Anda di halaman 1dari 27

Kedudukan dan Fungsi Bahasa

Indonesia

Dr. Dwi Widayati, M.Hum.


Hakikat Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Negara dan Bahasa Persatuan
• Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer
yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu untuk
bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri
a. Bahasa adalah sebuah sistem f. Bahasa bersifat konvensional

b. Bahasa berwujud lambang g. Bahasa bersifat unik

c. Bahasa berupa bunyi h. Bahasa bersifat universal

d. Bahasa bersifat arbitrer i. Bahasa bersifat produktif

e. Bahasa itu bermakna j. Bahasa bervariasi

k. Bahasa bersifat dinamis


Fungsi Bahasa
• Fungsi Informasi Bahasa berfungsi untuk menyimpan
informasi timbal balik antaranggota
keluarga maupun anggota-anggota
masyarakat.

• Fungsi Ekspresi Bahasa menyalurkan perasaan,


sikap, gagasan, emosi atau tekanan-
Diri tekanan pembicara.

• Fungsi Adaptasi Bahasa untuk menyesuaikan dan


membaurkan dengan anggota
& Integrasi masyarakat.

• Fungsi Kontrol
Bahasa mempengaruhi sikap dan
Sosial pendapat orang lain.
Kedudukan Bahasa Indonesia
• Kedudukan Bahasa Indonesia diidentifikasi menjadi
Bahasa persatuan, Bahasa nasional, Bahasa negara,
dan Bahasa standar. Keempat posisi Bahasa
Indoensia itu mempunyai fungsi masing-masing
seperti berikut :

Bahasa Bahasa
Bahasa Indonesia Indonesia
Persatuan sebgai Bahasa sebagai Bahasa

Nasional Negara
Bahasa persatuan adalah alat pemersatu
suku bangsa, yaitu pemersatu suku, agama,
rasa dan antar golongan (SARA) bagi suku
bangsa Indonesia dari subang sampai
merauke. Fungsi in pemersatu ini
(heterogenitas/ kebhinekaan) sudah
dicanangkan dalam Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928.

Bahasa Nasional adalah fungsi jati diri bangsa. Fungsi Bahasa nasional ini
dirinci sebagai berikut :
• Lambang kebanggan kebangsaan Indonesia
• Identitas nasional dimata internasional.
• Sarana hubungan antarwarga, antardaerah, dan antar budaya, dan
• Pemersatu lapisan masyarakat: social, budaya, suku bangsa, dan bahasa
Bahasa Indoneisa berfungsi sebagai
1 Bahasa resmi kenegaraan

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai


bahasa pengantar dalam dunia
2 pendidikan dimulai dari taman kanak-
kanak sampai perguruan tinggi
Bahasa Indoensia berfungsi sebagai
alat perhubungan pada tingkat
3 nasional.

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai


alat pengembangan kebudayaan,
4 ilmu pengetahuan dan teknologi.
1 Ragam Bahasa Lisan

2 Ragam Bahasa Tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui ucap


manusia (organ of speech) dinamakan ragam
Bahasa lisan, sedangkan Bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarny,
dinamakan ragam Bahasa tulis.
Ragam Bahasa Indonesia Cara
Pandang Penutur
• Menurut Bachman (1990), Ragam Bahasa adalah
variasi Bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta medium pembicaraan.
Ragam menurut cara pandang penutur terdiri atas:
1. Ragam Dialek
2. Ragam Terpelajar
3. Ragam Resmi
4. Ragam Takresmi
Ragam Bahasa Indonesia
Berdasarkan Topik Pembicaraan
1. Ragam Bahasa Ilmiah
2. Ragam Hukum
3. Ragam Bisnis
4. Ragam keagamaan
5. Ragam sosial
• Dalam undang-
undang disebutkan
bahwa bahasa daerah
adalah bahasa yang
digunakan secara
turun-temurun oleh
warga Indonesia di
wilayah NKRI
•Lambang kebanggan suatu Daerah.

1. Lambang kebanggan suatu 4. Sarana pendukung budaya


Daerah. daerah dan bahasa Indonesia

2. Lambang identitas Daerah. 5. Pendukung sastra daerah


dan sastra Indonesia

3. Alat Perhubungan dalam


keluarga dan masyarakat daerah.
Ciri-Ciri Umum Bahasa Indonesia
(1) Bahasa Indonesia tergolong berpola SVO
(subjek-verba-objek).
(2) Bahasa Indonesia secara tipologis bertipe
aglutinasi. Kata-kata baru dibentuk melalui
proses pengimbuhan, yaitu melekatnya morfem
afiks dengan morfem akar.
(3) Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan
bentuk kata untuk menyatakan jenis kelamin
(jender). Pemarkah untuk menyatakan jenis
kelamin selalu diberi kata keterangan seperti
laki-laki/pria dan perempuan/wanita (untuk
manusia) dan jantan/betina (untuk
hewan/binatang).
(4) Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan
bentuk kata untuk menyatakan jamak.
(5) Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan
bentuk kata untuk menyatakan waktu.
(6) Struktur kata bahasa Indonesia
menggunakaan hukum D-M (Diterangkan
Menerangkan). Misalnya, kata seperti Medan
Plaza, Anita Salon, dan Lippo Bank
seharusnya menjadi Plaza Medan, Salon
Anita, dan Bank Lippo.
Pengaruh Bahasa Daerah
dan Bahasa Asing
• Bahasa Jawa, misalnya, kata mantap, mapan, lumayan,
lestari (bahasa Jawa);
• Bahasa Sunda, misalnya, jajan, jangkung, garap, dadak
• Bahasa Minangkabau: lasak, kutak-katik, kepinding,
mendiang;
• Bahasa Manado, misalnya, baku hantam, bertele-tele,
berfoya-foya, lego .
• Bahasa Sanskerta, misalnya, Dari bahasa asing,
misalnya, kata neraka, puasa, agama, pahala, dewasa,
durhaka, berita, ganja, guru, manusia, usaha ;
• Bahasa Arab, misalnya, abad, ajal, awal, badan,
berkat, kabar, jawab, pasal, paham, hadir, wajib,
wafat;
• Bahasa Portugis, misalnya, meja, celana,
bendera, minggu, bola, tembakau, kemeja,
gereja;
• Bahasa Cina, misalnya, cawan, kue, loteng, kuah,
teh, tauco, tauge;
• Bahasa Belanda, misalnya, persekot, pelopor,
sirop, bengkel, dongkrak, sakelar, sekering ;
• Bahasa Inggris, misalnya, atom, elektron,
modern, fotokopi, mesin, ekspor, eksperimen,
struktur, koordinasi, standardisasi, sistem .
Pengaruh imbuhan asing
• -wan/-wati (olahragawan/olahragawati,
peragawan/peragawati),
• swa- (swasembada, swalayan),
• dwi- (dwifungsi, dwiwarna),
• -wi (surgawi, manusiawi),
• -isasi (modernisasi, strukturisasi),
• -isme (sukuisme, komunisme).
Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar
• Kriteria bahasa yang benar adalah kaidah
bahasa.
• Kaidah ini meliputi aspek
• (1) tata bunyi (fonologi),
• (2) tata bahasa (kata dan kalimat),
• (3) kosakata (termasuk istilah),
• (4) ejaan, dan
• (5) makna.
• Pada aspek tata bunyi, misalnya, kita telah
menerima bunyi /f/, /v/, dan /z/.
• Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah
fajar, fakir (miskin), motif, variabel, vitamin,
devaluasi, zakat, zebra, dan izin,
• bukan pajar, pakir (miskin), motip, pariabel,
pitamin, depaluasi, jakat, sebra, dan ijin.
• Masalah lafal juga termasuk aspek tata bunyi.
• Pelafalan yang benar adalah kompleks, korps,
ekspor, bukan komplek, korp, ekspot.
• Pada aspek tata bahasa, khususnya mengenai
bentuk kata,
• bentuk yang benar adalah ubah, mencari,
terdesak, mengebut, tegakkan, dan
pertanggungjawaban, bukan
obah/robah/rubah, nyari, kedesak, ngebut,
tegakkan, dan pertanggungan jawab.
• Dari segi kalimat, contoh seperti
• (1) Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa
jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah
pria
• Pada aspek kosakata, kata-kata seperti bilang,
kasih, entar, dan udah, lebih baik diganti
dengan berkata/mengatakan, memberi,
sebentar, dan sudah dalam penggunaan
bahasa Indonesia yang benar.
• Dalam hubungannya dengan peristilahan,
istilah dampak (impact), bandar udara
(airport), keluaran (output), dan pajak tanah
(land tax) dipilih sebagai istilah yang benar
daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara,
hasil, dan pajak bumi.
• Dari segi ejaan, penulisan yang benar
adalah analisis, sistem, objek, jadwal,
kualitas, dan hierarki
• Dari segi makna, penggunaan bahasa
yang benar bertalian dengan ketepatan
menggunakan kata yang sesuai dengan
tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa
ilmu tidak tepat jika digunakan kata yang
bermakna konotatif (kiasan).
• Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah
ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai
dengan kebutuhan komunikasi.
• Pemilihan ini bertalian dengan topik yang
dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang
diajak berbicara (kalau lisan) atau pembaca (jika
tulis), dan tempat pembicaraan.
• Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam
arti bahwa bahasa yang digunakan logis dan
sesuai dengan tata nilai masyarakat Indonesia.
Perhatikan contoh berikut.
• (2) Gadis itu jalan-jalan di sungai.
Sepuluh ciri bahasa Indonesia yang baik
dan benar
(1) efisien,
(2) jelas,
(3) mudah dipahami,
(4) berkaidah,
(5) logis,
(6) bertanda baca,
(7) baku,
(8) bertautan,
(9) kontekstual,
(10)sopan.
Sibarani (2000)
Bahasa Baku
• (a) komunikasi resmi, seperti surat-menyurat resmi,
pengumuman resmi, penamaan lembaga-lembaga
pemerintah, perundang-undangan, peraturan
pemerintah, berita-berita radio dan televisi, dan
sebagainya;
• (b) wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan
proyek, lamaran pekerjaan, karya ilmiah, dan
sebagainya;
• (c) pembicaraan di depan umum, seperti berpidato,
berceramah, berkhotbah, mengajar, berdiskusi,
melakukan rapat dinas, dan sebagainya; dan
• (d) berbicara dengan orang yang dihormati, seperti
dengan guru, dosen, orang tua, pejabat pemerintah,
atasan di kantor, orang yang belum dikenal, dan
sebagainya.
Contoh RagamTulis Baku
• Dalam suatu penelitian lapangan tidak mungkin
seorang peneliti dapat mengamati (observasi) seluruh
jumlah subjek yang diteliti. Seorang peneliti yang harus
mengamati kehidupan kaum gelandangan di kota tidak
mungkin mempunyai waktu dan biaya yang cukup
untuk mendatangi semua gelandangan yang ada di
kota itu. Ia hanya dapat meneliti beberapa ratus orang
di beberapa tempat saja. Bahkan, seorang peneliti yang
harus meneliti suatu desa yang terdiri dari, misalnya,
3.000 penduduk, kalau ia hendak melaksanakan
penelitiannya itu secara mendalam, tidak mungkin
dapat mengamati, mewawancarai, dan mengetes
ketiga ribu orang itu. Sudah baik kalau ia meneliti 300
orang di antaranya saja.
Latihan:
Ubahlah ke dalam Ragam Tulis Baku
• Konsumen potensial daripada nilai barang dan
jasa tidak hanya dari aspek-aspek fungsionil.
Konsumenpun tertarik akan kwalitas artistik serta
keindahan barang dan jasa. Banyak sekali barang
dibeli karena modelnya, bentuknya, keindahan,
maupun warnanya. Kenyataan ini tidak hanya
penting untuk pemegang mode, arsitek, seniman,
maupun penata etalase toko, melainkan juga
untuk pejabat pemasaran. Peranan daripada
tampang yang pada masa lampau hanya penting
guna untuk barang-barang industriil. Karena
konsumen perlu diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai