Anda di halaman 1dari 7

Risiko dan Hazard Dalam Proses Keperawatan

A. Pengertian Risiko dan Hazard


1. Risiko

Definisi risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat

yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau

tindakan. Menurut Ramli (2010) risiko adalah gabungan dari kemungkinan

(frekuensi) dan akibat atau konsekuensi dari terjadinya bahaya tersebut. Penilaian

risiko adalah penilaian menyeluruh untuk mengidentifikasi bahaya dan menentukan

apakah risiko dapat diterima. Manajemen risiko adalah pengelolaan risiko yang

mencakup identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko. Manajemen risiko terdiri

dari 3 langkah pelaksanaan yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko dan

pengendalian risiko (Hidayah,2019). Jadi bisa disimpulkan bahawa risiko adalah

suatu potensi kerugian yang bisa disebabkan jika terjadi kontak dengan suatu bahaya

ataupun terhadap kegagalan suatu fungsi.

Menurut Darmawi (2016) tahapan pertama dalam proses manajemen risiko

adalah tahap identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang

secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan

timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan.

proses identifikasi harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak

ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi. Dalam pelaksanaannya,

identifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain brainstorming,

questionnaire, industry benchmarking, scenario analysis, risk assessment workshop,

incident investigation.
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan pengendalian terhadap

tingkat risiko kecelakaan kerja/ penyakit akibat kerja. Penilaian risiko adalah proses

evaluasi risiko-risiko yang diakibatkan adanya bahaya- bahaya, dengan

memperhatikan kecukupan pengendalian yang dimiliki, dan menentukan apakah

risikonya dapat diterima atau tidak (Puspitasari, 2010). Penilaian risiko merupakan

hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu risiko.

Setelah dilakukan identifikasi serta penilian resiko, kemudian pengendalian

terhadap risiko dilakukan. Penilaian risiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi

dengan nilai keparahan suatu risiko.

2. Hazard

Pengertian hazard berdasarkan OHSAS (18001:2007) ialah semua sumber,

situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (Hidayah,2019). Bahaya

adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit

penyakit atau kombinasi dari semuanya (Puspitasari, 2010).

Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :

Faktor Bahaya Biologi (Seperti : Jamur, Virus, Bakteri, dll.), Faktor Bahaya Kimia

(Seperti: Gas, Debu, Bahan Beracun, dll.), Faktor Bahaya Fisik/Mekanik (Seperti :

Mesin, Tekanan, dll.), Faktor Bahaya Biomekanik (Seperti : Posisi Kerja, Gerakan, dll.),

Faktor Bahaya Sosial Psikologis (Seperti : Stress, Kekerasan, dll.)

Hazard (bahaya) secara luas bahaya secara luas diklasifikasikan sebagai biologis

dan nonbiologis (Ndejjo,2015 dalam Hidayah,2019). Klasifikasi orang asing dihasilkan

sebagai titik akhir komposit. Adapun beberapa cedera : slip, perjalanan, dan jatuh; fisik,
psikologis, seksual, atau verbal penyalahgunaan; luka/ laserasi; luka bakar; patah;

cedera terkait-tajam (yaitu, jarum, dll.); radon dari sinar-X dan seterusnya; tumpahan

bahan kimia; kebisingan; kontak langsung dengan terkontaminasi spesimen/ bahan

biohazard; bioterorisme; cedera muskuloskeletal seperti nyeri otot/ strain/ keseleo,

ogens jalan yang ditularkan melalui darah; penyakit/ infeksi menular; penyakit di udara;

vector borne diseases; stres; crosscontamination dari material kotor; dan radiasi

nonionisasi. Tanggapan-tanggapan ini disortir untuk menghasilkan klasifikasi gabungan,

biologis atau nonbiologis :

1) bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan luka/ luka/ laserasi, luka


terkait yang tajam, kontak langsung dengan spesimen yang terkontaminasi/
bahan biohazardous, bioterorisme, yang ditularkan melalui darah patogen,
penyakit infeksi/ infeksi, penyakit udara, penyakit vektor yang ditanggung,
dan kontaminasi silang dari material kotor;
2) bahaya nonbiologis didefinisikan untuk termasuk fisik, psikososial, dan
ergonomis bahaya:
a) bahaya fisik termasuk slip, perjalanan, jatuh, luka bakar, fraktur, radiasi
dari sinar X, kebisingan, dan radiasi nonionisasi;
b) bahaya psikososial termasuk fisik, penyalahgunaan psikososial, seksual,
dan verbal dan menekankan;
c) bahaya ergonomis adalah muskuloskeletal cedera seperti nyeri otot/ strain/
terkilir.

Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam mengembangkan manajemen

risiko K3. Mengidentifikasi suatu bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui

potensi bahaya yang ada di lingkunga kerja. Dengan mengetahui sifat dan karakteristik

bahaya, maka dapat lebih berhati-hati dan waspada untuk melakukan langkah-langkah

pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan, namun tidak semua bahaya dapat dikenali
dengan mudah

B. Risiko dan Hazard dalam Proses Keperawatan

1. Konsep asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang

memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Standar

asuhan yang tercantum dalam Standar Praktik Klinis Keperawatan terdiri dari lima fase

asuhan keperawatan: Pengkajian; Diagnosa; Perencanaan; Implementasi; dan Evaluasi.

Salah satu manfaat dari penerapan asuhan keperawatan yang baik adalah meningkatkan

mutu dan kualitas pelayanan dalam bidang keperawatan (Kozier, 2010).

Dokumentasi adalah segala yang tertulis atau tercetak oleh individu yang

berwewenang. Catatan harus menjelaskan keperawatan yang diberikan kepada klien,

status dan kebutuhan klien yang komprehensif dimana tujuan pendokumentasian yaitu

sebagai alat komunikasi tim kesehanan untuk menjelaskan perawatan klien termasuk

perawatan individual, edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk rencana

pemulangan. Dokumentasi sebagai tagihan finansial dengan menjelaskan sejauh mana

lembaga perawatan mendapatkan ganti rugi atas pelayanan yang diberikan bagi klien

(Potter & Parry, 2010). Menurut sumilat (2017) Dokumentasi sebagai data untuk

penelitian, perawat dapat menggunakan catatan klien selama study riset untuk

mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor tertentu. Audit dan pemantauan, tinjauan

teratur tentang informasi pada catatan klien memberi dasar untuk evaluasi tentang

kualitas dan ketepatan perawat yang diberikan dalam suatu institusi.


2. Risiko dan Hazard dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

1) Risiko dan Hazard dalam Pengkajian Asuhan Keperawatan

Seluruh kegiatan yang dilakukan baik yang dilakukan baik perseorangan


ataupun organisasi atau bahkan perusahaan juga mengandung risiko. Semakin besar
risiko yang dihadapi pada umumnya dapat diperhitungkan bahwa pengembalian
yang diterima juga akan lebih besar (Qoriawaty, 2016). Risiko melekat dari
tindakan pelayanan kesehatan dalam hal ini pada saat melakukan pengkajian
asuhan keperawatan adalah bahwa dalam kegiatan ini yang diukur adalah upaya
yang dilakukan. Pada proses pengkajian data, hal-hal yang dapat terjadi seperti:
a) Kurangnya informasi atau data yang diberikan keluarga pasien/ pasien
tersebut (menyembunyikan sesuatu hal) sehingga dalam proses pengkajian
kurang lengkap. Akibatnya perawat/dokter akan salah dalam memberikan
perawatan sehingga berbahaya terhadap pasien.

b) Tertularnya penyakit saat melakukan pengkajian dalam hal ini seperti


kontak fisik maupun udara. Pada saat perawat melakukan
perawatan/pengkajian pasien maka perawat mempunyai resiko tertular
penyakit dari pasien.

c) Mendapatkan cacian atau pelecehan verbal saat melakukan pengkajian


ataupun pada proses wawancara. Dalam hal ini seperti halnya ketika
perawat menanyakan data/informasi pasien namun, keluarga/pasien
menyembunyikannya namun demi keselamatan pasieen, perawat tetap
menanyakannya sehingga pasien/keluarga pasien kurang menyukainya
sehingga perawat mendapatkan cacian/perlakuan tidak baik.

d) Mendapatkan kekerasan fisik dari pasien ataupun dari keluarga pasien


pada saat melakukan pengkajian/pemeriksaan. Misalnya, Pasien/keluarga
yang tidak menyukai proses perawatan/pengkajian dapat melakukan
kekerasan fisik terhadap perawatnya.
2) Risiko dan Hazard dalam Perencanaan Asuhan Keperawatan

Kesalahan dalam pengkajian dapat menimbulkan kesalahan dalam

merencanakan asuhan keperawatan. Misalnya jika perawat salah dalam mengkaji

maka selanjutnya akan menimbulkan kesalahan dalam proses perawatan/pengobatan

yang akhirnya mengakibatkan kesehtan pasien semakin terganggu. Hal lainnya jika

salah dalam merencanakan asuhan maka perawatnya juga akan mendapatkan

bahaya seperti tertularnya penyakit pasien karena kurangnya perlindungan diri.

3) Risiko dan Hazard dalam Implementasi Asuhan Keperawatan

Menurut Putri, T. E. R, (2017) kesalahan saat melakukan implementasi ataupun

pelaksanaan tindakan keperawatan adalah salah satu yang sangatlah fatal. Dan

mengakibatkan kecelakaan pada pasien ataupun perawat, contohnya misal

kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien oleh perawat di karenakan perawat

lupa membaca instruktur atau catatan atau dokumen rekam medik pada pasien.

4) Risiko dan Hazard dalam Evaluasi Asuhan Keperawatan

Menurut Putri, T. E. R, (2017) kesalahan pada saat melakukan evaluasi dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan akan mengakibatkan pendokumentasian dalam

asuhan keperawatan kurang data yang sudah di lakukan oleh perawat. Terkadang

perawat lupa mengonfirmasikan ke dalam catatan atau dokumentasi dalam asuhan

keperawatan sehingga dokumen yang tertulis atau yang tadi di laksanakan oleh

perawat kepada klien tidak ada di dokumentasi asuhan keperawatan

Sumber : Hidayah, wulan Fatwah. 2019. Analisis Faktor Resiko Dan Hazard Dalam
Implementasi Keperawatan. http://repository.ump.ac.id/9327/3/Wulan%20Fatwa%20Hidayah

%20BAB%20II.pdf . Diakses 13 Juli 2022 pukul 19.05 WITA.

Anda mungkin juga menyukai