Anda di halaman 1dari 55

Ejaan Yang

Disempukan
(EYD)

Disusun oleh: kelompok 1


Alvin Anugrah Pratma
Abdul Hami
Ahlan
Ade Asmasari
Anggi anggraini
Ardina
EJAAN
Ejaan adalah:
kaidah menggambarkan bunyi-bunyi bahasa
dlm bentuk tulisan (huruf) serta penggunaan
tanda-tanda bacanya (sistem penulisan
bahasa).
Ejaan:
yang Pernah Berlaku di Indonesia
No Nama Ejaan Tahun Keterangan
1 E van Ophuijsen 1901 Logat Melajoe
2 E Republik (Soewandi) 15 April 1947 Menteri PP
3 E Pembaharuan 6 Agust 1957 Belum berlaku
4 E Melindo 1959 Belum berlaku
5 E Baru Bahasa Indo(LBK) 28 Okt 1966 Kepala LBK
6 EYD 17 Agust 1972 Pres Soeharto
Ranah EYD
1. Pemakaian Huruf
(abjad, vokal, konsonan, diftong,
gab. konsonan, pemenggalan kata)
2. Pemakaian Huruf Kapital & Huruf Miring
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Unsur Serapan
5. Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sbg huruf pertama :
1. kata pada awal kalimat
2. petikan langsung
3. nama Tuhan, kitab suci (kata ganti-Nya)
4.nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan (yg diikuti nama orang)
5.unsur nama jabatan dan pangkat
(yg diikuti nama orang, instansi, tempat)
6. unsur nama orang (tdk utk satuan ukuran)
Huruf kapital dipakai sbg huruf pertama :
7. nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa (tt)
8. nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan sejarah
9. nama geografi (kecuali tdk diikuti nama …)
10. nama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintahan & kettnegaraan, dan dok. resmi
11. unsur bentuk ulang sempurna (spt: poin 10)
12. unsur nama judul buku, majalah, karangan, dll
13. unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan
14. kata penunjuk hub.kerabat dlm sapa & acuan
15. kata ganti Anda
Pemakaian Huruf Miring
1. Dipakai utk menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan

Misalnya:
Anita membawa majalah Dunia Kesehatan Anak.
Surat kabar Suara Nusa telah terbit kembali.
Buku Morfologi itu karangan Halus Mandala.
Pemakaian Huruf Miring
2. Dipakai utk menegaskan atau mengkhususkan
huruf , bagian kata, kata, atau kelompok kata.

Misalnya:
Huruf pertama kata morbiditas adalah m.
Vany bukan menyuntik, tetapi disuntik.
Buatlah kalimat dengan kata neoplasma !
Pemakaian Huruf Miring
3. Dipakai utk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing, kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya
Misalnya:
Susy sedang menderita wolhynian fever.
Carcinia adalah nama ilmiah buah manggis.
Kata encephalitis diterjemahkan radang otak.
Penulisan Kata
1. Kata dasar ditulis sbg satu kesatuan.
2. Imbuhan ditulis serangkai dgn kata dasarnya
3. Jika bentuk dasar yg berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan itu ditulis serangkai.

Misalnya: menggarisbawahi
dilipatgandakan
penjualbelian
Penulisan Kata
4. Jika salah satu unsur gabungan kata
hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya: adipati
antarkota
biokimia
poligami
biomedika
Catatan:
1. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf
awalnya adalah kapital, di antara kedua unsur
itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya: non-Indonesia pan-Afrikanisme
2. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti
oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar,
gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya: Semoga Tuhan Yang Maha Esa ….
Tuhan Yang Maha Pengasih ….
Penulisan Kata Depan
• Kata depan ( di, ke, dan dari ) ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yg sudah lazim seperti kepada
dan daripada yg dianggap sebagai satu kata.

Misalnya: Di mana Vina sekarang?


Anda pergi ke mana?

Perhatikan: Ia masuk, lalu keluar lagi.


Bawa kemari alat itu!
Dosen terkemuka itu datang.
Penulisan Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Bacalah …. Siapakah …. Apatah ….

2. Partikel per yg berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’


ditulis terpisah dr yg mendahului / mengikutinya.

Misalnya: Gaji baru PNS berlaku per 1 April.


