Anda di halaman 1dari 17

Ejaan Yang Disempurnakan

EYD
Kelompok 7 : Hasan Alwi

EYD Page 1 of 17
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah
kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca.

Definisi secara garis besar ejaan adalah cara dalam


menuliskan kata/kalimat dengan benar, dengan
memperhatikan penggunaan huruf serta tanda baca yang
benar.

EYD Page 2 of 17
EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan dalam
penulisan kata-kata/kalimat dalam Bahasa Indonesia yang termuat
dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tanggal 16 Agustus 1972.
Ejaan yang disempurnakan atau lebih sering disingkat menjadi
EYD adalah aturan dasar ejaan dalam bahasa Indonesia yang
hingga sampai saat ini masih digunakan.
Sebelum menggunakan EYD, bangsa Indonesia terlebih dahulu
menggunakan ejaan Suwandi. Sejak diberlakukannya EYD, ada
beberapa penulisan huruf dalam ejaan Suwandi yang kemudian
diubah yaitu sebagai berikut:
'j' menjadi 'y' 'ch' menjadi 'kh'
'dj' menjadi 'j' 'tj' menjadi 'c'
'nj' menjadi 'ny' 'sj' menjadi 'sy'

EYD Page 3 of 17
Menurut Siti Maimunah dalam buku Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi (2019), berikut fungsi ejaan diantaranya:
1. Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa agar semakin
baku.
2. Membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih baku.
3. Sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa Indonesia
sehingga dalam penulisannya tidak menghilangkan makna aslinya.
4. Penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan
lebih cepat dan mudah, karena penulisan bahasa yang lebih teratur.

EYD Page 4 of 17
C. Penulisan Ejaan dan Contohnya
1. Pemakaian Huruf

1.) Huruf Abjad


Dalam bahasa Indonesia, terdapat 26 huruf abjad yaitu: A, B, C, D, E, F, G,
H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, dan Z.

2.) Huruf Vokal


Dalam bahasa Indonesia, terdapat 5 huruf vokal yang diantaranya adalah:
a, i, u, e, o

3.) Huruf Konsonan


Dalam bahasa Indonesia, terdapat 21 huruf konsonan diantaranya: b, c, d,
f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.

EYD Page 5 of 17
4.) Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat huruf diftong yang
dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi. Contoh
penggunaan pada kata: santai, amboi, pulau, dan survei.

5.) Gabungan Huruf Konsonan


Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan. Contoh penggunaannya seperti
pada kata: khusus, akhir, ngarai, siang, banyak, nyata, syarat, dan
musyawarah.

6.) Huruf Kapital


Huruf kapital atau huruf besar adalah suatu huruf yang berukuran lebih
besar dan berbentuk khusus, yang biasanya dipakai pada awal kalimat.

EYD Page 6 of 17
7.) Huruf miring adalah huruf yang tercetak miring atau dalam
terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan
untuk memberikan penekanan pada sebuah kata.

8.) Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang


sudah ditulis miring. Misalnya: Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan,
tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.

EYD Page 7 of 17
2. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:
1. Kantor pajak penuh sesak.
2. Saya pergi ke sekolah.

B. Kata berimbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya, Misalnya: berjalan, berkelanjutan, mempermudah, lukisan, kemauan,
perbaikan.

C. Gabungan Kata
(1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah. Misalnya duta besar, kerja sama.
(2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsure yang berkaitan. Misalnya: alat
pandang-dengar (audio-visual aid)
(3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak
dirasakan lagi sebagai dua kata. Misalnya acapkali.

EYD Page 8 of 17
D. Bentuk Ulang F. Kata Depan di, ke, dan dari
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan Kata depan di, ke, dan dari ditulis
tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. terpisah dari kata yang mengikutinya,
Misalnya: kecuali di dalam gabungan kata yang
anak-anak biri-biri sudah dianggap sebagai satu kata
buku-buku cumi-cumi seperti kepada dan daripada.
Misalnya: Tinggallah bersama saya di
E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya. sini.
Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat
kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan G. Kata Sandang si dan sang
kata yang mengikutinya. Kata si dan sang iditulis terpisah dari
Misalnya : aku bawa, aku ambil, kibawa, kata yang mengikutinya.
Misalnya: si kecil.
kuambil, engkau bawa, engkau ambil. Kaubawa,
kauambil.

EYD Page 9 of 17
H. Partikel
(1) Partikel-lah dan –kah ditulis dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya
Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
(2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun
yang diketahuinya, aku tetap tak percaya.
(3) Partikel per yang berarti ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahuluinya atau mengikutinya. Misalnya: Mereka masuk ruang satu per
satu.

I. Singkatan dan Akronim


(1) Singkatan adalah bentuk yang dipendekan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih. Adapun aturan penulisannya adalah, sebagai berikut. Misalnya: nomor
disingkat no.
(2) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku
kata, ataupun gabungan dan suku kata dari deret kata yang disingkat akronim
dibaca dan diperhatikan sebagai kata. Misalnya FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik).

EYD Page 10 of 17
J. Angka dan Lambang Bilangan
(1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan (4) Angka yang menunjukkan bilangan besar
nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka arab atau dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya
angka romawi. Misalnya : lebih mudah dibaca.
Angka Arab : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Misalnya: Dia mendapatkan bantuan 250 juta
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII rupiah untuk mengembangkan usahanya.
(2) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan (5) Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran
satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b)
dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. nilai uang
Misalnya: Misalnya :0,5 sentimeter, 5 kilogram, 4 hektare,
1. Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. 10 liter, 2 tahun 6 bulan 5 hari, Rp5.000,00,
2. Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku. US$3,50, dll
(3) (a) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. (6) Angka dipakai untuk menomori alamat,
Misalnya : Lima puluh siswa teladan mendapat seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
beasiswa dari pemerintah daerah. Misalnya : Jalan Tanah Abang I No. 15
(b) Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat (7) Angka dipakai untuk menomori bagian
dinyatakam dengan satu atau dua kata, susunan karangan atau ayat kitab suci.
kalimatnya diubah. Misalnya : Bab X, Pasal 5, halaman 252, Surah
Misalnya ; Panitia mengundang 250 orang peserta. Yasin: 9, Markus 16: 15—16

EYD Page 11 of 17
(8) Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Misalnya : dua belas (12), setengah atau seperdua (½)
(9) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya : abad XX, abad ke-20, abad kedua puluh
(10) Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut. Misalnya : lima
lembar uang 1.000-an
(11) Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan
perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya : Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(12) Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti
berikut.
Misalnya : Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50
(sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
(13) Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya : Kelapadua, Kotonanampek, Rajaampat, Simpanglima

EYD Page 12 of 17
3. Pemakaian Tanda Baca
Tanda Titik (.) Tanda Elipsis (...)
Tanda Koma (,) Tanda Petik (“...”)
Tanda Titik Koma (;) Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Tanda Titik Dua (:) Tanda Kurung ((...))
Tanda Hubung (-) Tanda Kurung Siku ([...])
Tanda Pisah (—) Tanda Garis Miring (/)
Tanda Tanya (?)
Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda Seru (!)

EYD Page 13 of 17
4. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik
dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing,
seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti force majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de
l’homme par l’homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang
penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Kaidah ejaan yang
berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai berikut:

EYD Page 14 of 17
1. a (Arab, bunyi pendek atau bunyi Selain kaidah penulisan unsur serapan di
panjang) menjadi a (bukan o) samping, berikut ini disertakan daftar
maż hab (‫ )مذهب‬mazhab istilah asing yang mengandung akhiran
qadr (‫ )قدر‬kadar serta penyesuaiannya secara utuh dalam
ṣaḥābat (‫ )صحابة‬sahabat bahasa Indonesia.
2. aa (Belanda) menjadi a 1. aat (Belanda) menjadi –at
paal pal
advocaat advokat
baal bal
2. ah (Arab) menjadi –ah atau –at
octaaf oktaf
‘aqīdah (‫ )عقيدة‬akidah
Unsur serapan yang sudah lazim dieja ʼijāzah (‫ )إجازة‬ijazah
sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia tidak ‘umrah (‫ )عمرة‬umrah
perlu lagi diubah. Misalnya: 3. al (Inggris), -eel dan -aal (Belanda)
bengkel nalar Rabu menjadi –al
dongkrak napas Selasa structural, structureel struktural
faedah paham Senin formal, formeel formal
normal, normaal normal

EYD Page 15 of 17
Kesimpulan
Penggunaan ejaan yang disempurnakan (EYD) sangat
dibutuhkan dalam penulisan karya tulis ilmiah agar
sebuah karya tulis ilmiah tersebut dapat tersusun
dengan baik dan mudah dipahami.

Dalam menuliskan EYD yang baik dan benar tentu saja


terdapat aturan dan tata letak penggunaanya, sehingga
kita harus cermat dalam menggunakan EYD dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

EYD Page 16 of 17
Terima Kasih

EYD Page 17 of 17

Anda mungkin juga menyukai