Anda di halaman 1dari 17

BAHASA INDONESIA

PENULISAN EJAAN DAN TANDA BACA


By Egi Andiyana
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang
cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata dan tanda baca
sebagai sarananya .
Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku saat
ini disebut Ejaan Yang Disempurnakan
atau lebih kita kenal dengan EYD

https://ejaan.kemdikbud.go.id/
PENULISAN EJAAN DAN TANDA BACA

Contoh penulisan judul karya ilmiah.

1. pengembangan nilai-nilai karakter dalam bahasa Indonesia.

2. peningkatan kinerja dan karakter karyawan Pt. Sejahtera abadi sentosa


Unsur kata ulang

1. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter dalam Bahasa Indonesia


2. Peningkatan Kinerja dan Karakter Karyawan PT. Sejahtera Abadi Sentosa

Kata ulang bentuk sempurna Kata hubung


PENULISAN EJAAN

1. desa cireki, tempat kelahiran gubernur jawa barat sangat sejuk


2. seorang gubernur yang menjabat tidak perlu berpendidikan s 3

1. Desa Cireki, tempat kelahiran Gubernur Jawa Barat sangat sejuk.


2. Seorang gubernur yang menjabat tidak perlu berpendidikan S-3.

Jabatan/pangkat seseorang

Kata benda Kata hubung, ber-KTP dll


• Bis atau Bus?
• Konkrit atau Konkret?

• Handal atau Andal?

• Apotik atau Apotek?

• Silahkan atau Silakan?

• Nomer atau Nomor?

• Analisa atau Analisis? Diagnosa atau Diagnosis? Hipotesa atau Hipotesis?


• Kwalitas atau Kualitas? Kwitansi atau Kuitansi?

• Jenius atau Genius? Karir atau Karier?

• Hembus atau Embus? Nafas atau Napas?

• Nahkoda atau Nakhoda? Supir atau Sopir? Atlit atau Atlet?


3 Aspek dalam Ejaan :
1. Aspek Fonologis
 Ilmu tata bunyi
2. Aspek Morfologis
 Ilmu tata
bentuk
3. Aspek Sintaksis
 aturan dan tata
Bahasa
Sistem Ejaan Bahasa Indonesia
• Huruf dan Namanya • Penulisan Kata Gabung
• Penggunaan Huruf Vokal • Penulisan Kata Ulang
• Penggunaan Huruf • Penulisan Kata Ganti
Konsonan Klitik
• Penggunaan Huruf • Penulisan Kata Depan
Kapital • Penulisan Kata Sandang
• Penggunaan Huruf Kecil • Penulisan Singkatan Kata
• Penggunaan Huruf • Pemenggalan Kata Dasar
Miring • Pemenggalan Kata
• Penggunaan Huruf Tebal Berimbuhan
• Penulisan Kata Dasar • Pemenggalan Kata
Kompleks
• Penulisan Kata
Berimbuhan
TANDA BACA

Tanda baca adalah tanda-tanda yang


digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-
kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang
persis seperti apa yang kita maksudkan
1. Tanda baca titik ( . ), digunakan ;
a. Pada akhir kalimat yang bukan kalimat seru atau kalimat
tanya.
b. Pada akhir singkatan nama orang
c. Pada akhir singkatan kata yang menyatakan gelar, jabatan,
pangkat, atau sapaan
d. Pada singkatan kata atau singkatan ungkapan yang sudah
lazim
e. Dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar
f. Untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu
g. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya
yang menunjukkan jumlah.
2. Tanda titik dua ( : ), digunakan ;
a. Pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti oleh
suatu pemerian,
b. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian,
c. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan,
d. Di antara jilid atau nomor halaman,
e. Di antara bab dan ayat dalam kitab suci,
f. Di antara judul dan anak judul suatu karangan, dan
diantara nama penerbit dengan kota tempat penerbitan.
3. Tanda titik koma ( ; ), digunakan ;
1. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara,
2. Untuk memisahkan kalimat uang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung,
4. Tanda Hubung ( - ), digunakan ;
3. Untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata
ulang,
4. Untuk menyambung suku-suku kata yang terpenggal oleh
perpindahan baris,
5. Untuk menyambung bagian-bagian tanggal,
6. Untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing yang masih dieja secara asing.
5. Tanda koma ( , ), digunakan ;
a. Di antara unsur-unsur dalam suatu pemerian atau pembilangan,
b. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat majemuk setara yang dihubungkan dengan kata penghubung yang
menyatakan pertentangan seperti tetapi dan sedangkan,
c. Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya
d. Dibelakang kata atau atau ungkapan penghubung antarkalimat, yang terdapat pada awal kalimat.
e. Dibelakang kata-kata seru seperti aduh, wah, O, dan lain-lain.
f. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat,
g. Di muka angka persepuluhan, dan diantara rupiah dengan sen.
h. Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama
keluarga atau marga.
i. Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi,
j. Di antara : (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat , (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat
dan nama wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
k. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam Daftar Pustaka.
l. Di antara nama tempat penerbitan, nama penerbitan, dan tahun penerbitan, dalam suatu Daftar Pustaka.
6. Tanda Pisah ( − ), digunakan ;
a. Untuk membatasi penyisipan kata atau ungkapan yang
memberi penjelasan khusus terhadap kalimat yang disisipinya,
b. Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai
dengan’ atau diantara dua nama kota yang berarti ‘ke’, atau
‘sampai’.
7. Tanda Elipsis (…), digunakan untuk menunjukkan adanya
bagian-bagian kalimat yang dihilangkan
8. Tanda Tanya ( ? ), digunakan ;
c. Pada akhir kalimat Tanya,
d. Untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya (dalam hal ini tanda
Tanya itu diapit oleh tanda kurung).
9. Tanda Seru ( ! ) digunakan sesudah kalimat, ungkapan,
atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang
menyatakan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi
yang kuat
10.Tanda Kurung, digunakan ;
a. Untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
b. Untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
c. Untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri
keterangan, tanpa kurung buka.
11. Tanda Kurung Siku ( [ ] ), digunakan;
a. Untuk mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi,
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menjadi isyarat bahwa kesalahan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
b. Untuk mengapit keterangan didalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
12. Tanda Petik ( “…” ), digunakan;
c. Untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis
sama tinggi di sebelah atas baris.
d. Untuk mengapit istilah yang masih kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
e. Untuk mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila
dipakai di dalam kalimat.
13. Tanda Petik Tunggal( ‘…’ ), digunakan ;
a. Untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
b. Untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata, atau
ungkapan asing.
14. Tanda Garis Miring ( / ), digunakan ;
c. Dalam penomoran kode surat.
d. Sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor pada
alamat.
15. Tanda Penyingkat, digunakan sebagai tanda adanya
penghilangan bagian kata.
16. Tanda Ulang, digunakan dalam tulisan cepat, catatan rapat,
atau di dalam karangan-karangan atau tulisan-tulisan yang
sifatnya tidak resmi.

Anda mungkin juga menyukai