Anda di halaman 1dari 9

Tugas Rutin indo bab 1

1. Jelaskan alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia?
2. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa. Kuatkanlah pendapat tersebut
melalui sebuah ilustrasi cerita / teks narasi yang menggambarkan hal itu
3. Pada pembahasan sebelumnya, diberikan kutipan teks yang bersumber dari Roman Sitti
Nurbaya Parafrasekanlah teks tersebut!
4. Jelaskan fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional!
5. Jelaskan fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara
6. Bagaimana pendapat Anda tentang semboyan “Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik
dan benar”?
7. Kapan sajakah digunakan bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia nonbaku? Jelaskan
disertai dengan contoh!
8. Jelaskan kembali tentang 14 ciri bahasa Indonesia baku dalam bentuk peta konsep!
9. Kemukakan alasan Anda, mengapa teks sumpah pemuda yang ketiga “menjunjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia” bukan “Kami putra putri Indonesia mengaku berbahasa satu
bahasa Indonesia sebagaimana dua teks sebelumnya yang menggunakan frase mengaku dan
satu!
10. Jelaskan aturan pemakaian bahasa Indonesia di ruang publik! Kemudian tunjukkanlah bentuk
bahasa Indonesia yang salah yang digunakan di ruang publik

Jawaban

1. Bahasa Melayu dipilih sebagai cikal bakal bahasa Indonesia karena beberapa alasan,
antara lain:
 Sudah menjadi lingua franca di Nusantara.
Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan dan perdagangan
di Nusantara sejak abad ke-7. Hal ini menjadikan bahasa Melayu sebagai
bahasa yang paling luas digunakan di Nusantara, sehingga lebih mudah
untuk diterima oleh semua pihak.
 Sistemnya sederhana dan mudah dipelajari.
Bahasa Melayu memiliki sistem yang sederhana, baik dari segi fonologi,
morfologi, maupun sintaksis. Hal ini menjadikan bahasa Melayu lebih mudah
dipelajari oleh masyarakat dari berbagai latar belakang budaya.
 Memiliki kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan.
Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa dalam berbagai bidang
kebudayaan, seperti kesusastraan, hukum, dan agama. Hal ini menunjukkan
bahwa bahasa Melayu memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai
bahasa modern.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, bahasa Melayu dianggap sebagai
bahasa yang paling tepat untuk dijadikan sebagai bahasa nasional Indonesia.
2. Suatu ketika, di sebuah konferensi internasional yang dihadiri oleh berbagai delegasi
dari berbagai negara, seorang delegasi dari Indonesia hadir untuk menyampaikan
pidato dalam Bahasa Indonesia baku. Pidato yang disampaikan dengan percaya diri
dan fasih dalam Bahasa Indonesia baku tersebut menimbulkan kesan yang kuat pada
para peserta konferensi. Dalam pidatonya, delegasi tersebut menjelaskan tentang
kebijakan pemerintah Indonesia yang berhasil dalam mengatasi permasalahan
lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Delegasi tersebut menyampaikan
argumen-argumen yang kuat dan fakta-fakta yang mendukung pembangunan
berkelanjutan Indonesia.
Selain itu, delegasi tersebut juga berbagi pengalaman dan keberhasilan
Indonesia dalam menjaga persatuan dan kerukunan antarwarganya, meskipun
dihadapkan dengan perbedaan suku, agama, dan budaya yang beragam. Pidato
tersebut disampaikan dengan bahasa yang bisa dipahami oleh semua peserta
konferensi, tanpa adanya kesalahan tata bahasa maupun penggunaan kata-kata yang
tidak baku. Setelah pidato selesai, banyak delegasi dari negara lain yang terkesan
dengan keberhasilan Indonesia dalam menyampaikan ide-ide dan
mengkomunikasikan kebijakan pemerintah dengan menggunakan Bahasa Indonesia
baku. Mereka melihat bahwa Bahasa Indonesia baku yang dipergunakan oleh
delegasi tersebut mampu menambah wibawa dan meyakinkan, serta dapat
mempengaruhi pemikiran dan pandangan orang-orang di tingkat internasional.
Kesimpulannya, penggunaan Bahasa Indonesia baku yang fasih, benar tata
bahasanya, serta menghindari penggunaan kata-kata kasar atau tidak baku dalam
berbagai situasi, termasuk dalam forum internasional, mampu meningkatkan
kepercayaan dan pengaruh seseorang. Melalui penggunaan Bahasa Indonesia baku
secara baik dan benar, seseorang dapat secara efektif mengomunikasikan ide-ide dan
gagasan dengan maksud yang jelas, sehingga meningkatkan wibawa dan
pengaruhnya dalam berbagai konteks.
3. Sitti Nurbaya adalah sebuah novel Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli dan
diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1922. Novel ini menggambarkan kisah
tragis seorang remaja perempuan yang dipaksa untuk menikahi seorang pria yang
lebih tua. Kisah ini menggambarkan konflik antara budaya Minangkabau dan
penjajah Belanda, serta menyentuh tema-tema kolonialisme, pernikahan paksa, dan
modernitas. Novel ini juga dianggap memiliki tema anti-pernikahan paksa dan
mengilhami berbagai penulis lain. Sitti Nurbaya terus diajarkan di sekolah menengah
di Indonesia dan telah diadaptasi ulang dalam berbagai karya.
Dari kutipan teks yang diberikan, terdapat kalimat “Siti Nurbaya harus
menerima kenyataan pahit bahwa usaha ayahnya bangkrut, ditambah dengan
tagihan utang yang selalu datang”[5]. Dalam novel Sitti Nurbaya, ini menggambarkan
salah satu poin penting dalam cerita di mana Siti Nurbaya harus menghadapi
kenyataan pahit terkait dengan kondisi keuangan keluarganya.
4. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
 Sarana pemersatu berbagai suku bangsa.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa
yang ada di Indonesia. Hal ini karena bahasa Indonesia digunakan oleh
seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang suku, ras, agama, atau
golongan. Bahasa Indonesia menjadi simbol pemersatu bangsa dan identitas
nasional.
 Alat komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi antardaerah dan
antarbudaya daerah. Hal ini karena bahasa Indonesia digunakan oleh
masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia. Bahasa Indonesia
mempermudah komunikasi antardaerah dan antarbudaya, sehingga dapat
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
 Lambang kebanggaan nasional .
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional. Hal ini
karena bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan oleh bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi simbol kejayaan bangsa dan identitas
nasional.
Dengan fungsi-fungsi tersebut, bahasa Indonesia menjadi bahasa yang
penting dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara Indonesia harus bangga dan menjaga kelestarian bahasa
Indonesia.
5. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
 Bahasa resmi kenegaraan.
Bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Hal ini dimaksudkan
untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan menunjukkan identitas bangsa
Indonesia kepada dunia internasional.
 Bahasa pengantar pendidikan.
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan di
semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pembelajaran dan
mempersatukan para pelajar dari berbagai daerah di Indonesia.
 Alat perhubungan tingkat nasional.
Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya daerah dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah komunikasi dan kerja sama antardaerah di Indonesia.
 Alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia dan mempererat
hubungan Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
6. Menurut saya Semboyan “Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”
menekankan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku dan kaidah bahasa yang benar. Penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar memperhatikan situasi kebahasaan, mitra tutur, dan
norma bahasa yang berlaku[1][2][3]. Hal ini mencakup penggunaan kata yang sesuai
dengan konteks, situasi, dan lawan bicara, serta memperhatikan kaidah ejaan,
pembentukan kata, penyusunan kalimat, dan penataan penalaran[3][4]. Dengan
demikian, semboyan ini menekankan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang
tepat, sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku, untuk menjaga kejelasan dan
keakuratan komunikasi dalam masyarakat.
7. Bahasa Indonesia baku digunakan dalam situasi formal dan resmi, seperti pidato,
presentasi, atau penulisan dokumen resmi. Bahasa ini menggunakan tata bahasa
yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Lembaga Bahasa Indonesia serta
menghindari penggunaan kata-kata slang atau kasar. Contohnya adalah:
1. Pidato Presiden: Saat Presiden memberikan pidato resmi di depan publik, dia
menggunakan Bahasa Indonesia baku untuk menyampaikan informasi penting
atau kebijakan pemerintah.
Contoh: "Saudara-saudara sekalian, saya ingin mengumumkan bahwa pemerintah
telah mengeluarkan kebijakan baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia."
2. Acara Formal: Ketika seseorang menjadi pembicara dalam acara formal seperti
seminar atau konferensi, dia akan menggunakan Bahasa Indonesia baku agar
pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh semua peserta.
Contoh: "Dalam acara ini, saya akan membahas tentang perkembangan terkini di
bidang teknologi informasi dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi."
3. Pemberitaan Televisi: Di stasiun televisi, berita yang disampaikan oleh presenter
menggunakan Bahasa Indonesia baku agar informasi yang disampaikan lebih
jelas dan profesional.
Contoh: "Dalam berita hari ini, kami akan melaporkan tentang kecelakaan lalu lintas
yang terjadi di jalan tol tadi pagi."
Sementara itu, Bahasa Indonesia nonbaku lebih sering digunakan dalam
situasi informal atau sehari-hari antar teman, keluarga, atau dalam percakapan
santai. Bahasa ini lebih fleksibel dan disesuaikan dengan lingkungan serta konteks
percakapan. Contohnya adalah:
1. Percakapan Sehari-hari: Ketika berbicara dengan teman atau keluarga, kita
biasanya menggunakan Bahasa Indonesia nonbaku yang lebih santai dan akrab.
Contoh: "Aduh, aku baru bangun pagi ini. Sial, aku terlambat lagi!"
2. Media Sosial: Di platform media sosial, pengguna sering menggunakan Bahasa
Indonesia nonbaku karena ingin mengekspresikan diri dengan lebih bebas dan
santai.
Contoh: "Abis nonton film baru, jagoan cowoknya banget deh! Ganteng, lucu, gabisa
nahan deh."
3. Percakapan di Pasar atau Warung: Saat berinteraksi dengan penjual atau
pedagang di pasar, Bahasa Indonesia nonbaku sering digunakan karena
lingkungannya lebih santai dan informal.
Contoh: "Mas, berasnya kok mahal banget ya? Bisa dikasih diskon gak?"
Pemilihan antara Bahasa Indonesia baku dan nonbaku tergantung pada
kebutuhan, konteks, dan kesopanan dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia baku
menunjukkan kemampuan seseorang dalam menggunakan Bahasa Indonesia secara
resmi, sedangkan Bahasa Indonesia nonbaku lebih cocok untuk interaksi santai dan
informal.

8. 14 Ciri Bahasa Indonesia Baku

Ciri Pengertian

Cara pengucapan bahasa Indonesia yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek
Lafal
setempat atau ciri-ciri lafal bahasa daerah.

Cara penulisan bahasa Indonesia yang sesuai dengan Pedoman Umum


Ejaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Kata atau frasa yang digunakan untuk menyebut sesuatu dengan cara
Istilah
yang khas dalam bidang tertentu.

Kosakata Kata-kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia.

Aturan-aturan yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia, baik dalam


Tata bahasa
bentuk lisan maupun tulisan.

Kata atau frasa yang mengacu pada sesuatu yang telah disebutkan
Rujukan
sebelumnya.

Susunan kata yang menjadi dasar terbentuknya ujaran yang


Kalimat
mengungkapkan pikiran atau perasaan.

Paragraf Susunan kalimat yang terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh.

Susunan kalimat yang terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh dan
Wacana
bermakna.

Konteks Situasi atau keadaan yang melatarbelakangi penggunaan bahasa.

Gaya
Cara mengungkapkan pikiran atau perasaan dalam bahasa yang khas.
bahasa

Kemampuan bahasa untuk menyampaikan makna dengan tepat dan tidak


Kejelasan
menimbulkan keragu-raguan.

Kemampuan bahasa untuk menyampaikan makna yang logis dan tidak


Kelogisan
bertentangan dengan akal sehat.

Ketepatan Kemampuan bahasa untuk menggunakan kata, frasa, kalimat, dan klausa
secara tepat sesuai dengan konteksnya.

Ke-14 ciri tersebut merupakan kaidah-kaidah yang harus dipenuhi oleh bahasa
Indonesia baku. Dengan menggunakan bahasa Indonesia baku, kita dapat
berkomunikasi dengan lebih efektif dan efisien, serta dapat menyampaikan informasi
dengan lebih jelas dan tepat.

9. Teks Sumpah Pemuda yang ketiga, “Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia,” dipilih dengan alasan yang sangat penting.
Frasa “menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia” menekankan pentingnya
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang mengikat berbagai suku bangsa
dan daerah di Indonesia. Frasa ini menunjukkan kesadaran akan keberagaman
bahasa daerah di Indonesia, namun pada saat yang sama menegaskan pentingnya
penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang bersama-sama diterima
oleh seluruh bangsa Indonesia. Dengan demikian, frasa ini mencerminkan semangat
persatuan dalam keberagaman, serta menegaskan peran bahasa Indonesia sebagai
alat pemersatu bangsa. Oleh karena itu, pemilihan frasa “menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia” dalam teks Sumpah Pemuda yang ketiga sangat
relevan dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
10. Aturan pemakaian bahasa Indonesia di ruang publik merupakan amanat undang-
undang dan memiliki tujuan untuk memartabatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara. Beberapa aturan yang terkait dengan pemakaian bahasa Indonesia di ruang
publik antara lain adalah:

 Bahasa Indonesia wajib digunakan di ruang publik dan fasilitas pelayanan


umum sesuai dengan amanat Undang-Undang.
 Penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik harus diutamakan
dibandingkan dengan bahasa lainnya.
 Penggunaan bahasa asing tetap dibolehkan, tetapi harus mengutamakan
bahasa Indonesia terlebih dahulu.
 Penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik merupakan kewajiban bagi
masyarakat Indonesia.

Bentuk bahasa Indonesia yang salah yang sering digunakan di ruang publik antara
lain adalah:
 Penggunaan bahasa gaul atau bahasa nonbaku yang tidak sesuai dengan
kaidah dan tata bahasa yang benar.
 Penggunaan campuran bahasa Indonesia dan bahasa asing tanpa
memperhatikan kaidah yang berlaku.
 Penggunaan ejaan dan tata bahasa yang tidak sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan.

Penggunaan bahasa Indonesia yang tidak memenuhi standar baku dapat


menimbulkan kesalahpahaman dan menurunkan martabat bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan aturan
pemakaian bahasa Indonesia yang benar di ruang publik guna memastikan
komunikasi yang jelas dan efektif serta untuk memartabatkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara.

Bab 2

1. Jelaskanlah pengertian teks akademik menurut para ahli!


2. Mengapa kemampuan menulis teks akademik penting bagi Anda? Jelaskan
3. Jelaskan empat perbedaan teks akademik dengan teks nonakademik dalam
hal Kebahasaan!
4. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan kalimat minor dan berilah
contohnyal
5. Jelaskanlah secara singkat pengertian nominalisasi, dan berikan contohnya!

Jawaban

1. Teks akademik adalah jenis teks yang digunakan dalam lingkungan akademik, seperti di
perguruan tinggi, dan memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Isnatun dan Farida, teks akademik
adalah tulisan yang berisi kajian atau hasil penelitian yang disusun dengan sistemika bahasa
yang baik dan benar. Teks akademik juga dapat diartikan sebagai tulisan yang memuat
informasi atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
akademik, seperti tugas kuliah, makalah, jurnal, atau disertasi. Teks akademik memiliki ciri-
ciri antara lain menggunakan bahasa formal, objektif, dan sistematis, serta memperhatikan
kaidah tata bahasa dan ejaan yang benar.
Bentuk bahasa Indonesia yang salah yang sering digunakan di ruang publik antara lain adalah
penggunaan bahasa gaul atau bahasa nonbaku yang tidak sesuai dengan kaidah dan tata
bahasa yang benar. Contoh penggunaan bahasa Indonesia yang salah di ruang publik adalah
penggunaan kata-kata slang atau bahasa gaul yang tidak baku, seperti “gue” atau “lu”
sebagai pengganti kata “saya” atau “kamu”. Selain itu, penggunaan ejaan dan tata bahasa
yang tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan juga sering terjadi, seperti
penggunaan kata-kata yang tidak baku atau penggunaan tanda baca yang salah. Penggunaan
bahasa Indonesia yang tidak memenuhi standar baku dapat menimbulkan kesalahpahaman
dan menurunkan martabat bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Oleh karena itu,
penting untuk memperhatikan aturan pemakaian bahasa Indonesia yang benar di ruang
publik guna memastikan komunikasi yang jelas dan efektif serta untuk memartabatkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
2. Kemampuan menulis teks akademik penting bagi saya karena memiliki beberapa manfaat
yang signifikan. Pertama, menulis teks akademik memungkinkan saya untuk mengungkapkan
ide dan gagasan secara sistematis dan terstruktur[1]. Hal ini penting karena di tingkat
perguruan tinggi, keterampilan menulis sangat diperlukan untuk mengungkapkan gagasan
atau ide dan menuliskannya ke dalam bentuk tulisan akademik[1]. Selain itu, menulis teks
akademik juga membantu dalam pembuatan karya ilmiah, laporan tugas kuliah, proposal
penelitian, skripsi, tesis, dan lain-lain[3]. Kemampuan menulis teks akademik juga dapat
meningkatkan wawasan pengetahuan dan membina kemampuan dalam berpikir ilmiah[1].
Dengan demikian, kemampuan menulis teks akademik tidak hanya penting untuk memenuhi
tuntutan akademik, tetapi juga untuk pengembangan diri dan peningkatan pemahaman
ilmiah.
3. Teks akademik dan teks nonakademik memiliki perbedaan dalam hal kebahasaan. Berikut
adalah empat perbedaan kebahasaan antara teks akademik dan teks nonakademik:
Perbedaan Kebahasaan antara Teks Akademik dan Teks Nonakademik
1. Struktur Kalimat:
 Teks Akademik: Sederhana dalam hal struktur kalimat.
 Teks Nonakademik: Rumit dalam struktur kalimat.
2. Padatan Informasi:
 Teks Akademik: Padat informasi.
 Teks Nonakademik: Cenderung tidak padat informasi.
3. Penggunaan Kata-kata:
 Teks Akademik: Padat akan kata-kata leksikal.
 Teks Nonakademik: Padat akan kata-kata struktural.
4. Penggunaan Metafora Gramatika:
 Teks Akademik: Banyak memanfaatkan metafora gramatika dan karenanya banyak
mengandung ungkapan yang inkongruen.
 Teks Nonakademik: Cenderung sedikit memanfaatkan metafora gramatika dan
karenanya tidak banyak mengandung ungkapan yang inkongruen.
Dengan memahami perbedaan kebahasaan antara teks akademik dan teks nonakademik,
seseorang dapat menyesuaikan gaya penulisan sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi
yang diinginkan.
4. Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat saja, biasanya berupa
predikat. Kalimat ini dapat digunakan secara terbatas, dapat lengkap, atau tidak lengkap,
seperti panggilan, judul, semboyan, pepatah, dan kalimat telegram. Contoh kalimat minor
meliputi “Selamat pagi”, “Selamat datang”, “Dilarang merokok”, “Jangan parkir disini!”,
“Sampai ketemu lagi”, dan “Hati-hati jangan sampai jatuh”.
5. Nominalisasi adalah proses mengubah kata kerja atau kata sifat menjadi kata benda. Kata
nominalisasi biasanya terbentuk dengan menambahkan akhiran -an, -asi, -i, -ik, -isme, atau -
itas pada akhir kata kerja atau kata sifat.
Berikut adalah beberapa contoh nominalisasi:
 Dari kata kerja
 Makan - makanan
 Bekerja - pekerjaan
 Berlari - lari
 Dari kata sifat:
 Mudah – kemudahan
 Tinggi – ketinggian
 Bagus - kebaikan
Nominalisasi sering digunakan dalam teks akademik untuk membuat kalimat menjadi lebih
ringkas dan efektif. Misalnya, kalimat “Mereka melakukan penelitian” dapat diubah menjadi
“Penelitian dilakukan oleh mereka”. Dengan nominalisasi, kalimat tersebut menjadi lebih
ringkas dan mudah dipahami.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan nominalisasi dalam teks akademik:
Dalam judul:
 Pengaruh Perkembangan Teknologi terhadap Perubahan Sosial
 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Dalam kalimat:
 Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan bangsa.
 Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas pemerintah.
Nominalisasi dapat digunakan dalam berbagai jenis teks akademik, seperti buku, artikel
ilmiah, proposal penelitian, dan laporan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai