Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT. ANEKA TAMBANG Tbk.

Disusun oleh
Yulinar Hasanah
181011200267

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’analisis laporan
keuangan PT. Vale Indonesi Tbk’’ dengan baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa saya haturkan kepada dosen Analisis laporan keuangan
Ibu Habibah dan teman-teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya
menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan masih banyaj
kekurangan yang harus diperbaiki.

Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Saya
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan dunia ilmu
pengetahuan.

Tangerang, 09 september 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata pengantar ............................................................................................................. i
Daftar isi ........................................................................................................................ ii
Bab 1 Laporan Keuangan PT. Aneka Tambang Tbk. Periode 2019-2020 ............. 1
1.1 laporan Neraca ............................................................................................ 1
1.2 laporan laba rugi ......................................................................................... 3
1.3 laporan perubahan modal ............................................................................ 3
1.4 laporan arus kas........................................................................................... 4
1.5 catatan atas laporan keuangan ..................................................................... 5
Bab 2. Informasi Umum PT. Aneka Tambang Tbk. ................................................. 7
2.1 profil dan perkembangan perusahaan ......................................................... 7
2.2 Visi dan Misi ............................................................................................... 8
2.3 Struktur Organisasi ..................................................................................... 9
Bab 3. Analisis Kinerja Laporan Keuangan ............................................................ 10
3.1 Pengertian analisis kinerja laporan keuangan ............................................ 10
3.1.1 Anlisis perbandingan laporan keuangan .......................................... 10
3.1.2 Ananlisis Trend ................................................................................ 13
3.1.3 Analisis presentase per komponen ................................................... 15
3.1.4 Analisis sumber dan penggunaan modal kerja................................. 18
3.1.5 Analisis sumber dan penggunaan kas .............................................. 20
3.1.6 Analisis rasio keuangan ................................................................... 22
3.1.7 Analisis perubahan laba kotor .......................................................... 29
3.1.8 Analisis titik impas .......................................................................... 30
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 32

ii
BAB 1
LAPORAN KEUANGAN PT. ANEKA TAMBANG Tbk.

1.1 LAPORAN KEUANGAN


Untuk menjalankan bisnis tidak boleh sembarangan. Diperlukan pengetahuan yang
memadai terkait usaha beserta aktifitas yang ada di dalamnya, salah satunya adalah
persoalan laporan keuangan. Secara umum laporan keuangan adalah laporan yang berisi
pencatatan uang dan transaksi yang terjadi dalam bisnis, baik transaksi pembelian maupun
penjualan dan transaksi lainnya yang memiliki nilai ekonomi dan moneter. Dalam
praktiknya secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan modal
4. Laporan arus kas
5. Laporan catatan atas laporan keuangan

Berikut ini capture laporan keuangan PT. Aneka Tambang Tbk. Yang diambil dari webside
resmi perusahaan www.antam.com.
1. Laporan posisi keuangan PT. Aneka Tambang Tbk. periode 2019-2020

1
Gambar 1.1
Laporan posisi keuangan (neraca)

2
2. Laporan Laba Rugi PT. Aneka Tambang Tbk. periode 2019-2020

Gambar 1.2
Laporan laba rugi

3. Laporan Perubahan Modal PT. Aneka Tambang Tbk. Periode 2019-2020

Gambar 1.3
Laporan perubahan modal

3
4. Laporan Arus Kas PT. Aneka Tambang Tbk. Periode 2019-2020

Gambar 1.4
Laporan arus kas

4
5. Catatan atas laporan keuangan PT. Aneka Tambang Tbk. Periode 2019-2020

5
Gambar 1.5
Catatan atas laporan keuangan

6
BAB 2
INFORMASI UMUM

2.1 Profil dan Perkenmbangan perusahaan


PT Aneka Tambang Tbk.( ANTAM) adalah anak perusahaan BUMN pertambangan
Inalum. PT Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Kegiatan Antam mencakup
eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral. Bijih
nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara dan jasa pemurnian logam mulia. ANTAM
juga melakukan akuisisi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki izin usaha
pertambangan, serta menjalin kemitraan dengan membentuk perusahaan patungan untuk
mengembangkan kegiatan pertambangan di wilayah Indonesia.
Pada tanggal 14 September 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara ke
perusahaan Milik Negara (Persero) dan dikenal sebagai "Perusahaan Perseroan (Persero)
Aneka Tambang". Dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. Kep. 1768/MK/IV/12/1974, tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Aneka Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Aneka Tambang, yang
telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM dalam Surat Keputusannya
No. Y.A. 5/170/4 tanggal 21 Mei 1975
ANTAM adalah perusahaan milik negara yang dihasilkan dari penggabungan
beberapa perusahaan pertambangan dan proyek milik negara yaitu State General Mining
Company, the State Bauxite Mining Company, the Tjikotok State Gold Mining Company,
the State Precious Metals Company, PT Nickel Indonesia, the Diamond Project dan masih
banyak lagi proyek di bawah Bapetamb.
Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM
menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada
tahun 1999, ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt
entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki
ketentuan lebih ketat.
Hadianto Martosubroto, M.Sc. ditunjuk sebagai direktur utama antam yang pertama.
Jajaran direksi pertama antam didukung oleh Ir. Ngakan Ketut Suta sebagai direktur
produksi ekplorasi, Ir. Ahmad Prayono sebagai direktur teknik, Jani Arsadjadja, SH.
sebagai direktur keuangan dan Drs. SGB Tampubulon sebagai direktur pemasaran.

7
Kantor pusat antam yang pertama kali berdiri berada di Jalan Bungur Besar 24-26,
Jakarta yang fasilitasnya jauh dari mewah dan serba terbatas. Antam baru pindah kekantor
baru di Jalan TB. Simatupang pada bulan November 1992, sebuah kantor megah berlantai
8 yang lebih representative dan memiliki fasilitas yang jauh lebih memadai.
Di tahun 2013 PT. antam memiliki 5 unit bisnis yakni Unit Bisnis Pertambangan Nikel
(UBPN) Sulawesi Tenggara, UBPN Maluku Utara, Unit Bisnis Pertambangan (UBP)
Emas, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia serta UBP Bauksit
yang baru dibentuk di tahun 2013 untuk menunjang rencana pengoperasian pabrik CGA
Tayan di awal semester II tahun 2014 oleh Entitas Pengendalian Bersama PT Indonesia
Chemical Alumina (PT ICA).
ANTAM berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi
terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai melalui
pengembangan bisnis hilir. ANTAM juga akan mempertahankan kekuatan finansial
perusahaan. Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan memastikan akan
memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan, dan
membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi lebih efisien
dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan adanya skala ekonomis.
Sebagai perusahaan pertambangan, ANTAM menyadari bahwa kegiatan operasi
perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan khususnya pengembangan
masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi merupakan bagian dari risiko
perusahaan yang harus dikelola dengan baik. Karakteristik industri pertambangan di
Indonesia sebagai industri pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran
perusahaan tambang untuk berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan
beroperasi sebagai good corporate citizen sangat penting. Hal ini akan berperan penting
dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari
konsepsi ini maka perhatian yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta
partisipasi secara proaktif dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu kunci
kesuksesan kegiatan pertambangan.
2.2 Visi dan Misi
Visi Antam ialah ‘’menjadi perusahaan pertambangan berstandar Internasional yang
memiliki keunggulan kompetitif di pasar global’’.
Misi antam adalah :
1. Menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, yaitu nikel, emas, dan mineral
dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta memperhatikan
kelestarian lingkungan.
2. Memaksimalkan shareholders dan stakeholders value.
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan berpartisipasi di dalam upaya
menyejahterahkan masyarakat disekitar daerah operasi pertambangan.
4. Beroperasi secara efisien (berbiaya rendah).
2.3 Struktur Oragnisasi PT. Aneka Tambang Tbk.

Gambar 2.6
Struktur Organisasi PT. Aneka Tambang Tbk.
BAB 3

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

3.1 pengertian analisis kinerja keuangan


Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan ialah ; ‘’perusahaan merupakan satu
diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan
berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan’’. Pihak yang berkepentingan
sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat
melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah
agar laporan keuangan terdebut sapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu,
pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterprestasikannya.
Menurut Munawir (2010:36-37), teknik analisis laporan keuangan terdiri dari: (1) Analisis
Perbandingan Laporan Keuangan, (2) Analisis Trend, (3) Laporan dengan persentase per
komponen, (4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, (5) Analisis Sumber dan
Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), (6). Analisis Rasio keuangan, (7)
Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), dan (8) Analisis Break Even
3.1.1 Analisis perbandingan laporan keuangan
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis
dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih
(Munawir, 2010:36-37), dengan menunjukkan:
a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah,
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah;
c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase;
d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio dan,
e. Persentase dalam total.

Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-


perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih
lanjut.. Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahan-
perubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data
lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan. Terdapat dua macam
metode analisis laporan keuangan Yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Vertikal (Statis).

10
Metode analisis vertikal (statis) merupakan metode analisis yang dilakukan
dengan cara menganalisis laporan keuangan pada satu periode tertentu dengan
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan
keuangan yang sama. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba-rugi,
masing - masing pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau
penghasilan.
Hasil Analisa Vertikal
Tabel 3.1
PT. Aneka Tambang Tbk.
Perbandingan Neraca Vertikal
Periode 2019-2020
2019 2020
AKUN
Jumlah % Jumlah %
Aset:
Aset lancar 7,665,239,260 25 9,150,514,439 29
Aset Tetap 22,529,668,470 75 22,578,998,556 71
Aset Total 30,194,907,730 100 31,729,512,995 100
Kewajiban:
Kewajiban Lancar 5,293,238,393 18 7,553,261,301 24
Kewajiban Jangka
Panjang 6,768,250,162 22 5,136,802,669 16
Kewajiban Total 12,061,488,555 40 12,690,063,970 40
Equitas Total 18,133,419,175 60 19,039,449,025 60
Passiva Total 30,194,907,730 100 31,729,512,995 100
Sumber: Data diolah,
2021

Table 3.2
PT. Aneka Tambang Tbk.
Laporan Laba Rugi Perbandingan Vertikal
Periode 2019-2020

2019 2020
AKUN
JUMLAH % JUMLAH %
Penjualan 32,718,542,699 100 27,372,461,091 100
laba kotor 4,447,156,354 14 4,475,776,656 16
Laba usaha 955,614,818 3 2,032,302,844 7

laba sebelum pajak


penghasilan 687,034,053 2 1,641,178,012 6
laba bersih 193,852,031 1 1,149,353,693 4
Sumber: laporan keuangan PT. Antam Tbk., Data diolah (2021)

11
Pembahasan Metode Vertikal
• Dalam laporan neraca table 1.1, terlihat bahwa asset lancer mengalami kenaikan
dari tahun 2019 (25%) ke tahun 2020 (29%). Sedangkan asset tetap mengalami
penurununan 4% dari tahun 2019 (75%) ke tahun 2020 (71%). Sedangkan pada
akun kewajiban dan equitas, total equitas (60%) lebih besar dibandingkan
dengan total kewajiban (40%). Pada tahun 2019 kewajiban lacar (18%)
mengalami kenaikan ke tahun 2020 (24%), sedangkan kewajiban jangka
Panjang mengalami penurununan sebesar 22% menjadi 16%. Pada akun total
kewajiban dan total equitas dari tahun 2019 sampai 2020 tidak mengalami
perubahan.
• Dalam laporan laba rugi table 1.2, laba kotor pada tahun 2019 ( 14% )
mengalami kenaikan pada tahun 2020 sebesar 16%, begitupun pada laba usaha
mengalami kenaikan dari tahun 2019 ke tahun 2020 sebesar 3% dan 7%. Pada
persentase perbandingan vertical kinerja PT. Antam dikatakan cukup baik,
karena laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba bersih mengalami
kenaikan dari tahun 2019 hingga tahun 2020.

2. Analisis Horizontal (Dinamis)


Merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan
untuk beberapa periode. Menurut Harahap (2009:227), analisis perbandingan
ialah: ‘’teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara
menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara
satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi keuangan atau data
lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit’’.
Hasil Analisa Horizontal
Table 3.3
PT. ANEKA TAMBANG Tbk.
Neraca Perbandingan Horizontal
Periode 2019-2020

Tahun
AKUN selisih %
2019 2020
Aset:
Aset lancar 7,665,239,260 9,150,514,439 1,485,275,179 16.2
Aset Tetap 22,529,668,470 22,578,998,556 49,330,086 0.2
Aset Total 30,194,907,730 31,729,512,995 1,534,605,265 4.8
Kewajiban:
Kewajiban Lancar 5,293,238,393 7,553,261,301 2,260,022,908 29.9

12
Kewajiban Jangka -
Panjang 6,768,250,162 5,136,802,669 1,631,447,493 -31.8
Kewajiban Total 12,061,488,555 12,690,063,970 628,575,415 5.0
Equitas Total 18,133,419,175 19,039,449,025 906,029,850 4.8
Passiva Total 30,194,907,730 31,729,512,995 1,534,605,265 4.8
Sumber: laporan keuangan, data diolah (2021)

Tabel 3.4
PT. Aneka Tambang Tbk.
Laporan Laba Rugi Perbandingan Horizontal
Periode 2019-2020

Tahun
AKUN selisih %
2019 2020
-
Penjualan 32,718,542,699 27,372,461,091 5,346,081,608 -20
laba kotor 4,447,156,354 4,475,776,656 28,620,302 1
Laba usaha 955,614,818 2,032,302,844 1,076,688,026 53
laba sebelum pajak
penghasilan 687,034,053 1,641,178,012 954,143,959 58
laba bersih 193,852,031 1,149,353,693 955,501,662 83
Sumber: laporan keuangan, data diolah (2021)

Pembahasan
• Aktiva lancar naik sebesar 16,2% sedangkan hutangnya naik sebesar 29,9%.
Sedangkan asset tetap naik sebesar 0,2% sehingga hutang jangka Panjang turun
31,8%, hal ini menunjukkan adanya kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang jangka panjangnya sehingga mampu menunjukkan reputasi perusahaan
khususnya respon dari para kreditor.
• Di dalam analisis laporan laba rugi dapat dilihat Pada Tahun 2020, angka
Penjualan mengalami penurunan sebesar 20 % dibandingkan Tahun 2011 (Rp.
32,718,542,699), hal ini disebabkan karena penurunan Harga Jual pada Tahun
2020 bila dibandingkan Tahun 2019. Pada akun Laba Bersih terjadi kenaikan
sebesar 83 % dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar (Rp. 193,852,031).
3.1.2 Analisis Trend
Analisis Trend adalah salah satu aspek dalam analisa teknikal yang berupaya
memprediksi pergerakan harga sebuah aset berdasarkan data harga di masa lalu.
Analisis Trend didasarkan pada anggapan bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu
akan memberikan petunjuk bagi trader tentang apa yang akan terjadi di masa depan.
Dalam analisis trend, biasanya trader melakukan langkah-langkah berikut:
1. Menentukan jangka waktu.
13
2. Mengumpulkan data, meliputi pergerakan harga di masa lalu dalam bentuk grafik
maupun petunjuk dari tools analisa forex lainnya.
3. Mendefinisikan posisi harga saat ini.
4. Memprediksi arah pergerakan harga ke depan.

Menurut Harahap (1998) untuk melakukan analisis trend dapat dilakukan dengan 2
metode yaitu,:

1. Metode statistik, dengan cara menghitung garis trend dari laporan keuangan
beberapa periode.
2. Metode persentase trend atau angka indeks, dengan menghitung angka indeks
tahun lainnya dengan menggunakan angka pos laporan keuangan taun dasar
sebagai penyebut.

Rumus analisis trend menurut Harahap (2017):

Angka indeks = Tahun Pembanding / Tahun Dasar x 100%

Hasil Analisa trend PT. Aneka Tambang Tbk.


Table 3.5
PT. Aneka Tambang Tbk.
Neraca Trend
Periode 2019 -2020

Periode Trend %
Neraca naik/turun
2019 2020 2019 2020
Aset:
Aset lancar 7,665,239,260 9,150,514,439 100 119.38 19.38
Aset Tetap 22,529,668,470 22,578,998,556 100 100.22 0.22
Aset Total 30,194,907,730 31,729,512,995 100 105.08 5.08
Kewajiban:
Kewajiban
5,293,238,393 7,553,261,301 100 142.7
Lancar 42.7
Kewajiban tetap 6,768,250,162 5,136,802,669 100 75.9 -24.1
Kewajiban Total 12,061,488,555 12,690,063,970 100 105.21 5.21
Equitas Total 18,133,419,175 19,039,449,025 100 105 5
Passiva Total 30,194,907,730 31,729,512,995 100 105.08 5.08
sumber: laporan keuangan, data diolah (2021)

14
Tabel 3.6
PT. Aneka Tambang Tbk.
Laporan Laba Rugi Trend
Periode 2019-2020

Tahun Analisis Trend %


AKUN Naik/turun
2019 2020 2019 2020
Penjualan 32,718,542,699 27,372,461,091 100 84 -16
laba kotor 4,447,156,354 4,475,776,656 100 101 1
Laba usaha 955,614,818 2,032,302,844 100 213 113

laba sebelum
pajak penghasilan 687,034,053 1,641,178,012 100 239 139
laba bersih 193,852,031 1,149,353,693 100 593 493
Sumber: laporan keuangan, data diolah (2021)

Pembahasan
• Dari hasil Analisa trend dapat disimpulkan, PT. Aneka Tambang Tbk. Pada
tahun 2019 sampai dengan tahun 2020, mengalami peningkatan yang cukup
bagus. Tumbuh tidaknya suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai aset yang
dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah nilai aset yang dimiliki, maka
perusahaan tersebut dapat dikatakan tumbuh. Pertumbuhan ini dapat kita lihat
dari persentase total aset untuk tahun 2019 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%
dan tahun 2020 sebesar 105,08%.
• Pada akun kewajiban lancar PT. Aneka Antam Tbk. Mengalami kenaikan pada
tahun 2019 sampai tahun 2020 yaitu sebesar 100% sebagai tahun dasar sampai
142,7%. Meskipun pada tahun 2020 kewajiban tetap mengalami penurunan
sebesar 75,9% dari 100% sebagai tahun dasar. Pada akun equitas mengalami
kenaikan pada tahun 2020 sebesar 105%.
• Pada laporan laba rugi, terlihat penjualan pada tahun 2020 mengalami
penurunan sebesar 16%, meskipun begitu laba bersih pada tahun 2020
mengalami kenaikan sebesar 493% dari 100% tahun dasar.
3.1.3 Analisis persentase per komponen ( Common size )
Analisis persentase per kompone merupakan analisis yang dilakukan untuk
membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang
ada di neraca maupun laporan laba rugi (Kasmir, 2015:91). Laporan keuangan dengan
menggunakan teknik analisis presentase per komponen menunjukkan presentase dari

15
total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dalam
laporan presentase per kompenen (Common size statement) semua komponen atau
pos dihitung presentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau
menaikkan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut
tidak hanya dihitung presentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung presentase
masing-masing komponen terhadap sub totalnya.
Metode untuk merubah jumlah-jumlah rupiah dalam suatu laporan keuangan
menjadi presentase-presentase tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan netto masing-masing
dengan 100%.
2. Hitunglah ratio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut
dengan cara membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan
total aktivanya, jumlah rupiah masing-masing pos pasiva dengan total
pasivanya dan masing-masing pos labarugi dengan total penjualan nettonya,
dikalikan 100%.

Hasil Neraca Analisa persentase per komponen (Common size statement)

Table 3.7
PT. Aneka Tambang Tbk.
Laporan neraca analisis Common size statement
Periode 2019-2020
Periode Common-Size (%)
Neraca
2019 2020 2019 2020
Aset lancar:
kas dan setara kas 3,636,243,080 3,984,387,647 12.04 12.56
Piutang Usaha 1,002,334,714 1,344,195,664 3.32 4.24
Piutang lainnya 428,166,187 468,785,582 1.42 1.48
persediaan 1,796,301,441 2,626,022,280 5.95 8.28
pajak dibayar dimuka 722,358,764 465,642,111 2.39 1.47
biaya dibayar dimuka 13,724,405 9,188,532 0.05 0.03
aset lancar lain-lain 66,110,669 252,292,623 0.22 0.80
jumlah aset lancar 7,665,239,260 9,150,514,439 25 28.84
Aset tetap:
kas yang dibatasi 117,225,118 144,303,791 0.4 0.5
Investasi 744,529,918 1,071,954,072 2 3.4
aset tetap besih 18,865,691,270 18,248,068,325 62 57.5
properti pertambangan 752,994,987 717,278,245 2 2.3
aset ekplorasi dan evaluasi 658,740,597 672,919,983 2 2.1
aset tak berwujud 42,992,368 46,926,785 0 0.1

16
pajak dibayar dimuka 770,696,898 1,045,643,902 3 3.3
goodwill 68,336,044 68,336,044 0 0.2
aset pajak tangguhan 129,448,529 173,374,046 0 0.5
aset lain-lain 379,012,741 390,193,363 1 1.2
jumlah aset tetap 22,529,668,470 22,578,998,556 75 71.2
Total Aset 30,194,907,730 31,729,512,995 100 100
KEWAJIBAN :
kewajiban lancar 5,293,238,393 7,553,261,301 18 24
kewajiban tetap 6,768,250,162 5,136,802,669 22 16
Equitas 18,133,419,175 19,039,449,025 60.05 60.01
Total kewajiban dan
equitas 30,194,907,730 31,729,512,995 100 100
sumber: laporan keuangan, data diolah (2021)

1. Hasil laba rugi Analisis Common size statement


Table 3.8
PT. Aneka Tambang Tbk.
Laporan Laba Rugi Analisis Common size statement
Periode 2019-2020
periode Common size %
Laba rugi
2019 2020 2019 2020
Penjualan 32,718,542,699 27,372,461,091 100 100
Beban pokok penjualan -28,271,386,345 -22,896,684,435 -86 -84
laba kotor 4,447,156,354 4,475,776,656 13.6 16.4
Beban Usaha:
beban umum dan adm -2,047,135,504 -1,910,403,835 -6.3 -7
Beban penjualan dan
pemasaran -1,444,406,032 -533,069,977 -4.4 -1.9
Jumlah Beban Usaha -3,491,541,536 -2,443,473,812 -10.7 -8.9
laba usaha 955,614,818 2,032,302,844 2.9 7.4

beban lain lain -268,580,765 -391,124,832 -1 -1


laba sebelum pajak
penghasilan 687,034,053 1,641,178,012 2 6
beban pajak penghasilan -493,182,022 -491,824,319 -1.5 -1.8
Laba tahun berjalan 193,852,031 1,149,353,693 0.6 4.2
sumber: laporan keuangan, data diolah (2021)

Pembahasan:
• Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa
selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya kas,
persediaan) maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).

17
• Berdasarkan analisis common size laporan laba rugi dimana laba kotor untuk tahun
2019 sebesar 13,6%, kemudian laba usaha untuk tahun 2019 sebesar 2,9% dan laba
tahun berjalan untuk tahun 2019 sebesar 0,6%. Pada tahun 2020 laba kotor naik sekitar
2,8% yaitu sebesar 16,4%, kemudian laba usaha naik 4,5% sebesar 7,4% dan laba tahun
berjalan tahun 2020 naik sebesar 3,6% yaitu sebesar 4,2%. Hal tersebut berbanding
terbalik dengan penjualan pada tahun 2020 turun yaitu sebesar Rp. 27,372,461,091.
Kenaikan laba kotor disebabkan karena adanya penurunan dari beban pokok penjualan,
sementara itu kenaikan laba tahun berjalan pada tahun 2020 disebabkan karena
kenaikan beban pajak penghasilan. Dalam hal ini PT. Aneka Tambang Tbk. Pada tahun
2019 sampai 2020 belum bisa menekan efisien biaya karena penjualan dari tahun 2019
sampai 2020 mengalami penurunan.
3.1.4 Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Sumber dan penggunaan modal adalah kenaikan dalam modal kerja terjadi apabila
aktiva menurun atau dijual atau karena kenaikan dalam utang jangka panjang dan modal
sedangkan penurunan dalam modal kerja timbul akibat aktiva tidak lancar naik atau
dibeli atau utang jangka panjang dan modal turun’’ (Harahap, 2001).
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan alat analisa finansial yang
sangat penting di samping alat analisa finansial lainnya. Tujuan dari analisa sumber dan
penggunaan modal kerja adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan
dibelanjai.
Sebagai langkah awal untuk memudahkan dalam penyusunan analisa sumber-sumber
dan penggunaan modal kerja adalah menyusun work sheet yang disusun atas dasar dua
neraca dari dua saat waktu. Laporan tersebut menggambarkan perubahan dari masing-
masing elemen neraca antara dua periode dan setiap perubahan elemen tersebut
mencerminkan adanya sumber dan penggunaan modal kerja. Sumber modal kerja
adalah pos-pos yang menaikan jumlah uang kas sedangkan penggunaan modal kerja
adalah pos-pos yang menurunkan jumlah uang kas.
Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:
1. Hasil operasi perusahaan, pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode
tertentu ditambah dengan penyusutan.
2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga, selisih antara harga beli dengan harga
juak surat berharga tersebut.
3. Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki
untuk dijual kepada berbagai pihak.
18
4. Penjualan aktiva tetap, adalah penjualan aktiva tetap yang kurang produktif atau
masih menganggur.
5. Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk
dijual kepada pihak lainnya.
6. Memperoleh pinjaman, pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain) yang bisa
digunakan sebagai modal untuk kegiatan perusahaan.
7. Dana hibah, pemberian Cuma-Cuma yang tidak dikenakan biaya dan tidak ada
kewajiban untuk mengembalikannya.
8. Sumber lainnya

Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan


jumlah aktiva lancar yang dimiliki peusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak
selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh
perusahaan.
Penggunaan modal kerja menurut Bambang Riyanto (2001, hal. 353) adalah sebagai
berikut:
1. Bertambahnya aktiva tetap
2. Berkurangnya hutang Jangka Panjang
3. Berkurangnya modal pembayaran cash deviden
4. Berkurangnya modal
5. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja digunakan untuk mengetahui hasil-hasil
aktivitas keuangan perusahaan dalam 1 periode tertentu dan untuk melihat penyebab-
penyebab terjadinya perubahan modal kerja serta untuk mengetahui dari mana sumber
modal kerja diperoleh dan untuk apa modal kerja tersebut digunakan. Untuk
memperjelas posisi perubahan modal kerja agar dapat membuat laporan sumber-
sumber dan penggunaan modal kerja maka dibutuhkan tiga hal penting, yakni:
1. laporan rugi laba tahun terakhir;
2. neraca tahun terakhir; dan
3. neraca tahun sebelumnya yang akan dipergunakan sebagai dasar perbandingan
Hasil Sumber dan penggunaan modal kerja PT. Aneka Tambang Tbk. Periode
2019-2020
Tabel. 3.9
PT. Aneka Tambang Tbk.
Laporan Sumber dan penggunaan modal kerja

19
Periode 2019-2020
sumber modal kerja: penggunaan modal kerja:

penurunan aktiva 653,339,689 bertambah aktiva tetap 702,669,773

keuntungan sesudah pajak 955,501,662 berkurang hutang tetap 1,631,447,493

penjualan saham 906,029,850

TOTAL 2,514,871,201 2,334,117,266

kenaikan modal kerja 180,753,935

TOTAL 2,514,871,201
sumber: laporan keuangan, data diolah (2021)

Pembahasan:
Dari hasil Analisa diatas, dapat dilihat perusahaan mengalami peningkatan modal kerja
dari tahun 2019 sampai 2020 yaitu sebesar Rp. 906,029,850.00. Jika dilihat dari
perubahan modal kerja peningkatan disebakan oleh bertambahnya pada aktiva tetap
yaitu investasi sebesar Rp. 327,424,154. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan
mengalami peningkatan setiap tahunnya yang menunjukkan adanya modal kerja yang
cukup walaupun perusahaan melakukan ekspansi perusahaan yang ditandai dengan
penambahan aktiva tetap setiap tahunnya
3.1.5 Analisi Sumber dan Penggunaan kas
Analisi sumber dan penggunaan kas adalah suatu alat analisa keuangan yang
sangat penting bagi financial. Analisis aliran kas atau analisa sumber dan penggunaan
kas adalah guna menunjukkan perubahan bertambah atau berkurangnya uang kas
selama satu period dan memberikan sebab-sebab dari perubahan tersebut. Tujuan dari
penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas ialah untuk menunjukkan perubahan
kas selama satu periode dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan
penggunaan kas tersebut.
Adapun langkah-langkah dalam mempersiapkan sumber dan penggunaan kas dapat
dilakukan dengan cara (Husnan, 2002:89) :
1. Mengklasifikasikan perubahan-perubahan neraca bersih yang terjadi pada dua
titik waktu kedalam perubahan yang menaikkan kas dan perubahan yang
menurunkan kas.

20
2. Mengklasifikasikan laporan rugi laba dan perubahan laba yang ditahan
kedalam faktor-faktor yang menaikkan kas dan perubahan yang menurunkan
kas.
3. Mengkondisikan kedua informasi ini kedalam laporan sumber dan penggunaan
kas.
Sumber-sumber kas:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang
2. Penjualan, emisi saham atau adanya tambahan modal dari pemilik dalam
bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang (wesel, obligasi)
4. Bertambahanya Hutang (kewajiban ) baik jangka pendek maupun panjang.
5. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi
dengan adanya penerimaan kas.
6. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen, sumbangan, hadiah
dan restitusi pajak
Penggunaan kas:
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun
jangka panjang.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengambilan (prive) oleh
pemilik.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang
4. Pembelian barang dagangan secara tunai.
5. Pembayaran biaya operasi perusahaan
6. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda, beban opersional
dll.
Hasil analisis sumber dan penggunaan kas PT. Aneka Tambang Tbk. periode
2019-2020.

Tabel 3.10
PT. Aneka Tambang Tbk.
Laporan Anlisis Sumber dan Penggunaan kas
Periode 2019-2020

sumber kas:

Laba bersih 955,501,662

21
Berkurangnya biaya dibayar dimuka 4,535,873

Berkurangnya pajak dibayar dimuka 256,716,653

Berkurangnya aset tetap bersih 617,622,945

Berkurangnya properti pertambangan 35,716,742

Berkurangnya hutang 2,260,022,908

Berkurangnya modal 906,029,850

5,036,146,633
Penggunaan kas

Bertambahnya aset lancar 1,746,527,705


Bertambahnya aset tetap 1,050,836,719

Bertambahnya hutang tetap 1,631,447,493

4,428,811,917

Kenaikan kas 607,334,716

5,036,146,633
Sumber: laporan keuangan PT. Aneka Antam Tbk. Data diolah (2021)

Pembahasan:
Dari hasil analisis sumber dan penggunaan kas diatas maka dapat disimpulakan,
sumber dana terbesar berasal dari hutang lancar yaitu sebesar Rp. 2,260,022,908
dan penggunaan kas terbesar berasal dari bertambahnya asset lancar sebesar Rp.
1,746,527,705. kenaikan kas pada PT. Aneka Tambang Tbk. Periode 2019-2020
yaitu sebesar Rp. 607,334716, hal ini disebabkan karena sumber kas sebesar Rp.
5,036,146,633 lebih besar dari penggunaan kas Rp. 4,428,811,917.
3.1.6 Analisis Rasio keuangan
Menurut Warsidi dan Bambang analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis
prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang
ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi
di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk
kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan. Secara garis besar, saat ini dalam praktik setidaknya ada lima jenis rasio

22
keuangan yang sering dipakai untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kelima
rasio tersebut sebagai berikut:
1. Rasio Likuidutas
Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya secara tepat waktu. Menurut Martono ( 2007 ) rasio likuiditas
ialah : ‘’rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar
lainnya dengan hutang lancar’’. variabel-variabel yang digunakan yaitu:
a. Rasio lancar (Current Ratio)
Current Ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya (Machfoedz, 1999).
Rumus untuk rasio lancar :
Current ratio = Aktiva lancer/ Utang lancar*100%
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Current Ratio 2019 = x 100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
7,665,239,260
= 𝑥 100% = 145% atau 1,45
5,293,238,393
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Current Ratio 2020 = x 100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
9,150,514,439
= 𝑥 100% = 121% atau 1,21
7,553,261,301

Current ratio tahun 2019 PT. Aneka Tambang sebesar 145% yang diperoleh
dengan perbandingan aktiva lancar sebesar Rp.7,665,239,260 dengan hutang
lancar Rp. 5,293,238,393. hal ini berarti setiap Rp.1 hutang lancar dapat di jamin
oleh aktiva lancar sebesar Rp.1,45. Current ratio tahun 2020 PT. Aneka
Tambang sebesar 121% yang diperoleh dengan perbandingan aktiva lancar
sebesar Rp. 9,150,514,439 dengan hutang lancar Rp. 7,553,261,301. hal ini
berarti setiap Rp.1 hutang lancar dapat di jamin oleh aktiva lancar sebesar
Rp.1,21.
b. Rasio sangat lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan. Menurut Munawir (2001) ianlah :
‘’perbandingan aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar’’.
Quick ratio, diukur dengan total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai
sediaan. Rasio cepat pada PT. Antam Tbk.

23
𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Quick Ratio 2019 = x 100%
𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
7,665,239,260−1,796,301,441
= X 100%
5,293,238,393
= 110,88% atau 1,1x

𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Quick Ratio 2020 = x 100%
𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
9,150,514,439−2,626,022,280
= X 100%
7,553,261,301
= 117,68% atau 1,2x

Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2019 , perusahaan mampu


menjamin setiap hutang lancar dengan 110,88% aktiva lancar, artinya
perusahaan dapat membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 110,88 aktiva
lancar. Pada tahun 2020 perusahaan juga mampu menjamin setiap hutang lancar
dengan 117,68% aktiva lancar, artinya perusahaan dapat membayar Rp 100
hutang lancar dengan Rp117,68 aktiva lancar. Dari tahun 2019 sampai 2019 rasio
perusahaan mengalami kenaikan sebesar 6,8%. Rasio quick rasio >100 %
menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu membayar hutang lancar dengan
aktiva yang lebih likuid (tanpa persediaan).
c. Rasio kas
Rasio kas merupakan perbandingan antara kas dengan total hutang lancar
(Munawir, 2001). Rasio kas pada PT. Antam Tbk.
𝐾𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑠
Cash Ratio 2019 = x 100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
3,636,243,080
= x 100% = 68,69% atau 0,69x
5,293,238,393
𝐾𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑠
Cash Ratio 2020 = x 100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
3,984,387,647
= x 100% = 52.75% atau 0,57x
7,553,261,301

Pada tahun 2019 dan 2020, PT. Antam belum mampu dalam membayar hutang
lancar, karena nilai rasio kas keduanya < nilai rata-rata industry sebesar 70%.
meskipun 2019 lebih baik dari tahun 2020.
d. Rasio perputaran kas
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Rasio Perputaran Kas 2019 =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
32,718,542,699
= = 13.79x
7,665,239,260−5,293,238,393
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Rasio Perputaran Kas 2020 =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

24
27,372,461,091
= = 17.14x
9,150,514,439−7,553,261,301

Rasio perputaran kas PT. Antam tahun 2019 sebesar 13,79kali diperoleh dengan
perbandingan penjualan bersih dengan modal kerja bersih ( asset lancar – hutang
lancer). jika dibandingkan dengan rata-rata nilai industri yaitu sebesar 10 kali
dalam satu tahun, maka PT. Antam dinilai ketidak mampu dalam membayar
tagihannya. Rasio perputaran kas PT. Antam tahun 2020 sebesar 17,14kali
diperoleh dengan perbandingan penjualan bersih dengan modal kerja bersih (
asset lancar – hutang lancer). jika dibandingkan dengan rata-rata nilai industri
yaitu sebesar 10 kali dalam satu tahun, maka PT. Antam dinilai ketidak mampu
dalam membayar tagihannya.
e. Inventory to Net Working Capital
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Inventory to NWC 2019 =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
1,796,301,441
= = 75,73%
7,665,239,260−5,293,238,393
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Inventory to NWC 2020 =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2,626,022,280
= = 164.41%
9,150,514,439−7,553,261,301

Jika rata-rata indsutri untuk inventory to net working capital adalah 30%,
keadaan perusahaan pada tahun 2019 dan 2020 semakin bertambah dan ini
menunjukkan keadaan perusahaan baik karena berada di atas rata-rata industri.
2. Rasio Solvabilitas / Laverage
Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Martono, 2007). Rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan adalah
a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total hutang dengan total aktiva. Debt Ratio pada PT. Antam Tbk.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
Debt tp Asset Ratio (Debt Ratio) 2019 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
12,061,488,555
= x100%= 39,95%
30,194,907,730
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
Debt tp Asset Ratio (Debt Ratio)2020 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
12,690,063,970
= x 100%= 39,99%
31,729,512,995

25
Rasio ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019, 39.95% pendanaan perusahaan
dibiayai dengan hutang. Pada tahun 2020, 38.60% pendanaan perusahaan dibiayai
dengan hutang. Dan setiap Rp. 100 pendanaan perusahaa, 39.95% dibiayai dengan
utang dan Rp. 60,05 disediakan pemegang saham tahun 2019. Dan setiap Rp. 100
pendanaan perusahaa, 39.9% dibiayai dengan utang dan Rp. 60,01 disediakan
pemegang saham tahun 2020.
b. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rumus DER sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐷𝑒𝑏𝑡
Debt to Equity Ratio = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Tabel 3.11
Debt to Equity Ratio Pt. Antam periode 2019-2020
Ratio
Tahun Total Debt Total Equity
Rp. %
2019 12,061,488,555 18,133,419,175 0.67 66.52
2020 12,690,063,970 19,039,449,025 0.67 66.65

Total debt to equity ratio pada PT. Antam Tbk tahun 2019 dan 2020 menunjukkan
tingkat rasio yang tergolong baik karena berada dibawah 100%.

3. Rasio Aktiviti (Activity Ratio)


Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan
piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan
terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola aset yang
dimilikinya. Untuk mengukur Rasio aktiviti menggunakan rumus perputaran
piutang.
Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama
satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu
periode.. Rumus:
Receivable Turn Over = Penjualan Kredit / Rata-rata piutang
Tabel. 3.12

26
PT. Aneka Tambang Tbk.
Periode 2019-2020

Dari table diatas, maka peputaran piutang pada tahun 2019 sebanyak 23kali
dibandingan penjualan dan perputara piutang pada tahun 2020 sebanyak 15 kali
dibandingkan penjualan. Jika rata-rata industry perputaran piutang adalah sebanyak
15 kali, maka pada tahun 2019 dan 2020 perusahaan dikatakan dalam kondisi baik
karena rasionya melebihi rata-rata industry, meskipun pada tahun 2019 lebih baik
dari pada tahun 2020.
4. Rasio Profitabilitas (Provitability Ratio)
Menurut Kasmir (2011:196) ialah: “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Untuk mengutung
rasio profitabilitas menggunakan rumus Return On Equity (ROE). Return On Equity
(ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan efesiensi modal sendiri. Semakin tinggi rasio inii,
semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya. Rumus ROE
Return on Equity (ROE) = Earning After Interest and Tax / Equity
Hasil dan pembahasan
Tabel. 3.13
PT. Aneka Tambang Tbk.
Rata-Rata Perputaran
Tahun Penjualan piutang piutang
2019 32,718,542,699 1,430,500,901 23kali
2020 27,372,461,091 1,812,981,246 15kali
Periode 2019-2020
Tahun Laba bersih Modal ROE
2019 193,852,031 18,133,419,175 1.07
2020 1,149,353,693 19,039,449,025 6.04

Dari table diatas, hasil perhitungan ROE pada PT. Aneka Tambang Tbk. Untuk
periode 2019 dikatakan tidak baik karena nilai ROE < nilai rata-rata industry sebesar
5%.dan pada tahun 2020 dikatakan baik karena nilai ROE > nilai rata-rata industry
ROE sebesar 5%.

27
5. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan sectorusa
hanya seperti pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan
pendapatan per saham, pertumbuhan deviden per saham. Untuk mengukur rasio ini
menggunakan Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio). Rasio ini
melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian
lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Semakin besar
rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan
DPR = (Dividen per lembar saham / Pendapatan per lembar saham) X 100%
Hasil dan Pembahasan

Gambar 3.7. informasi pembayaran dividen tunai


Sumber: laporan tahunan 2020

Tahun Buku 2019 yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Perusahaan sebesar Rp193,85 miliar sebagai dividen tunai sebesar 35% atau
Rp67,85 miliar serta sisanya sebesar 65% atau Rp126 miliar dicatatkan sebagai saldo
laba. Jika dilihat dari rata-rata industry sebesar 30% maka PT. Aneka Tambanga
Tbk. dikatan baik.
6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Rasio Penilaian merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen
menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. Rasio-rasio ini dapat
memberikan petunjuk kepada manajemen bagaimana para investor menilai kinerja
perusahaan dan prospek yang diperkirakan di masa yang akan datang. Untuk

28
mengukur rasio penilaian menggunakan rasio harga saham terhadap pendapatan.
Rumus ;
Price to earning ratio = Harga pasar saham / Laba per lembar saham
Table 3.14
PT. Aneka Tambang Tbk.
Periode 2019-2020
tahun harga saham EPS PER
2019 840 8.07 104.13
2020 1,935 47.83 40.46

Dari table diatas, pada tahun 2019 harga saham sebesar 104kali lebih besar dari tahun
2020 sebesar 40,46kali. Maka pada tahun 2019 manajemen dalam kondisi baik
karena telah menciptakan harga psar yang tinggu sedangkan tahun 2020 yang harga
sahamnya menurun ini bisa disebabkan karena kondisi covid-19.
3.1.7 Analisis perubahan laba kotor
Analisis perubahan laba kotor adalah analisa atau evaluasi yang dilakukan oleh
manajemen untuk mencari dan mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan laba
kotor suatu perusahaan dari periode ke periode. Menurut Munawir (2004, 37) analisis
perubahan laba kotor secara umum yaitu : Analisis laba kotor (gross profit analysis) adalah
suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan, dari
satu periode keperiode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode laba dengan laba
yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode yang
berbeda. Bisa juga dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi dari
penjualan, harga pokok penjualan, harga jual per satuan produk, harga pokok per satuan
produk, dan kuantitas atau volume produk yang di jual atau diproduksi.
Hasil dan Pembahasan
Table 3.15
PT. Aneka Tambang Tbk.
Laporan perubahan laba kotor
Periode 2019-2020
Tahun
Akun Perubahan
2019 2020
-
penjualan 32,718,542,699 27,372,461,091 5,346,081,608
Harga pokok -
penjualan 28,271,386,345 22,896,684,435 5,374,701,910
laba kotor 4,447,156,354 4,475,776,656 28,620,302

29
-
beban usaha 3,491,541,536 2,443,473,812 1,048,067,724
laba usaha 955,614,818 2,032,302,844 1,076,688,026
beban lain-lain 268,580,765 391,124,832 122,544,067
laba sebelum pajak 687,034,053 1,641,178,012 954,143,959
beban pajak 493,182,022 491,824,319 -1,357,703
laba bersih 193,852,031 1,149,353,693 955,501,662

Dari table diatas terlihat bahwa laba kotor pada tahun 2019 sampai 2020
mengalami kenaikan sebesar Rp. 28.620.302 . kenaikan pada laba kotor ini disebabkan
karena adanya perubahan harga pokok penjualan pada tahun 2020 yang turun sebesar
Rp.5,374,701,910.

3.1.8 Analisis Titik Impas (BEP)


Menurut Djarwanto ( hal. 192;2014) Break even point ialah: ‘’suatu keadaan impas,
yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan
tidak mendapat keuntungan dan tidak menderita rugi’’. Dalam analisis break even point
memerlukan informasi mengenai penjualan dan biaya yang dikeluarkan (Heru,2017).
Manfaat analisis break even poin sangat banyak, namun secara umum adalah untuk
mengetahui titik pulang pokok dari sebuah usaha.Dengan diketahuinya titik pulang pokok,
manajemen dapat mengetahui harus memproduksi atau menjual pada jumlah berapa unit
agar peruasahaan tidak mengalami kerugian. Analisa ini disebut juga sebagai analisa impas,
yaitu suatu metode untuk menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat menutup biaya,
sekaligus menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan
melampaui atau berada di bawah titik. Break even point umumnya dapat dihitung dengan
tiga metode yaitu metode persamaan, metode margin kontribusi dan metode grafis.
Pada analisis BEP menggunakan metode margin kontribusi, dengan rumus sebagai berikut.
BEP (Unit) = = Biaya Tetap / Margin Kontribusi perunit
BEP (Rupiah) =Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi
Hasil dan pembahsan
Table. 3.16
PT. Aneka Tambang Tbk.
Laporan BEP
Periode 2019-2020
biaya tetap: 2019 2020
penyusutan 998,591,438 973,520,750
Gajih 732,448,759 807,451,341

30
Sewa 452,204,541 281,171,094
jasa transprortasi 627,019,265 381,964,085
tenaga kerja tidak langsung 128,141,377 148,080,065
Asuransi 129,772,728 176,560,167
pemeliharaan dan perbaikan 95,074,780 121,099,807
Reklamasi 177,002,177 114,963,035
Pajak 63,719,601 62,639,176
Amortisasi 55,915,980 35,716,742
Total biaya tetap 3,459,890,646 3,103,166,262
biaya 31ariable
pembelian logam mulia 20,863,351,234 17,439,584,763
pemakain bahan bakr 1,732,546,774 1,209,221,736
pemakaian bahan 1,226,806,300 1,082,322,236
Royalty 472,793,045 421,338,450
Total biaya variabel 24,295,497,353 20,152,467,185
Harga jual 28,271,386,345 22,896,684,435
Penjualan 32,718,542,699 27,372,461,091
BEP ( unit) 0.41 0.43

BEP( Rp) 13,439,626,072 11,764,732,612

Dari table diatas maka diketahui pada tahun 2019 BEP (unit) sebesar 0,41 unit dan BEP (Rp)
sebesar Rp. 13,439,626,072, sedangkan pada tahun 2020 BEP (unit) sebesar 0,43unit dan
BEP(Rp) sebesar Rp. 11,764,732,612.

31
DAFTAR PUSTAKA

Anzelina, R. S., & Bambang Santoso Marsoem. (2020). Analisis Rasio Perbandingan Kinerja
Keuangan PT Aneka Tambang. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa
(JRBMT), 178-192.

Dr. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT Rajagrafindo persada


Esra, Martha Ayerza dan Prima Apriweni, (2002). Manajemen Modal Kerja. Jurnal Ekonomi
Perusahaan. STIE IBII.
FRENDY PELLENG, MASWATU, A. G., & TAMPI, D. (2015). ANALISIS SUMBER DAN
PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA,
(PERSERO) TBK. CAB. MANADO. JURNAL ADMINISTRASI BISNIS .

Harahap, S. S. (2001). hal 288.

Helfert,Erich A. (1996). Teknik Analisis Keuangan. Jakarta: Erlangga


Jati, Waluyo and Tiya Sri Andini. (2019). The Effect of Current Ratio (CR) and Debt to Equity
Ratio (DER) on Return on Equity (RoE) at PT Aneka Tambang, Tbk, Years 2010-2017.
Pinisi Discretion Review, volume 3, issue 1, page 83-92.

Jumingan. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.


Kusmawati, Yeti. (2020). Effect Of Liquidity And Solvability Ratio On Profitability. Jurnal
Akuntansi Audit Dan Sistem Informasi Akuntansi, volume 4, issue 2, page 296-303.
Maruta, H. (Desember 2019). ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR SEBAGAI ALAT
EVALUASI PENYEBAB NAIK TURUNNYA LABA PERUSAHAAN. Jurnal
Akuntansi Syariah, 133-146.

Maulana, J. P., & Slamet, I. (juli 2015). ANALISIS LAPORAN SUMBER DAN
PENGGUNAAN KAS PADA KUD TANI MAKMUR TAWANGMANGU
KABUPATEN KARANGANYAR. JURNAL AKUNTANSI DAN PAJAK, 67-81.

Munawir, S , 2002, “Analisa Laporan Keuangan”, Edisi Keempat, Cetakan ketiga belas,
Yogyakarta : Liberty.
modul. (n.d.). analisi rasio keuangan. pertemuan 4&5, 1-8.

Nisa, Thoyibatun. (2020). Analisis Rasio Keuangan Pada Perusahaan Sektor Pertambangan
Yang Terdaftar Di BEI 2016-2019. Finansia: Jurnal Akuntansi Dan Perbankan Syariah,
volume 03, nomor 1, halaman 63-74

32
Prastowo, Dwi dan Julianty, Rifka. (2005). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Prastowo, D. (2011). Analisis Laporan Keuangan (Konsep Dan Aplikasi). Yogyakarta : UPP
STIM YKPN. Edisi Ketiga.
Sari, L. P., & Widyart, E. (2015). ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN
TERHADAP PERTUMBUHAN LABA. JOURNAL OF MANAGEMENT, Halaman 1-
11.
Trianto, Anton. (2017). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan Pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Global Masa Kini, volume 8, nomor 03, halaman 1-10

Winarno, S. H. (2019). Analisis NPM, ROA, dan ROE dalam Mengukur Kinerja Keuangan.
Jurnal STEI Ekonomi.

Winarno, S. H. (Desember 2019). ANALISIS NPM, ROA, DAN ROE DALAM


MENGUKUR KINERJA KEUANGAN. Jurnal STEI Ekonomi, Vol. 28 No. 02.

33

Anda mungkin juga menyukai