Mereka disuntik satu per satu.
Harga obat Rp 2.000,00 per kapsul.
Penulisan Partikel
3. Partikel pun ditulis terpisah
dari kata yang
mendahuluinya.
Misalnya: Apa pun yang diminta….
Siapa pun yang sakit ….
Catatan:
Kelompok yg lazim dianggap padu ditulis serangkai.
Misalnya: adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun,
kendatipun, maupun, meskipun,
sekalipun, sungguhpun, dan walaupun.
Penulisan Singkatan
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan,
jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: H. Mandala
Muh. Yamin
Dr. R.A. Kemilau
DR. Radika, M.Hum.
Bpk. Akhmad S.H.
Sdr. Y. Asmara Jaya
Zuriah, S.E., M.M.
Prof. Dr. Radiyan, Ph.D.
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan
dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi yg terdiri atas huruf
awal kata kapital tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: DPR Dewan Perwakilan Rakyat
IDI Ikatan Dokter Indonesia
SMA Sekolah Menengah Atas
PTS Perguruan Tinggi Swasta
KTP Kartu Tanda Penduduk
PT Perseroan Terbatas
MK Mahkamah Konstitusi
UU Undang Undang
3. Singkatan umum yg terdiri dari tiga huruf atau
lebih diikuti satu titik.
Misalnya: dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan atas
Yth. Yang terhormat

Tetapi: a.n. atas nama


d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.

Misalnya: Cu kuprum
TNT trinitrotoluen
cm sentimeter
kVA kilovolt-ampere
l liter
kg kilogram
Rp rupiah
Penulisan Akronim
Akronim adalah singkatan yg berupa
gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun keduanya dari deret kata
yang diperlakukan sebagai kata.
1. Akronim nama diri yg berupa gabungan huruf
awal dari deret kata ditulis kapital seluruhnya.
Misalnya: ABRI
LAN
PASI
STIKES
2. Akronim nama diri yg berupa gabungan suku
kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Bappenas Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Iwapi Ikatan Wanita
Pengusaha Indonesia
Sespa Sekolah Staf
Pimpinan Administrasi
3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungannya dari deret kata seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
pemilu pemilihan umum
radar radio detecting and ranging
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran
Penulisan Tanda Baca
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda (.) dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan.

a. Dokter Rita sedang mengontrol pasien.


b. Kemarin, Dr. Sita R. terlambat datang.
c. Hari ini tanggal 7 Juni 2012.
d. Biarlah Dr. Andika memeriksanya.
2. Tanda (.) dipakai di belakang angka atau
huruf dlm bagan, iktisar, atau daftar.

a. III. Dinas Kesehatan


A. Bidang Pelayanan
B. Bidang Teknis
b. 2. Landasan Teori
2.1 Konsep Dasar Terapi Modalitas
2.2 Jenis Terapi Modalitas
2.2.1 Terapi kognisi
2.2.2 Terapi keluarga
2.2.3 Terapi religius
3. Tanda (.) dipakai untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik yg menunjukkan waktu.
Misalnya:
pukul 1.10.15 (pukul 1 sepuluh menit 15 detik)

4. Tanda (.) dipakai untuk memisahkan


angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.

Misalnya: 1.10.20 (1 jam, 10 menit, 20 detik)

0.20.15 (20 menit, 15 detik)


5. Tanda (.) dipakai di antara nama penulis, judul
tulisan, dan tempat terbit dlm daftar pustaka.
Misalnya:
Mandala, Halus. 2008. Fonologi B. Indonesia.
Jakarta: Puspita.
6. Tanda (.) dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan & kelipatannya yg menyatakan jumlah.
Misalnya: Jumlah mahasiswa 1.250 orang
Korban muntaber 1.151 jiwa
Tetapi perhatikan:
Ia lahir tahun 1985 di Mataram
Lihat halaman 2150 dan seterusnya
7. Tanda (.) tidak dipakai pd akhir judul:
kepala karangan, ilustrasi, tabel, dsb.
Misalnya: Fungsi Hati dalam Tubuh
Kedudukan Bahasa Indonesia
8. Tanda (.) tidak dipakai di belakang
(1) alamat pengirim dan tanggal surat atau
(2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya: Jalan Panji Tilar 99
Mataram
1 April 2009
Yth. Sdr. Emayani
Jln. Batanghari 15
Jakarta
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda (,) dipakai di antara unsur-unsur
dlm suatu perincian atau pembilangan
Misalnya: Beli kertas, pena, dan tinta!
Satu, … dua, … tiga!
2. Tanda (,) dipakai utk memisahkan kalimat
setara yg diantarai tetapi atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Anda bukan sakit gigi, melainkan sakit hati.
3. Tanda (,) dipakai utk memisahkan anak
kalimat dr induk kalimat yang mengikutinya.
Misalnya:
Kalau tidak hujan, saya akan ke puskesmas.
Karena sakit, Andy tidak kuliah.

Perhatikan:
Tanda (,) tidak dipakai jika anak
kalimat mengikuti induk kalimat.

Saya akan ke puskesmas kalau tidak hujan.


Andy tidak kuliah karena sakit.
4. Tanda (,) dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antarkalimat yang terdapat pd awal
kalimat. Temasuk di dalamnya oleh karena itu,
jadi, lagi pula, meskipun, begitu, dan akan tetapi.
Misalnya:
… …. Oleh karena itu, kita harus sehat.
… …. Jadi, sakit itu harus diobati.
5. Tanda (,) dipakai utk memisahkan kata seperti
o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang
terdapat di dalam kalimat.
Misalnya: O, begitu?
Wah, bukan main cantiknya!
Hati-hati ya, nanti jatuh hati!
6. Tanda (,) dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya: Kata Ibu, “Aku cantik sekali.”
“Aku cantik sekali,” kata Ibu.
7. Tanda (,) dipakai di antara (1) nama dan alamat,
(2) bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, dan
(4) nama tempat dan wilayah yang berurutan.
Misalnya: Surat ini dialamatkan kepada Sdr.
A.Yani, Jln. Panji Tilar 99, Mataram.
Yth. Sdr. Ema, Jln. Nuri 15, Jakarta
Mataram, 1 April 2009
Kuala Lumpur, Malaysia
8. Tanda (,) dipakai utk menceraikan bagian nama
yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya: Mandala, Halus. 2009. Sintaksis B.
Indonesis. Jakarta: Puspita.
9. Tanda (,) dipakai di antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya (berbeda dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga).

Misalnya: A.Yani, S.H.


Dr. Ary M., M.Ph.
Perhatikan: Dr. Mery W. S.
Dr. Wirya S. E.
10. Tanda (,) dipakai di muka angka persepuluh
atau seratus, atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya: panjangnya 15,5 m
nilainya 8,55
Harganya Rp 50,50 per helai.
11. Tanda (,) dipakai utk mengapit keterangan
tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya: Dokter saya, Dr. Mila, rajin sekali.
Kemarin, misalnya, banyak yg hadir.
Semua mahasiswa, pria dan wanita,
mengikuti praktek di laboratorium.
12. Tanda (,) dapat dipakai agar tdk salah baca
pada keterangan yg terdapat pada awal kalimat.
Misalnya: Menurut Ely, Melina sudah hamil.
Dalam hal itu, kita harus tegas.

13. Tanda (,) tidak dipakai untuk petikan langsung


(jika berakhir dengan tanda tanya atau seru)
dari bagian lain yang mengiringinya.

Misalnya: “Dari mana Anda?” tanya Waty.


“Keraskan itu!” perintahnya.
“Jangan pernah berkata tidak!”
perintah suami pada istrinya.
C. Tanda titik koma (;)
1. Tanda (;) dapat dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yg sejenis & setara.
Misalnya:
Malam makin larut; tugas belum selesai juga.
2. Tanda (;) dpt dipakai sbg pengganti kata hubung
utk memisahkan yg setara dlm kalimat majemuk.
Misalnya: Ayah bekerja; ibu bepergian;
aku sendirian di rumah.
Andi sakit gigi; Tary sakit hati;
Anda sakit apa?
D. Tanda titik dua (:)
1a. Tanda (:) dapat dipakai pada akhir pernyataan
lengkap jika diikuti rangkaian atau perintah.
Misalnya:
Aku memerlukan alat: gelas, sendok, dan garpu.
Hanya ada dua pilihan pejuang: hidup atau mati!

1b. Tanda (:) tidak dipakai jika rangkaian atau perian


itu pelengkap yg mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan gelas, sendok, dan garpu.
2. Tanda (:) dipakai sesudah kata atau
ungkapan yang memerlukan perintah.
Misalnya:
Ketua : Sri Susanti
Skretaris : Emayani
Bendahara : B. Yuliani
3. Tanda (:) dipakai dalam teks drama sesudah kata
yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Dokter : “Ukur tensinya!” (sambil senyum)
Perawat: “Baik Pak.” (seraya memegang …)
Keduanya : (saling pandang mesra) “…”
4. Tanda (:) dipakai (1) di antara jilid atau nomor
dan halaman, (2) di antara bab dan ayat dlm
kitab suci, (3) di antara dua judul dan anak
judul suatu karangan, serta (4) nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan.

Misalnya:
Tempo (1971), 34:7
Surat Yasin: 9
Buku, Fonologi: Sebuah Pengantar, sudah terbit.
Amir. 2009. Kesehatan Ibu. Surabaya: Ekacipta.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda (-) menyambung suku-suku kata dasar
yg terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya: Tugas perawat adalah me-
rawat pasien dengan baik.
2. Tanda (-) menyambung awalan atau akhiran
dengan kata dasarnya pada pergantian baris.

Misalnya: Anita sakit. Andy harus mengerja-


kan tugasnya dengan senang.
3. Tanda (-) menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Petugas meneliti susu-susu yang beredar.
Susu-susu itu diteliti berulang-ulang.
Warna susunya keputih-putihan.

4. Tanda (-) menyambung huruf dari kata yang dieja.

Misalnya: P-a-n-i-t-i-a
17-08-2009
01-04-2010
5. Tanda (-) boleh dipakai untuk memperjelas
(1) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, dan (2) penghilangan bagian –
bagian kelompok kata.
Misalnya: dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)
kesetiakawanan-sosial

6. Tanda (-) dipakai untuk merangkaikan unsur


bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Misalnya: di-smesh
Pen-tackle-an
7. Tanda (-) dipakai untuk merangkaikan
(1) se- dengan kata yg dimulai dengan kapital,
(2) ke- dengan angka,
(3) angka dengan -an,
(4) singkatan kapital dg imbuhan atau kata, dan
(5) nama jabatan rangkap.
Misalnya: se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 2000-an
mem-PHK-kan
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara
F. Tanda Pisah (-)
1. Tanda (-) dipakai untuk membatasi penyisipan
kata atau kalimat yang memberi penjelasan di
luar bangun kalimat.

Misalnya:
Alat ini -saya yakin di-markup- akan cepat rusak.
Temuan ini -teori evolusi- pasti akan bermanfaat.
Saat itu –waktu tepat untuk nikah- telah berlalu.
2. Tanda (-) menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan lain sehinggg kalimat
menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Yanti-anak pak lurah- sangat pandai merayu.
3. Tanda (-) dipakai di antara dua bilangan,
tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai’ ke
atau ‘sampai’ dengan.

Misalnya: tahun 2008-2010


tanggal 10-15 April 2009
Mataram-Denpasar
G. Tanda Elepsis (…)
1. Tanda (…) dipakai dlm kalimat terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu … ya, marilah kita masuk.
2. Tanda (…) menunjukkan bahwa dlm suatu
naskah ada bagian yg dihilangkan
Misalnya:
Wanita remaja tidak pantas ….
Alat yang rusak dan … harus diperbaiki.
H. Tanda Tanya (?)
1. Tanda (?) dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kery hamil, kapan menikahnya?

2. Tanda (?) dipakai dalam kurung untuk


menyatakan bagian yang disangsikan.
Misalnya:
Uangnya sebanyak Rp 10 juta (?) hilang.
Tuty tinggal bersama suaminya (?)
I. Tanda Seru (!)
Tanda (!) dipakai sesudah ungkapan berupa
seruan atau perintah yg menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa
emosi yang kuat.
Misalnya:
Bersihkan alat itu sekarang!
Ya, ampun! Tega benar dia menganiaya istrinya.
Merdeka!
J. Tanda Kurung ((…))
1. Tanda ((…)) mengapit tambahan
keterngan atau penjelasan.
Misalnya:
Dia sedang menyusun AK (Angka Kredit).
2. Tanda ((…)) mengapit keterangan yg bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Sajak berjudul “Ubud” (nama tempat
terkenal di Bali) ditulis pada tahun 2005.
3. Tanda ((…)) mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dlm teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi Kokain(a)

4. Tanda ((…)) mengapit angka atau huruf


yang merinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Ia meneliti masalah: (a) ibu, (b) anak, dan ….
Dia membeli (a) sapu, (b) ember, dan (c) lap.
K. Tanda Kurung Siku ([…])
1. Tanda ([…]) mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atas bagian
kalimat yg ditulis orang lain pada naskah asli.
Misalnya:
Peneliti menyi[m]pulkan bahwa ….
2. Tanda ([…]) mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Perbandingannya (khusus perbedaan [lihat
hal.12] keduanya) akan diuraikan lebih lanjut.
L. Tanda Petik (“…”)
1. Tanda (“…”) mengapit petikan langsung yg
berasal dari pembicaraan atau naskah lain.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Tuty, “sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa Negara
ialah bahasa Indonesia.”
2. Tanda (“…”) mengapit judul syair, karangan,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Aku” terdapat pada hal.12 buku ini.
3. Tanda (“…”) mengapit istilah ilmiah yg kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Ledy bercelana panjang model “cutbrai”.

2. Tanda (“…”) ditempatkan di belakang yg


mengapit kata atau ungkapan yg dipakai
dengan arti khusus pada ujung kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Agnes dijuluki
“Si Hitam Manis dari Surga.”
M. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1. Tanda (‘…’) mengapit petikan yang tersusun
di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Aby, “Kau dengar bunyi ‘tik-tik’ tadi?”

2. Tanda (‘…’) mengapit makna, terjemahan,


atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya: Feep-back ‘balikan’
tokol ‘duduk’
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda (/) dipakai dalam nomor surat dan
nomor pada alamat dan penandaan masa satu
tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
Misalnya: No. 7/AK/2009
Tahun ajaran 2009/2010
2. Tanda (/) dipakai sebagai pengganti
kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya: mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp 250,00/lembar
O. Tanda Apostrof (‘)
1. Tanda (‘) menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.

Misalnya:
Sury ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
1 Januari ‘10 (‘10 = 2010)

Anda mungkin juga menyukai