditulis dalam dua
huruf dan disertai tanda titik pada setiap unsur singakatan. Contohnya adalah sebagai
berikut :

• a.n (atas nama)

• s.d. (sampai dengan)

• d.a. (dengan alamat)

2.3. Apa Perbedaan Antara Akronim dan Singkatan?

Menurut Kridalaksana (dikutip dalam Kusumaningrum, 2017). Akronim adalah proses


pemotongan kata dengan menghubungan suku kata atau huruf dan hasil dari
pemotongan kata tersebut dibaca sebagai sebuah kata. Sebagai contoh ABRI (Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia) dibaca “abri”. Sedangkan singkatan adalah proses
pemotongan kata dengan menghubungkan huruf dan hasil dari pemotongan kata
tersebut dibaca perhuruf. Sebagai contoh BCA (Bank Central Asia) dibaca “be-ce-a”
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan pada kajian teori, dapat disimpulkan bahwa akronim adalah
singkatan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan
dilafalkan sebagai kata yang wajar. Secara garis besar, akronim dibagi menjadi dua
jenis, yakni akronim yang merupakan gabungan dari huruf awal sebuah deret kata,
seperti “SIM,” kemudian jenis kedua, yaitu akronim yang merupakan gabungan suku
kata atau huruf dan suku kata dari suatu deret kata, seperti “Bappenas.”

Singkatan adalah hasil menyingkat (memendekkan) yang berupa huruf atau gabungan
huruf (misalnya, DPR, KKN, yth.,dsb., dan hlm.). Dengan demikian, semua kependekan
kata atau frase itu dapat digolongkan ke dalam singkatan. Singkatan juga berarti hasil
menyingkat (memendekkan) sehingga akronim merupakan salah satu bentuk singkatan.

Akronim sebenarnya termasuk ke dalam singkatan karena semua kependekan kata atau
frase digolongkan ke dalam singkatan. Namun, perbedaan yang mendasar antara
akronim dan singkatan terletak pada pengucapan. Hasil kependekan kata yang dapat
diucapkan dengan kata tergolong ke dalam akronim, seperti “SIM,” sedangkan
kependekan kata yang diucapkan dengan cara dieja tergolong ke dalam singkatan,
seperti “KTP.”
DAFTAR RUJUKAN

Wahyuni, Ali., Asih, Avra Jumasha Refri. 2019. Penggunaan Singkatan Dan
Akronim Dalam Berita Kriminal Harian Tribun Jambi Pada Bulan Maret 2019.Jurnal
Ilmiah Pendidikan Bahasa dan sastra Vol.3 no.2 September 2019.

Badan Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (n.d). Akronim. Dalam


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses 5 September 2021 , melalui
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/akronim

Zaim, M ( 2015 ). Pergeseran Sistem Pembentukan Kata Bahasa Indonesia :


Kajian Akronim, Blending, dan Kliping. Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia.
33(2) , 173 – 192. Diakses 5 September 2021,melalui
http://ojs.linguistik-indonesia.org/index.php/linguistik_indonesia/article/view/36

Arisanti, YL (2018). Penggunaan Akronim dan Singkatan Dalam Media Sosial


Facebook di Kalangan Remaja SMA Plus Multazam. Jurnal Literasi. 2(2), 104-112. .
Diakses 5 September 2021 , melalui
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/literasi/article/view/1351

Mulyati, Y. Menyoroti Abreviasi: Singkatan dan Akronim. Diakses 5 September


2021, melalui
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/
196008091986012-YETI_MULYATI/Artikel_Abreviasi.pdf

Harimurti Kridalaksana (2008). Kamus Linguistik (edisi ke-4). Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-3570-8.

Kusumaningrum, E. 2017. Analisis Abreviasi Pada Ragam Bahasa Beberapa


Akun Twitter. Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia 2017.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai