Anda di halaman 1dari 44

Selasa 1-3

DANA PENSIUN DAN PEGADAIAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI MATAKULIAH
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
yang dibina oleh Bapak Drs. H. Gatot Isnani M.Si

Oleh :
Kelompok 1
M. Alif Wafa Ni’am (45) (Ketua Kelompok)
Annisa’ Mar’atus Sholicha (14)
Desy Tri Wahanani (19)
Febi Candra Kartikasari (32)
Husnul Hidayati (39)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Oktober 2017
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
1. Dana Pensiun.................................................................................................4
A. Pengertian Dana Pensiun..............................................................................4
B. Tujuan Dana Pensiun....................................................................................4
C. Manfaat Pensiun............................................................................................5
D. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun...........................................................6
E. Asas Dana Pensiun........................................................................................7
F. Peraturan Dana Pensiun................................................................................8
G. Jenis Program Pensiun................................................................................10
H. Program Pensiun dengan Iuran dan Tanpa Iuran........................................14
I. Jenis Kelembagaan Dana Pensiun...............................................................15
J. Penyelenggaraan Program Pensiun.............................................................18
K. Metode Pembiayaan Program Pensiun.......................................................19
L. Manajemen Kekayaan Pensiun...................................................................21
M. Peran Dana Pensiun....................................................................................24
N. Pengaturan Dana Pensiun di Indonesia.......................................................24
2. Pegadaian....................................................................................................25
A. Pengertian dan Status Hukum Pegadaian....................................................25
B. Kepengurusan dan Pengawasan Pegadaian.................................................27
C. Tujuan Pegadaian........................................................................................27
D. Kegiatan Usaha Pegadaian..........................................................................27
E. Barang Jaminan Pegadaian.........................................................................28
F. Sumber Pendanaan Pegadaian....................................................................28
G. Produk dan Jasa Pegadaian.........................................................................29

i
H. Proses Pinjaman atas Dasar Hukum Gadai.................................................30
I. Manfaat Pegadaian......................................................................................35
BAB III KESIMPULAN........................................................................................36
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................39

ii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Penggolongan Pinjaman dan Sewa Modal Pegadaian.....................................31

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Jenis, Program dan Iuran Dana Pensiun.......................................................17
2.2 Struktur Organisasi Perum Pegadaian..........................................................32
2.3 Prosedur Pemberian Pinjaman......................................................................34
2.4 Prosedur Pelunasan Uang Pinjaman Pegadaian...........................................34

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dana pensiun diselenggarakan dalam upaya untuk memberikan jaminan
kesejahteraan pada karyawan. Menurut Siamat (2005: 703), dana pensiun
merupakan salah satu alternatif untuk memberikan kesejahteraan kepada
karyawan. Penyelenggaraan pensiun tersebut dapat dikelola oleh pemberi kerja
atau dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang
menawarkan jasa pengelolaan program pensiun (Budisantoso & Triandaru, 2006:
268). Bagi pegawai atau karyawan dana pensiun akan memperkecil risiko-risiko
yang akan dihadapi dalam hidupnya, misalnya risiko kecelakaan, pensiun, atau
suatu hal yang menyebabkan cacat tubuh. Risiko-risiko tersebut akan
memberikan dampak financial bagi karyawan dan keluarga. Sehingga akan
menimbulkan kesejahteraannya terganggu, terutama bagi yang memiliki jumlah
tanggungan keluarga yang banyak.
Untuk mengatasi timbulnya keadaan tersebut, maka perusahaan swasta maupun
pemerintah menyelenggarakan program pensiun. Selanjutnya, untuk lebih
memotivasi tenaga kerja dalam peningkatan produktivitas serta untuk
memberikan nilai guna dan hasil yang optimal dalam penyelenggaraan program
pensiun, pemerintah mengeluarkan Undang-undang No.11 Tahun 1992 tentang
Dana Pensiun. Dana pensiun diharapkan akan menjadi salah satu alternatif
pembiayaan sehingga akan memberikan jaminan kesejahteraan bagi karyawan.
Uang tunai dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan yang harus
dimiliki setiap orang. Namun, banyak orang yang dalam kehidupannya kurang
atau tidak mempunyai uang tunai ketika dalam keadaan mendesak, seperti biaya
uang gedung sekolah dan biaya kesehatan yang serius. Dengan adanya keadaan
yang ada di masyarakat tersebut, Pegadaian adalah tempat dimana seseorang
bisa datang meminjam uang dengan barang-barang pribadi sebagai jaminannya
(Budisantoso & Triandaru, 2006: 211). Menurut Siamat (2005: 743), Pegadaian
merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai.

1
2

Apabila dilihat dari fungsi dan kegiatan usahanya, maka Pegadaian merupakan
salah satu lembaga keuangan bukan bank yang fokus kegiatannya adalah
pembiayaan. Secara umum, tujuan Perum Pegadaian adalah penyedia dana
dengan prosedur sederhana bagi masyarakat luas terutama bagi kalangan bawah
untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Keberadaan Perum Pegadaian juga
diharapkan untuk menekan munculnya lembaga keuangan nonformal yang
cenderung merugikan masyarakat seperti rentenir, bank kredit gelap dan lain-
lain. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka makalah ini memiliki
judul “Dana Pensiun dan Pegadaian”.

B. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Dana Pensiun
a. Untuk mengetahui pengertian dari Dana Pensiun
b. Untuk mengetahui tujuan dari Dana Pensiun
c. Untuk mengetahui manfaat dari Dana Pensiun
d. Untuk mengetahui Sistem Pembayaran manfaat Pensiun
e. Untuk mengetahui Asas Dana Pensiun
f. Untuk mengetahui Peraturan Dana Pensiun
g. Untuk mengetahui Jenis Program Pensiun
h. Untuk mengetahui Program Pensiun dengan Iuran dan Tanpa Iuran
i. Untuk mengetahui Jenis Kelembagaan Dana Pensiun
j. Untuk mengetahui Penyelenggaraan Program Pensiun
k. Untuk mengetahui Metode Pembiayaan Program Pensiun
l. Untuk mengetahui Manajemen Kekayaan Pensiun
m. Untuk mengetahui Peran Dana Pensiun
n. Untuk mengetahui Pengaturan Dana Pensiun Indonesia
2. Pegadaian
a. Untuk mengetahui Pengertian dan Status Hukum Pegadaian
b. Untuk mengetahui Cara Kepengurusan dan Pengawasan Pegadaian
c. Untuk mengetahui Tujuan dari Pegadaian
d. Untuk mengetahui Kegiatan Usaha Pegadaian
3

e. Untuk mengatahui Barang Jaminan Pegadaian


f. Untuk mengetahui Sumber Pendanaan Pegadaian
g. Untuk mengetahui Produk dan Jasa Pegadaian
h. Untuk mengetahui Proses Pinjaman atas Dasar Hukum Gadai
i. Intuk mengetahui Manfaat Pegadaian

Teknik penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan


Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010)
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dana Pensiun
A. Pengertian Dana Pensiun
Menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa
Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pensiun. Menurut Siamat (2005: 704), Dana Pensiun
merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun, yang
dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan karyawan suatu perusahaan,
terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan program pensiun tersebut dapat
dilakukan oleh pemberi kerja atau diserahkan kepada lembaga -lembaga keuangan
yang menawarkan jasa pengelolaan program pensiun, misalnya bank-bank umum
atau perusahaan asuransi jiwa.

B. Tujuan Dana Pensiun


Menurut Siamat (2005 : 705), menjelaskan bahwa tujuan penyelenggaraan
program pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja maupun dari karyawan.
Tujuan penyelenggaraan dana pensiun dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemberi kerja, tujuan mengadakan suatu program pensiun bagi perusahaan atau
pemberi kerja adalah sebagai berikut:
a. Kewajiban moral
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman
kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun
b. Loyalitas
Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan
mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan
c. Kompetisi pasar tenaga kerja
Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total
kompensasi yang diberikan kepada karyawan, diharapkan perusahaan akan
memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan
yang berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja.

4
5

2. Karyawan, tujuan pengadaan suatu program pensiun bagi karyawan atau


peserta antara lain adalah:
a. Rasa aman terhadap masa yang akan datang, dalam arti tetap memiliki
penghasilan pada saat mencapai usia pensiun
b. Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan
kompensasi, meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun/
berhenti bekerja.

C. Manfaat Pensiun
Menurut Siamat (2005 : 705-708), manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan
dengan usia dimana peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan
manfaat pensiun. Manfaat pensiun dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Pensiun normal (Normal Retirement)
Usia pensiun normal adalah usia paling rendah di mana karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja, dengan memperoleh manfaat
pensiun penuh. Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu
peraturan dana pensiun, di mana karyawan berhak untuk pensiun penuh.
Seringkali, karyawan memohon mengajukan pensiun bukan pada rata-rata usia
pensiun karyawan yang sesungguhnya.
2. Pensiun dipercepat (Early Ratirement)
Program pensiun biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal
sebelum mencapai usia pensiun normal. Kadang-kadang, karena satu alasan lain,
karyawan mengajukan permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya
dipercepat. Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah diatur dalam
peraturan dana pensiun dimana karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal
daripada usia pensiun normal dengan persyaratan khusus juga yaitu setelah
mencapai usia tertentu misalnya 50 tahun, harus memenuhi masa kerja minimum
misalnya, 10, 15 atau 20 tahun, dan memerlukan persetujuan dari pemberi kerja.
beberapa peraturan pensiun mengatur bahwa pensiun dipercepat hanya dapat
dilakukan apabila karyawan telah mencapai usia tertentu misalnya 10 tahun
sebelum usia pensiun normal atau karena karyawan mengalami cacat tetap.
Jumlah manfaat pensiun yang diperoleh seorang karyawan dengan pensiun
dipercepat biasanya dihitung berdasarkan actuarial equivalent dari jumlah
pensiun yang telah terakumulasi sampai tanggal pensiun dipercepat. Penggunaan
6

actuarial equivalent ini akan sangat mengurangi manfaat pensiun dari jumlah
yang seharusnya diterima.
3. Pensiun Ditunda (Deffered Retiremet)

Pengertian pensiun ditunda sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (13) UU No.
11 Tahun 1992 adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti
bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya
sampai pada saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun.
Selanjutnya menurut ketentuan ini peserta dana pensiun yang mengikuti program
pensiun manfaat pasti, apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan
minimal 3 tahun dan belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak menerima
pensiun ditunda yang besarnya sama dengan jumlah yang dihitung berdasarkan
rumus pensiun bagi kepesertaannya sampai pada saat pemberhentian. Sedangkan
bagi peserta dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti,
apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan
belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak atas jumlah iurannya sendiri dan
iuran pemberi kerja beserta hasil pengembangannya yang harus dipergunakan
untuk memperoleh pensiun ditunda.
4. Pensiun cacat (Disable Retirement)
Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta. Akan tetapi,
karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu
melaksanakan pekerjaannya berhak memperoleh manfaat pensiun. Manfaat
pensiun cacat ini biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal,
dimana masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan
penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat peserta yang bersangkutan
dinyatakan cacat.

D. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun


Menurut Siamat (2005: 708 ), cara pembayaran manfaat pensiun (benefit)
kepada karyawan dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu:
1. Pembayaran secara sekaligus (lump sum)
2. Pembayaran secara berkala (annuity)
Sulit untuk menentukan cara mana yang lebih baik dari kedua cara pembayaran
manfaat tersebut, karena hal ini tergantung dari keinginan penerima manfaat
tersebut.
7

Dalam keadaan inflasi misalnya, orang lebih cenderung memilih pembayaran


manfaat dengan cara sekaligus karena nilai uang yang diterima sekarang tentunya
lebih tinggi daripada waktu yang akan datang. Selain itu, manfaat yang diterima
secara lump sum dapat dipakai untuk melakukan suatu usaha yang memberikan
hasil secara kontinu. Hal ini akan berlaku apabila setiap orang bertindak
sebagaimana asumsi tersebut. Namun, tidak semua orang dapat berbuat demikian.
Bahkan dalam banyak hal, pembayaran secara lump sum oleh yang bersangkutan
mungkin akan habis dikonsumsi, dan apabila bekas karyawan, dalam hal ini
penerima manfaat, tidak dapat mengelola manfaat dimaksud, maka untuk masa
yang akan datang, yang bersangkutan akan mengalami kesulitan keuangan.
Dengan demikian, dana pensiun tidak lagi sesuai dengan tujuan pembentukannya
sebagai jaminan hari tua. Selain itu, bila kita lihat dari persepsi makro, pemberian
manfaat secara sekaligus akan mempercepat tingkat inflasi karena sirkulasi uang
akan bertambah dan kemungkinan akan dikonsumsi dengan segera, sehingga tidak
ada sisa sedikit pun untuk investasi.
Karena pertimbangan-pertimbangan tersebut banyak perusahaan, baik swasta
maupun milik negara termasuk pemerintah, memberikan manfaat kepada
karyawan yang telah mencapai usia pensiun dengan jalan menggunakan system
pembayaran secara berkala (anuitas). Kebijakan semacam ini juga diberlakukan di
Indonesia sesuai UU No. 11 Tahun 1992.

E. Asas Dana Pensiun


Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992
didasarkan pada asas-asas berikut.
1. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan hukum pendirinya
Asas ini didukung oleh adanya badan hukum tersendiri bagi dana pensiun yang
diurus serta dikelola berdasarkan ketentuan undang-undang.
2. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan
Dengan asas ini, program pensiun baik bagi karyawan maupun bagi pemberi
kerja mandiri haruslah dengan pemupukan dana yang dikelola secara terpisah
dari kekayaan pendiri, sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak
peserta.
3. Asas pembinaan dan pengawasan
8

Sesuai dengan tujuannya, harus dihindarkan penggunaan kekayaan dana


pensiun dari kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak
tercapainya maksut utama pemupukan dana, yaitu untuk memenuhi hak
peserta. Dalam pelaksanaanya, pembinaan dan pengawasan meliputi antara lain
sistem pendanaan dan pengawasan atas investasi kekayaan dan pensiun.
4. Asas penundaan manfaat
Penghimpunan dana dalam program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi
pembayaran hak peserta yang telah pensiun, agar kesinambungan
penghasilannya terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku asas penundaan
manfaat yang mengaharuskan bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat
dilakukan setelah peserta pensiun yang pembayarannya dilakukan secara
berkala.
5. Asas kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun
Berdasarkan asas ini, keputusan pembentukan membentuk dana pensiun
merupakan prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi
karyawannya yang membawa konsekuensi pendanaan. Dengan hal ini prakarsa
tersebut harus didasarkan pada kemampuan keuangan pemberi kerja. Hal
pokok yang harus diperhatikan adalah bahwa keputusan untuk menjanjikan
manfaat pensiun merupakan suatu komitmen yang membawa konsekuensi
pembiayaan, bahkan sampai pada saat dana pensiun terpaksa dibubarkan.

F. Peraturan Dana Pensiun


Program pensiun atau pension plan selalu dituangkan dalam suatu perjanjian
antara pemberi kerja dengan karyawan. Perjanjian ini biasanya berbentuk suatu
peraturan yang lazimnya disebut dengan peraturan dana pensiun, yang berlaku
baik bagi karyawan maupun pemberi kerja. di dalam peraturan tersebut, diatur
semua hak dan kewajiban kedua belah pihak. Pada hakikatnya, peraturan pensiun
ini adalah bagian dari perjanjian kerja (labor agreement).
Menurut Siamat (2005 : 709), hal-hal penting yang umumnya diatur di dalam
suatu peraturan pensiun antara lain meliputi sebagai berikut.
1. Siapa yang berhak menjadi peserta
2. Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa
9

3. Kapan dapat menikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada
peserta
4. Sumber pembiayaannya
Sebagai ilustrasi, ketentuan-ketentuan pokok yang diatur dalam suatu
peraturan dana pensiun antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dasar Pensiun
Untuk menghitung besarnya manfaat pensiun, gaji yang berhak diterima oleh
karyawan (peserta) setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun
2. Besarnya Manfaat Pensiun
Manfaat pensiun, yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur
dalam peraturan dana pensiun. Manfaat program pensiun untuk program pensiun
manfaat pasti antara lain sebagai berikut:
a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebulan ditetapkan misalnya 2.5% dari
pasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa:
1) Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75%
dari penghasilan dasar pensiun
2) Manfaat pennsiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari
penghasilan dasar pensiun
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50% dari pensiun
peserta
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari
besarnya pensiun janda/duda
3. Iuran Pensiun
Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun diatur sebagai berikut:
a. Setiap karyawan peserta wajib membayar iuran 5% dari penghasilan dasar
pensiun setiap bulan.
b. Perusahaan membayar iuran sebesar 5% dari total gaji karyawan, ditambah
dengan iuran untuk mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial
liability). Besarnya iuran pemberi kerja tersebut dapat pula ditentukan
berdasarkan perhitungan aktuaris.
c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja sudah harus disetorkan kepada
Dana Pensiun selambat-lambatnya, misalnya tanggal 15 bulan berikutnya.
4. Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun
10

Masalah lain yang perlu diatur adalah mengenai hak karyawan, yang karena
satu dan lain hal tidak dapat bekerja sebelum mencapai usia pensiun atau vesting
right. Hal-hal yang dimaksud adalah:
a. Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum mencapai
usia pensiun dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 5 (lima)tahun
berhak atas iurannya sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan
sekaligus.
b. Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dengan
memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun berhak atas
iurannya sendiri dan iuran perusahaan, ditambah bunga.
5. Kekayaan Dana Pensiun
Kekayaan dana pensiun pemberi kerja terdiri atas:
a. Iuran peserta dan pemberi kerja
b. Hasil investasi
c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain

G. Jenis Program Pensiun


Program pensiun yang umumnya dipakai diperusahaan swasta dan perusahaan
milik negara maupun bagi karyawan pemerintah terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu
Program Pensiun Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti (Siamat, 2005 :
710)
1. Program Pensiun Manfaat Pasti
Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut defined benefit plan adalah
suatu program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan
diterima karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula manfaat
tersebut, besarnya iuran yang diperlukan dihitung oleh aktuaris. Formula yang
umum digunakan untuk menentukan besarnya manfaat pensiun untuk program
pensiun manfaat pasti terdiri atas:
a. Final earning pension plan. Perhitungan besarnya manfaat pensiun menurut
formula Final earning pension plan ini dihitung berdasarkan persentase
tertentu dari gaji terakhir peserta pada saat mencapai usia pensiun, yang
biasanya ditetapkan maksimum masa kerja (past service) misalnya 30 tahun.
Formula perhitungan adalah sebagai berikut.

2,5% x Past Service x Final


Earnings
11

b. Final Average Earning


Perhitungan manfaat menurut formula Final Average Earning pada dasarnya
hamper sama dengan formula final earnings di atas, namun perhitungannya
dilakukan berdasarkan rata-rata gaji pada beberapa tahun terakhir saja,
misalnya 3 atau 5 tahun terakhir. Konsep final earning atau final average
earning ini sangat menguntungkan karyawan karena dalam kenyataanya,
banyak gajinya yang semakin besar dan mungkin dipromosikan ke tempat yang
lebih tinggi pada tahun-tahun menjelang pensiun. Sehingga, secara otomatis
akan menambah penghasilannya, dan pada gilirannya akan memperbesar
manfaat yang diterimanya. Oleh karena itu formula penghitungan manfaat ini
sangat popular di kalangan karyawan. Formula yang digunakan adalah sebagai
berikut.
2,5 x Past Services x Final Average
Earnings

c. Career Average Earning


Konsep perhitungan manfaat pensiun berdasarkan career average earnings
dibandingkan dengan dua formula terdahulu dapat dikatakan kurang popular
bagi peserta, terutama pada industry menengah dan besar serta lembaga-
lembaga keuangan besar. Karena konsep tersebut memberikan hasil akhir
perhitungan yang kurang memuaskan bagi peserta. Cepatnya kenaikan inflasi,
terutama pada decade terakhirini, menyebabkan formula ini semakin kurang
popular karena program tersebut akan memberikan manfaat pensiun yang
relative lebih kecil. Konsep perhitungan career average earnings ini dihitung
berdasarkan persentase tertentu terhadap masa kerja dan gaji rata-rata selama
masa karir karyawan, dengan formula:

2,5% x Past Service x Career Average


Earnings

d. Flat Benefit.
Manfaat pensiun dengan program flat benefit didasarkan atas jumlah uang
tertentu, untuk setiap masa kerja atau lebih, ditetapkan manfaat nilai pensiun
untuk semua karyawan yang pensiun setelah memenuhi kerja minimum.
12

Program pensiun dengan flat benefit ini biasanya dianut sebagai hasil negosiasi
pemberi kerja dengan karyawan atau serikat pekerja, di mana dasar pensiun
ditetapkan dengan system bertingkat atas dasar besar kecilnya gaji karyawan
yang bersangkutan. Kelebihan formula ini adalah lebih sederhana dan mudah
dimengerti, terutama oleh karyawan. Namun, konsep tersebut mengabaikan
perbedaan-perbedaan besarnya gaji dan masa kerja masing-masing karyawan.
Program pensiun manfaat pasti atau defined benefit plan memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.
a) Kelebihan program pensiun manfaat pasti
1) Lebih menekankan pada hasil akhir.
2) Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu, mengingat manfaat dikaitkan
dengan gaji karyawan.
3) Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah
dilalui karuawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan
berjalan.
4) Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima
pada saat mencapai usia pensiun.
b) Kelemahan program pensiun manfaat pasti
1) Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi
tidak mencukupi.
2) Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan.
2. Program Pensiun Iuran Pasti
Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution plan adalah program
pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan adan perusahaan (pemberi
kerja). Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan
akumulasi iuran, ditambah denagn hasil pengembangan atau investasinya.
Program pensiun iuran pasti terdisri atas:

a. Money Purchase Plan


Program ini ditetapkan jumlah iuran yang dibayarkan oleh karyawan dan
pemberi kerja, bukan formula perhitungan manfaat pensiun sebagaimana pada
defined benefit plan yang telah dijelaskan. Iuran dibukukab pada masing-
masing rekening peserta (individual account) beserta akumulasi hasil
pengembangannya. Manfaat pensiun yang akan dibayarkan diambil dari jumlah
tersebut. jumlah akumulasi iuran dengan hasil pengembangan investasinya
13

sampai masa pensiun digunakan untuk membeli anuitas untuk pembayaran


pensiun.
b. Profit Sharing Plan
Profit Sharing Plan adalah program pensiun yang sumber pembiayaan atau
iuran berasal dari presentase tertentu dari keuntungan yang diperoleh
perusahaan sebelum pajak. Oleh karena iuran diambil dari laba perusahaan,
maka jumlahnya aian senantiasa berubah-ubah setiap tahun tergantug dari laba
yang diperoleh pada tahun yang bersangkutan. Total iuran tahunan pemberi
kerja menurut program pensiun profit sharing ini biasanya dikaitkan dengan
laba perusahaan, dengan formula.

25% x Laba Kotor setelah dipotong


Cadangan 10% dari total Modal

c. Saving Plan
Program penisun dengan saving plan adalah program pensiun yang pada
prinsipnya memiliki bentuk yang hampir sama dengan money purchase plan.
Perbedaannya terletak dalam hal iuran seluruhnya, dimana dalam program
pensiun dengan saving plan. Karyawanlah yang menentukan jumlah iuran
tersebut. Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution pension plan
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.
a) Kelebihan Program Pensiun Iuran Pasti
1) Pendanaan (biaya/ iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau
diperkirakan.
2) Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap
tahunnya.
3) Lebih mudah untuk diadministrasikan
b) Kelemahan Program Pensiun Iuran Pasti
Program iuran pasti memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.
1) Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk
diperkirakan.
2) Karyawan menanggung risiko atas ketidakberhasilan investasi.
3) Tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan.
14

H. Program Pensiun dengan Iuran dan Tanpa Iuran


Menurut Siamat (2005 :715), program pensiun dengan iuran (contributory)
adalah program pensiun dimana karyawan atau perkerja atau pemberi kerja
diwajibkan membayar sejumlah iuran tertentu program pensiun. Di negara maju,
pembentukan program pensiun biasanya dilakukan dengan negoisasi dengan pihak
wakil pekerja, terutama apabila serikat pekerja di perusahaan tersebut telah
berjalan dan berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan program pensiun tanpa
iuran (non-contributory pension plan ) adalah penyelenggaraan program pensiun
dimana seluruh biaya program ditanggung oleh pemberi kerja
Umumnya, program pensiun dilakukan dengan cara contributory. Namun
akhir-akhir ini terutama di negara-negara maju Kanada misalnya, timbul suatu
kecenderungan diaman sektor-sektor swasta menyelenggarakan program pensiun
dengan tidak mewajibkan pekerja membayar sejumlah iuran atau non-
contributory pension plan.
Kelebihan dan kelemahan yang diperoleh dari dari kedua bentuk
penyelenggaraan program pensiun tersebut.
1. Kelebihan contributory pension plan:
a. Secara teoritis, program ini akan mengurangi biaya pemberi kerja dengan
jumlah benefit yang sama dibandingkan dengan non-contributory pansion
plan
b. Iuran karyawan merupakan pengurangan pajak
c. Karyawan akan ebih berkepentingan dan menghargai program pensiun
apabila ikut membayar iuran
d. Apabila karyawan berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun,
mereka akan memperoleh kembali akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangannya
2. Kelebihan non-contributory pansion plan:
a. contributory pansion plan, karyawan akan menuntut untuk dapat duduk
dalam komite pensiun bila ada. sedangkan dalam program non-
contributory pansion plan pemberi kerja memiliki posisi yang lebih baik
dalam mengoperasikan program dan mengawasi investasi dana pensiun.
Namun, biasanya karyawan akan berusaha untuk meminta hak suara dalam
pengurusan program pensiun, baik contributory pansion plan atau non-
contributory pansion plan
15

b. dibanding program pensiun contributory, non-contributory lebih mudah


untuk diadministrasikan
c. jumlah gaji bersih karyawan akan lebih besar karena tidak dipotong
dengan iuran. Oleh karena itu pemberi kerja tidak perlu lebih sering
menaikkan gaji karyawannya sebagai kompensasi akibat dipotongnya
senagian gaji untuk iuran, sebagaimana halnya pada program pensiun
contributory

I. Jenis Kelembagaan Dana Pensiun


Jenis kelembagaan dana pensiun menurut Pasal 2 Undang-undang No. 11
Tahun 1992, dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu :
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Lembaga ini dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan,
selaku pendiri dan untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti
atau program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh
karyawannya sebagai peserta dan yang menimbulkan kewajiban terhadap
pemberi kerja.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank
atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran
pasti bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah
dari Dana Pensiun Pemberi Kerja.
Sejalan dengan ditetapkannya UU No. 11 Tahun 1992 tersebut di atas, maka
bagi orang atau badan usaha yang akan menyelenggarakan program pensiun dapat
memilih beberapa alternatif sebagai berikut :
a. Mendirikan sendiri dana pensiun pemberi kerja (DPPK) bagi karyawan.
b. Membentuk dppk bersama-sama dengan pemberi kerja lain.
c. Bergabung pada dppk yang telah didirikan oleh pemberi kerja lain.
d. Mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK)
Program pensiun yang boleh dijalankan menurut ketentuan ini adalah :
a. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan)
16

Yaitu program yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun


atau program pensiun lain yang bukan merupakan program pensiun iuran
pasti.
b. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan)
Yaitu program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya ditempatkan pada
rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.
Selanjutnya, untuk memperoleh gambaran mengenai jenis program dan
sumber iuran dana pensiun dapat diikuti pada gambar dibawah ini.

Jenis Program Sumber Iuran


Dana Dana Dana Pensiun
Pensiun Pensiun

Iuran dari
Pemberi
Kerja dan
Program
Peserta
Pensiun
Manfaat Pasti
Dana Pensiun Iuran hanya
(PPMP)
Pemberi Kerja dari Pemberi

(DPPK)
17

Iuran dari
Program Pemberi Kerja
Pensiun Iuran dan Peserta
Iuran
Dana Pasti (PPIP)
Tetap
Pensiun
Iuran hanya
dari Pemberi Iuran
Kerja Berdasark
an
Keuntunga
Iuran hanya
Dana Pensiun dari Peserta
Lembaga
Program Iuran hanya
Keuangan
pensiun Iuran dari pemberi
(DPLK)
Pasti (PPIP) kerja a.n
peserta
Iurann dari
Pemberi
Kerja dan
Peserta
Gambar 2.1 Jenis, Program dan Iuran Dana Pensiun
(UU Nomor 11 Tahun 1992)

J. Penyelenggaraan Program Pensiun


Menurut Siamat (2005: 716), penyelenggaraan program pensiun bagi
karyawan dilakukan dengan 2 cara:
1. Membentuk badan hukum Dana Pensiun Pemberi Kerja. Penyelenggaraan
program pensiun oleh pemberi kerja dilakukan dengan membentuk badan
hukum Dana Pensiun yang pendiriannya harus memperoleh pengesahan dari
Menteri Keuangan. Tata cara pembentukan Dana Pensiun, dalam rangka
penyelenggaraan program pensiunan diatur dalam UU No.11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun.
18

2. Mengikutsertakan karyawan pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Bank-


bank umum dan perusahaan asuransi jiwa, menurut UU No. 11 Tahun 1992
diperkenankan membentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan untuk umum
sebagai bagian dari pelayanan dibidang jasa keuangan. Perusahaan yang
memiliki karyawan yang jumlahnya relatif sedikit, dengan pertimbangan
efisiensi biasanya memilih mengikutsertakan karyawannya pada salah satu
Dana Pensiun Lemabaga keuangan.

Pengelola Program Pensiun


Lembaga pengelola program pensiun yang dibentuk oleh pemberi keja
disebut dana pensiun. Lembaga ini merupakan badan hukum yang berdiri sendiri
dan terpisah dari perusahaan induknya atau perusahaan yang membentuknya.
Oleh karena itu, segala kekayaan dan kewajibannya secara hukum terpisah dari
keuangan perusahaan induknya. Karena merupakan badan hukum, maka dana
pensiun khususnya dana pensiun pemberi kerja harus memiliki pengurus atau
manajemen tersendiri dan terpisah dari kepengurusan perusahaan tersendiri.
Manajemen inilah yang selanjutnya memiliki fungsi dan tugas dalam
pengadministrasian program pensiun, memelihara catatan semua peserta,
administrasi keuangan, membayar manfaat, membuat dan melaksanakan strategi
atau kebijaksanaan dalam melakukan investasi atasa dana (iuran) dari pemberi
kerja dan karyawan peserta (apabila contributory plan). Namun dengan
banyaknya perusahaan penasihat investasi (investment management), pengelolaan
investasi dana pensiun dapat diserahkan kepada salah satu atau beberapa
perusahaan investment management dengan melakukan perjanjian atau kontrak
manajemen. Perusahaan tersebut selanjutnya bertanggungjawab untuk mengelola
investasi dan pensiun yang bersangkutan sesuai dengan kebijaksanaan atau
strategi yang telah diatur dalam investment agreement. Perjanjuan tersebut
biasanya diatur mengenai hal-hal pokok yang berkaitan, antara lain:
a. Segmen usaha atau investasi yang boleh dimasuki
b. Maksimum jumlah dana yang dapat dialokasikan untuk setiap instrument
investasi, misalnya dalam real estate dan surat-surat berharga yang
diterbitkan emiten asing
c. Pelaporan mengenai perkembangan investmen untuk setiap periode tertentu
d. Pembayaran fee atau konsumsi
19

Perjanjian mengenai komisi dan kebijaksanaan investasi tersebut diatas tentunya


tetap harus tunduk dan disesuaikan dengan batasan-batasan atau ketentuan
peundangan investasi dana pensiun di Indonesia, dalam hal ini direktorat dana
pensiun, departemen keuangan.

K. Metode Pembiayaan Program Pensiun


Menurut Siamat (2005: 717) Memperhitungkan biaya untuk penyelenggaraan
program pensiun selalu dihadapkan pada pertanyaan: berapa besar jumlah iuran
yang perlu ditetapkan. Untuk menetapkan jumlah iuran tersebut, beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkanantara lain:
a. Besarnya nilai manfaat atau benefit
b. Usia rata-rata karyawan
c. Skala gaji perusahaan yang bersangkutan
d. Jumlah masa kerja
Menurut Siamat (2005: 717-720), dalam melakukan pembiayaan program
penisun, umumnya dikenal dua cara yaitu pay as you go dan funding system
1. Pay As You Go
Dalam periode pay as you go atau disebut juga current cost method, pemberi
kerja hanya membiayai manfaat pensiun seorang karyawan atau peserta begitu
diperlukan di luar gaji terakhir. Metode ini relatif kurang konservatif
dibandingkan dengan metode pembiayaan pensiun lainnya dan sebenarnya tidak
dilakukan pendanaan sama sekali, karena memang tidak ada dana yang terhimpun
atau yang dipupuk dari awal yang berasal dari iuran, seperti halnya dengan
cintributory plan. Metode pembiayaan ini kurang begitu populer dan banyak
negara yang memiliki Undang-undang Dana Pensiun tidak memasukan metode ini
sebagai metode pendanaan. Demikian pula di Indonesia, program pensiun yang
menggunakan pay as you go atau program sejenis yang tidak menggunakan
funding system tidak diperkenankan menurut UU No. 11 Tahun 1992.
Kelemahan metode ini adalah baik bagi karyawan atau pensiun jelas tidak
memiliki jaminan atau kepastian mendapatkan pensiun. Disamping itu, pemberi
kerja akan menghadapi beban biaya yang lebih besar jika jumlah pensiun semakin
bertambah. Dengan metode pay as you go, katyawan dan pensiun akan kehilangan
manfaat pensiunnya apabila pemberi kerja mengalami insolvent.
20

Sedangkan kelebihannya adalah pemberi kerja tidak diharuskan


menginvestasikan dana dalam suatu dana pensiun atau perusahaan asuransi jiwa.
Beberapa program pensiun pemerintahan atau lembaga semi pemerintahan yang
menggunakan metode pay as you go tetap memelihara cadangan atau pendanaan
yang jumlahnya tidak ditetapkan secara akuratis, meskipun sebenarnya tidak
diharuskan, misalnya Canada Pension Plan dan Qubec Pension Plan. Ciri-ciri
metode pay as you go antara lain.
a. Tidak terdapat ketentuan mengenai besarnya manfaat pensiun
b. Manfaat tidak ditetapkan dan belum dijanjikan
c. Pensiun merupakan bagian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan usaha
2. Funding System
Funding system adalah metode pemupukan dana yang bersumber dari peserta
dan pemberi kerja. Metode ini merupakan metode yang relatif baik daripada
sistem pay as you go yang telah dijelaskan diatas. Dengan cara ini penghimpunan
dana dilakukan agar dapat dipai untuk dapat dipakai untuk pembayaran manfaat
pada masa yang akan datang.
Sumber pendanaan ini diperoleh dari setiap karyawan atau peserta program
pensiun maupun pemberi kerja dan biasanya dilakukan sejak saat karyawan
menjadi peserta, yang umumnya pada saat karyawan dimaksud telah diangkat
sebagai karyawan tetap pada suatu perusahaan.
Metode pendanaan pada dasarnya dapat dibedakan dalam bentuk single
premium funding dan level premium funding.
a. Single premim funding
Pendanaan berdasarkan metode single premium atau disebut juga unit benefit
method adalah biaya setiap peserta program untuk suatu tahun tertentu
ditentukan menggunakan faktor anuitas (deferred annuity factors) untuk
menetapkan nilai sekarang dari pensiun tahunan peserta, setelah
memperhitungkan masa kerja. Pembayaran pensiun untuk suatu tahun
merupakan satu unit manfaat (benefit unit) yang besarnya, misalnya 2% dari
gaji tahun tersebut (dalam program career average) atau sebesar Rp. 30.000
per bulan (apabila program flat benefit).
b. Level Premium Funding
Metode level pemium adalah metode pendanaan yang dirancang untuk
menghindari kenaikan baiaya pensiun, yang terjadi pada saat usia peserta
21

semakin bertambah dan pada saat kenaikan gaji. Untuk itu, perlu penetapan
tingkat premi tahunan (yang dinyatakan dalam rupiah per pegawai atau
sebagai presentase tertentu dari penggajian) yang apabila dibayarkan setiap
tahun mendatang akan memberikan seluruh manfaat yang akan datang. Oleh
karena itu, biaya untuk seorang peserta cenderung untuk menjadi lebih tinggi
apabila usia peserta lebih muda dan lebih rendah apabila umur peserta lebih
tua, dibandingkan denga single premium funding. System level premium
funding ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1) Pembayaran iuran dilakukan secara berangsur angsur atau dicicil selama
karyawan masih aktif kerja
2) Karyawan mendapatkan perlindugan yang lebih baik, karena apabila
pemberi kerja sewaktu-waktu bangkrut, misalnya atau terpaksa berhenti
beroperasi, karyawan akan tetap menerima manfaat karena dana memang
telah dihimpun sejak karyawan mulai bekerja
3) Memiliki dampa terhadap ekonomi makro karena dana yang dhimpun
dapat diinvestasikan kembali sebagai biaya pembangunan nasional

L. Manajemen Kekayaan Pensiun


Kekayaan dana pensiun dan kemampuannya untuk meningkatkan penghasilan
investasi di masa yang akan datang merupakan sumber utama terjaminnya
pembayaran manfaat pensiun, yaitu jaminan hak manfaat peserta yang telah
terkumpul pada akhirnya akan terpenuhi. Oleh karena itu manajemen kekayaan
dana pensiun merupakan masalah utama bagi pihak sponsor maupun lembaga
pengawas, yang memiliki beban tanggung jawab untuk melindungi kepentingan
karyawan atau peserta program pensiun dan anggota keluarga yang berhak
memperoleh manfaat pensiun. Dana pensiun, sebagaimana sifat usahannya dengan
dan melibatkan banyak orang sehingga operasi dana pensiun di berbagai negara
diawasi dengan berbagai peraturan oleh lembaga-lembaga pemerintah yang
ditugaskan untuk itu.
1. Strategi dan Kebijakan Investasi
Menurut Siamat (2005 : 722), dana pensiun besar, biasanya mengembangkan
suatu kebijakan investasi secara tertulis dalam pengelolaan kekayaannya.
Kebijakan investasi tersebut kemudian dibicarakan dengan manajer investasinya,
yang secara periodik dapat diubah dan disesuaikan dengan keadaan perekonomian
22

dan perkembangan pasar modal atau dengan peraturan pemerintah. Tidak semua
program pensiun memiliki suatu kebijakan investasi formal, kalaupun ada,
biasanya relatif sederhana dan tidak lengkap. Banyak pendiri dana pensiun
mendelegasikan pelaksanaan pengembangan kebijakan investasinya kepada
perusahaan investasi (investment company).
2. Pokok-pokok Kebijakan Investasi
Menurut Siamat (2005 : 722-723), kebijakan investasi suatu dana pension,
mencakup komponen beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Tingkat Keuntungan
Sasaran tingkat keuntungan (rate of return) dapat dinyatakan dalam
berbagai cara. Cara pertama, yang sangat umum, yaitu dengan tanpa
menyebutkan suatu jumlah. Pendekatan yang paling sederhana yang dapat
digunakan adalah dengan menyatakan tingkat bunga nominal keuntungan
atas jumlah agregat portofolio, meskipun cara tersebut kurang begitu
memuaskan. Pendekatan ini mengabaikan formula alokasi kekayaan dan
perkiraan tingkat keuntungan atas berbagai jenis instrumen investasi dan
berbagai sektor dari pasar modal. Oleh karena itu atas pertimbangan
tersebut, kadang-kadang tingkat keuntungan ditetapkan dengan mengadakan
pemisahan sasaran keuntungan bagi masing-masing segmen portofolio
investasi.
e. Risiko
Unsur kedua kebijakan investasi adalah penentuan jumlah risiko portofolio
yang bersedia diterima oleh sponsor program pensiun. Risiko yang
berkaitan dengan portofolio saham biasa, umunya dipandang sebagai suatu
variasi dari keuntungan sebenarnya terhadap keuntungan yang diperkirakan.
Varian keuntungan tersebut dapat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi,
misalnya resesi dan inflasi yang dapat menyebabkan keuntunagan yang
tidak diperkirakan pada keseluruhan saham biasa atau terhadap perusahaan
secara individu.
f.Kebutuhan likuiditas
23

Pada prinsipnya program dana pensiun membutuhkan likuiditas relatif lebih


kecil, yang dapat dipenuhi dari pengelolaan kas dana pensiun.
g. Diversifikasi
Diversifikasi pada dasarnya merupakan metode untuk mencapai sasaran
penting manajemen portofolio, seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu
tingkat keuntungan yang diinginkan, menjaga berkurangnya dana dari
risiko investasi dan memenuhi kebutuhan likuiditas. Diversifikasi
portofolio dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan misalnya jenis
kekayaan, sektor dan kualitas peringkat aset yang akan dijadikan sebagai
instrumen investasi.
3. Jenis-jenis Investasi
Pada prinsipnya dana pensiun dapat melakukan investasi dalam berbagai
bentuk. Namun, kebebasan investasi dana pensiun biasanya tetap dibatasi oleh
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga pengawas. Portofolio investasi
dana pensiun umumnya didominasi dalam bentuk saham, obligasi, jangka
menengah-panjang, instrumen pasar uang, kontrak anuitas grup, dan jenis
investasi konvensional lainya. Porsi yang relatif lebih kecil diinvestasikan dalam
real estate, mortgage, surat-surat berharga asing, dan instrumen investasi baru
yang dapat menawarkan prospek yang lebih tinggi daripada keuntungan rata-rata.
Dana pensiun indonesia belum diperkenankan melakukan investasi dalam surat-
surat berharga yang di terbitkan di luar negeri (Siamat, 2005 : 723).

M.Peran Dana Pensiun


Diharapkan dana pensiun dapat berperan secara aktif dalam pembangunan
sebagai salah satu lembaga keuangan penghimpun dana sekaligus membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja
(Budisantoso & Triandaru, 2006 : 277)
2. Kelemahan Program Pensiun
a. Belum ada ketentuan yang mengatur hal-hal mendasar untuk menjamin
terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak penyelenggara program
pensiun.
b. Pengelolaan yayasan dana pensiun masih banyak yang kurang profesional.
24

c. Keuntungan lembaga atau yayasan dana pensiun yang besar tidak diimbangi
dengan perbaikan manfaat pensiun yang sepadan.
3. Keunggulan Dana Pensiun
a. Pengelola yang ditunjuk seyogyanya profesional, setia, jujur, serta mampu
menyusun rencana dan berpikir jangka panjang.
b. Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga keuangan dengan
likuiditas dan solvabilitas yang tinggi sehingga memberikan posisi tawar
menawar yang kuat dalam melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan
lain.
c. Untuk mengurangi risiko kematian atau kecelakaan dari peserta, maka
sebagian atau seluruh peserta dapat dipertanggungkan dengan asuransi jiwa
atau kecelakaan kepada perusahaan asuransi dengan premi asuransi relatif
rendah karena sifat kolektif dan mendapat pembagian keuntungan atas
pertanggungan jiwa para peserta.

N. Pengaturan Dana Pensiun di Indonesia


Dalam penjelasan UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan
bahwa dalam rangka upaya memelihara kesinambungan, penghasilan pada hari
tua perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih berdaya guna. Dalam
hubungan ini di masyarakat telah berkembang suatu bentuk tabungan masyarakat
yang semakin banyak dikenal oleh para karyawan, yaitu dana pensiun. Bentuk
tabungan ini merupakan ciri sebagai tabungan jangka panjang, yang dapat
dinikmati hasilnya setelah karyawan yang bersangkutan pensiun. Penyelenggaraan
ini dilakukan dalam suatu program, yaitu program pensiun yang mengupayakan
manfaat pensiun bagi pesertanya melalui suatu sistem pemupukan dana yang
lazim disebut sistem pendanaan.
Sistem pendanaan suatu program pensiun memungkinkan terbentuknya
akumulasi dana yang dibutuhkan untuk memlihara kesinambungan penghasilan
peserta program pensiun selama ini telah didukung oleh pemerintah melalui
peraturan perundangan di bidang perpajakan, yaitu dengan pemeberian fasilitas
penundaan pajak (penghasilan) sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 ayat (3) huruf
h UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang lengkapnya sebagai
berikut :
25

“Penghasilan modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana


dimaksut pada huruf g (iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun
yang pendiriannya telah di sahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar
pemberi kerja maupun pegawai), dalam bidang-bidang tertentu yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan”.

Di sisi lain, banyak masyarakat yang berstatus pekerja mandiri, yang tidak
menjadi karyawan dari orang atau badan lain. Terhadap mereka ini perlu diberi
kesempatan untuk mempersiapkan diri menghadapi masa purna bakti, sekaligus
kesempatan untuk turut menggunakan fasilitas penundaan pajak penghasilan.
Dengan demikian, dibutuhkan perundangan yang jelas sebagai landasan hukum
bagi penyelenggaraan program pensiun. Selanjutnya, dengan di undangkannya
UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun ini diharapkan pembentukan Dana
Pensiun di Indonesia akan semakin tumbuh pesat, tertib, dan sehat sehingga
membawa manfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Pegadaian
A. Pengertian dan Status Hukum Pegadaian
Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, disebutkan bahwa gadai
adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang
bergerak. Barang bergerak diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh
seorang lainatas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang
berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripada orang yang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya
untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus
didahulukan.
1. Perusahaan Umum Pegadaian
Menurut Budisantoso & Triandaru (2006 : 212), perusahaan umum pegadaian
adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin
untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam
bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud
dalam Kitab Undang-undnag Hukum Perdata Pasal 1150 di atas. Tugas pokoknya
adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar
26

masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang


cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. Masyarakat
yang sedang memerlukan pinjaman ataupun mengalami kesulitan keuangan
cenderung dimanfaakan oleh lembaga keuangan seperti lintah darat dan pengijon
untuk mendapatkan sewa dana atau bunga dengan tingkat yang sangat tinggi.
2. Status Hukum Pegadaian
Pada masa Pemerintah Republik Indonesia, Dinas Pegadaian merupakan
kelanjutan dari pemerintah Hindia Belanda dan status pegadaian diubah menjadi
Perusahaan Negara (PN). Pegadaian berdasarkan Undang-Undang No. 19 Prp.
1960 jo. Peraturan Pemerintah RI No. 178 Tahun 1961 tanggal 3 Mei 1961
tentang pendirian Perusahaan Pegadaian (PN Pegadaian). Kemudian, status badan
hukum PN Pegadaian tersebut berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan)
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 1969 tanggal 11 Maret 1969
tentang perubahan kedudukan PN Pegadaian menjadi jawatan Pegadaian jo. UU
No. 9 tahun 1996 tanggal 1 Agustus 1969 dan penjelasannya mengenai bentuk-
bentuk usaha negara dalam Perusahaan Jawatan (perjan). Perusahaan Umum
(Perum) Pegadaian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 tanggal
10 April 1990.

B. Kepengurusan dan Pengawasan Pegadaian


Menurut (2005 : 744) Perum Pegadaian dipimpin dan dikelola oleh
Dewan Direksi yang terdiri atas Direktur Utama dan 3 Direktur serta
dibantu dengan unit-unit pendukung lainnya. Pengangkatan dan
pemberhentian anggota direksi dilakukan oleh Presidn atu usul Menteri
Keuangan. Masa jabatan anggota direksi maksimal 5 tahun dan dapat
diangkat kembali. Sedangkan pembinaan dan pengawasan umum terhadap
kegiatan usaha Perum Pegadaian dilakukan oleh Menteri Keuangan yang
dalam pelaksanaannya dibantu oleh Direktur Jendral, berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

C. Tujuan Pegadaian
Menurut Siamat (2005 : 745), sifat usaha pegadaian pada prinsipnya
menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk
27

keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan. Oleh karena itu Perum


Pegadaian bertujuan untuk :
1. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan
program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional
peda umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum
gadai.
2. Mencegah timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan
pinjaman tidak wajar lainnya.

D. Kegiatan Usaha Pegadaian


Menurut Siamat (2005 : 745), kegiatan operasional Perum Pegadaian
yang telah dilakukan saat ini antara lain meliputi :
1. Menyalurkan uang pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum
gadai
2. Menerima jasa taksiran yaitu pelayanan kepada masyarakat yang
ingin mengetahi berapa besar nilai riil barang yang dimilikinya,
misalnya emas, berlian, intan, dan barang-barang bernilai lainnya.
3. Menerima jasa titipan yaitu pelayanan kepada masyarakat yang akan
menitipkan barang-barangnya.
4. Bekerja sama dengan pihak ketiga dalam memanfaatkan aset
perusahaan dalam bidang bisnis properti seperti dalam pembangunan
gedung kantor dan pertokoan dengan sitem Build Operat and
Transfer (BOT).
5. Kredit pegawai yaitu kredit yang diberikan kepada pegawai yang
berpenghasilan tetap.

E. Barang Jaminan Pegadaian


Menurut Siamat (2005 : 746), jenis barang yang dapat diterima sebagai
barang jaminan pada prinsipnya adalah barang bergerak antara lain :
1. Barang-barang perhiasan : semua perhiasan ang terbuat dari emas,
perhiasan perak, platina baik yang perhiasan intan, mutiara, batu
maupun tidak.
28

2. Barang-barang elektronik : tv, kulkas, radio, tape recorder, video,


radio cassete.
3. Kendaraan : sepeda, sepeda motor, mobil
4. Barang-barang rumah tangga : barang pecah belah.
5. Mesin : mesin jahit dan mesin motor kapal
6. Tekstil : kain batik, permadani
7. Barang-barang lain yang dianggap bernilai

F. Sumber Pendanaan Pegadaian


Menurut Siamat (2005 : 746), pegadaian sebagai lembaga keuangan
tidak diperkenankan meghimpun dana secara langsung dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, misalnya : giro, diposito dan tabungan,
sebagaimana halnya dengan sumber dana konvensional perbankan. Untuk
memenuhi kebutuhan dananya, Perum Pegadaian memiliki sumber-sumber
dana sebagai berikut :
1. Modal sendiri
2. Penyertaan modal pemerintah
3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
4. Pinjaman jangka panjang yang bersal dari KLBI
5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi

G. Produk dan Jasa Pegadaian


Menurut Budisantoso & Triandaru (2006 : 215), produk dan jasa yang
ditawarkan oleh Perum Pegadaian kepada masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai berarti mensyaratkan
pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh penerima
pinjaman. Konsekuensinya adalah jumlah atau nilai pinjaman yang
diberikan kepada masing-masing pinjaman sangat dipengaruhi oleh nilai
barang bergerak yang akan digadaikan. Pinjaman ini pada dasarnya adalah
kredit jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang tunai dari Rp
10.000 hingga Rp 20.000.000 dengan jaminan benda bergerak (perhiasan,
emas, alat rumah tangga, kendaraan, barang elektronik, dan sebagainya)
dengan prosedur mudah dan layanan cepat.
29

2. Penafsiran nilai barang


Selain memberikan pinjaman atas dasar hukum gadai, perum pegadaian juga
memberikan jasa penaksiran suatu barang. Jasa ini dapat diberikan oleh
Perum Pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan penaksir serta
petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir
nilai suatu barang yang akan digadaikan. Barang yang akan ditaksir pada
dasarnya meliputi semua barang bergerak yang bisa digadaikan, terutama
emas, berlian, intan. Masyarakat yang memerlukan jasa ini biasanya ingin
mengetahui nilai jual wajar atas bareang berhargannya yang akan dijual.
Atas jasa penaksiran yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh
penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran.
3. Penitipan Barang
Jasa lain yang ditawarkan perum pegadaian adalah penitipan barang. Perum
pegadaian dapat menyelenggarakan jasa tersebut karena perusahaan ini
mempunyai tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai,
misalnya adalah gudang dan tempat penyimpanan barang bergerak lain.
Karena mengingat bahwa gudang dan tempat penyimpanan barang bergerak
lain ini tidak selalu dimanfaatkan peneuh atau ada kalanya menganggur
maka dapat dimanfaatkan untuk memberikan jasa lain berupa perjanjian
barang. Masyarakat menitipkan barangnya di pegadaian karena alasan
keamanan penyimpanan terutama bagi masyarakat yang akan meninggalkan
rumahnya untuk jangka waktu yang lama. Atas jasa penitipan yang
diberikan Perum Pegadaian memperoleh penerimaan berupa ongkos
penitipan.
4. Jasa Lain
Di samping ketiga jasa tersebut, Perum Pegadaian tertentu juga menawarkan
jasa lain seperti.
a. Penjualan Koin Emas ONH
Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan
untuk tujuan persiapan dana pergi haji pemebelinnya. Selain untuk haji,
konsumen juga bisa membeli emas untuk tujuan investasi lain.
b. Krasida
30

Krasida adalah Kredit Angsuran Sistem Gadai. Krasida merupakan


pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil atas dasar
gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
c. Kreasi
Kreasi adalah Kredit Angsuran Fidusia. Kreasi merupakan pemberian
pinjaman kepada para pengusaha mikro dam kecil dengan konstruksi
penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjamannya dilakukan
melalui angsuran.
d. Kresna
Kresna atau Kredit Serba Guna, merupakan pemberian pinjaman kepada
pegawai atau karyawan dalam rangka kegiatan produktif atau konsumtif
dengan pengembalian angsuran.

H. Proses Pinjaman atas Dasar Hukum Gadai


Proses pinjaman pegadaian yang didasarkan pada hukum gadai dijelaskan
sebagai berikut.
1. Penyaluran dan Penggolongan Uang Pinjaman
Menurut Siamat (2005 : 746), besarnya jumlah uang pinjaman yang
disalurkan sangat dipengaruhi oleh golongan barang jaminan yang telah
ditetapkan berdasarkan ketentuan Direksi Perum Pegadaian. Pinjaman yang
diberikan dikelompokkan menjadi 5 golongan berdasarkan tingkat sewa
modal dan jangka waktu pinjaman, sebagaimana dijelaskan pada tabel
berikut.

Tabel 2.1 Penggolongan Pinjaman dan Sewa Modal Pegadaian


Gol Pinjaman yang di Jangka Sewa Modal Maksimum
berikan (Rp) Waktu Per 15 hari sewa modal
A 5.000 s/d 40.000 4 bulan 1,25% 10%
B 40.500 s/d 150.000 4 bulan 1,75% 14%
C 151.000 s/d 500.000 4 bulan 1,75% 14%
D 510.000 s/d 2.500.00 4 bulan 1,75% 14%
E 2.000.000 24 bulan 2% flat/bulan -
(Sumber : Prospektus Pegadaian, Jakarta, Juli 1994)
31

Dewan Pengawas

Direktur Utama

Direktur
Balai Direktur Direktur Satuan
Umum
Diklat Keuangan Operasional & Pengawas
Pengembangan an Intern
Subdit.
Anggaran dan
Permdolan
Subdit. Operasi Subdit.
dan Pemasaran Bangunan
Intern
Subdit.
Administrasi
Subdit.
Penelitian dan Subdit.
Subdit. pengembangan Kepegawaian
Perbendaharaan Usaha
32

Subdit.
Kesekretariatan Subdit. Tata
Perusahaan Usaha dan
Rumah Tangga

Kantor Daerah

Kantor Cabang

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perum Pegadaian


Sumber : Prospektus Perum Pegadaian, Jakarta, Juli 1994

2. Penaksiran
Penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dilakukan dengan
mewajibkan nasabah untuk menyerahkan barang bergerak sebagai barang
jaminan, seperti: emas, berlian, barang-barang elektronik, kendaraan bermotor,
dan lain-lain. Barang-barang tersebut selanjutnya ditaksir oleh petugas penaksir,
yang memang memiliki keahlian untuk hal tersebut, untuk menentukan besarnya
nilai uang pinjaman yang dapat diberikan. Pada dasarnya besarnya uang pinjaman
yang dapat diberikan menurut ketentuan saat ini dibagi berdasarkan golongan.
Untuk golongan A adalah 84% dari nilai taksir dan untuk golongan B, C dan D
adalah 89% dari nilai taksiran. Taksiran atas barang jaminan tersebut didasarkan
pada harga pasar setempat, yang senantiasa di up-date dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan nilai pasar barang yang akan digadaikan.
3. Prosedur Pemberian dan Pelunasan Pinjaman
33

Prosedur untuk memperoleh uang pinjaman dari pegadaian bagi masyarakat


yang membutuhkan dana segera sangat sederhana, mudah dan cepat. Pegadaian
pada prinsipnya tidak membutuhkan berbagai jenis persyaratan, sebagaimana
halnya dengan perbankan.
a. Prosedur untuk mendapatkan pinjaman dari pegadaian
1) Calon nasabah datang langsung ke loket penaksiran dan menyerahkan
barang yang akan dijaminkan dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak bisa datang sendiri.
2) Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk menaksir dan
menetapkan harganya berdasarkan taksiran yang dibuat penaksir, akan
ditetapkan besarnya uang pinjaman yang dapat diterima oleh nasabah.
3) Selanjutnya pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir tanpa ada
potongan biaya apapun kecuali potongan premi asuransi.

Petugas Penaksir
Barang Jaminan

Nasabah

Kasir
Uang Pinjaman

Gambar 2.3 Prosedur Pemberian Pinjaman


b. Prosedur pelunasan uang pinjaman
1) Uang pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa harus menunggu
selesainya jangka waktu
34

2) Nasabah membayar kembali pinjaman + sewa modal (bunga) langsung


kepada kasir disertai dengan bukti surat gadai
3) Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpanan barang jaminan
4) Barang yang digadaikan dikembalikan kepada nasabah.

Pelunasan+Sewa modal (bunga) Kasir

Nasabah

Pengeluaran
Barang
Barang Jaminan
Jaminan

Gambar 2.4 Prosedur Pelunasan Uang Pinjaman Pegadaian

I. Manfaat Pegadaian
Menurut Budisantoso & Triandaru (2006 : 222-223), terdapat beberapa manfaat
dari pegadaian yang dilihat dari sisi nasabah dan Perum Pegadaian.
1. Bagi nasabah
a. Ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit
perbankan.
b. Penaksiran nilai suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
c. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
2. Bagi Perum Pegadaian
a. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
yang telah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
35

b. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara


dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat
yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian materi yang telah dijelaskan di atas, maka makalah ini
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dana pensiun merupakan lembaga atau badan yang mengelola program
pensiun yang di maksutkan untuk memberikan kesejahteraan para karyawan
perusahaan yang telah pensiun.
2. Tujuan penyelenggaraan dana pensiun adalah :
1) Bagi pemberi kerja yaitu kewajiban moral, loyalitas, kompetensi pasar
tenaga kerja.
2) Bagi karyawan rasa aman terhadap masa ang akan datang.
3. Manfaat pensiun adalah manfaat normal, pensiun dipercepat, pensiun ditunda
dan pensiun dipercepat.
4. Sistem pembayaran manfaat pensiun kepada karyawan dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu pembayaran secara sekaligus (lump sum) dan pembayaran
secara berkala (anuity)
5. Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992
didasarkan pada asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan
hukum pendirinya, asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan, asas
pembinaan & pengawasan, asas penundaan manfaat, asas kebebasan untuk
membentuk atau tidak membentuk dana pensiun.
6. Hal penting yang umumnya diatur di dalam suatu peraturan pensiun meliputi
siapa yang berhak menjadi peserta, manfaat apa saja yang akan diberikan dan
dalam bentuk apa, kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang
dijanjikan kepada peserta, sumber pembiayaanya.
7. Program pensiun yang umumnya dipakai di perusahaan swasta dan perusahaan
milik negara maupun bagi karyawan pemerintah terdiri atas dua jenis yaitu
Program Pensiunj Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti.
8. Program pensiun dalam prinsipnya bisa diselenggarakan dengan bentuk
contribury atau non contribury.

36
37

9. Jenis kelembagaan dana pensiun menurut Pasal 2 Undang-undang No. 11


Tahun 1992, dapat dibatasi dalam dua jenis yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja
dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
10. Penyelenggaraan program pensiun bagi karyawan dapat dilakukan dengan
cara membentuk badan hukum dana pensiun pemberi kerja dan
mengikutsertakan karyawan pada dana pensiun lembaga keuangan.
11.Metode pembiayaan program pensiun yaitu pay as you dan funding system.
12. Kekayaan dana pensiun dan kemampuannya untuk meningkatkan penghasilan
investasi di masa yang akan datang merupakan sumber utama terjaminnya
pembayaran manfaat pensiun.
13. Dana pensiun diharapkan dapat berperan secara aktif dalam pembangunan
sebagai salah satu lembaga keuangan penghimpunan dana sekaligus membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyedia lapangan kerja.
14. Dalam penjelasan UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan
bahwa dalam rangka upaya memelihara kesinambungan, penghasilan pada hari
tua perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih berdaya guna dan
berhasil guna.
15. Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia
yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga
keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat
atas dasar hukum gadai.
16. Perum pegadaian dipimpin oleh Dewan Direksi, yang terdiri atas Direktur
Utama dan 3 Direktur dibantu dengan unit-unit pendukung lainnya.
17. Perum Pegadaian bertujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang
pelaksanaan kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional berupa penyaluran uang pinjaman.
18. Kegiatan operasional yang dilakukan perum pegadaian meliputi menyalurkan
uang pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai, menerima jasa
taksiran, menerima jasa titipan, bekerja sama dengan pihak ketiga.
19. Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pegadaian adalah
barang bergerak.
38

20. Sumber pendanaan perum pegadaian berasal dari modal sendiri, penyertaan
modal pemerintah, jaminan jangka pendek dari perbankan, pinjaman jangka
panjang dari KLBI, dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.
21. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh perum pegadaian kepada masyarakat
adalah pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai, penaksiran nilai barang,
penitipan barang dan jas lain.
22. Proses peminjaman pegadaian yang didasarkan pada hukum gadai adalah
penyaluran dan penggolongan uang pinjaman, penaksiran, prosedur pemberian
dan pelunasan pinjaman.
23. Manfaat pegadaian dapat dilihat dari sisi nasabah dan perum pegadaian, yaitu:
a. Bagi nasabah
1) Ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit
perbankan.
2) Penaksiran nilai suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
3) Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
b. Bagi Perum Pegadaian
1) Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
yang telah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
2) Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara
dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat
yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
DAFTAR RUJUKAN

Budisantoso, T & Triandaru, S. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi
Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan


Perbankan. Edisi ke lima. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmia: Skripsi,
Tesis, Desertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitihan. Edisi
Kelima. Malang : Universitas Negeri Malang.
UU RI No. 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun. (online). (www. Sjdih .depkeu
.go. id ). Diakses 5 Oktober 2017.

UU RI No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ke Empat Atas Undang-undang


Nomor 7 Tahun 1983 Pajak Penghasilan. (online). (Ketentuan.pajak.go.id).
Diakses 7 Oktober 2017.

39

Anda mungkin juga menyukai