Anda di halaman 1dari 25

KALIMAT DAN

KALIMAT EFEKTIF
Disusun oleh Kelompok 4
Bahasa Indonesia
ANGGOTA KELOMPOK
6 BILLAILY AMANDA PUTRI A.S
(2023011026)
1 PUTRI HAPSARI SEKARPINASTI
(2023011021) DUGI MULIO WIBOWO
7
(2023011079)
2 ARIYA AJI SUBAKTI
MUTIARA CHOIRUN NISAK
(2023011006) 8
(2023011064)
3 EKO PURNOMO ARY YUDISTIRA
(2023011025)
9 (2023011xxx)

4 DWI RAMA SUMANDA ADEA SYAHFA


10 (2023011067)
(2023011012)
PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan
manusia lain. Maka penggunaan kalimat dan kalimat efektif hendaklah
dilaksanakan dengan benar khususnya dalam situasi formal. Kalimat
yang digunakan hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar
apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan dapat diterima oleh
pendengar dan pembaca.
A. KAJIAN UMUM
TENTANG
KALIMAT
1.
1. PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud
tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk
menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan
dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi
baik lisan maupun tulisan harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki
kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa.
Oleh beberapa pakar kalimat didefinisikan atas berbagai pengertian, antara lain:
1. Sultan Takdir Alisyahbana menjelaskan bahwa kalimat adalah kumpulan kata-kata yang terkecil yang
mengandung pikiran lengkap.
2. Gorys Keraf mengemukakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh
kesenyapan. Sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.
3. Fachruddin A.E. mendefinisikan bahwa kalimat adalah kelompok kata yang mempunyai arti tertentu,
terdiri atas subjek dan predikat serta tidak tergantung pada suatu konstruksi gramatikal yang lebih
besar.
2. CIRI-CIRI KALIMAT
Ciri kalimat adalah diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca. Seperti tanda baca titik (.), tanya (?), maupun seru (!). Kalimat
setidaknya terdiri dari subjek dan predikat. Merupakan satu kesatuan
bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah bunyi pada sebuah
bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan morfem
adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata. Dalam satu
paragraf terdiri dari dua kalimat atau lebih. Kalimat-kalimat tersebut
disusun dalam satuan makna yang saling berkaitan.
3. JENIS-JENIS KALIMAT
a. JENIS KALIMAT BERDASARKAN PENGUCAPANNYA

1. Kalimat Langsung

Pada dasarnya, kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh seorang
pembicara. Menurut Kosasih (2017), menyatakan bahwa kalimat langsung merupakan kalimat yang
secara cermat menirukan sesuatu yang telah diujarkan oleh seseorang. Lalu, Asul Wiyanto (2019)
juga turut berpendapat mengenai definisi dari kalimat langsung yakni kalimat yang memberitahukan
bagaimana ucapan yang telah dikatakan oleh orang ketiga seperti apa adanya. Apabila perkataan
tersebut ditulis, maka ucapan aslinya akan diapit oleh tanda petik dua.
Pada kalimat langsung yang berupa kalimat berita, nantinya akan memuat peristiwa atau
kejadian dari sumbernya secara langsung. Ketika dituliskan, nantinya akan menirukan,
mengutip, atau mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut, yang tentu saja akan diapit oleh
tanda petik dua.
Contoh kalimat Langsung sebagai berikut :
“Aku akan menonton konser hari ini”, kata Sabda.
“Jangan bergerak!” gertak polisi kepada pencuri itu.
Luna mengatakan, “Farel akan membersihkan jendela rumah besok lusa.”
“Siapa yang belum membawa penugasan kelompok hari ini?”, tanya Bu Guru sebelum
memulai pelajaran matematika.
“Ida, kamu dipanggil Bu Heni”, kata Clara, “disuruh menemui Beliau di kantor guru.”

