Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan
melisankan bahasa. Hal ini terjadi karena seringkaliorang terikat pada kata
atau nama. Dalam bahasaejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan
adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf
dan tanda baca. Dalam pelajaran bahasa Indonesia masih banyak ditemukan
kesalahandalam penulisansingkatan dan akronim, serta angka dan lambang
bilangan. Hal ini terjadi karena pamakai bahasa memerlukan alat komunikasi
yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Permasalahan inilah yang
menjadikan adanya perbedaan pandangan dan persepsi dalam bahasa
berdasarkan kaidah-kaidah tatabahasa ataupun kaidah kosakata. Perbedaan
pandangan dan pemakaian bahasa dalam mengungkapkan ide dan pikiran perlu
dikaji berdasarkan pedoman yang ada. Masalah tersebut sepertikesalahan
dalam penulisansingkatan dan akronim, serta angka dan lambang
bilangan. Untuk itulah perlu adanya pembelajaran mendalam berdasarkan
kaidah yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud dengan singkatan dan akronim, serta angka dan
lambangbilangan?
2.Bagaimana cara penulisan singkatan dan akronim, serta angka dan lambang
bilangan?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui yang dimaksud dengan singkatan dan akronim, serta
angka dan lambang bilangan
2.Untuk mengetahui cara penulisan singkatan dan akronim, serta angka dan
lambang bilan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Singkatan dan Akronim, serta Angka dan Lambang Bilangan
Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih dalam
penulisannya singkatan dilafalkandari huruf per huruf.
Akronim adalah bentuk pendek yang diambl dari sebuah frasa . susunan
akronim bervariasi. Ada akronim yang dibentuk berdasarkan suku kata
pertama seperti orba, pelita dan raker, suku kata pertama ditambah tiga huruf
berikutnya, sepertikancab dan koramil, suku pertama ditambah suku kata
berikutnya seperti depludan muspida.
Angka adalah suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk
melambangkan bilangan.
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan
dan pengukuran.
Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan
disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Sifat yang esensial dari lambang
bilangan yaitulambang bilangan mewakili bilangan. Lambang bilangan adalah
lambang yang digunakan untuk menyatakan bilangan seperti 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8 dan 9.

2.2 Penulisan Singkatan


Singkatan merupakan bentuk pendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih. Bagian-bagian singkatansebagaiberikut :
1. Singkatan nama orang,nama gelar,sapaan,jabatan atau pangkat diikuti
dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Contohnya :
1. Arifin Siregar,S.Kom.
2. A.H. Nasution
3. M.B.A

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau


organisasi,serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

2
Contohnya :
1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
2. UUD (Undang-Undang Dasar)
3. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

3. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Contohnya :
1. Yth. (yang terhormat)
2. kpd. (kepada)
3. tgl. (tanggal)

4. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda
titik.
Contohnya:
1. Dst (dan seterusnya)
2. Dsb. (dan sebagainya)

Adapun untuk singkatan yang terdiri atas dua huruf, ditulis sebagai berikut
:
1. a.n. (atas nama)
2. d.a. (dengan alamat)
3. s.d. (sampai dengan)
Singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan khusus, seperti dalam
pembuatan catatan rapat dan kuliah.

5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata


uang tidak diikuti tanda titik.
Contohnya :
1. Kg (Kilo gram)
2. Mg (miligram)
3. Rp (rupiah)

3
2.5 Penulisan Akronim
Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai
sebuah kata. Bagian-bagian akronim adalah sebagai berikut:

1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal, unsur-unsur nama
diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
1. POLTEKKES (Politeknik Kesehatan)
2. UNILA (Universitas Lampung)
3. POLINELA (Politeknik Negeri Lampung)
2. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis
dengan huruf awal kapital.
Contoh:
1. Menkeu (Mentri Keuangan)
2. Bappenas ( Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
3. Bulog (Badan Urusan Logistik)
3. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau
lebihditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
1. Pemilu (pemilihan umum)
2. Proker (program kerja)
3. Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)

Syaratpembentukkanakronimsebagai berikut:
1. Jumlah suku kata akronim tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim
pada kata Indonesia (tidak lebih dari tiga suku kata)
2. Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal
dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa indonesia yang
lazim agar mudah diucapkan dan diingat
Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal
dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa indonesia yang
lazim agar mudah.

4
2.6 Penulisan angka dan lambang bilangan
Berikut adalah bagian-bagian dalam penulisan angka dan lambang bilangan:
1. Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata.angka dipakai sebagai
lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka
Arab atau Romawi.
Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, L (50), C (100), D
(500), M (1000), V (5000).
2. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian atau paparan.
Contohnya:
a) Transportasi yang dipesan untuk kendaraan umum terdiri atas 30 bus,
105 minibus, 200 sedan.
b) Koleksi museum Lampung mencapai dua juta barang koleksi
3. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika lebih dari dua kata,
susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan
huruf itu tidak ada pada awal kalimat.
Contohnya:
a) Sepuluh siswa kelas 12 tidak hadir acara seminar
b) Panitia acara HMJPBS Got Talent mengundang 150 orang peserta
Bukan: 150 orang peserta diundang panitia dalam acara itu
4. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah dibaca.
Contohnya:
a) Hasil penggalangan danahari ini berjumah Rp. 2 juta rupiah untuk
membelikan sembako untuk korbsn
b) Dilla mendapatkan hadiah sejumlah Rp. 1 juta rupiah dari acara
Undian.
5. Angka digunakan untuk menyatakan (a)ukuran panjang, berat, luas, dan isi;
(b) satuan waktu; (c) nilai uang; (d) jumlah.
Contohnya:
a) 0,5 sentimeter
b) 4 kilogram
c) 24 Juli 2000
d) Pukul 13.00

5
6. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen,
atau kamar.
Contohnya:
a) Jalan Anggur No. 6
b) Permuhana Tanjung Raya Permai No. 2
c) Asrama Keperawatan, Kamar A3
7. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Contohnya:
a) Bab V, pasal 2, halaman 28
b) Surah Yunus: 5
8. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagi berikut:
1. Bilangan utuh
Contohnya:
Dua belas (12)
Seratus ribu (100000)

2. Bilangan pecahan
Contohnya:
½ (Setengah)
3 ½ (Tiga Satu per dua)
1% (Satu Persen)
9. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Contohnya:
a) Pada awal abad XI (angka Romawi kapital)
Dalam kehidupan pada abad ke-11 ini (huruf dan angka Arab)
Pada aal abad kedua puluh (huruf)
10. Penulisan bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara berikut (lihat
keterangan tentang tanda hubung).
Contohnya:
Dua lembar uang 20.000 ribu-an ( Dua lembar uang dua puluh ribuan)
11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
(kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi).
Contohnya:
Di rak itu terdapat 56 pasang sepatu warna putih
Rumah itu dijuan dengan harga Rp10.000.000

6
12. Jika bilangan dilambangkan denganangka dan huruf, penulisannya harus
tepat.
Contohnya:
Bukti pembelian seharga 10.500.000,00 (sepuluh juta lima ratus ribu
rupiah)
Catatan:
1. Angka Romawi tidak digunakan untuk menyatakan jumlah
2. Angka Romawi digunakan untuk menyatakan penomoran bab (dalam
terbitan atau produk perundang-undangan)
3. Angka Romawi kecil digunakan untuk penomoran halaman sebelum
Bab I dalam naskah dan buku.

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Dalam
penulisannya dilafalkan dari huruf per huruf.
Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang digunakan dalam sebuah
kata,yang penulisannya dilafalkan sebagai suku kata.
Angka adalah suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk menyatakan bilangan.
Lambang bilangan adalah suatu simbol yang digunakan untuk menyatakan bilangan
seperti 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
Dalam penulisan singkatan dan akronim, serta angka dan lambang bilangan terdapat
persyaratankhusus yang harus dipenuhi, jika tidak dipenuhi menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam penulisan kata.

Saran
Sebaiknya dalam penulisan singkatan dan akronim, serta angka dan lambang bilangan
harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan agar tidak menimbulkan kesalahan
dalam penulisan kata.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hs. Widjono. 2012. Bahas Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi). Jakarta: PT. Grasindo
Diposting oleh Unknown di 19.09
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Anda mungkin juga menyukai