Anda di halaman 1dari 26

Tugas Analisis Laporan Keuangan

Analisis Tren/Pertumbuhan Kinerja Perusahaan Berdasarkan


Perbandingan Laporan Keuangan Antar Waktu
PT. Alkindo Naratama Tbk (ALDO)
Tahun 2015-2019
Analisis ROI dan Profitabilitas

Oleh Kelompok 5:

Rahma Nakhiral Marta (20043148)


Rahmi Hidayatullaili (20043149)
Raisa Fadhila (20043150)
Rana Dwi Septiani (20043151)

Dosen Pengampu:
Nurzi Sebrina, S.E, Ak, M.Sc

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2020
KELOMPOK 5
TAHUN 2015-2019
Laporan Analisis ROI & Profitabilitas

A. Gambaran perusahaan PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO)

1. Nama : PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO)

Tahun berdiri : 31 januari 1989.

Badan hukum : Nunuy Rahmayati, Sarjana Hukum, sebagai pengganti dari

Leolin Jayanti, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta

Tahun go public : 12 juli 2011

2. Lingkup kegiatan operasional perusahaan

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan ALDO adalah

bergerak dalam bidang manufaktur konversi kertas. Berdasarkan anggaran dasar

perusahaan, lingkup kegiatan perusahaan adalah usaha produksi honey comb,

edge protector, papercore, papertube, dan paper palette. PT Alkindo Naratama

Tbk merupakan perusahaan yang berbasis di Indonesia yang utamanya bergerak

dalam produksi produk kertas konversi. Perusahaan memproduksi produk kertas

konversinya dalam berbagai ukuran dan bentuk, seperti inti kertas, tabung kertas,

papan kertas sarang lebah, dan pelindung tepi. Fasilitas produksinya berlokasi di

Padalarang, Indonesia. Melalui anak perusahaannya, PT Swisstex Naratama

Indonesia, perusahaan juga bergerak dalam distribusi bahan kimia untuk tekstil

dan benang.

3. Jenis produk perusahaan

 Honey Comb adalah kertas karton yang dibentuk seperti sarang lebah

dengan struktur hexagonal yang memiliki keunggulan lebih kuat, lebih

ringan, ramah lingkungan dan serbaguna untuk diaplikasikan pada furnitur,

pintu, partisi, kemasan dan palet kertas (paper pallet).


 Edge Prolector adalah pelindung sudut untuk produk-produk yang rentan

seperti kaca, marmer, peralatan elektronik, dll. Edge Protector merupakan

lembaran kertas yang diproduksi melalui proses tertentu sehingga

berbentuk padat seperti kayu dan menghasilkan kekuatan yang baik. Edge

Protektor memberikan perlindungan terhadap produk kemasan yang dibuat

dengan standar kualitas industri tinggi, presisi dan kosistensi untuk

memastikan perlindungan terhadap benturan. Edge Protektor diproduksi

dengan desain dan ukuran yang berbeda yaitu: “L tidak sama sisi”, “U”.

4. Struktur kepemilikan dan struktur modal pemilik

Sesuai dengan Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir sebagaimana

dimaksud dalam Akta Berita Acara Rapat nomor 27 tanggal 16 Juni 2015, yang

dibuat oleh Erny Kencanawati, Sarjana Hukum, Magister Hukum, Notaris di Kota

Bandung, susunan kepemilikan saham adalah sebagai berikut:

Sejarah Pencatatan Saham


Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan
Saham Perdana @ Rp225,- 150,000,000 12-Jul-11
Pencatatan Saham Pendiri 400,000,000 12-Jul-11

Sejarah Pencatatan Saham


Jenis Pencatatan Saham
Saham Perdana @ Rp225,- 150,000,000
Pencatatan Saham Pendiri 400,000,000

Dewan Komisaris dan Direksi


Nama Jabatan
Lili Mulyadi Sutanto Komisaris Utama
5. Nilai nominal saham

Pada tanggal 30 juni 2011, perusahaan memperolehpernyataan efektif Dari Badan

Pengawasan Pasar Modal dan LembagaKeuangan (BAPEPAM-LK) untuk

melakukan Penawaran Umum PerdanaSaham perusahaan kepada masyarakat

sebanyak 150 juta saham dengannilai nominal Rp 100,- per saham serta harga
penawaran Rp 225,- persaham. Seluruh saham perusahaan telah di daftarkan di

Bursa EfekIndonesia pada tanggal 12 juli 2011.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Alkindo Naratama Tbk,

antara lain: PT Golden Arista International (induk usaha) (58,41%) dan Lili

Mulyadi Sutanto (7,66%). Adapun pengendali terakhir adalah Lili Mulyadi

Sutanto, Herwanto Sutanto dan Erik Sutanto. Deviden PT Alkindo Naratama Tbk,

membagikan dividen tunai Rp 1,1 per saham Cum. Rutin dilakukan setiap tahun

dari tahun 2015 sampai 2019.

6. Kegiatan Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 (tiga) Anggaran Dasar Perseroansebagaimana dimaksud

dalam Akta Berita Acara Rapat nomor 05tanggal 15 Maret 2011, yang dibuat di

hadapan Nunuy Rahmayati,Sarjana Hukum, sebagai pengganti dari Leolin Jayanti,

SarjanaHukum, Notaris di Jakarta, Perseroan telah menjalankan kegiatanusaha

utama antara lain dalam bidang industri, di bidang manufakturkertas konversi

antara lain honeycomb paper, paper core, papertube, dan edge protector.

7. Struktur Organisasi
B. Analisis ROI

1. ROA

(Perhitungan di Excel bagian ROA & ROE)

Analisis tahun 2015 ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola

modal perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan asset untuk menghasilkan

keuntungan bagi semua investor, setiap satu rupiah modal menghasilkan keuntungan

Rp 0,06 untuk investor. Dari hasil yang diperoleh perusahaan sebesar 6%, maka dapat

dikatakan perusahaan masih belum baik dalam melakukan manajemen aset

perusahaan karena tingkat persentase ROA nya hanya sebesar 0,06.

(Perhitungan di Excel bagian ROA & ROE)

Pada tahun 2016, untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT Alkindo

Naratama Tbk, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas sebesar Rp 0,6.

Bisa juga dikatakan bahwa dari total investasi pada PT Alkindo Naratama Tbk
pemegang saham masih memperoleh tambahan nilai yang sama dengan tahun

sebelumnya yaitu dengan persentase ekuitas sebesar 6 %. Karena hasil yang diperoleh

Rp 0,6.

Selanjutnya, pada tahun 2017 untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT

Alkindo Naratama Tbk, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas sebesar

Rp 0,6. Bisa juga dikatakan bahwa dari total investasi pada PT Alkindo Naratama Tbk

pemegang saham masih memperoleh tambahan nilai yang sama dengan tahun

sebelumnya yaitu dengan persentase ekuitas sebesar 6 %. Karena hasil yang diperoleh

Rp 0,6.

Pada tahun 2018, untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT Alkindo

Naratama Tbk, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas sebesar Rp 0,6.

Bisa juga dikatakan bahwa dari total investasi pada PT Alkindo Naratama Tbk

pemegang saham kembali memperoleh tambahan nilai yang sama dengan tahun

sebelumnya yaitu dengan persentase ekuitas sebesar 6 %. Karena hasil yang diperoleh

Rp 0,6.
Jadi, pada PT Alkindo Naratama Tbk, Rasio Return on Asset (ROA) dari tahun

2015 hingga tahun 2018 tidak mengalami kenaikan maupun penurunan walau dapat

dilihat total dari laba bersih dan juga rata-rata asset yang diperoleh berbeda-beda

setiap tahunnya.

Grafik ROA
1,000,000,000,000
900,000,000,000
800,000,000,000
700,000,000,000
600,000,000,000
500,000,000,000
400,000,000,000
300,000,000,000
200,000,000,000
100,000,000,000
-

Jumlah laba (rugi) tahun berjalan Jumlah aset


Average aset Turnover

Kesimpulan

Secara keseluruhan dari Analisis ROA yang telah dilakukan maka dapat

terlehihat bahwa Perusahaan Alkindo Naratama Tbk ini masih belum efektif dalam

memanfaatkan asset nya karena tingkat perolehan dengan persentase yang sama setiap

tahunnya sehingga PT Alkindo Naratama Tbk tidak mengalami kenaikan mauoun

penurunan. Tanpa adanya peningkatan tingkat ROA ini disebabkan karena perputaran

kas menurun dan perputaran persediaan juga mengalami penurunan sehingga dengan

adanya penurunan ini maka perusahaan akan cenderung mengalami penurunan

pendapatan.
Rekomendasi

Dari kesimpulan di atas, sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan perputaran kas

dan perputaran persediaannya, sehingga perusahaan dapat meningkatkan pendapatan

serta dapat meningkatan perolehan tambahan nilai ekuitas bagi para pemegang saham
2. ROE

Untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT Alkindo Naratama Tbk

pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 0,13. Bisa juga dikatakan

bahwa, dari total investasi pada PT Alkindo Naratama Tbk, pemegang saham

memperoleh kenaikan nilai ekuitas sebesar 13 %. Karena hasil yang diperoleh Rp

0,13. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa perusahaan belum memanfaatkan aset yang

dimiliki untuk memperoleh laba yang besar.

Pada tahun 2016, untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT Alkindo

Naratama Tbk, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 0,12. Dapat

dilihat bahwa dari total investasi PT Alkindo Naratama Tbk, pemegang saham

memperoleh penurunan ekuitas sebesar 12%, karena hasil yang diperoleh Rp 0,14.
Selanjutnya, pada tahun 2017 untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT

Alkindo Naratama Tbk, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas sebesar

Rp 0,12. Dapat dilihat bahwa dari total investasi pada PT Alkindo Naratama Tbk

pemegang saham masih memperoleh tambahan nilai yang sama dengan tahun

sebelumnya yaitu dengan persentase ekuitas sebesar 12 %. Karena hasil yang

diperoleh Rp 0,12.

Pada tahun 2018, untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT Alkindo

Naratama Tbk, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 0,11. Dapat

dilihat bahwa dari total investasi PT Alkindo Naratama Tbk, pemegang saham

kembali memperoleh penurunan ekuitas sebesar 11%, karena hasil yang diperoleh Rp

0,11.

Jadi, pada perusahaan Alkindo Naratama Tbk, Rasio Return on Equity (ROE)

dari tahun 2018 mengalami penurunan setiap tahunnya, pada tahun 2015 perusahaan

mencapai ROE dengan persentase 13%, pada tahun 2016 perusahaan menghasilkan

ROE yang lebih rendah daripada tahun sebelumnya dengan persentase 12%.

Selanjutnya pada tahun 2017 perusahaan memperoleh ROE yang sama dengan tahun
sebelumnya yaitu sebesar 12%, yang mana pada tahun ini tidak terjadi peningkatan.

Pada tahun 2018 perusahaan kembali mengalami penurunan dengan persentase 11%.

Grafik ROE
600,000,000,000

500,000,000,000

400,000,000,000

300,000,000,000

200,000,000,000

100,000,000,000

Jumlah laba (rugi) tahun berjalan Jumlah ekuitas


Average ekuitas Turnover

Kesimpulan

Secara keseluruhan dari Analisis ROE yang telah dilakukan maka dapat terlihat

bahwa Perusahaan Alkindo Naratama Tbk ini masih belum efektif dalam

memanfaatkan asset nya karena tingkat perolehan dengan persentase yang menurun

setiap tahunnya. Jadi dapat disimpulkan dari hasil interpretasi di atas maka dapat

dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola asset dan modal

perusahaan masih kurang efisien sehingga perlu diperbaiki lagi agar asset dan modal

yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Rekomendasi

Dari kesimpulan di atas, sebaiknya perusahaan lebih efektif dalam memanfaatkan

asset serta meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mengelola asset dan modal

perusahaan agar asset dan modal yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan sebaik

mungkin. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan pendapatan serta dapat

meningkatan perolehan tambahan nilai ekuitas bagi para pemegang saham.


C. Analisis Pemanfaatan Aset

1. Perputaran Kas (Cash Turnover)

e. Perputaran Kas
  2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan dan pendapatan usaha 666,434,061,41 1,096,435,817,888
538,363,112,800 2 708,740,551,637 789,643,654,873
Kas dan bank 8,658,473,828 9,022,509,790 9,115,361,639 12,089,897,847 18,838,991,531
Average Cash & Cash Equivalent   8,840,491,809 9,068,935,715 10,602,629,743 15,464,444,689
Cash Turnover   75.38 78.15 74.48 70.90
Average Cash Holding Period   4.78 4.61 4.83 5.08

Dari perhitungan perputaran kas ALDO selama 4 tahun terlihat bahwa kas

ALDO pada tahun 2016 sebanyak 75.38 kali dan mengalami penurunan , bisa kita

lihat pada tahun 2019 perputaran kas ALDO menurun menjadi 70.90 kali. Jika

dilihat dari waktu, kas di pegang rata-rata 5.08 hari pada tahun 2019. Perputaran

kas ini mengalami penurunan yang dapat dilihat pada tabel perputaran kas di atas.

Hal ini menujukkan bahwa ALDO kurang mampu mengelola kas nya dengan

baik. Dengan perputaran kas yang menurun ini berati kas akan sulit untuk

dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga bisa

mengganggu kondisi keuangan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

penggunaan kas pada ALDO kurang efisien.

1,200,000,000,000 Grafik Perputaran Kas


1,000,000,000,000
800,000,000,000
600,000,000,000
400,000,000,000
200,000,000,000
0
2015 2016 2017 2018 2019

Penjualan dan pendapatan usaha Kas dan bank Average Cash & Cash Equivalent Cash Turnover
Average Cash Holding Period
2. Perputaran Piutang Usaha (Account Receivable Turnover)

f. Perputaran
Piutang Usaha
  2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan dan 538,363,112,80 666,434,061,41 789,643,654,87 1,096,435,817,888
pendapatan usaha 0 2 708,740,551,637 3
Piutang usaha 154,802,310,27 182,427,385,51 203,140,191,25
192,425,624,515 230,491,208,522
6 8 5
Average 168,614,847,89 197,782,907,88
  187,426,505,017 216,815,699,889
Collection Period 7 5
Cash Turnover   3.95 3.78 3.99 5.06
Average Cash
  91.08 95.20 90.17 71.19
Holding Period

Dari perhitungan perputaran piutang usaha ALDO terlihat bahwa tahun 2016

perputaran piutang usaha ALDO sebesar 3.95 kali dalam satu tahun, dan angka ini

mengalami kenaikan tahun 2019 sebesar 5.06 kali. Hal ini menunjukkan untuk

tahun 2019, piutang mampu menghasilkan penjualan 5.06 kali dalam setahun. Jika

perputaran piutang di dalam suatu perusahaan tidak cepat dan terkesan lambat,

maka periode penagihannya semakin bertambah, untuk tahun 2019 piutang

beredar hanya dalam waktu 71.19 hari. Dengan perputaran piutang yang semakin

menurun ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk

mengelola piutangnya dengan kurang baik, sehingga piutang perusahaan cukup

besar. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan/pengendalian piutang usaha

pada ALDO masih kurang efektif.


Grafik Perputaran Piutang
1,200,000,000,000

1,000,000,000,000

800,000,000,000

600,000,000,000

400,000,000,000

200,000,000,000

0
2015 2016 2017 2018 2019

Penjualan dan pendapatan usaha Piutang usaha Average Collection Period


Cash Turnover Average Cash Holding Period

3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

g. Persediaan
  2015 2016 2017 2018 2019
Beban pokok penjualan 435,203,997,01 554,275,328,51
588,935,699,382 638,294,546,423 821,595,543,791
dan pendapatan 6 7
Persediaan
79,554,208,566 95,547,717,345 131,015,702,213 144,342,696,536 257,163,046,834
Average Inventory days
  87,550,962,956 113,281,709,779 137,679,199,375 200,752,871,685
Outstanding
Cash Turnover   6.33 5.20 4.64 4.09
Average Cash Holding
  56.86 69.25 77.65 87.96
Period

Berdasarkan perhitungan rasio di atas terlihat tingkat perputaran persediaan

tahun 2016 sebesar 6.33 kali dan terus mengalami penurunan hingga tahun 2019

sebesar 4.09. Perputaran persediaan yang terus menurun ini menunjukkan indikasi

tingkat penjualan yang lemah dan permintaan akan produk perusahaan menurun.
Grafik Persediaan
900,000,000,000

800,000,000,000

700,000,000,000

600,000,000,000

500,000,000,000

400,000,000,000

300,000,000,000

200,000,000,000

100,000,000,000

0
2015 2016 2017 2018 2019

Beban pokok penjualan dan pendapatan Persediaan Average Inventory days Outstanding
Cash Turnover Average Cash Holding Period

4. Perputaran Aset Operasi Jangka Panjang (Long-term Operating asset

Turnover)

5. h. Perputaran Aset
Operasi Jangka Panjang
  2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan dan 538,363,112,80 1,096,435,817,888
pendapatan usaha 0 666,434,061,412 708,740,551,637 789,643,654,873
Piutang pihak berelasi
4,324,249,444 6,434,893,393 8,939,925,782 11,888,523,701 4,737,673,263

Aset pajak tangguhan 706,820,965 933,483,583 2,416,800,701 1,532,265,134 2,961,481,558

117,612,199,76
Aset tetap 0 111,122,445,703 147,610,455,698 149,708,894,516 393,219,454,865
Uang muka pembelian - - - - 1,592,250,000

Beban ditangguhkan- bersih 31,803,485 16,587,084 12,063,334 1,543,809,402 128,844,154

Jumlah Aset Tidak Lancar 118,350,824,21


0 112,072,516,370 150,039,319,733 152,784,969,052 397,902,030,577
Average Long-term
  115,211,670,290 131,055,918,052 151,412,144,393 275,343,499,815
Operating Assets
Long-term   5.7 5.4 5.22 3.98
Operating 8 1
Assets
Turnover

Pemanfaatan aset operasi jangka panjang ALDO yang dilihat dari nilai

perputaran aset operasi jangka panjang mengalami mengalami penurunan pada

2016 sampai 2019, Pada tahun 2016 perputaran aset operasi jangka panjang

sebesar 5.78 kali, tahun 2017 meningkat sebesar 5.41 kali, tahun 2018 turun lagi

menadi 5.22 kali, dan tahun 2019 mengalami penurunan yang drastis menjadi 3.98

kali. Penurunan perputaran aset operasi jangka panjang ini menunjukkan bahwa

dalam penggunaan aset tetap perushaaan mengalami pemborosan, sehingga

pemanfaatan aset operasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan tidak

cukup efisien.

Grafik Perputaran Aset Operasi Jangka Panjang


1,200,000,000,000
1,000,000,000,000
800,000,000,000
600,000,000,000
400,000,000,000
200,000,000,000
0
i r s r
ha as an ta
p
ia
n s ih ca et ve
us
a el uh te be
l er an ss no
er g g t b L A r
an b
an As
e m n- ak g Tu
pa
t
ha
k t pe ka id tin ts
a pi ak uk
a
gu
h t T
er
a s e
nd aj se As
pe ng tp m ng A Op g
ta e ng ta h n
da
n
Pi
u As Ua di la rm
ra
ti
a n m -te e
an b J u n g p
al Be Lo O
nju e rm
g e
Pe er
a -t
Av ng
Lo

2015 2016 2017 2018 2019


6. Perputaran Utang Dagang (Account Payable Turnover)

i. Perputaran Utang
Dagang
Perputaran utang dagang 2015 2016 2017 2018 2019
Beban pokok penjualan 435,203,997,01
dan pendapatan 554,275,328,517 588,935,699,382 638,294,546,423 821,595,543,791
6
Utang usaha
94,351,241,096 136,922,780,390 158,994,734,911 146,727,881,240 159,834,778,338
Average payable days
outstanding   115,637,010,743 147,958,757,651 152,861,308,076 153,281,329,789
Turnover   5 4 4 5
Average payable days
  89 97 83 70
outstanding
           

Rasio perputaran utang usaha pada ALDO ini mengalami penurunan pada

2017 dan 2018, kemudian mengalami peningkatan pada 2019, dapat dilihat pada

tahun 2016 perputaran utang usaha sebesar 5 kali, menurun menjadi 4 kali pada

tahun 2017 dan 2018 dan meningkat pada tahunn hingga 2019 sebesar 5 kali. Jika

dilihat dari waktu, utang usaha beredar hanya dalam waktu 70 hari pada tahun

2019. Dengan meningkatnya perputaran utang usaha berarti semakin cepat

jangka waktu perusahaan membayar utang kepada pemasoknya. Semakin cepat

periode pembayaran utang pada pemasok, menunjukkan bahwa perusahaan bisa

mengelola utang usahanya dengan tepat. Utang yang semakin cepat dibayar

perusahaan menunjukkan perusahaan memiliki kecukupan kas dan aset lancar

untuk membayar utangnya pada pemasok. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan utang yang dilakukan oleh ALDO cukup baik, sehingga perturan

utang usaha dapat meningkat setiap tahunnya.


Grafik Perputaran Utang Dagang
900,000,000,000

800,000,000,000

700,000,000,000

600,000,000,000

500,000,000,000

400,000,000,000

300,000,000,000

200,000,000,000

100,000,000,000

0
2015 2016 2017 2018 2019

Beban pokok penjualan dan pendapatan Utang usaha


Average payable days outstanding Turnover
Average payable days outstanding
7. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

j. Perputaran modal kerja


  2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan dan pendapatan 1,096,435,817,888
usaha 538,363,112,800 666,434,061,412 708,740,551,637 789,643,654,873
Jumlah aset
366,010,819,198 410,330,576,602 498,701,656,995 526,129,315,163 925,114,449,507
Average Working Capital   388,170,697,900 454,516,116,799 512,415,486,079 725,621,882,335
Turnover   1.72 1.56 1.54 1.51

Perputaran modal kerja ALDO mengalami penurunan setiap tahunnya, pada

2016 perputaran modal kerja ALDO sebesar 1.72 kali dan terus menurun hingga

tahun 2019 sebesar 1.51 kali. Dengan menurunnya perputaran modal kerja ini berarti

perusahaan kurang dapat memaksimalkan modal kerja untuk menghasilkan penjualan

yang lebih tinggi.

Grafik Perputaran Modal


1,200,000,000,000

1,000,000,000,000

800,000,000,000

600,000,000,000

400,000,000,000

200,000,000,000

0
2015 2016 2017 2018 2019

Penjualan dan pendapatan usaha Jumlah aset


Average Working Capital Turnover

Kesimpulan

Secara keseluruhan dari Analisis Pemanfaatan Aset yang telah dilakukan maka dapat

terlihat bahwa Perusahaan Alkindo Naratama Tbk ini masih belum efektif dalam

memanfaatkan asset nya karena tingkat perolehan dengan persentase yang menurun

setiap tahunnya. Jadi dapat disimpulkan dari hasil interpretasi di atas maka dapat

dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola asset dan modal


perusahaan masih kurang efisien sehingga perlu diperbaiki lagi agar asset dan modal

yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Rekomendasi

Dari kesimpulan di atas, sebaiknya perusahaan lebih efektif dalam

memanfaatkan asset serta meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mengelola

asset dan modal perusahaan agar asset dan modal yang dimiliki perusahaan dapat

dimanfaatkan sebaik mungkin. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan pendapatan

serta dapat meningkatan perolehan tambahan nilai ekuitas bagi para pemegang saham.
D. Analisis Kinerja Operasi

1. Margin Laba Kotor

a. Margin Laba Kotor


2019 2018 2017 2016 2015
Penjualan dan pendapatan usaha 1.096.435.817.888 789.643.654.873 708.740.551.637 666.434.061.412 538.363.112.800
Beban pokok penjualan dan pendapatan -821.595.543.791 -638.294.546.423 -588.935.699.382 554.275.328.517 435.203.997.016
Jumlah laba bruto 1.918.031.361.679 1.427.938.201.296 1.297.676.251.019 112.158.732.895 103.159.115.784
Gross Profit Margin 174,93% 180,83% 183,10% 16,83% 19,16%
COGS -74,93% -80,83% -83,10% 83,17% 80,84%

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa laba kotor pada ALDO tahun

2015-2019 berfluktuasi, sedangkan penjualannya dari tahun 2015-2019

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana laba kotor pada tahun 2015

sebanyak 19,16%, meningkat pada tahun 2016 sebanyak 16,83%, pada tahun 2017

mengalami peningkatan menjadi 183,10%, naik lagi menjadi 180,83% pada tahun

2018 dan mengalami peningkatan pada tahun 2019 menjadi 174,93%.

Berfluktuasinya margin laba kotor pada ALDO diakibatkan peningkatan penjualan

dan kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat terjadi karena

inefisiensi penggunaan biaya produksi.

Berikut adalah grafik margin dari laba kotor

COGS
2,500,000,000,000

2,000,000,000,000

1,500,000,000,000

1,000,000,000,000
Axis Title
500,000,000,000

0
1 2 3 4 5
(500,000,000,000)

(1,000,000,000,000)
2. Margin Laba Operasi

b. Margin Laba Operasi


2019 2018 2017 2016 2015
Penjualan dan pendapatan usaha 1.096.435.817.888 789.643.654.873 708.740.551.637 666.434.061.412 538.363.112.800
Beban pokok penjualan dan pendapatan -821.595.543.791 -638.294.546.423 -588.935.699.382 554.275.328.517 435.203.997.016
Jumlah laba bruto 1.918.031.361.679 1.427.938.201.296 1.297.676.251.019 112.158.732.895 103.159.115.784
Beban Penjualan umum dan administrasi -134.770.148.327 -78.154.460.660 -70.120.926.011 -69.230.159.739 -55.240.892.094
Pendapatan Operasi lainnya 5.400.125.375 1.711.032.491 717.327.529 1.371.706.512 506.167.051
Beban operasi lainnya -2.028.297.297 -6.346.255.582 -2.386.821.668 -873.091.847 -6.199.327.535
Jumlah Laba Operasi 1.786.633.041.430 1.345.148.517.545 1.225.885.830.869 43.427.187.821 42.225.063.206
Gross Profit Margin 174,93% 180,83% 183,10% 16,83% 19,16%
% Beban usaha -12,29% -9,90% -9,89% -10,39% -10,26%
Operating profit margin 162,95% 170,35% 172,97% 6,52% 7,84%

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa laba operasi pada ALDO tahun

2015-2019 berfluktuasi dan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dimana laba

operasi pada tahun 2015 sebanyak 7,84%, pada tahun 2016 mengalami sedikit

penurunan menjadi 6,52%, pada tahun 2017 mengalami kenaikan yang sangat

signifikan menjadi 172,97%, tahun 2018 turun menjadi 170,35% dan pada tahun

2019 mengalami peningkatan menjadi 162,95%. Kenaikan laba operasi pada

ALDO diakibatkan karena adanya peningkatan pada penjualan dan beban operasi

yang tidak terlalu besar. Dimana beban usaha ALDO pada tahun 2015 sebanyak

-10,26%, pada tahun 2016 menurun menjadi -10,39%, pada tahun 2017

meningkat menjadi -9,89%, pada tahun 2018 menurun menjadi -9,90% dan pada

tahun 2019 menurun menjadi -12,29%.

Berikut adalah grafik margin dari laba operasi


Operating profit margin
2,500,000,000,000

2,000,000,000,000

1,500,000,000,000

1,000,000,000,000
Axis Title
500,000,000,000

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(500,000,000,000)

(1,000,000,000,000)

3. Margin Laba Sebelum Pajak

c. Margin Laba Sebelum Pajak


2019 2018 2017 2016 2015
Penjualan dan pendapatan usaha 1.096.435.817.888 789.643.654.873 708.740.551.637 666.434.061.412 538.363.112.800
Jumlah laba operasi 1.786.633.041.430 1.345.148.517.545 1.225.885.830.869 43.427.187.821 42.225.063.206
Pendapatan keuangan 155.342.335 57.482.243 -25.887.235 -127.279.478
Beban keuangan -2.514.450.960 -2.915.405.215 -3.109.860.211 -3.069.890.000 -5.162.159.128
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 1.784.273.932.805 1.342.290.594.573 1.222.750.083.423 40.230.018.343 37.062.904.078
Operating profit margin 162,95% 170,35% 172,97% 6,52% 7,84%
% Finance Income 0,01% 0,01% 0,00% -0,02% 0,00%
% Finance Expense -0,23% -0,37% -0,44% -0,46% -0,96%
Pretax Profit Margin 162,73% 169,99% 172,52% 6,04% 6,88%

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa laba sebelum pajak pada ALDO

tahun 2015-2019 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana laba sebelum

pajak pada tahun 2015 sebanyak 6,88%, pada tahun 2016 sebanyak 6,04%, pada

tahun 2017 meningkat dengan sangat signifikan sebanyak 172,52%, pada tahun

2018 sebanyak 169,99%, dan pada tahun 2019 sebanyak 162,73%. Laba setelah

pajak pada ALDO mengalami perubahan yang cukup signifikan dibandingkan

dengan laba operasi. Hal ini dikarenakan pendapatan dan beban keuangan lainnya

begitu besar sehingga tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan pada

laba sebelum pajak.

Berikut adalah margin laba sebelum pajak


Pretax Profit Margin
2,000,000,000,000

1,500,000,000,000

1,000,000,000,000
Axis Title
500,000,000,000

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

(500,000,000,000)

4. Margin Laba Bersih

d. Margin Laba Bersih


2019 2018 2017 2016 2015
Penjualan dan pendapatan usaha 1.096.435.817.888 789.643.654.873 708.740.551.637 666.434.061.412 538.363.112.800
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak 1.784.273.932.805 1.342.290.594.573 1.222.750.083.423 40.230.018.343 37.062.904.078
Pajak Penghasilan -31.211.431.854 -14.702.210.621 -9.586.395.553 -8.617.820.135 -8.374.792.461
Laba Tahun Berjalan 1.753.062.500.951 1.327.588.383.952 1.213.163.687.870 31.612.198.208 28.688.111.617
Pretax Profit Margin 162,73% 169,99% 172,52% 6,04% 6,88%
Nett Profit margin 159,89% 168,12% 171,17% 4,74% 5,33%

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa laba bersih ALDO pada tahun 2015-

2019 juga mengalami peningkatan. Dimana laba bersih pada tahun 2015 sebanyak

5,33%, pada tahun 2016 menjadi 4,74%, pada tahun 2017 mengalami peningkatan

yang sangat signifikan menjadi 171,17%, pada tahun 2018 menjadi 168,12%, dan

pada tahun 2019 mengalami menjadi 159,89%. Sedangkan beban pajak PPh juga

mengalami fluktuasi dari tahun 2015-2019.


Nett Profit margin
2,000,000,000,000

1,500,000,000,000

1,000,000,000,000
Axis Title
500,000,000,000

0
1 2 3 4 5 6

(500,000,000,000)

Kesimpulan

Dapat disimpulkan yang pertama dilihat dari margin laba kotor yang mengalami

peningkatan yang sangat signifikan adalah pada tahun 2016, dengan beban pokok

penjualan yang tidak begitu besar ALDO bisa menghasilkan laba kotor meningkat

begitu siginifikan pada tahun 2016, yang kedua margin laba operasi, pada tahun 2017

adalah total laba operasi yang paling tinggi, dilihat dengan laba bersih perusahaan

pada tahun 2017 merupakan laba perusahaan tertinggi dari laporan keuangan tahun

2015-2019. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2017 sangat

baik dari tahun lainnya, dengan beban usaha yang dikeluarkan tidak begitu besar,

ketiga dilihat pada margin laba sebelum pajak yang mengalami peningkatan adalah

pada tahun 2017 dan margin setelah pajak peningkatan yang terjadi juga pada tahun

2017 diakibatkan dari penjualan yang begitu naik dengan sangat signifikan.
Rekomendasi

Agar dapat meningkatkan laba yang di peroleh oleh perusahaan, maka perusahaan

harus dapat menekan beban yang di keluarkan hingga sekecil mungkin, sehingga laba

yang diperoleh oleh perusahaan dapat meningkat, dilihat pada laporan laba rugi

ALDO mereka telah melakukan pengeluaran beban yang begitu kecil, diharapkan

agar ALDO dapat mempertahankan hasil kinerja perusahaan untuk tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai