MANAJEMEN RISIKO
Dibuat Oleh:
2
Berdasarkan kejadian yang diteliti pada Analisis Pengetahuan Dan
Motivasi Perawat yang mempengaruhi Sikap Mendukung Penerapan
Program Patient Safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD
DR.Moewardi Surakarta, Aryani 2008 salah satu nya adalah adanya
kesalahan dalam pemberian obat yang terjadi pada bulan Juni 2008, yang
menimpa tiga pasien Obsgyn di ruang mawar I (pasien post operasi
tubectomy), mengakibatkan pasien tersebut harus dirawat diruang
perawatan intensif karena pasien mengeluh berdebar-debar dan sangat
lemas. Terjadi peningkatan denyut jantung yang sangat cepat ( > 200X
permenit ) dan gangguan haemodinamik yang sangat mengancam jiwa.
Masalah ini terjadi disebabkan dokter dalam penulisan resep tidak jelas,
apoteker yang tidak konfirmasi ulang kepada dokter bila resep tidak jelas
terbaca dan perawat tidak meneliti ulang program terapi yang ditulis
dokter.
Saat ini isu penting dan global dalam Pelayanan Kesehatan adalah
Keselamatan Pasien (Patient Safety). Isu ini praktis mulai dibicarakan
kembali pada tahun 2000-an, sejak laporan dan Institute of Medicine
(IOM) yang menerbitkan laporan: to err is human, building a safer health
system. Keselamatan pasien adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan
kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan pencegahan
medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tak Diharapkan (KTD)
dalam pelayanan kesehatan.
3
terhadap 1 dari 10 pasien di seluruh dunia maka World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa perhatian terhadap Keselamatan
Pasien sebagai suatu endemis.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Risiko
1) Risiko murni dan risiko spekulatif (Pure risk and speculative risk)
Dimana risiko murni dianggap sebagai suatu ketidakpastian yang
dikaitkan dengan adanya suatu luaran (outcome) yaitu kerugian.
5
Respon risiko adalah tindakan penanganan yang dilakukan
terhadap risiko yang mungkin terjadi. Metode yang dipakai dalam
menangani risiko:
6
Prinsip manajemen risiko :
7
2.1.2 Clinical Risk Management
8
• Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah
kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden.
9
Kebijakan dalam: fire safety; infectious and non-infectious waste
management;infection control
Audit klinis yang dilaksanakan secara teratur dengan tindak lanjut yang
nyata.
Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan medik yang akurat
dan terjamin ketelursuran
Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan terpelihara dengan baik
Serah terima dilakukan secara adekuat
Adanya komunikasi yang terdokumentasi antara staff dan
pasien/keluarga mengenadi keputusan terapi/tindakan klinis
Dokumentasi spesifik keadaan-keadaan medis tertentu, misalnya
alergi, dsb, pada rekam medik, yang secara legal ditandatangani.
10
Pergeseran pendekatan dari fokus individu kepada fokus pada
kondisi yang melatar belakangi terjadinya adverse event, investigasi
diarahkan untuk mencari peluang perbaikan dan menjamin keselamatan
pasien
Strategi disusun berdasar key recommendations of the Improving
Patient Safety in Victorian Hospitals report (the report), produced by the
Department of Epidemiology & Preventive Medicine, Monash Medical
School Monash University.
Langkah RCA,
1) Investigasi kejadian
menentukan masalah,
mengumpulkan bukti-bukti yang nyata,
melakukan wawancara,meneliti lingkungan kejadian,
mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
timbulnya kejadian,
menggambarkan rantai terjadinya kejadian.
2) Rekonstruksi kejadian
mengenali kejadian-kejadian yang mengawali terjadinya
adverse event ataupun near miss,
11
melakukan analisis dengan menggunakan pohon masalah
untuk mengetahui kegiatan atau kondisi yang menyebabkan timbul
kejadian,
lanjutkan sehingga dapat dikenali sistem yang melatar
belakangi timbulnya kejadian atau sampai tidak beralasan lagi untuk
melanjutkan
3) Analisis penyebab
mengidentifikasi akar-akar penyebab:
Faktor manusia: kelalaian, incompetence, sistem
pengelolaan sumber daya manusia termasuk reward system
Sistem breakdown, system failure, system incapability
Sistem pengendalian
Sumber daya (fasilitas dan peralatan) dan manajemen
sumber daya
rumuskan pernyataan akar masalah
4) Susun rencana tindakan
menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi penyebab
yang diidentifikasi, dan dapat diterima oleh pihak yang terkait
dengan kejadian.
Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab
kejadian dan pengukuran untuk menilai efektifitas tindakan thd akar
penyebab
Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam organisasi
5) Catat dan laporkan
Catat proses dan alat yang digunakan
Biaya yang dibutuhkan
Ringkasan kejadian
Proses investigasi dan analisis
Temuan
6) Memahami penyebab kejadian
Kegagalan aktif (active failure): pelanggaran yang sengaja
dilakukan oleh seseorang
12
Kondisi laten: breakdowndari proses atau sistem:
Kurangnya pendidikan
Gagal mengikuti prosedur
Alat yang rusak
Disain yang tidak tepat,
13
program dengan mengacu pada kebijakan nasional Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit yaitu:
14
analisis insiden keselamatan pasien akan meningkatkan kemampuan
belajar dan insiden yang terjadi untuk mencegah terulangnya kejadian
yang sama di kemudian hari.
15
a. Dampak (Consequences)
16
Pengaruhnya dapat berdampak terhadap kondisi :
17
risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit,
pengunjung dan organisasinya sendiri (The Joint Commission on
Accreditation of Healthcare Organizations/JCAHO).
18
Risk Management As A Way Of Workingsetting
- Brainstorming
- Mapping out proses dan prosedur perawatan atau jalan keliling dan
menanyakan kepada petugas tentang identifikasi risiko pada setiap
lokasi.
- Membuat checklist risiko dan menanyakan kembali sebagai umpan
balik
19
Tabel 2.2.3 Berikut contoh matrix risiko sebagai referensi :
Penilaian risiko Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak
yang terlibat termasuk Pasien dan publik dapat terlibat bila
memungkinkan. Area yang dinilai:
- Operasional
- Finansial
- Sumber daya manusia
- Strategik
- Hukum/Regulasi
- Teknologi
1) Informasi yang lebih baik sekitar risiko sehingga tingkat dan sifat
risiko terhadap pasien dapat dinilai dengan tepat.
2) Pembelajaran dari area risiko yang satu, dapat disebarkan di area
risiko yang lain.
3) Pendekatan yang konsisten untuk identifikasi, analisis dan
investigasi untuk semua risiko, yaitu menggunakan RCA.
4) Membantu RS dalam memenuhi standar-standar terkait, serta
kebutuhan clinical governance.
20
5) Membantu perencanaan RS menghadapi ketidakpastian,
penanganan dampak dari kejadian yang tidak diharapkan, dan
meningkatkan keyakinan pasien dan masyarakat.
21
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Kriteria:
Kriteria:
22
c) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak
dimengerti.
d) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit.
f) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
Kriteria:
23
Standar: Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki
proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Kriteria:
24
b) Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan
koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang keselamatan pasien.
c) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta
meningkatkan keselamatan pasien.
d) Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.
Kriteria:
25
g) Terdapat kolaboratoriumorasi dan komunikasi terbuka secara
sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan di dalam rumah
sakit dengan pendekatan antar disiplin.
h) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan
pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber
daya tersebut.
i) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi
menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas
perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk
rencana tindak lanjut dan implementasinya.
Standar:
Kriteria:
26
Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk
mencapai keselamatan pasien
Kriteria:
27
Enam sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal-hal sebagai
berikut:
28
Sasaran II.: Peningkatan Komunikasi yang Efektif
29
Obat-obatan yang sering disebutkan dalam issue keselamatan
pasien adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja
(misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat,
natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =50% atau
lebih pekat-). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak mendapatkan
orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila perawat kontrak
tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada
keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau
mengeliminasi kejadian tsb adalah dengan meningkatkan proses
pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan
elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi.
30
(illegible handwriting) dan pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-
faktor kontribusi yang sering terjadi.
31
Sasaran V.: Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
32
Pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan
laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk
pembelajaran. Sistem pelaporan insiden dilakukan secara internal di
rumah sakit dan eksternal kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS) Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)
sampai terbentuknya Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Dalam Pasal 17 permenkes no 1691 tahun 2011 ayat (1) menyatakan
“Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang telah ada dan dibentuk
oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) masih tetap
melaksanakan tugas sepanjang Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit belum terbentuk.
33
a) Pelaporan Insiden harus aman.
b) Staf tidak boleh dihukum karena melapor
c) Pelaporan Insiden hanya akan bermanfaat kalau menghasilkan
respons yang konstruktif.
d) Minimal memberi umpan balik ttg data KTD & analisisnya. Idealnya,
juga menghasilkan rekomendasi utk perubahan proses/SOP dan
sistem.
34
BAB 4
Kesimpulan
35
DAFTAR PUSTAKA
Kemkes RI. 2010. Pedoman Teknis Fasilitas Rumah Sakit Kelas B. Pusat
Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan, Sekretariat Jenderal,
KEMKES-RI
36
Vazirani, S, et al 2005, ‘Effect of A Multidicpinary Intervention on
Communication and Collaboratoriumoration’, American Journal of
Critical Care, Proquest Science Journal, vol. 14, p. 71.
37