Anda di halaman 1dari 28

PARAGRAF

Definisi: Seperangkat kalimat yang


membicarakan satu topik.

Fungsi Paragraf:
1. Memudahkan pengertian dan pemaknaan
2. Memungkinkan pemusatan pikiran terhadap
tema/topik yang dibicarakan dalam
paragraf
Paragraf yang baik:
1. KOHERENSI
Masing–masing kalimat mempunyai hubungan
timbal balik yang baik dan teratur.
2. KESATUAN
Semua kalimat yang membangun paragraf
membicarakan hal yang sama.
3. KECUKUPAN DALAM PENGEMBANGAN
Ide pokok dikembangkan/dijelaskan secukupnya
sehingga tercapai tujuan kejelasan tema.
4. SUSUNAN YANG TERPOLA
Adanya pola susunan yang baik
 Kronologis
 Logis
 Ruang
Kalimat Topik Yang Baik
1. Jelas maksud dan tujuannya
2. Mudah dipahami
3. Memiliki unsur khusus yang mendapat
tekanan

Contoh:
 Ada beberapa alasan mengapa saya suka
belajar di waktu subuh.
 Membaca sambil berbaring tidak baik untuk
kesehatan.
 Jalan kaki merupakan olahraga yang murah dan
sehat.
 Cara membaca dan tujuan membaca sangat
erat hubungannya.
Kalimat Topik Yang Tidak Baik
1. Tidak jelas maksud dan tujuannya
2. Terlalu umum
3. Hanya merupakan pernyataan yang sempit

Terlalu Umum
 Pemuda adalah harapan bansa.
 Sastra merupakan cermin kehidupan.
 Kejayaan bangsa terletak di pundak generasi
muda.

Pernyataan Fakta Yang Sempit


 N. H. Dini adalah pengarang wanita Indonesia.
 Indonesia salah satu negara anggota ASEAN.
 Singa adalah binatang buas pemakan bangkai.
JENIS PARAGRAF
1. Paragraf Pembuka
Bila pada bagian terdahulu sudah dibahas mengenai
penyebab penyakit jantung koroner, maka berikut ini akan
dibicarakan tentang gejala klinis penyakit jantung koroner.

2. Paragraf Pengembang
Sebelum mencoba menjawab pertanyaan – pertanyaan di
atas, baiklah dijelaskan dulu mengenai peranan mahasiswa
dalam pembangunan.

3. Paragraf Penutup
Dari uraian di atas terlihat bahwa angka kematian bayi di
Sumatera Barat cukup tinggi. Tingginya angka kematian bayi
ini disebabkan oleh pelayanan kesehatan yang masih
kurang. Masalah ini dapat diatasi dengan peningkatan
pelayanan kesehatan, penyuluhan kepada masyarakat dan
pelatihan dukun beranak.
EYD
Penulisan Kata
 Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk
penulisannya terpisah.
 Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin
menimbulkan salah baca/salah pengertian diberi tanda
hubung.
 Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata ditulis
seerangkai.
 Gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran saja,
ditulis serangkai dengan kata yang lansung mengikutinya.
 Gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran,
penulisannya dirangkaikan.
 Gabungan kata yang salah satu unsurnya dipakai hanya
dalam bentuk kombinasi, ditulis serangkai.
Catatan:
o Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang diawali
dengan huruf kapital, diantara kedua unsur itu dituliskan
tanda hubung (-).
o Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai,
kecuali jika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar.
o Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung (-).

 Kata depan di, ke, dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.

 Kata ganti ku, kau, mu, nya;


 Kata ganti ku dan kau
Ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinnya.
 Kata ganti ku, mu dan nya
Ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

 Partikel
 Partikel lah dan kah
Ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
 Partikel pun
Ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
 Partikel per yang berarti “mulai”, ”demi”, ”tiap”
Ditulis terpisah dari bagian–bagian kata yang
mendampinginya.
Huruf Kapital
 Huruf pertama pada awal kalimat.
 Huruf pertama petikan lansung.
 Huruf pertama nama Tuhan, kitabsuci dan kata ganti
Tuhan.
 Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
 Huruf pertama nama jabatan, pangkat yang diikuti
nama orang.
 Huruf pertama unsur–unsur nama orang.
 Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, bahasa.
 Huruf pertama nama–nama hari, bulan, tahun, hari
raya dan peristiwa sejarah.
 Huruf pertama geografi.
 Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan serta dokumen
resmi.
 Huruf pertama semua kata dalam judul buku,
majalah, surat kabar, judul karangan
(kecuali: dii, ke, dari, dan, yang, untuk).
 Huruf pertama dari kata anda.
 Huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan
(Bapak, Ibu, Saudara, Kakak, Adik, Paman).
 Huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, sapaan.
 Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
pada nama badan, lembaga
pemerintah/ketatanegaraan.
Tanda titik (.)
 Pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan dan seruan.
 Akhir singkatan nama orang.
 Singkatan gelar, pangkat, jabatan, sapaan.
 Singkatan kata/ungkapan yang sudah sangat umum.
 Memisahkan angka jam, menit, detik, yang menunjukkan
waktu.
 Dibelakang angka dan huruf dalam satu daftar atau bagan.
 Diantara jutaan, ribuan yang menunjukkan jumlah.

Tanda titik tidak digunakan pada:


 Singkatan atau akronim.
 Singkatan lambang kimia, satuan ukuran, timbangan, takaran,
mata uang.
 Akhir judul karangan, buku, tabel, gambar.
 Dibelakang - Tanggal surat.
- Alamat pengirim dan penerima surat
Tanda koma
 Di belakang O, ya, wah, aduh, kasihan yang
terdapat pada awal kalimat.
 Memisahkan petikan lansung dengan bagian lain
dalam kalimat.
 Diantara - Nama dan alamat
- Bagian–bagian alamat
- Tempat dan tanggal
yang ditulis berurutan.
 Memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam penulisan daftar pustaka.
 Diantara nama orang dan gelar akademik.
 Diantara unsur–unsur dalam suatu
pembilangan/susunan serial.
 Mengapit keterangan tambahan/keterangan oposisi.
Tanda hubung (-)
 Menyambung unsur–unsur kata ulang.
 Menyambung suku–suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
 Menyambung awalan dan akhiran yang terpisah oleh
pergantian baris.
 Menyambung huruf kata yang dieja satu–satu dan
bagian–bagian tanggal.
 Memperjelas pengertian/hubungan bagian
ungkapan.
 Merangkaikan: - Se dengan huruf kapital.
- Ke dengan angka.
- Angka dengan an.
- Singkatan HK dengan imbuhan.
 Merangkaikan unsur BI dan BA.
Tanda elipsis (….)
 Menggambarkan kalimat terputus–putus.
 Menunjukkan bahwa dalam satu petikan lansung
ada bagian yang dihilangkan.

Tanda petik (“___”)


 Mengapit petikan lansung
(pembicaraan, naskah, bahan tertulis lain)
 Mengapit judul buku, karangan, syair apabila dipakai
dalam kalimat.
 Mengapit istilah yang masih kurang dikenal.
 Mengapit kata/ungkapan yang dipakai dalam arti
khusus.
Tanda titik dua (:)
 Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
penjelasan.
 Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
perincian/penjelasan.
 Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku.
 Diantara: - Tahun dan halaman.
- Nama surat dan ayat.
Tanda pisah (-)
 Membatasi penyisipan kata/kalimat yang memberi penjelasan
khusus diluar bangun kalimat.
 Diantara dua bilangan yang berarti sampai dengan.
 Diantara nama dua kota yang berarti ke atau sampai.

Garis miring (/)


 Penomoran kode surat.
 Pengganti kata dan, atau, per, nomor alamat.
RETORIKA
Penyampaian informasi, ide dan pikiran-pikiran dari
pembicara kepada pendengar dengan
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

Retorika berasal dari bahasa Yunani


Yaitu dari kata ORATORIKA
Yang berarti SENI BERPIDATO
Orator : Ahli Pidato

Tujuan Pidato :
1. Menemukan kebenaran.
2. Memperoleh kemenangan dan kekuasan.
3. Alat untuk persuasi kaum terpelajar
(data-data dan argumentasi)
UNSUR-UNSUR PIDATO
FUNGSI PIDATO
1. Memberikan pengertian
Yaitu menyampaikan kenyataan-kenyataan dalam
berusaha menjelaskan persoalan yang sebenarnya.
Misal: Demonstrasi OPP
GPK Timtim, Aceh, dll
2. Mendidik
Menyampaikan ilmu pengetahuan dan kepandaian.
Banyak diperankan oleh : - Guru
- Dosen
- Juru Dakwah
Sifat pidato ini :
 Menyuburkan kemampuan berpikir.
 Memupuk kesadaran, membanding dan menalar.
3. Menggerakkan dan mempengaruhi orang banyak.
Banyak digunakan orator-orator politik/
Kadang-kadang pidato ini ekstrim karena yang
disampaikan:
 Kenyataan
 Tidak kenyataan
 Pendapat pribadi
 Berlebihan
 Memberikan harapan dan janji-janji untuk
mempengaruhi atau menyenangkan orang.

STRUKTUR PIDATO
1. Pembukaan/pendahuluan
2. Isi
3. Alasan-alasan
4. Kesimpulan
Metode
1. Tekstual
Menggunakan naskah tertulis
 Orator pemula
 Bahan dokumentasi
 Memudahkan berpidato
2. Number system
Mencatat bagian-bagian penting dari pokok
pembicaraan:
 Pendahuluan
 Pergaulan remaja masa kini
 Akibat pergaulan bebas
 Usaha penanggulangan
 Harapan dan pesan-pesan
 penutup
3. Card system
4. Tanpa naskah (ekstemporan)
 Materi sendiri
 Rekayasa pikiran
5. Inproviptu (serta merta)

Sistematika Berpidato
1. Mengucapkan salam pembuka dan menyapa
hadirin.
2. Menyampaikan pendahuluan.
3. Menyampaikan isi pidato.
4. Kesimpulan isi pidato.
5. Menyampaikan harapan yang berisi anjuran dan
ajakan kepada pendengar untuk melaksanakan isi
pidato.
6. Salam penutup.
Persiapan Pidato

1. Menentukan topik dan tujuan


2. Menganalisis pendengar dan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topik
4. Mengumpulkan bahan
5. Membuat kerangka bahan
6. Menguraikan secara mendetail
7. Melatih dengan suara lantang
TAKTIK BERPIDATO
 Quatation
Mengutip/mengulangi atau mensitir kata-kata
populer dari tokoh-tokoh penting, ayat-ayat dalam
kitab suci dan hadist Nabi.

 Suspensi
Mengemukakan pernyataan-pernyataan baru yang
mengejutkan.

 Partinen
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengarah kepada tema pidato.
 Self Refrence
Menceritakan pengalaman-pengalaman yang ada
kaitannya dengan pidato.

 Happening Refrence
Mengemukakan kejadian-kejadian penting yang
sesuai dengan tema, untuk menarik perhatian.

 Appeal Self Interest


Menggugah kepentingan pribadi pendengar
 Pentingnya hidup sehat/bersih.
 Kebutuhan hidup, dll.
PETUNJUK PRAKTIS

Pemilihan Topik

1. Pilihlah topik yang menarik


 Menarik bagi pendengar
 Menarik bagi pembicara
2. Apakah topik cocok dengan situasi pertemuan
3. Apakah topik cukup terbatas
4. Apakah saya sanggup menyampaikan dengan
menarik dalam waktu yang terbatas
Pengkajian Pendengar

1. Apakah pendengar punya label ilmu yang cukup


2. Umur: - Anak-anak - Dewasa
- Remaja - Orang Tua
3. Seks (jenis kelamin)
 Laki-laki atau perempuan
 Gabungan keduanya
4. Apakah pendengar bersahabat/tidak
PEMBUKAAN

1. Bacalah pidato dengan hal-hal yang menyenangkan


dan penuh simpati.
2. Perkenalkan diri kepada pendengar.
3. Berikanlah ilustrasi sesuai sikon.
4. Berikanlah pendahuluan secara umum.

PENUTUPAN

1. Merangkum pokok-pokok isi pidato.


2. Kemukakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam
pidato dan himbauan untuk bertindak.
PENAMPILAN

1. Berdirilah dengan lurus


Jangan memegang / bersandar pada kursi dan meja
2. Tunggulah pendengar tenang baru mulai bicara
3. Bicaralah dengan jelas, tidak terburu-buru
Penekanan : Pengulangan
Volume
Pausing
Nada
4. Tujukan pandangan pada pendengar (eye kontak)
- Mengontrol - Menikmati pidato
- Meyakinkan - Membantu berkata terhadap person
- Interaksi - Memberi anda pengikut
BEBERAPA HAL YANG MERUGIKAN PIDATO DAN HARUS
DIHINDARKAN
1. Salah ucap dan kesalahan tata bahasa
2. Perkataan kotor atau kasar
3. Menghafal pidato
4. Membaca pidato
5. Bersandar pada mimbar
6. Memegang kunci, kursi mimbar untuk waktu yang terlalu
lama
7. Mempermainkan sesuatu
8. Maju mundur (tanpa tujuan)
9. Hindarkan alkohol
10. Ketergantungan terhadap cerita lucu dan jangan sampai
anda mendapat reputasi sebagai tukang lawak
11. Mengatakan topik sebagai kalimat utama
12. Bertentangan dengan pendengaran
13. Membuka pidato dengan permintaan maaf

Anda mungkin juga menyukai