Anda di halaman 1dari 11

Nama : Hana Sofiani

NPM : 23910030

Prodi : D3 Fisioterapi

BAB I

A. Asal Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang dipakai oleh bangsa Indonesia sebagai bahasa resmi dan
alat komunikasi sehari-hari berasal dari bahasa melayu. Sebagai bahasa
nasional,bahasa melayu diresmikan menjadi Bahasa Indonesia pada tanggal 28
Oktober 1928,Pada hari sumpah pemuda.

Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa resmi di Negara Republik


Indonesia,tetapi merupakan bahasa kesatuan,bahasa pergaulan,alat komunikasi
sehari-hari bahasa pengantar dalam dunia pendidikan/sekolah.Sesuai dengan
ketentuan mentri pendidikan dan kebudayaan ketika itu menyatakan,bahwa:
1. Bahasa Indonesia ialah bahasa resmi Negara Republik Indonesia dan
bahasa kesatuan untuk segenap golongan dan semua masyarakat
Indonesia.
2. Bahasa Indonesia ialah bahasa pengantar pada semua jenjang pendidikan
serta bahasa penghubung antar individu yang satu dengan yang lain.
3. Bahasa Indonesia ialah satu-satunya bahasa kebudayaan bangsa Indonesia
dalam arti yang seluas-luasnya,sehingga setiap
gagasan,pemikiran,perasaan,dan pendapat dinyatakan atau diungkapkan
dengan bahsa tersebut.
4. Bahasa Indonesia kini sedang tumbuh dan berkembang,dan dalam
pertumbuhannya menerima unsur-unsur yang berasal dari bahasa daerah
dan bahasa asing yang dapat memperkaya kosa katanya.

B. Periode Bersejarah dalam Perkembangan Bahasa Indonesia


Periode bersejarah yang cukup penting untuk diketahui:
1. Periode pertama,bahasa melayu tertua yang masih dapat ditemui dan teliti
sebagai peninggalan masa lampau ialah bahsa melayu di atas empat buah
batu bertulis (prasasti) peninggalan kerajaan sriwijaya. Yang terdapat di
Talang Tuo (683) ,Kedukan Bukit (684) di Palembang, di Kota
Kapur(686),Karang Barhi(688).
2. Periode kedua, pada masa malaka mengalami jayanya (abad 15) yaitu
ketika malaka menjadi pusat perdagangan.
3. Periode ketiga, masa dibangunnya kembali kesusastraan Melayu di Johor
tahun 1530,sejarah melayu disusun oleh Tun Muhammad Sri Lanang gelar
bendahara Paduka Raja yang diperkirakan selesai ditulis pada tahun 1616.
4. Periode keempat, yaitu pemulaan abad 19 masa pujangga Abdullah Bin
Abdul Kadir Munsyi. Terlihat sifat karangan-karangannya yang tidak lagi
istanasentris, sehingga ia dianggap sebagai pembaharu kesusastraan
Melayu.
5. Periode kelima, pada bad ke 20 dikatakan awal masa perkembangan
bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia. Banyak factor yang membantu
perkembangan nahasa melayu yaitu pergerakan politik, kemerdekaan yang
dicita-citakan akan dapat tercapai atau diraih jika bangsa Indonesia yang
terdiri dari berbagai suku itu dapat berstu.

Sejarah tercatat tahun-tahun penting dalam pertumbuhan dan perkembangan


bahasa Indonesia , yaitu:

1. Pada tahun 1901 disusun ejaan bahasa melayu oleh Ch. A .Van Ophuysen
dalam kitab logat Melayu yang oleh Gubernur Belanda telah ditetapkan
sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah Bumiputera.
2. Pada tahun1908 pemerintah Belanda mendirikan sebuah badan penerbit
buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur
kemudian pada tahun 1917 diubah namanya menjadi Balai Pustaka.
3. Pada tanggal 25 juni 1918 keluar ketetapan Ratu Belanda yang
memberikan kebebasan kepada anggota-anggota Dewan Rakyat untuk
menggunakan bahasa Melayu dalam perundingan-perundingan.
4. Pada tahun 1933 didirikan sebuah angkatan sastrawan muda diberi nama
Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sultan Takdirr Alisyahbana.
5. Pada tahun 1938, terjadi suatu peristiwa penting yakni, dilangsungkannya
Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo.
6. Masa pendudukan jepang (1942-1945) merupakan masa yang cukup
enting dalam perkemvangan bahsa Indonesia,karena pada saat itu bahasa
menjadi bahasa utama.
7. Pada tahun 1945,ketika bangsa kita memproklamasikan
keerdekaan,merupakan masa yang sangat terpenting bagi bahasa
Indonesia.
8. Pada tahun 1950 setelah kemerdekaan Indonesia,bahasa Indonesia secara
bulat dan penuh diakui oleh Belanda dan dunia.
9. Pada tanggal 28 Oktober sampai dengan 2 November 1954 untuk pertama
kali di alam kemerdekaan diadakan kongres bahasa Indonesia kedua di
Medan.
10. Dengan ditetapkannya dan diresmikannya pemakaian ejaan baru,bahasa
Indonesia yakni “Ejaan” oleh Presiden Soeharto pada tahun1972.

C. Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia


Prof.Dr. Slamet Mulyana mengemukakan empat factor yang menjadi
penyebab,yaitu:
1. Sejarah telah membantu penyebaran bahasa Melayu, Baha Melayu
merupakan lingua fanca (pergaulan sehari-hari antaretnis) di Indonesia.
2. Bahasa melayu mempunyai sistem yang sedrhana,ditinjau dari segi
fonologi,morfologi,dan sintaksis.
3. Faktor psikologi, yaitu suku jawa dan sunda telah dengan suka rela
menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Faktor kesanggupan bahasa itu sendiri.

Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia karena bahasa Melayu:

1. Telah dipergunakan sebagai bahasa kebudayaan.


2. Telah digunakan sebagai bahasa perhubungan
3. Sebagai bahsa perdagangan
4. Sebagai bahasa resmi bagi kerajaan-kerajaan

BAB II

A. Kedudukan Bahasa Indonesia


Jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat laun akan bertambah, pertambahan
itu di sebabkan oleh:
1. Arus pindah ke kota besar.
2. Perkawinan antar suku
3. Hal-hal yang berkaitan dengan patokan kedua
4. Orang tua masa kini yang sama atau berbeda latar budaya.
B. Fungsi Bahasa Indonesia
1. Lambang kebanggan nasional
2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu bagi masyarakat yang memiliki latar belakang social
budaya.
4. Sarana perhubungan antar budaya
Kenegaraan atau Bahasa Negara,bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut:

1. Bahasa Resmi Pemerintahan atau Kenegaraan.


2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional.
4. Alat pengembangan kebudayaan,ilmu pengetahuan,dan teknologi.

C. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Daerah


Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam
sebuah Negara kebangsaan.Sedangkan definisi Bahasa daerah dalam hokum
Internasional yang termuat dalam rumusan Piagam Eropa untuk Bahasa-bahsa
regional atau minoritas diartikan bahwa” bahasa-bahsa daerah atau miniritas”
adalah bahasa yang secara tradisional digunakan dalam wilayah suatu Negara.
Bahasa Daerah berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai lambing kebanggaan daerah
2. Lambang identitas daerah
3. Alat penghubung di dalam keluarga dan masyarakat daerah

Fungsi bahasa daerah dalam hubungannya dengan Bahasa Indonesia adalah:

1. Bahasa daerah sebagai pendukung Bahasa Nasional


2. Bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah
dasar
3. Bahasa daerah sebagai sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa
Indonesia.
4. Bahasa daerah sebagai pelengkap bahasa Indonesia di dalam
penyelenggaraan pemerintah pada tingkat daerah.
D. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing
Bahasa asing merupakan bahsa Negara lain yang tidak digunakan secara umun
dan interaksi sosial. Kedudukan bahsha asing tidak sama dengan kedudukan
bahsa kedua. Mustafa (2010) dalam hal ini menyatakan bahwa bahasa kedua
adalah bahasa yang dipelajari anak setelah bahasa ibunya dengan ciri bahasa
tersebut dilingkungan masyarakat sekitar.
Fungsi bahasa asing:
1. Alat penghubung antar bangsa
2. Alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern.
3. Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk
pembangunan.

Beberapa landasan kebijakan pembinaan dan pengembangan bahasa


Indonesia,bahasa daerah,bahasa asing antara lain:
1. Sumpah Pemuda
2. Undang-undang Dasar 1945,Bab XY Pasal 36
3. Undang-undang Dasar 1945,pasal 32
4. Undang-undang No 20 Tahu 2003 sistem Pendidikan Nasional.

BAB III

A. Pengertian Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia baku adalah bahasa yang tunduk pada ketatapan yang telah
dibuat dan disepakati bersama ejaan, tata bahasa, kosa kata, dan istilah.Ada
beberapa referensi atau kaidah yang perlu dipedomani dalam pemakaian bahasa
Indonesia ,antara lain:
1. Ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berisi tentang kaidah atau aturan
penulisan dalam bahasa Indonesia.
2. Buku tata bahasa Indonesia ini berisi tentang pedoman penyusunan kaidah
tata bahasa Indonesia yang benar.
3. Dalam bidang kosa kata
4. Dalam bidang peristilahan

B. Ciri dan Fungsi Bahasa Indonesia Baku


1. Memiliki sifat kemantapan dinamis, kata mantap berarti kaidah yang tetap
dan kata dinamis berarti ada peluang untuk perubahan sesuai dengan
perubahan kebudayaan dan bahasa.
2. Memiliki sifat Kecendikiaan,artinya mampu mengungkapkan proses
pemikiran yang rumit dalam bidang ilmu,teknologi,dan hubungan antar
manusia.

Anton M.Muliono (1988) dalam :Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
menyatakan bahwa fungsi bahasa Indonesia baku sebagai berikut:

1. Fungsi Pemersatu
2. Fungsi penanda kepribadian/pemberikhasan
3. Fungsi penambah wibawa
4. Fungsi sebagai kerangka acuan

C. Sikap terhap Bahasa Indonesia Baku


Sikap bahasa(language attitude) adalah peristiwa kejiwaan dan merupakan bagian
dari sikap (attitude) pengguna bahasa pada umumnya.
Gavin dan Mathiot (1968) menyatakan bahwa,sikap kesetiaan bahasa (language
loyalty) adalah sikap yang mendorong masyarakat suatu bahasa mempertahankan
bahasanya.

D. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia baku digunakan dalam:
1. Komunikasi resmi
2. Wacana teknis
3. Pembicaraan di depan umum
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati

BAB IV

A. Keterampilan Berbahasa Lisan


Keterampilan dan kemampuan bahasa lisan yang perlu dimiliki oleh para pelajar
dan mahasiswa antara lain: diskusi,presentasi,berpidato,berceramah,dan lain-lain.
1. Pengertian Pidato
Pidato adalah pengungkapan gagasan atau pikiran yang ditujukan kepada
orang banyak dengan teknik tertentu sehingga isi pidato yang disampaikan
menjadi jelas dan menarik.
2. Tujuan Berpidato
 Menyampaikan informasi
 Meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar
 Menghibur pendengar
 Menekankan aspek-aspek pendidikan
Faktor-faktor yang harus diperhatikan agar dapat berpidato dengan
baik:
a) Harus mempunyai tekad dan keyakinan bahwa pembicara mampu
meyakinkan orang lain.
b) Harus memiliki pengetahuan yang luas sehingga pembicara dapat
menguasai materi dengan baik.
c) Harus memiliki pembendaharaan kata yang cukup.
d) Harus memiliki kebiasaan atau latihan yang intensif.
3. Jenis-jenis dan Metode Pidato
a) Pidato Pembukaan
b) Pidato Pengarahan
c) Pidato Sambutan
d) Pidato Peresmian
e) Pidato Laporan
f) Pidato Pertanggungjawaban

Metode dibedakan menjadi empat macam

a) Metode menghafal
b) Metode Impromptu (aerta-merta)
c) Metode Naskah
d) Metode Ekstemporan

4. Langka-langkah Berpidato
a) Membuat Topik dan Tujuan Pidato
b) Menganalisi Pendengar dan Situasi
c) Memilih Topik dan Menyempitkan Topik
d) Mengumpulkan Materi Pidato
e) Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Pidato
f) Menguraikan Secara Mendetail
g) Meltih dengan suara nyaring

B. Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berpidato

1. Faktor Kebahasaan
a) Ketepatan Ucapan
b) Penempatan Tekanan,sendi,nada,Durasi yang sesuai
c) Pilihan Kata(Diksi)
d) Ketepatan Sasaran Pembicaraan

2. Faktor Non-Kebahasaan
a) Sikap yang wajar,Tenang dan Tidak Kaku
b) Pandangan pada Lawan Bicara
c) Kesediaan Menghargai Pendapat Orang Lain.
d) Gerak-gerik dan Mimik yang Tepat
e) Kenyaringan Suara
f) Kelancaran Suara dalam Berbicara
g) Penalaran
h) Penguasaan Topik
C. Struktur atau Organisasi Naskah Pidato
1) Pembukaan
Dalam pidato biasanya pada bagian pembukaan disampaikan kata-kata
atau ucapan berupa salam pembukaan.
2) Pendahuluan
Pendahuluan pidato biasanya berupa ucapan terimakasih,dan sedikit
penjelasan mengenai pokok masalah yang akan disampaikan.
3) Isi Pokok
Merupakan uraian yang menjelaskan secara rinci semua materi dan
persoalan yang dibahas.
4) Simpulan/Penutup
Bagian akhir dari sebuah pidato,yang merupakan kesimpulan dari
keseluruhan uraian sebelumnya.

D. Etika dalam Berpidato


1. Etika berpidato di depan umum:
a) Mengenakan pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan
b) Menyisipkan beberapa humor segar dalam pidato
c) Gunakan kata-kata yang sopam,halus,dan sederhana
d) Sebagai kata penutup jangan lua mengucapkan maaf bila tutur
kata yang kurang berkenan dan lain-lain.
2. Etika Berpidato di Depan Pejabat
a) Menghilangkan rasa rendah diri
b) Jangan tampil seolah-olah menggurui,sikap lebih tahu,dan lain-
lain.
c) Jangan terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan
pada audiens.
3. Etika berpidato di depan pemuka agama
a) Jangan mengeluarkan kata-kata yang bias menyinggung umat
beragama
b) Jangan ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu
c) Perbanyak istilah-istilah keagamaan/religious.
4. Etika berpidato di Depan Para Wanita
Jangan sampai menyinggung harkat martabat wanita,gunakan istilah-
istilah yang tepat.
5. Etika Berpidato di Depan Pemuda/Mahasiswa
Mengutamakan penalaran yang berkaitan dengan dunia anak-anak
muda.
6. Etika berpidato di depan masyarakat desa
Jangan sekali-kali berbohong atau congkak,sombong dan
sebagainya.Gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana.
11. bulat dan penuh diakui oleh Belanda dan dunia

Anda mungkin juga menyukai