BAB 12
Rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang
masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi
dalam pelaporan keuangan. Berbagai usulan akuntansi untuk memperbaikki kelemahan akuntansi
berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur
akuntansinya (Suwardjono 2005).
MASALAH AKUNTANSI
Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur dan
pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk
mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah pemertahanan kapital berkaitan dengan pengertian
laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya. Perubahan harga umunya terjadi
karena perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama
dalam jangka waktu yang berbeda. Rerangka akuntansi pokok dilandasi oleh asumsi bahwa daya
beli uang stabil, dan manfaat ekonomik barang tidak berubah. Jadi, apabila terjadi perubahan
harga yang cukup mencolok akuntansi mengalami permasalahan dalam penilaian, unit pengukur
dan pemertahanan kapital (Suwardjono 2005).
a. Masalah Penilaian
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu
yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh
penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula
menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut.
Perubahan harga semacam ini disebut dengan perubahan harga spesifik.
Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang yang
pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos sekarang atau
nilai keluaran sekarang.
Perubahan harga mempunyai implikasi yang berbeda antara pos-pos moneter dan nonmoneter.
Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung / rugi daya beli sedangkan pos-pos
nonmoneter berkaitan dengan untung / rugi penahanan. Pos moneter dan non moneter berkaitan
erat dengan implikasi perubahan harga .pembagian pos-pos neraca menjadi moneter dan non
moneter didasarkan pada potensi jasa yang melekat pada pos bersangkutan, yaitu potensi jasa
berupa aliran kas atau berupa aliran potensi jasa fisis (non kas) (Suwardjono 2005).
Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim
untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan
dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah
dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter
lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli.
Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan
daya beli berubah.
Pos-Pos Nonmoneter
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset
nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang mengandung jumlah
rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau
aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan
perubahan daya beli.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa
lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang
atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos
nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau
terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir perioda.
Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmonete
dengan untung atau rugi penahanan.
PERUBAHAN HARGA
Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang / jasa yang sama
pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan / keluaran). Perubahan harga terdiri
atas perubahan harga umum, spesifik dan relatif. Perubahan harga umum mencerminkan
perubahan nilai tukar / daya beli uang. Perubahan harga spesifik mencerminkan perubahan
karakteristik barang tertentu akibat teknologi / selera terhadap barang. Perubahan harga relatif
mencerminkan perubahan harga spesifik setelah pengaruh perubahan harga umum
diperhitungkan. Dalam rangka akuntansi perubahan harga, secara umum perubahan harga adalah
perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang dan jasa yang sama pada waktu yang
berbeda. Berdasarkan karakteristik perubahan harga, ada tiga jenis perubahan harga yaitu
(perubahan harga umum), (2) perubahan harga spesifik dan (3) perubahan harga relatif
(Suwardjono 2005).
Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli. Untuk
dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi
menjadi kos daya beli pada saat pelaporan. Dengan konsep daya beli konstan, daya beli dapat
menjadi golongan kapital yang lain yaitu kapital daya beli. Kapital daya beli sebenarnya
merupakan kapital finansial. Dalam mengatasi perubahan harga akibat daya beli, maka
digunakan akuntansi daya beli konstan. Dengan daya beli sebagai basis pengukuran diharapkan
perusahaan mampu mempertahankan sumber ekonomik untuk membeli barang dan jasa, dalam
suatu kondisi perekonomian tertentu. Dalam mengatasi masalah penilaian diatasi dengan
akuntansi kos sekarang dan berbagai variannya. Masalah unit pengukur diatasi dengan akuntansi
daya beli konstan dengan berbagai variasinya dan akuntansi hibrida mengatasi dua jenis masalah
tersebut. Secara khusus, berbagai model akuntansi ditawarkan untuk mengatasi masalah
perubahan harga . tiap model merupakan hasil interaksi antar tiga faktor penentu laba dalam
konsteks perubahan harga, yaitu dasar penilaian, definisi kapital dan skala pengukuran
(Suwardjono 2005).
Berkaitan dengan dasar pengukuran
1. Jika kos sekarang digunakan sebagai dasar pengukuran, maka :
a. Laba akana terbagi menjadi dua ; laba akibat operasi dan laba akibat menahan
kapital fisis.
b. Untung atau rugi yang belum terealisasi akibat penahanan aset, dimasukkan
dalam statemen laba rugi.
Konsep ini bertentangan dengan akuntansi kos historis, yang mendasari diri pada
realisasi untuk mengakui pendapatan.
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan
kapital semula. Akuntansi kos sekarang digunakan sebagai dasar. Ada dua perbedaan yang
tampak,yaitu: Pertama, laba akan terbagi menjadi dua komponen yaitu laba akibat kegiatan
operasi perusahaan dan laba akibat kegiatan menahan kapital fisis. Kedua, untung / rugi yang
belum terrealisasi akibat penahanan aset dimasukkan dalam statemen laba-laba (Suwardjono
2005).
Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus
dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan.
Untuk menyusun statemen keuangan lengkap dalam daya beli, semua pos baik neraca atau laba-
rugi harus dikonversi. Bila indeks rata-rata digunakan dan pos-pos laba rugi terjadi secara merata
selama perioda, rupiah daya beli yang didapat untuk suatu pos biasanya hampir sama dengan
jumlah rupiah nominalnya.
Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Kapital finansial, laba terjadi dari
kenaikan jumlah rupiah kapital tanpa memperhatikan wujud kapital tersebut. Kapital daya beli
adalah jumah rupiah kapital finansial yang telah dikonversi menjadi daya beli.
1. Kos Pengganti
Penekanan diletakkan pada kos pengganti aset yang dikuasai perusahaan dengan aset
yang sejenis atau sama fungsinya. Kos pengganti ini, secara konseptual laba perioda akan
terjadi atas dua unsur yaitu : (1) laba operasi dan (2) untung atau rugi penahanan akibat
perubahan harga relatif.
2. Nilai Jual Sekarang
Kos sekarang aset diukur atas dasar harga aset senandainya pada saat sekarang
perusahaan memilih untuk menjual aset tersebut alih-alih memakainya untuk operasi.
Nilai jual sekarang berarti jumlah rupiah pendapatan yang dapat direalisasi seandainya
aset dijual sekarang.
3. Nilai Terrealisasi Harapan
Pendekatan ini sama dengan nilai jual sekarang hanya pengukuran dilakukan atas dasar
nilai sekarang aliran kas masa datang yang diterima dari aset atau dibayar untuk aset atau
utang bersangkutan. Nilai penggunaan adalah nilai sekarang aliran kas di masa
mendatang yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aset oleh perusahaan. Nilai
pasar sekarang adalah jumlah rupiah kas, atau setara kas yang diharapkan akan dapat
diperoleh dari penjualan suatu aset dikurangi dengan biaya penjualan yang terlibat dalam
proses penjualan aset tersebut.
Berbagai teknik dan sumber informasi dapat digunakan untuk penentuan kos sekarang, yaitu :
1. Pengindeksan.
Sumber informasi berupa indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok
barang / jasa yang diukur dan indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan
berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang / jasa yang diukur. Teknik ini
memungkinkan digunakannya komputer untuk menyatakan kembali angka-angka dasar
secara cepat.
2. Penghargaan Langsung.
Teknik ini membebankan secara langsung bahan dan tenaga kerja ke suatu aset /
kelompok aset. Teknik ini biasanya berupa harga faktur sekarang, daftar harga dari
penjual barang / jasa dan kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
3. Pengkosan Unit.
Teknik ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan
untuk barang / jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran / barang yang bersifat khusus.
4. Penghargaan Fungsional.
Teknik ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi /
pemrosesan dan bukannya suatu aset secara individual / kelompok aset yang masing-
masing berdiri sendiri.
AKUNTANSI HIBRIDA
Akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak stabil
sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah panilaian.
5. Mengungkapkan untung atau rugi daya beli atas aset monoter reto.
6. Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai penyesuai kapital daripada
komponen laba dalam rangka pemertahanan kapital.
6. Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai komponen laba daripada
penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.
REFERENSI