Fungsi Paragraf:
1. Memudahkan pengertian dan pemaknaan
2. Memungkinkan pemusatan pikiran terhadap
tema/topik yang dibicarakan dalam
paragraf
Paragraf yang baik:
1. KOHERENSI
Masing–masing kalimat mempunyai hubungan
timbal balik yang baik dan teratur.
2. KESATUAN
Semua kalimat yang membangun paragraf
membicarakan hal yang sama.
3. KECUKUPAN DALAM PENGEMBANGAN
Ide pokok dikembangkan/dijelaskan secukupnya
sehingga tercapai tujuan kejelasan tema.
4. SUSUNAN YANG TERPOLA
Adanya pola susunan yang baik
Kronologis
Logis
Ruang
Kalimat Topik Yang Baik
1. Jelas maksud dan tujuannya
2. Mudah dipahami
3. Memiliki unsur khusus yang mendapat
tekanan
Contoh:
Ada beberapa alasan mengapa saya suka
belajar di waktu subuh.
Membaca sambil berbaring tidak baik untuk
kesehatan.
Jalan kaki merupakan olahraga yang murah dan
sehat.
Cara membaca dan tujuan membaca sangat
erat hubungannya.
Kalimat Topik Yang Tidak Baik
1. Tidak jelas maksud dan tujuannya
2. Terlalu umum
3. Hanya merupakan pernyataan yang sempit
Terlalu Umum
Pemuda adalah harapan bansa.
Sastra merupakan cermin kehidupan.
Kejayaan bangsa terletak di pundak generasi
muda.
2. Paragraf Pengembang
Sebelum mencoba menjawab pertanyaan – pertanyaan di
atas, baiklah dijelaskan dulu mengenai peranan mahasiswa
dalam pembangunan.
3. Paragraf Penutup
Dari uraian di atas terlihat bahwa angka kematian bayi di
Sumatera Barat cukup tinggi. Tingginya angka kematian bayi
ini disebabkan oleh pelayanan kesehatan yang masih
kurang. Masalah ini dapat diatasi dengan peningkatan
pelayanan kesehatan, penyuluhan kepada masyarakat dan
pelatihan dukun beranak.
EYD
Penulisan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk
penulisannya terpisah.
Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin
menimbulkan salah baca/salah pengertian diberi tanda
hubung.
Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata ditulis
seerangkai.
Gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran saja,
ditulis serangkai dengan kata yang lansung mengikutinya.
Gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran,
penulisannya dirangkaikan.
Gabungan kata yang salah satu unsurnya dipakai hanya
dalam bentuk kombinasi, ditulis serangkai.
Catatan:
o Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang diawali
dengan huruf kapital, diantara kedua unsur itu dituliskan
tanda hubung (-).
o Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai,
kecuali jika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar.
o Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung (-).
Kata depan di, ke, dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Partikel
Partikel lah dan kah
Ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Partikel pun
Ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Partikel per yang berarti “mulai”, ”demi”, ”tiap”
Ditulis terpisah dari bagian–bagian kata yang
mendampinginya.
Huruf Kapital
Huruf pertama pada awal kalimat.
Huruf pertama petikan lansung.
Huruf pertama nama Tuhan, kitabsuci dan kata ganti
Tuhan.
Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Huruf pertama nama jabatan, pangkat yang diikuti
nama orang.
Huruf pertama unsur–unsur nama orang.
Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, bahasa.
Huruf pertama nama–nama hari, bulan, tahun, hari
raya dan peristiwa sejarah.
Huruf pertama geografi.
Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan serta dokumen
resmi.
Huruf pertama semua kata dalam judul buku,
majalah, surat kabar, judul karangan
(kecuali: dii, ke, dari, dan, yang, untuk).
Huruf pertama dari kata anda.
Huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan
(Bapak, Ibu, Saudara, Kakak, Adik, Paman).
Huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, sapaan.
Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
pada nama badan, lembaga
pemerintah/ketatanegaraan.
Tanda titik (.)
Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan dan seruan.
Akhir singkatan nama orang.
Singkatan gelar, pangkat, jabatan, sapaan.
Singkatan kata/ungkapan yang sudah sangat umum.
Memisahkan angka jam, menit, detik, yang menunjukkan
waktu.
Dibelakang angka dan huruf dalam satu daftar atau bagan.
Diantara jutaan, ribuan yang menunjukkan jumlah.
Tujuan Pidato :
1. Menemukan kebenaran.
2. Memperoleh kemenangan dan kekuasan.
3. Alat untuk persuasi kaum terpelajar
(data-data dan argumentasi)
UNSUR-UNSUR PIDATO
FUNGSI PIDATO
1. Memberikan pengertian
Yaitu menyampaikan kenyataan-kenyataan dalam
berusaha menjelaskan persoalan yang sebenarnya.
Misal: Demonstrasi OPP
GPK Timtim, Aceh, dll
2. Mendidik
Menyampaikan ilmu pengetahuan dan kepandaian.
Banyak diperankan oleh : - Guru
- Dosen
- Juru Dakwah
Sifat pidato ini :
Menyuburkan kemampuan berpikir.
Memupuk kesadaran, membanding dan menalar.
3. Menggerakkan dan mempengaruhi orang banyak.
Banyak digunakan orator-orator politik/
Kadang-kadang pidato ini ekstrim karena yang
disampaikan:
Kenyataan
Tidak kenyataan
Pendapat pribadi
Berlebihan
Memberikan harapan dan janji-janji untuk
mempengaruhi atau menyenangkan orang.
STRUKTUR PIDATO
1. Pembukaan/pendahuluan
2. Isi
3. Alasan-alasan
4. Kesimpulan
Metode
1. Tekstual
Menggunakan naskah tertulis
Orator pemula
Bahan dokumentasi
Memudahkan berpidato
2. Number system
Mencatat bagian-bagian penting dari pokok
pembicaraan:
Pendahuluan
Pergaulan remaja masa kini
Akibat pergaulan bebas
Usaha penanggulangan
Harapan dan pesan-pesan
penutup
3. Card system
4. Tanpa naskah (ekstemporan)
Materi sendiri
Rekayasa pikiran
5. Inproviptu (serta merta)
Sistematika Berpidato
1. Mengucapkan salam pembuka dan menyapa
hadirin.
2. Menyampaikan pendahuluan.
3. Menyampaikan isi pidato.
4. Kesimpulan isi pidato.
5. Menyampaikan harapan yang berisi anjuran dan
ajakan kepada pendengar untuk melaksanakan isi
pidato.
6. Salam penutup.
Persiapan Pidato
Suspensi
Mengemukakan pernyataan-pernyataan baru yang
mengejutkan.
Partinen
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengarah kepada tema pidato.
Self Refrence
Menceritakan pengalaman-pengalaman yang ada
kaitannya dengan pidato.
Happening Refrence
Mengemukakan kejadian-kejadian penting yang
sesuai dengan tema, untuk menarik perhatian.
Pemilihan Topik
PENUTUPAN