Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EBI ( Ejaan Bahasa Indonesia )

Dosen Pengampu:

Ere Mardella Arbani, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok IV

1. Intan Septiana (12070323287)

2. Yulian Atikah (12070326499)

Kelas Akuntansi C

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SUSKA RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur selayaknya kita panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat karunia serta
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini yakni dalam rangka memenuhi tugas bahasa Indonesia. Diharapkan
makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mengkaji tentang EBI (Ejaan Bhasa Indonesia).
Walaupun demikian, makalah ini bukanlah satu-satunya sumber yang dapat digunakan sebagai
bahan rujukan. Oleh karena itu, makalah ini merupakan salah satu alternatif rujukan yang dapat
dijadikan sebagai alternatif menambah wawasan.

Kami menyadari bahwa makalah mengenai EBI ini masih banyak kelemahannya. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari para pembaca akan sangat penulis hargai dan dapat dijadikan bahan
referensi dan rekomendasi untuk revisi pada penulisan berikutnya.

Akhirnya, untuk semua pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun tidak
langsung penulis mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 14 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


A, Latar Belakang ...................................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3
A. Singkatan dan Akronim .................................................................................................................... 3
B. Angka dan Lambang Bilangan ......................................................................................................... 6
C. Penulisan Tanda Baca ....................................................................................................................... 7
BAB III....................................................................................................................................................... 18
PENUTUP.................................................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A, Latar Belakang

Penggunaan ejaan menjadi suatu acuan dalam sebuah karangan. Ejaan bahasa
Indonesia adalah salah satu bentuk ejaan yang sesuai dengan kaidah yang sudah berlaku
dalam penggunaan kata. Ejaan umumnya dalam bahasa Indonesia disebut dengan EBI
(Ejaan Bahasa Indonesia). Ejaan bahasa Indonesia menjelaskan tentang tata cara
penulisan huruf, kata, dan kalimat sesuai dengan penyesuaian bentuk yang telah
ditetapkan dalam kaidah Bahasa Indonesia (Ibrahim, 2015:7). Ejaan adalah
penggambaran pada”bunyi (kata dan kalimat) dalam bentuk tulisan”yang menggunakan
tanda baca sesuai dengan kaidah.
Ejaan pada sebuah tulisan sangat penting digunakan ketika membuat karangan.
Sebelum membuat karangan sebaiknya mengetahui terlebih dahulu EBI dan
pembentukan istilah yang baik dan benar. Ejaan bahasa Indonesia mempunyai ketentuan
sesuai kaidah untuk membuat karya ilmiah agar karya tulis tersebut menjadi sempurna.
Karena tingkat kesempurnaan yang detail pada karya tulis sangat penting. Kegunaan EBI
untuk membuat tulisan dengan cara yang sesuai kaidah. Kemudian karya tulis tersebut
dapat tersusun setelah menguasai EBI.
Pada dasarnya, kesalahan kalimat bahasa Indonesia dari segi penulisan huruf,
penulisan kata, dan tanda baca akan berpengaruh pada penggunaan kalimat. Pada tatanan
tugas karya tulis siswa yang diberikan oleh guru dalam standar kompetensi menulis dan
mengungkapkan pikiran dengan cara menggunakan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Akan tetapi, telah ditemukan kesalahan kalimat dalam karangan siswa pada penulisan
karya tulis. Hendaknya karangan yang dibuat oleh siswa menggunakan tanda baca dalam
EBI yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan.
Bahasa memiliki empat keterampilan salah satunya yaitu menulis yang
mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia bertujuan untuk mengungkapkan
pikiran dan gagasan yang maksud. Tetapi, bahasa tidaklah mudah untuk diterapkan oleh
semua pengguna bahasa. Karena penggunaan bahasa memiliki aturan-aturan dasar yang
harus diterapkan oleh masyarakat. Maka dari itu, masyarakat hendaknya mempelajari
bagaimana cara”menggunakan bahasa dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah.”Menurut Arifin, Hadi (2001:1) dalam penggunaan bahasa Indonesia semua
warga negara Indonesia wajib membina dirinya masing-masing agar bahasa itu tumbuh
dan berkembang sesuai dengan kaidah yang berlaku. Akan tetapi, selama ini penggunaan
bahasa Indonesia masih banyak kesalahan yang digunakan. Seperti dalam pembelajaran
siswa di MA KHA Wahid Hasyim Bangil pada kalimat teks eksplanasi banyak kesalahan
penggunaan EBI. Siswa kurang menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.
1
B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Singkatan dan Akronim


2. Angka dan Lambang Bilangan
3. Penulisan Tanda Baca

C. Tujuan Penulisan

Dari ketiga rumusan masalah di atas, dapat di ambil beberapa tujuan penulisan
makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui singkatan dan akronim
2. Untuk mengetahui angka dan lambang bilangan
3. Untuk mengetahui tanda baca

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Singkatan dan Akronim


1. Singkatan
Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Dan
secara sederhana merupakan sebuah huruf atau sekumpulan huruf sebagai bentuk
pendek dari sebuah atau beberapa kata.

a. Macam bentuk penulisan singkatan


Dalam penulisan singkatan terdapat macam-macam bentuk penulisan singkatan
yang sesuaiejaan bahasa indonesia. Berikut bentuk penulisan :

• Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat. Singkatan
ini diikuti dengantanda titik dibelakang tiap-tiap singkatan itu.
Contoh :
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
S.Pd. sarjana pendidikan
Bpk. Bapak
S.B.Y. Susilo Bambang Yudhoyono
Catatan untuk singkatan pada penulisan nama, gelar, atau jabatan diambil satu
huruf atau lebih dari kata tersebut yang merupakan deratan huruf pada kata
tersebut dan ditulis dia'ali dengan huruf kapital. penulisan selalu diikuti
dengan tanda titik untuk memisahkan singkatan kata yangsatu dengan
singkatan kata kedua.

• Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau


organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal
pada tiap-tiap kata . Bentuk singkatan ini ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh :
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PBB Perserikatan Bangsa Bangsa
SD sekolah dasar
KTP kartu tanda penduduk

3
• Singkatan kata yang berupa gabungan huruf dari satu kata yang diikuti dengan
tanda titik.
Contoh :
jml. jumlah
kpd. kepada
tgl. tanggal
hlm. halaman

• Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua atau tiga kata, biasanya
disingkat denganmengambil huruf a'al pada tiap-tiap kata, kemudian diakhiri
dengan tanda titik.
Contoh :
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
Yth. Yang terhormat
dst. dan seterusnya
dkk. Dan kawan-kawan

• Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf lazim digunakan dalam
surat menyurat. Singkatan ini di tulis dengan huruf kecil dan diikuti oleh tanda
titik antar huruf pada singkatan.
Contoh :
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
a.l. antara lain

• Singkatan untuk lambang kimia, singkatan satuan, takaran, timbangan, dan


mata uang. Jenis singkatan ini tidak diikuti oleh tanda titik.
Contoh :
Cm centimeter
Kg kilogram
Cu kuprum
Rp rupiah
Na Natrium

• Singkatan huruf dan angka yang disingkat dengan mengkombinasikannya


menggunakan angka karena memiliki kesamaan awalan huruf. Angka

4
digunakan untuk menunjukkan jumlah huruf pada singkatan atau dapat pula
menunjukkan tanggal, jenjang, serta tipe.
Contoh :
P2B Pusat Pengembangan Bahasa
S1 Strata satu
D3 Diploma tiga
G30SPKI gerakan 30 September PKI
PS3 playstation tiga

2. Akronim
Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai
sebuah kata, dan kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau bagian
lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.

a. Macam bentuk penulisan akronim

Dalam penulisan akronim terdapat cara-cara tertentu yang sesuai ejaan bahasa
indonesia.Berikut macam bentuk dalam penulisan akronim :

• Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri.
Akronim ini ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh :
SIM surat izin mengemudi
LAN Lembaga Administrasi Negara
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
IKIP Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

• Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan
huruf awal kapital.
Contoh :
Bulog Badan Usaha Logistik
Kowani Kongres Wanita Indonesia

• Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan dari dua kata atau lebih.
akronim ini ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :
Pemilu pemilihan umum
Iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
Tilang bukti pelanggaran

5
B. Angka dan Lambang Bilangan

Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan
disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Sifat esensil dari lambang bilangan itu
ialah bahwalambang bilanganitu mewakili bilangan.
Pengertian angka dan lambang bilangan tidak bisa dipisahkan.Angka dipakai
untukmenyatakan lambang bilangan.
Berikut ini adalah penulisan angka pada lambang bilangan :
1. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya :
a. Paku Buwono Xb.
b. Pada awal abad XX
c. Dalam kehidupan pada abad ke-20
d. Ini lihat bab II
e. Pasal 5
f. Dalam bab ke-2 buku itu
g. Didaerah tingkat II itu
h. Ditingkat kedua gedung itu
i. Ditingkat ke-2 itu
j. Kantor di tingkat II itu.

2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan digunakan secara
beruntun, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya :
a. Amir menonton drama itu sampai tiga kali
b. Ayah akan memesan tiga ratus ekor ayam
c. Diantara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju dan 5
orang memberikan suara blangko
d. Kendaraan yang ditempah untuk pengangkutan terdiri atas 50 bus, 100
helicak dan 100 bemo.

3. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika perlu susunan
kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
a. Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu

6
b. Pak Darmo mengundang 250 tamu
4. Angka digunakan untuk menyatakan
- Ukuran panjang, berat, luas dan isi
- Satuan waktu
- Nilai uang
- Kuantitas

Misalnya :

a. 0,5 sentimeter
b. 5 kilogram
c. 4 meter persegi
d. 10 liter
e. Rp.500,00

5. Lambang unsur kimia


Penulisan unsur kimia berlaku beberapa syarat seperti berikut :
- Semua unsur kimia ditulis dengan huruf kecil kecuali terletak awal kalimat,
awal judul, dan sebagai subjudul.
- Penulisan lambang unsur kimia ditulis dengan huruf kecil
- Lambang yang satu huruf maupun dua huruf tidak pakai titik
- Setiap unsur kimia atom tersendiri (mutlak)

Contoh :

a. Actinium Ac
b. Karbon C
c. Platinum Pt

6. Lambang Musik
Contoh :
a. Piano, lembut p
b. Pianissimo, sangat lembut pp
c. Forte, nyaring f
d. Ritardanto, melambat rit
e. Turunkan setengah nada b

C. Penulisan Tanda Baca


1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhit kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :

7
• Ayahku tinggal di Solo.
• Biarlah mereka duduk di sana.

Catatan :

Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.

Misalnya :

- Dia memerlukan meja, kursi, dsb.


- Buku itu disusun oleh Drs.Sudjatmiko, M.A.

b. Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, daftar atau
ikhtisar.
Misalnya :
• III. Departemen Pendidikan Nasional
o Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
o Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

• 1. Patokan Umum
o Isi Karangan
o Ilustrasi
▪ Gambar Tangan
▪ Tabel
• Patokan Khusus
o …
o …

Catatan :

Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka
atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.

c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Misalnya :
• Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1,35 menit 20
detik)

Catatan :

Penulisan waktu dengan angka dapat mengikuti penulisan sebagai berikut :

8
1. Dengan format 24 jam (13.00 siang)

2. Dengan format 12 jam (10.00 pagi)

d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Misalnya :
• jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
• 0.20.30 jam (20 menit. 30 detik)
• 0.0.30 jam (30 detik)

e. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang
tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
Misalnya :
• Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton Siregar,
Merari. 1920. Ab dan Sengara Weltevreden: Balai Poestaka

Catatan :

Unitan informasi mengenai daftar pustaka tergantung pada lembaga yang bersangkutan.

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah
Misalnya:
• Desa itu berpenduduk 24.200 orang
• Siswa yang lulus masuk perguruan tingn negeri 12.000
• Penduduk Jakarta lebih dari 11.000.000 orang

Catatan:

(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan nuan kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.

Misalnya :

- Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung


- Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
- Nomer giranya 5645678

(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepa karangan atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Misalnya :
9
- Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasional Bentuk di Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
Salah Asuhan

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang

a. nama dan alamat penerima surat.


b. nama dan alamat pengirim surat, dan
c. di belakang tanggal surat

Misalnya :

- Yth. Kepala Kantor Penempatan Tenaga


Jalan Cikini 71
Jakarta
- Yth. Sdr. Moh. Hasan
Jalan Arif Rahmad 43
Palembang

2. Tanda Koma (,)


a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
• Saya membeli kertas, pena dan tinta.
• Surat biasa, surat kilat, ataupun surat kilat khusus memerlukan prangko. Satu,
dua, tiga!

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan
kecuali.
Misalnya:
• Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kau yang memilihnya Ini bukan
buku saya, melainkan buku ayah saya.
• Dia senang membaca cerita pendek, sedangkan adiknya suka membaca puisi
• Semua mahasiswa harus hadir, kecuali yang tinggal di luar kota.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
• Kalau ada undangan, saya akan datang. Karena tidak congkak, dia
mempunyai banyak teman.
• Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

10
Catatan:

Tanda koma tulak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat
mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya :

- Saya akan datang kalau ada undangan.


- Dia mempunyai banyak teman karena tidak congkak. Kita harus membaca banyak buku
agar memiliki wawasan yang luas.

d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Misalnya :
• Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar
di luar negeri.
• Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi
bintang pelajar.
• Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapapun.

Catatan:

Ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu, dan meskipun begitu, tidak dipakai pada awal paragraf.

e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, trak aduh dan
kasihm, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, sepert Bu, Dik, atau Mas dari
kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya :
• O, begitu?
• Wah, bukan main!
• Hati-hati, ya, jalannya licin. Mas, kapan pulang? Mengapa kamu diam, Dik?
• Kue ini enak, Bu.

f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab III, Huruf J dan K.)
Misalnya:
• Kata Ibu, "Saya gembira sekali "
• "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena lulus ujian."

11
g. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Misalnya:
• "Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Guru
• "Masuk ke kelas sekarang!" perintahnya.

h. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Misalnya:
• Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
• Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba
• Raya 6, Jakarta Surabaya, 10 Mei 1960
• Tokyo, Jepang.

i. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
• Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung
• Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat
Bahasa. Junus, H. Mahmud. 1973. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Alquran
• Sogono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

3. Tanda Titik Koma (;)


a. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
Misalnya :
• Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku-buku yang baru dibeli
ayahnya. Ayah mengurus tanaman di kebun; Ibu menulis makalah di ruang
kerjanya; Adik membaca di teras depan saya sendiri asyik memetik gitar
menyanyikan puisi-puisi penyair kesayanganku.

b. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perinci dalam kalimat yang
berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu sebelum perincian terakhir
tidak perlu digunakan kata dan.
Misalnya :
Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:

12
1) berkewarganegaraan Indonesia;
2) berijazah sarjana 51 sekurang-kurangnya
3) berbadan sehat
4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

c. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila
unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.
Misalnya :
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta, baju, celana, dan kaos, pisang, apel, dan
jeruk. Agenda rapat ini meliputi pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara,
penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja, pendataan
anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

4. Tanda Titik Dua (:)


a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu lengkap yang diikuti rangkaian atau
pemerian.
Misalnya :
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. Hanya
ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

Catatan :

Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atas pemerian merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.

Misalnya :

- Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari


- Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan

b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya :
a) Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
b) Tempat : Ruang Sidang Nusantara
Pembawa Acara : Bambang S.
Hari, tanggal : Selasa,28 Oktober 2008
Waktu : 09.00-10.30

c. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.

13
Misalnya :
Ibu "Bawa kopor ini, Nak!" Amir "Baik. Bu."
Ibu "Jangan lupa Letakkan baik-baik ! “

d. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat
dalam kitab suci. (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
• Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
• Surah Yasin 9
• Dari Pemburu ke Terapeutik Antologi Cerpen Nusantara
• Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa

5. Tanda Hubung (-)


a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah pergantian baris
Misalnya :
• Di samping cara lama diterapkan juga ca- ra baru…..
• Sebagaimana kata peribahasa, tak ada gading yang tak retak.

b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata mengikutinya atau akhiran
dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
Misalnya:
• Kini ada cara yang baru untuk meng ukur panas.
• Kukuran baru ini memudahkan kita mengukur kelapa.
• Senjata ini merupakan sarana pertahan- an yang canggih.

c. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.


Misalnya :
• anak-anak berulang-ulang kemerah-merahan

d. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam
kata yang dieja satu-satu.
Misalnya :
• 8-4-2008
• p-a-n-i-t-i-a

e. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian bagian kata
atau ungkapan dan (b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata.
Misalnya :
• ber-evolusi

14
• dua-puluh ribuan (20 x 1.000)
• tanggung-jawab-dan-kesetiakawanan sosial (tanggung jawab sosial dan
kesetiakawanan sosial)
• Karyawan boleh mengajak anak-istri ke acara pertemuan besok.

6. Tanda Pisah (-)


a. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya :
• Rangkaian temuan ini-evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
• Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia-amanat Sumpah Pemuda-harus terus
ditingkatkan.

b. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalin yang memberi
penjelasan di luar bangun utama kalimat.
Misalnya:
• Kemerdekaan itu-hak segala bangsa-harus dipertahankan.
• Keberhasilan itu-saya yakin-dapat dicapai kalau kita mau berusaha keras.

7. Tanda Tanya (?)


a. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya :
• Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?)
• (Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
b. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya,
Misalnya :
• Kapan dia berangkat? Saudara tahu, bukan?

8. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan ketidakpercayaan ataupun emosi yang kuat.
Misalnya :
• Alangkah indahnya taman laut in Bersihkan kamar itu sekarang juga!
• Sampai hati benar dia meninggalkan istrinyal Merdeka!

9. Tanda Petik (" ")


a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang beras dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.

15
Misalnya :
• Pasal 36 UUD 1945 menyatakan. "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
• Ibu berkata, "Paman berangkat besok pagi."
• "Saya belum siap kata dia, "tunggu sebentar!"

b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Misalnya :
• Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
• Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia
dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
• Bacalah "Penggunaan Tanda Baca dalam buku Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
• Makalah "Pembetukan Insan Cerdas Kompetitif menarik perhatian peserta
seminar.

10. Tanda Petik Tunggal ("")


a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam
petikan lain.
Misalnya :
• Tanya dia "Kandengar bunyi kring-kring tadi?"
• “Waktu kabuka pintu depan kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’
dan rasa letihku lenyap seketika." ujar Pak Hamdan
b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Misalnya :
• Terpandai ‘paling’ pandai
• Retina ‘dinding mata sebelah dalam’
• Mengambil ‘lari pontang-panting’
• tinggi hati ‘sombong, angkuh’

11. Tanda Kurung (())


a. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya :
• Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk). Dia tidak membawa
SIM (surat izin mengemudi).

Catatan :

Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap daripada bentuk singkatnya.

Misalnya : saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP).

16
b. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
utama kalimat.
Misalnya:
• Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962.
• Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar
dalam negeri.

c. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam
teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a). Pejalan
kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.

d. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
keterangan.
Misalnya:
• Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan
(c) tenaga kerja.
• Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan(1) akta
kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.

Catatan:

Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan
perincian yang disusun ke bawah.

Misalnya:

- Kemarin kakak saya membeli


1) buku
2) pensil, dan
3) tas sekolah.
- Dia senang dengan mata pelajaran
a) fisika,
b) biologi, dan
c) kimia.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Dalam penulisan
singkatan terdapat macam-macam bentuk penulisan singkatan yang sesuai ejaan bahasa
indonesia. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat. Singkatan ini
diikuti dengan tanda titik dibelakang tiap-tiap singkatan itu. Untuk singkatan pada penulisan
nama, gelar, atau jabatan diambil satu huruf atau lebih dari kata tersebut yang merupakan deratan
huruf pada kata tersebut dan ditulis diawali dengan huruf kapital.

Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri. Akronim ini
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan
dari dua kata atau lebih. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk
pencacahan dan pengukuran. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika
perlu susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Penulisan Tanda Baca . Tanda titik tidak digunakan
pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.

Bagaimanapun juga penggunaan tanda baca yang baik & benar sangat penting dalam
menulis. Bayangkan jika kita membaca sepuluh paragraf tanpa titik atau koma, akan sangat
membingungkan. Apalagi ketika kita hanya bisa mendengar dan dibacakan. Tidak hanya
untuk mendukung keterbacaan penggunaan tanda baca yang benar sangat berpengaruh
terhadap kualitasmenulis. Beberapa contoh tanda baca yang sering digunakan tetapi tidak umum
seperti titik, koma, tanda seru & tanda tanya. Mungkin kita kurang mempedulikan penggunaan
tanda baca tersebut. Memang cukup merepotkan jika kita mengimplementasikan pada tiap
artikel, tetapi itulah seni dalam tipografi. Tidak ada salahnya berusaha tampil “sempurna”
dalam artian kita menggunakan kaidah-kaidah penulisan secara benar.

18
DAFTAR PUSTAKA

DRS. Isma Tantawi, M.A. 2019 Bahasa Indonesia Akademik strategi meneliti dan menulis,
Medan, Prenadamedia Group

niknik m.kuntarto. (2013). cermat dalam berbahasa teliti dalam berfikir. In m. w. media. jakarta.

https://www.academia.edu/29283343/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_TENTANG_SING
KATAN_DAN_AKRONIM

https://www.academia.edu/35158385/Angka_dan_Lambang_Bilangan

http://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-dan-contoh-singkatan- lengkap.html

19

Anda mungkin juga menyukai