Anda di halaman 1dari 22

Kerangka Teoritis dan

Penyusunan Hipotesis

Metode Riset Akuntansi


Perlunya Kerangka Teoritis
• Kerangka teoritis melibatkan identifikasi jaringan hubungan antar
variabel yang dianggap penting terhadap masalah.
• Kerangka teoritis mewakili keyakinan peneliti tentang bagaimana
fenomena (atau variabel atau konsep) tertentu saling terkait satu
sama lain (model) dan penjelasan mengapa peneliti yakin bahwa
variabel-variabel ini terkait satu sama lain (teori).
• Mengintegrasikan keyakinan logis peneliti dengan penelitian yang
dipublikasikan sangat penting dalam mengembangkan dasar ilmiah
untuk menyelidiki masalah penelitian.
Lanjutan…
Proses membangun kerangka
teori Hipotesis
• Memperkenalkan definisi konsep
• Hipotesis yang dapat diuji dapat
atau variabel dalam model penelitian.
dikembangkan untuk menguji apakah
• Mengembangkan model konseptual teori valid atau tidak.
yang memberikan gambaran • Hubungan yang dihipotesiskan diuji
deskriptif teori. melalui analisis statistik yang sesuai.
• Munculkan teori yang menjelaskan • Meski hipotesis yang dapat diuji
tentang hubungan antar variabel belum tentu dihasilkan,
dalam model penelitian. mengembangkan kerangka teori
sangat penting untuk mengkaji
masalah yang sedang diselidiki.
Variabel

• Variabel → segala sesuatu yang JENIS VARIABEL


mempunyai nilai berbeda atau
bervariasi. 1. Variabel dependen (variabel
terikat/kriteria)
• Nilai-nilai tersebut dapat berbeda
pada waktu yang berbeda-beda 2. Variabel independen (variabel
untuk objek atau orang yang sama, bebas/prediktor)
atau pada waktu yang sama untuk 3. Variabel moderasi
objek atau orang yang berbeda. 4. Variabel mediasi
1. Variabel Dependen
• Variabel dependen → variabel utama yang dapat diselidiki sebagai
faktor yang layak.
• Tujuan peneliti → untuk memahami dan menggambarkan variabel
dependen/terikat, atau menjelaskan variabilitasnya, atau
memprediksi variabel dependen.
• Melalui analisis variabel dependen (mencari variabel apa saja yang
memengaruhinya), jawaban atau solusi permasalahan dapat
ditemukan.
2. Variabel Independen
• Variabel independen → variabel yang memengaruhi variabel
dependen baik secara positif maupun negatif.
• Artinya: jika variabel independen ada, maka variabel dependen juga
ada, dan setiap kenaikan satu satuan variabel independen, maka
terjadi kenaikan atau penurunan variabel dependen.
• Dengan kata lain, varians (besaran yang menunjukkan besarnya
penyebaran data pada suatu kelompok data) variabel dependen
diperhitungkan oleh variabel independen.
Perubahan variabel independen menyebabkan perubahan pada variabel
dependen, keempat kondisi berikut harus dipenuhi:

1. Variabel independen dan variabel dependen harus bersifat kovarian


→ perubahan variabel dependen harus dikaitkan dengan perubahan
variabel independen.
2. Variabel independen (faktor penyebab yang diduga) harus
mendahului variabel dependen. Dengan kata lain, harus ada urutan
waktu di mana keduanya terjadi: sebab harus terjadi sebelum akibat.
3. Tidak ada faktor lain yang mungkin menjadi penyebab perubahan
variabel dependen → peneliti harus mengendalikan pengaruh variabel
lain.
4. Diperlukan penjelasan yang logis (teori) dan harus menjelaskan
mengapa variabel independen memengaruhi variabel dependen.
Contoh

Studi penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pengembangan produk baru


mempunyai pengaruh terhadap harga pasar saham perusahaan.
Artinya, semakin sukses produk baru tersebut, semakin tinggi pula harga pasar
saham perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, “keberhasilan produk baru” adalah variabel independen, dan
“harga pasar saham” sebagai variabel dependen.
Tingkat keberhasilan yang dirasakan dari produk baru yang dikembangkan akan
menjelaskan varians harga pasar saham perusahaan.
3. Variabel Moderasi
• Variabel moderasi → variabel
yang mempunyai pengaruh
kontingen yang kuat terhadap
hubungan variabel independen –
variabel dependen.
• Artinya, kehadiran variabel ketiga
(variabel moderasi) mengubah
hubungan asli antara variabel
independen dan variabel
dependen.
4. Variabel Mediasi
• Variabel mediasi (atau intervening) → variabel yang muncul antara
saat variabel independen mulai memengaruhi variabel dependen
dan saat pengaruhnya dirasakan terhadap variabel tersebut.
• Terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel mediasi.
• Variabel mediasi muncul sebagai fungsi dari variabel independen
yang beroperasi dalam situasi apa pun, dan membantu
mengkonseptualisasikan dan menjelaskan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Contoh

Ketika variabel independen (keberagaman tenaga kerja) memengaruhi variabel dependen


(efektivitas organisasi), variabel mediasi yang muncul sebagai fungsi keberagaman dalam
angkatan kerja adalah “sinergi kreatif.”
Sinergi kreatif ini dihasilkan dari interaksi tenaga kerja multietnis, multiras, dan multinasional
(yaitu beragam) dan menyatukan keahlian mereka yang beragam dalam pemecahan masalah.
Dengan demikian, bagaimana efektivitas organisasi dapat dihasilkan dari adanya keberagaman
dalam angkatan kerja.
Perhatikan bahwa sinergi kreatif (variabel mediasi), muncul pada waktu t2, sebagai fungsi dari
keragaman tenaga kerja, yang terjadi pada waktu t1, untuk menghasilkan efektivitas organisasi
pada waktu t3. Variabel mediasi sinergi kreatif membantu kita mengonsep dan memahami
bagaimana keragaman tenaga kerja menghasilkan efektivitas organisasi.
Bagaimana teori dihasilkan
• Kerangka teori → jaringan asosiasi yang dikembangkan, dijelaskan,
dan dielaborasi secara logis di antara variabel-variabel yang
dianggap relevan dengan situasi masalah dan diidentifikasi melalui
proses seperti wawancara, observasi, dan tinjauan literatur.
• Hubungan antara tinjauan literatur dan kerangka teoritis → tinjauan
pustaka memberikan landasan yang kuat untuk mengembangkan
kerangka teoritis.
• Artinya, tinjauan literatur mengidentifikasi variabel-variabel yang
mungkin penting, sebagaimana ditentukan oleh temuan penelitian
sebelumnya.
Komponen Kerangka Teori
1. Variabel-variabel yang dianggap
Kerangka teori yang baik
relevan dengan penelitian harus
didefinisikan dengan jelas. mengidentifikasi dan
mendefinisikan variabel-variabel
2. Model konseptual yang
penting dalam situasi yang relevan
menggambarkan hubungan antar
variabel dalam model harus dengan masalah dan selanjutnya
diberikan. menggambarkan dan menjelaskan
keterkaitan antar variabel-variabel
3. Harus ada penjelasan yang jelas
mengapa peneliti mengharapkan tersebut.
hubungan itu ada.
Pengembangan Hipotesis
• Setelah mengidentifikasi variabel-variabel penting dalam suatu situasi dan
menetapkan hubungan di antara variable melalui penalaran logis dalam
kerangka teoritis, peneliti menguji apakah hubungan yang telah diteorikan
memang benar adanya.
• Dengan menguji hubungan-hubungan ini secara ilmiah melalui analisis
statistik yang sesuai, peneliti memperoleh informasi yang dapat diandalkan
mengenai jenis hubungan apa yang ada di antara variabel-variabel yang
beroperasi dalam situasi masalah.
• Hasil pengujian ini memberi peneliti beberapa petunjuk tentang apa yang
dapat diubah dalam situasi tersebut untuk memecahkan masalah.
Merumuskan pernyataan yang dapat diuji → pengembangan hipotesis
Hipotesis
• Hipotesis → pernyataan sementara, namun dapat diuji, yang
memprediksi apa yang peneliti harapkan akan ditemukan dalam data
empiris tersebut.
• Hipotesis diturunkan dari teori yang menjadi dasar model konseptual
dan seringkali bersifat relasional.
• Hipotesis → hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel
atau lebih yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat
diuji.
• Dengan menguji hipotesis dan mengonfirmasi hubungan dugaan,
diharapkan dapat ditemukan solusi untuk memperbaiki masalah
yang dihadapi.
Contoh
“Keberagaman tenaga kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas organisasi.”

Pernyataan di atas adalah pernyataan yang dapat diuji. Dengan mengukur tingkat
keberagaman tenaga kerja dan efektivitas organisasi, peneliti dapat menguji
hubungan antara kedua variabel ini secara statistik untuk melihat apakah terdapat
korelasi yang signifikan (positif) di antara keduanya.
Jika peneliti menemukan hal tersebut, maka hipotesis tersebut terbukti.
Jika tidak ditemukan korelasi yang signifikan, maka hipotesis tersebut belum
terbukti.
Berdasarkan konvensi dalam ilmu sosial, suatu hubungan “signifikan secara statistik”,
peneliti harus yakin bahwa 95 kali dari 100 hubungan yang diamati akan benar.
Hanya ada 5% kemungkinan bahwa hubungan tersebut tidak akan terdeteksi.
Penyusunan Kalimat Hipotesis
• Penyusunan kalimat (wording) hipotesis perlu dilakukan dengan saksama agar hipotesis
benar-benar merefleksi dengan jelas teori yang akan diuji.
• Cara penyusunan kalimat hipotesis adalah sebagai berikut (Suwardjono:2014):
1. Hipotesis menyatakan bahwa hubungan antar variabel “mempunyai dampak
(berpengaruh) positif” dan tidak sekadar berasosiasi.
2. Kalau hipotesis sudah menyatakan dampak atau pengaruh, hipotesis statistis tidak perlu
menunjukkan arah tetapi cukup menggunakan ungkapan “berhubungan (berasosiasi)
positif ”.
3. Pada umumnya dianggap bahwa hubungan antar variabel adalah linear.
4. Tidak memuat ungkapan adanya signifikansi statistis (statistical significance).
5. Signifikansi statistis tidak menjadi bagian dari hipotesis penelitian maupun hipotesis
statistis → kata signifikan hanya digunakan dalam interpretasi hasil pengujian secara
statistik.
Lanjutan…

• Tidak selayaknyalah hipotesis dinyatakan sebagai berikut:


“Penguasaan bahasa Indonesia mempunyai dampak
(berpengaruh) positif dan signifikan pada penguasaan
bahasa Inggris.”
• Seharusnya:
“Penguasaan bahasa Indonesia mempunyai dampak
(berpengaruh) positif pada penguasaan bahasa Inggris.”
Lanjutan…
• Tidak perlu menuliskan hipotesis alternative dan hipotesis nol
secara bersamaan di dalam penelitian. Misal:
H1= “Terdapat pengaruh pengungkapan CSR perusahaan terhadap
kinerja perusahaan.”
H0 = “Tidak terdapat pengaruh pengungkapan CSR perusahaan
terhadap kinerja perusahaan.”
• Seharusnya:
“Terdapat pengaruh pengungkapan CSR perusahaan terhadap kinerja
perusahaan.”
TUGAS MAHASISWA
• Mahasiwa membuat tinjauan pustaka sesuai yang dirancang didalam
kerangka pemikiran.
• Mahasiswa membuat generalisasi penelitian terdahulu yang
dijadikan rujukan penelitian.
• Generalisasi tersebut terdiri dari nama peneliti, tahun penelitian,
judul penelitian, variabel dan metode yang digunakan, kesimpulan
hasil penelitian terdahulu, dan novelty→ keseluruhan disajikan
dalam bentuk format kolom.
• Mahasiswa membuat model penelitian dan pengajuan hipotesis.
Tabel Penelitian Terdahulu

Judul, Pengarang
Variabel Metode Hasil Penelitian Novelty
dan tahun

(1) Financial distress memiliki pengaruh negatif terhadap


integritas laporan keuangan. Hal ini berarti jika tingkat Penelitian Halim
Pengaruh Financial Financial financial distress semakin tinggi, manajemen (2021) menggunakan
Distress, Komite Distress, Komite cenderung melakukan manipulasi data keuangan variabel komite audit
Kuantitatif,
Audit, dan Ukuran Audit, Ukuran untuk memperlihatkan kinerja yang lebih baik, dan ukuran
Regresi
Perusahaan Perusahaan, sehingga mengurangi integritas laporan keuangan. perusahaan,
Linear
terhadap Integritas Integritas (2) Komite audit dan ukuran perusahaan memiliki sedangkan penulis
Berganda
Laporan Keuangan Laporan pengaruh positif terhadap integritas laporan menggunakan audit
(Halim, 2021) Keuangan keuangan. Semakin banyak anggota komite audit dan tenure dan corporate
semakin besar ukuran perusahaan, maka integritas governance.
laporan keuangan akan meningkat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai