Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Sholat Berjamaah dan Tata Caranya”

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Praktek Ibadah Dan
Qiraat di Presentasikan di Kelas EI G

KELOMPOK : 6

Lidia Sriwita ( 3220219)


Qhusnulman Ramdhan Tabrani (3220224)

Dosen Pengampu :

Muhammad Fajrul Mubarak, Lc, M..H

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

T.A 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena hanya atas segala
rahmat dan hidayah-Nya masih memberikan kesempatan kepada kita untuk menikmati semua
yang ia berikan, sehingga kita bisa menyelesaikan makalah “ Praktek Ibadah dan Qiraat ”
tepat pada waktunya, yang di bimbing oleh Bapak Muhammad Fajrul Mubarak .

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, baik
dosen pembimbing, teman teman, maupun pihak luar. Oleh karena itu kami sangat berterima
kasih atas segala dukungan dan kontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Kami selaku tim penulis menyadari bahwa penulis makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca
guna untuk meningkatkan pembuatan makalah lainnya pada waktu mendatang. Kami
berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaaat bagi semua.

Payakumbuh,9 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1. Latar Belakang ..........................................................................................4

2. Rumusan Masalah .....................................................................................4

3. Tujuan ........................................................................................................4.

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................5

1. Jelaskan yang dimaksud sholat berjamaah................................................5


2. Jelaskan hukum dan dalil dari shalat berjamaah...................................5
3. Jelaskan syarat dari Shalat Jamaah........................................................5
4. Bagaimana cara melaksanakan shalat jamaah.......................................6
5. Apa kedudukan imam..........................................................................7
6. Apa manfaat dan kesalahan yang ada di shalat jamaah........................10
BAB III PENUTUP.................................................................................... 11

Kesimpulan...........................................................................................11

Saran.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat berjamaah merupakan kewajiban bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak ada keringanan
untuk meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang dibenarkan dalam agama).
HR. Muslim dan Muttafaq ‘alaih adalah dua dari sekian banyak sabda Rasulullah SAW. yang
menegaskan bahwa sholat itu amatlah penting terutama sholat berjamaah. Tetapi dewasa ini
umat islam tidak terlalu mempersudikan panggilan adzan yang terdengar di telinganya.
Banyak alasan yang di dapat dari hal tersebut. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan
umat Islam akan dalil-dalil sholat berjamaah.
Maka dari itu penulis membuat makalah yang berjudul “SHOLAT BERJAMAAH” yang
insya Allah akan membantu pengetahuan akan pentingnya sholat berjamaah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sholat berjamaah?
2. Apa hukum dan dalil dari shalat berjamaah ?
3. Apa syarat dari Shalat Jamaah ?
4. Bagaimana cara melaksanakan shalat jamaah ?
5. Apa kedudukan imam ?
6. Apa manfaat dan kesalahan yang ada di shalat jamaah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sholat berjamaah.
2. Untuk mengetahui hukum dan dalil shalat jamaah
3. Untuk mengetahui syarat dari shalat jamaah
4. Untuk mengetahui cara melaksanakan shalat jamaah
5. Untuk mengetahui kedudukan imam
6. Untuk mengetahui hikmah dan manfaat sholat berjamaah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Jamaah
Menurut Bahasa, jamaah berarti sesuatu yang jumlahnya banyak. Kata al-jam’u berarti
menyatukan beberapa hal terpisah. Sedang menurut Istilah syariat, jamaah dipergunakan
untuk sebutan sekumpulan orang, yang diambil dari makna ijtimaa’ (perkumpulan). Minimal
perkumpulan tersebut adalah dua orang, yaitu imam dan makmum. Disebut shalat jamaah
karena adanya pertemuaan orang-orang yang shalat dalam bentuk perbuatan dalam tempat
dan waktu yang sama. Jika mereka meninggalkan keduanya atau salah satu dari keduanya
tanpa adanya sebab, maka tidak ada lagi jamaah atas hal itu.
B. Hukum Shalat Berjamaah
Para Ulama ada yang menyatakan bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu kifayah.
Artinya, kewajiban yang cukup dilaksanakan oleh sebagian umur saja. Jika ada sebagian
umat yang melaksanakannya maka yang lainnya tidak berdosa. Seperti halnya mengurus
jenazah. Ada pula yang menyatakan bahwa shalat berjamaah hukumnya sunah muakkadah,
sunah yang ditekankan. Sebagiannya lagi ada yang menyatakan bahwa ia fardhu ‘ain, wajib
bagi setiap individu yang tidak ‘udzur (halangan). Wanita dan lelaki yang ‘udzur menurut
pendapat ini hukumnya tidak wajib.
Namun para ulama telah sepakat bahwa shalat di Masjid merupakan ibadah yang paling
agung. Tetapi setelah itu mereka berbeda pendapat tentang status hukum shalat jamaah di
Masjid itu sendiri, apakah fardhu ‘ain (wajib bagi masing-masing individu), atau fardhu
kifayah, atau sunah muakad, sebagai berikut :
1. Fardhu ‘ain. Ketatapan ini berasal dari Imam Ahmad dan lainnya dari para Imam salaf
dan fuqaha’ khalaf
2. Fardhu kifayah. Inilah yang rajin dalam madzhab syafi’i juga pendapat sebagian
sahabat Malik dan pendapat dalam madzhab Ahmad.
3. Sunah muakad. Dan itulah yang populer dari sahabat-sahabat Abu Hanifah dan
mayoritas sahabat-sahabat Imam Malik, serta banyak dari sahabat Imam Syafi’i, dan
disebutkan satu riwayat dari Imam Ahmad
4. Fardhu ‘ain dan syarat sahnya shalat. Itulah pendapat satu kelompok dari sahabat lama
Ahmad dan sekelompok ulama salaf. Dan ini pula yang menjadi pilihan Ibnu Hazm dan
lainnya.
C. Dalil-dalil tentang Shalat Berjamaah
Shalat jamaah sangat dianjurkan oleh agama. Pahala yang didapat, dua puluh tujuh derajat
lebih besar daripada shalat seorang diri. Didalam shalat jamaah, terkandung nilai
kebersamaan, persatuan kesatuan, dan rasa solidaritas antar sesama muslim. Karena itu, Allah
menyediakan buat pelakunya pahala yang besar.

۲۹۳- : ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ َ ‫ى‬ َّ ِ‫ضى هللاُ َع ْنهُ اَ َّن ا لنَّب‬ ِ ‫ك ع َْن اَبِى ال ّزنَا ِد َع ِن ا اْل َ ْع َر‬
ِ ‫ج ع َْن اَبى هُ َر ْي َرةَ َر‬ ٌ ِ‫اَ ْخبَ َرنَا َمال‬
‫س َو ِع ْش ِر ْينَ ج ُْز ًءا‬
ٍ ‫صاَل ِة اَ َح ِد ُك ْم َوحْ َدهُ بِ َخ ْم‬ َ ‫ض ُل ِم ْن‬ َ ‫صاَل ةُ ا ْل َج َما َع ِة أَ ْف‬
َ

293. Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abi Zinad dari A’raj dari Abi Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi SAW telah bersabda : “Shalat berjamaah yang dilakukan
salah seorang diantara kamu lebih utama dari pada shalat sendirian, pahalanya berlipat dua
puluh lima kali”.
D. Syarat-Syarat Shalat Jamaah.
Untuk melaksanakan shalat berjamaah, ada beberapa syarat yang harus diketahui diantara-
Nya :
1. Mengetahui semua gerakan imam
Harus niat menjadi makmum
Tidak berdiri lebih depan dari imam
Tidak mendahului gerakan (rukun Fi’li) imam
Shalat makmum harus sama dengan shalat imam ( dalam hal niat waktu shalat)
Jarak antara imam dan makmum, atau antara makmum dengan baris makmum yang terakhir
tidak boleh lebih dari 300 hasta.
Tidak ada dinding yang memisahkan antara imam dan makmum. Kecuali bagi makmum
perempuan dengan syarat ada seorang atau lebih dari mereka yang dapat melihat semua
gerakan imam.
E. Shalat-shalat yang boleh berjamaah
Shalat-shalat yang boleh dilakukan secara berjamaah adalah semua shalat wajib. Sedangkan
shalat-shalat sunnah hanya beberapa saja, diantaranya :
Shalat hari raya (Lebaran Idul Fitri dan lebaran Qurban)
Shalat terawih
Shalat witir
Shalat gerhana
Shalat istisqa
Shalat jenazah
Adapun shalat sunnah yang lainnya terdapat perbedaan dari para ulama.
F. Cara melaksanakan shalat jamaah
Agar lebih tepat dalam mempraktekkan shalat berjamaah, kita harus memperhatikan posisi
(tumit) kaki-kaki dalam mengatur shaf, bukan memposisikan posisi badan.
Berikut cara-cara berjamaah :
Posisi satu orang makmum
Dalam hal ini berarti shalat berjamaah dilakukan oleh dua orang. Maka makmum harus
berada di samping kanan imam dengan posisi ujung jari-jari kaki makmum bertepatan dengan
ujung tumit imam.
Posisi dua orang makmum
Jika datang satu orang makmum lainnya, maka berdiri disamping kiri imam, sejajar dengan
makmum sebelah kanan dan tidak ada peraturan mundur jika hanya dua makmum.
Posisi tiga orang makmum
Jika datang makmum ketiga, maka berdirilah tepat dibelakang imam dengan jarak
disesuaikan kebutuhan tempat untuk sujud. Kemudian kedua makmum pertama harus mundur
hingga sejajar dengan makmum ketiga, walaupun tanpa ada isyarat dari makmum ketiga.
Posisi lebih dari tiga makmum
Jika datang makmum berikutnya, maka diutamakan agar berdiri sebelah kanan hingga penuh,
baru kemudian memenuhi sebelah kiri.
Niat menjadi makmum
Lafazh niat untuk menjadi imam adalah sebagai berikut
Misal shalat dzuhur
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َد ًءا إِ َما ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى‬
ٍ ‫الظه ِْر أَرْ بَ َع َر َك َعا‬
ُّ ‫ض‬ َ ُ‫ا‬
َ ْ‫صلِّي فَر‬
Artinya :”aku sengaja shalat fardhu zuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai imam
karena Allah”.
Akan tetapi niat menjadi imam bukanlah hal yang wajib dilakukan. Seorang imam bleh
berniat seperti biasa tanpa ada kata IMAAMAN kecuali ketika berjamaah untuk shalat
jum’at, maka berniat menjadi imam adalah kewajiban yang apabila tidak dilakukan shalat
jum’atnya tidak sah semuanya.
Niat menjadi makmum
Lafazh niat untuk menjadi imam adalah sebagai berikut
Misal shalat dzuhur :
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َد ًءا َمأ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى‬
ٍ ‫الظه ِْر أَرْ بَ َع َر َك َعا‬
ُّ ‫ض‬ َ ُ‫ا‬
َ ْ‫صلِّي فَر‬
Artinya :”aku sengaja shalat fardhu zuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai makmum
karena Allah”.
Dalam shalat berjama’ah ada dua istilah yang penting kita ketahui yaitu : makmum Muafiq
dan makmum Masbuq. Makmum muafiq adalah makmum yang mengikuti berjamaah sejak
pertama iqamah, atau dia adalah makmum yang menyaksikan takbiratul ihram imam.
Sedangkan makmum masbuq adalah makmum yang tidak menyaksikan takbiratul ihram
imam.
G. Kedudukan sebagai Imam
1. yang boleh menjadi imam
a) Laki-laki makmum kepada laki-laki.
b) Wanita makmum kepada laki-laki.
c) Wanita makmum kepada wanita.
d) Banci makmum kepada laki-laki.
e) Wanita makmum kepada banci.
2. Wanita tidak boleh menjadi imam
a) Laki-laki makmum kepada wanita.
b) Laki-laki makmum kepada banci.
c) Banci makmum kepada banci.
d) Banci makmum kepada banci.
e) Orang fasih dalam Al-Qur’an makmum kepada yang belum fasih.
H. Makmum Masbuq
Dalam sholat berjamaah ada dua istilah yang penting kita ketahui, yaitu Makmum Muafiq
dan Makmum Masbuq.
Makmum Muafiq adalah makmum yang mengikuti berjamaah sejak pertama iqamah, atau
makmum yang menyaksikan takbiratul ihram imam. Sedangkan makmum Masbuq adalah
makmum yang tidak menyaksikan takbiratul ihram imam.
1. Ketentuan-ketentuan makmum masbuq.
Dibanding dengan makmum muafiq, makmum masbuq memiliki ketentuan sendiri, di
antaranya sebagai berikut:
a) Tidak wajib menyelesaikan bacaan surat al-fatihah jika imam sudah rukuk. Karena jika
dia menyelesaikan bacaannya, hingga imam bangun dari rukuk, maka dia tertinggal rakaat
tersebut. Begitu pula jika makmum masbuq tiba ketika imam rukuk, maka dia hanya wajib
takbiratul ihram kemudian langsung rukuk.
b) Jika posisi makmum masbuq saling berseberangan, yaitu posisi dimana makmum
masbuq turun akan rukuk, sedangkan imam naik akan i’tidal, maka makmum masbuq tidak
mendapatkan rakaat tersebut.
c) Walaupun makmum masbuq bisa langsung mengikuti gerakan imam yang mana pun,
namun lebih utama jika menunggu hingga imam menyelesaikan rakaat tersebut (tentunya jika
bukan rakaat terakhir).
d) Jika makmum masbuq hanya menemui imam ketika tasyahud akhir, maka dia tidak
mendapatkan rakaat sama sekali, selain mendapatkan keutamaan berjamaah.
e) Selama imam belum selesai mengucapkan salam maka masih boleh untuk menjadi
makmum.
2. Tasyahud Awal bagi Makmum Masbuq
Kita tentu pernah mengalami kasus, misalnya tertinggal 1 rakaat sholat dzuhur. Artinya kita
(sebagai makmum masbuq) akan mendapati rakaat pertama langsung melakukan tasyahud
awal, mengikuti imam.
Pada rakaat kedua, (yang seharusnya melakukan tasyahud awal), adalah rakaat ketiga bagi
imam. Dan pada rakaat terakhir imam, kita mendapati tasyahud juga, sedangkan ketika kita
menambah satu rakaat setelah salam imam, kita akan melakukan tasyahud yang ketiga.
Dalam kasus seperti ini, tasyahud pertama yang kita lakukan bersama imam bukanlah
tasyahud awal, melainkan tasyahud untuk menghormati jamaah. Sedangkan tasyahud pertama
kita adalah pada saat tasyahud terakhir imam.
3. Menjadikan Makmum Masbuq sebagai Imam
Sebagaimana, telah dijelaskan, bahwa bagi seorang tidak wajib niat menjadi imam. Maka hal
ini akan memperbolehkan seorang makmum Masbuq (yang sudah selesai dari jamaah awal)
menjadi imam bagi makmum Masbuq berikutnya. Kasus seperti ini berlaku hingga berkali
lipat kedatangan makmum Masbuq lainnya.
I. Manfaat Salat Berjamaah
Dengan melaksanakan salat secara berjamaah, ada beberapa manfaat yang dapat kita
petik, diantaranya :
1. Merealisasikan salat pada waktunya, karena salat pada awal waktu merupakan salah
satu pekerjaan yang paling disukai Allah swt.
2. Merespon panggilan muadzin dengan niat salat berjamaah.
3. Berjalan menuju masjid dengan tenang.
4. Allah menjadi saksi atas setiap orang yang memelihara salat berjamaah di masjid
dengan penuh keimanan.
5. Setiap langkah yang diayunkan seorang muslim untuk menegakkan salat berjamaah
terhitung di sisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.
6. Orang yang merealisasikan salat berjamaah akan terbebas dari perangkap setan dengan
segala kejahatannya, dan dengan demikian ia telah bergabung ke dalam jamaah muslimin
sehingga setan menghindar darinya.
7. Pada salat jamaah terkandung didalamnya makna ta’wun ‘alal biri wa taqwa (tolong
menolong Dalam kebijakan dan takwa) serta amar ma’ruf dan nahi mungkar.
8. Di dalam salat berjamaah, suara kaum muslimin terhimpun menjadi satu, hati-hati
mereka berpadu saling mengidentifikasi satu dengan lainnya sehingga tergalang rasa
solidaritas diantara mereka.
9. Salat berjamaah melahirkan rasa kelembutan dan kasih sayang sesama muslim,
menghilangkan sifat kesombongan dan besar diri serta dapat mempererat ikatan persaudaraan
seagama (ukhuwah Islamiyah) maka terjadilah interaksi langsung antara kalangan tua dengan
yang muda dan antara orang kaya dan yang miskin.
10. Kita dapat memetik banyak pelajaran keimanan dari salat berjamaah ini, kita dapat
mendengar langsung alunan ayat-ayat Al-Qur’an yang menggetarkan hati.
11. Di dalam salat berjamaah juga, mencerminkan di dalamnya syiar-syiar Islam dan mampu
menggentarkan musuh-musuh Islam, serta mengigaukan zikrullah di masjid-masjid yang
didirikan atas dasar ketakwaan untuk meninggalkan dan menyebutkan namai-Nya.
12. Dengan masuknya seorang muslim ke dalam masjid untuk memenuhi panggilan azan,
juga secara tidak langsung ia telah mengajak kaum muslimin lainnya untuk ikut bergabung
bersama-sama dalam mendirikan salat berjamaah.
13. Dapat melaksanakan salat tahiyatul masjid ketika masuk masjid.
14. Setan menjauh darinya dikarenakan lari ketika mendengar suara azan.
15. Terbebas dari sifat nafik dan dari kesalahpahaman orang lain terhadap dirinya yang
mengira bahwa ia telaah meninggalkan salat yang pokok.
16. Berharap agar “amin” yang diucapkan dapat berbarengan dengan “aminnya” imam dan
“aminya” para malaikat.
17. Menjawab perkataan imam ketika imam mengucapakan : “sami’allahu liman hamidah”.
J. Berbagai Kesalahan dalam Melaksanakan Salat Jamaah.
1. Mendahului Gerakan Imam
2. Merendahkan Takbir bagi Imam
3. Mengeraskan Takbir bagi Makmum
4. Menyentuh Pundak Calon Imam
5. Berdiri Lebih Depan dari Imam
6. Berdiri Terlalu Jauh dari Imam
7. Tidak Berniat Menjadi Makmum
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sholat berjamaah adalah, sholat yang dilakukan secara bersama-sama, baik dua perang
atau lebih dengan memilih seorang imam untuk memimpin.
2. Banyak sekali hikmah dan manfaat sholat berjamaah, diantaranya adalah:
· Setan menjauh darinya dikarenakan mendengar suara adzan.
· Merespon panggilan muadzin dengan berniat sholat berjamaah.
· Berharap agar amiin yang diucapkan berbarengan dengan amiinnya imam dan aminnya
para malaikat.
· Terhitung di sisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.
B. Kritik dan Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kekepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Baihaqi, Abu Yusuf. BUKU PINTAR SHALAT LENGKAP. Jalamitra Media:2009.
Muiz, Yusuf. Panduan Shalat Terlengkap. Pustaka Makmur.

Anda mungkin juga menyukai