Anda di halaman 1dari 46

Bahasa Indonesia

Tugas
Presentasi
Kelompok 4
Materi
EJAAN BAHASA INDONESIA
(EBI)
Dosen Pengampu : Rusdial Marta,S.Pd,M.Pd
Anggota Kelompok

M.Bayu Anggara Okta Tri Ananda Akmaluddin


Latar Belakang
"Bahasa indonesia adalah bahasa nasional yang memiliki peran sentral dalam komunikasi, identitas
budaya, dan pendidikan di negara ini.
Sebagai bahasa yang bersifat

dinamis, bahasa Indonesia selalu mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman,

teknologi, dan perbedaan sosial. Salah satu elemen penting dalam menjaga integritas dan

konsistensi bahasa Indonesia adalah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)."


Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan EBI..?

Bagaimana penulisan huruf EBI...?

Bagaimana penulisan kata EBI...?


Bagaimana penulisan singkatan dan akronim...?
Bagaimana penulisan angka bilangan...?

Bagaimana penulisan tanda baca...?

Apa itu unsur serapan asing...?


Pengertian EBI
"Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan peraturan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor 50 Tahun 2015. Ejaan merupakan tata cara
penulisan huruf, kata, dan kalimat sesuai dengan standarisasi yang telah disepakati
dalam kaedah Bahasa Indonesia ."
Penulisan Huruf EBI
Penulisan Huruf Abjad
Penulisan Huruf Konsonan
Penulisan Huruf Diftong
Penulisan Gabungan Huruf Konsonan
Penulisan Pemenggalan Kata
Penulisan Huruf Abjad

"Huruf abjad terdiri atas huruf A, B, C,

D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W,
X, Y, Z."
Penulisan Huruf Konsonan
"Huruf konsonan adalah huruf

yang tidak termasuk huruf vokal, yakni

b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v,

w, x, y, z."
Penulisan Huruf Diftong
"Huruf diftong merupakan dua vokal
yang diucapkan bersamaan. Huruf diftong
terdiri atas ai, au, oi.
Contoh katanya ialah 'santai',
'pulau', 'survei', dan 'kalian'."
Penulisan Gabungan Huruf
Konsonan
"penulisan gabungan
huruf konsonan berarti dua huruf konsonan dijadikan
satu, seperti kh, ny, sy, ng.
contoh katanya 'ikhtisar', 'nyata', 'syarat', dan
'ngarai'."
Penulisan Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata sering dilakukan jika:
1. Ada huruf vokal yang berurutan dan terletak di tengah kata. Pemenggalan dilakukan
di antara kedua huruf vokalnya. Contoh kata ‘aula’ jika dipenggal menjadi ‘au-la’.
2. Ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan di antara dua huruf vokal,
yang terletak di tengah kata. Pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contohnya kata ‘ba-pak’, dan ‘mu-ta-khir’.
3. Ada dua huruf konsonan yang berurutan yang terletak di tengah kata.
Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan. Contohnya ‘man-di’, dan
‘makh-luk’.
4. Ada tiga huruf konsonan atau lebih yang terletak di tengah kata. Pemenggalan kata
dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua. Contohnya ‘in-stru-men’.
penulisan kata EBI
Penulisan kata dalam EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) mengikuti aturan yang telah
ditetapkan. Beberapa aturan dasar dalam EBI adalah:

1. Penggunaan huruf kapital.


2. Penggunaan huruf besar dan kecil.
3. Penggunaan huruf kapital dalam singkatan.
4. Tanda baca.
penulisan kata EBI
1.Penggunaan Huruf Kapital
"Huruf kapital digunakan di awal kalimat,
nama orang, nama tempat, dan sebagainya."
penulisan kata EBI
2. Penggunaan huruf besar dan kecil.
Huruf kapital digunakan pada huruf pertama
untuk kata benda, kata ganti, dan kata sifat yang berfungsi
sebagai gelar atau sebutan khusus, misalnya "Presiden Jokowi."
penulisan kata EBI
3. Penggunaan huruf kapital dalam singkatan.
Penggunaan huruf kapital dalam singkatan: Singkatan yang
terdiri dari huruf-huruf besar harus ditulis
semua huruf kapital, seperti "UNESCO."
penulisan kata EBI
4. Tanda Baca

Tanda baca: Gunakan tanda baca yang benar, seperti koma, titik,
tanda tanya, dan sebagainya, sesuai dengan aturan
tata bahasa yang berlaku.
Penulisan Singkatan Dan Akronim

Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih. Ada
beberapa aturan penulisan singkatan dan akronim dalam bahasa Indonesia yang perlu
diperhatikan. Berikut adalah aturan penulisan singkatan dan akronim yang sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Singkatan nama orang, gelar, sapaan,
atau pangkat diikuti dengan tanda titik di setiap unsur singkatan itu. Misalnya: A.H.
Nasution (Abdul Haris Nasution), H. Hamid (Haji Hamid), Kol. Inf. Hendri (Kolonel
Infanteri Hendri), A.K.B.P. Purnomo (Ajun Komisaris Besar Polisi Purnomo).
Penulisan Singkatan Dan Akronim

Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik. Misalnya: KTP (kartu tanda penduduk), KUHP (Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana), BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi).Singkatan y ang lazim digunakan dalam penulisan alamat dapat
ditulis dengan dua huruf atau lebih dan diakhiri tanda titik. Misalnya: Gd. Tabrani
(Gedung Tabrani), Jl. Rawamangun (Jalan Rawamangun), Gg. Kelinci (Gang Kelinci).
Penulisan Angka Bilangan

1) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.Misalnya:• Mereka
menonton drama itu sampai tiga kali.• Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.•
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang
abstain.• Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus,
dan 250 sedan.
Penulisan Angka Bilangan

2). Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.Misalnya:• Lima puluh siswa teladan
mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.• Tiga pemenang sayembara itu diundang ke
Jakarta.Catatan: Penulisan berikut dihindari:• 50 siswa teladan mendapat beasiswa dari
pemerintah daerah.• 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Penulisan Angka Bilangan

3) Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,
susunan kalimatnya diubah.Misalnya:• Panitia mengundang 250 orang peserta.• Di lemari
itu tersimpan 25 naskah kuno.Catatan: Penulisan berikut dihindari:• 250 orang peserta
diundang panitia.• 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
Penulisan Angka Bilangan

4). yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih
mudah dibaca.Misalnya:• Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk
mengembangkan usahanya.• Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar
rupiah.• Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.
Penulisan Angka Bilangan
5. Angka dipakai untuk menyatakan

(a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta


(b) nilai uang.

Misalnya:
• 0,5 sentimeter
• 5 kilogram
• 4 hektare
• 10 liter
• 2 tahun 6 bulan 5 hari
• 1 jam 20 menit
• Rp5.000,00
• US$3,50
• £5,10
• ¥100
Penulisan Angka Bilangan
6. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen,
atau kamar.
Misalnya:
• Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
• Jalan Tanah Abang I/15
• Jalan Wijaya No. 14
• Hotel Mahameru, Kamar 169
• Gedung Samudra
, Lantai II
, Ruang 201
Penulisan Angka Bilangan
Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
• Bab X, Pasal 5, halaman 252
• Surah Yasin: 9
• Markus 16: 15—16
Penulisan Angka Bilangan
Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
• dua belas (12) • tiga puluh (30) • lima ribu (5.000)

b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
• setengah atau seperdua (1/2) • seperenam belas (1/16) • tiga perempat (3/4)
• dua persepuluh (2/10) • tiga dua-pertiga (3 2/3) • satu persen (1%) • satu
permil (1o/oo) 8 II.I.8 Penulisan bila
Penulisan Angka Bilangan
Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Misalnya:
• abad ke-20
• abad kedua puluh
• Perang Dunia II
• Perang Dunia Ke-2
• Perang Dunia Kedua
Penulisan Angka Bilangan
Penulisan angka yang mendapat akhiran-an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
• lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
• tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
• uang 5.000-an (uang lima ribuan)
Penulisan Angka Bilangan
Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam
peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
• Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
• Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus
lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
Penulisan Angka Bilangan
Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf
dilakukan seperti berikut.
Misalnya:
• Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus
ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
• Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas
harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
Penulisan Angka Bilangan
Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
• Kelapadua
• Kotonanampek
• Rajaampat
• Simpanglima
• Tigaraksa
Penulisan Tanda Baca
• Tanda Titik (.)
Tanda baca yang satu ini hampir selalu bisa dijumpai dalam sebuah kalimat. Tanda titik menjadi penanda akhir dari
sebuah kalimat. Namun, ada juga beberapa ketentuan penggunaan tanda baca titik (.)
Pertama, dipakai untuk mengakhiri singkatan. Jika singkatan tersebut dilambangkan dengan dua huruf, tanda titik
dipakai sebagai pemisah dan penutupnya. Contoh: a.n. untuk atas nama. Namun, jika singkatan tersebut dilambangkan
dengan tiga huruf, tanda titik cukup ditambahkan sebagai penutup saja. Contoh: hlm untuk halaman.

Kedua, diipakai untuk membatasi singkatan pada gelar sarjana dengan bidang yang diambilnya, contohnya S.Hum
yang merupakan sarjana humaniora.

Ketiga, diipakai dalam daftar pustaka sebagai pembatas antara keterangan yang satu dengan yang lain. Contohnya:
“Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya” Keempat, diipakai
sebagai pembatas untuk angka atau bilangan ribuan ataupun kelipatannya dan dipakai pada pembatas jam dan menit
dalam hitungan waktu. Contohnya: “Saat ini, jumlah penduduk Surabaya hampir menembus 2.970.730 jiwa”
Penulisan Tanda Baca
2. Tanda Tanya (?) Tanda baca selanjutnya adalah tanya tanya. Sobat pintar sudah
tak asing lagi dong dengan tanda baca yang satu ini. Fungsi tanda tanya untuk
menunjukkan kalimat tanya atau kalimat interogatif. 10 Selain untuk menanyakan
sebuah jawaban dan penjelasan,fungsi lainnya dari tanda tanya ialah menyatakan
kalimat yang kurang bisa dibuktikan kebenarannya alias masih ambigu.
Contohnya: "Betulkah, di Indonesia ada 801 bahasa?”5
Penulisan Tanda Baca

3. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupaun rasa emosi yang kuat. Contohnya: “ Alangkah
cantiknya pulau itu!”

4. Tanda Koma (,) Tanda koma pada umumnya digunakan untuk memisahkan
beberapa bagian dari suatu kalimat atau memisahkan anak kalimat dari
induknya. Contohnya: “Karena budi pekertinya baik, ia mempunyai banyak
teman.”
Penulisan Tanda Baca
5. Tanda titik koma (;) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Contoh: Hujan makin deras;
ayah belum juga pulang.

6. Tanda Titik Dua (:) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu
pertanyaan lengkap jika diikuti rangkaian atau perincian. Contoh: Kita sudah
memesan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

7. Tanda hubung (-) Tanda hubung kerap kali digunakan untuk merangkai kata
yang terpenggal oleh pergantian baris. Selain itu, tanda hubung juga digunakan
dalam menyambung kata ulang, contoh: kupu-kupu, mobil-mobilan, dsg.
Penulisan Tanda Baca
8. Tanda Pisah (--) Sepintas tanda baca yang satu ini mirip dengan tanda hubung (-) ya,
Sobat? hanya saja bentuknya lebih panjang. Oleh karena itu, tanda pisah bisa dituliskan
dengan menggunakan gabungan dari dua tanda hubung. Namun, penggunaan antara
tanda pisah dan tanda hubung tentu berbeda.

9. Tanda Petik (‘…’) Tanda petik digunakan dalam Bahasa Indonesia pada istilah yang
maknanya bersifat konotatif atau tidak sebenarnya. Contoh: Hakim dilarang menerima
‘amplop’ dari terdakwa Selain itu, tanda petik dipakai untuk mengapit makna kata yang
memang dicantumkan dalam kalimat.

10. Tanda Kutip (“…”) Tanda baca yang satu ini sebenarnya adalah penggunaan ganda
dari tanda petik. Namun, fungsinya berbeda dari tanda petik.
Penulisan Tanda Baca
11. Tanda Garis Miring (/) Tanda baca yang satu ini memiliki peran penting dalam
persuratan, yaitu menjadi pembatas dalam nomor surat. Selain itu, pada dasarnya fungsi
tanda baca ini adalah menggantikan kata.

12. Tanda Kurung ((...)) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh: Para mahasiswa sibuk mempersiapkan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
tahun ini.

13. Tanda Kurung Siku ([ ]) Tanda kurung siku berfungsi untuk mengapit huruf, kata
atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu
memang terdapat di dalam naskah asli. Contoh: Sang Harimau mulai memang[g]il anak-
anaknya
Penulisan Tanda Baca
14. Tanda Baca Apostrof (‘)
Tanda baca ini digunakan untuk menuliskan nama serta kata khusus dari serapan bahasa
asing.

Contoh: -Ahmad Syafi’i (bukan ‘Syafi i’ atau ‘Syafii’) Selain itu, tanda apostrof juga
dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka dalam tahun. Contoh:
19 Desember ’22 (’22 = 2022)
Unsur Sarapan
Asing
Unsur Sarapan Asing Pengertian kata serapan menurut Rohbiah adalah
penyerapan bahasa terjadi karena adanya suatu kontak yang
berkelanjutan dalam waktu lama dengan penutur bahasa yang berbeda.
Kontak bahasa ini merupakan hubungan kebahasaan yang terjadi antara
satu masyarakat bahasa terhadap masyarakat bahasa lainnya.
Unsur Sarapan
Asing
Unsur serapan berdasarkan prosesnya, dikategorikan kedalam 3 (tiga)
golongan yakni:
• Adopsi Adopsi merupakan unsur serapan yang dipungut secara
utuh, tanpa penyesuaian atau perubahan dengan bahasa penerima
• Adaptasi Adaptasi merupakan unsur serapan yang disesuaikan pada
ejaan dan lafal Indonesia.
• Pungutan atau Terjemahan Menurut Soedjito (1990), Perubahan
atau penyesuaian kata-kata asing ini bergantung pada sistem
fonologi dan morfologi bahasa Indonesia.
Unsur Sarapan
Jenis-jenis Kata Serapan Menurut prosesAsing
penyerapan, ada 4 jenis kata serapan yang
berlaku di dalam bahasa Indonesia, yaitu:

1. Kata Serapan Adopsi Adopsi merupakan penyerapan kosakata asing ke bahasa


Indonesia tanpa mengubah pelafalan, ejaan maupun penulisan.

Contoh dari serapan adopsi yaitu:


a. Data berasal dari bahasa Inggris yakni data
b. Film berasal dari bahasa Inggris yakni film
c. Angka berasal dari bahasa Sansekerta yakni angka
d. Aneka berasal dari bahasa Sansekerta yakni aneka
Unsur Sarapan
Asing
2. Kata Serapan Adaptasi Adaptasi merupakan proses penyerapan kosakata asing ke
bahasa Indonesia dengan adanya perubahan sesuai kaidah bahasa Indonesia.
Perubahan itu berupa ejaan, penulisan maupun pelafalan. Contoh serapan adaptasi,
diantaranya:
a. Bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu business.
b. Aktor berasal dari bahasa Inggris yaitu actor.
c. Baca berasal dari bahasa Sansekerta yaitu vaca.
d. Bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu bhasa.
e. Mentega berasal dari bahasa Portugis yaitu manteiga.
f. Dosen berasal dari bahasa Belanda yaitu docent.
Unsur Sarapan
Asing
3. Kata Serapan Kreasi Penyerapan kosakata dengan cara kreasi serupa dengan cara
terjemahan atau pungutan. Perbedaanya hanyalah pada bentuknya yang tidak
dituntut sama dengan kata asalnya.
Misalnya, bila kata asalnya berjumlah satu kata, kata serapan dapat menjadi dua
kata. Contoh kata serapan kreasi, diantaranya:
a. Berhasil guna berasal dari bahasa Inggris yakni effective.
b. Daring atau dalam jaringan berasal dari bahasa Inggris yakni online.
c. Luring atau luar jaringan berasal dari bahasa Inggris yakni offline. Kata Serapan
dari Bahasa Asing Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa bahasa Indonesia
sebetulnya berasal dari bahasa Melayu. Pada perkembangan, bahasa Melayu
menyerap bahasa asing sebelum diresmikan kedalam bahasa Indonesia
Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa ejaan bahasa Indonesia adalah aspek
penting dalam memelihara integritas bahasa
Indonesia dan memfasilitasi komunikasi yang
tepat.
Terim a ka s i h
"Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi,
juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan"
(Shakuntala Devi)

Anda mungkin juga menyukai