Anda di halaman 1dari 9

Ragam bahasa yang terjadi karena pemakaian. Berdasarkan media pengantarnya: 1.

Ragam lisan : Menghendaki adanya lawan bicara Unsur fungsi gramatik dinyatakan dengan bantuan gerak tubuh & mimik Terikat pada situasi, kondisi ruang dan waktu Makna dipengaruhi oleh tinggi-rendah dan panjang-pendek nada suara 2. Ragam Tulis : Tidak perlu lawan bicara Unsur fungsi gramatika (SPO) dinyatakan dengan kata2 Tidak terikat pada situasi, kondisi ruang dan waktu Makna ditentukan oleh tanda baca Berdasarkan situasi pemakaiannya: a. Ragam formal : saya, anda, saudara, bapak, ibu b. Ragam semiformal : bahasa agak santai (aku, kamu, bung, mas, mbak) c. Ragam nonformal : bahasa santai (gue, loe, bang, neng) Laras bahasa, yaitu: Kesesuaian bahasa yang dipaparkan dengan fungsi pemakai Bahasa dengan ciri tertentu yang dipakai (difungsikan) untuk keperluan tertentu

Macam2 laras: Laras ilmiah : laras yang lugas Laras sastra (puisi, cerpen, novel, dll) Laras jurnalistik (berita, editorial, iklan, dll) Laras hukum dan dokter

Ciri BI dalam penulisan karya ilmiah : Menggunakan ragam formal Menggunakan kalimat efektif, ciri2: bentuk gramatikal singkat, menghindari bentuk redundan (berlebih), ada kesepadanan antara struktur gramatik dengan alur pikir Menghindari makna ambigu (ganda) Menggunakan kata/istilah yang bermakna lugas-menghindari makna kias Menghindari penonjolan personal untuk menjaga objektivitas isi tulisan Ada keselarasan/keruntutan antar proposi dan antar alinea

BI yang baik dan benar : Bahasa yang baik apabila maknanya dapat dipahami oleh komunikan dan ragamnya sudah sesuai dengan situasi Bahasa yang benar adalah bahasa dengan ragam formal yang mengikuti kaidah baku

Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari kaidah yang telah dibakukan

Ejaan adalah seperangkat aturan / kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan = rambu2 Mengeja = pelafalan rambu EYD : huruf, kata unsur serapan dari bhs. Asing, pemakaian tanda baca Diftong = gabungan 2 vokal yang melahirkan bunyi baru, jika tidak tetap vokal (ai(syaitan), au(saudara), oi(boikot)) Disgraf = gabungan huruf konsonan (kh(khusus),ng(senang),ny(nyata), sy (isyarat)) Pemenggalan imbuhan : awalan dan akhiran yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal. (sa-at, sau-da-ra, ba-pak, ap-ril, in-stru-men) Pemenggalan kata gabunngan : kata yang terdiri lebih dari satu unsur dapat dipenggal. (makan-an, mem-bantu, pergi-lah) Pemenggalan khusus : kata yang mengandung sistem (-el, -er,-em,-in) dapat dipenggal (kilo-gram,kilo-gram) Penulisan nama diri: Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus Untuk penulisan kata biasa bukan nama diri, untuk unsur kimia x ditulis seperti apa adanya

Penulisan huruf kapital : 1. Dipakai untuk huruf pertama awal kalimat 2. Dipakai untuk huruf pertama petikan langsung 3. Dipakai untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan (Yang MahaKuasa, Quran, Weda, hamba-Mu) 4. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama (Raden ..., Haji..., Nabi..., dll) 5. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang / pengganti nama orang instansi, nama tempat (Presiden Yudhoyono, Menteri Pertanian, Gubernur Bali) 6. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama orang (Budi Luhur) 7. Dipakai untuk huruf pertama nama bangsa (Melayu, Tionghoa) 8. Dipakai untuk huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah 9. Dipakai untuk huruf pertama nama khas dalam geografi ( Teluk Bayur, Gunung Semeru, Danau Toba, dll) 10. Dipakai untuk huruf pertama semua unsur nama negara, badan/lembaga kepemerintahan, ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi (Undang-Undang Dasar 1945) 11. Dipakai untuk huruf pertama unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/lembaga (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

12. Dipakai untuk huruf pertama semua kata nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan 13. Dipakai untuk huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu, Paman, Kakak, dll) 14. Dipakai untuk huruf pertama unsur pertama singkatan nama gelar, pangkat, sapaan (Jenderal, Sdr, M.M, dll) 15. Dipakai untuk huruf pertama kata ganti anda Penulisan huruf miring : 1. Dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam karangan 2. Dalam cetakan dipakai untuk menegaskan / mengkhususkan 3. Dalam cetakan dipakai untuk kata namun ilmiah atau ungkapan asing Kata Turunan: Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misal : ketetapan, sentuhan, mempertanyakan Kata dasar berupa gabungan kata, awalan/akhiran ditulis serangkai dengan kata dasar. Misal : diberi tahu, bertanda tangan, beri tahukan Kata dasar berupa gabungan kata, awalan, dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai dengan kata dasar. Misal : memberitahukan, ditandatangani, melipatgandakan Ketika nama ulang terkait nama diri atau lembaga negara sehingga tidak perlu kata hubung tapi huruf besar

Gabungan kata: 1. Gabungan kata (kata majemuk), unsur2nya ditulis lapisan. Misal: mata kuliah 2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah pengertian ditulis dengan tanda hubung. Misal : anak-istri saya, kaki-tangan penguasa 3. Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis serangkai (tidak dirasakan sebagai dua kata). Misal: acapkali, Belasungkawa 4. Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, ditulis serangkai (tidak dirasakan sebagai dua kata). Misal : Biokimia, Antarkota Kata ganti ku, kau, mu, nya. Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang dianggap sebagai satu kata. Misal: di sini, ke luar, ke pada, di mana, ke dalam, dari pada, di rumah, ke depan, ke mari Kata sambung si, sang Partikel : Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misal : pergilah..., siapakah..., dll)

Partikel per yang berarti demi Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Misal: Hendak tidurpun aku.. Kelompok yang dianggap padu ditulis serangkai. Singkatan dan Akronim: Menyingkat satu kata pakai satu titik. Misal : nomor disingkat no., halaman disingkat hal Manyingkat dua kata pakai dua titik. Misal: atas nama disingkat a.n, Opere Citato disingkat Op.Cit Catatan : singkatan nama dari huruf awal tanpa titik. Misal : Perseroan Terbatas disingkat PT Menyingkat tiga kata / lebih. Catatan: Singkatan yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata ditulis A. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata-ditulis semua. Misal : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) B. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata atau huruf dan suku kata dari deret kata-semuanya ditulis dengan huruf kecil tanpa titik Satuan Bentuk Bahasa Fonem : bunyi terkecil yang dapat membedakan arti, misal: sate, pedas, enak Huruf adalah lambang bunyi / lambang fonem. Misal : Konsonan = b,c,d,f...z, Vokal = a,i,u,e,o Morfem: satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau mempunyai makna. Wujus morfem dapat berupa imbuhan, partikel, dan kata dasar. Misalnya : imbuhan di,ke, ter,an... Partikel lah, kah, tah, pun... Kata dasar bawa, makan, tidur Contoh : makan makanan, dimakan, memakan, termakan, makanlah Kata : satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna Bentuk kata dapat dibedakan menjadi : Kata dasar (bermorfem tunggal) misal : asuh, baca, bangun Kata turunan (bermorfem banyak) misal : mengasuh, pengasuh, asuhan

Kalimat : bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek + predikat (PI dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap. Intonasi final dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik (.), tanda seru (!) atau tanda tanya (?). unsur kalimat adalah unsur sintaksis = SPOP Huruf e Fonem 1 sate Fonem 2 pedas Fonem 3 enak

kata makanlah

morfem 1 makan

morfem 2 lah

morfem 3 -

arti untuk makan

memakan

me

makan

melakukan kegiatan makan

Ide Pokok , pada kalimat : ide pokok/ gagasan pokok biasanya diletakkan pada bagian depan kalimat Contoh : Ia Ditembak mati ketika masih dalam tugas militer. Ia masih dalam tugas militer ketika ditembak mati. Ide pokok (garis bawah) dalam kalimat di atas menjadi induk kalimat, sedangkan kalimat, sedangkan kalimat berhubungan adalah sebagai kalimat penjelas. Ide Pokok , pada paragraf : ide pokok / kalimat utama adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran / gagasan utama Paragraf deduktif : kalimat utamanya pada awal paragraf Paragraf induktif : kalimat utamanya pada akhir paragraf Paragraf campuran : kalimat utamanya pada awal dan akhir paragraf. Jika kalimatnya ada tanda tanya dan jadi.

Dengan susunan kalimat yang tidak sama persis dengan ada di awal paragraf. Jika milih kalimat ke 2 saja untuk ide pokok. Harus ada kalimat pertama di antaranya Kalimat Efektif : Kalimat afektif = kalimat yang penggunaan jumlah katanya sedikit dapat dipulangkan gagasan yang padat dan tepat tanpa terjadi pelanggaran unsur dan aspek bahasa Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula

Sub bahasa kalimat efektif : Kesepadanan dan kesatuan Kesejajaran Kehematan Penekanan Kevariasian Kepaduan (Koherensi) Kesepadanan: yaitu hubungan antara unsur (S, P, O, Pel, Ket) dalam kalimat yang merupakan kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna. Contoh : Ibu menata ruang tamu tadi pagi sepadan (SPOket) Kesepadanan kalimat tampak pada kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan / konsep yang merupakan kesepadanan pikiran.

Kesatuan : adanya (terdapatnya) satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Contoh : Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberikan pengarahan kepada pegawai baru (tidak jelas kesatuan gagasannya) Ciri2 kesepadanan dan kesatuan : Subjek dan predikat Kata penghubung intra kalimat dan antar kalimat Gagasan pokok dalam kalimat Penggabungan dengan yang, dan Penggabungan menyatakan sebab dan waktu Penggabungan kalimat yang menyatukan hubungan akibat dan hubungan tujuan

Kata penghubung (konjungsi) intra kalimat yaitu konjungsi. Contoh : kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya bersenang-senang (kalimat majemuk setara (tidak perlu dipertahankan)) Kata penghubung (konjungsi) antar kalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat lain dalam sebuah paragraf. Contoh: dia sudah berkali-kali tidak menepati janjinya padaku karena itu, aku tidak dapat mempercayainya lagi. Frase karena itu dan dengan demikian adalah konjungsi antar kalimat, karena berfungsi menghubungkan 2 kalimat. Penggabungan dengan dan, yang :Penghubungan kalimat dengan partikel dan hasilnya kalimat majemuk setara. Contoh: masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita musim rendah dan perbaikan mutu pendidikan adalaha tugas utama perguruan tinggi. Penggabungan yang : penggabungan kalimat dengan partikel yang hasilnya kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Kongres lingkungan hidup yang diadakan di Vancouver,Kanada. Kongres itu membicarakan beberapa masalah. Penggabungan menyatakan sebab dan waktu : Hubungan sebab dinyatakan dengan mempergunakan kata karena. Contoh: Karena banjir besar melanda kampung itu penduduk melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi. Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan : Partikel sehingga untuk menyatakan hubungan akibat. Contoh: Semua peraturan telah ditentukan, sehingga para mahasiswa tidak perlu bertindak sendiri2.

Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan hubungan tujuan : Partikel agar atau supaya Contoh: para mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan program belajar dalam waktu yang sudah ditetapkan Kesejajaran adalah: Contoh: Kakamu menjadi dosen atau menjadi pengusaha Demikian agar ibu maklum, dan atas perhatian ibu saya ucapkan terima kasih Terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya , sama pola atau susunan kata dan frase yang dipakai di dalam kalimat Penggunaan bentuk

Kehematan : upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu 1. Kehematan pemakaian kata 2. Kehematan pemakaian frase 3. Kehematan pemakaian bentuk lain yang tak perlu Contoh : Mata kepala saya sendiri , jaket warna merah : tidak hemat Seharusnya, melihat sendiri, jaket merah : hemat

Unsur penghematan yang harus diperhatikan : Pengulangan subjek kalimat Hiponimi (lebai) Pemakaian kata depan dari dan daripada

Pengulangan subjek kalimat : Ex : Pemuda itu segera merubah rencananya setelah dia bertemu presiden (tidak hemat), seharusnya, pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan presiden (hemat) Hiponimi : Penggunaan kata berlebihan karena kata tersebut merupakan bawahan makna kata/ungkapan yang lebih tinggi. Ex: merah (warna), Desember (bulan), Minggu (hari), turun (ke bawah), punya penyakit anemia : terkena animea Pemakaian dari dan daripada : Untuk membandingkan sesuatu: Bahasa tulis lebih sukar dicerna daripada bahasa lisan benar

Presiden menekankan bahwa didalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus diutamakan salah

Penekanan : kalimat dilakukan pada ide pokok Dalam penulisan, ada 3 cara untuk memberi penekanan : Contoh: Posisi dalam kalimat : Prof. Dr. Herman berpendapat, .... Salah satu indikator yang tidak efisien menurut pendapata Prof.Dr.Herman adalah ... Posisi dalam kalimat Urutan yang logis Pengulangan kata

Urutan yang logis : kejadian berurutan harus diperhatikan sebagai tergambar urutan yang logis Contoh : Telekomunikasi cepat-vital untuk keamanan, mobilitas pembangunan dan persatuan Tumpukan uang itu terdiri atau pecahan seratus ribuan, sepuluh ribuan, seribuan, seratusan

Pengulangan kata : Dalam kalimat dimaksudkan untuk membeli penegasan pada bagian kalimat (ujaran) yang dianggap penting. Contoh : Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya dimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial dan dimensi budaya. Kevariasian : untuk menghindari suasana monoton dan rasa bosan dari pembaca, paragraf dalam tulisan memerlukan variasi. Variasi kalimat terjadi dalam hal : Cara memulai Panjang pendek kalimat Jenis kalimat Kalimat aktif-pasif Kalimat langsung-tak langsung

Cara memulai : Beberapa kemungkinan memulai kalimat : Subjek pada awal kalimat : Para pesepakbola harus bekerja keras di akademi sepakbola itu Predikat pada awal kalimat : Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu. Predikat pada awal kehatianan . Kami turun perlahan-perlahan dari kapal yang besar itu. Subjek pada awal - orangnya Kata modal pada awal kalimat

Frase pada awal kalimat: di dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa terlibat dengan berbagai pihak. Menurut para ahli bedah, sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya sakit perut.

Jenis kalimat : Variasi kalimat bisa dilakukan melalui berbagai jenis kalimat 3 jenis kalimat: Kalimat berita, tanya, perintah Kalimat aktif dan pasif: pola kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi . Awalan me = kalimat aktif Awalan di = kalimat pasif Kalimat langsung dan tak langsung. Kalimat langsung : dapat dibangun variasi kalimat. Pendapat / pikiran seseorang terasa lebih jelas dan hidup bila dinyatakan dalam bentuk kalimat langsung daripada kalimat tidak langsung.

Anda mungkin juga menyukai