2. Kalimat Tidak Langsung


Pada dasarnya kalimat tidak langsung ini tidak akan menggunakan tanda petik. Menurut
Kosasih (2017), kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan sesuatu atas ujaran
seseorang. Bagian kutipan nantinya berbentuk kalimat berita. Adapun contoh dari kalimat tidak
langsung adalah sebagai berikut:
Dokter menyuruh Lisa untuk tidak makan makanan pedas.
Ibu meminta Karina membeli gula di warung depan gang rumah. Bu Risa memberi tugas
membuat makalah kepada mahasiswa fakultas hukum.
b. JENIS KALIMAT ENURUT KLAUSANYA
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas. Hal itu berarti hanya ada
satu P di dalam kalimat tunggal. Unsur P adalah sebagai penanda klausa. Unsur S dan P memang
selalu wajib hadir di dalam setiap kalimat. Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di
dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur
yang melengkapi itu dihadirkan. Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, 6 kalimat tunggal
dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata
atau frasanya, yaitu nominal, adjektiva, verbal, dan numeral. Contoh:
1. Kami mahasiswa Universitas Mayjen Sungkono (kalimat nominal).
2. Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva).
3. Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal). 4. Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat
numeral).
Kalimat Majemuk
Pada dasarnya kalimat tidak langsung ini tidak akan menggunakan tanda petik. Menurut Kosasih (2017),
kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan sesuatu atas ujaran seseorang. Bagian kutipan
nantinya berbentuk kalimat berita. Adapun contoh dari kalimat tidak langsung adalah sebagai berikut:
Dokter menyuruh Lisa untuk tidak makan makanan pedas. Ibu meminta Karina membeli gula di warung
depan gang rumah. Bu Risa memberi tugas membuat makalah kepada mahasiswa fakultas hukum.

1. KALIMAT MAJEMUK SETARA/KOORDINATIF


Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya
setara. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang - kurangnya dua kalimat dasar. Dan masing -
masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam
kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak. Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan
menjalankan beberapa fungsi. Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif:
1. Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
2. Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
3. Sinta cantik.tetapi sombong.
4. Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.
2. KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT/KOMPLEKS

Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu


jabatannya diperluas membentuk kalimat baru. Dalam kalimat majemuk bertingkat kita
mengenal induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan)
7 dan anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru. Anak kalimat
ditandai pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda
baca koma). Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif:
1. Ketika memberikan keterangan, saksi itu meneteskan air mata.
2. Hujan turun berhari - hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
3. Dengan menurunkan harga beberapa jenis BBM, kita berharap kegiatan ekonomi tidak lesu
lagi.
4. Semangat belajamya tetap tinggi meskipun usianya sudah lanjut.
5. Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku
c. JENIS KALIMAT BERDASARKAN ISI
1. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang berisikan pertanyaan seseorang dengan tujuan memperoleh jawaban
dari pihak yang ditanyai.

2. Kalimat Berita
Kalimat berita merupakan kalimat yang ditulis oleh seseorang tanpa mengharapkan responsi dan jawaban
dari pihak lainnya. Mengenai contohcontoh dari kalimat berita ini bisa ditemukan di kehidupan sehari-hari.
Mulai dari surat kabar, artikel, dan media sosial.

3. Kalimat Perintah
Jenis kalimat berdasarkan isinya yang terakhir adalah kalimat perintah. Sesuai namanya kalimat ini
berisi perintah kepada orang lain dan bisa berisi larangan untuk orang lain. Kalimat perintah
mengharapkan responsi dari lawan bicara atau pembaca.
d. JENIS KALIMAT MENURUT HUBUNGAN AKTOR-AKSI

Dipandang dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini terbagi menjadi empat, yaitu kalimat aktif,
kalimat pasif, kalimat medial, dan kalimat resiprokal.
▪ Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor. Kalimat aktif umumnya
berawalan me- dan ber- pada predikat-nya.
▪ Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai
pekerjaan/tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di-, ter-, ke-an.
▪ Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau sebagai
penderita (objek).
▪ Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan yang
berbalas – balasan.
4. UNSUR-UNSUR KALIMAT
1. SUBJEK
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatu
masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal, kata
kerja/frasa verbal, dan klausa. Subjek kalimat dapat dicari dengan ramus pertanyaan apa ataupun siapa.
Perhatikan kalimat berikut sebagai contoh agar mudah untuk memahami! "Fathiyah adalah teman kami."
Fathiyah pada kalimat tersebut merupakan subjek.

2. PREDIKAT
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) dari subjek, yaitu
pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat. Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa
namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva, tetapi dapat juga numeral, nominal atau frasa
nominal. Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat
dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana, 9 mengapa, ataupun diapakan Contoh: "Merokok
membahayakan kesehatan." Membahayakan pada kalimat di atas merupakan predikat.
3. OBJEK
Objek (O) merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat (P). Objek biasanya diisi oleh nomina, frasa
nominal atau klausa. Letak Objek (O) selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu veba yang
menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan
subjek. Perhatikan contoh kalimat berikut supaya mudah dalam memahami "Adik memancing ikan lele." Ikan
lele dalam kalimat tersebut merupakan objek.
4. PELENGKAP
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi (P) predikat. Letak pelengkap
umumnya di belakang (P) predikat yang berupa verbal. Letak dari bagian kalimat ini juga dapat ditempati oleh
(O) objek, dan jenis kata yang mengisi (Pel) pelengkap dan (O) objek juga bisa sama, yaitu nominal atau frasa
nominal. Akan tetapi, antara (Pel) pelengkap dan (O) objek juga terdapat perbedaan.

5. KETERANGAN
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan (Pel) pelengkap dan klausa dalam sebuah
kalimat. Pengisi (Ket) keterangan adalah adverbial, frasa nominal, frasa proposisional, atau klausa. Posisi (Ket)
keterangan bisa di mana saja, baik di awal, Tengah, hingga akhir kalimat.
B. KAJIAN UMUM
TENTANG
KALIMAT EFEKTIF
1.
1. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan
yang diharapkan oleh penulis atau pembicara. Suatu kalimat dapat dikatakan efektif
jika si penerima pesan dapat menyampaikan kembali gagasan, pesan, perasaan,
ataupun pemberitahuan sebagaimana yang dimaksud oleh pemberi pesan.Di dalam
kamus, kalimat efektif juga memiliki beberapa makna, salah satu di antaranya
bermakna ‘membawa pengaruh’. Artinya, kalimat efektif juga dapat dimaknai sebagai
kalimat yang membawa pengaruh– terutama berupa kemudahan–bagi pembaca atau
pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan. Jenis
kalimat ini terdiri dari Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan (SPOK). Biasanya,
kalimat efektif digunakan dalam sebuah teks ilmiah seperti makalah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan sejenisnya.
2. CIRI-CIRI DAN SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Meskipun kalimat efektif terdiri dari SPOK, tidak berarti bahwa wujud kalimatnya harus pendek-
pendek. Bisa jadi kalimatnya singkat, tetapi membingungkan dan bisa jadi kalimatnya panjang,
tetapi informasinya mudah dipahami. Untuk itulah, supaya bisa menggunakan kalimat efektif
dengan baik, ayo pelajari ciri-ciri serta syarat kalimat efektif.

a. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF


1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur Subjek (S) dan Predikat (P).
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Menggunakan diksi yang tepat.
4. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6. Melakukan penekanan ide pokok.
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8. Menggunakan variasi struktur kalimat.
b. SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Ada beberapa syarat atau prinsip agar suatu kalimat dapat disebut sebagai kalimat efektif. Apa saja? Berikut
ini 8 (delapan) syarat-syarat kalimat efektif beserta contoh dan perbaikannya.
1. KELOGISAN
Suatu kalimat dapat dipahami apabila penulisan yang digunakan sesuai dengan ejaan yang berlaku. Selain
itu, unsur-unsur dalam kalimat juga harus memiliki hubungan yang logis dan masuk akal.
CONTOH : Kalimat tidak efektif : “Untuk mempersingkat waktu, saya akan mengambil rute tercepat.”
Kalimat efektif : “Untuk menghemat waktu, saya akan mengambil rute tercepat.”

2. KETEGASAN
Melakukan penonjolan terhadap ide pokok dari suatu kalimat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
membentuk penekanan dalam suatu kalimat, yaitu :
▪ Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, contohnya, “Presiden mengharapkan agar rakyat
membangun bangsa & negara dengan kemampuan yang ada pada masing-masing individu.” Penekanan:
Presiden mengharapkan
▪ Membuat urutan kata yang logis, contohnya, kalimat tidak efektif, “Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi
berjuta-juta rupiah” kalimat efektif nya menjadi “Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah.”
▪ Melakukan repetisi (pengulangan kata), seperti, “Saya suka akan wanginya, saya suka akan keindahannya.”
▪ Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan, contohnya, “Bruno bukan anak yang nakal dan
pemarah, tetapi baik dan penyabar.”
▪ Menggunakan partikel penekan/penegas, seperti, “Jihan lah yang bertanggung jawab atas kejadian ini.”
3. KEHEMATAN
Gunakan kata-kata secara hemat, namun tidak mengurangi makna atau mengubah informasi yang ingin
disampaikan. Dalam menyusun kalimat efektif, penggunaan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak dibutuhkan
harus dihindari, seperti :
Hindari pengulangan subjek. Jika subjek dalam sebuah kalimat hanya satu, penyebutannya tidak perlu
diulang. Sebagai contoh: Kalimat tidak efektif, “Karena dia rajin, dia menjadi juara satu.” Kalimat efektif,
“Karena rajin, dia menjadi juara satu.”
Hindari sinonim kata. Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua kata yang memiliki makna serupa, cukup
gunakan salah satu saja. Sebagai contoh: Kalimat tidak efektif: “Yarsa rajin olahraga agar supaya sehat.”
Kalimat efektif: “Yarsa rajin olahraga agar sehat.”
Perhatikan bentuk kata jamak. Jika sebuah kata telah memiliki makna jamak, maka tidak perlu ditambahkan
kata yang bermakna jamak lagi. Sebagai contoh: Kalimat tidak efektif: “Para hadirin dimohon berdiri.”
Kalimat efektif: “Hadirin dimohon berdiri.”
4. KETEPATAN
Informasi yang akan disampaikan dalam suatu kalimat harus jitu (sesuai dengan sasaran), sehingga
dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan ketepatan kalimat
yaitu; memakai kata yang tepat, kata berpasangan harus sesuai, dan hindari peniadaan preposisi. Berikut
contohnya :
Kalimat tidak efektif, “Jam tangan Ayah yang antik itu dijual dengan harga murah.”
Kalimat efektif, “Jam tangan antik milik Ayah dijual dengan harga murah.”

5. KECERMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menimbulkan tafsir ganda/kalimat yang ambigu. Perhatikan penggunaan kata atau
diksi. Sebab kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak menyimpang ataupun ambigu. Sebagai contoh,
“Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.” Kalimat tersebut terkesan ambigu karena
tidak dapat menunjukkan siapa yang disebut terkenal, apakah ‘mahasiswa’ atau ‘perguruan tinggi’?
Supaya efektif, kalimat tersebut dapat diubah menjadi salah satu dari dua bentuk berikut, sesuai dengan
makna yang dituju. “Mahasiswa yang terkenal itu menerima hadiah.” Atau “Mahasiswa dari perguruan tinggi itu
menerima hadiah.”
6. KEPADUAN
Kepaduan artinya informasi yang disampaikan tidak terpecahpecah dan tidak bertele-tele. Tidak perlu
menyisipkan kata seperti ‘daripada’ atau ‘tentang’ antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contohnya
yaitu :
Kalimat tidak efektif, “Novel ini membahas tentang persahabatan di sekolah.”
Kalimat efektif, “Novel ini membahas persahabatan di sekolah.”

7. KESEJAJARAN
Kalimat efektif harus memiliki kesamaan bentuk kata atau makna yang dipakai dalam kalimat. Kesejajaran
terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran ada pada klausaklausa yang
mengisi kalimat majemuk. Sebagai contoh :
Kalimat tidak efektif, “Junot menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.”
Kalimat efektif: “Junot menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.”

8. KESEPADANAN
Struktur kalimat efektif wajib memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur SPOK, minimal Subjek (S) dan Predikat
(P). Contoh, “Johan belajar di kelas.” Subjek kalimat tersebut adalah ‘Johan’ dan predikatnya adalah ‘belajar.
3. CONTOH KALIMAT EFEKTIF
Untuk bisa menambah pemahaman pembaca sekalian, berikut kami sajikan beberapa contoh
kalimat efektif singkat :
Itu buku saya sudah baca tiga kali. Maka pembetulan kalimatnya menjadi, buku itu sudah
saya baca tiga kali.
Bagi seluruh peserta ujian diharapkan hadir tepat waktu. Maka pembetulan kalimatnya
menjadi, seluruh peserta ujian diharapkan hadir tepat waktu.
Kami ketinggalan bus sehingga kami datang agak terlambat. Maka pembetulan
kalimatnya menjadi, kami ketinggalan bus oleh karena itu, kami datang agak terlambat.
Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan yang sama. Maka
pembetulan kalimatnya menjadi, seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama.
Sekolah kami yang terletak di belakang Kantor Gubernur Jawa Barat. Maka pembetulan
kalimatnya menjadi, sekolah kami terletak di belakang Kantor Gubernur Jawa Barat.
KESIMPULAN
Dari sini kita belajar tentang kalimat dan kalimat efektif dimana didalamnya
kita dapat mengerti dan memahami pentingnya kalimat dalam sebuah
komunikasi contohnya saja dalam hal surat menyurat dapat kita pastikan surat
yang baik dan formal adalah dia yang memiliki tata Bahasa serta kalimat yang
baik dan benar begitupunj ketika kita berbicara dan ngobrol dengan teman
teman kita kalau sebuah komunikasi di jalankan dengan benar maka akan
sangat mudah untuk di pahami.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai