Anda di halaman 1dari 12

Ganis Alma Latifa F1319023

Muthi Aruni F1319041


Vikha Suryo Kharismawan F1319061

BAB 12

AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA

RERANGKA AKUNTANSI POKOK

Rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang
masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi
dalam pelaporan keuangan. Berbagai usulan akuntansi untuk memperbaikki kelemahan akuntansi
berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur
akuntansinya (Suwardjono 2005).

MASALAH AKUNTANSI

Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur dan
pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk
mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah pemertahanan kapital berkaitan dengan pengertian
laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya. Perubahan harga umunya terjadi
karena perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama
dalam jangka waktu yang berbeda. Rerangka akuntansi pokok dilandasi oleh asumsi bahwa daya
beli uang stabil, dan manfaat ekonomik barang tidak berubah. Jadi, apabila terjadi perubahan
harga yang cukup mencolok akuntansi mengalami permasalahan dalam penilaian, unit pengukur
dan pemertahanan kapital (Suwardjono 2005).

a. Masalah Penilaian
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset tertentu
yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini disebabkan oleh
penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula
menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut.
Perubahan harga semacam ini  disebut dengan perubahan harga spesifik.
Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang  yang
pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos sekarang atau
nilai keluaran sekarang.

b. Masalah Unit Pengukur


Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat
homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan  nilai unit pengukur ini terjadi
karena perubahan tingkat harga secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya,
kalau nilai atau manfaat suatu barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat
digunakan untuk memperoleh barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu
karena daya beli uang berubah.
Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi
menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi
homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal atau horisontal
sebenarnya tidak bermakna lagi.

c. Masalah Pemertahanan Kapital


Laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati
setelah kapital awal dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan mempertahankan
kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar
penilaian, skala pengukuran, dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga
atau nilai. Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala
pengukuran. Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan
jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan
perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung tersaji lebih.
Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untuk penahanan melekat pada
angka laba. Angka laba yang tersaji lebih dapat mengakibatkan distribusi laba yang
melebihi jumlah yang dapat menyisakan laba untuk mempertahankan kapital.

POS-POS MONETER DAN NON-MONETER

Perubahan harga mempunyai implikasi yang berbeda antara pos-pos moneter dan nonmoneter.
Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung / rugi daya beli sedangkan pos-pos
nonmoneter berkaitan dengan untung / rugi penahanan. Pos moneter dan non moneter berkaitan
erat dengan implikasi perubahan harga .pembagian pos-pos neraca menjadi moneter dan non
moneter didasarkan pada potensi jasa yang melekat pada pos bersangkutan, yaitu potensi jasa
berupa aliran kas atau berupa aliran potensi jasa fisis (non kas) (Suwardjono 2005).

Pos Moneter

Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim
untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan
dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.

Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah
dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter
lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli.
Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan
daya beli berubah.

Pos-Pos Nonmoneter

Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset
nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang mengandung jumlah
rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau
aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan
perubahan daya beli.

Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa
lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang
atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos
nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau
terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir perioda.

Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmonete
dengan untung atau rugi penahanan.

PERUBAHAN HARGA

Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang / jasa yang sama
pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan / keluaran). Perubahan harga terdiri
atas perubahan harga umum, spesifik dan relatif. Perubahan harga umum mencerminkan
perubahan nilai tukar / daya beli uang. Perubahan harga spesifik mencerminkan perubahan
karakteristik barang tertentu akibat teknologi / selera terhadap barang. Perubahan harga relatif
mencerminkan perubahan harga spesifik setelah pengaruh perubahan harga umum
diperhitungkan. Dalam rangka akuntansi perubahan harga, secara umum perubahan harga adalah
perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang dan jasa yang sama pada waktu yang
berbeda. Berdasarkan karakteristik perubahan harga, ada tiga jenis perubahan harga yaitu
(perubahan harga umum), (2) perubahan harga spesifik dan (3) perubahan harga relatif
(Suwardjono 2005).

1. Perubahan Harga Umum


Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang
atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada
umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau
kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam
perekonomian suatu negara. Penyebab  lain adalah ketidakseimbangan antara permintaan
dan penawaran barang dan jasa secara umum atau perubahan harga pasar dunia untuk
komoditas dasar tertentu. Perubahan harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga
barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang sama (Suwardjono 2005).
a. Inflasi dan Daya Beli Uang
Indeks harga dapat memberi gambaran perubahan tingkat harga dari waktu ke waktu.
Perubahan indeks harga merefleksi pula perubahan daya beli atau nilai tukar
uang. Kenaikan indeks harga berarti penurunan daya beli demikian pula sebaliknya.
Daya beli uang adalah kemampuan satuan uang pada saat tertentu untuk ditukarkan
dengan barang. Gejala kenaikan tingkat harga umum dari waktu ke waktu disebut
inflasi. Inflasi ditunjukkan oleh indeks harga umum yang cenderung menaik dari
waktu ke waktu. Perubahan relatif indeks harga dari perioda satu ke perioda
berikutnya disebut dengan laju inflasi.
b. Implikasi Akuntansi
Kos berbagai objek yang diukur dengan satuan uang pada waktu yang berbeda-beda
sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak homogenus sehingga tidak dapat
dijumlahkan. Karena bersifat moneter, meretia sudah merefleksi kos atau harga
sekarang setiap saat atau pada tanggal pelaporan. Dengan adanya perubahan daya
beli, perusahaan kemungkinan akan mendapat untung atau menderita rugi karena
perusahaan menahan pos-pos moneter.
Untung atau rugi daya beli pos moneter terjadi apabila perusahaan menahan aset
moneter atau mempunyai utang moneter dalam jangka waktu tertentu. Dalam kondisi
inflasi, menahan aset moneter akan menimbulkan rugi daya beli. Dalam kndisi deflasi
menahan aset moneter akan memberikan untung  daya beli dan menahan utang
moneter akan mengakibatkan rugi daya beli.
c. Interpretasi Untung / Rugi Daya Beli
Jumlah rupiah untung atau rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu
pemakai dalam menentukan laba ekonomik perusahaan karena informasi tersebut
berkaitan dengan seberapa jauh kapital secara ekonomik harus dipertahankan.
Untung daya beli penahanan utang dapat diperlakukan sebagai pengurangan aset yang
diperoleh dengan utang tersebut.  Untung atau rugi daya beli pos moneter lancar dapat
dianggap terrealisasi pada saat pos aset moneter lancar diterima uangnya atau pada
saat utang moneter lancar dilunasi. Dari sudut pandang perusahaan sebagai kesatuan
usaha, untung atau rugi daya beli utang jangka panjang dalam suatu perioda tidak
mempengaruhi besarnya laba.
Dari sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan memberi informasi apakah
perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam kondisi inflasi, tentu saja
modal kerja moneter akan cenderung menurun daya belinya.
2. Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik
barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar masukan
maupun pasar keluaran. Perubahan harga spesifik terjadi karena berbagai faktor antara
lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik industri dan
spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu
yang tersedia dalam masyarakat. Perubahan harga spesifik dalam pasar masukan akan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos aset yang  yang akhirnya mempengaruhi
biaya bagi perusahan. Perubahan harga spesifik dalam pasar keluaran akan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan (Suwardjono 2005).
a. Implikasi Akuntansi
Dalam akuntansi kos historis, perubahan harga spesifik ini tidak diperhatikan dan
dengan sendirinya perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan laba.
Seandainya pengaruh perubahan harga spesifik tersebut dikeluarkan dari perhitungan
laba, pengaruh ini akan menjadi untung atau rugi penahanan.
b. Interpretasi Untung/Rugi Penahanan
Untung penahanan merupakan informasi tentang jumlah rupiah untuk
mempertahankan kapital. Dari segi evaluasi kinerja manajemen, akuntansi kos
sekarang sebenarnya memberi informasi tentang kegiatan yang benar-benar
merupakan upaya manajemen dan kegiatan yang semata-mata hanya menahan aset
dalam kaitannya dengan pengelolaan kapital fisis.  Laba operasi merupakan hasil
kegiatan produktif, sendangkan untung penahanan merupakan hasil kegiatan
penahanan aset semata. Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur
efisiensi pengelolaan dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya.
Dalam kondisi harga yang menarik, biaya atas dasar kos sekarang yang dibebankan
ke pendapatan akan cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu laba
akan cenderung lebih kecil.
3. Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa
tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan
jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya
beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau unit moneter dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi
akan menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak
dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk
perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi yang
memperhitungkan pengaurh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan bastar atau
hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos sekarang. Model
hibrida tersebut disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan.

DAYA BELI KONSTAN

Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli. Untuk
dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi
menjadi kos daya beli pada saat pelaporan. Dengan konsep daya beli konstan, daya beli dapat
menjadi golongan kapital yang lain yaitu kapital daya beli. Kapital daya beli sebenarnya
merupakan kapital finansial. Dalam mengatasi perubahan harga akibat daya beli, maka
digunakan akuntansi daya beli konstan. Dengan daya beli sebagai basis pengukuran diharapkan
perusahaan mampu mempertahankan sumber ekonomik untuk membeli barang dan jasa, dalam
suatu kondisi perekonomian tertentu. Dalam mengatasi masalah penilaian diatasi dengan
akuntansi kos sekarang dan berbagai variannya. Masalah unit pengukur diatasi dengan akuntansi
daya beli konstan dengan berbagai variasinya dan akuntansi hibrida mengatasi dua jenis masalah
tersebut. Secara khusus, berbagai model akuntansi ditawarkan untuk mengatasi masalah
perubahan harga . tiap model merupakan hasil interaksi antar tiga faktor penentu laba dalam
konsteks perubahan harga, yaitu dasar penilaian, definisi kapital dan skala pengukuran
(Suwardjono 2005).
 Berkaitan dengan dasar pengukuran
1. Jika kos sekarang digunakan sebagai dasar pengukuran, maka :
a. Laba akana terbagi menjadi dua ; laba akibat operasi dan laba akibat menahan
kapital fisis.
b. Untung atau rugi yang belum terealisasi akibat penahanan aset, dimasukkan
dalam statemen laba rugi.

Konsep ini bertentangan dengan akuntansi kos historis, yang mendasari diri pada
realisasi untuk mengakui pendapatan.

2. Jika harga jual sekarang diguanakan sebagai dasar pengukuran, maka :


a. Laba dapat dipandang sebagai aliran dana bersih yang masuk, akibat perubahan
harga pasar.
b. Laba bukan jumlah rupiah yang timbul karena kegiatan menghasilkan laba.
 Berkaitan dengan kapital
1. Sebagai kapital fisis
a. Perubahan dalam kos sekarang karenan penahanan aset fisis dipisahkan dari laba
dan dianggap sebagai penyesuai kapital fisis, sehingga tidak menjadi komponen
penentu laba.
2. Sebagai kapital finansial
a. Kegiatan untung rugi penahanan merupakan komponen penentu laba sehingga
masuk dalam statemen laba rugi pelengkap.
 Berkaitan dengan skala
1. Menggunakan daya beli konstan sebagai unit pengukur laba
a. Untung rugi daya beli dapat ditentukan atau dikeluarkan dari laba atas dasar kos
historis atau kos sekarang.
b. Untung rugi daya beli timbul karena perusahaan menahan aktiva moneter bersih
selama periode tertentu.
c. Jika untung rugi daya beli dikeluarkan dari laba, hasilnya angka laba yang
menggambarkan laba real.
Dari berbagai usulan akuntansi akibat perubahan harga diatas, diharapkan mampu mengatasi
kelemahan akuntansi berbasis kos historis, sehingga masih dapat diadopsi akuntansi pokok tanpa
harus mengganti struktur akuntansinya. Akuntansi perubahan harga merupakan bagian dari
pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian informasi keuangan. Jika konsep
pemrosesan data dapat dipisahkan dari proses pelaporan data, maka akuntansi perubahan harga
tidak perlu mengganti rerangka akuntansi pokok. Patton dan Littleton menyatakan bahwa
akuntansi perubahan harga akan berkurang makna dan manfaatnya, tanpa disertai dengan
informasi atas dasar kos historis (Suwardjono 2005).

AKUNTANSI KOS SEKARANG

Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan
kapital semula. Akuntansi kos sekarang digunakan sebagai dasar. Ada dua perbedaan yang
tampak,yaitu: Pertama, laba akan terbagi menjadi dua komponen yaitu laba akibat kegiatan
operasi perusahaan dan laba akibat kegiatan menahan kapital fisis. Kedua, untung / rugi yang
belum terrealisasi akibat penahanan aset dimasukkan dalam statemen laba-laba (Suwardjono
2005).

Pemilihan Indeks Harga untuk Konversi

Untuk dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus
dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan.

Untuk menyusun statemen keuangan lengkap dalam daya beli, semua pos baik neraca atau laba-
rugi harus dikonversi. Bila indeks rata-rata digunakan dan pos-pos laba rugi terjadi secara merata
selama perioda, rupiah daya beli yang didapat untuk suatu pos biasanya hampir sama dengan
jumlah rupiah nominalnya.

Kapital Daya Beli

Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Kapital finansial, laba terjadi dari
kenaikan jumlah rupiah kapital tanpa memperhatikan wujud kapital tersebut. Kapital daya beli
adalah jumah rupiah kapital finansial yang telah dikonversi menjadi daya beli.

AKUNTANSI KOS SEKARANG


Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan
kapital semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau kemampuan untuk menyediakan
barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas atau kemampuan kapital
sebelumnya.

Dasar Pengukuran Kos Sekarang

1. Kos Pengganti
Penekanan diletakkan pada kos pengganti aset yang dikuasai perusahaan dengan aset
yang sejenis atau sama fungsinya. Kos pengganti ini, secara konseptual laba perioda akan
terjadi atas dua unsur yaitu : (1) laba operasi dan (2) untung atau rugi penahanan akibat
perubahan harga relatif.
2. Nilai Jual Sekarang
Kos sekarang aset diukur atas dasar harga aset senandainya pada saat sekarang
perusahaan memilih untuk menjual aset tersebut alih-alih memakainya untuk operasi.
Nilai jual sekarang berarti jumlah rupiah pendapatan yang dapat direalisasi seandainya
aset dijual sekarang.
3. Nilai Terrealisasi Harapan
Pendekatan ini sama dengan nilai jual sekarang hanya pengukuran dilakukan atas dasar
nilai sekarang aliran kas masa datang yang diterima dari aset atau dibayar untuk aset atau
utang bersangkutan. Nilai penggunaan adalah nilai sekarang aliran kas di masa
mendatang yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aset oleh perusahaan. Nilai
pasar sekarang adalah jumlah rupiah kas, atau setara kas yang diharapkan akan dapat
diperoleh dari penjualan suatu aset dikurangi dengan biaya penjualan yang terlibat dalam
proses penjualan aset tersebut.

Berbagai teknik dan sumber informasi dapat digunakan untuk penentuan kos sekarang, yaitu :

1. Pengindeksan.
Sumber informasi berupa indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok
barang / jasa yang diukur dan indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan
berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang / jasa yang diukur. Teknik ini
memungkinkan digunakannya komputer untuk menyatakan kembali angka-angka dasar
secara cepat.
2. Penghargaan Langsung.
Teknik ini membebankan secara langsung bahan dan tenaga kerja ke suatu aset /
kelompok aset. Teknik ini biasanya berupa harga faktur sekarang, daftar harga dari
penjual barang / jasa dan kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
3. Pengkosan Unit.
Teknik ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan
untuk barang / jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran / barang yang bersifat khusus.
4. Penghargaan Fungsional.
Teknik ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi /
pemrosesan dan bukannya suatu aset secara individual / kelompok aset yang masing-
masing berdiri sendiri.

AKUNTANSI HIBRIDA

Akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi masalah unit pengukur tidak stabil
sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha untuk mengatasi masalah panilaian.

Perbedaan Akuntansi Daya Beli Konstan dan Kos Sekarang

Akuntansi Daya Beli Konstan

1.         Mengatasi masalah unit pengukur.

2.         Merevisi atau merevaluasi aset moneter pada akhir perioda.

3.         Menggunakan indeks harga umum karena sasaeannya perubahan umum.

4.         Mengabaikan untung atau rugi penahanan pada saat revaluasi.

5.         Mengungkapkan untung atau rugi daya beli atas aset monoter reto.
6.         Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai penyesuai kapital daripada
komponen laba dalam rangka pemertahanan kapital.

Akuntansi Kos Sekarang

1.         Mengatasi masalah penilaian.

2.         Merevisi atau merevaluasi aset nonmoneter secara terus menerus.

3.         Menggunakan indeks harga spesifik karena sasarannya perubahan harga spesifik.

4.         Mengabaikan untung atau rugi daya beli.

5.         Mengungkapkan untung atau rugi penahanan atas aset nonmoneter neto.

6.         Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai komponen laba daripada
penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.

STANDAR AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA


Di Amerika, standar akuntansi mula-mula mewajibkan pelaporan pengaruh perubahan harga
sebagai informasi pelengkap dengan berbagai argumennya. Kemudian standar tersebut diganti
dengan berbagai standar baru yang tidak lagi mewajibkan tetapi tetap menganjurkan pelaporan
pengaruh perubahan harga dengan berbagai argumennya. Akibatnya buku-buku teks akuntansi
keuangan menengah tidak lagi memasukkan topik akuntansi perubahan harga. Walaupun
demikian, pembahasan mengenai perubahan harga beserta teorinya tetap penting untuk memberi
wawasan yang luas dan dalam khususnya bila perubahan harag cukup berarti dalam sistem
perekonomian negara tertentu termasuk Indonesia (Suwardjono 2005).

REFERENSI

Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai