Anda di halaman 1dari 6

Ujian Tengah Semester

Mata kuliah Bahasa Indonesia

Nama : Blasiuis K.Sihombing

Npm :18540004

Grup :PC1

1. Berikut ini adalah jenis dan cara penggunaan puntuasi:

Titik (.)

 Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.).


 Titik lazim digunakan untuk menyatakan akhir dari sebuah tutur ataau kalimat.  
 Kalimat tanya dan kalimat perintah atau seru mengandung pula pengertian perhentian
akhir, yaitu berakhirnya suatu tutur, maka tanda tanya dan tanda seru yang dipergunakan
dalam kalimat tersebut selalu mengandung sebuah tanda titik.
 Semua singkatan kata yang mempergunakan inisial atau akronim tidak mempergunakan
titik. Misal, MPR, DPR, ABRI, Hankam, Lemhanas, dan sebagainya.
 Tanda titik dipergunakan untuk memisahkan angka ribun, jutaan, dan seterusnya yang
menunjukkan jumlah.

Koma (,)

 Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului
induk kalimatnya
 Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
 Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Seperti: oleh karena itu, jadi, lagipula, meskipun begitu, akan tetapi.
 dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam suatu kalimat.
 Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.

Titik Koma (;)

 sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
kalimat majemuk.
 untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Titik Dua (:)

 Dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dab ayat dalam kitab
suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) di antara nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan.
 Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
 Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
 Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan

Tanda Hubung (-)

 menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.


 menyanbung unsur-unsur kata ulang.
 menyanbung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
 dipakai untuk menguraikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Tanda Pisah (-) ditulis tebal

 dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.
 Menegaskan adanya keterangan aposisi (keterangan pengganti) atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi jelas.
 Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat.

Tanda Elips (…)

 dipakai dalam kalimat yang terputus-putus


 Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.

Tanda Tanya (?)

 dipakai pada akhir kalimat Tanya.


 Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau
yang dapat dibuktikan kebenarannya.

Tanda Seru (!)

 Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Tanda Kurung ((…))

 mengapit tambahan keterangan atau penjelasan


 Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicara.
 Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Tanda Kurung Siku ([…])

 Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.


 Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat
yang ditulis orang lain.

Tanda Petik (“…”)

 mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bacaan tertulis
lainnya.
 Mengapit judul syair, karangan atau bab buku, yang dipakai dalam kalimat.
 Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
 Penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit
kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.

Tanda Petik Tunggal (‘…’)

 mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.


 mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

Tanda Garis Miring (/)

 dipakai di dalam nomr surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwim.
 sebagai pengganti kata atau, tiap.

Tanda Penyingkatan atau Apostrof (`)

2. a) Berikut peristiwa sejarah bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia


Kerajaan sriwijaya(abad ke-7)
Kerajaan sriwijaya yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dan perdagangan bagi para
saudagar dari tiongkok-india pada abad ke-7. Sebagai alat komunikasi pada saat itu
digunakanlah bahasa melayu
Penyebaran islam
Bahasa pengantar yang digunakan dalam dakwah pada saat itu adalah bahasa melayu.
Al-quran juga diterjemahkan dari bahasa arab menjadi bahasa melayu.
Kerajaan malaka(abad ke-14)
Di kerajaan ini bahasa melayu sudah sangat tinggi nilai penggunaannya. Di kerajaan
ini sudah ada kesusasteraan bahasa melayu. Ketika portugis menyerang kerajaan
malaka,semua hasil sastra terbakar.
Ketika mendirikan kerajaan baru bernama kerajaan johor,sastra-sastra melayu dibuat
kembali.
Kedatangan belanda
Awal mula belanda masuk ke Indonesia ditandai dengan didirikannya VOC. Guna
berkomunikasi dengan penduduk asli dan membuat perjanjian dengan raja-raja
taklukannya,belanda menggunakan bahsa melayu.
Peranan balai pustaka
Balai pustaka menerbitkan buku-buku dan cerita yang dimuat dalam bahasa melayu.
Balai pustaka juga membuat majalah dalam bentuk bahasa melayu dan taman bacaan
I yang berbahasa melayu.
Peranan angkatan pujangga baru
Pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda dan Pemudi
Indonesia di bawah pimpinan Mohammad Yamin, tanpa ragu-ragu bersaksi
bersumpah
dan mengaku berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia. Saat inilah secara resmi nama
bahasa Melayu ditukar dengan nama bahasa Indonesia. Dengan pengakuan ini,
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan semakin kukuh.
Akibat penjajahan jepang
Hadirnya jepang yang melarang penggunaan bahasa belanda semakin memperkuat
bahasa Indonesia, sehingga pada saat-saat deklarasi proklamasi bangsa Indonesia
menyatakan bahasanya melalui proklamasi tersebut yang ditulis dan dibacakan dalam
bahasa indonesia.

b) kedudukan bahasa Indonesia

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional


Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
c) fungsi bahasa Indonesia berdasarkan kedudukan
Sebagai bahasa nasional
 Lambang kebanggan nasional
 Lambing identitas nasional
 Bahasa persatuan
 Bahasa penghubung budaya
Sebagai bahasa Negara
 Bahasa resmi kenegaraan
 Bahasa pengantar pendidikan
 Alat penghubung di tingkat nasional
 Sebagai pengembangan kebudayaan,ilmu dan teknologi
3. a. berikut jenis-jenis kata beserta contohnya
kata benda
contoh: meja,kursi,laptop
kata kerja
contoh: menulis,membaca,memasak
kata sifat
contoh: cantik,ganteng,baik
konjungsi
contoh:dan,atau,tetapi
interjeksi
contoh: aduh
kata sandang
contoh: si, sang
kata partikel
contoh: kah, lah, tah, pun
kata ganti
contoh: dia, mereka,saya
kata bilangan
contoh: kesatu,kedua
kata depan
contoh: untuk,guna,oleh
4. berikut bebeberapa keterampilan berbahasa yang harus dikuasai supaya dikatakan
terampil dalam berbahasa:
a) keterampilan menyimak (listening skill)
b) keterampilan berbicara (litening skill)
c) keterampilan membaca (reading skill)
d) keterampilan menulis (writing skill)
contoh-contoh penggunaan keterampilan tersebut adalah:
a) keterampilan menyimak
mendengar radio, dosen yang menjelaskan,atau pidato dan dapat mendapatkan
maksud dari yang didengarkan.
b) Keterampilan berbicara
Berpidato,memimpin seminar berbicara di lingkungan sekitar dengan sopan dan
dengar tutur kata yang baik.
c) Keterampilan membaca
Membaca novel,cerita,cerpen,jurnal dan dapat mengerti isi bacaan yang dibaca
tersebut.
d) Keterampilan menulis
Menulis novel,cerpen,jurnal,skripsi,tugas akhir.
5. Metode penyediaan data ini diberi nama “Metode simak”, karena cara yang digunakan
untuk memperolah data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa.Istilah
menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi
juga penggunaan bahasa secara tertulis.Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud
teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak, karena
pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan.

Anda mungkin juga menyukai