Anda di halaman 1dari 90

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era modern saat ini perusahaan sebagai suatu entitas yang berperan
degan mempraktekkan prinsip ekonomi. Tujuan dengan mempertahankan
perusahaanya serta mengembangkan suatu produk yang mewujudkan pencapaian
laba secara maksimal, untuk meningkatkan nilai perusahaan guna memberikan
kesejahteraan bagi pemilik perusahaan. Setiap perusahaan diharapakan mampu
menyesuaikan diri serta mampu berkompetensi secara maksimal dalam mengelola
perusahaan. Nilai perusahaan sangat diharapkan bagi perusahaan untuk
mengoperasikan tingkat entitas perusahaan guna menselaraskan kemakmuran
pemengang saham. investor memerlukan pencarian informasi tentang menggunakan
skala kinerja perusahaan sebagai dasar pertimbangan keputusan investasi dipasar
modal. Oleh sebab itu para investor ingin berinvestasi dengan cepat karena melihat
nilai perusahaan yang baik.
Nilai perusahaan dapat diukur dengan melihat perbandingan antara harga
saham per lembar dengan nilai buku per lembar saham (Price to Book Value). Price
to Book Value yang tinggi (dikenal dengan overvalue) akan memberikan gambaran
semakin tingginya harga per lembar saham di pasar daripada nilai buku per lembar
saham yang dinilai oleh para investor sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Sebaliknya, Price to Book Value yang rendah (dikenal dengan undervalue) akan
memberikan gambaran semakin rendahnya harga per lembar saham di pasar daripada
nilai buku per lembar saham yang dinilai oleh para investor sehingga akan
menurunkan nilai perusahaan.
Berikut ini disajikan tabel mengenai beberapa fenomena mengenai nilai
perusahaan di perusahaan Indonesia:
Tabel 1.1. Fenomena Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Jasa
No Nama Perusahaan Fenomena
1 PT. Smartfen Telecom Tbk PT. Smartfren Telocom Tbk (FREN) mengklaim lonjakan
(FREN) harga saham tahun berjalan 2019, berdasarkan data
Bloomberg, saham FREN ditutup melemah 1,39% ke level
Rp 284 sepanjang tahun berjalan, saham FREN telah terbang
264,10% dengan kapitalisasi pasar Rp 48,6 triliun. Performa
FREN pada tahun lalu per kuartal III/2018 diperlihatkan
Lanjutan Tabel 1.1.
No Nama Perusahaan Fenomena
oleh tingkat ARPU (average revenue per use) gabungan
yang naik 30% menjadi Rp 43.600 dari posisi sebelum Rp
33.600 pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Per
september 2018, pendapatan perseroan juga tercatat tumbuh
19% ke level Rp 3,95 triliun yoy dari sebelumnya Rp 3,31
triliun. Demikian juga marjin EBITDA menunjukkan
peningkatan sebesar 30% menjadi Rp 761 miliar (margin
EBITDA 19%) secara year on year (yoy) dari sebelumnya
Rp 413 miliar (marjin EBITDA 12%). Pada periode
tersebut, rugi bersih tahun berjalan yang dapat
didistribusikan kepeda pemilik entitas induk perusahaan
yaitu Rp 2,5 triliun, mengecil 11,1% secara year on year [1].
2 PT. XL Axita Tbk PT. XL Axita Tbk (EXCL) Sepanjang 2017 masih tumbuh
(EXCL) 7,18% year on year (yoy) menjadi Rp 22,88 triliun. Namun,
laba bersih perusahaan telekomunikasi ini harus terpangkas
lantaran beban yang tinggi. Laba bersih EXCL hanya
sebesar Rp 375,52 miliar pada tahun 2017 lalu. Nilai
tersebut tipis jika dibandingkan dengan laba bersih tahun
2016 yang sebesar Rp 375,52 miliar. Penurunan laba
tersebut disebabkan adanya pemangkasan pegawai [2]
3 PT. Indosat Tbk PT. Indosat Tbk (ISAT) membukukan laba bersih yang
(ISAT) dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar
Rp 1,54 triliun pada tahun 2019, dari tahun sebelumnya
yang mencatatkan kerugian Rp 2,40 triliun. Dengan
demikian, laba per saham juga meningkat menjadi Rp
288,74 per saham dari tahun sebelumnya minus Rp 442,38
per saham. Saham ISAT ini membukukan kenaikan
pendapatan 11,405 menjadi Rp 26,11 triliun dari tahun
sebelumnya Rp 23,13 triliun [3]

Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat menjadi perhatian dari beberapa


perusahaan jasa investor dikarenakan nilai perusahaan yang tinggi memiliki investor
yang baik. Perusahaan mencerminkan keadaan perusahaan yang memiliki kinerja
yang baik yang dilihat dari laba yang dihasilkan perusahaan meningkat, pertumbuhan
penjualan yang meningkat sehingga harga sahamnya juga meningkat. Namun ada
juga perusahaan yang menunjukkan keadaan dimana kinerja perusahaan dinilai naik
yang dilihat dari laba perusahaan yang meningkat, pertumbuhan penjualan yang
meningkat, harga saham yang meningkat dan Price Book Value (PBV) perusahaan
meningkat. Apabila hal ini terus terjadi maka perusahaan akan mampu meningkatkan
nilai perusahaan.
Profitabilitas merupakan metode yang dipilih dalam menyajikan informasi
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber
yang dimiliki seperti aktiva, modal atau penjualan. Profitabilitas adalah bagian
penting untuk menilai peningkatan serta keuntungan perusahaan yang akan berdapak
tehadap nilai perusahaan. Profitabilitas diproksikan dengan Return On Equity (ROE).
Hal tersebut akan menjadi tolak ukur yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Tingkat pengembalian atas modal yang di investasikan oleh para pemengang saham
merupakan bagian dari profitabilitas maka hal tersebut berpengaruh terhadap nilai
perusahaan yang dapat meningkatkan daya tarik para investor yang menjadikan
perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas diantaranya struktur modal, kepemilikan institusional, ukuran
perusahaan komisaris independen, komite audit dan penghindaran pajak.
Faktor pertama yang diduga berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas yaitu struktur modal. Struktur modal merupakan kombinasi atau
perimbangan antara utang dan modal sendiri yang dingunakan perusahaan untuk
merencanakan mendapat modal. Struktur modal yang optimal dapat meningkatkan
profitabilitas dan meminimalkan biaya modal. Pengukuran yang digunakan pada
struktur modal adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio sangat
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, karena rasio ini menerangkan
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Hasil penelitian
terdahulu menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap
profitabilitas [4]. Namun penelitian lainnya menyatakan bahwa struktur modal
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas [5]. Semakin tinggi struktur modal maka
akan meningkatkan nilai perusahaan. Namun kebalikanya apabila suatu perusahaan
mempunyai struktur modal tidak baik akan cenderung mempunyai utang yang besar.
Hal ini dapat memberikan beban yang berat pada perusahaan. Hasil penelitian
terdahulu menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan [6]. Namun peneliti lain menyatakan bahwa srtuktur modal pengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan [7]. Semakin besar penggunaan hutang dalam
struktur modal maka akan semakin besar tingkat pengembalian modal dari laba yang
dihasilkan perusahaan sehingga hal ini akan berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan.
Faktor kedua yang diduga berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas yaitu kepemilikan institusional. Kepemilikan Institusional memiliki
peran yang sangat penting dalam meminimalkan konflik antara manajer dan
pemegang saham serta memonitor manajer yang dapat memaksimakan pengawasan.
Hal ini dikarenakan adanya kepemilikan institusional, pengawasan terhadap kinerja
manajemen yang baik, dapat diperhatikan dari seberapa besar profit yang dilihat dari
periode yang diperoleh perusahaan Semakin baik tingkat kepemilikan institusional
maka semakin meningkat nilai profitabilitasnya. Hasil penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
profitabilitas [8]Sedangkan penelitian lain menunjukkan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh negatif terhadap profitabilitas [9]. Kepemilikan
institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan manajemen secara efektif
serta dapat meningkatkan kinerja manajemen baik. Semakin baik tingkat
kepemilikan institusional serta kuatnya pengawasan eksternal terhadap perusahaan
akan memicu peningkatan pengawasan yang lebih optimal serta kualitas dan
kelangsungan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan [10].
sedangkan penelitian lain menyatakan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
[8]. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan meningkatkan profitabilitas
yang diperoleh perusahaan, mengakibatkan kuatnya pengawasan eksternal dan akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Faktor Ketiga yang diduga berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan mengambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki
perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan cenderung lebih banyak
investor yang menaruh perhatian terhadap perusahaan tersebut. Perusahaan
berukuran besar akan cenderung lebih memperhatikan kualitas laporan keuangannya
dibandingkan perusahaan kecil. Sebab perusahaan besar akan cenderung diperhatikan
investor dan publik dengan demikian perusahaan akan memperhatikan kualitas. Hasil
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap profitabilitas [11]. Sedangkan penelitian lain menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas [11]. Total aset yang besar
komponennya pada piutang dan persediaan belum tentu dapat membayar deviden
dikarenakan aset yang banyak. Setiap tahunnya total aset dan nilai perusahaan
mengalami naik turun. Maka dilakukanya kegiatan operasional yang baik sehingga
akan meningkatkan nilai perusahaan guna menambahkan modal terhadap
penanmbahan aset terhadap investor. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan [10]. Sedangkan
penelitian lain menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan [10]. Semakin besar ukuran perusahaan akan memiliki kondisi yang
stabil dalam mempertahankan profitabilitas perusahaan, sehingga mampu bersaing
dengan perusahaan lain dalam mempertahankan nilai perusahaannya.
Faktor keempat yang diduga berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas yaitu komisaris independen. komisaris independen adalah anggota
komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai
saham baik langsung maupun tidak langsung. komisaris memegang peran penting
dalam perusahaan, terutama dalam implementasi mekanisme corporate governance.
Semakin baik Dewan komisaris independen maka akan berdampak terhadap
profitabilitas yang akan diperoleh perusahaan. Hasil penelitian terdahulu menunjukan
bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap profitabilitas [12].
Sedangkan penelitian lain menunjukan bahwa komisaris independen berpengaruh
negatif terhadap profitabilitas [12]. Komisaris independen mempunyai fungsi
menjadi penyeimbang dalam mengambil keputusan yang beranggotakan dewan
komisaris yang berasal dari luar. Dan hal ini dapat diselaraskan dengan
menyeimbangkan hasil dari pada kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan,
apabila kepemilikan institusional memiliki wawasan serta tujuan aktual maka dapat
meningkatkan nilai perusahaan yang baik serta dengan begitu akan membuat
investor yakin pada perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil
penelitian terdahulu menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan [9]. sedangkan penelitian lain menunjukkan bahwa
komisaris independen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan [9]. Keberadaan
dewan komisaris memiliki peranan penting dalam perusahaan dengan
independensinya dalam megawasi kinerja suatu perusahaan, maka hal tersebut
berdampak terhadap profitabilitas yang membuat investor yakin pada perusahaan
sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Faktor kelima yang diduga berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas yaitu komite audit. Komite Audit merupakan komite yang di bentuk
oleh dewan komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan di berhentikan
oleh dewan komisaris, dan yang bertugas untuk membantu melakukan pemeriksaan
atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam
pengelolaan perusahaan. Komite audit memiliki peranan penting terhadap
profitabilitas karena menjaga integritas proses penyusunan laporan keuangan, serta
memelihara terwujudnya pengendalian yang memadai dengan begitu kontrol
perusahaan akan meningkat, sehingga dapat meminimalisir konflik manajemen.
Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif
terhadap profitabilitas [13]. namun peneliti lain menyatakan bahwa komite audit
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas [13]. Komite audit bagian dari proses tata
kelola perusahaan. Komite audit mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi
laporan keuangan, audit eksternal dan sistem pengendalian internal. Dengan adanya
komite audit maka laporan keuangan terkontrol sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Semakin banyak anggota komite audit maka semakin besar pengawasan
terhadap kinerja manajemen dalam bidang financial maupun non financialnya. Hal
ini akan berdampak baik terhadap tingkat kepercayaan dan nilai perusahaan. Hasil
penelitian terdahulu menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan [14]. namun peneliti lainnya menyatakan bahwa komite audit
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan [15] Keberadaan komite audit mampu
mengurangi kecurangan dalam proses penyusunan laporan keuangan sehingga
profitabilitas perusahan baik, dan ini berdampak meningkatkan nilai perusahaan.
Faktor keenam yang diduga berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas yaitu penghindaran pajak. Penghindaran pajak merupakan kegiatan
yang diselenggarakan wajib pajak dalam rangka mengurangi pajak terutang dimana
kegiatan yang dilakukan tersebut masih dalam rangka peraturan undang-undang. Di
yakini bahwa kegiatan penghindaran pajak ini merupakan perpindahan dana atau
harta negara pada perusahaan. Salah satu wajib pajak yang berkontribusi besar dalam
menghasilkan pajak adalah perusahaan. Perusahaan menjadi salah satu penyumbang
terbesar pajak kepada negara. Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk
menciptakan laba bersih atau mencari profitabilitas. dapat dinilai dari kemampuan
perusahaan untuk menciptakan keuntungan yang diperoleh dari penjualan, aktiva,
dan modal sendiri perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba ini
dapat dilihat dari rasio profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian terdahulu
menyatakan bahwa penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap ptofitabilitas
[16]. namun penelitian lain menyatakan bahwa penghindaran pajak berpengaruh
negatif terhadap profitabilita [16] Penghindaran pajak dilakukan untuk proses
pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak
dikehendaki. Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang benar-benar legal.
Penghindaran pajak juga sering disebut tax planning. Penghindaran pajak dilakukan
dengan cara memperkecil laba perusahaan. Karena semakin tinggi laba yang
dilaporkan perusahaan maka semakin tinggi pula beban pajak yang harus dibayar.
Namun, hal ini berdampak pada nilai perusahaan. Karena, investor yang akan
menanamkan modalnya cenderung melihat laba bersih perusahaan sehingga
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian terdauhulu menyatakan
bahwa penghindaran pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan [17]. Namun
peneliti lainnya menyatakan bahwa penghindaran pajak berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan [17]. Penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan mewakili
perpindahan dana atau harta milik negara ke perusahaan kemudian hal tersebut
diyakini mengarah pada meningkatnya nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan adanya perbedaan hasil
penelitian terdahulu, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian kembali
dengan judul “Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan dengan
Profitabilitas sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
a. Apakah struktur modal, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, komisaris
independen komite audit dan penghindaran pajak berpengaruh secara simultan
dan parsial terhadap rofitabilitas pada perusahaan jasa yang terdaftar di BEI
periode 2017-2020?
b. Apakah struktur modal, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, komisaris
independen, komite audit, penghindaran pajak dan profitabilitas berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap nilai Perusahaan pada perusahaan jasa yang
terdaftar di BEI periode 2017-2020?
c. Apakah struktur modal, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, komisaris
independen, komite audit, penghidaran pajak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui profitabilitas pada perusahaan jasa yang terdaftar di BEI
periode 2017-2020?

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang
diproksikan dengan Price Book Value (PBV).
2. Variabel Independen dalam penelitian ini yakni:
a. Struktur Modal
b. Kepemilikan Institusional
c. Ukuran Perusahaan
d. Komisaris Independen
e. Komite Audit
f. Penghindaran Pajak
3. Variabel Intervening dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang
diproksikan dengan Return on Equity (ROE).
4. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI)
5. Periode Pengamatan Penelitian ini adalah tahun 2017-2020.

1.4. Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang serta perumusan masalah yang sudah dijelaskan,
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Struktur modal, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan, Komisaris Indepen, Komite Audit, dan
Penghindaran Pajak berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2017-2020.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Struktur modal, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit,
Penghindaran Pajak dan Profitabilitas berpengaruh secara simultan dan parsial
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Jasa yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2017-2020.
3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Struktur modal, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit, dan
Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan melalui Profitabilitas pada
Perusahaan Jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

1.5. Manfaat Penelitian


Beberapa manfaat dari penelitian bagi berbagai pihak antara lain:
1. Bagi Manajemen Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian bagi pihak manajemen
perusahaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan,
sehingga manajemen dapat mengelola peningkatan nilai perusahaan.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada investor
sebagai bahan tinjauan dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan
investasi serta memberikan informasi tentang kinerja perusahaan melalui
profitabilitas dengan nilai perusahaan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dihaharapkan dapat menjadi acuan pembelajaran dalam
melakukan penegambangan penelitian berikutnya, dengan menggunakan topik
variabel nilai perusahaan.

1.6. Originalitas Penelitian


Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang berjudul “Pengaruh
Struktur Modal, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah;
1. Variabel independen
Penelitian terdahulu menggunakan struktur modal, kepemilikan institusional
dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Adapun penambahan
variabel adalah sebagai berikut:
a. Komite Audit
Komite Audit memberikan peranan penting terhadap nilai perusahaan. Apabila
efektifitas komite audit dapat tercapai, maka transparansi Pertanggung
jawaban manajemen perusahaan akan dapat dipercaya. Sehingga kepercayaan
para investor pun akan meningkat. Adanya pengawasan dari komite audit akan
memastikan pencapaian kinerja perusahaan dan mampu meningkatkan nilai
perusahaan [8].
b. Komisaris independen
Komisaris independen mempunyai tanggung jawab yaitu mendorong tata
kelola perusahaan yang baik. Independensi bagi komisaris merupakan hal
yang diharuskan dalam suatu perusahaan agar komisaris dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Komisaris independen dianggap sebagai mekanisme
pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor
kebijakan manajemen puncak. Dalam teori keagenan menyatakan jumlah
anggota dewan komisaris independen yang besar, akan mempermudah dalam
mengendalikan manajemen puncak dan fungsi monitoring akan semakin
efektif yang pada akhirnya menaikkan nilai perusahaan [10].
2. Variabel Intervening
Penelitian ini menambahkan variabel intervening yaitu profitabilitas Karena
dalam suatu perusahaan perlu mengetahui bagaimana kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan atau laba pada periode tertentu. Sehingga besar
kemungkinannya bila perusahaan yang diteliti layak diminati. Semakin baik
pertumbuhan profitabilitas berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin
baik juga, artinya semakin baik pula nilai perusahaan dimata investor. Dalam
penelitian ini fokus pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena
profitabilitas dapat berdampak baik pada nilai perusahaan dan maupun sebaliknya
[18].
3. Objek Pengamatan
Penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan Pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sedangkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan
perusahaan Jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek
pengamatan.
4. Periode Pengamatan
Periode pengamatan pada periode terdahulu adalah tahun 2012-2016. Sedangkan
pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada periode 2017-2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan penilaian kolektif investor tentang
kinerja suatu perusahaan baik kinerja suatu perusahaan saat ini maupun di masa
depan dan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai
gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu
proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan
sampai dengan saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah suatu prestasi yang
sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai
perusahaan, maka kesejahteraan para pemiliknya juga akan meningkat. Nilai
perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti
oleh tingginya kemakmuran pemegang saham memaksimalkan nilai perusahaan
sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan memaksimalkan nilai
perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang
merupakan tujuan utama dari perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan ini
disepakati sebagai tujuan dari setiap perusahaan terutama bagi perusahaan yang
berorientasi laba. Nilai perusahaan diyakini tidak hanya mencerminkan kinerja yang
akan datang tetapi juga mengembangkan prospek perusahaan di masa yang akan
datang dan nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang
sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi tersebut menjadi keinginan para
pemilik perusahaan, sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham yang pengukurannya
dapat dilakukan dengan melihat perkembangan harga saham di bursa, jika harga
saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat. Peningkatan harga saham
menunjukan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan, dan nilai perusahaan
yang meningkat adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan pemilik
perusahaan. Bagi perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat (go public),
indikator nilai perusahaan adalah harga saham yang diperjua lbelikan di bursa efek.
Pendapat ini didasarkan atas pemikiran bahwa peningkatan harga saham identik
dengan peningkatan kemakmuran para pemegang saham, dan peningkatan harga
saham identik dengan peningkatan nilai perusahaan. Meskipun demikian, tidak
berarti bahwa nilai perusahaan sama dengan harga saham. Nilai perusahaan sama
dengan nilai saham (yaitu jumlah lembar saham dikalikan dengan nilai pasar per
lembar) ditambah dengan nilai pasar utangnya. Akan tetapi, bila besarnya nilai utang
dipegang konstan, maka setiap peningkatan nilai saham dengan sendirinya akan
meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal inilah peningkatan nilai perusahaan
identik dengan peningkatan harga saham. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value
(PBV) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif
terhadap jumlah modal yang diinvestasikan dalam penelitian ini nilai perusahaan
diukur dengan rasio PBV [19].
Price to Book Value merupakan rasio pasar (market rasio) yang dingunakan
untuk mengukur kinerja harga saham terhadap nilai bukunya. PBV menunjukkan
seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif
dengan jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi. Rasio PBV yang
semakin tinggi, maka semakin tinggi pula harga saham. Sebaliknya jika rasio PBV
semakin rendah, maka harga saham juga rendah. Tingginya nilai PBV mencerminkan
kemakmuran pemegang saham yang semakin tinggi, dimana kemakmuran pemegang
saham menjadi tujuan suatu perusahaan, mengingat bahwa rasio PBV ini
mereflesikan nilai perusahaan dari persepsi investor dipasar modal.
PBV mempunyai beberapa keunggulan, antara lain [20]:
1. Nilai buku mempunyai ukuran yang relatif stabil, yang dapat dibandingkan
dengan harga pasar.
2. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua
perusahaan. PBV dapat dibandingkan antar perusahaan sebagai petunjuk adanya
under valuation atau over valuation.
3. Perusahaan dengan nilai earning negatif tidak dapat dinilai menggunakan Price
Earning Ratio (PER), dapat dievaluasi menggunakan PBV.
Nilai perusahaan dinilai mampu dalam mengambarkan kesejahteraan
pemengang saham melalui jumlah sahamnya. Jumlah saham yang besar
menggambarkan kemakmuran perusahaan, namun menghasilkan nilai perusahaan
yang tinggi bukan hal yang mudah bagi pihak manajemen, adanya factor eksternal
dan internal membuat para manajer harus bekerja ekstra dalam meningkatkan laba
dan memaksimalkan nilai perusahaan [21].
PBV dapat dirumuskan sebagai berikut [19]:

PBV= (2.1)

Dari penjelasan toeri diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan


menjadi tolak ukur para investor dalam melihat sejauh mana perusahaan mampu
mensejahterahkan dan memakmurka para pemengang sahamnya. Semakin tinggi
nilai perusahaan maka semakin banyak investor yang akan berinvestasi. Namun
sebaliknya jika nilai perusahaan rendah maka semakin buruk pula persepsi investor
terhadap perusahaan itu.

2.1.2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba atau keuntungan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang di hasilkan
dari penjualan dan pendapatan investasi. semakin tinggi profitabilitas, semakin tinggi
pula nilai perusahaan. Semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan laba,
akan menaikkan nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan kenaikan harga saham
perusahaan. Perusahaan yang memiliki profitabilitas besar setiap tahunnya,
cenderung diminati oleh banyak investor. Para investor beranggapan bahwa
perusahaan yang mempunyai profit besar akan menghasilkan return yang besar pula.
Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga
memicu permintaan saham oleh investor. Apabila terdapat kenaikkan permintaan
saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham
dan meningkatkan profitabilitas perusahaan [22].
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan, terutama
laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk
beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan
dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan sekaligus mencari
penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat
evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka bekerja secara efektif atau
tidak. Jika barhasil mencapai target yang ditentukan, mereka dikatakan telah
mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun sebaliknya jika gagal
atau tidak mencapai target yang ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi
manajemen untuk periode kedepan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak
kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kemudian
kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan
laba kedepan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru
terutama setelah manajemen yang lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu rasio
ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen [23].
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity
(ROE) disebut juga dengan laba atas equity merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi pengguna
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya rasio rendah akan berdampak
buruk, yang artinya posisi pemilik perusahaan akan lemah. ROE disebut juga dengan
laba atas equity di beberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset turnover
atau perputaran total asset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas
ekuitas. Manfaat yang dapat diperoleh dari rasio profitabilitas secara keseluruhan,
baik bagi pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, maupun para pemangku
kepentingan lainnya yang terkait dengan perusahaan. Seperti rasio-rasio lain yang
sudah dibahas sebelumnya, rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat,
tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manjemen saja, tetapi juga bagi pihak
diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan
dengan perusahaan.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak
luar perusahaan, yaitu [24]:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
peride tertentu;
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4. Untuk menilai laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang dingunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
Manfaat yang diperoleh yaitu:
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode;
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang dingunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntunggan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Rasio ini menunjukan daya untuk menghasilkan laba
atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham dan sering kali
digunakan membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang
sama. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas
peluang investasi yang tersebut baik dan memanajemen biaya yang efektif. Akan
tetapi jika perusahaan tersebut telah memilih untuk menerapkan tingkat utang yang
tinggi berdasarkan standar industri, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari
asumsi resiko keuangan yang berlebihan. ROE dirumuskan sebagai berikut: [18]

ROE= (2.2)

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas suatu perusahaan


akan mempengaruhi kebijakan investor atas investasi yang dilakukan. Maka setiap
perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi karena untuk dapat
bertahan perusahaan harus meningkatkan laba atau keuntunggan. Peningkatan laba
tersebut akan memberi dampak positif kepada investor bahwa perusahaan dapat
memberikan kesejahteraan kepada pemegang saham melalui pengembalian saham
yang tinggi. Dengan pengembalian saham yang tinggi akan meningkatkan nilai
perusahaan.

2.1.3. Struktur Modal


Struktur Modal merupakan imbangan atau perbandingan antara jumlah utang
jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal yangg diperkirakan akan
menghasilkan pendaan modal yang baik beberapa tertimbang yang tingkatnya
menurun sehingga akan memaksimumkan nilai perusahaan adalah struktur modal
yang ideal. Terorganisirnya perusahaan dalam melakukan pengembangan bisnis
degan adanya Struktur modal yang baik. Struktur modal yang optimal dapat berubah
sepanjang waktu, yang dapat mempengaruhi biaya modal tertimbang (weighted
average cost of capital). Biaya modal yang mempengaruhi keputusan anggaran
modal adalah perubahan dan akhirnya akan mempengaruhi harga saham
perusahaan. Penentuan struktur modal menjadi permasalahan yang penting bagi
setiap perusahaan, secara umum memaksimalkan nilai perusahaaan merupakan
standart terpenting dalam setiap perusahaan, dikarenakan tingginya nilai perusahaan
dapat menaikkan kemakmuran bagi anggota pemengang saham, serta menjadi acuan
yang baik bagi perusahaan untuk menjalankan kewajibannya, dan mampu
mendatangkan keuntungan optimal bagi perusahaan [21].
Perubahan struktur modal akan mempengaruhi tingkat risiko yang dihadapi
perusahaan dalam pemodalan. Oleh sebab itu dalam penetapan struktur modal
perusahaan perlu mempertimbangkan bebagai faktor yang mempengaruhinya.
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah
profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, likuiditas, Tingkat suku
bunga, Susunan aktiva, Kadar risiko dari aktiva, Stabilitas dari pendapatan, Besarnya
modal yang dibutuhkan, Besarnya suatu perusahaan, Keadaan pasar modal, Sifat
manajemen, struktur aset [18].
Permasalahan yang dijelaskan dalam permasalahan struktur modal adalah,
bagaimana pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan, biaya modal
perusahaan dan harga saham. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka perlu
asumsi-asumsi yang terkait dengan struktur modal yaitu [22]:
1. Tidak ada pajak dan biaya kebangkrutan
2. Rasio utang terhadap modal diubah dengan jalan, perusahaan mengeluarkan
saham untuk melunasi utang atau perusahaan meminjam untuk membeli saham
yang beredar.
3. Perusahaan mempunyai kebijakan untuk membayarkan seluruh pendapatan
kepada pemengang saham dalam bentuk dividen.
4. Nilai harapan distribusi profitabilitas subjektif pendapatan operasi setiap
perusahaan di masa akan datang sama bagi semua investor.
5. Pendapatan operasi perusahaan diharapkan tidak mengalami pertumbuhan.
Kajian tentang teori struktur modal secara umum ada dua teori yaitu [25]:
1. Balancing theories
Balancing theories merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan
untuk mencari dana tambahan dengan cara mencari pinjaman baik ke perbankan,
leasing atau juga dengan menerbitkan obligasi (bonds). Obligasi (bonds)
merupakan sebuah surat berharga (commercial paper) yang mencantumkan nilai
nominal, tingkat suku bunga, dan jangka waktu dimana itu dikeluarkan baik oleh
perusahaan ataupun goverment untuk kemudian dijual kepada publik
2. Pecking Order Theories
Pecking order theories merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh suatu
perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara menjual asset yang
dimilikinya. Seperti menjual gedung, tanah, peralatan, yang dimilikinya dan asset-
asset lainnya, termasuk dana yang berasal dari laba ditahan (retained earnings)
Untuk memahami tentang struktur modal maka perlu kita pahami pembagian dari
struktur modal itu sendiri yaitu secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Simple capital structure
Yaitu jika perusahaan hanya mengunakan modal sendiri saja dalam struktur
modalnya.
2. Complex capital structure
Yaitu jika perusahaan tidak hanya menggunakan modal sendiri tetapi juga
menggunakan modal pinjaman dalam struktur modalnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu business risk. Makin
besar business risk, makin rendah rasio hutang [26].
1. Tax position. Bunga hutang mengurangi pajak. Semakin tinggi tarif pajak,
semakin besar keuntungan dari pengguna hutang.
2. Managerial conversetism or aggresiveness. Manajer yang konservatif akan
menggunakan banyak modal sendiri, sedangkan manajer agresif akan
menggunakan banyak hutang.
Atas dasar dua hal inilah kemudian dilakukan kajian secara komprehensif
manakah yang paling tepat dipergunakan berdasarkan situasi kondisi internal dan
eksternal, tentunya dengan mengedepankan pendekatan secara efektif dan efesien.
Dengan contoh perusahaan-perusahaan farmasi umunya memiliki struktur modal
yang sangat berbeda dengan maskapai penerbangan. Bahkan struktur modal dapat
bervariasi diantara perusahaan didalam satu industri yang sama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
struktur modal suatu perusahaan, yaitu:
1. Bentuk atau karakteristik bisnis dijalankan;
2. Ruang lingkup aktivitas operasi bisnis yang dijalankan;
3. Karakteristik manajemen (management characteristic) yang diterapkan di
organisasi bisnis tersebut;
4. Karakteristik, kebijakan dan keinginan pemilik;
5. Kondisi micro and macro economy yang berlaku di dalam negeri dan diluar negeri
yang turut mempengaruhi pengambilan keputusan perusahan
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada kaitan perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan. Struktur modal hanya menggambarkan pada unsur
modal dan utang jangka panjang, kedua golongan merupakan dana permanen dan
dana jangka panjang. Struktur modal sendiri adalah bagian dari struktur keuangan
yang dapat dijelaskan dengan pembelanjaan secara konstan yang ketentuan
keuangan lainnya menggambarkan skala antara modal sendiri dan utang jangka
panjang. Rasio yang digunakan utuk mengukur utang dengan ekuitas adalah Debt to
equity ratio. Jumlah dana yang disediakan pengutang dengan pemilik perusahaan
ditemukan dengan menggunakan DER. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan
seluruh utang termasuk utang lancar dengan semua ekuitas. Serta rasio ini berperan
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang
[27].
Undang-Undang PPh memberikan otorisasi Kepada Menteri Keuangan untuk
membuta keputusan tentang besarnya Debt to Equity Ratio (DER) yang dapat
dibenaarkan untuk keperluan perhitungan pajak penghasilan. Dari asek ekonoami,
DER menunjukkan kemampuan ekuitas atau modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan seluruh kewajiabannya termasuk perpajakan menjadi salah
satu barometer selain dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan
finansial/ekonomi dari struktur pemodalan perusahaan yang digunakan olleh pihak
ketiga, seperi pihak perbankan, investor/calon investor untuk memberikan salah satu
bahan pertimbangan dalam kelayakan pengukuran kredit perbankan merilis
tambahan modal [22].
Secara sistemastis Debt to equity rasio dapat dirumuskan sebagai berikut [21]:
( )
( ) (2.3)
( )

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan


imbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal
sendiri, yang dioptimalkan dapat merubah sepanjang waktu serta dapat
mempengaruhi tingkat resiko yang dihadapi perusahaan dalam pemodalan serta
mengkaitkan perubahan struktur modal terdahadap nilai perusahaan.

2.1.4. Kepemilikan Institusional


Kepemilikan Institusional merupakan divisi dari institusi atau lembaga
kepemilikan saham. Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan
yang dimiliki institusi lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
investasi, dan kepemilikan institusional yang lainnya. Maka dengan adanya
kepemilikan institusional akan meningkatkan pengawasan yang lebih optimum
terhadap kinerja manajemen perusahaan, karena sumber kekuasaan yang dapat
digunakan untuk mendorong maupun membatalkan keberadaan menajemen
perusahaan adalah kepemilikan saham. Memonitoring manajemen merupakan arti
penting bagi kepemilikan institusional karena dapat mendorong pengembangan
pengamatan yang lebih optimum, tentunya akan meningkatkan kejayaan untuk
pemengan saham. Investasi merupakan hal yang di tekankan dari bagian kepemiikan
insttitusional sebagai pengawasan yang cukup besar dalam pasar modal [28].
Kepemilikan institusional juga memberikan keuntungan yang lebih besar,
karena dengan kepemilikan yang lebih besar sehingga mempunyai kekuasaan untuk
melakukan pengawasan terhadap aktivitas perusahaan. Selain itu, kepemilikan
institusional lebih baik dibanding kepemilikan individu karena institusi memiliki
posisi yang lebih baik dari individu sehingga mampu melakukan pengambil alihan
perusahaan yang tidak efisien dan ancaman ini bisa memaksa manajer agar lebih
efisien [29].
Investor institusional adalah perusahaan-perusahaan yang berinvestasi atas
nama individu dan perusahaaan. Mereka yang juga memenuhi syarat untuk menjadi
keanggotaan dan termasuk dana pensiun, reksadana, asuransi perusahaan, dan bank.
Karena mereka mendatangkan volume yang luar biasa dan perdagangan harian.
Ketika abad ke-21 terungkap, perusahaan-perusahaan ini akan mengelola lebih
banyak dana untuk individu, dana pensiun, dan yayasan. Investor institusional dapat
bertindak secara independen atau menjadi bagian dari kelompok perusahaan yang
lebih besar atau konglomerat. Fakta bahwa kelembagaan investor datang dalam
berbagai macam bentuk juga menunjukkan bahwa mereka akan berbeda dalam hal
karakter dan tingkat keterlibatan kepemilikan. Cakupan investor institusional
berhubungan langsung dengan tingkat likuiditas saham tertentu di pasar modal.
Jumlah saham yang beredar dan tersedia untuk perdagangan juga merupakan faktor
utama. Karena popularitas dari sebuah perusahaan besar, maka menarik dimiliki oleh
investor institusional, sahamnya diperdagangkan lebih sering, sehingga membuatnya
sangat likuid [30].
Tingginya tingkat kepemilikan institusional akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor sehingga dapat membatasi
perlakuan opportunistic manajer dalam. Investor institusional sebagian besar menjadi
mekanisme monitoring yang efektif dalam keputusan yang diambil oleh manajer,
disebabkan investor terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah
di percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Kepemilikan institusional memiliki
kontribusi yang sangat penting dalam meminimalkan masalah keagenan yang terjadi
antar manajer dan pemengang saham
Kepemilikan Institusional memiliki kelebihan antara lain [26]:
1. Mampu dalam menganalisis infomasi sehingga dapat menguji keadaan
informasi yang diketahui
2. Mampu melaksanakan pengawasan lebih akurat atas aktivitas yang sedang
dilakukan oleh perusahaan
Pengaruh dari kepentingan lain dalam perusahaan kepemilikan institusional
dapat mengurangi duiantaranya, manajer dan kepemilikan saham, dengan adanya
kinerja manejer merupakan bagian dalam pengawasan. Tidak puasnya kinerja
manejer akan menimbulkan terjadinya penjualan saham oleh pihak pemengang
saham. Oleh karena itu agar pemengang saham tidak melakukan penjualan saham
yang dimiliki, manajemen perusahaan harus berhati-hati dalam menindak lanjuti
keputusan pendanaan serta harus mempertimbangkan keputusan pendanaan yang
baik. Kepemilikan Institusional diukur dengan menggunakan rasio diantaranya [30]:
(2.4)

Dari penjelasan teori diatas dapat disimpulkan bahwa, kepemilikan


institusional merupakan divisi dari institusi atau lembaga kepemilikan saham, dengan
institusi lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan
kepemilikan institusional yang lain, adanya kepemilikan institusional akan
meningkatkan pengawasan yang lebih optimum terhadap kinerja manajemen
perusahaan, karena sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendorong
maupun membatalkan keberadaan menajemen perusahaan dengan kepemilikan
saham Institusional.

2.1.5. Ukuran Perusahaan


Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan,
ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh
dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umunya kekurangan akses ke pasar modal
yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Dan pengaruh skala dalam
biaya membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh banyak laba.
ahkirnya ukuran diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur
keuangan, yaitu perusahaan kecil sering tidak mempunyai staf khusus dan tidak
mempunyai rencana keuangan dan tidak mengembangkan sistem akutansi mereka
menjadi sistem informasi manajemen [25].
Aspek penting manajemen keuangan sama bagi seluruh usaha, baik yang
besar maupun kecil, tanpa memandang bagaimana usaha itu diorganisasikan.
Meskipun demikian, struktur hukumnya tetap memengaruhi beberapa aspek
organisasi suatu perusahaan sehingga harus diketahui. Ada tiga jenis bentuk usaha
utama:
1. Kepemilikan perseorangan (sole proprietorship),
2. Persekutuan (patnership),
3. Perseroan terbatas (corporations).
Dari segi jumlah, sekitar 80% usaha dioperasikan dalam bentuk kepemilikan
perseorangan, sedangkan sisanya terbagi rata antara persekutuan dan perseroan
terbatas. Akan tetapi dilihat dari nilai penjualan dalam dolar, sekitar 80% dari
seluruh usaha dilakukan oleh perseroan terbatas, sekitar 13% oleh kepemilikan
perseorangan, dan sekitar 7% oleh persekutuan. Karena perseroan terbatas
melakukan usaha yang paling besar dan karena kepemilikan perseorangan serta
persekutuan yang paling berhasil pada akhirnya akan berubah menjadi perseroan
terbatas, kita akan berkonsentrasi pada bentuk usaha itu [31].
Ukuran perusahaan merupakan seberapa besar ukuran aset perusahaan yang
dimiliki. Kemampuan dalam besaran aset perusahaan mengindikasikan dalam
mendukung sistem aktivitas bisnis perusahaan seperti dalam kegiatan untuk ekspansi
usaha. Semakin tinggi ukuran perusahaan maka total aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan akan semakin meningkat, maka mobalitas transaksi bisnis yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan akan semakin meningkat dengan tingkat ukuran
total aset yang dimiliki Kebijakan keputusan pendanaan dalam penentuan besarnya
aset suatau perusahaan merupakan salah faktor yang telah dipertimbangkan dengan
menggunakan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan bagian dari nilai
perusahaan. Total aset perusahaan, log size, nilai pasar saham, jumlah tenaga
lainnya merupakan skala yang dapat diklasifikasikan sebagai besar kecilnya
perusahaan dengan menggunakan ukuran perusahaan. Besarnya ukuran perusahaan
menggambarkan kemudahan dalam pertumbuhan memasuki area pasar modal karena
akan mendorong ketertarikan investor dalam menanamkan modalnya, maka akan
meningkatkan prospek yang baik sehingga mampu neningatkan kualitas nilai
perusahaan [25].
Ukuran perusahaan tebagi menjadi 3 macam menurut badan standarisasi
nasional yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menegah (medium firm)
dan perusahaan kecil (small firm). Ukuran perusahaan memiliki perbandingan dapat
diketahui total aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan besar badan hukum yang
total asetnya seratus milyar, perusahaan menengah dan kecil berdasarkan total
asetnya tidak lebih dari seratus milyar oleh ketua Bapepam No.Kep.11/PM/1997.
Ukuran perusahaan dapat menggambarkan dengan total aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Besarnya ukuran perusahaan menggambarkan kemudahan dalam
pertumbuhan memasuki area pasar modal karena akan mendorong ketertarikan
investor dalam menanamkan modalnya, maka akan meningkatkan prospek yang baik
sehingga mampu neningatkan kualitas nilai perusahaan. Ukuran perusahaan
mempengaruhi nilai perusahaan, dengan menggambarkan investor
mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam mambeli saham dapat memberikan
ketentuan kinerja perusahaan yang bagus [21].
Suatu ukuran perusahaan didasarkan kepada total aset perusahaan. Ukuran
perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah aset dari
perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan diproksikan dengan Size adalah total aset
perusahaan. Karena aset biasanya sangat besar nilainya dan untuk menghindari bias
skala maka besaran aset perlu dikompres. Secara umum proksi size dipakai
Logaritme (log) atau Logaritma Natural asset [32].
UU No. 20 Tahun 2008 mengklasifikasikan ukuran perusahaan ke dalam 4
kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar.
Pengklasifikasian ukuran perusahaan tersebut didasarkan pada total aset yang
dimiliki dan total penjualan tahunan perusahaan tersebut. UU No 20 Tahun 2008
pasal 1 tersebut mendefinisikan usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha
besar sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorang dan badan usaha
perorang yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang –
undang ini.
2. Usaha Kecil adalah ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang – undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
undang – undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari
usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dihitung dengan rumus yaitu [25]:
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Asset) (2.5)
Dari penjelasan teori diatas dapat disimpulkan bahwa, ukuran perusahaan
merupakan seberapa besar aset perusahaan yang dimiliki. Ukuran perusahaan
merupakan bagian dari nilai perusahaan. Total aset perusahaan, log size, nilai pasar
saham, jumlah tenaga lainnya merupakan skala yang dapat diklasifikasikan sebagai
besar kecilnya perusahaan dengan menggunakan ukuran perusahaan. Kemampuan
dalam besaran aset perusahaan mengindikasikan dalam mendukung sistem aktivitas
bisnis perusahaan seperti dalam kegiatan untuk ekspansi usaha. Semakin tinggi
ukuran perusahaan maka total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin
meningkat, maka mobalitas transaksi bisnis yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
akan semakin meningkat dengan tingkat ukuran total aset yang dimiliki.

2.1.6. Komisaris Independen


Komisaris independen merupakan kewajiaban yang diberi tugas untuk
menjamin pelaksanaan strategi yang diterapkan oleh perusahaan, mengawasi
manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mmewajibkan akuntabilitas menurut
FCGI. Peran dewan komisaris independen sangat dominan bagi perusahaan, fokus
dalam implementasi mekanisme corporate govermanc .Komisaris independen adalah
bukan anggota menajemen, pemengang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara
yang lain, yang bekaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan pemengang
saham mayoritas dari satu perusahaan yang mengawasi perusahaan [30].
Keberadaan Komisaris independen kepentingan pemengan saham, baik
mayoritas maupun minoritas tidak akan diabaikan karena lebih bersikap netral
terhadap segala kebijakan dari dewan direksi, perusahaan diwajibkan aturan-aturan
yang dibuat oleh Bursa Efek Indonesia memiliki sekurang-kurangnya 30% saham
yang tercatat dari dewan komisaris independen. Dari jumlah seluruh anggota dewan
komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas dan tangung jawab, dewan komisaris
membentuk komite-komite yang berperan sebagai perangkat pendukung fungsi
pengawasan dewan komisaris terhadap perseroan. Komisaris independen dalam
Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang perseroan terbatas menjelaskan
komisaris adalah komisaris adalah organ perseroan yang bertugas dalam pengawasan
secara umum atau khusus serta memberikan pengawasan kepada direksi dalam
menjalankan misi perseroan [33].
Komisaris independen anggota yang tidak terafiliasi dengan manajemen,
anggota dewan komisaris lainnya serta pemengang saham pengendali serta bebas
dari hubungan bisnis yang memengaruhi kemampuannya dalam melakukan tindakan
independen, dewan komisaris independen di proksikan dengan menggunakan
indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari bagian luar
perusahaan dengan keseluruhan anggota perusahaan. Istilah independen pada direksi
independen maupun komisaris independen tersebut bukan berarti menunjukkan
bahwa direksi atau komisaris lainnya tidak independen. Namun, istilah direksi
independen ataupun komisaris independen menunjukkan bahwa keberadaan mereka
sebagai wakil dari pemegang saham independen (minoritas) termasuk mewakili
kepentingan lainnya, misalnya investor. Saat ini, hampir semua perusahaan public
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memiliki direktur independen
dan komisaris independen dalam struktur organisasi perusahaan. Namun demikian,
masih terdapat beberapa perusahaan publik yang belum mengetahui arti pentingnya
peran direktur independen dan komisaris independen dalam rangka implementasi
good corporate governance (GCG). Bahkan, masih ada yang beranggapan bahwa
keberadaan direktur independen dan komisaris independen di perusahaan publik
sebagai pelengkap sekadar memenuhi regulasi yang berlaku [33].
Keberadaan direktur dan komisaris independen memegang peranan penting
dalam rangka implementasi GCG, jadi bukan sekadar pelengkap saja. Pihak regulator
(BEI) hendaknya melakukan evaluasi dan pengawasan secara periodic untuk
meyakinkan bahwa pelaksanaan direktur dan komisaris independen di perusahaan
publik telah sesuai dengan peraturan ketentuan yang berlaku. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan Bank Indonesia hendaknya juga mengatur peranan dewan komisaris dan
direksi emiten di perbankan/industry keuangan yang tertuang dalam peraturan tata
kelola perusahaan Indonesia secara jelas dan konkret. Peranan direksi dan komisaris
merupakan salah satu dari lima sektor yang perlu segera diperbaiki untuk perbaikan
tata kelola perusahaan [34].
Lemahnya pengawasan yang independen dan terlalu besarnya kekuasaan
eksekutif telah menjadi sebagian dari penyebab jatuhnya perusahaan-perusahaan
dunia. Selain itu, lemahnya pengawasan terhadap manajemen juga diindikasikan
sebagai salah satu penyebab krisis finansial di Asia, termasuk Indonesia. Oleh karena
itu, pemberdayaan komisaris dengan memperkenalkan komisaris independen yang
diharapkan menjadi penggerak GCG telah menjadi bagian dari reformasi kehidupan
bisnis di Indonesia.
Skala yang digunakan dalam rasio Komisaris Independen sebagai berikut: [33].
(2.6)

Dari penjelasan teori diatas dapat disimpulkan bahwa, dewan komisaris


independen merupakan kewajiaban yang diberi tugas untuk menjamin pelaksanaan
strategi yang diterapkan oleh perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola
perusahaan. Peran dewan komisaris independen sangat dominan bagi perusahaan,
fokus dalam implementasi. Komisaris independen anggota yang tidak terafiliasi
dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya serta pemengang saham
pengendali serta bebas dari hubungan bisnis yang memengaruhi kemampuannya
dalam melakukan tindakan independen.
2.1.7. Komite Audit
Komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bekerja secara
profesional dan independen yang bertugas untuk mendeteksi adanya suatu
pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Salah satu kriteria Keberadaan komite
audit memberikan pernana penting dalam menjamin Good Corporate Governance.
Tugas dalam memberikan masukan yang baik serta independen terhadap laporan
yang disampaikan oleh pihak direksi kepada dean komisaris serta meninjau hal yang
memperhatiakn yang bertanggung jawab untuk mengawasi audit eksternal, laporan
keuangan yang mengamati sistem pengendalian internal perusahaan [33].
Komite audit berperan dalam menjalankan hubungan antara dewan komisaris
dengan auditor eksternal dan perusahaan dengan auditor eksternal. Komite audit
fungsi dalam fungsi dewan komisaris dalam menjalankan pengawasan atas proses
pelaporan keuangan , pelakasanaan audit,implementasi dan manajemen resiko dari
Good Corporate Governance perusahaan. Komite audit bagian dari pihak yang
menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor.
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit antara lain [34]:
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
perusahaan kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain: lap noran
keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya;
2. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
3. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara
manajemen dengan akuntan atas jasa yang diberikannya;
4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan
akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee;
5. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan
mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal;
6. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang
dilakukan oleh Direksi, jika perusahaan tidak memiliki fungsi pemantau risiko di
bawah Dewan Komisaris;
7. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan
keuangan perusahaan;
8. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan
adanya potensi benturan kepentingan perusahaan; dan
9. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi perusahaan.
Komite Audit wajib melaporkan hasil penelaahannya kepada seluruh anggota
Dewan Komisaris selambat-lambatnya 2 hari kerja setelah laporan tersebut selesai
dibuat. Komite Audit wajib menyampaikan laporan aktivitasnya kepada Dewan
Komisaris secara berkala, sekurang-kurangnya 1 kali dalam 3 bulan.
Komite audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional dan
independen kepada dewan komisaris mengenai laporan atau hal – hal lain yang
disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris, serta untuk mengidentifikasikan
hal – hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris. Komite audit diharapkan
untuk menaati seluruh ketentuan yang berlaku sebagaimana ditetapkan oleh.
Kebanyakan komite audit terdiri dari tiga hingga lima atau terkadang paling banyak
tujuh direktur yang bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan. Komite
audit harus menyetujui terlebih dahulu semua jasa audit dan non audit, serta
bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan auditor, termasuk penyelesaian
ketidakpastian yang melibatkan pelaporan keuangan antara manajemen dan auditor
[34].
Komite audit memiliki fungsi dalam hal-hal yang terbaik dengan proses dan
peran audit bagi perusahaan, terutama dalam pelaporan hasil audit keuangan
peusahaan dipaparkan untuk publik. Komite audit yang efektif diatur dalam
penerapan prinsip Good coporate Governance Secara sistematis, komite audit dapat
dirumuskan sebagai berikut sebagai berikut [14]:
Ukuran Komite Audit (UKA) = Jumlah komite audit (2.7)
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa, Komite audit yang dibentuk oleh
dewan komisaris yang bekerja secara profesional dan independen yang bertugas
untuk mendeteksi adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien serta tugas
dalam memberikan masukan yang baik serta independen terhadap laporan yang
disampaikan oleh pihak direksi kepada dean komisaris serta meninjau hal yang
memperhatiakn yang bertanggung jawab untuk mengawasi audit eksternal, laporan
keuangan yang mengamati sistem pengendalian internal perusahaan Komite audit
fungsi dalam fungsi dewan komisaris dalam menjalankan pengawasan atas proses
pelaporan keuangan, pelakasanaan audit,implementasi dan manajemen resiko dari
Good Corporate Governance perusahaan.

2.1.8. Penghindaran Pajak


Pajak dipandang sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan bagi
perusahaan. Sesuatu yang tidak menguntungkan ini biasanya men-dorong adanya
upaya untuk melakukan peng-hindaran atau perlawanan pajak. Tindakan
penyelewengan dan penghindaran merupakan salah satu bentuk dari perlawanan
terhadap menghindari pajak. Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat
dilakukan dengan berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan
perpajakan maupun yang melanggar peraturan perpajakan. Penghindaran pajak
timbul sejak sistem perpajakan diberlakukan di suatu negara. Model maupun skema
penghindaran pajak dari tahun ke tahun cenderung semakin canggih dan sulit
terdeteksi oleh otoritas pajak suatu negara, hal itu dipicu oleh kemajuan teknologi
informasi dan pelayanan serta produk keuangan yang sudah sangat maju [35].
Sistem perpajakan Indonesia menganut sistem self-assesment, yang berarti
perusahaan menghitung atau memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri
jumlah pajak terutang berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Hal
ini ditegaskan dalam pasal 12 ayat 1 UU tentang ketentuan Umum dan Tata cara
perpajakan yang menyatakan bahwa setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang
terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan
tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak. Dalam sistem semacam
ini, perusahaan memiliki kesempatan untuk mengurangi jumlah pajak yang dibarkan
ke negara, atau dengan kata lain melakukan penghindaran pajak sejalan dengan
hipotesis biaya politik dalam teori akutansi positif. Penghindaran pajak oleh
perusahan merupakan upaya untuk meminimalkan biaya politik yang dihadapi.
Terdapat tiga prinsip penghindaran pajak [36].
1. Penundaan Pajak Nilai presented discounte value pajak yang ditunda akan jauh
lebih sedikit di bandingkan pajak yang dibayar saat ini.
2. Arbitrase pajak di individu yang menghadapi tarif pajak yang berbeda. Ini
merupakan metode yang efektif yang mengurangi kewajiban pajak dalam
keluarga.
3. Artitrase pajak terhadap aliran pendapatan yang berbeda menghadapi perlakuan
pajak yang berbeda. Berdasarkan undang-undan, long term capital gains
dikenakan pajak dengan tariff yang lebih rendah dibandingkan bentuk
pendapatan dari modal ini memberikan dorongan untu “mengubah” pendapatan
dari modal menjadi long-term capital again [37].
Penghindaran pajak perusahaan secara luas sebagai manajemen penurunan
pendapatan kena pajak melalui aktivitas-aktivitas perencanaan pajak, yang mencakup
aktivitas legal dan ilegal. Manfaat peningkatan penghindaran pajak adalah
penghematan pajak yang lebih besar bagi perusahaan yang dapat mengurangi jumlah
beban pajak penghasilan pada laporan keuangannya dan meningkatkan laba.
penghindaran pajak merupakan tindakan perusahaan membayar pajak lebih rendah
daripada perusahaan sejenisnya, yaitu perusahaan dengan ukuran yang sama di
industri yang sama [35].
Berdasarkan defenisi yang luas ini, penghindaran pajak merepsentasikan
rangkaian strategi perencanaan pajak yang mencakup kegiatan legal sempurna,
seperti investasi pada municipal bond, maupun transaksi lebih agresif yang masuk
dalam wilayah abu-abu seperti tax inversion. Penghindaran pajak sebagai upaya
wajib pajak untuk membayar wajib pajak lebih rendah dengan memanfaatkan
peluang-peluang yang ada dalam undang-undaag perpajakan. Penghindaran pajak
berbeda dengan penggelapan pajak karena aktivitas penghindaran pajak dilakukan
sesuai dengan undang-undang perpajakan sehingga statusnya legal. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penghindaran pajak merupakan serangkaian perencanaan
pajak yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi beban pajak dengan
memanfaatkan peluang atau celah peraturan perundang-undangan yang berlaku [27].
Pengukuran penghindaran pajak dalam penelitian ini menggunakan model
Effective Tax Rates (ETR). Dimana ETR diukur dengan melakukan perbandingan
antara beban pajak dengan laba sebelum pajak.
Adapun rumus yang menghitung ETR adalah sebagai berikut [35]:

ETR = (2.8)

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa, penghindaran pajak untuk


meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang
masih memenuhi ketentuan perpajakan maupun yang melanggar peraturan
perpajakan (ilegal atau legal). Penghindaran pajak timbul sejak sistem perpajakan
diberlakukan di suatu negara. dalam pasal 12 ayat 1 UU tentang ketentuan Umum
dan tata cara perpajakan yang menyatakan bahwa setiap wajib pajak wajib membayar
pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak. Maka
hal tersebut perusahaan memiliki kesempatan untuk mengurangi jumlah pajak yang
dibayarkan ke negara, atau dengan kata lain melakukan penghindaran pajak sejalan
dengan hipotesis biaya politik dalam teori akutansi positif.

2.2. Review Penelitian Terdahulu


1. Asnawi, Ridwan Ibrahim dan Mulia Saputra melakukan penelitian pada tahun
2019 dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Kebijakan Utang terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Variabel
dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai perusahaan,
sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang. Jumlah sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 46 perusahaan manufaktur.
Hasil dari penelitian ini secara simultan menunjukkan kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan utang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Secara parsial menunjukkan kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan; kepemilikan
institusional dan kebijakan utang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan [38].
2. Catur Fatchu Ukhriyawati dan Riani Dewi melakukan penelitian pada tahun
2019 dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan LQ-45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan pada
penelitian ini adalah nilai perusahaan, sedangkan variabel independen yang
digunakan yaitu struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran
perusahaan. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 24
perusahaan LQ-45. Hasil dari penelitian ini secara simultan menunjukkan
struktur modal, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara parsial menunjukkan struktur
modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan; pertumbuhan perusahaan
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan; dan ukuran perusahaan
berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan [39].
3. Cristy Israe, Marjam Mangantar dan Ivonne S.Saerang melakukan penelitian
pada tahun 2018 dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan
Institusional, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel
dependen yang dingunakan Nilai Perusahan, sedangkan Variabel independen
yang dingunakan yaitu struktur modal, kepemilikan institusional, dan ukuran
perusahaan. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 10
perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian ini
secara simultan menunjukkan struktur modal, kepemilikan institusional,
Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara
parsial Struktur modal mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan, kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan [40].
4. Dede Suharna dan Silviyanti melakukan penelitian pada tahun 2019 dengan
judul “Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap
Profitabilitas”. Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah
profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu struktur
modal dan pertumbuhan perusahaan. Jumlah sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah 33 perusahaan sektor industri dasar dan kimia. Hasil dari
penelitian ini secara simultan menunjukkan struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas. Secara parsial menunjukkan
struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas,
sedangkan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
[23].
5. Eka Indriyani melakukan penelitian pada tahun 2017 dengan judul penelitian
“Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan”.
Variabel dependen yang dingunakan adalah Nilai Perusahaan dan Variable
Independen yang dingunakan Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas. Sampel
penelitian yang dingunakan adalah 16 perusahaan manufaktur sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-
2015. Hasil dari penelitian ini secara parsial Ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Secara parsial Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan
tidak signnifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan [41].
6. Feny Alvita Piristina dan Khairunnisa melakukan penelitian pada tahun 2019
dengan judul “Analisis Pengaruh Kebijakan Deviden, Keputusan Investasi
dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan”. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan, sedangkan variabel
independennya adalah kebijakan deviden, keputusan investasi dan keputusan
pendanaan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan
kebijakan deviden, keputusan investasi dan keputusan pendanaan bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan secara parsial
kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, keputusan
investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan keputusan
pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan [42].
7. Fitri Amaliyah dan Eliada Herwiyanti melakukan penelitian pada tahun 2019
dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris
Independen, dan Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan Sektor
Pertambangan” variabel dependen yang dingunakan dalam penelitian ini
adalah Nilai Perusahaan, sedangkan variabel independen yang dingunakan
yaitu kepemilikan unstitusional, dewan komisaris, komite audit. Jumah
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 60 Perusahaan
sektor pertambangan. Hasil dari penelitian ini secara parsial menunjukan
variabel kepemilikan institusional dan dewan komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan; komite audit berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan menunjukan variabel
keberadaan komite audit mempunyai peran yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan melalui kualitas komite audit. Sedangkan untuk kepemilikan
institusional dan jumlah dewan komisaris independen tidak mempengaruhi
nilai perusahaan [43].
8. Ida Ayu Puspita Trisna Dewi dan I Ketut Sujana melakukan penelitian pada
tahun 2019 dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan dan
Resiko Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan”. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan sedangkan variabel
independen yang digunakan yaitu likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan
resiko bisnis. Hasil penelitian ini secara simultan menunjukkan likuiditas,
resiko bisnis dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa likuiditas
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan serta resiko bisnis berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan [44].
9. I Ketut Alit Sukadana dan Nyoman Triaryati melakukan penelitian pada
tahun 2018 dengan judul “ Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Ukuran
Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Food and
Beverage BEI”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan leverage.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan pertumbuhan
penjualan, leverage, dan ukuran perusahaan sama-sama berpengaruh terhadap
profitabilitas, sedangkan secara parsial pertumbuhan penjualan berpengaruh
positif terhadap profitabilitas, leverage berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
profitabilitas [45].
10. Lestari, L melakukan penelitian pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh
Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan”.
Variabel dependen yang dingunakan adalah Nilai Perusahaan dan Variabel
independen yang dingunakan kepemilikan institusional dan struktur modal.
Jumlah sampel yang dingunakan dalam penelitian ini adalah 32 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini
secara simultan Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
dan struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, secara
parsial kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan dan struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
[46].
11. Rohmah, Sholihatur melakukan penelitian pada tahun 2020 dengan judul
“Pengaruh Likuiditas Profitablitas dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan.
(Studi pada Perbankan Syariah di Indonesia periode 2014-2018). Variabel
dependen yang dingunakan adalah nilai perusahaan dan Variabel Independen
adalah likuiditas, profitabilitas dan leverage. Jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 11 Perusahaan yang dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling. Hasil penelitian secara parsial Likuditas berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Leverage tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Secara simultan Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage
berpengaruh terhadap nilai perusahaan [47].
12. Selin Lumoly, Sri Murni, dan Victoria N. melakukan penelitian pada tahun
2018 dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Logam dan
Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Variabel dependen
yang dingunakan adalah Nilai Perusahaan dan Variabel Independen adalah
pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, profitabilitas. Jumlah sampel yang
dingunkan dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan logam dan sejenisnya.
Hasil dari penelitian ini secara simultan, likuiditas (CR), ukuran perusahaan
(SIZE), dan profitabilitas (ROE) memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan
(PBV). Secara parsial menyatakan bahwa likuiditas (CR) tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (PBV), ukuran perusahaan (SIZE) tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV), dan profitabilitas (ROE)
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan [48].
13. Wenny Anggresia Ginting dan Siti Aisyah Nasution melakukan penelitian
pada tahun 2020 dengan judul “Pengaruh Firm Size, Current Ratio, dan Total
Asset Turnover terhadap Profitabilitas melalui Return on Equity”. Variabel
dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan
variabel independen yang digunakan yaitu ukuran perusahaan, current ratio,
dan total asset turnover. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah 10 perusahaan subsektor makanan dan minuman. Hasil dari penelitian
ini secara simultan menunjukkan ukuran perusahaan, current ratio, dan total
asset turnover berpengaruh terhadap profitabilitas. Secara parsial
menunjukkan current ratio dan total asset turnover berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas [49].
Tabel 2.1 Review Peneliti Terdahulu
Nama Judul Variabel Penelitian Hasil yang diperoleh
Peneliti
Asnawi Pengaruh Variabel dependen: Secara simultan:
Ridwan Kepemilikan Nilai perusahaan Kepemilikan manajerial,
Ibrahim, dan Manajerial, kepemilikan institusional, dan
Mulia Kepemilikan Variabel independen: kebijakan utang berpengaruh
(2019) Institusional, dan 1.Kepemilikan terhadap nilai perusahaan.
[38]. Kebijakan Utang manajerial
terhadap Nilai 2.Kepemilikan Secara parsial:
Perusahaan (Studi institusional 1. Kepemilikan manajerial tidak
pada Perusahaan 3.Kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai
Manufaktur yang perusahaan.
terdaftar di Bursa 2. Kepemilikan instiitusional dan
Efek Indonesia) Kebijakan utang berpengaruh
positif signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Catur Fatchu Pengaruh Struktur Variabel dependen: Secara simultan:
Ukhriyawati Modal, Nilai perusahaan Struktur modal, pertumbuhan
dan Riani Pertumbuhan perusahaan dan ukuran
Dewi (2019) Perusahaan, dan Variabel independen: perusahaan tidak berpengaruh
[39]. Ukuran Perusahaan 1. Struktur modal terhadap nilai perusahaan
terhadap 2. Pertumbuhan
Nilai Perusahaan perusahaan Secara parsial:
pada Perusahaan 3. Ukuran Perusahaan 1. Struktur modal tidak
LQ-45 yang berpengaruh terhadap nilai
terdaftar di Bursa perusahaan
Efek Indonesia 2. Pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
3. Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Crisy Israe, Pengaruh Struktur Variabel dependen: Secara simultan:
Marjam Modal, Nilai Perusahan struktur modal, kepemilikan
Mangantar Kepemilikan institusional, Ukuran Perusahaan
dan Ivonne Institusional, dan Variabel independen: berpengaruh signifikan terhadap
S.Saerang Ukuran Perusahaan 1. Struktur Modal, nilai perusahaan.
(2018) terhadap Nilai 2. Kepemilikan
[40] Perusahaan pada Institusional Secara parsial:
Perusahaan 3. Ukuran 1. Struktur modal mempunyai
Pertambangan yang Perusahaan. pengaruh positif signifikan
terdaftar di Bursa terhadap nilai perusahaan,
Efek Indonesia. 2. kepemilikan institusional
mempunyai pengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan,
3. ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Lanjutan Tabel 2.1.
Nama Judul Variabel Hasil yang Diperoleh
Peneliti Penelitian
Dede Pengaruh Struktur Variabel dependen: Secara simultan:
Suharna dan modal dan Profitabilitas Struktur modal dan
Silviyanti Pertumbuhan pertumbuhan perusahaan
(2019) Perusahaan Variabel independen: berpengaruh terhadap
[23]. terhadap 1. Struktur modal profitabilitas.
Profitabilitas 2. Pertumbuhan
perusahaan Secara parsial:
1. Struktur modal berpengaruh
positif signifikan terhadap
profitabilitas.
2. Pertumbuhan perusahaan
tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
Eka Indriyani Pengaruh Ukuran Variabel dependen: Secara simultan:
(2017) Perusahaan dan Nilai Perusahaan Ukuran perusahaan dan
[41]. Profitabilitas profitabilitas berpengaruh
terhadap Nilai Variabel independen: terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan 1. Ukuran
Manufaktur sektor Perusahaan Secara parsial:
Makanan dan 2. Profitablitas 1. Ukuran perusahaan
Minuman di Bursa berpengaruh negatif dan tidak
Efek Indonesia signnifikan terhadap nilai
periode 2011-2015 perusahaan.
2. Profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Feny Alvita Analisis Pengaruh Variabel dependen : Secara Simultan :
Piristina Kebijakan Nilai Perusahaan Kebijakan deviden,
dan Deviden, keputusan investasi dan keputusan
Khairunnisa Keputusan Variabel independen : pendanaan tidak berpengaruh
(2019) Investasi 1. Kebijakan Deviden terhadap nilai perusahaan.
[42]. dan Keputusan 2. Keputusan Investasi
Pendanaan 3.Keputusan Secara parsial :
Terhadap pendanaan 1. Kebijakan deviden tidak
Nilai Perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
2. Keputusan investasi tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
3. Keputusan pendanaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Fitri Pengaruh Variabel dependen; Secara simultan:
Amaliyah Kepemilikan Nilai Perusahaan Kepemilikan Institusional, Dewan
dan Eliada Institusional, Komisaris Independen dan
Herwiyanti Dewan Komisaris Variabel independen: Komite Audit tidak berpengaruh
(2019) Independen, dan 1. Kepemilikan terhadap nilai perusahaan
[43]. Komite Audit Institusional
terhadap Nilai
Lanjutan Tabel 2.1.
Nama Judul Variabel Penelitian Hasil Yang Diperoleh
Peneliti
Perusahaan Sektor 2. Dewan komisari Secara Parsial:
Pertambangan. Independen 1 Kepemilikan institusional
3. Komite Audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
2 Dewan Komisaris
Independen tidak
berpengaruh signifikan
terhadap
4. Komite Audit berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Ida Ayu Pengaruh Variabel dependen: Secara simultan :
Puspita Likuiditas, Nilai Perusahaan Likuidi
Trisna Dewi Pertumbuhan tas, pertumbuhan penjualan dan
dan Penjualan, dan Variabel independen: resiko bisnis berpengaruh
I Ketut Resiko Bisnis 1. Likuiditas terhadap nilai perusahaan.
Sujana Terhadap Nilai 2. Pertumbuhan
(2019) Perusahaan Penjualan Secara parsial :
[44]. 3. Resiko Bisnis. 1. Likuiditas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
2. Pertumbuhan Penjualan
berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
3. Resiko bisnis berpengaruh
negatif terhadap nilai
perusahaan.
I Ketut Alit Pengaruh Variabel dependen: Secara simultan :
Sukadana Pertumbuhan Profitabilitas Pertumbuhan penjualan, leverage,
dan Nyoman Penjualan, Ukuran dan ukuran perusahaan sama-
Triaryati Perusahaan, Dan Variabel independen: sama berpengaruh terhadap
(2018) Leverage Terhadap 1. Pertumbuhan profitabilitas.
[45]. Profitabilitas pada penjualan
Perusahaan Food 2. Ukuran Perusahaan Secara parsial :
and Beverage BEI 3. Leverage 1. Pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
2. Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas.
3. leverage berpengaruh negatif
terhadap profitabilitas.
Lestari L Pengaruh Variabel dependen Secara simultan
yv (2017) Kepemilikan Nilai Perusahaan kepemilikan institusional dan
[46]. Institusional dan Struktur Modal berpengaruh
Struktur Modal Variabel independen terhadap Nilai Perusahaan.
terhadap Nilai 1. Kepemilikan
Perusahaan Institusional Secara parsial
2. Struktur Modal 1. Kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan
2. Struktur Modal tidak
berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan.
Lanjutan Tabel 2.1.
Nama Judul Variabel Penelitian Hal Yang Diproleh
Peneliti
Sholihatur Pengaruh Variabel dependen Secara Parsial
Rohmah Likuiditas, Nilai Perusahaan 1. Likuditas berpengaruh negatif
(2020) Profitabilitas dan terhadap nilai perusahaan.
[47]. Leverage terhadap 2. Profitabilitas berpengaruh
Nilai Perusahaan Variabel independen negatif dan signifikan
(Studi pada 1. Likuiditas terhadap nilai perusahaan.
Perbankan Syariah 2. Profitablitas 3. Leverage tidak berpengaruh
di 3. Leverage terhadap nilai perusahaan
Indonesia periode
2014-2018). Secara simultan
Likuiditas, Profitabilitas dan
Leverage berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Selin Pengaruh likuiditas, Variabel dependen: Secara simultan :
Lumoly, ukuran perusahaan, Nilai perusahaan Likuiditas (CR), Ukuran
Sri Murni dan profitabilitas Perusahaan dan ROE tidak
dan terhadap nilai Variabel independen: berpengaruh terhadap nilai
VictoriaN. perusahaan (studi 1. Likuiditas perusahaan.
Untu pada perusahaan 2. Ukuran
(2018) logam dan Perusahaan Secara parsial :
[48]. sejenisnya yang 3. Profitabilitas 1. CR tidak berpengaruh terhadap
terdaftar di Bursa nilai perusahaan.
Efek Indonesia) 2. Ukuran perusahaan tidak
periode berpengaruh positif terhadap
2013 – 2017. nilai perusahaan.
3. ROE berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Wenny Pengaruh Firm Variabel dependen: Secara Simultan
Anggresia Size, Current Ratio, Profitabilitas Ukuran perusahaan, rasio lancar,
Ginting dan dan Total Asset dan TATO berpengaruh terhadap
Siti Aisyah Turnover terhadap Variabel independen: profitablitas.
Nasution Profitabilitas 1. Firm size
(2020) melalui Return on 2. Current ratio (CR) Secara Parsial
[49]. Equity 1. CR dan TATO berpengaruh
3. Total asset turnover
positif signifikan terhadap
(TATO)
profitabilitas.
2. Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
profitabilitas.
2.3. Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Intervening Variabel Dependen

Struktur Modal_DER
(X1)

Kepemilikan
Institusional (X2)

Ukuran Perusahaan Profitabilitas (Y1) Nilai Perusahaan (Y2)


(X3)

Komisaris Independen
(X4)

Komite Audit (X5)

Penghindaran Pajak
(X6)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


Berdasarkan gambar 2.1 kerangka konseptual di atas, variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Variabel Independen pada penelitian
ini adalah Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Komisaris
Independen dan Komite Audit, sedangkan variabel intervening pada penelitian ini
adalah Profitabilitas

2.4. Pengembangan Hipotesis


2.4.1. Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas
Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya membutuhkan dana
yang dapat diperoleh dari sumber internal maupun eksternal. Apabila perusahaan
mampu menggunakan modal sendiri dengan baik, maka akan berdampak pada
peningkatan profitabilitas perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap Profitabilitas [27].
Perusahaan dengan pembiayaan dari hutang mempunyai komitmen untuk
meningkatkan kinerjanya. Dalam kondisi bisnis yang baik, menggunakan hutang
sebagai modal usaha dapat mempercepat perkembangan perusahaan jika perusahaan
mampu mengoptimalkan operasional usahanya untuk mendapat return sesuai dengan
yang diharapkan, sehingga hal tersebut juga dapat membuat investor menganggap
bahwa perusahaan yang memiliki hutang tinggi dapat menunjukkan perusahaan
tersebut memiliki prospek usaha yang baik untuk kedepannya, yang pada akhirnya
akan berpengaruh pada nilai perusahaan.
Jika perusahaan mampu mengunakan penggunaan hutang yang terarah maka
akan berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan, sehingga nilai
perusahaan juga ikut meningkat. Penggunaan hutang yang benar memberikan sinyal
kepada investor bahwa perusahaan memiliki kinerja dan prospek yang baik sehingga
penggunaan hutang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
: Struktur modal berpengaruh terhadap profitabilitas
: Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan
: Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas.

2.4.2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan melalui


profitabilitas
Investor institusional lebih efektif dalam memonitor kinerja manajemen
perusahaan dan mempunyai kewenangan untuk menyeleksi manajer yang berkualitas
sehingga mampu meningkatkan nilai profitabilitas perusahaan. Oleh sebab itu
kepemilikan institusional sangat erat berpengaruh kaitannya dengan profitabilitas.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa semakin banyak
jumlah kepemilikan institusional maka akan berpengaruh terhadap profitabilitas [40].
Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor
manajemen dikarenakan kepemilikan institusional membantu perusahaan dalam
meningkatkan pengawasan yang lebih optimal. Kepemilikan institusional sangat
penting jika fungsi kontrol dari pemilik perusahaan sangat menentukan dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan [29].
Peranan kepemilikan institusional yang tinggi akan berdampak pada
peningkatan kemampuan pengawasan terhadap perilaku manajemen sehingga
membuat pihak manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemengang saham.
Dengan adanya tindakan pengawasan dari peranan kepemilikan institusional, pihak
manajerial dituntut untuk dapat menjamin kemakmuran para pemengang saham
dalam upaya mamksimalkan profitabilitas.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap profitabilitas
: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan
:Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas.

2.4.3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui


profitabilitas
Perusahaan yang diukur dengan aset perusahaan menunjukkan seberapa besar
harta yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dengan asset yang besar maka akan
menggunakan sumber daya yang ada semaksimal mungkin untuk menghasilkan
keuntungan yang maksimal terhadap profitabilitas. Profitabilitas yang tinggi akan
mencerminkan tingkat efesiensi perusahaan sehingga menghasilkan kinerja yang
berkualitas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas [30].
Penetapan besar kecilnya ukuran perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan,
semakin besar ukuran perusahaan atau skala perusahaan akan menarik perhatian
investor untuk berinvestasi, investor akan menilai perusahaan yang memiliki ukuiran
perusahaan yang besar memiliki nilai perusahaan yang baik juga. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan [45].
Perusahaan yang besar pada umumnya menunjukkan keberhasilan dalam
mengembangkan bisnis. Penghasilan produk dalam jumlah besar setiap tahunnya dan
diterima pasar akan mampu membuat profitabilitas perusahaan meningkat. Dengan
meningkatkan profitabilitas perusahaan, maka nilai perusahaan ikut meningkat.
Dengan begitu, investor akan tertarik untuk ikut berinvestasi pada perusahaan
tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas.

2.4.4. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap nilai perusahaan


melalui profitabilitas
Dewan komisaris independen perusahaan bertugas untuk menentukan arah
kebijakan dan strategi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, ukuran dewan
direksi yang besar dapat memonitor proses pelaporan keuangan dengan lebih efektif,
semakin banyak anggota dewan komisaris maka semakin tinggi profitabilitas dan
sebaliknya semakin sedikit anggota dewan komisaris maka akan semakin rendah
profitabilitas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang menyatakan komisaris
independen berpengaruh terhadap profitabilitas [10].
Komisaris independen mempunyai tanggung jawab yaitu mendorong serta
mengimplementasikan prinsip tata kelola perusahaan dengan baik. Semakin tinggi
perwakilan dari komisaris independen maka semakin tinggi independensi dan
efektifitas corporate board sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang menyatakan komisaris independen
berpengaruh terhadap nilai perusahaan [18].
Komisaris indepeden diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengawasan
dan mengupayakan meningkatkan kualitas dari laporan keuangan dengan begitu
maka kualitas laporan keuangan juga semakin baik, sehingga harga saham
perusahaan akan lebih tinggi serta dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan
meningkatnya nilai perusahaan maka profitabilitas yang meningkat.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Dewan komisaris Independen berpengaruh terhadap profitabilitas
: Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan
: Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas.

2.4.5. Pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan melalui Profitabilitas


Komite audit memiliki peranan penting, yaitu menjaga integritas proses
penyusunan laporan keuangan, serta memelihara terwujudnya pengendalian yang
memadai dengan begitu kontrol perusahaan yang akan meningkatkan profitabilitas.
dan memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku, struktur pengendalian internal perusahaan
dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan
sesuai dengan standar audit yang berlaku. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap profitabilitas [32].
Komite audit bagian dari proses kemampuan untuk memahami kegiatan
usaha perusahaan, hal tersebut berkaitan dengan nilai perusahaan karena diharapkan
dapat mengawasi, mengevaluasi, serta merekomendasikan terhadap nilai perusahaan.
Komite audit bekerja secara profesional independen yang dibentuk oleh dewan
komisaris dengan demikian tugasnya untuk membantu serta memperkuat fungsi
komisaris atau dewan pengawasan dalam menjalankan fungsi pengawasan atas
proses implementasi dari corporate governance diperusahaan. Pengawasan tersebut
akan memastikan pencapaian kinerja perusahaan dan mampu meningkatkan nilai
perusahaan Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa komite
audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan [33].
Semakin banyak komite audit akan membuat perusahaan menyajikan laporan
keuangan yang transparan, hal tersebut dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan.
Dengan meningkatnya nilai perusahaaan akan berdampak pada profitabilitas, karena
komite audit akan mengoreksi ulang laporan keuangan apakah sudah memenuhi
standar dan kebijakan dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite
audit. Dengan adanya komite audit maka laporan keuangan terkontrol sehingga dapat
meningkatkan profit yang baik.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Komite audit berpengaruh terhadap profitabilitas
: Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan
: Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas.

2.4.6. Pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan melalui


profitabilitas
Penghindaran pajak diambil dari kelonggaran Undang-Undang namun tidak
melanggar Undang-Undang itu sendiri dengan tax evoidance yang pengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan, dalam penelitian ini menyatakan bahwa semakin
menurunnya tax evoidance dapat mengakibatkan kinerja perusahaan meningkat yang
mempengaruhi profitabilitas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
menyatakan bahwa penghindaran pajak berpengaruh terhadap profitabilitas [34].
Penghindaran pajak dapat didefenisikan sebagai pengaturan transaksi dalam
rangka memperoleh keuntungan, manfaat, dan pengurangan pajak dengan cara tidak
diiginkan, penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan dapat dilihat dari aktivitas
penghindaran pajak yang akan menaikkan laba bersih setelah pajak. Informasi laba
bersih yang tinggi akibat aktivitas penghindaran pajak diharapkan mampu menjadi
sinyal positif bagi investor sehingga berdampak positif pada nilai perusahaan yang
tercermin dari kenaikan nilai saham di pasar modal. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang menatakan bahwa penghindaran pajak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan [35].
Transparansi informasi Penghindaran pajak dapat meminimalkan ketidak
seimbangan informasi dari aktivitas penghindaran pajak yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Hal tersebut terjadi karena informasi yang disampaikan perusahan
menjadi bahan pertimabangan bagi investor dalam keputusan investasi. Ketika laba
yang diperoleh besar, maka jumlah pajak penghasilan akan meningkat dari
sebelumnya sesuai dengan peningkatan laba perusahaan yang berdampak pada
profititabilitas saat ini.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Penghindaran Pajak berpengaruh terhadap profitabilitas
: Penghindaran Pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Penghindaran Pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang
mencangkup keseluruhan yang menjelaskan secara faktual, sistematis, dan data yang
dapat dipercaya mengenai populasi tertentu. Informasi mengenai penelitian
deskriptif kuantitatif diaggab bersifat kuantitatif jika informasi tersebut tidak bisa
dianalisis jika infomasi tersebut tidak dapat dianalisis dengan menggunakan teknik
matematika atau hitungan atau dihitung secara kuantitatif [48].
Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta, tapi
tidak menguji hipotesis. Hal tersebut memungkinkan bahwa kejadian tidak
berlangsung cukup sering untuk memungkinkan data yang dapat dipercaya atau
dikumpulkan serta peneliti hanya sebatas pada upaya menggambarkan apa yang ada
dan ditemui pada objelk penelitiannya.

3.2. Objek Penelitian


Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Perusahaan Jasa yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dan data yang diperoleh dengan mengunduh laporan
keuangan melalui situs resmi www.idx.co.id selama periode 2017-2020.

3.3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilaukan dalam penelitian ini menggunakan
dua metode, yaitu:
1. Metode dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari laporan keuangan
perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah dipublikasikan
pada situs web resmi www.idx.co.id sema periode 2017-2020.
2. Studi kepustakaan
Metode ini dilakukan dengna mempelajari literatur, jurnal, artikel, dan sumber
bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti untuk
mendapatkan landasan teori yang akan dingunakan dalam penelitian.

3.4. Populasi dan Sampel


Populasi adalah kumpulan dari elemen-elemen yang mempunyai karakteristik
tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan [50]. Secara umum
sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik
populasi [51]. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
jasa yang be rjumlah 460 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling method, yaitu pemilihan sampel tidak secara acak
yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu dan
umunya disesuaikan dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian [52].
Berikut kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel:
1. Perusahaan jasa yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2017-2020.
2. Perusahaan jasa yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember selama
periode 2017-2020.
3. Perusahaan jasa yang memiliki beban pajak selama periode 2017-2020
4. Perusahaan jasa yang berturut-turut memperoleh laba selama periode 2017-2020.

Tabel 3.1. Kriteria Pengambilan Sampel


No Keterangan Jumlah
Populasi Penelitian : Perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 460
2017-2020
Kriteria :
1. Perusahaan jasa yang tidak berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada (143)
periode 2017-2020
2. Perusahaan jasa yang tidak menyajikan laporan keuangan per 31 desember selama (29)
periode 2017-2020
3. Perusahaan jasa yang tidak memiliki beban pajak selama periode 2017-2020 (81)
4. Perusahaan jasa yang tidak memperoleh laba selama periode 2017-2020 (123)

Jumlah sampel yang diperoleh 84


Jumlah pengamatan = 82 X 4 328
3.5. Defenisi Operasional Variabel
Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagi berikut:
3.5.1. Variabel Dependen ( )
Variabel dependen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi akibat karena danya keterikatan variabel bebas. Variabel dependen yang
digunakan perusahaan diproksikan dengan Price Book Value (PBV) dengana
membagi harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham, hal ini
mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat diperhatiikan dari harga sahamnya.
Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut [43].
( ) (3.1)

3.5.2. Variabel Intervening ( )


Variabel intervening merupakan variabel yang secara teoritis me mpengaruhi
hubungan anatara variabel independen dengan dependen. Variabel intervening yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang diproksikan dengan Return
On Equity (ROE), profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemenpuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Secara sistematis dapat
disimpulkan sebagai berikut [18].
( )
ROE = (3.2)

3.5.3. Variabel Independen (X)


Variabel independen adalah variabel yang dipengaruhi terjadinya
perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.5.3.1.Struktur Modal ( )
Struktur modal merupakan bagian yang menggambarkan perbandingan antara
utang jangka panjang atau modal sendiri. Dalam penelitian ini struktur modal akan
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), yaitu dengan membagi tingkat
utang yang dimiliki erusahaan dengan total ekuitas. Rumus untuk menghitung
struktur modal sebagai berikut [7].
(3.3)

3.5.3.2.Kepemilikan Instiitusional ( )
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh
institusi atau lembaga, bank, dan perusahaan investasi. Dalam penelitian ini,
kepemilikan institusional diukur dengan membagi jumlah saham beredar. Secara
sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut [43].
(3.4)

3.5.3.3.Ukuran Perusahaan ( )
Ukuran perusahaan adalah peningkatan dari perusahaan besar yang memiliki
ukuran pasar yang besar. Hal ini merupakan gambaran total dari aktiva yang dimiliki
suatu perusahaan. Rumus untuk mengukur ukuran perusahaan adalah logaritma dari
total aktiva [40].
( ) (3.5)

3.5.3.4.Komisaris Independen ( )
Komisaris independen merupakan kepemilikan, kepengurusan, saham atau
berhubungan dengan anggota dewan komisaris lainnya, presentase keberadaan
dewan komisaris independen menunjukkan pengawasan yang baik bagi manajemen
perusahaan. Kewajiban sebagai pengawasan yang melaksanakan kebijakan strategis
dalam perusahaan. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut: [43].
(3.6)

3.5.3.5.Komite Audit ( )
Komite audit merupakan bagian dari Good Corporate Governance, komite
audit terdiri darisekurang-kurangnya satu anggota komisaris independen dan
sekurang-kurangnya dua anggota lainnya berasal dari luar emitan atau perusahaan
public. Secara sistematis rumus yang digunakans ebagai berikut [9].
( ) (3.7)
3.5.3.6.Penghindaran Pajak ( )
Penghindaran pajak adalah upaya untuk mengurangi atau meniadakan hutang
pajak yang harus dibayar oleh perusahaan dengan tidak melanggar peraturan
undang-undang yang ada. Secara sistematis rumus yang digunakan sebagai berikut
[17].
(3.8)

Tabel 3.2. Defenisi Operasional Variabel

Skala
Variabel Defenisi Variabel Parameter
Pengukuran
Variabel Dependen
Nilai perusahaan yang
diproksikan dengan
Nilai rasio Price to book
Perusahaan value yaitu valuasi Rasio
( ) harga per lembar saham
dibandingkan dengan
nilai buku perusahaan.
Variabel Intervening
Rasio yang digunakan
untuk mengukur
kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan
Profitabilitas laba dari aktivitas Rasio
(Y1) normal bisnisnya yaitu
Return on Equity yang
diproksikandari
profitabilitas.
Variabel Independen
Debt to Equity Ratio
merupakan merupakan
Struktur ukuran yang digunakan
Modal dalam struktur modal Rasio
(X1) untuk mengukur
proporsi utang terhadap
modal.
Kepemilikan
institusional merupakan
Kepemilikan proporsi kepemilikan =
Rasio
Institusional saham institusi
(X2) dibandingkan dengan
saham yang beredar.
Ukuran Ukuran perusahaan
Perusahaan merupakan besarnya
asset yang dimiliki yang ( ) Rasio
(X3) ditunjukkan melalui log
total aktiva
Lanjutan Tabel 3.2.
Variabel Defenisi Variabel Parameter Skala
Pengukuran
Perbandinagan antara
jumlah komisaris
indeoenden dengan
Komisaris jumlah anggota dewan
Independen komisaris adalah = Rasio
(X4) komisaris independen
memiliki komposisi
paling sedikit 30% dari
keseluruhan anggota.
Komite audit adalah
suatu komite yang
bekerja secara
Komite profesional dan Komite Audit = ∑ Anggota Komite
Audit independen yang Audit Rasio
(X5 dibentuk oleh dewan
komisaris dengan
demikian tugasnya.
Penghindaran pajak
menggunakan model
Effective Tax Rates
Penghindaran (ETR) yaitu
Pajak perbandingan antara kas Rasio
( X6) yang dikeluarkan untuk
beban pajak dibagi
dengan laba sebelum
pajak.

3.6. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ananlisis
regresi berganda dengan menggunakan apalikasi pengolah data SPSS 21. Hipotesis
diuji dengan analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh variable
independen baik secara simultan maupun parsial terhadap variable independen.
Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
= a+ + + + + +e (3.8)
= a+ + + + + + +e (3.9)
Keterangan :
= Profitabilitas
= Nilai Perusahaan
a = Konstanta
- = Koefisien regresi masing-masing variabel
= Struktur Modal
X2 = Kepemilikan Institusional
X3 = Ukuran Perusahaan
X4 = Komisaris Independen
X5 = Komite Audit
= Penghindaran Pajak
e = Standart Error

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan
dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yan tepat. Pegujian
ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa didalam model regresi yang digunakan
tidak terdapat multikolonieritas dan heteroskedasitas serta datanya berdistribusi
normal [53].
Model regresi yang diperoleh dari pangkat kuadrat tekecil biasa yang disebut
juga Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk mengestimasi suatu garis regresi
dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiapobservasi. Metode
estimasi Ordinary Least Square (OLS) akan memberikan hasil yang Best Linier
Unbiased Estimator (BLUE) jika memenuhi semua asumsi klasik. Biasanya uji ini
dilakukan pada analisis dengan variable yang jumlahnya lebih dari dua [53].
Asumsi-asumsi kalsik dalam penelitian ini terdiri dari
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolonieritas
c. Uji Heteroskedastisitas’
d. Uji Autokolerasi

3.6.1.1. Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
dan F mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil.
Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik [53].
1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel
yang kecil. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan [53].
a. Jika ada menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati, secara
visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu,
dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Pengujian
normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) Test. Hipotesis yang digunakan dalam uji
Kolmogorov-Smirnov Test adalah:
H0 : Data residual berdistribusi normal
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas Kolmogorov–Smirnov Test
adalah sebagai berikut [53]:
a. Apabila nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 5%) atau maka
keputusannya adalah menerima H0, yang berarti data berdistribusi normal.
b. Apabila nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 5%) maka
keputusannya adalah menolak H0, yang berarti data tidak berdistribusi
normal.
3.6.1.2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel
independen sama dengan nol [53].
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi
salah satunya adalah dapat dilihat dari [53].
1. Nilai tolerance dan lawannya
2. Variance Inflation Factor (VIF)
Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
toleransi yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Toleransi).
Jadi sebagian besar dasar acuannya dapat disimpulkan [53]:
a. Jika nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10 maka dapat disimpulkan
bahwa adanya multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel bebas dalam model
regresi.

3.6.1.3. Uji Heteroskedastisitas


Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:
3. Analisis Grafik
Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di – studentized. Dasar
analisisnya yaitu:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Analisis Statistik
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh
karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah
pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu
diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang
digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah uji park. Uji park mengemukakan metode bahwa variance
(s2) merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut :
(3.10)

Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan logaritma sehingga menjadi:
i= (3.11)
Karena s2i umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan menggunakan
residual Ut sebagai proksi, sehingga persamaan menjadi:

i= (3.12)

Setelah meregresikan variabel LnU2i sebagai variabel dependen dan variabel


independennya sehingga persamaan menjadi :

i= (3.13)
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan
keputusan untuk pengujian statistik ini adalah
a. Jika nilai signifikansi > 0,05; maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika nilai signifikansi < 0,05; maka terjadi heteroskedastisitas.

3.6.1.4. Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linea ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang
individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau
kelompok yang sama pada periode berikutnya [53].
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang
terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau
kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan Run Test. Run Test sebagai bagian dari statistik non –
parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat
korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara Random atau
tidak (sistematis) [53].
H0: residual (res_1) random (acak) (3.14)
H1: residual (res_1) tidak random (3.15)
Dasar pengambilan keputusan ada atau tidak autokorelasi, sebagai berikut :
1. Apabila nilai hasil Run Test lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka tidak
terdapat masalah autokorelasi (Terima H0).
2. Apabila nilai hasil Run Test lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, maka
terdapat masalah autokorelasi (Tolak H0).

3.6.2. Pengujian Hipotesis


3.6.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama
a. Uji Signifikan Keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji- F)
Uji signifikansi simultan dilakukan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama- sama atau simultan dalam mempengaruhi variabel dependen. Hipotesis nol
(H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan
nol, atau [53]:
H0 :b1,b2,b3,b4,b5,b6= 0 (3.16)
Artinya, secara simultan Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit dan Penghindaran Pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Hipotesis satu (H1) yang hendak diuji
apakah semua parameter dalam model sama dengan satu, atau [53]:

Ha :b1,b2,b3,b4,b5, b6≠ 0 (3.17)


Artinya, secara simultan Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, Komite Audit, dan Penghindaran Pajak berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas.
Untuk menguji hipotesis ini akan dilakukan dengan menggunakan statistik F
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut [53]:
a. Jika Fhitung Ftabel atau nilai signifikan > α, maka H0 diterima
b. Jika Fhitung > Ftabel atau nilai signifikan α, maka H0 ditolak
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai F
hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima H1.

b. Uji Signifikan Paraneter Individual (Uji-t)


Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel
independen secara parsial dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis nol (H0)
yang hendak diuji apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau [53]:
H0 : bi = 0 (3.18)
Artinya, secara parsial Struktur Modal, Kepemilikan institusional, Ukuran
Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit dan Penghindaran Pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Hipotesis alternatif (H1) parameter
suatu variabel tidak sama dengan satu, atau [53]:
H1 : bi ≠ 0 (3.19)
Artinya, secara parsial Struktur Modal, Kepemilikan institusional, Ukuran
Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit dan Penghindaran Pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Cara melakukan uji parsial (uji-t)
dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Jika thitung < ttabel H0 diterima H1 ditolak, untuk α = 0,05

b. Jika thitung > ttabel H1 diterima H0 ditolak, untuk α = 0,05

c. Uji Koefisien Determinasi ( )


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Selain nilai koefisien determinasi, pada analisis regresi berganda
penggunaan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square / Adjusted
R2) dapat lebih baik dalam melihat seberapa baik model regresi untuk memprediksi
variabel dependen dibandingkan dengan koefisien determinasi. Koefisien
determinasi yang disesuaikan merupakan penyesuaian dari koefisien determinasi
terhadap tingkat kebebasan dari persamaan regresi guna melindungi kenaikan atau
kesalahan akibat kenaikan jumlah variabel independen dan kenaikan dari jumlah
sampel penelitian.
Cara menentukan nilai dari Adjusted R2 adalah [53]:
1. Apabila dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted
R2 dianggap bernilai nol (0).
2. Jika nilai R2 = 1, maka nilai dari Adjusted R2 = R2 = 1.
3. Jika nilai R2 = 0, Adjusted R2 = (1-k) / (n-k); dimana apabila k >1, maka
Adjusted R2 akan bernilai negatif [53].

3.6.2.2. Pengujian Hipotesis Kedua


a. Uji Signifikan Keseluruh dari Regresi (Uji-F)
Uji signifikansi simultan dilakukan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama- sama atau simultan dalam mempengaruhi variabel dependen. Hipotesis nol
(H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan
nol, atau [53].
H0 : b1,b2,b3,b4,b5,b6 = 0 (3.20)
Artinya, secara simultan Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit dan Penghindaran Pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hipotesis satu (H1) yang hendak
diuji apakah semua parameter dalam model sama dengan satu, atau [53].
Ha : b1,b2,b3,b4,b5,b6 ≠ 0 (3.21)
Artinya, secara simultan Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit dan Penghindaran Pajak
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Untuk menguji hipotesis ini akan dilakukan dengan menggunakan statistik F
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut [53].
1. Dengan tingkat nilai signifikan sebesar 0.05, maka:
a. Jika Fhitung Ftabel atau nilai signifikan > α, maka H0 diterima
b. Jika Fhitung > Ftabel atau nilai signifikan α, maka H0 ditolak
2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai
F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel maka H0 ditolak dan menerima H1.

b. Uji signifikan Parameter Individual (Uji- t)


Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel
independen secara parsial dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis nol (H0)
yang hendak diuji apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau
H0:bi=0 (3.22)
Artinya, secara parsial Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit dan Penghindaran Pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hipotesis alternatif (H1)
parameter suatu variabel tidak sama dengan satu, atau [53]:
H1 : bi ≠ 0 (3.23)
Artinya, secara parsial Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit dan Penghindaran Pajak
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Cara melakukan uji parsial (uji-t)
dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Jika thitung < ttabel H0 diterima H1 ditolak, untuk α = 0,05
b. Jika thitung > ttabel H1 diterima H0 ditolak, untuk α = 0,05

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Selain nilai koefisien determinasi, pada analisis regresi berganda
penggunaan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square / Adjusted
R2) dapat lebih baik dalam melihat seberapa baik model regresi untuk memprediksi
variabel dependen dibandingkan dengan koefisien determinasi. Koefisien
determinasi yang disesuaikan merupakan penyesuaian dari koefisien determinasi
terhadap tingkat kebebasan dari persamaan regresi guna melindungi kenaikan atau
kesalahan akibat kenaikan jumlah variabel independen dan kenaikan dari jumlah
sampel penelitian. Cara menentukan nilai dari Adjusted R2 adalah [53].
1. Apabila dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted
R2 dianggap bernilai nol (0).
2. Jika nilai R2 = 1, maka nilai dari Adjusted R2 = R2 = 1.
3. Jika nilai R2 = 0, Adjusted R2 = (1-k) / (n-k); dimana apabila k >1, maka
Adjusted R2 akan bernilai negatif.

3.6.2.3. Uji Hipotesis Ketiga


Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur
(path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear
berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir
hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan teori.
Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat dan
juga tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan
kausalitas antar variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah dibentuk dengan
model berdasarkan landasan teoritis. Apa yang dapat dilakukan oleh analisis jalur
adalah menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner. Jika
variabel independen memiliki hubungan langsung dengan variabel dependen (p1);
Jika memiliki hubungan tidak langsung antara variabel independen dengan variabel
intervening (p2); Jika memiliki hubungan tidak langsung antara variabel independen
ke dependen (p3).
Hubungan langsung X ke Y2 = p1
Pengaruh tidak lansung X ke Y1 ke Y2 = p2 x p3
Total pengaruh = p1 + (p2 x p3)
Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya
tanpa ada variabel ketiga yang memediasi (intervening) hubungan kedua variabel
tadi. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi
hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen (endogen
variabel) akan ada anak panah yang menuju ke variabel ini dan ini berfungsi untuk
menjelaskan jumlah variance yang tak dapat dijelaskan (unexplained variance) oleh
variabel itu. Jadi anak panah dari e1 ke Y1 menunjukkan jumlah variance variabel Y1
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen. Besarnya nilai =√( ).
Sedangkan anak panah e2 menuju Y2 menunjukkan variance Y2 yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel independen dan intervening dan besarnya
e2=√( ) Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi. Koefisien
jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi
yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan [53].
DAFTAR PUSTAKA

[1] T. D. Niken, "Saham Smartfren (FREN) Melonjak 264% Sejak Awal Tahun, Ini
Penjelasan Manajemen," Bisnis.com, 20 02 2019. [Online]. Available:
https://m.bisnis.com/amp/read/20190220/192/891274/saham-smartfren-fren-melonjak-
264-sejak-awal-tahun-ini-penjelasan-manajemen. [Accessed 02 11 2021].
[2] I. Research, "PT XL AXiata Tbk (EXCL) sepanjang 2017 lalu masih Tumbuh 7,18%
year on year (yoy) menjadi Rp 22,88 Triliun," IPOTNEWS, 05 02 2018. [Online].
Available:
https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=PT_XL_Axiata_Tbk_(E
XCL)_sepanjang_2017_lalu_masih_tumbuh_7_18. [Accessed 02 11 2021].
[3] S. Sidik, "Indosat cetak laba Rp 1,5 T di 2019, Saham ISAT belum pulih.," CNBC
Indonesia, 24 02 2020. [Online]. Available:
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200224134456-17-140049/indosat-cetak-
laba-rp-15-t-di-2019-saham-isat-belum-pulih. [Accessed 02 11 2021].
[4] Triaryati, N. P. Sukmayanti and N. , "Pengaruh struktur modal, likuiditas dan ukuran
perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan property dan real estate," Univ
Udayana, vol. 8, p. 31, 2019.
[5] I. A. p. t. Dewi and I. K. Sujana, "Pengaru Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan dan
resiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan," E-Jurna Akutansi, vol. 26, p. 15, 2019.
[6] S. Mudjijah, Z. Khalid and D. S. Astuti, "Pengaruh kinerja keuangan dan struktur
modal terhadap Nilai Perusahaan yang Dimoderasi Variabel Ukuran Perusahaan,"
jurnal Akutansi dan Keuangan, vol. 08, p. 56, 2019.
[7] B. Oktrima, "Pengaruh Proditabilitas, Likuiditas, dan Struktur modal Terhadap Nilai
Perusahaan," Studi Empiris, vol. 1, p. 10, 2017.
[8] Amrizal and S. H. Nurohma, "Pengaruh Kepemilikan institusional dewan komisaris
independen, komite audit, dan kualitas audit terhadap nilai perusahaan," Seminar
Nasional the 4, vol. 05, p. 14, 2017.
[9] Herwiyanti and F. Amaliyah, "Pengaruh kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris
Independen, Komite audit terhadap Nilai Perusahaan Sektor Pertambangan," Jurna
Akutansi Univ.Bengkulu, vol. 9, p. 14, 2019.
[10] D. Widianigshih, " Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris
Independen, serta Komite Audit pada Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan CSR
sebagai Variabel Moderating dan Firm Size sebagai Variabel Kontrol," Jurnal
Akutansi dan Pajak, vol. 19, p. 15, 2018.
[11] W. A. Ginting and S. A. Nasution, "Pengaruh Firm Size, Current Ratio, dan Total
Asset Turnover Terhadap Profitabilitas Melalui Return on Equity," Ekonomi,
Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS), vol. 01, p. 14, 2020.
[12] D. Safietrie, "Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah Dengan Non Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel Intervening,"
IAIN Salatiga, p. 20, 2017.
[13] R. Mulyadi, "Pengaruh Karakteristik Komite Audit dan Kualitas Audit Terhadap
Profitabilitas Perusahaan," JAK (Jurnal Akuntansi) Kajian Ilmiah Akuntansi, vol. 04,
p. 14, 2017.
[14] K. Mardiyaningsih and K. , "Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, kualitas
audit terhadap Nilai perusahaan," (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, vol. 01, p. 16, 2020.
[15] K. Valensia and S. Khairani, "Pengaruh profitabilitas, financial distress, dewan," stie
Multi Data Palembang, Jl Rajawali No. 14 Palembang, vol. 09, p. 16, 2019.
[16] S. Y. Panggabean and F. Hutabarat, "Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap
Profitabilitas Dengan," Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi,
p. 10, 2020.
[17] Soerzawa and Y. Decco, "Pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan
dengan leverage sebagai variabel moderasi," Jurnal Ilmiah Akuntansi, vol. 02, p. 15,
2018.
[18] I. G. N. A. Suaryana and N. N. Septiani, "Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Struktur Aset, Risiko Bisnis dan Likuiditas pada struktur modal," E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, vol. 22.1., p. 29, 2018.
[19] S. Indrarini, Nilai Perusahaan melalui Kualitas Laba (Good Governanve dan
Kebijakan Perusahaan), Surabaya: SCOPINDO (Media Pustaka), 2019.
[20] F. Fauziah, Kesehatan Bank, Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan, Samarinda,
Kalimantan Timur: Rv Pustakka Horizon, 2017.
[21] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2018.
[22] I. Fahmi, Analisis Kinerja Keuangan "Panduan bagi Akademisi, Manajer dan Investor
untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan, Bandung: Alfabeta,
2011.
[23] S. Dede Suharna, "Pengaruh struktur modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap
Profitablitas," Management Studies, vol. 6, no. 3, p. 15, 2019.
[24] Hery, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Grasindo, 2016.
[25] E. Effendi and R. D. Ulhaq, Pengaruh Audit Tenur, Reputasi Auditor, Ukuran
Perusahaan dan Komite Audit, Jakarta: ADAB, 2021.
[26] Margaretha, Manajemen Keuangan untuk Manajer Non Keuangan, Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama, 2011.
[27] Sukamulja, Analisis laporan keuangan dasar pengambilan keputusan investasi,
Yogyakarta: ANDI, 2019.
[28] Rahmawati, Konflik keagenan dan Tata Kelola Perusahaan di Indonesia, Bandah
Aceh: Syiah Kuala University, 2017.
[29] Setianto, Mengungkapkan Startegi Investor Institusi Sebagai Perggerak Utama
Kenaikan Harga Saham, Jakarta: BSK Capital, 2016.
[30] R. B. Gunawan, GRC (Good Governance, Risk Management, and Comliance Konsep
dan Penerapannya., Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016.
[31] Houston and B. , Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2011.
[32] Rodoni and A. , Manajemen Keuangan Modren, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014.
[33] Hasnati, Komisaris Independen & Komite Audit, Bandung: Absolute Media, 2014.
[34] E. M. Arief, The Power of Good Corporate Governance, 2016.
[35] A. Firmansyah and G. A. Triastie, Bagaimana peran tatakelola perusahaan dalam
penghindaran pajak, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, pengungkapan
resiko, Efisiensi Investasi?, Jawa Barat: ADAB, 2016.
[36] S. Wijaya, Penghindaran Pajak Agresivitas transfer pricing, negara lindung pajak, dan
Kepemilikan Institusional, Jakarta: Guepedia, 2021.
[37] S. Wijaya and F. D. Rahayu, Penghindaran Pajak Agresivitas Transfer Pricing, Negara
Lindung Pajak dan Kepemilikan Institusion, Guepedia, 2021.
[38] M. Saputra and R. Ibrahim, "Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)," Jurnal Perspektif
Ekonomi Darussalam, vol. 5, p. 14, 2019.
[39] Ukhriyawati and F. Catur, "Pengaruh Struktur Modal Pertumbuhan dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia," EQUILIBIRIA, vol. 6, no. 1, p. 14, 2019.
[40] C. Israel, M. Marjam and I. Saerang, "Pengaruh Struktur Modal, Kepemilkan
Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di BEI," Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Manajement Univ Sam Ratulangi Manado, vol. 6, no. 3, p. 14, 2018.
[41] E. Indriyani, "Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan," Jurnal Ilmu Akutansi, vol. 2, no. 10, p. 14, 2017.
[42] F. A. Piristina and K. , "Analisis pengaruh Kebijakan Dividen, Keputusan investasi
dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan," Akutansi Riset, vol. 1, p. 11,
2019.
[43] F. Amaliyah and E. Herwiyanti, "Pengaruh Kepemilikan institusional, Dewan
Komisaris Independen, dan Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan Sektor
Pertambangan.," Jurnal Akutansi, vol. 3, p. 9, 2019.
[44] I. A. P. T. Dewi and I. k. Sujana, "Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, dan
Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan," Jurnal Akutansi Univ Udayana, p. 26, 2019.
[45] I. K. A. Sukadana and N. Triyarti, "Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Ukuran
Perusahaan, dan Leverage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Food and
Beverage BEI," jurnal Universitas Udayana, p. 16, 2018.
[46] Lestari, "Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan," riset Manajemen dan Bisnis, p. 14, 2017.
[47] R. Sholihatur, "Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Nilai
Perusahaan," IAIN Salatiga, p. 14, 2019.
[48] S. Lumoly, S. Murni and V. Untu, "Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Logam dan
Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)," Riset Ekonomi Unsrat, p. 16,
2018.
[49] W. A. Ginting and S. A. Nasution, "Pengaruh Firm Size, Current Ratio, dan Total
Asset Turnover Terhadap Profitabilitas Melalui Return on Equity," Ekonomi,
Keuangan, Investasi dan syahriah (EKUITAS), p. 15, 2020.
[50] Chandrarin, Metode Riset Akutansi Pendekatan Kuantitatif, Jakarta: Salemba Empat,
2017.
[51] Hikmawati, Metodologi Penelitian, Depok: Rajawali Pers, 2019.
[52] Supranto, "Metodologi Penelitian" Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Sosial, Yogyakarta, 2013.
[53] I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS
Regresi, Yogyakarta: Universitas Diponegoro, 2013.
[54] S. M. I Ketut Swarjana, Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta: CV. ANDI
OFFSET, 2015.
[55] R. Franita, Mekanisme Good Corporate Governance dan Nilai Perusahaan, Jakarta,
2019.
Lampiran 1 Daftar Populasi dan Kriteria Pemilihan Sampel
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
Tidak memiliki beban pajak
1 ABBA PT. Mahaka Media Tbk
tahun 2017-2020
2 ABDA PT. Asuransi bina Dana Arta Tbk Sampel 1
3 ABMM PT. ABM Investama Tbk Rugi tahun 2020
Tidak memiliki beban pajak
4 ACES PT. Ace Hardware Indonesia Tbk
tahun 2017-2020
5 ACST PT Acset Indonusa Tbk Rugi tahun 2019-2020
Tidak memiliki beban pajak
6 ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk
2017-2020
7 ADMF PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk Sampel 2
Listing tanggal 02 Desember
8 AGAR PT. Asia Sejahtera Mina Tbk
2019
9 AGRO PT. Bank Raya Indonesia Tbk Sampel 3
10 AGRS PT. Bank IBK Indonesia Tbk Rugi tahun 2018-2020
11 AHAP PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk Rugi tahun 2017-2020
12 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk Rugi tahun 2017 - 2020
Tidak memiliki beban pajak
13 AKKU PT. Anugerah Kagum Karya Utama Tbk
tahun 2017-2020
Tidak memiliki beban pajak
14 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk
tahun 2018 dan 2020
Tidak menyajikan laporan
15 AKSI PT Maming Enam Sembilan Mineral Tbk
keuangan 2020
16 AMAG PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk Sampel 4
17 AMAN PT Makmur Berkah Amanda Tbk Listing tanggal 13 Maret 2020
18 AMAR PT. Bank Amar Indonesia Tbk Listing tanggal 09 Januari 2020
PT. Ashmore Asset Management Indonesia
19 AMOR Listing tanggal 14 Januari 2020
Tbk
20 AMRT PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Sampel 5
21 APIC PT. Pacific Strategi Financial Tbk Sampel 6
Tidak memiliki beban pajak
22 APII PT. Arita Prima Indonesia Tbk
tahun 2020
23 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk Rugi tahun 2020
24 ARMY PT Armidian Karyatama Tbk Listing tanggal 21 Juni 2017
25 ARTA PT. Arthavest Tbk Rugi tahun 2020
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
26 ARTO PT. Bank Jago Tbk Rugi tahun 2017-2020
Tidak memiliki beban pajak
27 ASBI PT. Asuransi Bintang Tbk
tahun 2019-2020
Tidak memiliki beban pajak
28 ASDM PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk
tahun 2019
29 ASGR PT. Astra Graphia Tbk Sampel 7
30 ASJT PT. Asuransi jasa Tania Tbk Rugi tahun 2020
31 ASMI PT. Asuransi Maximus Graha Persada Tbk Rugi tahun 2018-2020
32 ASPI PT Andalan Sakti Primaindo Tbk Listing tanggal 17 Februari 2020
33 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk Rugi tahun 2020
Tidak memiliki beban pajak
34 ASRM PT. Asuransi Ramayana Tbk
tahun 2017-2019
35 ASSA PT Adi Saranan Armada Tbk Sampel 8
Listing tanggal 11 Desember
36 ATAP PT Trimitra Prawara Goldland Tbk
2020
37 ATIC PT. Anabatic Tehnologies Tbk Rugi tahun 2020
38 AYLS PT. Argo Yasa Lestari Tbk Listing tanggal 12 Februari 2020
39 BABP PT. Bank MNC Internasonal Tbk Rugi tahun 2017
40 BACA PT. Bank Capital Indonesia Tbk Sampel 9
41 BALI PT Bali Towerindo Sentral Tbk Sampel 10
42 BANK PT. Bank Aladin Syahriah Tbk Listing tanggal 01 Februari 2021
43 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk Rugi tahun 2020
Listing tanggal 16 September
44 BAPI PT Bhakti Agung Propertindo Tbk
2019
45 BBCA PT.Bank Central Asia Tbk Sampel 11
46 BBHI PT. Allo Bank Indonesia Tbk Rugi tahun 2018 2019
47 BBKP PT. Bank KB Bukopin Tbk Rugi tahun 2020
48 BBLD PT. Buana Finance Tbk Sampel 12
49 BBMD PT. Bank Mestika Dharma Tbk Sampel 13
50 BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk Sampel 14
51 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Sampel 15
PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya
52 BBRM Rugi tahun 2017-2020
Tbk
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
Tidak menyajikan laporan keuangan per
53 BBSI PT. Bank Bisnis Internasional Tbk
31 des 2017
PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera
54 BBSS Listing tanggal 15 April 2020
Tbk
55 BBTN PT. Bank Tabungan Negara Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2019
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017
56 BBYB PT. Bank Neo Commerce Tbk
dan 2019
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
57 BCAP PT.MNC Kapital Indonesia Tbk
2019
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
58 BCIC PT. Bank Jtrust Indonesia Tbk
2020
Tidak menyajikan laporan keuagan per 31
59 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk
des 2017
60 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Tidak memiliki beban pajak 2019
PT. Bank Pembangunan daerah
61 BEKS Tidak memiliki beban pajak 2017-2020
Banten Tbk
62 BESS PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk Listing tanggal 09 Maret 2020
PT Bekasi Fajar Industrial Estate
63 BEST Rugi tahun 2020
Tbk
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017 -
64 BFIN PT. BFI finance Indonesia Tbk
2018
65 BGTG PT. Bank Ganesha Tbk Tidak memiliki beban pajak 2020
66 BHAT PT. Bhakti Multi Artha Tbk Listing tanggal 15 April 2020
67 BHIT PT. MNC Investama Tbk Sampel 16
68 BIKA PT Binakarya Jaya Abadi Tbk Rugi tahun 2018-2020
69 BINA PT. Bank Ina Perdana Tbk Sampel 17
70 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk Rugi tahun 2018-2020
Tidak menyajikan laporan keuangan per
71 BIRD PT Blue Bird Tbk
31 des 2017
PT.Bank Pembangunan daerah Jawa
72 BJBR Sampel 18
Barat dan Banten Tbk
PT. Bank Pembangunan daerah Jawa
73 BJTM Sampel 19
Timur Tbk
74 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk Rugi tahun 2017-2020
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
Tidak menyajikan laporan keuangan per
75 BKSL PT Sentul City Tbk
31 des 2020
Tidak memiliki beban pajak 2017 2018
76 BKSW PT. Bank QNB Indonesia Tbk
2020
77 BLTA PT Berlian Laju Tanker Tbk Tidak memiliki beban pajak 2017-2018
Tidak menyajikan laporan keuangan per
78 BLTZ PT. Graha Layar Prima Tbk
31 des 2020
79 BLUE PT. Berkah Prima Perkasa Tbk Listing tanggal 08 Juli 2019
80 BMAS PT. Bank Maspion Indonesia Tbk Sampel 20
81 BMHS PT. Bundamedik Tbk Listing tanggal 06 Juli 2021
82 BMRI PT. Bank Mandiri Tbk Sampel 21
83 BMTR PT. Global Mediacom Tbk Sampel 22
Tidak menyajikan laporan keuangan per
84 BNBA PT. Bank Bumi Arta Tbk
31 des 2017
85 BNBR PT. Bakrie & Brothers Tbk Rugi tahun 2017 2018 2020
86 BNGA PT. Bank CIMB Niaga Tbk Sampel 23
Tidak menyajikan laporan keuangan per
87 BNII PT. Bank Maybank Indonesia Tbk
31 des 2020
88 BNLI PT. Bank Permata Tbk Sampel 24
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
89 BOGA PT. Bintang Oto Global Tbk
2020
90 BOLA PT. Bali Bintang Sejahtera Tbk Listing tanggal 17 Juni 2019
PT. Batavia Prosperindo Finance
91 BPFI Sampel 25
Tbk
PT.Batavia Prosperindo Indonesia
92 BPII Sampel 26
Tbk
93 BPTR PT Batavia Prosperindo Trans Tbk Listing tanggal 09 Juli 2018
94 BRIS PT. Bank Syahriah Indonesia Tbk Listing tanggal 09 Mei 2018
95 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk Sampel 27
96 BSIM PT. Bank Sinarmas Tbk Sampel 28
PT. Bimtamh Mitra Semestaraya Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
97 BSMR
Tbk 2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
98 BSWD PT. Bank on India Indonesia Tbk
2020
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
99 BTEL PT Bakrie Telecom Tbk Rugi tahun 2017-2020
100 BTPN PT. Bank BTPN Tbk Sampel 29
101 BTPS PT. Bank BTPN Syahriah Tbk Listing tanggal 08 Mei 2018
102 BUKA PT. Bulapak.com Tbk Listing tanggal 06 Agustus 2021
103 BUKK PT Bukaka Teknik Utama Tbk Sampel 30
104 BULL PT Buana Lintas Lautan Tbk Sampel 31
105 BUVA PT. Bayu Buana Tbk Sampel 32
106 BVIC PT. Bank Victoria International Tbk Rugi tahun 2019-2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
107 CANI PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk
2020
108 CARE PT. Metro Healthcare Indonesia Tbk Listing tanggal 13 Maret 2020
PT. Industri dan Perdangangan
109 CARS Listing tanggal 10 April 2017
Bintraco dharma Tbk
110 CASA PT. Capital Financial Indonesia Rugi tahun 2019
PT. Cashlez Worldwide Indonesia
111 CASH Listing tanggal 04 Mei 2020
Tbk
112 CASS PT Cardig Aero Services Tbk Rugi tahun 2019-2020
PT Centratama Telekomunikasi
113 CENT Rugi tahun 2017-2020
Indonesia Tbk
114 CFIN PT. Clipan Finance Indonesia Tbk Sampel 33
115 CITY PT Natura City Developments Tbk Listing tanggal 28 September 2018
116 CLAY PT. Citra Putra Realty Ybk Listing tanggal 18 Januari 2019
117 CLPI PT. Colopark Indonesia Tbk Sampel 34
PT Citra Marga Nusaphala Pesada
118 CMNP Sampel 35
Tbk
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
119 CMPP PT AirAsia Indonesia Tbk
2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
120 CNCO PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk
2020
Tidak menyajikan laporan keuangan per
121 COWL PT Cowell Development Tbk
31 des 2020
122 CPRI PT Capri Nusa Satu Properti Tbk Listing tanggal 11 April 2019
123 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk Sampel 36
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
PT Cahayasakti Investindo Sukses
124 CSIS Listing tanggal 10 Mei 2017
Tbk
125 CSMI PT. Cipta Selera Murni Tbk Listing tanggal 09 April 2020
126 CTRA PT Ciputra Development Tbk Sampel 37
127 DADA PT Diamond Citra Propertindo Tbk Listing tanggal 14 Februari 2020
128 DART PT Duta Anggada Realty Tbk Rugi tahun 2019-2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
129 DAYA PT. Duta Intidaya Tbk
2020
130 DCII PT. DCI Indonesia Tbk Listing tanggal 06 Januari 2021
131 DEAL PT Dewata Freightinternasional Tbk Listing tanggal 11 November 2018
132 DEFI PT. Danasupra Erapacific Tbk Rugi tahun 2020
133 DFAM PT. Dafam Property Indonesia Tbk Listing tanggal 27 April 2018
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
134 DGIK PT Nusa Konstruksi Enjiniring TBK
2020
PT. Diagnos Laboratorium utama
135 DGNS Listing tanggal 15 Januari 2021
Tbk
136 DIGI PT. Arkadia Digital Media Tbk Listing tanggal 18 September 2018
137 DILD PT Intiland Development Tbk Tidak memiliki beban pajak 2020
138 DIVA PT. Distribusi Voucher Nusantra Tbk Listing tanggal 27 November 2018
139 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk Sampel 38
140 DMMX PT. Digital Mediatama Maxima Tbk Listing tanggal 21 Oktober 2019
141 DNAR PT. Bank Oke Indonesia Tbk Rugi tahun 2018-2019
PT. Indoritel Makmur Internasional
142 DNET Sampel 39
Tbk
Tidak menyajikan laporan keuangan per
143 DPUM PT. Dua Putra utama Makmur Tbk
31 des 2020
144 DUCK PT. Jaya Bersama Indo Tbk Listing tanggal 10 Oktober 2018
145 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk Sampel 40
146 DWGL PT.Dwi Guna Laksana Tbk Listing tanggal 13 Desember 2017
147 DYAN PT. Dyandra Media International Tbk Rugi tahun 2020
148 EAST PT. Easparc Hotel Tbk Listing tanggal 09 Juli 2019
149 ECII PT. Electonic City Indonesia Tbk Rugi tahun 2017-2020
150 EDGE PT. Indointernet Tbk Listing tanggal 08 Februari 2021
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
151 ELTY PT Bakrieland Development Tbk Rugi tahun 2017 2019 dan 2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2019-
152 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk
2020
153 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk Rugi tahun 2018
PT. Envy Technologies Indonesia
154 ENVY Listing tanggal 08 Juli 2019
Tbk
155 EPMT PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Sampel 41
156 ERAA PT. Erajaya Swasembada Tbk Sampel 42
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
157 ESTA PT. Esta Multi Usaha Tbk
2020
158 EXCL PT XL Axiata Tbk Rugi tahun 2018
159 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk Rugi tahun 2020
160 FILM PT. MD Pictures Tbk Listing tanggal 07 Agustus 2018
161 FIMP PT Fimperkasa Utama Tbk Listing tanggal 09 April 2021
162 FISH PT. FKS Multi Agro Tbk Sampel 43
Tidak menyajikan laporan keuangan per
163 FITT PT. Hotel Fitra International Tbk
31 des 2017-2018
164 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk Rugi tahun 2020
165 FORU PT. Fortuna Indonesia Tbk Rugi tahun 2017-2020
166 FORZ PT Forza Land Indonesia Tbk Listing tanggal 28 April 2017
167 FREEN PT Smartfren Telecom Tbk Rugi tahun 2017-2020
168 FUJI PT. Fuji Finance Indonesia Tbk Listing tanggal 09 Juli 2019
169 GAMA PT Aksara Global Development Tbk Rugi tahun 2020
170 GEMA PT. Gema Grahasarana Tbk Sampel 44
PT Gihon Telekomunikasi Indonesia
171 GHON Listing tanggal 09 April 2018
Tbk
172 GIAA PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Rugi tahun 2017 2019 dan 2020
173 GLOB PT. Globe Kita Terang Tbk Rugi tahun 2017-2020
174 GLVA PT. Limas Indonesia Makmur Tbk Listing tanggal 10 Oktober 2019
PT Gowa Makassar Tourism
175 GMTD Rugi tahun 2019-2020
Development Tbk
PT Visi Telekomunikasi
176 GOLD Rugi tahun 2017-2018
Infrastruktur Tbk
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
177 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk Sampel 45
PT. Equity Development Investment
178 GSMF Sampel 46
Tbk
179 GTSI PT GTS Internasional Tbk Listing tanggal 08 September 2021
180 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk Rugi tahun 2020
PT Hasnur Internasional Shipping
181 HAIS Listing tanggal 01 September 2021
Tbk
182 HDFA PT. Radana Bhaskara Finance Tbk Rugi tahun 2018-2020
183 HDIT PT. Hensel Davest Indonesia Tbk Listing tanggal 12 Juli 2019
184 HEAL PT. Mediakaloka Hermina Tbk Listing tanggal 16 Mei 2018
185 HELI PT Jaya Trishindo Tbk Listing tanggal 27 Maret 2018
186 HERO PT. Hero Supermarket Tbk Rugi tahun 2017-2020
187 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk Sampel 47
PT Humpuss Intermado Transportasi
188 HITS Sampel 48
Tbk
189 HKMU PT. HK Metals Utama Tbk Listing tanggal 09 Oktober 2018
Tidak menyajikan laporan keuangan per
190 HOME PT. Hotel Mandarine Regency Tbk
31 des 2020
191 HOMI PT Grand House Mulia Tbk Listing tanggal 10 September 2020
192 HRME PT. Menteng Heritage Realty Tbk Listing tanggal 12 April 2019
PT Indonesia Transport &
193 IATA Rugi tahun 2017-2020
Infrastructure Tbk
194 IBNF PT. Intan Baruprana Finance Tbk Rugi tahun 2018
195 IBST PT Inti Bangun Sejahtera Tbk Sampel 49
196 ICON PT. Island Concepts Indonesia Tbk Sampel 50
197 IDEA PT. Idea Indonesia Akademi Tbk Listing tanggal 09 September 2021
198 IDPR PT Indonesia Pondasi Raya Tbk Rugi tahun 2017-2020
PT. Intikeramil Alamasri Industri
199 IKAI Rugi tahun 2017
Tbk
200 IMJS PT. Indomobil Multi Jasa Tbk Rugi tahun 2017
201 INDO PT Royalindo Investa Wijaya Tbk Listing tanggal 13 Januari 2020
202 INDX PT. Tanah Laut Tbk Rugi tahun 2017-2020
203 INPC PT. Bank Artha Graha Internasonal Rugi tahun 2020
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
PT. Indonesian Paradise Property
204 INPP Rugi tahun 2019
Tbk
205 INPS PT. Indah Prakasa Sentosa Tbk Listing tanggal 06 April 2018
206 INTA PT. Intraco Penta Tbk Rugi tahun 2017
207 INTD PT. Inter Delta Tbk Rugi tahun 2020
208 IPAC PT Era Graharealty Tbk Listing tanggal 30 Juni 2021
PT Indonesia Kendaraan Terminal
209 IPCC Listing tanggal 09 Juli 2018
Tbk
210 IPCM PT Jasa Armada Indonesia Tbk Sampel 51
211 IPTV PT. MNC Vision Networks Tbk Listing tanggal 08 Juli 2019
212 IRRA PT. Itama Ranoraya Tbk Listing tanggal 15 Oktober 2019
213 ISAT PT Indosat Tbk Rugi tahun 2018
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
214 ITMA PT. Sumber Energi Andalan Tbk
2020
215 JAST PT Jasnita Telekomido Tbk Listing tanggal 16 Mei 2019
216 JAYA PT Armada Berjaya Trans Tbk Listing tanggal 21 Februari 2019
PT. Graha Andrasentra Propertindo
217 JGLE Rugi tahun 2017
Tbk
PT. Jakarta International Hotels
218 JIHD Rugi tahun 2020
development Tbk
PT Jaya Konstruksi Manggala
219 JKON Sampel 52
Pratama Tbk
PT. Asuransi jiwa Syahriah jasa
220 JMAS Listing tanggal 18 Desember 2017
mitra abadi Tbk
221 JRPT PT Jaya Real Property Tbk Sampel 53
222 JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk Rugi tahun 2020
PT. Jakarta Setiabudi Internasional
223 JSPT Rugi tahun 2019-2020
Tbk
224 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk Sampel 54
225 KARW PT ICTSI Jasa Prima Tbk Rugi tahun 20172020
226 KAYU PT. Darmi Bersaudara Tbk Listing tanggal 04 Juli 2019
227 KBAG PT Karya Bersama Anugerah Tbk Listing tanggal 08 April 2020
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
228 KBLV PT. First Media Tbk Rugi tahun 2017-2020
229 KEEN PT Kencana Energi Lestari Tbk Listing tanggal 02 September 2019
230 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Rugi tahun 2019-2020
231 KIOS PT. Kioson Komersial Indonesia Tbk Rugi tahun 2019-2020
232 KJEN PT Krida Jaringan Nusantara Tbk Listing tanggal 01 Juli 2019
233 KMDS PT. Kurniamitra Duta Sentosa Tbk Listing tanggal 07 September 2020
234 KOBX PT. Kobexindo Tractors Tbk Rugi tahun 2019-2020
235 KONI PT. Perdana Bangunan Pusaka Tbk Rugi tahun 2017-2018
236 KOPI PT Mitra Energi Persada Tbk Tidak memiliki beban pajak 2017-2018
237 KOTA PT DMS Propertindo Tbk Listing tanggal 09 Juli 2019
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
238 KPIG PT. MNC Land Tbk
2020
239 KREN PT. Kresna Graha Investama Tbk Rugi tahun 2017-2020
240 LAND PT Trimitra Propertindo TBK Listing tanggal 23 Agustus 2018
241 LAPD PT Leyand Internasional Tbk Rugi tahun 2017-2018
242 LCGP PT Eureka Prima Jakarta Tbk Rugi tahun 2017-2018
243 LCKM PT LCK Global Kedaton Tbk Listing tanggal 16 Januari 2018
244 LEAD PT Logindo Samudramakmur Tbk Rugi tahun 2017-2019
PT. Bank Asuransi Jiwa Sinarmas
245 LIFE Listing tanggal 09 Juli 2019
Tbk
246 LINK PT. Link Net Tbk Sampel 55
247 LMAS PT. Limas Makmur Indonesia Tbk Rugi tahun 2017-2020
248 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk Rugi tahun 2017-2020
249 LPGI PT. Lippo General Insurance Tbk Sampel 56
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
250 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk
2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
251 LPLI PT. Star Pacific Tbk
2020
252 LPPF PT. Matahari Department Store Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2020
253 LPPS PT. Lenox Pasifik Investama Tbk Rugi tahun 2017-2018
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
254 LRNA PT Eka Sari Lorena Transport Tbk
2020
255 LTLS PT. Lautan Luas Tbk Sampel 57
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
256 LUCK PT. Sentral Mitra Information Tbk Listing tanggal 05 Mei 2018
257 MABA PT Marga Abhinaya Abadi Tbk Listing tanggal 22 Juni 2017
258 MAMI PT. Mas Murni Indonesia Tbk Tidak memiliki laporan keuangan 2020
259 MAPA PT. MAP Aktif Adiperkasa Tbk Listing tanggal 05 Juli 2018
260 MAPB PT. MAP Boga Adiperkasa Tbk Listing tanggal 21 Juni 2017
261 MAPI PT. Mitra Adiperkasa Tbk Rugi tahun 2019-2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
262 MARI PT. Mahaka Radio Integra Tbk
2020
263 MASB PT. Bank Multiarta Sentosa Tbk Listing tanggal 30 Juni 2021
PT. Bank Mayapada Internasional
264 MAYA Sampel 58
Tbk
265 MBSS PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk Rugi tahun 2017-2018
266 MCAS PT. M Cash Integrasi Tbk Listing tanggal 01 November 2017
PT. Bank China Construction Bank
267 MCOR Rugi tahun 2017-2020
Indonesia Tbk
268 MDIA PT. Intermedia Capital Tbk Rugi 2020
269 MDLN PT Modernland Realty Tbk Tidak Memiliki beban pajak tahun 2020
Tidak menyajikan laporan keuangan tahun
270 MDRN PT. Modern International Tbk
2020
271 MEGA PT. Bank Mega Tbk Sampel 69
272 META PT Nusantara Infrastuctrure Tbk Sampel 60
273 MFIN PT. Mandala Multifinance Tbk Sampel 61
274 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia Tbk Rugi tahun 2018-2019
275 MICE PT. Multi Indocitra Tbk Rugi tahun 2019-2020
276 MIDI PT. Midi Utama Indonesia Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2018
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
277 MIKA PT. Mitra Keluarga karya sehat Tbk
2019
278 MINA PT. Sanurhasta Mitra Tbk Listing tanggal 28 April 2017
PT Mitra Internasional Resources
279 MIRA Rugi tahun 2017-2020
Tbk
PT. Mitra Komunikasi Nusantara
280 MKNT Rugi tahun 2017-2018
Tbk
281 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk Rugi tahun 2017-2020
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
282 MLPL PT. Multipolar Tbk Rugi tahun 2017
Tidak menyajikan laporan keuangan per
283 MLPT PT. Multipolar Technology Tbk
31 des 2020
284 MMLP PT Mega Manunggal Property Tbk Rugi tahun 2018-2020
285 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk Sampel 62
286 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2020
287 MPOW PT Megapower Makmur Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2017
288 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk Rugi tahun 2017-2020
289 MPRO PT Maha Properti Indonesia Tbk Listing tanggal 09 Oktober 2018
PT. Maskapai Reasuransi Indonesia
290 MREI Sampel 63
Tbk
291 MSIN PT. MNC Studios International Tbk Listing tanggal 08 Mei 2018
292 MSKY PT. MNC Sky Vision Tbk Rugi tahun 2019-2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
293 MTDL PT. Metrodata Electronics Tbk
2020
294 MTLA PT Mertopolitan Land Tbk Rugi tahun 2017-2020
295 MTPS PT Meta Epsi Tbk Listing tanggal 10 April 2019
Tidak memiliki laporan keuangan tahun
296 MTRA PT Mitra Pemuda Tnk
2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
297 MTSM PT Metro Realty Tbk
2020
PT. Malacca Trust Wuwungan
298 MTWI Listing tanggal 12 Oktober 2017
Insurance Tbk
Tidak memiliki laporan keuangan tahun
299 MYRX PT Hanson Internasional Tbk
2020
300 NATO PT. Surya Permata Andalan Tbk Listing tanggal 18 Januari 2019
301 NELY PT Pelayaran Nelly Dwi Putra Tbk Sampel 64
302 NFCX PT. NFC Indonesia Tbk Listing tanggal 12 Juli 2018
303 NICK PT. Charnic Capital Tbk Listing tanggal 02 Mei 2018
304 NIRO PT City Retail Developments Tbk Rugi Tahun 2017-2018
305 NISP PT. Bank OCBC NISP Tbk Rugi tahun 2017-2020
306 NOBU PT. Bank Nationalnobu Tbk Rugi tahun 2017-2020
307 NRCA PT Nusa Raya Cipta Tbk Listing tanggal 12 Juli 2018
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
308 NUSA PT. Sinergi Megah Internusa Tbk Listing tanggal 25 September 2019
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
309 NZIA PT Nusantara Almazia Tbk
2020
310 OASA PT Protech Mitra Pekasa Tbk Rugi Tahun 2017-2018
311 OCAP PT. Onix Capital Tbk Rugi Tahun 2017
PT. Ancora Indonesia Resources Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
312 OKAS
Tbk 2020
313 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk Rugi Tahun 2017-2018
PT. Optimal Prima Merah Sinergi
314 OPMS Listing tanggal 23 September 2019
Tbk
PT. Minna Padi Investama sekuritas
315 PADI Rugi Tahun 2017-2018
Tbk
316 PAMG PT Bima Sakti Pertiwi Tbk Listing tanggal 05 Juli 2019
Tidak memiliki laporan keuangan tahun
317 PANR PT. Panorama Sentrawisata Tbk
2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
318 PANS PT. Panin Sekuritas Tbk
2020
319 PBSA PT Paramita Bangun Sarana Tbk Sampel 65
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
320 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara Tbk
2020
321 PEGE PT. Panca Global Kapital Tbk Sampel 66
PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
322 PGAS Rugi Tahun 2020
Tbk
323 PGJO PT. Tourindo Guide Indonesia Tbk Listing tanggal 08 Januari 2020
PT. Pembangunan Graha Lestari Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
324 PGLI
Indah Tbk 2020
325 PJAA PT. Pembangunan Jaya ancol Tbk Rugi Tahun 2019-2020
326 PLAN PT. Planet Properindo Jaya Tbk Listing tanggal 15 September 2020
327 PLAS PT. Polaris Investama Tbk Tidak Memiliki Lap Keuangan Thn 2020
328 PLIN PT Plaza Indonesia Realty Tbk Rugi Tahun 2018
329 PMJS PT. Putra Mndiri Jembar Tbk Listing tanggal 18 Desember 2019
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
330 PNBN PT. Bank Pan Indonesia Tbk
2018
331 PNBS PT. Bank Panin Dubai Syahriah Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2017 2
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
332 PNIN PT. Paninvest Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2017
333 PNLF PT. Panin Financial Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2017
334 PNSE PT. Pudijadi & Sons Tbk Rugi tahun 2019-2020
335 POLA PT. Pool Advista Finance Tbk Listing tanggal 16 November 2018
336 POLI PT Pollux Hotels Group Tbk Listing tanggal 10 Januari 2019
337 POLL PT Pollux Properties Indonesia Tbk Tidak Memiliki Lap Keuangan Thn 2017
338 POOL PT. Pool Advista Indonesia Tbk Rugi Tahun 2018
PT Nusantara Pelabuhan Handal
339 PORT Listing tanggal 16 Maret 2017
Tbk
340 POSA PT Bliss Properti Indonesia Tbk Listing tanggal 10 Mei 2019
341 POWR PT Cikarang Listrindo Tbk Sampel 67
342 PPGL PT Prima Globalindo Logistik Tbk Listing tanggal 20 Juli 2020
343 PPRE PT PP Presisi Tbk Listing tanggal 24 November 2017
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
344 PPRO PT PP Properti Tbk
2020
345 PRDA PT. Prodia Widyahusada Tbk Sampel 68
346 PRIM PT. Royal Prima Tbk Listing tanggal 15 Mei 2018
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
347 PSKT PT. Red Planet Indonesia Tbk
2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2019-
348 PSSI PT Pelita Samudera Shipping Tbk
2020
349 PTDU PT Djasa Ubersakti Tbk Listing tanggal 08 Desember 2020
Tidak menyajikan laporan keuangan tahun
350 PTIS PT Indo Straits Tbk
2017-2019
PT Pembagunan Perumahan
351 PTPP Sampel 69
(Persero) Tbk
352 PTPW PT Pratama Widya Tbk Listing tanggal 07 September 2020
PT. Pioneerindo Gourmet
353 PTSP Rugi Tahun 2019-2020
International Tbk
Tidak memiliki beban pajak tahun 2019-
354 PUDP PT. Pudjiladi Prestige Tbk
2020
355 PURA PT Putra Rajawali Kencana Tbk Listing tanggal 22 Januari 2020
356 PURI PT Puri Global Sukses Tbk Listing tanggal 08 September 2020
357 PWON PT Pakuwon Jati Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2017
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
358 PZZA PT. Sarimelati Kencana Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2017
359 RAJA PT Rukun Raharja Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2017
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
360 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk
2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
361 RANC PT. Supra Boga Lestari Tbk
2020
362 RBMS PT Ristia Bintang Mahkota Tbk Rugi 2019-2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
363 RDTX PT Roda Vivatex Tbk
2020
364 REAL PT Repower Asia Indonesia Tbk Listing tanggal 06 Desember 2019
PT.Reliance Sekuritas Indonesia
365 RELI Tidak memiliki beban pajak tahun 2019
Tbk
Tidak memiliki beban pajak tahun 2019-
366 RIGS PT Batavia Prosperindo Trans Tbk
2020
Tidak menyajikan lap keuangan per 31 des
367 RIMO PT Rimo International Lestari Tbk
2020
PT Jaya Sukses Makmur Sentosa
368 RISE Listing tanggal 09 Juli 2018
Tbk
369 ROCK PT Rockfields Properti Inodesia Tbk Listing tanggal 10 September 2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
370 RODA PT Pikko Land Development Tbk
2020
371 RONY PT. Aesler Grup Internasional Tbk Listing tanggal 09 April 2020
372 RSGK PT. Kedoya Adyaraya Tbk Listing tanggal 08 September 2021
373 RUNS PT. Global Sukses Solusi Tbk Listing tanggal 08 September 2021
374 SAFE PT Steady Safe Tbk Rugi tahun 2017 2018 2020
PT. Sarana Mediatama Metropolitan Tidak menyajikan laporan keuangan per
375 SAME
Tbk 31 des 2017
376 SAPX PT Satria Antaran Prima Tbk Listing tanggal 03 Oktober 2018
377 SATU PT Kota Satu Properti Tbk Listing tanggal 05 November 2018
378 SCMA PT. Surya Citra Media Tbk Sampel 70
379 SDMU PT Sidomulyo Selaras Tbk Rugi tahun 2017-2020
PT. Milennium Pharmacom
380 SDPC Sampel 71
International Tbk
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
PT. Bank Woori Saudara Indonesia
381 SDRA Sampel 72
Tbk
382 SFAN PT. Surya Fajar Capital Tbk Listing tanggal 19 Juni 2019
383 SGER PT. Sumber Global Energy Tbk Listing tanggal 10 Agustus 2020
PT. Hotel Sahid Jaya International
384 SHID Rugi tahun 2019-2020
Tbk
385 SHIP PT Sillo Maritime Perdana Tbk Rugi tahun 2017-2020
PT. Siloam International Hospital
386 SILO Rugi tahun 2019
Tbk
387 SIMA PT. Siwani Makmur Tbk Rugi tahun 2017-2020
388 SKRN PT Superkrane Mitra Utama Tbk Listing tanggal 11 Oktober 2018
PT. Nortcliff Citranusa Indonesia Tidak menyajikan laporan keuangan per
389 SKYB
Tbk 31 des 2019
390 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk Rugi tahun 2020
391 SMDR PT Samudera Indonesia Tbk Rugi tahun 2019 2020
392 SMMA PT. Sinar Mas Multiartha Tbk Sampel 73
393 SMRA PT Summarecon Agung Tbk Sampel 74
394 SNLK PT. Sunter Lakeside Hotel Tbk Listing tanggal 29 Maret 2021
395 SOCI PT Soechi Lines Tbk Sampel 75
PT. Sona Topas Tourism Industry
396 SONA Rugi tahun 2017-2020
Tbk
397 SOSS PT. Shieils On Service Tbk Listing tanggal 06 November 2018
398 SOTS PT. Satria Mega Kencana Tbk Listing tanggal 10 Desember 2018
399 SPTO PT. Surya Pertiwi Tbk Listing tanggal 14 Mei 2018
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
400 SQMI PT. Wiltom Makmur Indonesia Tbk
2020
401 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk Tidak memilki beban pajak 2017-2020
402 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya Tbk Tidak memiliki beban pajak 2017-2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
403 SSIA PT. Surya Semesta Internusa
2020
404 SUPR PT. Solusi Tunas Pratama Tbk Rugi tahun 2017-2020
405 TAMA PT. Lancartama Sejati Tbk Listing tanggal 10 Februari 2020
PT. Pelayaran Tamarin Samudra
406 TAMU Listing tanggal 10 Mei 2017
Tbk
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
407 TARA PT. Agung Semesta Sejahtera Tbk
2020
Tidak menyajikan laporan keuangan per
408 TAXI PT. Express Transindo Utama Tbk
31 des 2020
PT.Tower Bersama Infrastructure
409 TBIG Sampel 76
Tbk
410 TCPI PT.Transcoal Pasific Tbk Listing tanggal 06 Juli 2018
411 TEBE PT. Dana Brata Luhur Tbk Listing tanggal 18 November 2019
412 TECH PT. Indosterling Technomedia Tbk Listing tanggal 04 Juni 2020
Tidak menyajikan laporan keuangan per
413 TELE PT. Tiphone Indonesia Tbk
31 des 2017
414 TFAS PT. Telefast Indonesia Tbk Listing tanggal 17 September 2019
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
415 TGKA PT. Tigaraksa Satria Tbk
2020
416 TGRA PT Terregra Asia Energy Tbk Listing tanggal 16 Mei 2017
Tidak menyajikan laporan keuangan per
417 TIFA PT. KBD Tifa Finance Tbk
31 des 2020
418 TIRA PT. Tira Austenite Tbk Rugi tahun 2017
419 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Sampel 77
420 TMAS PT Temas Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2017
Tidak menyajikan lap keuangan per 31 des
421 TMPO PT. Tempo Inti Media Tbk
2017
422 TNCA PT Trimuda Nuansa Citra Tbk Listing tanggal 28 Juni 2018
423 TOPS PT Totalindo Eka Persa Tbk Listing tanggal 16 Juni 2017
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
424 TOTL PT Total Bangun Persada Tbk
2020
425 TOWR PT Sarana Menara Nusantara Tbk Tidak memiliki beban pajak tahun 2017
Tidak menyajikan laporan keuangan per
426 TPMA PT Trans Power Marine Tbk
31 des 2019
427 TRAM PT Trade Alam Minera Tbk Rugi tahun 2017-2020
428 TRIL PT. Triwira Insanlestari Tbk Rugi tahun 2017-2020
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
PT. Trimegah Sekuritas Indonesia Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
429 TRIM
Tbk 2020
430 TRIN PT Perintis Triniti Properti Tbk Listing tanggal 15 Januari 2020
Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
431 TRIO PT. Trikomsel Tbk
2020
432 TRJA PT Transkon Jaya Tbk Listing tanggal 27 Agustus 2020
Tidak menyajikan laporan keuangan per
433 TRUE PT Triniti Dinamik Tbk
31 des 2017-2020
434 TRUK PT Guna Timur Raya Tbk Listing tanggal 23 Mei 2018
435 TRUS PT. Trust Finance Indonesia Tbk Sampel 78
PT. Asuransi Tugu Pratama
436 TUGU Listing tanggal 28 Mei 2018
indonesia Tbk
437 TURI PT. Tunas Ridean Tbk Sampel 79
438 UANG PT. Bukit Uluwatu Villa Tbk Listing tanggal 06 Juli 2020
439 UFOE PT. Damai Sejahtera Abadi Tbk Listing tanggal 01 Februari 2021
440 UNIQ PT Ulima Nitra Tbk Listing tanggal 08 Maret 2021
441 UNTR PT. United Tractors Tbk Sampel 80
442 URBN PT Urban Jakarta Propertindo Tbk Listing tanggal 10 Desember 2018
443 UVCR PT. Trimegah Karya Pratama Tbk Listing tanggal 27 Juli 2021
444 VICO PT. Victoria Investama Tbk Rugi tahun 2020
445 VINS PT. Victoria Insurance Tbk Sampel 81
446 VIVA PT. Visi Media Asia TBK Rugi tahun 2018-2020
447 VRNA PT. Verena Multi Finance Tbk Rugi tahun 2019
448 WAPO PT. Wahana Pronatural Tbk Rugi tahun 2019 2020
PT Wijaya Karya Bagunan Gedung
449 WEGE Listing tanggal 30 November 2017
Tbk
PT Weha Transportasi Indonesia
450 WEHA Rugi tahun 2020
Tbk
PT. Wicaksana Overseas
451 WICO Rugi tahun 2017-2020
international Tbk
452 WIFI PT. Solusi Sinergi Digital Tbk Listing tanggal 30 Desember 2020
453 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Sampel 82
454 WINS PT Wintermar Offshore Marine Tbk Rugi tahun 2017-2020
Lanjutan Lampiran 1
Kode
No Nama Emiten Keterangan
Emiten
PT. Wahana Ottomitra Multiartha Tidak memiliki beban pajak tahun 2017-
455 WOMF
Tbk 2020
456 WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk Rugi tahun 2017-2020
457 YELO PT. Yeloo Integra Datanet Tbk Listing tanggal 29 Oktober 2018
458 YULE PT.Yulie Sekuritas Indonesia Tbk Tidak memiliki beban pajak 2017-2020
459 ZBRA PT. Zebra Nusantara Tbk Rugi tahun 2017-2020
460 ZYRX PT. Zyrexindo Mandiri Buana Tbk Listing tanggal 30 Maret 2021
Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitian
Kode
No Nama Emiten
Emiten
1 ABDA PT. Asuransi bina Dana Arta Tbk
2 ADMF PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
3 AGRO PT. Bank Raya Indonesia Tbk
4 AMAG PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk
5 AMRT PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
6 APIC PT. Pacific Strategi Financial Tbk
7 ASGR PT. Astra Graphia Tbk
8 ASSA PT Adi Sarana Armada Tbk
9 BACA PT. Bank Capital Indonesia Tbk
10 BALI PT Bali Towerindo Sentra Tbk
11 BBCA PT.Bank Central Asia Tbk
12 BBLD PT. Buana Finance Tbk
13 BBMD PT. Bank Mestika Dharma Tbk
14 BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk
15 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
16 BHIT PT. MNC Investama Tbk
17 BINA PT. Bank Ina Perdana Tbk
18 BJBR PT.Bank Pembangunan daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
19 BJTM PT. Bank Pembangunan daerah Jawa Timur Tbk
20 BMAS PT. Bank Maspion Indonesia Tbk
21 BMRI PT. Bank Mandiri Tbk
22 BMTR PT. Global Mediacom Tbk
23 BNGA PT. Bank CIMB Niaga Tbk
24 BNLI PT. Bank Permata Tbk
25 BPFI PT. Batavia Prosperindo Finance Tbk
26 BPII PT.Batavia Prosperindo Indonesia Tbk
27 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk
28 BSIM PT. Bank Sinarmas Tbk
29 BTPN PT. Bank BTPN Tbk
30 BUKK PT Bukaka Teknik Utama Tbk
31 BULL PT Buana Lintas Lautan Tbk
32 BUVA PT. Bayu Buana Tbk
33 CFIN PT. Clipan Finance Indonesia Tbk
Lanjutan Lampiran 2
Kode
No Nama Emiten
Emiten
34 CLPI PT. Colopark Indonesia Tbk
35 CMNP PT Citra Marga Nusaphala Pesada Tbk
36 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk
37 CTRA PT Ciputra Development Tbk
38 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk
39 DNET PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk
40 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk
41 EPMT PT. Enseval Putera Megatrading Tbk
42 ERAA PT. Erajaya Swasembada Tbk
43 FISH PT. FKS Multi Agro Tbk
44 GEMA PT. Gema Grahasarana Tbk
45 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk
46 GSMA PT. Equity Development Investment Tbk
47 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk
48 HITS PT Humpuss Intermado Transportasi Tbk
49 IBST PT Inti Bangun Sejahtera Tbk
50 ICON PT. Island Concepts Indonesia Tbk
51 IPCM PT Jasa Armada Indonesia Tbk
52 JKON PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
53 JRPT PT Jaya Real Property Tbk
54 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
55 LINK PT. Link Net Tbk
56 LPGI PT. Lippo General Insurance Tbk
57 LTLS PT. Lautan Luas Tbk
58 MAYA PT. Bank Mayapada Internasional Tbk
59 MEGA PT. Bank Mega Tbk
60 META PT Nusantara Infrastuctrure Tbk
61 MFIN PT. Mandala Multifinance Tbk
62 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk
63 MREI PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
64 NELY PT Pelayaran Nelly Dwi Putra Tbk
65 PBSA PT Pamarita Bangun Sarana Tbk
Lanjutan Lampiran 2
Kode
No Nama Emiten
Emiten
66 PEGE PT. Panca Global Kapital Tbk
67 POWR PT Cikarang Listrindo Tbk
68 PRDA PT. Prodia Widyahusada Tbk
69 PTPP PT Pembagunan Perumahan (Persero) Tbk
70 SCMA PT. Surya Citra Media Tbk
71 SDPC PT. Milennium Pharmacom International Tbk
72 SDRA PT. Bank Woori Saudara Indonesia Tbk
73 SMMA PT. Sinar Mas Multiartha Tbk
74 SMRA PT Summarecon Agung Tbk
75 SOCI PT Soechi Lines Tbk
76 TBIG PT.Tower Bersama Infrastructure Tbk
77 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
78 TRUS PT. Trust Finance Indonesia Tbk
79 TURI PT. Tunas Ridean Tbk
80 UNTR PT. United Tractors Tbk
81 VINS PT. Victoria Insurance Tbk
82 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

Anda mungkin juga menyukai