Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS DAN RISET INVESTASI

ATAS EMITEN PT ASTRA INTERNASIONAL Tbk.

Dosen Pengampu:
Dr. Drs. Muhammad Tojibussabirin, Ak., MBA.

Penyusun:

Muhammad Raka Sigit Ayugha / 225020300111020

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI BISNIS

JL.MT HARYONO NO.165, KETAWANGGEDE, KECAMATAN LOWOKWAR


U, KOTA MALANG, JAWA TIMUR, 65300
Informasi Dasar tentang Perusahaan
PT. Astra Internasional Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, yaitu p
erdagangan umum, industri, pembangunan, transportasi, makanan, perkebunan, pertambanga
n dan jasa. PT. Astra Internasional Tbk berdomisili di Jakarta Pusat, Indonesia dengan kantor
pusat di Menara Astra Jl. Jenderal Sudirman Kav 5-6 Karet Tengsin, Tanah Abang, DKI Jaka
rta.

Sebelum menjadi PT Astra Internasional Tbk, perseroan ini sudah menjadi perseroan konglo
merat multinasional yang didirikan oleh Tjia Kian Tie, Liem Pen Hong, Parulian Nainggolan,
Datu Parulas Nainggolan dan Saut Guru Pamosik Nainggolan.
Pada tahun 1990, mayoritas saham dari perseroan ini, yaitu sebesar 50,11% diakuisisi oleh Ja
rdine Cycle and Amp; Carriage Ltd. yang merupakan konglomerasi keluarga Keswick of Scot
land. Di tahun tersebut pula, perseroan ini berubah namanya menjadi PT Astra Internasional
Tbk dan secara resmi mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia atau BEI.
Sebagai perusahaan konglomerasi multinasiona, PT Astra Internasional Tbk telah melakukan
berbagai ekspansi bisnis di berbagai bidang dan dengan menerapkan model bisnis yang berba
sis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari: Otomotif, Jasa Keuanga
n, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, Teknologi Informasi,
dan Properti.

Kegiatan operasional bisnis terkini PT Astra Internasional menghasilkan peningkatan laba ya


ng cukup signifikan. Pada laporan keuangan PT Astra Internasional Tbk yang termuat di lama
n BEI, laba bersih ASII mengalami peningkatan sebesar 10,12% secara year-on-year (yoy) hi
ngga 30 September 2023. Laba tersebut menjadi Rp25,69 triliun. Hal ini adalah suatu pening
katan dari tahun sebelumnya, yaitu di tahun 2022 dengan laba sebesar Rp23,33 triliun.

Selama tahun 2023, PT Astra International Tbk (ASII) berhasil melaksanakan kinerja yang so
lid, yaitu selama sembilan bulan pertama di tahun 2023. Hal Ini mengakibatkan hampir seluru
h lini bisnis Astra mengalami pertumbuhan bisnis yang signifikan.
Pada tahun 2023, PT Astra International Tbk (ASII) juga telah menyerap dana yang digunaka
n untuk belanja modal sebagai capital expenditure/capex dan untuk melakukan aktivitas inves
tasi sebesar Rp 34 - 35 triliun yang berlangsung hingga September 2023.
Perseroan menggunakan dan tersebut terutama untuk meningkatkan kualitas di grup UT (Unit
ed Tractors) dengan melakukan replacement atau peremajaan alat berat dan penambahan alat
berat.

Pada segi investasinya, saham ASII masuk ke dalam kategori sektor Aneka Industri. Pada ko
ndisi terkini, PT Astra Internasional Tbk memiliki jumlah saham beredar sebanyak 40.483.55
3.140 lembar dengan harga per sahamnya adalah Rp5800, kapitalisasi pasarnya adalah sebesa
r Rp 234,80 Triliun. Dengan besarnya jumlah kapitalisasi tersebut, bobot ASII adalah sebesar
73% dari total kapitalisasi sektor Aneka Industri. Ukuran kapitalisasi pasar ASII yang cukup
besar tersebut mengakibatkan ASII dikategorikan ke dalam daftar 10 saham dengan kapitalisa
si terbesar di IHSG.
Analisis Laporan Keuangan PT Astra Internasional Tbk.

1. Analisis laba bersih PT Astra Internasional Tbk

Berikut merupakan grafik laba bersih PT. Astra International Tbk selama tiga tahun yang terh
itung sejak 2019-2021.

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa PT Astra Internasional Tbk memiliki perolehan la
ba bersih yang mengalami penurunan dalam laba bersihnya selama tiga tahun di mana hal ters
ebut terhitung dari tahun 2019-2021. Penurunan tersebut terjadi di tahun 2020, di mana pada t
ahun 2019, PT. Astra International Tbk memperoleh laba bersih Rp. 26.621 miliar kemudian
mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi Rp. 18.571 miliar. Penurunan tersebut diakib
atkan oleh pandemi yang melanda Indonesia sehingga membuat kegiatan bisnis perseroan tid
ak berjalan optimal. Namun, setelah pandemi, PT Astra Internasional Tbk berhasil mengala
mi sejumlah kenaikan, yaitu pada tahun 2021 dengan perolehan laba bersih sebesar Rp. 25.5
86 miliar. Perolehan laba bersih tersebut berhubungan dengan modal, aset, dan hutang perusa
haan.

2. Analisis Ekuitas PT Astra Internasional Tbk

Ekuitas PT Astra Internasional Tbk di tahun 2017 mengalami penambahan menjadi Rp 156.5
05 miliar, di tahun 2028 terjadi ekspansi sehingga ekuitas perseroan menjadi Rp 174.363 mili
ar. Kenaikan terus berlanjut hingga di tahun 2021 dengan laba sebesar Rp 215.615. PT Astra
Internasional Tbk terus mengalami kenaikan ekuitas sehingga dapat diketahui bahwa perseroa
n berhasil melakukan aktivitas operasionalnya dengan baik dengan mengelola aset secara efe
ktif dan mengelola kewajiban atau liabilitas nya meski terjadi pandemi di 2020 sehingga ekui
tas ASII terus bertumbuh.

3. Analisis Aset PT Astra International Tbk

Dari tabel di atas, bisa kita ketahui bahawa PT Astra Internasional Tbk terus mengalami kena
ikan total aset dari tahun 2017 hingga tahun 2021. Kenaikan total aset tersebut menjadi penye
bab semakin tingginya harga saham ASII. Hal tersebut dikarenakan total aset menunjukan ke
kayaan yang dimiliki perusahaan, sehingga jika total asetnya naik, maka perusahaan memiliki
prospek yang baik di masa mendatang untuk menjadi tempat berinvestasi. Aset ASII yang ter
us naik juga menjadi jaminan yang baik terkait likuidasi bagi investor.

Analisis Rasio Keuangan PT Astra Internasional Tbk

1. Kinerja Keuangan berdasarkan Rasio Likuiditas

Berdasarkan tabel di atas, PT Astra mengalami penurunan current ratio di tahun 2018, menga
lami kenaikan di tahun 2019 dan tahun 2020. Rasio ini mengukur kemampuan PT Astra Inter
nasional Tbk dalam membayar utang jangka pendeknya. Semakin rendah nilai current ratio,
maka perusahaan akan semakin berisiko mengalami masalah likuiditas, yaitu ketidakmampua
n mengelola pelunasan liabilitas lancar.
Nilai current ratio tahun 2017 adalah 123%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan memiliki
aset lancar dengan proporsi yang lebih besar dari liabilitas lancarnya, yaitu 1,23 kali lebih bes
ar, sehingga perusahaan bisa menjamin setiap Rp 1 liabilitas lancar oleh Rp 1,23 aset lancar.
Berdasarkan standar industri, current ratio dapat dinilai dan dikatakan dalam kondisi baik jika
nilainya mencapai 200%. Rata-rata current ratio dari tahun 2017 sampai 2021 adalah 135%.
Di mana nilai tersebut masih berada dibawah standar industri. Oleh karena itu, kondisi curren
t ratio PT Astra International Tbk masih berstatus kurang baik. Namun, nilai current ratio per
usahaan sebesar 135% masih berada diatas 100%, di mana hal ini juga menunjukan bahwa ba
hwa perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar semua utang jangka pendeknya deng
an semua aset lancar yang dimilikinya.

2. Kinerja Keuangan berdasarkan Rasio Solvabilitas

Berdasarkan tabel di atas, debt to equity ratio ASII meningkat di tahun 2018, mengalami pen
urunan di tahun 2019 sampai 2021. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memb
ayar liabilitas dengan menggunakan ekuitas perusahaan. Pada tahun 2017 debt to equity ratio
adalah sebesar 89%. Hal ini menunjukan bahwa ASII dapat menjamin setiap Rp 0,89 total uta
ng dengan Rp 1 total ekuitas perusahaan. Total utang perusahaan adalah 89% dari total ekuita
s perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa sumber pendanaan perusahaan lebih banyak da
ri ekuitasnya jika dibandingkan dengan utang yang dimiliki.Kondisi debt equity ratio PT Astr
a Internasional Tbk dapat dikatakan baik. Hal tersebut dikarenakan oleh nilai rata-rata debt eq
uity ratio nya yang di berada di bawah 90%, yaitu sebesar 84%. Artinya, rerata debt equity rat
io tersebut berada di bawah standar industri sehingga perusahaan memiliki risiko yang rendah
dalam hal pengelolaan liabilitas menggunakan ekuitas.

3. Kinerja Keuangan berdasarkan Rasio Profitabilitas

PT Astra International Tbk memiliki rasio profitabilitas sebesar 8% selama 2017 hingga 2018.
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba bersi
h sebesar 8% dari 100% total aset yang dimiliki perusahaan. Hal ini juga menunjukan bahwa
perusahaan dapat menghasilkan Rp 0,08 laba bersih dari investasi Rp 1 aset perusahaan. Berd
asarkan standar industri, kondisi return on asset dikatakan dalam kondisi baik jika nilainya m
encapai 30%. Rata-rata return on asset dari tahun 2017 sampai 2021 adalah 7%, hal ini menuj
ukan bahwa kondisi profitabilitas perusahaan ditinjau dari return on asset dapat dikatakan kur
ang baik.

4. Kinerja Keuangan berdasarkan Rasio Aktivitas

Berdasarkan tabel di atas, total asset turnover dari tahun 2017 sampai 2019 memiliki nilai yan
g sama, yaitu terjadi perputaran total aset untuk menghasilkan penjualan sebanyak 0,7 kali. S
edangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan dan mengalami kenaikan kembali di tahun
2021. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari total a
set perusahaan. Sehingga semakin tinggi perputaran aset maka semakin baik kelangsungan hi
dup perusahaan. Pada tahun 2017, perusahaan memiliki total asset turnover sebanyak 0,7 kali.
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,7 dari R
p 1 total aset perusahaan. Kondisi total aset turnover perusahaan masih dikatakan kurang baik
karena rerata total asset turnovernya masih di bawah standar industri. Hal tersebut berdasarka
n standar industri, total asset turnover dikatakan baik jika mengalami perputaran total aset me
ncapai 2 kali. Sedangkan rerata dari total asset turnover perusahaan dari tahun 2017 sampai 2
021 adalah 0,6 kali.

5. Kinerja Keuangan berdasarkan Rasio Rentabilitas

a. Gross Profit Margin (Margin laba kotor)


Jika standar industri untuk rasio ini adalah 30%, maka rata-rata rasio GPM PT. Astra Internati
onal Tbk berada di nilai sebesar 21,3 % di mana nilai tersebut berada di bawah rata-rata stand
ar industri. PT. Astra International Tbk mampu mencapai GPM Ratio sebesar 71 % dari rasio
DPM standar industri. Namun perbedaan ini tidak terlalu jauh sehingga bisa dikatakan bahwa
kinerja dari keuangan PT Astra Internasional Tbk “cukup baik” walaupun tidak begitu optima
l.

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)


PT. Astra International Tbk. mampu mencapai kinerja keuangan dalam memperoleh margin p
rofit bersihsebesar 20%. Hasil analisis data pada Tabel menunjukkan bahwa rata rata rasio N
PM selama empat tahun terakhir hanya sebesar 11 %. Angka ini jauh dibawah angka standar i
ndustri untuk rasio NPM. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa capaian Net Profit Margi
n (NPM) PT. Astra International Tbk berada dalam kategori “kurang baik”.

c. Rata-rata Return on Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) dari PT Astra Internasional
Tbk masih berada di bawah standar industri. Hal ini menujukan bahwa kinerja perusahaan ya
ng kurang baik dalam menggunakan dan mengelola investasi untuk menghasilkan aset dan ek
uitas.

Analisis Arus Kas PT Astra Internasional Tbk.

Pada aktivitas operasional, PT Astra International Tbk. mengalami peningkatan kas masuk da
ri penjualan dan dari aktivtias operasional lainnya dari tahun 2022 ke tahun 2023. Hal ini men
unjukan bahwa perusahaan mampu melakukan kegiatan operasionalnya dengan baik.
Namun, total arus kas yang diperoleh perusahaan menurun dari tahun 2022 ke tahun 2023 dik
arenakan peningkatan arus kas keluar karena aktivitas pembayaran

Pada aktivitas pendanaan, PT Astra International Tbk. mengalami peningkatan pembayaran d


ividen yang menunjukan bahwa operasional perusahaan perusahaan dapat berjalan dengan bai
k sehingga perusahaan memiliki prospek yang bagus bagi pada investor untuk mendapatkan k
euntungan dari dividen.

Analisis Asesmen Nilai


Pada PT AStra International Tbk., perusahaan tersebut memiliki nilai Price To Earning Ratio
dari tahun 2017 sampai 2021 dengan rata rata nilai perlembar saham 17 dengan ukuran standa
r rasionya sebesar 25. Hal tersebut menunjukan bahwa Price To Earning perusahaan dapat di
katakan baik karena perusahaan memiliki Price to Earning di bawah standar rasio industrinya
sehingga menunjukan bahwa harga saham dan performa saham perusahaan masih bernilai di
bawah harga saham dan performa saham pada standar industri.

Rekomendasi (BUY, HOLD, SELL)


prospek saham ASII memiliki potensi pertumbuhan meskipun sudah terbatas. Hal ini disebab
kan oleh saham ASII yang dibayangi sejumlah sentimen seperti kenaikan suku bunga, dan tid
ak adanya insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPNBM. Namun,peningkatan m
obilitas masyarakat yang lebih tinggi jelang tahun politik menjadi katalis bagi peningkatan ni
lai saham ASII.Saham ASII terkoreksi 2,34% atau 125 poin dan berada di level Rp 5.225 per
saham. Selama sepekan berlangsungnya perdagangan, saham ASII mengalami penurunan seb
esar 5,43%, sedangkan secara year-to-date (ytd), saham ASII mengalami penurunan sebesar 7,
52%. Melemahnya saham ASII ini terjadi karena munculnya isu skandal manipulasi uji kesel
amatan pada Daihatsu Motor Co Ltd yang berada di Jepang.

Berdasarkan informasi di atas, muncul rekomendasi hold atau spekulasi beli untuk ASII, yait
u pada rentang harga saham Rp 5.200 hingga Rp 5.275 dengan target harga saham terdekat ya
ng berada di Rp 5.850.

Daftar Pustaka
Astra Internasional. “Annual Report PT. Astra Internasional.”
https://www.astra.co.id/InvestorRelations/Annual-Update/Annual- Report.

“Bursa Efek Indonesia.” https://www.idx.co.id/id.

Ikatan Akuntan Indonesia. “PSAK 5 Segmen Operasi.” Standar Akuntansi Keuangan. http:
//iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-11-psak-5- segmen-op
erasi.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. “PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PE


MERINTAHAN NO. 11.” https://www.ksap.org/standar/PSAP11.pdf.

Lestyaningrum, Lilis, and Endang Kartini Panggiarti. 2022. “Analisis Pengungkapan Pel
aporan Keuangan Segmen Pada PT Unilever Tbk Dan Entitas Anak.” Jurnal Ekonomi,
Manajemen dan Akuntansi (JEKMA) 1(2): 104–9.

Anda mungkin juga menyukai