Anda di halaman 1dari 10

STASE 1

ANAMNESIS, TTV, GENERAL SURVEY

1 Sambung Rasa

 Membina rapport / menyambut dengan ramah


 Salam
 menyilakan duduk
 perkenalan diri
 komunikasi non verbal
 nama
 usia
 alamat
 keluhan
 Di mana?
 Kronologis/ waktu
 Derajat sakit?
 Factor yg memperingan
 Factor yang memperberat
 Gejala penyerta?
 Riwayat penyakit?
 Riwayat keluarga

2 Informed consent
untuk pengukuran tinggi dan berat badan

A. Keadaan umum
 kesan sehat
 sakit ringan
 sedang, berat)

B. Tingkat kesadaran
 Komposmentis : kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya
 Somnolen:  kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah
tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan)
tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. Stupor (soporo
koma)
 Stupor: penurunan kesadaran yang menyebabkan seseorang sama sekali tidak
dapat merespons percakapan
 Soporokomatus: yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri. Coma (comatose)
 Koma

C. Bentuk tubuh
 Bentuk tubuh kurus
 ramping atau pendek gemuk?
 tegap atau bungkuk?
 simetris?
 Proporsional?
 Deformitas?  kelainan bentuk atau ukuran tungkai paska trauma dapat terjadi
jika terdapat dislokasi (bagian kepala tulang keluar dari kedudukannya) atau
jika antara tepi dan ujung patahan tulang tidak menyatu atau tidak bertemu

D. Warna kulit dan lesi


 Pucat
 Icterus:  Ikterus atau jaundice atau sakit kuning adalah warna kuning pada
sklera mata, mukosa dan kulit
 hipo/hiperpigmentasi
 lesi: kemerahan pada permukaan kulit
 vesikel
 papul
 urtikaria
 hemangioma
 spider navi
 Alopesia

E. Pakaian dan personal hygiene


 Cara berpakaian
 jenis pakaian berkancing/resleting atau tidak
 kebersihan
 sesuai dengan usia dan nilai social
 alas kaki yang pasien gunakan,
 perhiasan yang digunakan, cara menggunakan perhiasan tersebut
 rambut pasien
 kuku jari
 serta penggunaan kosmetik

F. Ekspresi wajah
 perhatikan ekspresi wajah pasien saat diam
 saat berbicara
 saat pemeriksaan fisik
 ketika berinteraksi dengan orang lain
 Amati pula kontak matanya)

G. Aroma tubuh dan nafas ( adakah tercium bau


khusus baik dari aroma tubuh pasien maupun dari nafas pasien yang berhubungan
dengan penyakit tertentu misalnya
 bau nafas halitosis
 aseton
 bau keton
 bau ammonia
 bau jengkol
 bau gas gangrene

H. Postur, cara berjalan dan aktivitas motoric


 perhatikan postur pasien
 cara berjalan
 cara duduk,
(apakah pasien gelisah atau tidak? berapa kali pasien merubah posisinya?
berapa cepat pergerakannya? apakah terdapat pergerakan yang tidak disadari?
apakah ada bagian tubuh yang tidak dapat digerakkan? Lainnya)

3 Cuci Tangan WHO

4 Lakukan pengukuran tinggi badan


 Minta pasien untuk melepaskan alas kaki
 Atur posisi pasien sehingga berdiri tegak lurus di bawah microtoise membelakangi
dinding dengan kepala tegak dan pandangan lurus ke depan.
 Pastikan pasien berdiri tegak, kedua lutut dan tumit rapat, kaki lurus, tumit, pantat,
punggung, dan kepala bagian belakang harus menempel pada dinding.
 Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala pasien
 Baca angka pada jendela baca dan mata pembaca harus sejajar dengan garis merah.
 Catat hasil pengukuran
5 Lakukan pengukuran berat badan
 Pastikan timbangan badan berfungsi baik dan setel penunjuk pada titik nol.
 Pastikan tidak ada beban tambahan ditubuh pasien yang mempengaruhi penimbangan,
dengan cara meminta pasien melepas jaket, tas, perhiasan, atau barang lainnya.
 Bimbing pasien untuk naik ke atas timbangan (tengah) dan diam ditempat sambil kita
melihat angka yang ditunjukkan oleh jarum pengukur tempat penunjuk berhenti (mata
vertikal!)
 Catat hasil pengukuran Persilahkan pasien untuk turun dengan perlahan dari timbangan

6 Hitunglah BMI (Body Mass Index) pasien

7 Pemeriksaan Tekanan Darah


 Siapkan alat yang diperlukan (stetoskop dan sphygmomanometer.
 Buka dan tegakkan sphygmo manometer
 buka aliran air raksanya, cek saluran pipa
 Siapkan pasien dapat dalam keadaan duduk atau berbaring
 Pemeriksa menempatkan diri disebelah kanan pasien atau duduk berhadapan
 Pastikan lengan pasien dalam keadaan bebas dan relaks, serta bebas dari tekanan karena
pakaian.
 Pasang manset pada lengan atas pasien sedemikian rupa sehingga pusat dari manset yang
dapat digembungkan (bladder) berada tepat di atas arteri brachialis, tidak longgar dan
tidak ketat, 2,5cm-5cm di atas siku
 Posisikan lengan pasien sedikit fleksi(menekuk) pada siku
 Raba a. brachialis pasien, naikkan tekanan manset sampai pulsasi tidak teraba, tambahkan
30mmHg.
 Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan a. Brachialis teraba kembali
→ tekanan sistolik palpatoar (Laporkan)
 Kempiskan manset dengan segera dan tunggu 15 sampai 30 detik
 Ambil dan pasang stetoskop, serta letakkan bagian bell/diafragma pada tempat perabaan
pulsasi (di atas arteri brachialis)
 Naikkan kembali tekanan manset sampai 30 mm Hg di atas tekanan sistolik palpatoar
 Dengarkan melalui stetoskop sambil menurunkan tekanan manset perlahan-lahan (2- 3
mmHg/detik). Perhatikan saat dimana terdengar suara bising pertama →tekanan systole
 Turunkan terus tekanan manset sampai suara tersebut melemah kemudian menghilang →
tekanan diastole
 Kempiskan manset sampai tekanan pada manometer menunjukkan skala nol
 Lepas dan rapikan kembali manset, tutup aliran air raksa serta tutup kembali
sphygmomanometernya
8 Pemeriksaan Nadi
 Siapkan pasien dapat dalam posisi duduk ataupun berbaring, lengan pasien dalam
posisi bebas (relaks), perhiasan dan jam tangan dilepas
 Raba a. Radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah anda sehingga
pulsasi (denyutan) maksimal dapat dirasakan
 Hitung frekuensi denyut nadi Perhatikan pula irama dan kualitas denyutnya

9 Pemeriksaan Pernafasan
 Minta pasien untuk melepaskan pakaian sehingga pergerakan dinding dada dapat
jelas terlihat
 Secara inspeksi, perhatikan secara menyeluruh gerakan pernafasan. Jika tidak jelas,
dapat melalui cara palpasi dengan kedua tangan pada punggung atau dada pasien
 Hitung frekuesi nafas pasien selama 15 detik dan kalikan 4 untuk mendapatkan
frekuensi nafas per menit

10 Pemeriksaan Suhu
 kibaskan termometer sampai permukaan air raksa di bawah 35°C
 Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex fossa axillaris kiri
dengan sendi bahu adduksi maksimal
 Tunggu selama 3 – 5 menit
 Cabut kembali termometer dan lakukan
 Pembacaan

11 Cuci tangan WHO

12 Laporkan hasil pengamatan generalsurvey dan pemeriksaan tanda tanda vital:


 Keadaan umum
 Tingkat kesadaran
 Bentuk tubuh
 Warna kulit dan lesi
 Pakaian dan personal hygiene
 Ekspresi wajah
 Aroma tubuh dan nafas
 Postur, cara berjalan dan aktivitas motoric
 Tinggi badan dan Berat badan
 BMI
 Suhu
 Tekanan Darah
 Nadi
 Pernafasan

STASE 2
REFLEK FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS

1. Senyum, salam, sapa

2. Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan dan persetujuan
tindakan (informed consent)

PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS

3. Lakukan pemeriksaan reflek biseps

A. Reflek Biseps
 Meminta pasien duduk dengan santai
 Posisikan lengan bawah pasien antara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi
 Letakkan siku pasien pada lengan/tangan pemeriksa
 Letakkan ibu jari di atas tendo biseps kemudian pukullah ibu jari tadi dengan
refleks hammer
 Hasil : Fleksi lengan bawah

B. Lakukan pemeriksaan reflek triseps


 Posisikan pasien sama dengan posisi pada pemeriksaan refleks biseps
 Instruksikan kepada pasien untuk melemaskan lengan dan relaksasi sempurna
 Pukullah tendo yang lewat di fossa olecranon
 Hasil : Ekstensi lengan bawah
C. Lakukan pemeriksaan reflek patella
 Posisikan pasien dalam posisi duduk dengan tungkai menjuntai
 Raba daerah kanan-kiri tendo patella terlebih dulu untuk menentukan daerah
yang tepat
 Pegang paha pasien bagian distal dengan tangan kiri sedangkan tangan yang
lain memukul tendo patella denga palu refleks hammer secara cepat
 Hasil : ekstensi tungkai bawah

D. Lakukan pemeriksaan reflek Achilles


 Meminta pasien duduk dengan tungkai menjuntai atau berbaring dimana
sebagian tungkai bawah & kakinya terjulur di luar meja pemeriksa
 Regangkan tendo achilles dengan cara menahan ujung kaki ke arah
dorsofleksi
 Pukullah Tendo achilles dengan ringan tetapi cepat
 Hasil : plantarfleksi

PEMERIKSAAN REFLEK PATOLOGIS

E. Lakukan pemeriksaan reflek Babinski


Gores plantar pedis sisi lateral dari tumit ke kaudal

F. Lakukan pemeriksaan reflek Chaddock


Gores dorsum pedis pada maleolus lateral ke arah kaudal

G. Lakukan pemeriksaan reflek Gordon


Remas/cubit otot gastrocnemius pasien

H. Lakukan pemeriksaan reflek Gonda


Fleksikan jari ke-4 pedis kemudian lepaskan secara cepat

I. Lakukan pemeriksaan reflek Oppenheim


Gosok sepanjang tulang tibia dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah,
pemeriksa menghadap ke kaki pasien

J. Lakukan pemeriksaan reflek Schaefer


Remas/cubit tendon achiles dengan ibu jari dan telunjuk

K. Lakukan pemeriksaan reflek Hoffman Tromner


 Pegang tangan pada pergelangan, jari-jari difleksikan.
 Jepit jari tengah pasien diantara telunjuk dan jari tengah pemeriksa.
 Gores dengan kuat jari tengah dengan menggunakan ibu jari.

SATASE 3
KEKUATAN OTO MOTORIS
1. Senyum, salam, sapa

2. Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan dan


persetujuan tindakan (informed consent)

PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT

A. Lakukan pemeriksaan test flexion (C5, C6—biceps) :


 Meminta pasien untuk menekukkan lengannya pada siku
 Tempatkan salah satu tangan pemeriksa pada otot biseps pasien dan tangan yang
lainnya pada pergelangan tangan pasien, beri tahanan
 Instruksikan pasien untuk melawan tahanan dengan berupaya menekukkan
lengannya.

B. Lakukan pemeriksaan test ekstensi (C6, C7, C8— triceps):


 Meminta pasien untuk menekukkan lengannya pada siku
 Tempatkan tangan pemeriksa pada pergelangan tangan pasien, beri tahanan
 Instruksikan pasien untuk melawan tahanan dengan berupaya meluruskan
lengannya

C. Lakukan pemeriksaan test ekstensi pada pergelangan tangan (C6, C7,C8, radial
nerve):
 Meminta pasien untuk meluruskan lengannya dan menggengam
 Tempatkan tangan pemeriksa pada genggaman pasien dan memberi tahanan
berupa upaya menari genggaman pasien ke arah bawah
 Instruksikan pasien untuk melawan tahanan tersebut

D. Lakukan pemeriksaan test the grip atau tes genggam (C7, C8, T1):
 Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah pemeriksa pada telapak tangan pasien
 Meminta pasien untuk menggenggam jari pemeriksa tersebut dengan kuat
 Usahakan menarik jari tersebut dari genggaman pasien

E. Lakukan pemeriksaan test finger abduction (C8, T1, n. ulnaris):


 Posisikan tangan pasien dengan telapak tangan menghadap ke bawah dan jari
jari memekar
 Instruksikan pasien untuk mempertahankan posisi tersebut
 Pemeriksa berusaha merapatkan jari-jari pasien

F. Lakukan pemeriksaan test opposition of the thumb (C8, T1, n. medianus):


 Tempatkan tangan pemeriksa seperti pada gambar (baca prosedur), beri
tahanan
 Instruksikan pasien untuk menyentuh ujung jari kelingkingnya dengan ibu jari
dengan melawan tahanan pemeriksa

G. Lakukan pemeriksaan test flexion at the hip (L2, L3, L4—iliopsoas):


 Tempatkan tangan pemeriksa di atas lutut pasien, beri tahanan
 Instruksikan pasien untuk mengangkat kakinya melawan tahanan

H. Lakukan pemeriksaan test extension at the knee (L2, L3, L4—quadriceps):


 Topanglah lutut pasien pada posisi fleksi, pegang pergelangan kaki pasien,
beri tahanan.
 instruksikan pasien untuk meluruskan kakinya melawan tahanan

I. Lakukan pemeriksaan test flexion at the knee (L4, L5, S1, S2—hamstrings) :
 Meminta pasien untuk memposisikan kakinya fleksi pada lutut
 Instruksikan pasien untuk menahan usaha pemeriksa untuk meluruskan
kakinya.

J. Lakukan pemeriksaan test dorsoflexion (terutama L4, L5)


 Instruksikan pasien untuk melawan tahanan pemeriksa dengan mendorong
telapak kaki ke arah atas
K. Lakukan pemeriksaan test plantar flexion (terutama S1):
 Instruksikan pasien untuk melawan tahanan pemeriksa dengan mendorong
telapak kaki ke arah bawah

Anda mungkin juga menyukai