Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hukum Pidana Khusus
Dosen Pengampu: Dr. Abdul Jabar Rahim, S.H., M.H.
Disusun Oleh:
Istiadi Sugiarto
22109209
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas karunia,
rahmat, dan nikmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul Tindak Pidana Khusus di Bidang Perbankan. Makalah ini juga diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Pidana Khusus.
Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna karena memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi serta sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan untuk penulisan makalah kedepannya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Pengertian Tindak Pidana di Bidang Perbankan...........................................................6
B. Jenis-Jenis Tindak Pidana di Bidang Perbankan..........................................................6
1. Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Perizinan.....................................................7
2. Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Rahasia Bank..............................................8
3. Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Usaha Bank..............................................10
C. Pengaturan Tindak Pidana di Bidang Perbankan di Indonesia..................................12
BAB III PENUTUP......................................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................................18
B. SARAN.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
dituntut mempunyai keterampilan mengelola kekayaan, utang dan modal bank yang
tercermin dalam neraca bank dengan baik. Suatu hal yang lebih mendasar dari
keahlian dan keterampilan tersebut adalah adanya itikad baik. Artinya pengurus bank
seharusnya adalah pihak yang menjunjung tinggi etika profesionalisme. Karena latar
belakang inilah akhirnya penulis berkeinginan untuk mengambil tema dalam makalah
yang akan penulis susun, dengan judul Tindak Pidana dalam Perbankan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa pengertian tindak pidana di bidang perbankan
2. Untuk mengetahui apa saja jenis tidak pidana di bidang perbankan;
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan tindak pidana di bidang perbankan dalam
peraturan lainnya di Indonesia;
D. Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat (1) :“Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu tanpa izin usaha
dari Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17,
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
7
Ayat (2): “Anggota dewan komisaris, direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi
lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib
dirahasiakan menurut Pasal 40, diancam dengan pidana penjara
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
serta denda sekurang-kurangnya Rp. 4.000.000.000,- (empat miliar
rupiah) dan paling banyak Rp. 8.000.000.000,- (delapan miliar rupiah).”
Pasal 47A:“Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang dengan
sengaja tidak memberikan keterangan yang wajib dipenuhi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42A dan Pasal 44A, diancam
dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan paling
lama 7 (tujuh) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp.
4.000.000.000,- (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp.
15.000.000.000,- (lima belas miliar rupiah).”
Terhadap tindak pidana yang berkaitan dengan rahasia bank, ada beberapa
pengecualian sehingga pihak yang melakukan tindak pidana rahasia bank yang
dikecualikan tersebut, tidak dipidana. Tindak Pidana yang Berkaitan dengan
Pengawasan dan Pembinaan Bank
Untuk menjaga kelangsungan bank, maka setiap bank mempunyai
keharusan untuk mematuhi kewajibannya kepada pihak yang bertanggungjawab
dalam pengawasan dan pembinaan bank, dalam hal ini Bank Indonesia dan/ atau
otoritas jasa keuangan. Hal tersebut mutlak diperlukan karena sebagai lembaga
yang mengelola uang masyarakat dalam jumlah yang besar, maka Bank Indonesia
perlu mengetahui bagaimana perjalanan kegiatan dan usaha bank yang dituangkan
dalam bentuk laporan. Bank yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana
dimaksud diatas, maka telah melakukan tindak pidana di bidang perbankan
kelompok ini.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok
Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, disebutkan bahwa tindak pidana yang termasuk ke dalam jenis tindak
9
pidana yang berkaitan dengan rahasia bank, terdapat dalam Pasal 48 ayat (1) dan
Pasal 48 ayat (2), yang berbunyi:
Ayat (1): “Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang dengan
sengaja tidak memberikan keterangan yang wajib dipenuhi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal
34 ayat (1) dan ayat (2), diancam dengan pidana penjara sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun serta
denda sekurang-kurangnya Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah)
dan paling banyak Rp. 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah).”
Ayat (2): “Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang lalai
memberikan keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat
(2), diancam dengan pidana kurungan sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun dan paling lama 2 (dua) tahun dan/ atau denda sekurang-
kurangnya Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp. 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah).”
pembelian atau pendiskontoan oleh bank atas surat-surat wesel, surat promes,
cek, dan kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya, ataupun dalam rangka
memberikan persetujuan bagi orang lain untuk melaksanakan penarikan dana
yang melebihi batas kreditnya pada bank, diancam dengan pidana penjara
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun serta
denda sekurang-kurangnya Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling
banyak Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).”
Menurut penjelasan Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) butir a dan b, istilah
pengawai bank dalam pasal tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Dalam
ketentuan Pasal 49 ayat (1) dan ketentuan Pasal 49 ayat (2) butir a bahwa yang
dimaksud dengan pegawai bank adalah semua pejabat dan karyawan bank,
sedangkan dalam Pasal 49 ayat (2) butir b yang dimaksud dengan pegawai bank
adalah pejabat bank yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab tentang hal-
hal yang berkaitan dengan usaha bank yang bersangkutan.
Salah satu tindak pidana yang berhubungan dengan dunia perbankan adalah
tindak pidana pencucian uang. Dengan perkataan lain, Pencucian uang (money
laundering) adalah salah satu bentuk tindak pidana yang menggunakan jasa
pernbankan berhubungan dengan hasil kejahatan yang dilakukannya. Pencucian
uang (money laundering) adalah suatu tindakan dari seorang pemilik guna
membersihkan uangnya dengan cara menginvestasi atau menyimpannya di lembaga
keuangan, dimana tindakan tersebut disebabkan uangnya merupakan hasil dari
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
1. Tindak pidana di bidang perbankan harus lebih diperjelas dan lebih
transparan dikemukakan kepada semua pihak termasuk nasabah bank
yang bersangkutan;
2. Untuk menekan angka tindak kejahatan di bidang perbankan maka
sebaiknya pemerintah dan lembaga terkait harus terus mengawasi semua
pihak yang terlibat, baik pihak dalam maupun pihak luar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Barda Nawawi Arief. Kebijakan Hukum Pidana, Pt Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002.
18