Anda di halaman 1dari 7

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Berdasarkan pengelompokan bahasa-bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia, bahasa


Indonesia termasuk kelompok Melayu Polinesia Barat. Dalam kelompok ini terdapat 175 bahasa
( satu diantaranya bahasa Indonesia ).
Bahasa Indonesia dapat berupa : bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap, sedangkan bahasa tulisan adalah
bahasa yang dihasilkan oleh tulisan dangan huruf.
Kedudukan bahasa indonesia yang pertama sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal
kelahiran Sumpah Pemuda dalam kongres pemuda 28 oktober 1928.
Kedudukan bahasa indonesia yang kedua sebagai bahasa negara, yang dituangkan dalam 36
UUD 1945.
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional :
      1.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai Lambang kebanggaan kebangsaan
      2.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional
 3.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar
budaya.
4.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku
bangsa.
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara:
      1.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan
2.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar didalam dunia pendidikan
3.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
4.      Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi.

TATA BAHASA

Morfologi adalah bidang linguistik atau tata bahasa yang mengkaji tentang pembentukan kata.

Kata adalah kesatuan dan kumpulan bunyi-bunyi yang terkecil dan mengandung arti.

Bentuk kata dalam bahasa indonesia ada 4 macam antara lain:

-Kata dasar : kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat dikelompokkan
sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks)

- kata berimbuhan : kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang berupa awalan, akhiran, sisipan,
dan awalan-akhiran.

-kata ulang : kata yang terjadi karena proses reduplikasi atau pengulangan kata.

-kata gabung : kata yang menghubung kan satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Intonasi yaitu tinggi rendahnya nada pada kalimat yang memberikan penekanan pada kata-kata
tertentu di dalam kalimat.

Intonasi memiliki 3 macam, yaitu:

1. Tekanan Dinamik (keras lemah) Ucapkanlah kalimat dengan melakukan penekanan pada
setiap kata yang memerlukan penekanan.
2. Tekanan Nada (tinggi) Cobalah mengucapkan kalimat dengan memakai nada/aksen,
artinya tidak mengucapkan seperti biasanya.
3. Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan.

Jenis-jenis kata antara lain : kata benda, kata kerja, kata ganti, kata sifat, kata keterangan, kata
penghubung, kata bilangan, kata sandang, kata depan dan kata seru.

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang besifat non-predikatif (tidak ada yang
berkedudukan sebagai predikat).

Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas
subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap.

Jenis kaliamat terdiri atas dua antara lain :

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, yaitu terdiri dari satu subjek,
satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan.

Kalimat majemuk adalah sebuah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih.

Kaliamat majemuk terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

1.Pemakaian huruf

 Huruf abjad adalah huruf yang terdiri atas 26 huruf yaitu a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o,


p, q, r, s, t, u, v, w, x, y dan z.
 Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e dan o.

 Huruf konsonan terdiri dari b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y dan z.

 Huruf diftong terdiri atas ai, au dan oi.

2. Pemakian huruf kapital dan huruf miring

 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat. Contoh : Kamu
harus belajar sungguh-sungguh
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh : Ibu
bertanya, “Kapan Anton pergi?”
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan. Contoh : Allah, Yang Maha Kuasa, Quran, Alkitab,
Islam, Tuhan
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh : Haji Abu Bakar, Sultan Agung Tirtayasa, Nabi
Ibrahim, Imam Maliki
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang. Contoh : Presiden Soeharto, Profesor Soepomo, Gubernur Wahono
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama orang. Contoh : Wage
Rudolf Supartman, Agus Subekti, Siti Mariam
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh : Bangsa Indonesia, Bahasa Melayu, Suku Jawa
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. Contoh
: Surabaya, Laut Jawa, Jalan Mojopahit, Danau Toba, Gunung Semeru
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya,
dan peristiwa sejarah. Contoh : Hari Sabtu, Bulan September, Tahun Saka, Hari Lebaran, Perang
Badar, Tahun Gajah
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Contoh : Kerajaan Sriwijaya,
Piagam Jakarta, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Perwakilan Rakyat, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama semua kata untuk nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti : di, ke, dari, untuk dan
yang, yang mana tidak terletak pada posisi awal. Contoh : Azab dan Sengsara, Dari Ave Maria
ke Jalan Lain ke Roma
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai dalam singkatan nama, gelar, dan sapaan. Contoh : Ir.
Insinyur, Prof. Profesor, dr. Dokter, S.E Sarjana Ekonomi
 Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubunga
kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti (sapaan). Contoh : Itu siapa, Bu?, Kapan Ayah
datang?, Besok Adik dan Paman akan datang.
 Huruf Miring

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara
baik dan benar.

Syarat sebuah kalimat dapat dikatakan efektif antar lain :

-kesepadanan dan kesatuan

-kesejajaran

-kehematan kata

-penekanan

-kevariasian

PENGEMBANGAN PARAGRAF

Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan antara satu kalimat
dengan kalimat yang lainnya dalam membahas sebuah topik.

Paragraf merupakan bagian dari karangan atau bagian dari tuturan (pokok pembicaraan) yang
terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.

Kalimat utama adalah pernyataan yang menjadi inti cerita atau gagasan utama dalam sebuah
paragaf.

Kalimat penjelas merupakan pernyataan yang menjelaskan gagasan utama atau pernyataan-
pernyataan yang mendukung, menjelaskan atau melengkapi kalimat utama dalam sebuah
paragraf.

Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama/ ide pokok paragrafnya:

1. Paragraf Deduktif adalah paragraf yang ide pokoknya berada di awal paragraf

2. Paragraf Induktif adalah paragraf yang ide pokoknya berada di akhir paragraf.

Jenis-jenis paragraf berdasarkan isi paragrafnya:

1. Paragraf Eksposisi yaitu paragraf yang isinya menceritakan tentang permasalaha, pertistiwa
atau kejadian.

2. Paragraf Deskripsi yaitu paragraf yang menggambarkan suatu keadaan sehingga para
pembacanya seperti membayangkan hal yang sama dalam karangan deskripsi.

3. Paragraf Argumentasi yaitu paragraf yang isinya tentang gagasan untuk meyakinkan atau
mempengaruhi pembaca untuk menerima gagasan penulis.
4. Paragraf Persuasi yaitu paragraf yang isinya tentang ajakan atau bujukan untuk mempengaruhi
pembaca untuk mengikuti pendapatnya. Paragraf ini hampir mirip dengan paragraph
argumentasi.

5. Paragraf Narasi yaitu paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dan masalah
tertentu.

Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya:

1.Paragraf Pembuka adalah paragraf yang berada di awal sebuah karya tulis. Jenis paragraf
pembuka berfungsi sebagai pengantar dan pengenalan isi kepada pembaca.

2. Paragraf Penghubung adalah paragraf yang berada di tengah-tengah sebuah karya tulis. Jenis
paragraf penghubung berfungsi sebagai penghubung antara paragraf pembuka dan paragraf
penutup.

3. Paragraf Penutup adalah paragraf yang berada di akhir sebuah karya tulis. Jenis paragraf
penutup berfungsi sebagai penutup sebuah karya tulis itu sendiri.

syarat-syarat pembentukan paragraf antara lain :

1.      Kesatuan Paragraf

Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama

menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa

paragraf itu memuat satu hal saja.

2.      Kepaduan Paragraf

Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat

yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal

balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami.

3.      Kelengkapan Paragraf

Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang

kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang

lengkap.

PERENCANAAN KARANGAN

Perencanaan karangan merupakan semua tahap persiapan penulisan dan dengan begitu, penulis
benar-benar siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan.

Tahap perencanaan karangan : prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan.

Dalam merencanakan sebuah karangan supaya menghasilkan suatu karangan yang baik dan
sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni menentukan:

1.      Topik Karangan


Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi,
penjelasan, dan seluruh pembuktian.
2.      Judul Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan
nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk
menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan.
Karya ilmiah
Karya tulis ilmiah dikemukakan berdasarkan pemikiran, kesimpulan, serta pendapat/pendirian
penulis yang dirumuskan setelah mengumpulkan dan mengolah berbagai informasi sebanyak-banyaknya
dari berbagai sumber, baik teoretik maupun empirik.

Adapun beberapa karakteristik karya tulis ilmiah, diantaranya seperti:

a. Logis

Maksudnya setiap tulisan pada karya ilmiah dapat di terima oleh akal sehat. Jadi tulisannya dapat
di dibuktikan kebenarannya.

b. Data Yang Jelas

Data pada karya ilmiah yang di jadikan bahan penelitian, harus jelas sesuai dengan fakta yang
ada.

c Objektif

Isinya di tulis secara benar sesuai fakta yang ada tanpa merekayasa atau mengada-ngada.

d. Sistematis

Penulisan maupun penyajiannya disajikan secara tersusun atau teratur sesuai prosedur yang
berlaku.

e. Pembahasannya tuntas dan menyeluruh

Selain di susun secara sistematis, pembahasan mengenai permasalahan dan pemecahannya


dibahas secara tuntas dan menyeluruh. Sehingga pembaca dapat memahami maksud dari karya
tulis ilmiah tersebut.

f. Menggunakan bahasa yang baku

Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baku, yaitu sesuai dengan bahasa standar yang
benar.

g. Dapat di uji kebenarannya

Masalah yang di bahas dan juga pemecahan masalah tersebut dapat di uji kebenarannya, jadi
tidak mengada-ngada. Permasalahan yang di bahas dan hasil pemecahannya dapat dilakukan
percobaan sehingga kebenarannya bisa dibuktikan.

Tujuan Karya Tulis Ilmiah

Adapun Beberapa tujuan dari karya tulis ilmiah di tulis/di susun, misalnya seperti:

 Ditulis untuk memecahkan permasalahan yang di teliti.


 Ditulis untuk menambah pengetahuan seseaui dengan permasalahan yang di bahas.
 Ditulis untuk melatih seseorang supaya dapat menulis karya tulis ilmiah secara baik dan
benar.
 Ditulis untuk melatih kemampuan berfikir penulisnya.
 Ditulis untuk mencapai tujuan tertentu.
MANFAAT KARYA TULIS ILMIAH

 Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif


 Mengenalkan dengan kagiatan kepustakaan
 Memperoleh kepuasaan intelektual
 Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
 Sebagai bahan acuan atau penelitian pendahuluan untuk peneliti selanjutnya
 Meningkatkan perorganisasian fakta dan data secara sistematis
 Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber

JENIS KARYA TULIS ILMIAH

Berdasarkan tingkat akademisnya, karya ilmiah dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :

 Makalah, yaitu karya ilmiah yang memerlukan studi, baik langsung maupun tidak
langsung. Dapat berupa kajian pustaka atau buku, kajian suatu masalah, atau analisis
fakta hasil observasi.
 Laporan Penelitian, merupakan karya ilmiah yang dibuat setelah seseorang melakukan
penelitian, pengamatan, wawancara, percobaan, dan lain sebagainya.
 Skripsi, merupakan karya ilmiah yang karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa tingkat
strata-1 untuk memperoleh gelar sarjana.
 Tesis, yaitu karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata-2 untuk memperoleh gelar
magister.
 Disertasi, yaitu karya ilmiah yang dibuat dan disusun oleh mahasiswa strata-3 untuk
memperoleh gelar doktor.
RANGKUMAN PELAJARAN BAHASA
INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : RINNI NOVELLA SIMATUPANG

PRODI : S1 KEPERAWATAN

TINGKAT / SEMESTER : I / I (GANJIL)

DOSEN PEMBIMBING : JULI EFENDI TANJUNG, S.Pd, MM

STIKES NAULI HUSADA SIBOLGA

Anda mungkin juga menyukai