Anda di halaman 1dari 17

MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih

Dosen Pengampu : Dr. M. Ircham, LC.,M.Pd.I.

Disusun oleh :

Laily istiyani 63040200118

Shilfi Miladia C 63040200117

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt. Yang mana dengan limpahan rahmat dan karunia-
Nya makalah ini dapat dapat diselesaikan tepat pada waktunya, shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulllah Saw, beserta para keluarga dan
sahabat-sahabat beliau.

Dalam penyelesaian makalah ini kami tidak lepas dari pihak-pihak yang telah
membantu baik secara moril maupun spiritual sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dr. M. Ircham, LC.,M.Pd.I. selaku
dosen pengampu mata kuliah fiqih, teman-teman, dan pihak-pihak lain yang ikut
membantu.

Kami menyadari adanya banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar kami dapat
memperbaiki kesalahan yang mungkin ada dalam makalah ini. Dan kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pihak-pihak yang mungkin
memerlukan keterangan yang ada dalam makalah ini.

Salatiga, 22 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii

BAB I..................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................1

C. TUJUAN MAKALAH.............................................................................................................1

BAB II................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................................................2

A. PENGERTIAN SHOLAT........................................................................................................2

B. KONSEP SHOLAT.................................................................................................................4

C. MACAM-MACAM SHOLAT................................................................................................8

BAB II..............................................................................................................................................13

PENUTUP........................................................................................................................................13

A. KESIMPULAN......................................................................................................................13

B. SARAN..................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
  Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai mahluk yang
paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak mengerti terhadap
apa yang dilakukaan.  Selain itu juga bagi kaum fanatis yang tidak menghargai tentang arti
khilafiyah, dan menganggap yang berbeda itu yang salah. Oleh karena itu mari kita kaji bersama
tentang arti shalat, dan cara mengerjakannya serta beberapa unsur didalamnya.

Dalam pembahasan kali ini juga di paparkan sholat dan macamnya. Shalat merupakan salah


satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus
dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua
setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga
barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa
meninggalkan shalat maka akan meruntuhkan agama islam.
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat.
Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik
sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sholat ?
2. Apa saja konsep sholat?
3. Apa saja macam-macam sholat?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian sholat
2. Untuk mengetahui konsep sholat
3. Untuk mengetahui macam-macam sholat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SHOLAT
Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu
ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam dengan rukun dan persyaratan tertentu.

Menurut hakekatnya, sholat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah SWT, yang bisa
melahirkan rasa takut kepada Allah & bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap jiwa
terhadap kebesaran & kekuasaan Allah SWT. Menurut Ash Shiddieqy, sholat ialah
menggambarkan rukhus shalat atau jiwa shalat; yakni berharap kepada Allah dengan sepenuh hati
dan jiwa raga, dengan segala kekhusyu’an dihadapan Allah dan ikhlas yang disertai dengan hati
yang selalu berzikir, berdo’a & memujiNya.

Secara istilah syara’, khusyu’ ialah keadaan jiwa yang tenang & tawadhu’, kemudian
khusyu’ dihati sangat berpengaruh dan akan tampak pada anggota tubuh lainnya. Menurut A.
Syafi’i khusyu’ berarti menyengaja, ikhlas, tunduk lahir batin; dengan menyempurnakan keindahan
bentuk ataupun sikap lahirnya (badan), serta memenuhinya dengan kehadiran hati, kesadaran dan
pemahaman segala ucapan maupun sikap lahiriyah tersebut.

1. Dalil yang mewajibkan Sholat

Dalil yang mewajibkan sholat banyak sekali, baik dalam Al-Qur’an maupun hadist Nabi
Muhammad SAW.

Dalil ayat-ayat Al-Qur’an yang mewajibkan sholat antara lain:

a. Al-'Ankabut Ayat 45

Dِ‫ ر‬D‫ َك‬D‫ ْن‬D‫ ُم‬D‫ ْل‬D‫ ا‬D‫و‬Dَ D‫ ِء‬D‫ ا‬D‫ َش‬D‫ح‬Dْ Dَ‫ ف‬D‫ ْل‬D‫ ا‬D‫ ِن‬D‫ َع‬D‫ى‬Dٰ Dَ‫ ه‬D‫ ْن‬Dَ‫ ت‬Dَ‫ اَل ة‬DَّD‫ص‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ ِإ َّن‬Dۖ Dَ‫ اَل ة‬DَّD‫ص‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫م‬Dِ Dِ‫ َأ ق‬D‫ۗ َو‬

“Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar”

b. Al-Baqarah Ayat 43

2
Dَّ ‫ل‬D‫ ا‬D‫ا‬D‫ و‬DDDDDDDDDDDDDD‫ ُم‬D‫ ي‬Dِ‫ َأ ق‬D‫َو‬
D‫ن‬D‫ ي‬D‫ع‬Dِ D‫ ِك‬D‫ ا‬DَّD‫ر‬DDDDDDDDDDDDD‫ل‬D‫ ا‬D‫ َع‬DDDDDDDDDDDDDD‫ َم‬D‫ا‬D‫ و‬DDDDDDDDDDDDDُD‫ ع‬D‫ َك‬D‫ر‬Dْ D‫ ا‬D‫و‬Dَ Dَ‫ة‬D‫ ا‬DDDDDDDDDDDDDD‫ َك‬D‫ َّز‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ا‬D‫ و‬DDDDDDDDDDDDDDُ‫ت‬D‫ آ‬D‫و‬Dَ Dَ‫ اَل ة‬DDDDDDDDDDDDD‫ص‬D

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'”

c. Al-Baqarah Ayat 110
D‫ َن‬D‫ و‬Dُ‫ ل‬D‫ َم‬D‫ع‬Dْ Dَ‫ ت‬D‫ ا‬D‫ َم‬Dِ‫ ب‬Dَ ‫ هَّللا‬D‫ ۗ ِإ َّن‬Dِ ‫ هَّللا‬D‫ َد‬D‫ ْن‬D‫ع‬Dِ Dُ‫ه‬D‫ و‬D‫ ُد‬D‫ج‬Dِ Dَ‫ ت‬D‫ ٍر‬D‫ ْي‬D‫ َخ‬D‫ن‬Dْ D‫ ِم‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫س‬Dِ Dُ‫ ف‬D‫ َأِل ْن‬D‫ا‬D‫ و‬D‫ ُم‬DِّD‫ د‬Dَ‫ ق‬Dُ‫ ت‬D‫ ا‬D‫ َم‬D‫ َو‬Dۚ Dَ‫ة‬D‫ ا‬D‫ َك‬D‫ َّز‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ا‬D‫ و‬Dُ‫ت‬D‫ آ‬D‫و‬Dَ Dَ‫ اَل ة‬DَّD‫ص‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ا‬D‫ و‬D‫ ُم‬D‫ ي‬Dِ‫ َأ ق‬D‫َو‬
D‫ ٌر‬D‫ ي‬DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD‫ص‬D
Dِ Dَ‫ب‬

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi
dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat
apa-apa yang kamu kerjakan.”

2. Hukum Sholat

Hukum melaksanakan shalat lima waktu adalah Wajib, bahkan Allah mewajibkan setiap
pengikutnya untuk tetap melaksanakan shalat lima waktu walaupun sedang sakit dengan kondisi
tertentu.

1. Fardu

Shalat fardhu dibagi lagi menjadi dua, yaitu:

a. Fardu ain merupakan kewajiban yang wajib mukallaf berhubungan langsung dengan
dirinya dan tidak boleh ditinggalkan atau dilakukan oleh orang lain, seperti shalat lima
waktu dan shalat Jumat (fardhu ‘ain bagi laki-laki).
b. Fardu kifayah merupakan kewajiban yang wajib mukallaf tidak berhubungan langsung
dengan dirinya. Kewajiban ini menjadi sunnah setelah sebagian orang melakukannya.
Namun jika tidak ada yang melakukannya maka kita wajib melakukannya dan menjadi
berdosa jika tidak dilakukan, seperti shalat jenazah.
2. Sholat Sunnah (sholat nafilah)

Sholah sunnah adalah sholat yang dianjurkan atau diucapkan tetapi tidak wajib. Sholat sunnah
terbagi menjadi dua, yaitu:

3
a. Sunnah muakkad adalah shalat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat
(hampir sampai pada titik wajib), seperti shalat dua hari raya, shalat sunah witir dan shalat
sunnah tawaf.
b. Sunnah ghairu muakkad merupakan shalat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang
kuat, seperti shalat sunat rawatib dan shalat sunah insidentil (tergantung waktu dan
keadaan, seperti sholat kusuf / khusuf hanya dilakukan saat terjadi gerhana).

B. KONSEP SHOLAT
a. Syarat-syarat Sholat
1. Syarat Wajib Sholat
1) Ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan sholat, yaitu:
2) Muslim (beragama Islam)
3) Berakal sehat
4) Baligh
5) Suci dari hadas kecil & hadas besar
6) Sadar
2. Syarat Sah Sholat
1) Telah masuk waktu sholat
2) Menghadap kiblat
3) Menutup aurat
4) Suci badan, tempat sholat dan pakaian yang digunakan dari najis
5) Mengetahui tata cara pelaksanaannya
b. Rukun Sholat
1) Niat
2) Berdiri tegap bila mampu, dan diperbolehkan duduk atau berbaring bagi yang udzur
3) Takbiratul ihram1
4) Membaca suratul fatihah karena Rasulullah bersabda “tidak sempurna sholat orang yang
tidak membaca Al-fatihah”2
5) Ruku’ dengan tuma’ninah

1
Bagi setiap orang yang sudah mulai shalat dan membaca takbiratul ihram, maka diharamkan baginya segala sesuatu
yang tadinya halal, seperti makan,minum,berbicara, dan hal-hal yang membatalkan shalatnya. Adapun maksud
kalimat takbir itu sendiri adalah mengingat Allah.
2
HR Imam Enam dalam kitab mereka. Melalui riwayat Ubadah Ibnush Shamit, lihat Nashbur Raayah,vol.1, hlm.365.
4
6) I’tidal dengan tuma’ninah, abu yusuf dan ulama’ lain berkata “bangkit dari ruku’,I’tidal
dengan tuma’ninah itu termasuk rukun atau fardhu sholat”3
7) Sujud dengan tuma’ninah, “jika engkau sujud, maka letakkan dahimu dan jangan terburu-
buru”4
8) Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9) Duduk Tasyahud Akhir dengan tuma’ninah
10) Membaca tasyahud akhir
11) Membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir5
12) Mengucap salam pertama
13) Tertib (Dilaksanakan secara berurutan)
c. Sunah dalam melakukan sholat
1. Sunnah ab’ad
1) Membaca tasyahud awal
2) Membaca shalawat pada tasyahud awal
3) Membaca shalawat atas keluarga Nabi SAW pada tasyahud akhir
4) Membaca qunut pada shalat subuh, shalat witir pada pertengahan bulan ramadhan
hingga akhir ramadhan.
2. Sunnah hai’at6
1) Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram ketika akan ruku’ dan
ketika berdiri dari ruku’
2) Meletakkan telapak tangan yang kanan diatas pergelanagan yang kiri ketika
berdekap
3) Membaca do’a iftitah setelah takbiratul ihram
4) Membaca ta’awudz ketika hendak membaca fatihah
5) Membaca amin sesudah membaca alfatihah

3
Raddul Muhtaar, Vol. 1, hlm. 432-433; Fathul Qadin Vol. 1, hlm. 2!O; al-Lubaab, Vol. 1, hlm. 73; al-Qawaa'id al-
Fiqhiyyah, hlm. 62; asy-Syarhush Shaghiir,vol. l, hlm. 313, 318; Mughnil Muhtaaj,Vol. l, hlm. 165-170; al-Muhadzdzab,
Vol. 1, hlm. 75; al-Mughni,Vol.1, hlm. 508, 514, 516; Karyaaful Qinaa', Vol. 1, hlm. 452; Bidaayatul Mujnhid,Yol. t,
hlm. 130.
4
HR lbn, Hibban dalam Shahih-nya
5
Shalawat dari Allah untuk hamba-Nya adalah pemberian rahmat dan keridhaan. Adapun shalawat dari malaikat
adalah permohonan doa dan ampunan, sedangkan dari umat adalah doa dan penghormatan kepada Nabi saw. untuk
menunjukkan kedudukan beliau di sisi Allah. Juga untuk mendapatkan pahala yang agung, sebagaimana sabda beliau,
"Siapa saja yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan menggantinya dengan sepuluh rahmat.
6
Dinamakan hai’at karena ia sifat bagi yang selainnya
5
6) Membaca surat Al-Qur’an pada dua rekaat permulaan (rekaat 1 dan 2) setelah
membaca alfatihah
7) Mengeraskan bacaan alfatihah dan surah pada rekaat pertama dan kedua pada shalat
maghrib, isya’ dan subuh selain ma’mum
8) Membaca takbir ketika ruku’, sujud, bangkit, dan berdiri.7
9) Membaca tasbih ketika ruku, dan sujud
10) Membaca “sami’Allahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk’ dan membaca
“Rabbanaa lakal hamdu…..” ketika I’tidal8
11) Meletakkan telapak tangan diatas paha waktu duduk tasyahud awal dan akhir
dengan membentangkan yang kiri dan menggenggamkan yang kanan kecuali jari
telunjuk
12) Duuk iftirasy dalam semua duduk shalat
13) Duduk tawarruk pada waktu duduk tasyahud akhir
14) Membaca salam yang kedua
15) Memalingkan muka ke kanan dan kekiri masing-masing waktu membaca salam.
d. Hal-Hal Yang Dapat Membatalkan Sholat

Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syarat rukunnya tidak dilaksanakan atau ditinggalkan
dengan sengaja, berikut beberapa hal yang dapat membatalkan shalat :

1) Berhadats (segala kotoran yang keluar dari tubuh, misalnya: kencing, buang air besar, dan
angin).
2) Terkena najis.
3) Mengubah niat
4) Terbukanya aurat.
5) Sengaja berkata atau berbicara selain membaca doa.9
6) Sengaja bergerak 3 kali berturut-turut, terlepas dari gerakan sholat. Misalnya: Menggaruk
ke arah yang sama.
7) Tertawa terbahak-bahak.
8) Membelakangi kiblat
9) Makan atau minum
7
HR Ah-rd, an-Nasa'i, dan at-Tirmidzi (Naitut Authaan Vol. 2, hlm. 240)
8
Muttafaq’alaih (Nailul Authaar, Vol.2, hlm.249)
9
HR fama'ah kecuali Ibnu Majah (Nailul Authaan Vol. 2, hlm' 311).
6
10) Mendahului imam jika dia adalah makmum (shalat berjamaah).
11) Murtad.
e. Makruh Shalat
1. Menaruh telapak tangannya didalam lengan bajunya ketika takbiratul ihram, ruku’ dan
sujud
2. Menutup mulutnya rapat-rapat
3. Terbuka kepalanya
4. Bertolak pinggang
5. Memalingkan muka kekiri dan ke kanan10
6. Memejamkan mata
7. Menengadah ke langit
8. Menahan hadas
9. Berludah
10. Mengerjakan shalat diatas kuburan
11. Melakukan hal-hal yang mengurangi ke khusyu’an sholat.

f. Hal-hal yang mungkin dilupakan dalam sholat


1. Lupa melaksanakan yang fardhu, jika yang dilupakan itu fardhu maka tidak cukup diganti
sujud sahwi. Jika ia ingat ketika sedang sholat maka harus cepat-cepat melaksanakannya
atau ingat setelah salam sedang jarak waktunya sebentar maka wajib melaksanakan yang
dilupakan lalu sujud sahwi (sujud sunnah karena lupa).
2. Lupa melaksanakan sunat ab’ad, jika melupakan sunat ab’ad maka tidak perlu diulangi.
Kita hanya perlu meneruskan sholat hingga selesai dan sebelum salam kita disunatkan
sujud sahwi.
3. Lupa melaksanakan sunnah haiat, jika melupakan sunnah haiat maka tidak perlu diulangi
dan tidak perlu sujud sahwi.
g. Perbedaan laki-laki dan wanita dalam shalat

Laki-laki :

1. Merenggangkan dua siku tangannya dari kedua lambungnya waktu ruku’ dan sujud
2. Waktu ruku’ dan sujud mengangkat perutnya dari dua pahanya11
10
HR Bukhari.
11
HR Abu Dawud ((Nailul Authaar, Vol.2, hlm.257).
7
3. Menyaringkan suaranya/bacaannya.
4. Bila terjadi sesuatu, membaca tasbih
5. Aurat dalam shalat antara pusar dan lutut.

Wanita :

1. Merapatkan satu anggota kepada anggota lain


2. Meletakkan perutnya pada dua pahanya ketika ruku’ dan sujud12
3. Merendahkan suaranya/bacaannya
4. Bila terjadi sesuatu, dengan bertepuk tangan (tangan yang kanan ditepukkan pada
punggung telapak kiri)
5. Auratnya dalam shalat seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.

C. MACAM-MACAM SHOLAT

1. Shalat Fardhu
Shalat Fardhu adalah shalat dengan status hukum fardhu, yakni wajib dilaksanakan. Shalat
fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni :

1. Fardhu 'Ain, yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam shalat ini adalah
shalat lima waktu dan shalat Jumat untuk pria.

a. Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya fajar, yakni cahaya
putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir ketika terbitnya Matahari.

b. Dzuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah tergelincir
(condong) ke arah barat hingga bayangan seseorang menyamai panjangnya, dan
berakhir ketika masuk waktu Ashar.
c. Asar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar adalah selama matahari belum menguning.
Waktu Ashar berakhir dengan terbenamnya Matahari.
d. Magrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib adalah selama mega merah belum
menghilang yang diawali dengan terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan masuknya
waktu Isya.
e. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam yang tengah yang

12
Posisi suiud lelaki disebut Takhwiyyah, sedangkan posisi sujud wanita disebut Tathaamun. Ulama lain menyebutkan
posisi sujud lelaki dengan redaksi yang berbeda, yaitu meniauhkan kedua lengan dari ketiak.
8
diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga
terbitnya fajar keesokan harinya.

f. Khusus pada hari Jumat, Muslim laki-laki wajib melaksanakan Shalat Jumat di
masjid secara berjamaah sebagai pengganti Salat dzuhur. Shalat Jumat tidak wajib
dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka yang sedang dalam perjalanan (musafir)

2. Fardhu Kifayah, yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan gugur dan
menjadi sunnat bila telah dilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah shalat jenazah.

Tata cara sholat jenazah :


1) Jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang melakukan sholat setelah dimandikan dan
dikafankan. Letakkan kepala jenazah di sebelah kanan dan kakinya di sebelah kiri (di
hadapan orang yang melakukan sholat).
2) Sholat jenazah dapat dilakukan sendiri-sendiri dan lebih utama berjamaah
3) Setelah takbir pertama, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah
4) Melakukan takbir kedua dengan membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW,
"Allahumma shalli 'alaa Muhammad' (Ya Allah, berilah sholawat atas Nabi Muhammad)
5) Selanjutnya, takbir yang ketiga dan membaca bacaan sholat jenazah Arab latin
"Allahummagfir lahuu warhamhu wa 'aafihii wa'fu 'anhu" (Ya Allah, ampuni lah dia, beri
lah rahmat dan sejahtera dan maafkan lah dia.)
6) Kemudian melakukan takbir yang keempat, setelah membaca doa, "Allahumma laa
tahrimnaa ajrahuu walaa taftinaa ba'dahu wagfirlana wa lahu." (Ya Allah, jangan lah
kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami dan jangan lah Engkau memberi kami fitnah
sepeninggalannya, dan ampunmilah kami dan dia.)
7) Setelah membaca doa di atas, kemudian memberi salam sambil memalingkan muka ke
kanan dan ke kiri dengan mengucapkan "Assalamualaikum wa rahmatullahi"
(Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap kepada kamu sekalian).

2. Shalat Sunah

Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:


a. Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir

9
mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.
b. Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti
salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan
keadaan, seperti shalat khusuf yang hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).
Salat sunah menurut pelaksanaannya, yakni :
A. Salat sunnah yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya:

1. Shalat Wudhu disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah shalat yang
dikerjakan setelah berwudhu’. Tata cara pelaksanaannya adalah:

a. Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa:


b. Selesai membaca doa tersebut,lalu melaksanakan shalat sunah wudhu 2 rakaat.
c. Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain dengan ikhlas sampai salam.
2. Shalat Tahiyyatul Masjid, Shalat Tahiyyatul Masjid adalah Shalat yang dilakukan sebagai
penghormatan terhadap masjid, dilakukan oleh orang yang masuk ke dalam mesjid sebelum
ia duduk dikerjakan dua raka’at. Cara pengerjaannya sama dengan sholat sunat yang
lainnya.
3. Shalat Taubat, Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika
ingin bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan
dua raka'at dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk
melakukan shalat.
4. Shalat Dhuha, Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika
matahari sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak
terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha
bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam.
Rasulullah bersabda “siapa saja yang menjaga sholat dhuha. Maka dosa-dosanya akan
diampuni meski sebanyak buih lautan”13
5. Shalat Tahajjud, Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam,
dimulai selepas isya sampai menjelang subuh. Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas,
mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya. “Rasulullah bersabda “jika salahs eorang dari kalian
melaksukan shalat tahajud, maka mulailah dengan sholat sunnah ringan dua rekaat”14

13
Imam at-Tirmidzi berkata “Aku tidak mengetahui hadist ini kecuali dari Nahas bin Qaham”
14
HR Ahmad dan Muslim, hadist ini shahih.
10
6. Shalat Rawatib, Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat
fardu. Adapun yang termasuk dalam shalat-Shalat Sunah Rawatib adalah sebagai berikut :
1) Shalat Sunnah Mu’akkad
a. Dua rakaat sebelum sholat subuh, Rasululloh bersabda “"Shalat sunnah dua rakoat sebelum
shalat subuh lebih baik dari dunia seisinya"”15
b. Dua rakaat setelah sholat zuhur.16
c. Dua rakaat sebelum sholat zuhur
d. Dua rakaat sesudah sholat maghrib
e. Dua rakaat sesudah sholat isya,Nabi bersabda "Siapa saja yang shalat sehari semalam sebanyak
dua belas rakaat selain shalat fardhu, maka Allah akan membangunkan istana di surga
baginya”17
2) Shalat Sunnah Ghairu Mu’akkad
a) Empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur
b) Empat rakaat sebelum asar
c) Empat rakaat sebelum maghrib

7. Shalat Istikhoroh, Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk
memohon kepada Allah agar memberikan pilihan yang lebih baik dari dua perkara
(pilihan) atau lebih untuk menghapus keraguan hati dalam memilih, agar tidak
menyesal dilain hari nanti.
8. Shalat Muthlaq, Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu, kecuali
pada yang dilarang untuk mengerjakan shalat sunnat, misalnya sesudah shalat subuh dan
shalat ashar.
9. Shalat Safar, Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia
dianjurkan mengerjakan solat safar dua rakaat, demikian pula sesudah tiba di rumah
kembali. Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya berlainan, yaitu
berniat solat safar sunnat karena Allah SWT. Selesai solat berdoalah agar perjalanan
diridhai, dimudahkan dan diselamatkan Allah SWT. dalam perjalanan, baik pribadi, tugas
maupun keluarga yang ditinggalkan.
B. Salat sunnah yang dilakukan secara berjamaah antara lain:
15
HR Ahmad dan Muslim. Hadits ini dianggap shahih oleh lmam at-Tirmidzi dari riwayat Aisyah secara marfu' [Nailul
Authaat Vol. 3, hlm. 19, Subulus Salaam Vol.2, hlm.4).
16
HR Lima Rawi dari Ummu Habibah, dan di shahihkan oleh Imam at-Tirmidzi (Nailul Authaan Vol. 3, hlm. 16).
17
HR Jama'ah dari Ummu Habibah binti Abu Sufyan (Nashbur Raayah Vol.2, hlm. 138)
11
1. Shalat Tarowih, adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada malam bulan ramadhan. Waktu
shalat tarowih ialah sesudah shalat isya’ sampai terbit fajar (masuk waktu subuh). “Siapa
saja yang menjalankan shalat qiyam pada bulan Ramadhan dengan landasan iman dan
mengharapkan pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.18
2. Shalat Dua Hari Raya, adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada kedua hari raya,
yaitu: hari raya Fitri (1 Syawal) dan hari raya Adha (10 Dzul Hijjah).
Cara mengerjakannya :

a. Shalat hari raya fitri, pada tanggal 1 syawal mulai terbit matahari sampai matahari
tergelincir (datang waktu dhuhur).

b. Shalat hari raya kurban, pada tanggal 10 djul hijjah (bulan haji) mulai terbir matahari
sampai matahari tergelincir (tiba waktu dhuhur).

3. Shalat Dua Gerhana, adalah shalat yang dikerjakan karena ada gerhana bulan dan
matahari. Cara mengerjakannya shalat dua gerhana itu boleh dikerjakan secara sendirian,
tetapi utamanya dikerjakan secara berjama’ah.
4. Shalat Istisqo’, adalah shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada keperluan untuk
mohon hujan.
5. Shalat Witir, adalah shalat yang dikerjakan dengan bilangan ganjil. Misalnya : satu
raka’at tiga, lima dan seterusnya.Waktunya setelah shalat shalat isya’ sampai terbit
fajar (tiba waktu subuh).

18
Hadist ini derajatnya shahih.
12
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama, dengannya
agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat mempunyai dua unsuryaitu
dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah yang menyangkut perilaku berdasarpada
gerakan sholat itu sendiri, sedangkan unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnyatersembunyi
dalam hati karena hanya Allah-lah yang dapat menilainya.

Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah ditentukan
waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan
danpengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan hadis, hendaknya perbedaan
tersebutmenjadi hikmah keberagaman umat islam. Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah,
ada juga sholat fardhu yang telah ditentukan waktunya.

B. SARAN
Sebaiknya sebagai umat islam yang baik kita senantiasa mendirikan solat, dan 
menghidupkan sunah rosul dan dilakukan sesuai yang dicontohkan rosul.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wahbah Zuhaily,1997-1418, Al Fiqh al Islamy Wadillatuhu, Beirut Libanon: Dar al Fikr.


dalil sholat - Bing

https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/file/1PANDUAN16/panduan_sholat.pdf

Tata Cara Sholat Jenazah Beserta Bacaannya Lengkap (detik.com)

Tata Cara dan Ketentuan Sholat Qashar yang Tepat Sesuai Tuntunan Nabi | Dream.co.id

Niat, Tata Cara, dan Doa Sholat Istisqa' (Sholat Minta Hujan) - Aswaja Muda

http://repository.iainkudus.ac.id/3237/3/5.%20BAB%20II.pdf

https://osf.io/hv97j/download

14

Anda mungkin juga menyukai