Anda di halaman 1dari 25

“PENGGUNAAN BAHASA DALAM ARTIKEL ILMIAH BIDANG

MANAJEMEN”

Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester

Disusun Oleh:

FAZA DANY HASYA (40222100428)

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Prodi Manajemen S1

UNIVERSITAS WIDYATAMA

Jl. Cikutra No.204A, Sukapada, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa
Barat 40125
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan nikmat-Nya dan berkat-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan
tugas Artikel Ilmiah yang berjudul “PENGGUNAAN BAHASA DALAM
ARTIKEL ILMIAH BIDANG MANAJEMEN” dengan keadaan sehat wal
afiat.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................1
C. TUJUAN MASALAH...............................................................................1
BAB 2......................................................................................................................2
KAJIAN TEORI DAN ANALISIS..........................................................................2
A. KAJIAN TEORI........................................................................................2
B. ANALISIS...............................................................................................20
BAB 3....................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
A. SIMPULAN.............................................................................................21

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam suatu karya ilmiah, penggunaan bahasa memiliki arti yang sangat
penting. Bahasa adalah alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Bahasa juga merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu
bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa
(khususnya pelajar dan mahasiswa) terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang. Dengan kata lain, bahasa merupakan sarana untuk menyerap
dan mengembangkan pengetahuan.
B. RUMUSAN MASALAH
 Jelaskan apa itu PUEBI?
 Jelaskan apa itu diksi?
 Apa saja kalimat efektif itu?
 Apa jenis jenis paragrap?
C. TUJUAN MASALAH
Saya membuat makalah ini bertujuan untuk menuntaskan tugas UAS dan
mengerti apa saja yang digunakan dalam membuat karya ilmiah

1
BAB 2

KAJIAN TEORI DAN ANALISIS

A. KAJIAN TEORI
 PUEBI
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ditetapkan melalui
Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.Menurut peraturan tersebut,
PUEBI dipakai oleh instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat secara
umum agar dapat menerapkan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam
artian, PUEBI adalah pedoman atau kaidah yang digunakan untuk mengeja
unsur kata dalam bahasa Indonesia secara tepat.
 Pemakaian huruf.
Huruf abjad merupakan kumpulan huruf berdasarkan urutan yang
melambangkan bunyi untuk menuliskan bahasa. Huruf abjad berjumlah 26.
a. Huruf Vokal
Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa
Indonesia terdiri atas lima huruf yaitu a,e,i,o, dan u.
b. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
c. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan
dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
d. Gabungan huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
e. Huruf kapital
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Huruf
kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

2
f. Huruf miring
huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
Pustaka.
g. Huruf tebal
Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring, huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian
karangan.
 Penulisan kata.

a. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
b. Kata Berimbuhan
Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
c. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara
unsurunsurnya.
d. Gabungan Kata
Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata. majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah.
e. Penggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. a. Jika di
tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
f. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
g. Partikel
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya. Partikel per yang berarti ‘demi’ , ‘tiap’ , atau ‘mulai’
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

3
h. Singkatan dan Akronim
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik di setiap unsur singkatan itu, Singkatan yang terdiri atas huruf
awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga
pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
i. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan
atau nomor.
j. Kata Ganti ku- , kau- , -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
k. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

 Pemakaian tanda baca.

a. Tanda titik
Tanda titik dipakai pada kalimat pernyataan dan dipakai di belakang angka
atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda
kurung dalam suatu perincian.
b. Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti
tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
c. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di
dalam kalimat majemuk.
d. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
perincian atau penjelasan. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau
penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

4
e. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata
ulang. Misalnya: anak-anak berulang-ulang kemerah-merahan mengorek-
ngorek.
f. Tanda Pisah (—)
Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat. Tanda pisah dapat
dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat
yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
g. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai di akhir kalimat tanya. Tanda tanya dipakai di dalam
tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau
yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
h. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
i. Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
kutipan ada bagian yang dihilangkan. Tanda elipsis dipakai untuk menulis
ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
j. Tanda Petik (“ ... ”)
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
k. Tanda Petik Tunggal (‘ ... ’)
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam
petikan lain.

5
- Penulisan unsur serapan.
Penulisan unsur serapan adalah kata yang diasimilasi dari bahasa lain
berdasarkan kaidah bahasa penerima. Sederhananya, penulisan unsur
serapan adalah kata-kata yang memenuhi kaidah bahasa Indonesia sebagai
bahasa yang utamanya.
secara umum ada dua sumber untuk perluasan kosakata, yakni sumber
internal dan sumber eksternal. Kedua sumber pemekaran tersebut
dijelaskan di bawah ini.

a. Sumber Internal
Sumber internal yang mempengaruhi faktor adanya penyerapan bahasa
adalah swadaya bahasa. Artinya, terdapat beberapa pola untuk
mewujudkan pengayaan bahasa, antara lain;

1. Aktivasi kata-kata sebelumnya atau lama.


2. Pengembangan kata-kata baru.
3. Penemuan kata-kata baru.
4. Pengakroniman.

Contoh pengaktifan kata-kata lama dalam bahasa Indonesia yakni


munculnya beberapa kata, seperti “baheula” (bahasa Sunda) yang mengacu
pada zaman dahulu. Contoh lain, munculnya kata baru, seperti “zaman
now” untuk menyebut zaman sekarang.

b. Sumber Eksternal
penulisan unsur serapan yang bersumber dari faktor eksternal dapat terjadi
karena penyebaran bahasa serumpun yang berbeda dan faktor eksternal
lainnya. Penyebab perluasan bahasa dari bahasa serumpun ini umumnya
terjadi karena ada Interaksi sosial dan komunikasi yang intens.

- Klasifikasi Penulisan Unsur Serapan Asing


ada 3 klasifikasi unsur penyerapan berdasarkan prosesnya, yakni adopsi,
adaptasi, dan pungutan terjemahan. Namun, terdapat satu klasifikasi
tambahan dalam unsur penyerapan bahasa, yakni kreasi.

1. Adopsi
Adopsi menurut Pusat Pengembangan dan Pengembangan Bahasa, adalah
proses penyerapan unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia.

6
2. Adaptasi
Adaptasi adalah proses penyerapan kata-kata asing yang digunakan karena
memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia, tetapi telah diubah untuk
mematuhi aturan bahasa Indonesia untuk penulisan, pengucapan, dan ejaan
(PUEBI).
3. Terjemahan
Pemakai mengambil ide-ide dasar yang ada dalam bahasa aslinya, yang
menghasilkan proses penyerapan kata-kata asing dengan terjemahan. Kata
itu kemudian dicari dalam bahasa Indonesia untuk melihat apa artinya.

 Diksi
- Pengertian dan Syarat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata diksi adalah
pemilihan kata yang tepat dan selaras, untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu.
- Adapun syarat ketepatan diksi adalah sebagai berikut :

1. Dapat memperlihatkan perbedaan kata-kata yang memiliki ejaannya mirip.


2. Bijak dalam hal penggunaan kata bermakna konotasi dan denotasi.
3. Cermat dalam penggunaan kata bersinonim atau kata-kata yang
mempunyai kedekatan makna.
4. Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.
5. Menekankan konsistensi berdasarkan pemilihan kata yang sudah
ditentukan.
6. Dapat membedakan kata khusus dan umum.

- Tujuan Diksi
Tujuan utama dari diksi adalah untuk mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu. di samping tujuan utama tersebut penerapan diksi
juga dilakukan untuk mencegah ambiguitas.

7
- Fungsi Diksi
pemakaian diksi dalam sebuah tulisan juga bisa memberikan beberapa
fungsi. Adapun dalam sebuah tulisan, fungsi diksi adalah sebagai berikut.
1. Mencegah perbedaan penafsiran.
2. Mempermudah pemahaman dan mencegah salah pemahaman.
3. Menciptakan komunikasi yang efisien dan efektif.
4. Menyiratkan gaya ekspresi gagasan dari penulis, misalnya resmi atau
santai, sehingga akan sesuai dengan topik dan target pembaca.

- Jenis berdasarkan makna

1. Diksi Bermakna Denotatif, Diksi bermakna denotatif artinya pemilihan


kata dalam suatu kalimat atau paragraf menunjukkan makna sebenarnya
(bukan makna kiasan).
2. Diksi Bermakna KonotatifDiksi bermakna konotatif artinya pemilihan kata
dalam suatu kalimat atau paragraf menunjukkan makna yang tidak
sebenarnya (makna kiasan).

- Jenis diksi secara leksiba

1. Antonim, Antonim adalah kata lain dari lawan kata atau dua kata yang
mempunyai arti berlawanan.
2. SinonimSinonim merupakan dua kata atau lebih yang mempunyai arti
yang sama atau mirip.

- Syarat-syarat kesesuaian diksi dalam sebuah karya ilmiah

a. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandard dalam situasi


yang formal.
b. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi
yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata
popular.
c. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
d. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata
slang.
e. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
f. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
g. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.

8
 Penjelasan lanjut syarat

a. Bahasa Standar dan Sub Standar


Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi sebagai tutur
dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status
sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-
pejabat pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru,
penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan lain sebagainya

b. Kata Ilmiah dan Kata Populer


Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi seseorang
dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya adalah kata-kata
ilmiah melawan kata-kata populer. Bagian terbesar dari kosa kata sebuah
bahasa terdiri dari kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua lapisan
masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka
kata ini dinamakan kata-kata populer.

c. Jargon
Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang dianggap kurang
sopan atau aneh tetapiistilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam
bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa,
dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca.
Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang
ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau
kelompok-kelompok khusus lainnya.

d. Kata Percakapan
Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan
atau pergaulan orangorang yang terdidik. Pengertian percakapan ini disini
sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar,
tidak terpelehara atau tidak disenangi. Bahasa percakapan yang dimaksud
disini lebih luas dari pengertian kat-kat populer, kata-kata percakapan
mencakup pula sebagian kata-kata ilmiah yang biasa dipakai oleh
golongan terpelajar.

9
e. Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara khas;
bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata
slang yang dihasilkan dari salah ucap yang
disengaja.Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat pada
golongan terpelajar, tetapi juga padasemua lapisan masyarakat.

f. Idiom
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa
yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa
diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang
membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna
kata makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan
tangan. Siapa yang berfikir bahwa makan tangan sama artinya dengan
kena tinju atau beruntung besar ? dan selanjutnya idiom-idiom yang
menggunakan kata makan seperti: makan garam, makan hati, dan
senagainya.

g. Bahasa Artifisial
Bahasa Artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Fakta dan
pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan
sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan.
Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan
dari dedaunan, karena angin kepada kemuning.

 Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap
kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan;
serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Sebuah kalimat
dikatakan sebagai kalimat efektif apabila gagasan yang ada di dalamnya
dapat diterima oleh pendengar maupun pembaca dengan mudah, jelas, dan
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Kalimat tersebut tidak mengandung maksud yang lain atau menyimpang.

10
- Syarat Kalimat Efektif

1. Memiliki struktur yang sepadan


Kalimat efektif harus memiliki kesepadanan struktur, yaitu keseimbangan
antara gagasan dengan struktur yang dipakai.

2. Memiliki subjek dan predikat yang jelas


Cara agar suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat yang jelas
adalah dengan menghindari penggunaan kata depan sebelum penyebutan
subjek

3. Tidak terdapat subjek ganda


Subjek ganda dapat membuat kalimat menjadi tidak terfokus sehingga
maknanya menjadi sulit dipahami.

4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata ‘yang’


Pemunculan kata ‘yang’ dapat menghilangkan predikat dalam sebuah
kalimat.

5. Bentuknya Pararel
Kalimat efektif harus memiliki bentuk yang paralel. Artinya, kalau bentuk
pertama menggunakan kata benda, maka bentuk selanjutnya juga harus
menggunakan kata benda. Kalau bentuk pertama menggunakan kata kerja,
maka bentuk selanjutnya juga harus menggunakan kata kerja

- Ciri Kalimat Efektif

1. Memuat Unsur Kalimat Minimal Subjek dan Predikat


Struktur kalimat efektif harus mengandung unsur kalimat, minimal subjek
dan predikat. Contoh: Rangga belajar di kamar. Subjek kalimat tersebut
adalah ‘Rangga’ dan predikatnya yaitu ‘belajar.’

2. Hemat Kata Kalimat efektif harus hemat kata.


Artinya, dalam penyusunan kalimat efektif, penggunaan kata, frasa, atau
bentuk lain yang tidak diperlukan harus dihindari.

11
a. Hindari pengulangan subjek.
Jika subjek dalam sebuah kalimat hanya satu, penyebutannya tidak perlu
diulang. Contoh kalimat tidak efektif (salah): Karena dia sakit, dia tidak
masuk sekolah. Contoh kalimat efektif (benar): Karena sakit, dia tidak
masuk sekolah.

b. Hindari sinonim kata.


Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua kata yang memiliki arti sama,
gunakan salah satu saja. Contoh kalimat tidak efektif (salah): Dia rajin
berlatih agar supaya menang. Contoh kalimat efektif (benar): Dia rajin
berlatih agar menang.

c. Perhatikan bentuk kata jamak. Jika sebuah kata sudah memiliki makna
jamak, tidak perlu ditambahkan kata yang bermakna jamak lagi. Contoh
kalimat tidak efektif (salah): Para hadirin dimohon berdiri. Contoh kalimat
efektif (benar): Hadirin dimohon berdiri.

d. Makna yang Tepat


Kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak ambigu ataupun
menyimpang. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan penggunaan kata atau
diksinya.
Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah
Kalimat tersebut membuat pembaca menjadi bingung, siapa yang terkenal?
Mahasiswanya atau perguruan tingginya? Supaya efektif, kalimat ini dapat
diubah menjadi salah satu dari dua bentuk berikut, sesuai dengan makna
yang dituju:
- Mahasiswa yang terkenal itu menerima hadiah.
- Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah
4. Kelogisan Bahasa
Kalimat efektif harus memiliki kelogisan bahasa. Artinya, ide pada kalimat
efektif tersebut dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku. Contoh: Waktu dan tempat kami persilakan. Kalimat di atas
tidak efektif sebab makna yang terkandung tidak logis. Apakah waktu dan
tempat itu bisa dipersilakan? Seharusnya, kalimat tersebut diubah menjadi
“Untuk bapak/ibu A (nama) kami persilakan.”

12
5. Menggunakan Ejaan dan Kaidah Kebahasaan yang Baku
Penulisan kalimat efektif bahasa Indonesia mengacu pada Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Contoh : Ibuku memperjuangkan karirnya dengan baik. Jika mengacu pada
PUEBI, kalimat tersebut termasuk kalimat tidak efektif karena kata ‘karir’
tidak sesuai dengan ejaan yang benar. Seharusnya ditulis dengan ‘karier.’
- Penulisan Karya Ilmiah
karya tulis yang dibuat untuk memecahkan suatu permasalahan dengan
landasan teori, metode ilmiah, dan contoh metode penulisan karya ilmiah.
Biasanya Karya ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai suatu
masalah yang diangkat.

- Cara membuat Karya tulis ilmiah

1. Perencanaan
Jika ingin karya tulis ilmiah kita diterima oleh pembaca, maka dibutuhkan
adanya suatu perencanaan yang baik. Pada tahapan penulisan karya tulis
ilmiah, diawali dengan proses perencanaan, penulis merencanakan apa yang
akan ditulis.

2. Ungkapkan
Tahap ungkapkan ini, berisi mengenai pengungkapan data-data penunjang,
baik dari hasil penelitian, studi kasus, studi literasi, atau melakukan wawancara
dengan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan dan juga bahan observasi.

3. Analisis
Pada tahap ini, dapat dimulai untuk membuat kerangka atau draf dari karya
tulis ilmiah ini. Namun jangan lupa, kaji terlebih dahulu permasalahan yang
muncul, dari mulai tahap perencanaan, pengumpulan data, sampai dengan
analisis ini berlangsung.

4. Kesimpulan
Tahap kesimpulan, menjadi jawaban dari untaian peristiwa yang muncul dalam
merancang penulisan sebuah karya tulis ilmiah. Kesimpulan dapat menjadi
penjelas bagi penulis dan pembaca, karena biasanya semua yang terlibat, akan
lebih paham dan jelas setelah muncul kesimpulan.

13
5. Terapkan
Perencanaan penulisan yang rapi dan sistematis, tidak akan menghadirkan
manfaat jika tidak diterapkan dengan baik. Penerapan dalam pembuatan karya
tulis adalah mulai menulis.

- Struktur Karya Tulis Ilmiah :


1. Halaman judul
2. Abstrak
3. Pendahuluan
4. Kerangka teoritis
5. Metode penelitian
6. Pembahasan
7. Kesimpulan dan saran
8. Daftar pustaka

 Paragraf, jenis, dan Pengembangannya

- Paragraf
Adalah unit terkecil sebuah karangan yang terdiri dari kalimat pokok atau
gagasan utama dan kalimat penjelas datau gagasan penjelas. Paragraf terdiri
dari dua kalimat atau dua gagasan.

1. Deskripsi
Menjelaskan kepada pembaca mengenai suatu hal seperti objek, gagasan,
tempat atau peristiwa melalui perincian dan detail hal tersebut. Penulias
menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan hal tersebut melalui keadaan, warna,
rasa, atau kesan yang ada pada hal tersebut.

2. Eksposisi
adalah karangan bersifat informasi atau pengetahuan secara ringkas, jelas,
padat, dan menarik untuk dibaca. Paragraf di dalam teks eksposisi bersifat
ilmiah atau non-fiksi. Tujuan dari teks ini memang untuk menjelaskan
informasi tertentu agar pengetahuan pembaca bisa bertambah.

3. Argumentasi
Adalah pendapat yang disampaikan lewat paragraf tertulis. Pendapat yang
disampaikan secara lisan atau tertulis adalah bentuk argumentasi yang bisa
menjelaskan fungsi dan bukti-bukti peraturan dan data ilmiah.

14
4. Narasi
Adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam
karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik.

- Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya

1. Deduktif
Paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya terletak pada awal paragraf.

2. Induktif
Paragraf yang ide pokok atau gagasan utmanya terletak pada akhir
paragraf.

3. Deduktif – Induktif
Paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya terletak pada awal dan akhir
paragraf.

4. Tersebar
Paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya tersebar pada keseluruhan
paragraf.

- Metode Pengembangan

1. Klimaks – Antiklimaks
Pengembangan gagasan mulai dari yang rendah ke yang paling tinggi.

2. Metode Pengembangan
Pengembangan gagasan dengan cara memandangan sesuatu.

3. Perbandingan & Pertentangan


Pengembangan gagasan dengan menunjukan persamaan dan perbedaan objek.

4. Metode Analogi
Pengembangan gagasan dengan membandingkan segi kesamaan dua hal
berbeda ; ilustrasi.

5. Metode Contoh
Pengembangan gagasan dengan contoh ; hal umum/generalisasi.

15
6. Metode Proses
Pengembangan gagasan dengan mengemukakan
tindakan/perbuatan/peristiwa/rincian, tahapan detail terapan.

7. Sebab – Akibat
Pengembangan gagasan berupa rincian-rincian sebab suatu akibat dan
sebaliknya.

8. Umum – Khusus
Pengembangan gagasan dengan cara mulai dari hal-hal umum dan hal-hal
khusus.

9. Metode Klasifikasi
Pengembangan gagasan dengan cara mengelompokan objek yang memiliki
persamaan.

10. Definisi Luas


Pengembangan gagasan dalam cara memberi keterangan/arti sesuatu istilah
secara luas.

 Definisi

- Menurut W. Poespoprodjo, definisi adalah sebuah rumusan yang singkat,


padat, jelas serta tepat untuk menerangkan 'apa dari sebuah hal'. 

- Menurut Rescher Nicholas, definisi adalah sebuah penjelasan tentang arti


sebuah kata. Jadi arti tersebut bisa dijelaskan dengan maksud, definisi yang
berhubungan dengan kata bukan benda.

- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, definisi adalah kalimat
yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda,
proses, atau aktivitas.

16
- Ciri – Ciri Definisi
1. Merupakan penjelasan dari sebuah objek
2. Penjelasannya bersifat umum dan tidak mengarah pada ciri khusus sebuah
objek
3. Makna dan kalimat tidak akan berubah meskipun susunannya dibolak-
balik
4. Menggunakan verba definitif atau kata penghubung definitif seperti
adalah, yaitu, dan merupakan

- Tujuan Kalimat Definisi


Menurut Irving M Copi definisi memiliki beberapa tujuan yaitu :
1. Menumbuhkan istilah baru dan menambah perbendaharaan kata
2. Menghilangkan ambiguitas
3. Memperjelas arti suatu kata
4. Menjelaskan secara teoritis
5. Mempengaruhi tingkah laku

- Teknik Menyusun Definisi


Menurut Nicholas Rescher ada 8 teknik untuk menyusun definisi di antaranya :
1) Enumerative definition, memberikan daftar lengkap dari setiap bagian kata
yang didefinisikan
2) Ostensive definition, mengungkapkan perwakilan dari bagian kata yang di
definisikan
3) Metode genus dan difference
4) Genetic definition, memaparkan organissi atau unsur-unsur pembangun
kata yang didefinisikan
5) Constuctive definition, mengungkapkan instruksi atau perintah pada objek
yang didefinisikan
6) Operational definition, definisi yang dibuat dengan serangkaian percobaan
yang dapat menentukan cocok atau tidaknya kata dalam kasus yang khusus
sifatnya
7) Synonymous definition, definisi yang dibuat dengan mengacu pada
definendum yang sama
8) Abbreviative definition, menjelaskan kepanjangan,symbol dari
definiendum

17
- Aturan Membuat Definisi
1. Definisi harus menyatakan hal yang esensial (mendasar) dari kata yang
didefinisikan.
2. Definisi tidak boleh lebih luas atau sempit dari konotasi kata yang
didefinisikan.
3. Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan.contohnya:
orang adil adalah orang yang adil dalam mengambil keputusan.
4. Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang membingungkan.
5. Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif dengan menggunakan
kata tidak atau bukan.

- Jenis – Jenis Definis


1. Definisi Nominal (Nominal Definition or Stipulative Definition)
Suatu jenis definisi untuk menjelaskan sesuatu dengan menguraikan arti
katanya.

2. Definisi Riil (Real Definition or Lexical Definition)


Mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang
terdapat dalam kamus bahasa. Definisi Riil dapat dibedakan dalam 4
jenis definisi, yaitu:

- Definisi Hakiki.
Definisi yang sungguh-sungguh menyatakan hakekat sesuatu, atau suatu
pengertian yang abstrak dan hanya mengadung unsur pokok yang
sungguh-sungguh perlu untuk memahami suatu golongan yang tertentu
dan untuk membedakannya dari semua golongan yang lain, sehingga
sifat golongan itu tidak termasuk dalam hakekat sesuatu itu

- Definisi Deskriptif.
Definisi ini menggunakan ciri khas asesuatu yang akan didefinisikan.
Ciri khas adalah ciri yang selalu dan tetap terdapat pada setiap benda
yang tertentu.

- Definisi Final.
Definisi yang menunjukkan maksud dan tujuan sesuatu.

- Definisi Kausalitas.
yaitu definisi yang menunjukkan sebab akibat.

18
3. Definisi Paradigmatis
Kalimat definisi paradigmatis adalah kalimat yang berisi nilai-nilai yang
dipandang seseorang dan bertujuan untuk memengaruhi pembacanya.

4. Definisi Luas
Kalimat yang menjelaskan suatu objek secara umum dan dapat diterima
oleh masyarakat luas. Kalimat definisi luas biasanya bersisi fakta yang
singkat, pada, jelas, dan aktual.

5. Definisi Formal
Kalimat penjelasan yang disusun berdasarkan logika yang dapat diterima
karena sesuai dengan yang berlaku di masyarakat dan mengandung
perumpamaan serta memiliki dua makna atau menggabungkan dua frasa.

6. Definisi Operasional
Kalimat yang berisi pedoman, petunjuk untuk melakukan suatu penelitian
atau pekerjaan tertentu.Yang merupakan ciri-ciri definisi operasional ialah
mengacu pada target pekerjaan yang dicapai. Berisi pembatasan konsep-
Tempat, dan waktu, dan bersifat aksi, tindakan, atau pelaksanaan suatu
kegiatan.

19
B. ANALISIS
Saya sudah menganalisis sebuah artikel yang berjudul Manajemen PAUD yang
saya dapatkan dari sumber :
https://www.academia.edu/80200027/Tugas_artikel_manajemen
Saya sudah menemukan : Penggunaan Puebi, Diksi, Kalmiat efektif, dan pola
pengembangan yang salah dalam artikel
Perkembanganmotorik ( Gabungan kata ) seharusnya kata tersebut dipisah
menjadi : Perkembangan motorik.
dalam pembelajaran memungkinkan anak untuk dapat melatih perkembangan
motorik halusnya dan anak mampu menggunakan motorik halusnya dengan baik
(tidak efektif) karena kata tersebut termasuk kedalam pemborosan kata, dalam
kalimat tersebut mengulang kata motorik.
Pendidikan Anak usia Dini. ( huruf kapital) terdapat kesalahan pada kalimat
tersebut, usia disana harusnya huruf kapital karena termsuk kedalam singkatan.

20
BAB 3

PENUTUP

A. SIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari pembuatan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui penggunaan PUEBI yang baik dan benar dalam sebuah artikel,
penggunaan diksi juga menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah pembuatan
artikel ataupun sebuah karya ilmiah. Jika melakukan kesalahan dalam diksi akan
membuat sebuah kata memliki dua arti atau yang biasa disebut ambiguitas.
Kalimat efektif juga sangat penting karena kalimat efektif yang bertujuan agar si
pembaca dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh penulis.
Dan yang terakhir harus memperhatikan paragrafnya, karena paragraf berfungsi
sebagai kalimat penjelas atau paragraph penjelas dalam sebuah artikel.
Saran yang bisa diberikan kepada pembaca, pembaca harus benar-benar
memperhatikan penggunaan Bahasa. Seperti penggunaan Puebi, Diksi, Kalimat
efektif dan paragraph agar materi yang disampaikan mudah dipahami.

21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/80200027/Tugas_artikel_manajemen

22

Anda mungkin juga menyukai