Anda di halaman 1dari 5

Pengertian bahasa indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan dihuni banyak orang sehingga memiliki banyak
keanekaragaman budaya, etnis, agama, maupun bahasa. Bahasa adalah sistem tanda yang didasarkan
pada konvensi. Hidup dalam perbedaan membuat beberapa masyarakat Indonesia memiliki kesulitan
dalam berkomunikasi. Dengan begitu, negara Indonesia membutuhkan sesuatu yang dapat menyatukan
keanekaragaman tersebut untuk mempermudah mereka dalam berinteraksi satu sama lain (antar suku
maupun daerah).

Bahasa Indonesia adalah sistem tanda yang konvensi ya didasarkan pada masyarakat Indonesia, yang
digunakan juga sebagai alat komunikasi oleh masyarakat Indonesia. Dalam pengertian ini, Amin Singgih
(dalam Rahayu, 2007:8) mendefinisikan bahasa Indonesia adalah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan
diakui serta digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia juga dapat dikatakan
sebagai bahasa pemersatu bangsa.

Momentum kelahiran bahasa Indonesia ditengarai oleh sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, yang
menyatakan : "Kami putra dan putri indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia." Lewat
sumpah pemuda ini, bahasa Melayu sebagai rumpun bahasa Indonesia telah resmi diangkat sebagai
"Bahasa Persatuan", yaitu bahasa yang secara politis dan kebudayaan akan digunakan sebagai bahasa
pemersatu dan pergaulan masyarakat Indonesia yang majemuk.

Pelestarian dan perkembangan bahasa Indonesia mutlak bergantung pada masyarakat dan elemennya.
Oleh karena itu, menjadi keharusan bersama sebagai warga negara yang baik, yang menjadikan bahasa
Indonesia sebagai identitas bangsa kita, untuk selalu menjaga, melestarikan, dan mengembangkan
bahasa Indonesia, salah satunya dengan selalu menggunakan bahasa Indonesia secara benar, baik, dan
santun dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Huruf dan tanda baca

Zaman dahulu, manusia berkomunikasi hanya dengan ucapan untuk menyampaikan gagasan kepada
orang lain. Namun, seiring berjalannya waktu manusia mulai menyadari tentang kelemahan bahasa
lisan, salah satunya adalah, bahasa lisan bersifat temporal dan situasional. Maksudnya adalah
komunikasi yang terjadi dengan bahasa lisan hanya dapat dilakukan secara situasional, dan apabila
komunikasi telah selesai, maka informasi yang disampaikan lenyap. Hal inilah yang menjadi salah satu
penyebab munculnya bahasa tulisa, yaitu bahasa yang merupakan pencerminan kembali bahasa lisan
dalam bentuk simbol-sinbol tertulis (Keraf, 1997: 12).
Dengan bahasa tulis inilah, informasi sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia bisa didokumentasikan
sehingga setiap orang dari wilayah dan waktu yang berbeda bisa terus membaca (komunikasi) dengan
penulis, sekalipun mungkin penulisnya telah tiada. Apa yang dituliskan dari bahasa lisan adalah simbol
bahasa yang dalam satuan terkecilnya disebut huruf.

Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad atau satuan dari penulisan
lambang-lambang bunyi yang membedakan arti. Ketika seseorang berbahasa, selain aspek segmental
yang keluar, ada aspek Iain yang mengikuti unsur segmental ini, yaitu unsur suprasegmental (unsur yang
kehadirannya tergantung pada kehadiran unsur segmental).

Unsur suprasegmental dari bahasa lisan ini berupa tekanan keras, tekanan tinggi (nada), dan tekanan
panjang, yang dalam bentuk luas lebih dikenal sebagai intonasi. Unsur-unsur suprasegmental inilah yang
dalam bahasa tulis dilambangkan dengan simbol-sinbik tanda baca ataau pungutuasi (Keraf 1997: 13).

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan
dengan fonem atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.

Pengertian kata dan frasa

Huruf adalah satuan-satuan berupa simbol-simbol dari ujaran yang membentuk bahasa (termasuk kata),
sekaligus berperan membedakan arti bahasa. Oleh karena itu, secara sederhana, kata dapat
didefinisikan sebagai bagian terkecil dari kalimat, yang terbentuk dari gabungan beberapa huruf yang
mempunyai arti. Kata adalah satuan terkecil dari sistem bahasa yang mempunyai arti.

Kemudian beberapa ahli juga memberikan pengertian tentang kata yaitu, Kata adalah satuan-satuan
terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagiannya, dan mengandung sebuah
ide (Keraf, 1991: 44). Selanjutnya, Kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain
setiap satuan bebas merupakan kata (Kushartanti, 2005: 151).
Sementara itu, Frasa adalah gabungan beberapa kata, minimal dua, yang tidak bersifat predikatif.
Artinya, dalam frasa itu tidak terdapat fungsi yang menunjuk pada predikat, tetapi hanya menunjuk
pada satu fungsi kalimat saja atau satu pengertian saja.

Setelah mengetahui pengertian dan ciri dari frasa dan kata, maka kita dapat mengetahui letak
perbedaan antara dua satuan bahasa tersebut, di mana perbedaan-perbedaan tersebut adalah:

1. Kata dapat berdiri sendiri, sedangkan frasa tidak dapat berdiri sendiri.

2. Frasa tidak bisa diubah dengan cara gramatikalisasi, sedangkan kata dapat digramatikalisasi.

3. Kata berbentuk morfem tunggal ataupun morfem gabungan, sedangkan frasa berbentuk
penggabungan dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur predikat di dalamnya.

4. Frasa mempunyai unsur Diterangkan dan Menerangkan (D dan M), sedangkan kata tidak
mempunyainya.

Dari pemaparan di atas, kita bisa simpulkan bahwa perbedaan antara frasa dan kata terdiri atas dua
macam perbedaan, yaitu mampu tidaknya satuan bahasa tersebut berdiri sendiri, mampu tidaknya
satuan bahasa tersebut diubah melalui proses gramatikalisasi, bentuk dari satuan bahasa tersebut, serta
ada tidaknya unsur D dan M di dalamnya.

Unsur Unsur yang membangun kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.

Dalam membuat kalimat, terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan. Sekurang-kurangnya kalimat
dalam ragam resmi, baik lisan maupun tulisan, harus memiliki subjek dan predikat. Jika tidak memiliki
kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan sebuah kalimat, melainkan hanya frasa.

Berdasarkan unsur sintaksisnya, kalimat dapat terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. Sedangkan berdasarkan unsur pembentuknya, kalmiat dapat terdiri atas kata, frasa, dan
klausa.

Berikut adalah penjelasan unsur-unsur sintaksis kalimat :


1. Subjek

Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat. Didalam sebuah kalimat, subjek
berperan sebagai pelaku atau orang yang melakukan kegiatan tertentu. Pada umumnya, subjek berupa
kata benda seperti nama orang, binatang, tumbuhan, dan benda.

2. Predikat

Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara ekplisit (tampak jelas).
Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi untuk membentuk kalimat dasar (tunggal) dan kalimat
majemuk, menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan
menentukan makna kalimat, menegaskan makna, membentuk kesatuan pikiran, dan sebagai sebutan.

3. Objek

Objek merupakan kata atau hal yang dikenai, dikerjakan oleh subjek. Objek biasanya merupakan kata
benda. Misalnya: Kucing hitam menerkam kakiku tadi malam. Maka objek dari kalimat itu adalah kakiku.

4. Pelengkap

Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan
melenhkapi struktur kalimat.

5. Keterangan

Keterangan merupakan fungsi kalimat yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya.
Keterangan biasanya menunjuk pada keterangan tempat, waktu, alat, tujuan, dan sebagainya.

Itulah beberapa unsur dalam sebuah kalimat beserta dengan penjelasannya.

Pengertian paragraf dan batasan paragraf

Paragraf sering disebut juga dengan alinea (Keraf, 1997 : 84). Kata paragraph terbentuk dari kata dalam
bahasa Yunani, para yang artinya sebelum, dan grafein yang berarti menulis atau menggores. Menurut
Widjono He. (2007: 173-174), paragraf mempunyai beberapa pengertian :

1. Paragraf adalah karangan mini

2. Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis,
dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu

3. Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat mengungkapkan satuan
informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai dukungannya
4. Paragraf terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan.

Kesimpulannya yaitu, Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri atas sejumlah kalimat
yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya (Ramlan).

Anda mungkin juga menyukai