MAKALAH
UNTUK MEMENUHI MATAKULIAH
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
yang dibina oleh Bapak Drs. H. Gatot Isnani M.Si
Oleh :
Kelompok 1
M. Alif Wafa Ni’am (45) (Ketua Kelompok)
Annisa’ Mar’atus Sholicha (14)
Desy Tri Wahanani (19)
Febi Candra Kartikasari (32)
Husnul Hidayati (39)
i
H. Proses Pinjaman atas Dasar Hukum Gadai.................................................30
I. Manfaat Pegadaian......................................................................................35
BAB III KESIMPULAN........................................................................................36
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................39
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Penggolongan Pinjaman dan Sewa Modal Pegadaian.....................................31
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Jenis, Program dan Iuran Dana Pensiun.......................................................17
2.2 Struktur Organisasi Perum Pegadaian..........................................................32
2.3 Prosedur Pemberian Pinjaman......................................................................34
2.4 Prosedur Pelunasan Uang Pinjaman Pegadaian...........................................34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Apabila dilihat dari fungsi dan kegiatan usahanya, maka Pegadaian merupakan
salah satu lembaga keuangan bukan bank yang fokus kegiatannya adalah
pembiayaan. Secara umum, tujuan Perum Pegadaian adalah penyedia dana
dengan prosedur sederhana bagi masyarakat luas terutama bagi kalangan bawah
untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Keberadaan Perum Pegadaian juga
diharapkan untuk menekan munculnya lembaga keuangan nonformal yang
cenderung merugikan masyarakat seperti rentenir, bank kredit gelap dan lain-
lain. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka makalah ini memiliki
judul “Dana Pensiun dan Pegadaian”.
B. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Dana Pensiun
a. Untuk mengetahui pengertian dari Dana Pensiun
b. Untuk mengetahui tujuan dari Dana Pensiun
c. Untuk mengetahui manfaat dari Dana Pensiun
d. Untuk mengetahui Sistem Pembayaran manfaat Pensiun
e. Untuk mengetahui Asas Dana Pensiun
f. Untuk mengetahui Peraturan Dana Pensiun
g. Untuk mengetahui Jenis Program Pensiun
h. Untuk mengetahui Program Pensiun dengan Iuran dan Tanpa Iuran
i. Untuk mengetahui Jenis Kelembagaan Dana Pensiun
j. Untuk mengetahui Penyelenggaraan Program Pensiun
k. Untuk mengetahui Metode Pembiayaan Program Pensiun
l. Untuk mengetahui Manajemen Kekayaan Pensiun
m. Untuk mengetahui Peran Dana Pensiun
n. Untuk mengetahui Pengaturan Dana Pensiun Indonesia
2. Pegadaian
a. Untuk mengetahui Pengertian dan Status Hukum Pegadaian
b. Untuk mengetahui Cara Kepengurusan dan Pengawasan Pegadaian
c. Untuk mengetahui Tujuan dari Pegadaian
d. Untuk mengetahui Kegiatan Usaha Pegadaian
3
4
5
C. Manfaat Pensiun
Menurut Siamat (2005 : 705-708), manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan
dengan usia dimana peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan
manfaat pensiun. Manfaat pensiun dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Pensiun normal (Normal Retirement)
Usia pensiun normal adalah usia paling rendah di mana karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja, dengan memperoleh manfaat
pensiun penuh. Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu
peraturan dana pensiun, di mana karyawan berhak untuk pensiun penuh.
Seringkali, karyawan memohon mengajukan pensiun bukan pada rata-rata usia
pensiun karyawan yang sesungguhnya.
2. Pensiun dipercepat (Early Ratirement)
Program pensiun biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal
sebelum mencapai usia pensiun normal. Kadang-kadang, karena satu alasan lain,
karyawan mengajukan permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya
dipercepat. Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah diatur dalam
peraturan dana pensiun dimana karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal
daripada usia pensiun normal dengan persyaratan khusus juga yaitu setelah
mencapai usia tertentu misalnya 50 tahun, harus memenuhi masa kerja minimum
misalnya, 10, 15 atau 20 tahun, dan memerlukan persetujuan dari pemberi kerja.
beberapa peraturan pensiun mengatur bahwa pensiun dipercepat hanya dapat
dilakukan apabila karyawan telah mencapai usia tertentu misalnya 10 tahun
sebelum usia pensiun normal atau karena karyawan mengalami cacat tetap.
Jumlah manfaat pensiun yang diperoleh seorang karyawan dengan pensiun
dipercepat biasanya dihitung berdasarkan actuarial equivalent dari jumlah
pensiun yang telah terakumulasi sampai tanggal pensiun dipercepat. Penggunaan
6
actuarial equivalent ini akan sangat mengurangi manfaat pensiun dari jumlah
yang seharusnya diterima.
3. Pensiun Ditunda (Deffered Retiremet)
Pengertian pensiun ditunda sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (13) UU No.
11 Tahun 1992 adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti
bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya
sampai pada saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun.
Selanjutnya menurut ketentuan ini peserta dana pensiun yang mengikuti program
pensiun manfaat pasti, apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan
minimal 3 tahun dan belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak menerima
pensiun ditunda yang besarnya sama dengan jumlah yang dihitung berdasarkan
rumus pensiun bagi kepesertaannya sampai pada saat pemberhentian. Sedangkan
bagi peserta dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti,
apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan
belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak atas jumlah iurannya sendiri dan
iuran pemberi kerja beserta hasil pengembangannya yang harus dipergunakan
untuk memperoleh pensiun ditunda.
4. Pensiun cacat (Disable Retirement)
Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta. Akan tetapi,
karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu
melaksanakan pekerjaannya berhak memperoleh manfaat pensiun. Manfaat
pensiun cacat ini biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal,
dimana masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan
penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat peserta yang bersangkutan
dinyatakan cacat.
3. Kapan dapat menikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada
peserta
4. Sumber pembiayaannya
Sebagai ilustrasi, ketentuan-ketentuan pokok yang diatur dalam suatu
peraturan dana pensiun antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dasar Pensiun
Untuk menghitung besarnya manfaat pensiun, gaji yang berhak diterima oleh
karyawan (peserta) setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun
2. Besarnya Manfaat Pensiun
Manfaat pensiun, yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur
dalam peraturan dana pensiun. Manfaat program pensiun untuk program pensiun
manfaat pasti antara lain sebagai berikut:
a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebulan ditetapkan misalnya 2.5% dari
pasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa:
1) Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75%
dari penghasilan dasar pensiun
2) Manfaat pennsiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari
penghasilan dasar pensiun
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50% dari pensiun
peserta
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari
besarnya pensiun janda/duda
3. Iuran Pensiun
Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun diatur sebagai berikut:
a. Setiap karyawan peserta wajib membayar iuran 5% dari penghasilan dasar
pensiun setiap bulan.
b. Perusahaan membayar iuran sebesar 5% dari total gaji karyawan, ditambah
dengan iuran untuk mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial
liability). Besarnya iuran pemberi kerja tersebut dapat pula ditentukan
berdasarkan perhitungan aktuaris.
c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja sudah harus disetorkan kepada
Dana Pensiun selambat-lambatnya, misalnya tanggal 15 bulan berikutnya.
4. Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun
10
Masalah lain yang perlu diatur adalah mengenai hak karyawan, yang karena
satu dan lain hal tidak dapat bekerja sebelum mencapai usia pensiun atau vesting
right. Hal-hal yang dimaksud adalah:
a. Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum mencapai
usia pensiun dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 5 (lima)tahun
berhak atas iurannya sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan
sekaligus.
b. Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dengan
memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun berhak atas
iurannya sendiri dan iuran perusahaan, ditambah bunga.
5. Kekayaan Dana Pensiun
Kekayaan dana pensiun pemberi kerja terdiri atas:
a. Iuran peserta dan pemberi kerja
b. Hasil investasi
c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain
d. Flat Benefit.
Manfaat pensiun dengan program flat benefit didasarkan atas jumlah uang
tertentu, untuk setiap masa kerja atau lebih, ditetapkan manfaat nilai pensiun
untuk semua karyawan yang pensiun setelah memenuhi kerja minimum.
12
Program pensiun dengan flat benefit ini biasanya dianut sebagai hasil negosiasi
pemberi kerja dengan karyawan atau serikat pekerja, di mana dasar pensiun
ditetapkan dengan system bertingkat atas dasar besar kecilnya gaji karyawan
yang bersangkutan. Kelebihan formula ini adalah lebih sederhana dan mudah
dimengerti, terutama oleh karyawan. Namun, konsep tersebut mengabaikan
perbedaan-perbedaan besarnya gaji dan masa kerja masing-masing karyawan.
Program pensiun manfaat pasti atau defined benefit plan memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.
a) Kelebihan program pensiun manfaat pasti
1) Lebih menekankan pada hasil akhir.
2) Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu, mengingat manfaat dikaitkan
dengan gaji karyawan.
3) Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah
dilalui karuawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan
berjalan.
4) Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima
pada saat mencapai usia pensiun.
b) Kelemahan program pensiun manfaat pasti
1) Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi
tidak mencukupi.
2) Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan.
2. Program Pensiun Iuran Pasti
Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution plan adalah program
pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan adan perusahaan (pemberi
kerja). Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan
akumulasi iuran, ditambah denagn hasil pengembangan atau investasinya.
Program pensiun iuran pasti terdisri atas:
c. Saving Plan
Program penisun dengan saving plan adalah program pensiun yang pada
prinsipnya memiliki bentuk yang hampir sama dengan money purchase plan.
Perbedaannya terletak dalam hal iuran seluruhnya, dimana dalam program
pensiun dengan saving plan. Karyawanlah yang menentukan jumlah iuran
tersebut. Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution pension plan
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.
a) Kelebihan Program Pensiun Iuran Pasti
1) Pendanaan (biaya/ iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau
diperkirakan.
2) Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap
tahunnya.
3) Lebih mudah untuk diadministrasikan
b) Kelemahan Program Pensiun Iuran Pasti
Program iuran pasti memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.
1) Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk
diperkirakan.
2) Karyawan menanggung risiko atas ketidakberhasilan investasi.
3) Tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan.
14
Iuran dari
Pemberi
Kerja dan
Program
Peserta
Pensiun
Manfaat Pasti
Dana Pensiun Iuran hanya
(PPMP)
Pemberi Kerja dari Pemberi
(DPPK)
17
Iuran dari
Program Pemberi Kerja
Pensiun Iuran dan Peserta
Iuran
Dana Pasti (PPIP)
Tetap
Pensiun
Iuran hanya
dari Pemberi Iuran
Kerja Berdasark
an
Keuntunga
Iuran hanya
Dana Pensiun dari Peserta
Lembaga
Program Iuran hanya
Keuangan
pensiun Iuran dari pemberi
(DPLK)
Pasti (PPIP) kerja a.n
peserta
Iurann dari
Pemberi
Kerja dan
Peserta
Gambar 2.1 Jenis, Program dan Iuran Dana Pensiun
(UU Nomor 11 Tahun 1992)
semakin bertambah dan pada saat kenaikan gaji. Untuk itu, perlu penetapan
tingkat premi tahunan (yang dinyatakan dalam rupiah per pegawai atau
sebagai presentase tertentu dari penggajian) yang apabila dibayarkan setiap
tahun mendatang akan memberikan seluruh manfaat yang akan datang. Oleh
karena itu, biaya untuk seorang peserta cenderung untuk menjadi lebih tinggi
apabila usia peserta lebih muda dan lebih rendah apabila umur peserta lebih
tua, dibandingkan denga single premium funding. System level premium
funding ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1) Pembayaran iuran dilakukan secara berangsur angsur atau dicicil selama
karyawan masih aktif kerja
2) Karyawan mendapatkan perlindugan yang lebih baik, karena apabila
pemberi kerja sewaktu-waktu bangkrut, misalnya atau terpaksa berhenti
beroperasi, karyawan akan tetap menerima manfaat karena dana memang
telah dihimpun sejak karyawan mulai bekerja
3) Memiliki dampa terhadap ekonomi makro karena dana yang dhimpun
dapat diinvestasikan kembali sebagai biaya pembangunan nasional
dan perkembangan pasar modal atau dengan peraturan pemerintah. Tidak semua
program pensiun memiliki suatu kebijakan investasi formal, kalaupun ada,
biasanya relatif sederhana dan tidak lengkap. Banyak pendiri dana pensiun
mendelegasikan pelaksanaan pengembangan kebijakan investasinya kepada
perusahaan investasi (investment company).
2. Pokok-pokok Kebijakan Investasi
Menurut Siamat (2005 : 722-723), kebijakan investasi suatu dana pension,
mencakup komponen beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Tingkat Keuntungan
Sasaran tingkat keuntungan (rate of return) dapat dinyatakan dalam
berbagai cara. Cara pertama, yang sangat umum, yaitu dengan tanpa
menyebutkan suatu jumlah. Pendekatan yang paling sederhana yang dapat
digunakan adalah dengan menyatakan tingkat bunga nominal keuntungan
atas jumlah agregat portofolio, meskipun cara tersebut kurang begitu
memuaskan. Pendekatan ini mengabaikan formula alokasi kekayaan dan
perkiraan tingkat keuntungan atas berbagai jenis instrumen investasi dan
berbagai sektor dari pasar modal. Oleh karena itu atas pertimbangan
tersebut, kadang-kadang tingkat keuntungan ditetapkan dengan mengadakan
pemisahan sasaran keuntungan bagi masing-masing segmen portofolio
investasi.
e. Risiko
Unsur kedua kebijakan investasi adalah penentuan jumlah risiko portofolio
yang bersedia diterima oleh sponsor program pensiun. Risiko yang
berkaitan dengan portofolio saham biasa, umunya dipandang sebagai suatu
variasi dari keuntungan sebenarnya terhadap keuntungan yang diperkirakan.
Varian keuntungan tersebut dapat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi,
misalnya resesi dan inflasi yang dapat menyebabkan keuntunagan yang
tidak diperkirakan pada keseluruhan saham biasa atau terhadap perusahaan
secara individu.
f.Kebutuhan likuiditas
23
c. Keuntungan lembaga atau yayasan dana pensiun yang besar tidak diimbangi
dengan perbaikan manfaat pensiun yang sepadan.
3. Keunggulan Dana Pensiun
a. Pengelola yang ditunjuk seyogyanya profesional, setia, jujur, serta mampu
menyusun rencana dan berpikir jangka panjang.
b. Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga keuangan dengan
likuiditas dan solvabilitas yang tinggi sehingga memberikan posisi tawar
menawar yang kuat dalam melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan
lain.
c. Untuk mengurangi risiko kematian atau kecelakaan dari peserta, maka
sebagian atau seluruh peserta dapat dipertanggungkan dengan asuransi jiwa
atau kecelakaan kepada perusahaan asuransi dengan premi asuransi relatif
rendah karena sifat kolektif dan mendapat pembagian keuntungan atas
pertanggungan jiwa para peserta.
Di sisi lain, banyak masyarakat yang berstatus pekerja mandiri, yang tidak
menjadi karyawan dari orang atau badan lain. Terhadap mereka ini perlu diberi
kesempatan untuk mempersiapkan diri menghadapi masa purna bakti, sekaligus
kesempatan untuk turut menggunakan fasilitas penundaan pajak penghasilan.
Dengan demikian, dibutuhkan perundangan yang jelas sebagai landasan hukum
bagi penyelenggaraan program pensiun. Selanjutnya, dengan di undangkannya
UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun ini diharapkan pembentukan Dana
Pensiun di Indonesia akan semakin tumbuh pesat, tertib, dan sehat sehingga
membawa manfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Pegadaian
A. Pengertian dan Status Hukum Pegadaian
Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, disebutkan bahwa gadai
adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang
bergerak. Barang bergerak diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh
seorang lainatas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang
berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripada orang yang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya
untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus
didahulukan.
1. Perusahaan Umum Pegadaian
Menurut Budisantoso & Triandaru (2006 : 212), perusahaan umum pegadaian
adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin
untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam
bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud
dalam Kitab Undang-undnag Hukum Perdata Pasal 1150 di atas. Tugas pokoknya
adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar
26
C. Tujuan Pegadaian
Menurut Siamat (2005 : 745), sifat usaha pegadaian pada prinsipnya
menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk
27
Dewan Pengawas
Direktur Utama
Direktur
Balai Direktur Direktur Satuan
Umum
Diklat Keuangan Operasional & Pengawas
Pengembangan an Intern
Subdit.
Anggaran dan
Permdolan
Subdit. Operasi Subdit.
dan Pemasaran Bangunan
Intern
Subdit.
Administrasi
Subdit.
Penelitian dan Subdit.
Subdit. pengembangan Kepegawaian
Perbendaharaan Usaha
32
Subdit.
Kesekretariatan Subdit. Tata
Perusahaan Usaha dan
Rumah Tangga
Kantor Daerah
Kantor Cabang
2. Penaksiran
Penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dilakukan dengan
mewajibkan nasabah untuk menyerahkan barang bergerak sebagai barang
jaminan, seperti: emas, berlian, barang-barang elektronik, kendaraan bermotor,
dan lain-lain. Barang-barang tersebut selanjutnya ditaksir oleh petugas penaksir,
yang memang memiliki keahlian untuk hal tersebut, untuk menentukan besarnya
nilai uang pinjaman yang dapat diberikan. Pada dasarnya besarnya uang pinjaman
yang dapat diberikan menurut ketentuan saat ini dibagi berdasarkan golongan.
Untuk golongan A adalah 84% dari nilai taksir dan untuk golongan B, C dan D
adalah 89% dari nilai taksiran. Taksiran atas barang jaminan tersebut didasarkan
pada harga pasar setempat, yang senantiasa di up-date dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan nilai pasar barang yang akan digadaikan.
3. Prosedur Pemberian dan Pelunasan Pinjaman
33
Petugas Penaksir
Barang Jaminan
Nasabah
Kasir
Uang Pinjaman
Nasabah
Pengeluaran
Barang
Barang Jaminan
Jaminan
I. Manfaat Pegadaian
Menurut Budisantoso & Triandaru (2006 : 222-223), terdapat beberapa manfaat
dari pegadaian yang dilihat dari sisi nasabah dan Perum Pegadaian.
1. Bagi nasabah
a. Ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit
perbankan.
b. Penaksiran nilai suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
c. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
2. Bagi Perum Pegadaian
a. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
yang telah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
35
Berdasarkan uraian materi yang telah dijelaskan di atas, maka makalah ini
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dana pensiun merupakan lembaga atau badan yang mengelola program
pensiun yang di maksutkan untuk memberikan kesejahteraan para karyawan
perusahaan yang telah pensiun.
2. Tujuan penyelenggaraan dana pensiun adalah :
1) Bagi pemberi kerja yaitu kewajiban moral, loyalitas, kompetensi pasar
tenaga kerja.
2) Bagi karyawan rasa aman terhadap masa ang akan datang.
3. Manfaat pensiun adalah manfaat normal, pensiun dipercepat, pensiun ditunda
dan pensiun dipercepat.
4. Sistem pembayaran manfaat pensiun kepada karyawan dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu pembayaran secara sekaligus (lump sum) dan pembayaran
secara berkala (anuity)
5. Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992
didasarkan pada asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan
hukum pendirinya, asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan, asas
pembinaan & pengawasan, asas penundaan manfaat, asas kebebasan untuk
membentuk atau tidak membentuk dana pensiun.
6. Hal penting yang umumnya diatur di dalam suatu peraturan pensiun meliputi
siapa yang berhak menjadi peserta, manfaat apa saja yang akan diberikan dan
dalam bentuk apa, kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang
dijanjikan kepada peserta, sumber pembiayaanya.
7. Program pensiun yang umumnya dipakai di perusahaan swasta dan perusahaan
milik negara maupun bagi karyawan pemerintah terdiri atas dua jenis yaitu
Program Pensiunj Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti.
8. Program pensiun dalam prinsipnya bisa diselenggarakan dengan bentuk
contribury atau non contribury.
36
37
20. Sumber pendanaan perum pegadaian berasal dari modal sendiri, penyertaan
modal pemerintah, jaminan jangka pendek dari perbankan, pinjaman jangka
panjang dari KLBI, dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.
21. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh perum pegadaian kepada masyarakat
adalah pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai, penaksiran nilai barang,
penitipan barang dan jas lain.
22. Proses peminjaman pegadaian yang didasarkan pada hukum gadai adalah
penyaluran dan penggolongan uang pinjaman, penaksiran, prosedur pemberian
dan pelunasan pinjaman.
23. Manfaat pegadaian dapat dilihat dari sisi nasabah dan perum pegadaian, yaitu:
a. Bagi nasabah
1) Ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit
perbankan.
2) Penaksiran nilai suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
3) Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
b. Bagi Perum Pegadaian
1) Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
yang telah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
2) Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara
dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat
yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
DAFTAR RUJUKAN
Budisantoso, T & Triandaru, S. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi
Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
39